Efek Pandemi ke Perilaku Pasar Gaming di India dan Asia Tenggara

India merupakan negara dengan populasi terbesar kedua setelah Tiongkok. Dari 1,37 miliar orang di India, sebanyak 697 juta orang merupakan pengguna internet. Hal ini menjadikan India sebagai negara dengan jumlah netizen terbanyak kedua di dunia. Memang, dalam lima tahun terakhir, jumlah pengguna internet di India meningkat pesat. Pertumbuhan tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti biaya paket internet yang murah, harga smartphone yang semakin terjangkau, serta kualitas internet yang semakin baik.

Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di India, semakin banyak pula orang yang bisa bermain game, khususnya mobile game. Bahkan sebelum pandemi, industri mobile game di India tengah berkembang. Pandemi COVID-19 menjadi pemicu yang mendorong laju pertumbuhan industri mobile game di India.

Dampak Pandemi ke Industri Game India

Pada 2020-2021, konsumsi internet di India menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Mobile Broadband India Traffic Index (MBiT) 2021, pada tahun llau, konsumsi internet bulanan per orang naik 20%, dari 11,2 GB menjadi 13,5GB. Tak hanya itu, pada awal tahun fiskal 2020, ketika pemerintah India menetapkan lockdown, jumlah download mobile game dan lama waktu yang dihabiskan untuk bermain game juga meningkat pesat.

Tidak aneh jika jumlah download mobile game di India selama pandemi meningkat pesat, mengingat gaming memang menjadi hiburan pilihan bagi banyak warga India. Pasalnya, bermain mobile game tidak memakan biaya besar. Sebagian besar mobile game bisa diunduh dengan gratis. Selain itu, bermain game adalah kegiatan yang bisa dilakukan di dalam rumah. Bagi warga India, bermain mobile game juga bisa menjadi pelipur lara; mengalihkan perhatian mereka dari buruknya keadaan selama pandemi COVID-19.

“Saya punya sekelompok teman di Steam. Secara rutin, kami mengobrol dan bermain bersama,” kata seorang penulis freelance berumur 21 tahun, kepada Niko Partners. “Saya rasa, pandemi mendorong pertumbuhan industri game di India. Walau dalam keadaan sulit, bermain game bisa mengalihkan perhatian saya dari berbagai berita buruk yang ada.”

Ludo jadi salah satu game yang dimainkan oleh gamers India. | Sumber: Android Headlines

Bukti lain yang menunjukkan bahwa pandemi mendorong pertumbuhan industri game di India adalah total download game pada 2020 di negara itu. Tahun lalu, India menjadi negara dengan jumlah download game terbanyak, mencapai 7,3 miliar downloads, atau sekitar 17% dari keseluruhan downloads di dunia.

Pandemi tidak hanya membuat para gamers di India menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game, tapi juga membuat non-gamers tertarik untuk mencoba bermain game. Menurut data dari InMobi, 45% warga India mulai bermain mobile game di smartphone mereka selama pandemi. Kepada Niko Partners, seorang mahasiswa berumur 22 tahun mengungkap, dia mulai bermain mobile game pada tahun lalu. Sekarang, dia menghabiskan sekitar 6-8 jam setiap minggu untuk bermain mobile game.

Seorang pria asal Bhopal berumur 20 tahun mengungkap bahwa hal yang sama juga terjadi dengannya. Dia berkata, “Saya bermain dengan teman dekat saya selama pandemi. Dia adalah tetangga saya dan kami menghabiskan sekitar 3-4 jam setiap minggu untuk bermain game. Rutinitas kami tidak berubah sepanjang pandemi, khususnya sejak gelombang kedua dimulai karena kami tidak lagi bisa keluar dari rumah.”

Bermain game di smartphone adalah hobi yang tidak mahal.

Seiring dengan semakin pulihnya India dari pandemi COVID-19, maka kebiasaan para gamers pun akan kembali berubah. Waktu yang dihabiskan oleh para gamers — baik gamers lama maupun baru — akan menurun saat kehidupan mulai kembali normal. Hal ini dialami oleh seorang instruktur yoga berumur 30 tahun yang tinggal di Hyderabad. Tadinya, dia menghabiskan waktu selama 8 jam seminggu untuk bermain game. Sekarang, dia hanya bisa bermain game selama 30 menit sehari.

Seorang mahasiswa berumur 22 tahun yang tinggal di Bhopal mengungkapkan hal yang sama. “Sebalum ini, saya bermain Ludo King, Psyche, dan Head Ball 2 di smartphone saya selama 4-5 jam dalam seminggu pada minggu pertama lockdown,” ujarnya. “Tapi sekarang, saya jarang punya waktu untuk bermain di ponsel karena saya sekarang sibuk untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk.”

Dampak Pandemi di Industri Game Asia Tenggara

Sama seperti gamers di India atau di dunia, gamers di Indonesia dan Asia Tenggara juga menunjukkan perubahan perilaku karena pandemi. Darang S. Candra, Director for Southeast Asia Research, Niko Partners mengatakan, survei yang dilakukan oleh Niko Partners menunjukkan, sekitar 50-75% gamers di Asia Tengggara menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game di kala pandemi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Ketika ditanya tentang faktor yang mendorong para gamers untuk bermain game selama pandemi, Darang menjawab, “Larangan untuk beraktivitas di luar rumah serta kebutuhan untuk bersosialisasi yang tinggi merupakan pendorong utama bagi gamers Indonesia dan Asia Tenggara untuk bermain game.” Lebih lanjut dia mengatakan, “Gamers di kawasan ini memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menjadikan game sebagai bagian dari kebutuhan akan komunitas dan menjalin pertemanan.”

Di Indonesia, kebanyakan game yang dimainkan oleh para gamers adalah game-game esports, khususnya game dengan genre MOBA dan battle royale. Selain itu, gamers di Indonesia juga senang bermain RPG dan game kasual.

Game-game esports jadi game favorit gamers di Indonesia. | Sumber: OkeZone

Di Asia Tenggara, orang-orang yang sebelumnya tidak bermain game pun menjadi tertarik untuk mencoba bermain game. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka pertumbuhan gamers di kawasan tersebut. “Dari segi pertumbuhan jumlah pemain game, Niko Partners mengestimasi bahwa ada 10-15% gamers baru pada tahun 2020, lebih tinggi pertumbuhan sebelum pandemi, yang hanya berkisar 6-12%,” ujar Darang.

Darang menjelaskan, bahkan setelah pandemi usai, kemungkinan, jumlah gamers akan tetap naik. Pasalnya, selama pandemi, ada perubahan persepsi masyarakat akan game. Berkat pandemi, bermain game mulai menjadi kegiatan yang lebih diterima oleh masyarakat luas. Selain itu, esports juga menjadi semakin dikenal oleh masyarakat banyak. Meskipun begitu, dia menambahkan, pertumbuhan jumlah gamers setelah pandemi tidak akan setinggi tingkat pertumbuhan jumlah gamers selama pandemi.

Sumber header: Pandaily

Super Data Report: Industri Game 2020 Tumbuh 12%, Jumlah Penonton Konten Game Capai 1,2 Miliar Orang

Bagi pelaku industri game, pandemi virus corona pada 2020 juga membawa berkah di balik musibah. Jika dibandingkan dengan pada 2019, industri game pada 2020 tumbuh 12%, menurut laporan Super Data. Pada Januari dan Februari 2020, pertumbuhan industri game hanya mencapai 6%. Setelah lockdown mulai diberlakukan di berbagai negara pada Maret 2020, angka ini lalu naik menjadi 14%.

Pemasukan industri game tumbuh pesat di kawasan Amerika Utara dan Eropa. Tak heran, sekitar 55% masyarakat di Amerika Serikat mengaku bahwa mereka menghabiskan waktunya selama lockdown fase pertama dengan bermain game. Alasan masyarakat AS bermain game beragam, mulai dari untuk menghilangkan rasa bosan atau mengisi waktu, sebagai pelarian dari kenyataan, sampai untuk bersosialisasi.

Pada 2020, kebiasaan membeli game dari para gamer juga akan berubah. Mereka jadi lebih sering membeli game secara digital. Pasalnya, pandemi menyebabkan banyak toko game lokal tutup. Selain itu, pengiriman game fisik — berupa disc dan cartrdige — juga tertunda akibat pandemi. Menurut Super Data, sekitar 27% gamer di AS menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli game digital. Sebaliknya, sekitar 29% gamers AS mengeluarkan uang lebih sedikit untuk membeli game secara fisik.

 

Industri Game Free-to-Play

Pemasukan industri game digital pada 2020 diperkirakan mencapai US$126,5 miliar, berdasarkan laporan dari Super Data. Game gratis alias free-to-play menyumbangkan US$98,4 miliar, sekitar 78%, pada total pemasukan industri game digital pada tahun lalu. Meskipun begitu, pertumbuhan pemasukan game gratis hanya mencapai 9%. Sebagai perbandingan, pendapatan dari game premium naik hingga 28%.

Pemasukan industri game free-to-play. | Sumber: Super Data
Pemasukan industri game free-to-play. | Sumber: Super Data

Dalam segmen game free-to-play, mobile masih mendominasi. Buktinya, pemasukan dari mobile game gratis mencapai sekitar US$73,8 miliar. Sementara itu, game PC free-to-play memberikan kontribusi sebesar US$22,7 miliar dan konsol US$1,8 miliar. Dari segi wilayah, segmen game free-to-play tumbuh pesat di Asia. Sekitar 59% pemasukan game gratis berasal dari benua terbesar tersebut.

Dalam daftar 10 game free-to-play terpopuler, 8 di antaranya merupakan mobile game. Honor of Kings — yang diluncurkan dengan nama Arena of Valor secara global — menjadi game free-to-play dengan pemasukan terbesar pada tahun lalu. Game milik Tencent itu mendapatkan US$2,45 miliar pada 2020. Sementara posisi kedua diduduki oleh Peacekeeper Elite, alias PUBG Mobile, dengan pemasukan US$2,32 miliar. Pada 2020, League of Legends menjadi game gratis non-mobile dengan pemasukan terbesar. Game buatan Riot Games itu duduk di peringkat enam dengan pemasukan US$1,75 miliar.

10 game free-to-play terpopuler pada 2020. | Sumber: Super Data
10 game free-to-play terpopuler pada 2020. | Sumber: Super Data

Secara umum, mobile game juga memberikan kontribusi besar pada industri game. Tahun lalu, sekitar 58% dari total pemasukan industri game berasal dari segmen mobile game. Tak hanya itu, industri mobile game juga masih tumbuh. Pada 2020, industri mobile game mengalami pertumbuhan 10% dari tahun 2019. Menariknya, mobile gamer di Barat dan Timur punya genre favorit yang berbeda. Para gamer di Amerika Utara dan Eropa lebih senang bermain game kasual seperti Pokemon Go dan Candy Crush Saga di platform mobile. Sementara gamer Asia lebih memilih untuk memainkan game yang lebih kompetitif, seperti Free Fire.

 

Industri Game Premium

Sama seperti industri game free-to-play, industri game premium juga naik pada 2020. Tahun lalu, industri game premium bernilai US$24,5 miliar, naik 28% dari tahun sebelumnya. Dengan pendapatan sebesar US$1,9 miliar, Call of Duty: Modern Warfare menjadi game premium yang memiliki pemasukan terbesar pada tahun lalu. Sementara itu, FIFA 20 duduk di posisi kedua dengan pemasukan US$1,08 miliar dan Grand Theft Auto di posisi ketiga dengan US$911 juta.

Pemasukan industri game premium. | Sumber: Super Data
Pemasukan industri game premium. | Sumber: Super Data

Super Data menyebutkan, salah satu hal yang mendorong pemasukan Modern Warfare adalah peluncuran mode battle royale pada Maret 2020. Setelah mode yang dinamai Warzone itu diluncurkan, jumlah pemain Modern Warfare naik. Alasannya karena Warzone bisa dimainkan secara gratis. Meskipun begitu, sebagian pemain Warzone juga tetap mengeluarkan uang untuk membeli item. Tak hanya itu, sebagian dari mereka juga berakhir membeli Modern Warfare.

Dari 10 game premium dengan pemasukan terbesar pada 2020, 4 di antaranya merupakan game olahraga. Tren ini muncul karena banyak kompetisi olahraga yang harus ditunda atau dibatalkan sepanjang tahun lalu. Bermain game olahraga, atau menonton pertandingan esports olahraga, menjadi salah satu cara gamer untuk melampiaskan kerinduan mereka akan kompetisi olahraga di dunia nyata. Berdasarkan data dari Super Data, sekitar 36% gamers mengaku, mereka bermain game karena tidak bisa menonton bioskop atau pertandingan olahraga.

10 game premium terpopuler pada 2020. | Sumber: Super Data
10 game premium terpopuler pada 2020. | Sumber: Super Data

Pada 2020, game single-player juga masih diminati. Buktinya, DOOM Eternal masuk dalam daftar 10 game dengan pemasukan terbesar pada 2020. Game itu terjual sebanyak 3 juta unit saat peluncuran, 3 kali lipat lebih banyak dari pendahulunya.

 

Jumlah Penonton Konten Gaming Naik

Pandemi tidak hanya membuat orang-orang menjadi semakin sering bermain game, tapi juga menonton konten game. Jumlah penonton konten game pada 2020 naik 18% menjadi 1,2 miliar orang. Party game yang bisa dimainkan oleh banyak orang, seperti Fall Guys: Ultimate Knockout dan Among Us, menjadi salah satu genre favorit di kalangan penonton konten gaming.

Jumlah penonton berbanding lurus dengan pemasukan industri konten gaming. Seiring dengan naiknya jumlah penonton pada 2020, total pemasukan industri konten gaming juga naik. Pada 2020, total pemasukan industri konten gaming diperkirakan mencapai US$9,3 miliar. Twitch menguasai 22% dari total pemasukan konten gaming, sementara YouTube menguasai 18%. Sebesar 60% sisanya dikuasai oleh berbagai platform streaming game lain, seperti Facebook Gaming serta DouYu dan Huya dari Tiongkok.

Pembagian pangsa pasar platform streaming game pada 2020. | Sumber: Super Data
Pembagian pangsa pasar platform streaming game pada 2020. | Sumber: Super Data

Meskipun jumlah audiens konten gaming bertambah pada tahun lalu, platform streaming dari Microsoft, Mixer, justru harus berhenti beroperasi. Tutupnya Mixer berarti sejumlah streamers populer — seperti Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek — kembali untuk melakukan streaming di Twitch. Sementara itu, di Tiongkok, dua platform streaming game terbesar, Huya dan DouYu, setuju untuk melakukan merger.

 

Industri Game Augmented Reality dan Virtual Reality

Sayangnya, pada 2020, pengiriman headset VR justru mengalami penurunan sebesar 15%. Hal ini terjadi akibat pandemi yang membuat pasokan headset VR tersendat. Selain itu, segmen VR mobile premium — mencakup Samsung Gear VR dan Google Daydream — juga dianggap mati. Samsung mengungkap, mereka akan mematikan layanan VR mereka per September 2020. Sementara Google mengaku, mereka akan berhenti memberikan update untuk Daydream. Tak berhenti sampai di situ, penjualan PlayStation VR juga turun karena tidak ada konten baru yang dirilis.

Total penjualan headset VR dan game VR. | Sumber: Super Data
Total penjualan headset VR dan game VR. | Sumber: Super Data

Kabar baiknya, total penjualan headset VR naik 19% berkat Oculus Quest 2. Selain itu, orang-orang yang sudah memiliki headset VR menghabiskan waktu lebih banyak untuk menggunakan headset itu pada tahun lalu. Sementara pemasukan game VR juga naik 25% pada 2020. Peluncuran Half-Life Alyx menjadi faktor utama yang membuat pemasukan game VR naik. Game PC itu terjual sebanyak 1,9 juta unik dalam waktu 6 bulan setelah diluncurkan.

Twitch Blokir Akun Donald Trump, Epic Games Akuisisi Rad Game Tools

Minggu lalu, perusahaan-perusahaan di industri game dan esports membuat berbagai pengumuman, mulai dari investasi yang mereka dapatkan sampai akuisisi yang mereka lakukan. Misalnya, Epic Games mengungkap, mereka telah membeli Rad Game Tools. Sementara itu, Juked menyebutkan, mereka mendapatkan US$1,07 juta dari kampanye crowdfunding mereka.

Twitch Blokir Akun Presiden AS Donald Trump

Twitch memblokir akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk sementara. Kali ini adalah kedua kalinya Twitch melakukan hal itu. Twitch bukan satu-satunya platform yang memblokir akun Trump. Pada Rabu, 6 Januari 2021, Twitter memblokir akun Trump, sementara Facebook dan Instagram melakukan hal yang sama pada Kamis, 7 Januari 2021, menurut laporan Games Industry.

Alasan Twitch dan berbagai perusahaan media sosial memblokir Trump sama. Mereka khawatir, retorika Trump akan membuat para pendukungnya semakin panas. Pasalnya, pada minggu lalu, pendukung Trump berbondong-bondong ke Washington DC dan menduduki Gedung Capitol saat anggota Kongres akan mengesahkan hasil pemilu.

Dapat Investasi, Roblox akan Lakukan Direct Listing

Dalam ronde pendanaan terbarunya, Roblox berhasil mengumpulkan investasi sebesar US$520 juta. Mereka juga mengungkap, mereka tetap berencana untuk menjadi perusahaan publik. Hanya saja, mereka tidak akan melakukan penawaran saham perdana (IPO). Sebagai gantinya, mereka akan menjual saham secara langsung via direct listing.

Roblox akan melakukan direct listing dan bukannya IPO.
Roblox akan melakukan direct listing dan bukannya IPO.

Ketika perusahaan melakukan IPO, mereka harus menggunakan jasa makelar alias underwriters. Tugas underwriters adalah menetapakn harga saham perusahaan yang melakukan IPO. Sementara itu, direct listing memungkinkan perusahaan untuk langsung menjual sahamnya.

Seperti yang disebutkan oleh VentureBeat, salah satu keuntungan direct listing jika dibandingkan dengan IPO adalah biaya yang lebih kecil. Sayangnya, Roblox belum mengungkap kapan mereka akan melakukan direct listing.

Epic Games Akuisisi Rad Game Tools

Minggu lalu, Epic Games mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Rad Game Tools. Bermarkas di Washington, Amerika Serikat, Rad Game Tools membuat berbagai program untuk developer game, seperti video codec Bink, kompresi data Oodle, dan visualisasi performa Telemetry. Epic mengungkap, tim Rad akan bekerja sama dengan tim Epic yang bertanggung jawab atas animasi, audio, rendering, dan juga insight.

“Kerja sama antara tim Rad dan Epic akan memudahkan developer untuk mendapatkan akses ke berbagai program yang membuat proses download dan loading dari game mereka menjadi lebih cepat,” kata Epic, seperti dikutip dari Games Industry. “Tak hanya itu, program-program yang kami tawarkan juga akan membantu developer untuk membuat game dengan gameplay dan kualitas video yang lebih baik.”

Juked Dapatkan US$1,07 Juta dari Kampanye Crowdfunding

Portal konten esports online, Juked.gg, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan US$1,07 juta dari kampanye crowdfunding yang mereka buka pada September 2020. Untuk melakukan kampanye crowdfunding ini, mereka menggunakan platform investasi Republic dari OpenDeal. Secara keseluruhan, ada 2,5 ribu orang yang ikut dalam kampanye crowdfunding dari Juked.gg.

Juked.gg telah menutup kampanye crowdfunding mereka. | Sumber: The Esports Observer
Juked.gg telah menutup kampanye crowdfunding mereka. | Sumber: The Esports Observer

Juked mengungkap, mereka akan menggunakan dana yang mereka dapatkan untuk menambah staf mereka. Saat ini, mereka hanya memiliki enam pekerja. Dengan menambah jumlah pegawai mereka, Juked berharap mereka akan bisa mempercepat proses pengembangan produk mereka, mulai dari situs, aplikasi, sampai konten orisinal, menurut laporan The Esports Observer.

Sony Dikabarkan Bakal Genjot Produksi PlayStation 5

Pada April 2020, Sony dikabarkan mengurangi jumlah produksi dari PlayStation 5 menjadi enam juta unit. Ketika itu, alasan Sony menurunkan jumlah produksi PS5 adalah karena sebagian besar proses produksi PS5 dilakukan di Tiongkok dan virus corona tengah mewabah. Sekarang, wabah mulai mereda dan Sony memutuskan untuk meningkatkan produksi PlayStation 5.

Menurut Bloomberg, Sony akan menaikkan jumlah produksi PlayStation 5 menjadi 10 juta unit pada akhir tahun. Sementara Nikkei Asian Review memperkirakan, total produksi PS5 hanya mencapai sembilan juta unit. Alasan Sony meningkatkan produksi PlayStation 5 adalah karena mereka percaya, permintaan akan PS5 akan naik ketika gelombang kedua dari corona melanda, lapor GamesIndutry.

produksi PS5 naik
Produksi dari controller PS5 juga akan naik.

Sony telah memberitahukan rekan penyuplai dan perakitan mereka bahwa mereka ingin menaikkan jumlah produksi PS5. Namun, tidak diketahui apakah stok ekstra dari PlayStation 5 tersebut sudah akan tersedia pada musim liburan di akhir tahun ini. Untuk mengimbangi naiknya produksi PS5, Sony juga meningkatkan produksi dari controller DualSense.

Menurut laporan Bloomberg, PlayStation 5 mulai diproduksi secara massal pada bulan Juni. Dengan rencana Sony saat ini, mereka akan memiliki stok PS5 sebanyak lima juta unit pada akhir September. Dan lima juta unit PS5 akan tersedia pada sekitar Oktober dan Desember.

Selain Sony, Facebook juga dikabarkan meningkatkan jumlah produksi dari headset virtual reality mereka, Oculus. Perusahaan media sosial itu menaikkan produksi Oculus sampai 2 juta unit, 50 persen lebih banyak dari stok tahun lalu. Versi terbaru dari Oculus dikabarkan akan mulai diproduksi secara massal pada akhir bulan ini.

Sama seperti Sony, alasan Facebook menaikkan produksi Oculus adalah karena pandemi corona. Di tengah pandemi, semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk bermain game, termasuk game VR.

Sony memperkenalkan PlayStation 5 pada pertengahan Juni lalu. Saat itu, mereka juga menampilkan game-game yang akan bisa dimainkan pada konsol barunya. Tak mau kalah, pada tahun ini, Microsoft juga akan meluncurkan konsol baru mereka, Xbox Series X, yang akan menjadi pesaing PlayStation 5. Namun, bahkan sebelum kedua konsol itu tersedia di pasar, analis memperkirakan, PlayStation 5 akan lebih laku dari Xbox Series X.

Sumber header: Twitter

Game-Game yang Peluncurannya Tertunda Akibat Pandemi Corona

Karena wabah COVID-19, pemerintah di sejumlah negara telah menurunkan larangan bagi warganya untuk keluar rumah. Dan demi membantu menyetop penyebaran virus, sejumlah layanan hiburan digital seperti Steam dan Epic Store sudah melepas sejumlah game secara gratis. Namun meski hal ini terdengar menyenangkan, pandemi corona tentu memberi dampak negatif terhadap semua hal – termasuk jadwal rilis permainan.

Anda mungkin sudah mendengar soal deretan game yang peluncurannya terpaksa harus diundur akibat kendala logistik – beberapa di antara mereka sangat dinanti. Lewat artikel ini, saya bermaksud untuk merangkum semua judul yang tanggal rilisnya dipastikan tertunda. Saya menduga, jika wabah corona tak juga mereda, daftar ini akan jadi bertambah panjang.

Berdasarkan pengamatan sementara ini, ada (sekitar) tujuh permainan yang telah dikonfirmasi mengalami penundaan. Ini dia:

 

Final Fantasy VII Remake

Sebagai respons tak terkendalinya penyebaran COVID-19, Square Enix melakukan penyesuaian di sisi distribusi agar remake Final Fantasy VII bisa tetap meluncur di tanggal 10 April 2020 – setidaknya untuk edisi digitalnya. Lewat Twitter, developer mengabarkan bahwa akan ada perubahan di segmen retail yang menyebabkan ketersediaan versi fisik permainan di sejumlah negara jadi terlambat.

 

The Last of Us Part II

Sekuel The Last of Us ini boleh dibilang sebagai game yang terkena dampak pandemi corona terparah. Karena Sony dan Naughty Dog bersikeras untuk merilis game di semua wilayah secara berbarengan, The Last of Us Part II akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Kabarnya, status pengerjaan permainan saat ini sudah hampir rampung dan developer sedang memperbaiki bug.

 

Marvel’s Iron Man VR

Pengunduran Iron Man VR diumumkan berbarengan dengan The Last of Us Part II. Awalnya, game dijadwalkan buat dilepas pada tanggal 15 Mei, tapi sekarang tidak diketahui kapan ia akan tersedia. Iron Man VR merupakan judul mandiri, seperti Marvel’s Spider-Man, dengan twist virtual reality. Jagatnya terpisah dari permainan Avengers yang sedang digodok Crystal Dynamics dan Eidos Montreal.

 

Minecraft Dungeons

Spin-off game sandbox dan survival populer ini tadinya akan meluncur di bulan April, namun kemudian dimundurkan ke tanggal 26 Mei 2020. Permainan menyajikan gameplay dungeon crawler dengan konten berkonsep randomly-generated, sehingga pengalaman bermain tiap orang akan berbeda. Anda dapat menikmati Minecraft Dungeons bersama tiga orang kawan via mode multiplayer co-op.

 

The Outer Worlds (Switch)

The Outer Worlds ialah salah satu game role-playing terunik di tahun 2019. Setelah tersedia di PC, PS4 dan Xbox One, Obsidian Entertainment membutuhkan waktu beberapa bulan buat mem-porting game ke Nintendo Switch. Dan karena wabah virus corona, developer memilih untuk mengundur waktu pelepasannya dari tanggal 6 Maret ke 5 Juni 2020.

 

Super Smash Bros. Ultimate DLC

Ada beberapa karakter yang rencananya akan Bandai Namco hadirkan di Super Smash Bros. Ultimate lewat downloadable content, tapi penyediaannya terpaksa ditunda. Developer berjanji untuk merilis para fighter baru itu selambat-lambatnya di bulan Desember 2021 – semuanya tergantung situasi.

 

Wasteland 3

Karena COVID-19, penggarapan sekuel dari sekuel RPG taktis legendaris ini mesti dilakukan secara remote, dan kondisi tersebut tentu berdampak pada efektivitas kerja. Dengan anggaran tiga kali lipat dibanding modal pengembangan Wasteland 2, tim inXile berkomitmen untuk menghidangkan konten game sebaik mungkin, dan menarik waktu rilisnya dari 19 Mei ke 28 Agustus 2020.

 

Xbox Series X & Halo Infinite (?)

Microsoft sejauh ini belum mengabarkan perubahan agenda peluncuran Xbox Series X. Console masih dijadwalkan untuk tersedia di ‘musim libur’, dekat penghujung tahun 2020. Tetapi ada indikasi 343 Industries tidak bisa menyelesaikan Halo Infinite sebelum Xbox Series X dilepas, walaupun pengerjaannya turut dibantu oleh studio independen SkyBox Labs.

Via Metacritic.