MCI Demo Day, ‘Wisuda’ Inkubator dan Pengenalan Kepada Investor

Setelah mengikuti program Mandiri Digital Incubator yang diselenggarakan Mandiri Capital Indonesia (MCI) selama enam bulan, 14 startup telah dinyatakan ‘lulus’ dari masa pematangan bisnis lewat kegiatan MCI Demo Day pada hari Senin (27/2). Keempat belas startup tersebut antara lain adalah Limakilo, Iwak, Bulp, Pickpack, DompetSehat, Erzap, IdCloudHost, Jurnal, Danasedia, Konektifa, Taralite, Taxies, Atom, dan Folio. MCI Demo Day kemarin menjadi ajang ‘wisuda’ dan pitching bagi bisnis-bisnis rintisan Mandiri Digital Incubator agar lebih dekat dengan para investor.

Inisiatif MCI dalam menyelenggarakan MCI Demo Day yang bekerja sama dengan MDI Ventures dan DailySocial ini didukung penuh oleh Bank Mandiri. Pahala Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan bahwa Bank Mandiri selalu berencana mengembangkan bisnis UMKM, baik yang berbasis teknologi maupun non teknologi.

“Kami pernah menjalankan Wirausaha Muda Mandiri. Lalu, kami berpikir untuk memiliki rumah untuk mengembangkan startup yang punya big impact bagi masyarakat. Kunci kesuksesannya ialah kolaborasi antara MCI, Bank Mandiri, dan Mandiri Digital Incubator,” ujar Pahala dalam sambutannya.

MCI Demo Day adalah acara puncak dari program pengembangan startup di Mandiri Digital Incubator. Selama enam bulan berlangsung, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddie Danusaputro bercerita bahwa startup di Mandiri Digital Incubator mendapatkan training dan mentorship yang telah disiapkan kurikulumnya.

“Terutama untuk dua hal; product valuation dan market validation, termasuk business model-nya,” imbuhnya.

Mandiri Digital Incubator hadir sebagai medium untuk finetuning produk dari startup sekaligus mencari pendanaan. “Nah, memang kita yang mempunyai Mandiri Digital Incubator. Karena kita tidak mungkin yang mendanai semuanya, maka kita mengundang teman-teman venture capital ini untuk mendengarkan presentasi dari startup-startup ini, siapa tahu mereka berminat untuk funding,” cetus Eddie.

Selama program Mandiri Digital Incubator batch pertama berlangsung hingga puncaknya MCI Demo Day, beberapa startup telah mendapatkan funding dari investor, baik melalui MCI maupun investor lainnya.

“Saat ini kami dalam proses due dilligence [untuk investasi ke salah satu startup],” ujar Bisma Manda Samsu, Head of Finance, Treasury, and Operations MCI, yang menolak untuk menyebutkan nama-nama startup yang telah didanai karena belum dirilis.

Secara komposisi, ranah startup yang telah mendapatkan funding terhitung berimbang, yakni 50% fintech dan 50% non-fintech.

Bagi startup, rangkaian penyelenggaraan Mandiri Digital Incubator ini menjadi pengalaman yang menyenangkan tersendiri. CEO Danasedia Lutfi Adhiansyah adalah salah satu yang mengakuinya.

“Yang menarik sebenarnya adalah penyelenggaranya. Karena penyelenggaranya kan bank besar ya, Bank Mandiri. Jadi, ketika kita berada di bawah naungan Mandiri, kita mendapat exposure yang lumayan baik. Apalagi saya bergerak di bidang fintech,” terang Lutfi.

Senada Lutfi, CMO IdCloudHost M. Mufid Luthfi kurang lebih merasakan hal yang serupa. Kolaborasi antar startup adalah hal yang menurut Mufid perlu digarisbawahi dan meninggalkan kesan baik dari Mandiri Digital Incubator. “Meskipun kami perusahaan baru, tapi kami dapat pembinaan dari mentor-mentor terbaik. Di sini kita dilatih bagaimana membuat startup yang sustain,” aku Mufid.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari MCI Demo Day.

Mandiri Capital Hadirkan Platform StartupBerbagi Khusus Bantu UMKM

Bank Mandiri melalui anak usahanya Mandiri Capital Indonesia (MCI) memberikan akses aplikasi gratis kepada pelaku UMKM lewat platform StartupBerbagi. Seluruh aplikasi bisnis dan keuangan yang ada di dalam kanal tersebut dapat diunduh secara gratis, hasil kolaborasi MCI dengan startup binaannya yang sebelumnya sudah tergabung di inkubator.

Semangat yang ingin disampaikan dari kehadiran platform ini adalah MCI ingin memfasilitasi UMKM yang belum digital dan ingin ‘go digital’ dengan membantu menyediakan web hosting, app building, services, dan lainnya. Yang menyediakan jasa tersebut adalah startup yang tergabung dalam program inkubator Mandiri.

Direktur Finance & Treasury Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan StartupBerbagi diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan bisnis UMKM di Tanah Air, agar makin memiliki daya saing baik di ranah nasional maupun regional.

“Inisiatif ini juga sejalan dengan tren inovasi digital yang telah mengubah perilaku masyarakat dalam mendapatkan solusi atas permasalahan sehari-hari, termasuk pelaku UMKM. Kami pun menyadari bahwa inovasi digital merupakan solusi efektif untuk pengembangan UMKM,” ucapnya.

Dari total startup binaan MCI yang sudah masuk ke inkubator, sebenarnya ada 14 startup. Namun hanya sembilan yang terpilih untuk masuk ke dalam StartupBerbagi. Beberapa di antaranya Konektifa, Folio, Atom, Taxies, PickPack, DompetSehat, Mikrobiz, IDCloudHost,dan Erz4p.

“Tidak semua startup binaan kami berpartisipasi dalam program CSR ini karena beda-beda offering, kapasitas, dan lain hal. Tiap enam bulan akan ada batch baru, jika waktu sudah habis akan ada batch berikutnya,” terang CEO MCI Eddi Danusaputro.

Pelaku UMKM dapat mengakses layanan fintech ataupun aplikasi bisnis lainnya melalui StartupBerbagi. Aplikasi yang dapat dimanfaatkan, misalnya Erzap untuk pembuatan laporan keuangan yang komprehensif, PickPack untuk layanan distribusi barang, Folio untuk inventori produk dan jaringan point-of-sale berbasis cloud. Atau Atom untuk pembuatan aplikasi penjualan produk dan layanan secara sederhana.

Untuk tahap awal, akses ke platform ini akan diberikan kepada 100 ribu pelaku UKM. Adapun dari segi potensi UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital jumlahnya mencapai 60 juta UMKM di Indonesia.

Mengacu laporan terkini Deloitte, sekitar 36% UMKM di Indonesia sama sekali belum menggunakan teknologi internet. 30% UMKM sudah memiliki pemahaman dasar tentang akses internet, lalu 18% UMKM mengaku sudah menggunakan media sosial. Namun, hanya 9% UMKM yang sudah capai level mahir berjualan melalui layanan e-commerce.

“Lewat platform ini, MCI ingin memberikan kontribusi yang lebih baik untuk bangun ekosistem digital di Indonesia,” pungkas Eddi.

Upaya Bank Mandiri Mengejar Geliat Fintech

Perkembangan teknologi finansial (fintech) yang masif pada akhirnya membuat korporasi yang telah mapan sebelumnya harus mampu mengadaptasi kemajuan tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh Bank Mandiri, guna mendekatkan dengan para pemain fintech, pihaknya berniat untuk menyuntikkan pendanaan kepada tiga startup fintech pada akhir tahun ini. Tak hanya itu, Bank Mandiri juga akan menggelontorkan dana segar senilai Rp 150 miliar ke anak usaha modal venturanya, yakni Mandiri Capital Investasi (MCI) pada tahun depan. Sehingga, dana kelolaan MCI bakal mencapai Rp500 miliar.

Kartika Wirjoatmodjo selaku Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan bahwa pergerakan fintech yang sangat terasa di Bank Mandiri. Hal ini terlihat dari pergeseran transaksi perbankan, sebelum tahun 2000-an kebanyakan nasabah melakukan transaksi di kantor cabang. Kemudian, pada awal tahun 2000 mulai banyak yang beralih ke ATM, dan terakhir di 2015 banyak nasabah bank yang menggunakan transaksi mobile.

“Pergeseran transaksi nasabah yang kini sudah mulai digital. Pada akhirnya membuat bank mulai fokus mengembangkan teknologi digital. Baru-baru ini kami mulai masif gerakkan banyak kerja sama dengan perusahaan teknologi seperti Grab dan Line untuk meningkatkan penggunaan transaksi uang elektronik,” ujarnya saat membuka acara Finspire, Rabu (9/11).

Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri Pahala Mansyuri menambahkan perusahaan melihat bahwa untuk bisa berkembang di digital tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Menurutnya perlu adanya kolaborasi antara bank dengan pelaku startup fintech.

Dalam peta jalan perusahaan, sampai akhir tahun ini akan menambah tiga perusahaan fintech baru dalam portofolio. Ketiga perusahaan tersebut bergerak untuk solusi alat pembayaran dan usaha kecil menengah (UKM). Adapun suntikan modal tahap awal untuk ketiga perusahaan ini masing-masing akan mendapat dana sekitar Rp 5 – 10 miliar.

“Dalam pipeline kami sampai akhir tahun ini bakal ada tiga penambahan startup fintech yang akan kami suntik lewat MCI, sekarang sudah di tahap due diligence,” ujar Pahala.

Eddi Danusaputro, Direktur MCI mengatakan MCI sebelumnya sudah menyuntikkan investasi tambahan untuk dua startup yang sejak awal sudah berada di bawahnya, yakni PT Mitra Transaksi Indonesia sebuah perusahaan patungan yang fokus ke penyediaan mesin EDC (electronic data capture) dan PT Digital Artha Media yang mengelola bisnis E-cash.

Bila ditotal, kini kedua perusahaan tersebut sudah mendapat suntikan modal sebesar 250 miliar Rupiah dari MCI.

Eddi melanjutkan, MCI memiliki preferensi tersendiri saat hendak berinvestasi di perusahaan fintech. Pihaknya mengaku konservatif, lebih menyukai perusahaan yang sudah berdiri paling tidak satu hingga dua tahun lamanya dan memiliki bisnis yang matang.

“Agak riskan kalau mau berinvestasi di startup fintech yang baru berumur bulanan. Kami memang agak berbeda dibanding venture capital lainnya.”

Hal ini juga terlihat dari pemilihan 10 finalis Finspire, secara rata-rata mereka adalah perusahaan yang sudah matang dari segi umur dan bisnisnya. Salah satu di antaranya adalah Taralite.

Eddi menjelaskan, juara 1 kompetisi Finspire akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 125 miliar dan juara 2 Rp 75 miliar. Para pemenang juga mendapatkan golden tiket untuk mengikuti program inkubator selama 6 bulan untuk mengembangkan bisnis. Melalui program inkubator, pemenang akan mendapatkan free co-working space, potential investment dan sinergi dengan Mandiri Group.

Resmikan kerja sama dengan Bukalapak

Pada hari yang sama, Bank Mandiri juga meresmikan kerja sama dengan Bukalapak untuk kemudahan transaksi perdagangan untuk Mandiri Clickpay dan E-cash di dalam marketplace tersebut. Dalam waktu dekat, para Pelapak juga akan mendapat fasilitas pembiayaan berupa pinjaman yang dapat membantu mereka dalam mengelola cash flow bisnisnya.

“Kerja sama ini sangat baik dalam mendorong pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia karena Bukalapak merupakan salah satu marketplace terbesar. Langkah ini juga sejalan dengan keinginan kami untuk memajukan UKM melalui pengembangan bisnis lewat e-commerce,” ujar Pahala.

Achmad Zaky, Founder dan CEO Bukalapak menambahkan kerja sama ini diharapkan dapat membuat Pelapak dan pembeli semakin terbiasa dengan pemanfaatan digital, baik melalui aplikasi Bukalapak maupun pembayaran dengan Mandiri Clickpay dan E-cash.

Hingga September 2016 pengguna aktif E-cash mencapai 1,7 juta pengguna atau naik 297% dibandingkan posisi yang sama di tahun lalu. Volume transaksi Mandiri E-cash hingga September naik lebih dari 200%. Adapun jumlah merchant yang dapat menerima transaksi E-cash lebih dari 110 merchant online dan lebih dari 50 ribu toko ritel.

Dari sisi Bukalapak, penggunanya kini mencapai 9 juta pengguna dengan lebih dari 70 juta produk dan lebih dari satu juta UKM yang tergabung.