Perkuat Ekosistem, Yummy Corp Akuisisi MyBrand

Setelah mengantongi pendanaan lanjutan seri B dari Sembrani Nusantara milik BRI Ventures bulan Agustus 2021, Yummy Corp melancarkan aksi strategis dengan mengakuisisi MyBrand. Yakni sebuah aplikasi social marketplace kuliner yang mendukung UMKM rumahan dengan penjualan dan sistem reseller. Sebelumnya MyBrand adalah delapan startup yang masuk ke dalam batch ketiga program akselerator Accelerating Asia.

MyBrand dikenal sebagai aplikasi yang menjadi wadah pendukung usaha berbasis media sosial agar dapat dijangkau oleh khalayak ramai melalui aplikasi marketplace khusus. Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat memilih restoran dari beragam partner usaha kuliner berbasis online yang ada di sekitar lokasi terdekat.

“Kami memiliki kesamaan visi dan misi dengan MyBrand untuk membantu pelaku usaha kuliner terutama UMKM agar lebih mudah menjangkau dan melayani konsumen mereka dengan teknologi yang kami miliki. Akuisisi ini kami yakini akan memperluas jangkauan kami terhadap UMKM di Indonesia untuk memiliki akses akan sebuah platform yang mendukung pertumbuhan usaha mereka,” kata Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Akuisisi ini juga diikuti dengan bergabungnya seluruh tim MyBrand, termasuk Louise Lautan selaku founder yang kini menempati posisi strategis sebagai Managing Director di Yummy Corp.

Hingga saat ini merchant yang tergabung dengan Yummyshop dan MyBrand telah mencapai 15.000 unit di seluruh Indonesia. Dengan adanya akuisi ini, diharapkan menjadi awal terciptanya berbagai teknologi yang lebih inovatif untuk industri kuliner di tahun depan yang tentunya mampu memberikan fitur yang menjawab kebutuhan para pelaku bisnis kuliner di Indonesia.

Perkuat ekosistem

Sebagai perusahaan teknologi makanan yang bergerak dalam bidang penyedia fasilitas makanan, cloud kitchen, dan aplikasi pendukung pelaku UMKM berjualan kuliner secara online, selama ini Yummy Corp memang memiliki rencana untuk memperkuat ekosistem.

Sejauh ini Yummy Corp telah mengoperasikan lebih dari 70 dapur bersama yang tersebar di Jadetabek, Medan, dan Bandung; bekerja sama dengan lebih dari 50 brand makanan dan minuman seperti Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, dan lain-lain.

Beragam jenis makanan dihadirkan Yummykitchen guna untuk memberikan pilihan yang beragam untuk para konsumen menikmati pengalaman membeli brand makanan favorit mereka di satu tempat. Tahun ini Yummy Corp juga menggulirkan inovasi dengan membangun unit bisnis manajemen foodcourt yang terintegrasi dengan penjualan secara online.

Sebelumnya di bulan November 2021, Yummy Corp juga mengumumkan secara resmi peluncuran Yummyshop, aplikasi untuk membantu pelaku usaha UMKM kuliner untuk bertransaksi lebih mudah dengan konsumen mereka.

Bergabungnya MyBrand akan memperkuat Yummyshop sebagai aplikasi yang mendukung UMKM kuliner di seluruh Indonesia, dikarenakan semua merchant yang ada di MyBrand akan secara otomatis tergabung memiliki akun Yummyshop yang saat ini sudah terhubung dengan berbagai sistem pembayaran dan sistem logistik beragam.

“Kami juga meyakini bergabungnya MyBrand beserta tim mereka yang solid akan menambah kekuatan tim Yummy Corp di tahun yang akan datang untuk mewujudkan mimpi kami menjadi ekosistem terbesar untuk industri makanan dan minuman di Indonesia dan juga tentunya berperan positif sebagai wadah yang membantu pelaku usaha kuliner dengan berbagai kebutuhan mereka,” kata Mario.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Accelerating Asia Umumkan Delapan Peserta Batch Ketiga, Ada KaryaKarsa dan MyBrand

Perusahaan modal ventura tahap awal dan akselerator startup Accelerating Asia mengumumkan delapan startup yang masuk ke dalam batch ketiga. Ada dua startup berasal dari Indonesia, ialah KaryaKarsa dan MyBrand.

Co-Founder Accelerating Asia Craig Dixon menuturkan, pada cohort ini pihaknya telah mengevaluasi dan menerima 450 pendaftaran dari 25 negara. Kemudian, disaring dengan tingkat penerimaan kurang dari 2% untuk startup yang berhasil masuk ke dalam program.

Cohort kali ini merupakan yang paling bertalenta dan terampil dalam hal traksi bisnis dan potensi mereka sebagai katalisator untuk perubahan positif di dalam lanskap pasca-pandemi yang berubah cepat,” terang Dixon dalam keterangan resmi, Selasa (8/9).

Nama-nama startup tersebut, ialah Energy Lite (Singapura), AskDr (Singapura), KaryaKarsa (Indonesia), Kinexcs (Singapura), MyBrand (Indonesia), ProjectPro (A.S), Shuttle (Bangladesh), dan WeavAir (Kanada).

Rekam jejak mereka semua cukup luas di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Secara kolektif telah menggalang lebih dari 2,6 juta dolar Singapura (setara 28 miliar Rupiah) sebelum bergabung di Accelerating Asia dengan total tenaga kerja 120 orang. Mereka menyelesaikan berbagai masalah yang ada di beragam sektor industri, baik B2B, B2C, dan B2G; meliputi energi, transportasi, kesehatan, dan cleantech.

“Kami telah memperluas rekam jejak geografis kami ke India dan memperkuat kembali kehadiran kami di Indonesia lewat upaya-upaya rekrutmen kami untuk cohort ini. Talenta dari startup-startup kami ditempatkan dengan baik untuk memberikan keuntungan kepada para investor. Kami yakin mereka bisa menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang lebih besar di dunia pasca Covid-19.”

Dixon menjelaskan, seluruh perusahaan ini menerima investasi awal sebesar 50 ribu dolar Singapura dari Accelerating Asia. Untuk mereka yang berkinerja baik akan menerima tambahan hingga 150 ribu dolar Singapura setelah menyelesaikan program yang akan berakhir pada November mendatang ditandai penyelenggaraan Demo Day Virtual.

Bila ditotal, sejak bulan pertama bergabung, seluruh startup batch ini telah menerima pendanaan lebih dari 1,2 juta dolar Singapura sebagai komitmen awal dari investor dan mitra LP yang ada. Mereka mendapat penawaran akses awal bagi para mitra LP, sekaligus hak eksklusif untuk berinvestasi di startup milik Accelerating Asia.

Perusahaan sendiri sedang mendekati penutupan akhir pendanaan untuk fund terbaru dan terus menandatangani kemitraan dengan para mitra LP untuk akses awal dan eksklusif untuk startup di dalam portofolionya. Serta, menyediakan alur kesepakatan yang berkualitas, hak-hak prorata, dan opsi pertama untuk investasi.

Diterangkan lebih jauh, dalam akselerator ini seluruh kegiatan dilakukan secara virtual selama 100 hari. Fokus yang akan ditekankan adalah pertumbuhan startup, kesiapan bisnis, dan penggalangan modal. Co-Founder Accelerating Asia Amra Naidoo menambahkan, pihaknya selalu menjalakan sesi entrepreneur-in-residence, coffee chat virtual dengan investor, dan digital masterclass dari jarak jauh.

“[..] Menjadi modal ventura akselerator memungkinkan kami menyajikan pendekatan secara langsung (hands-on approach) selama periode investasi awal karena kami menyajikan program dan akses yang harus ditingkatkan dan dikembangkan oleh startup, sambil meminimalkan risiko investor dan fokus memberikan laba kepada investor kami di venture capital fund kami,” terang Naidoo.

Pertemuan cohort 3 Accelerating Asia / Accelerating Asia
Pertemuan cohort 3 Accelerating Asia / Accelerating Asia

Kiprah Accelerating Asia

Sejak diluncurkan pada 2018, Accelerating Asia kini menjadi komunitas yang menampung 48 pengusaha dan 28 startup yang tersebar di Asia dengan 40% di antaranya merupakan perusahaan yang dipimpin atau didirikan oleh perempuan. Perusahaan bekerja sama dengan sejumlah jaringan angel investor regional seperti Angel Hub, ANGIN, dan Angel Central, juga dengan investor institusional terkemuka, termasuk Cocoon Capital, Monks Hill Ventures, dan Golden Gate Ventures.

Sebanyak 19 startup dari dua cohort sebelumnya tersebar di delapan negara di Asia Tenggara dan Selatan termasuk Singapura, Indonesia, Vietnam, Bangladesh dan Malaysia. Sekitar 10% di antaranya datang dari Indonesia. Mereka adalah startup SaaS B2B Datanest dan startup travel IZY.ai. Secara kolektif seluruh perusahaan tersebut telah menggalang pendanaan dengan total lebih dari 5 juta dolar Singapura.