Snapchat Luncurkan Kacamata Pintar dengan Kamera dan Lensa Wide-Angle Terintegrasi

Snapchat, aplikasi pesan instan yang populer di kalangan muda-mudi itu, kini resmi menjadi produsen hardware. Apa yang dirumorkan jauh sebelumnya tidak meleset, Snapchat selama ini ternyata tengah sibuk mengembangkan sebuah perangkat wearable dalam wujud kacamata pintar.

Diumumkan pada tanggal 24 September kemarin, perangkat yang dijuluki Spectacles ini pada dasarnya merupakan kacamata hitam yang dibekali kamera dengan sudut pandang seluas 115 derajat. Ya, sepintas saya memang teringat dengan Google Glass, akan tetapi fungsi Spectacles adalah murni untuk mengabadikan momen.

Video yang telah direkam oleh Spectacles akan diunggah secara otomatis ke Snapchat / Snap Inc.
Video yang telah direkam oleh Spectacles akan diunggah secara otomatis ke Snapchat / Snap Inc.

Yang menarik dari Spectacles adalah bagaimana ia terintegrasi dengan layanan milik Snapchat sendiri. Berbekal koneksi Bluetooth atau Wi-Fi, semua video yang direkam menggunakan Spectacles akan diunggah secara otomatis ke bagian Memories. Lucunya, video ini mempunyai format membulat, yang menurut Snapchat bisa ditonton secara full-screen di perangkat apapun dan dalam orientasi apapun.

Soal daya tahan baterai, Snapchat hanya menyebutkan kalau Spectacles sanggup menemani pengguna mengabadikan berbagai momen selama seharian sebelum perlu di-charge kembali. Perangkat ini nantinya akan dipasarkan seharga $130, dan pilihan warna yang tersedia ada tiga macam.

Tiga pilihan warna Spectacles yang ditawarkan / Snap Inc.
Tiga pilihan warna Spectacles yang ditawarkan / Snap Inc.

Dalam kesempatan yang sama, Snapchat juga mengumumkan bahwa mereka telah mengganti nama perusahaan menjadi Snap Inc. Langkah ini sangat masuk akal mengingat mereka tak lagi mempunyai satu produk saja, dan nama Snap Inc. sengaja dipilih supaya tidak terdengar asing di telinga mayoritas konsumen.

Sumber: TheNextWeb dan Snap Inc..

Microsoft Dilaporkan Tidak Akan Merilis Suksesor Microsoft Band

Lahir sebagai produsen software, perjalanan Microsoft di bidang produksi hardware tidak begitu mulus. Popularitas lini smartphone Lumia masih kalah jauh dibanding Android atau iPhone, dan kini beredar kabar bahwa Microsoft juga akan ‘menyerah’ di ranah wearable.

Berdasarkan laporan ZDNet, Microsoft sepertinya tidak akan merilis suksesor dari fitness tracker Microsoft Band 2 yang dirilis pada bulan Oktober tahun kemarin. Meski tidak ada konfirmasi resmi dari Microsoft, respon konsumen yang kurang begitu positif terhadap Band 2 bisa menjadi indikasi kuat.

Terlepas dari fitur-fitur menarik yang ditawarkan Band 2, pasar fitness tracker hingga kini masih didominasi oleh nama-nama seperti Fitbit. Situasinya pun bertambah rumit bagi Microsoft setelah Apple merilis smartwatch generasi keduanya yang kian berfokus pada fungsi fitness tracking.

Satu-satunya opsi yang paling potensial bagi Microsoft untuk bertahan di ranah wearable adalah layanan Microsoft Health. Meski ke depannya tidak ada lagi penerus Microsoft Band, layanan Microsoft Health yang kompatibel dengan beragam perangkat ini masih akan terus dikembangkan.

Seandainya benar demikian, langkah ini sejalan dengan fokus Satya Nadella sebagai CEO Microsoft yang lebih mengarah ke software dan layanan berbasis cloud ketimbang bersaing dengan produsen hardware kenamaan macam Apple.

Sumber: ZDNet.

Efektif Hilangkan Dengkuran, Snore Circle Juga Dibekali Fitur Sleep Tracking

Meski kerap dijadikan bahan guyonan, mendengkur alias ngorok sebenarnya merupakan kebiasaan yang buruk buat kesehatan. Cara menghilangkan kebiasaan mendengkur sebenarnya ada beberapa, termasuk salah satunya yang melibatkan gadget canggih dalam berbagai wujud; bisa berupa gelang, sabuk dan lain sebagainya.

Alternatif lainnya adalah Snore Circle, perangkat berwujud seperti headset Bluetooth yang diklaim sangat efektif untuk menghilangkan dengkuran. Tidak main-main, Snore Circle memanfaatkan teknik bone conduction dan teknologi pengenalan suara untuk mengidentifikasi suara dengkuran secara akurat.

Saat pengguna terdeteksi sedang mendengkur, Snore Circle akan mencoba mengintervensi secara fisik dengan cara mengirimkan getaran dan suara mikro yang terdiri dari 54 tingkatan. Intervensi ini memicu saraf vagus pada otak untuk bekerja, menginstruksikan otot pada bagian tenggorokan untuk mengencang dan memberikan ruang udara yang lebih lega.

Di titik ini, pengguna akan berhenti mendengkur, atau paling tidak frekuensi dengkurannya berkurang, tapi di saat yang sama aktivitas tidur mereka tidak terganggu. Malahan, karena sudah tidak mendengkur, pengguna bisa masuk ke dalam fase deep sleep dan beristirahat senyenyak mungkin.

Snore Circle menawarkan fitur sleep tracking terintegrasi / VVFLY
Snore Circle menawarkan fitur sleep tracking terintegrasi / VVFLY

Bagaimana caranya Anda bisa tahu tidur Anda semalam senyenyak apa? Sleep tracker jawabannya, tapi Anda tak perlu membeli perangkat baru, sebab Snore Circle sudah dibekali dengan fitur sleep tracking untuk memonitor kualitas tidur pengguna dan meneruskan data-datanya ke aplikasi pendamping di smartphone.

Menurut pengembangnya, teknologi yang ditawarkan Snore Circle sudah cukup terbukti. Pasalnya, ini merupakan perangkat generasi ketiga dengan penyempurnaan hampir di segala aspek, termasuk dari segi desain yang melibatkan bahan silikon yang ergonomis.

Bagi yang tertarik, Snore Circle saat ini bisa dipesan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Harga termurahnya untuk saat ini adalah $70, sedangkan harga retail-nya nanti diperkirakan berkisar di angka $129.

Apple Watch Series 2 Diungkap, Andalkan Pembaruan Internal Ketimbang Desain Baru

Bersamaan dengan iPhone 7 dan 7 Plus, Apple semalam juga memperkenalkan sekuel dari Apple Watch. Dinamai sesederhana Apple Watch Series 2, pembaruannya lebih banyak terjadi di dalam ketimbang di luar. Atau dengan kata lain, desainnya tidak berubah terkecuali untuk variasi material dan warna baru.

Atribut utama yang membedakan Apple Watch Series 1 dan Series 2 adalah perihal ketahanan air. Kalau Series 1 hanya sekadar tahan cipratan, Series 2 kini tahan air sepenuhnya, sanggup diajak berenang ataupun menyelam hingga kedalaman 50 meter sekaligus.

Ketahanan air ini juga Apple manfaatkan untuk mengembangkan algoritma baru yang secara khusus didedikasikan bagi para perenang. Hasilnya, Series 2 kini dapat menghitung lap, memonitor kecepatan rata-rata serta mendeteksi gaya berenang yang berbeda secara otomatis guna mengukur jumlah kalori yang terbakar secara akurat.

Apple Watch Series 2 kini bisa digunakan selagi berenang, surfing ataupun diving tanpa masalah / Apple
Apple Watch Series 2 kini bisa digunakan selagi berenang, surfing ataupun diving tanpa masalah / Apple

Di dalam, Apple telah menyematkan chipset baru yang ditenagai prosesor dual-core, menyajikan kinerja 50 persen lebih cepat serta performa grafis dua kali lebih baik. Ukuran dan resolusi layarnya tidak berubah, akan tetapi tingkat kecerahannya meningkat drastis menjadi 1.000 nit, menjadikannya sebagai layar paling terang yang pernah Apple produksi.

Fitur lain yang membedakan Series 2 adalah integrasi chip GPS, memungkinkan pengguna untuk beraktivitas fisik tanpa perlu membawa iPhone-nya. Tentu saja, Series 2 menjalankan watchOS 3 yang punya kinerja lebih baik dan lebih gampang dinavigasikan.

Sama seperti pendahulunya, Apple Watch Series 2 juga tersedia dalam pilihan material casing yang beragam: aluminium, stainless steel, emas, dan yang paling baru adalah keramik. Strap-nya juga tersedia dalam berbagai bahan dan model, dengan banderol harga dimulai di angka $369, dan $1.249 untuk Apple Watch Edition berbahan keramik.

Apple Watch Edition dengan case berbahan keramik / Apple
Apple Watch Edition dengan case berbahan keramik / Apple

Series 2 juga tersedia dalam varian Apple Watch Hermes yang memperkenalkan strap model baru, dengan harga mulai $1.149. Bukan cuma Hermes, kali ini Apple juga bekerja sama dengan Nike untuk menawarkan Apple Watch Nike+ yang pada dasarnya merupakan Series 2 tapi dengan fitur-fitur khusus untuk para pelari. Model ini turut dibanderol mulai $369.

Lalu bagaimana nasib Apple Watch Series 1? Well, Apple masih tetap akan memasarkannya, malahan kini dengan harga baru yang lebih terjangkau di angka $269. Lebih menarik lagi, Apple akan menyematkan chipset baru dengan prosesor dual-core ke Series 1 sehingga performanya tidak kalah dari penerusnya.

Sumber: Apple.

Usai Smartwatch, Michael Kors Perkenalkan Activity Tracker Super-Stylish

Batas antara fashion dan teknologi kian melebur dengan munculnya perangkat seperti smartwatch dari Michael Kors. Namun rupanya brand yang dikenal kaum perempuan akan tas-tasnya yang glamor tersebut masih belum mau berhenti. Baru-baru ini, mereka mengungkap sebuah activity tracker bernama Access Crosby.

Kasusnya sama seperti activity tracker besutan Kate Spade, aspek yang paling menarik dari Access Crosby tentu saja adalah desainnya; case logamnya berpadu serasi dengan gelang silikon tipis bermotif permata, dan ia juga tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Perihal fungsi, Crosby tergolong cukup cerdas. Ia dapat memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan jarak tempuh. Sebuah indikator LED di bagian tengah akan menyala ketika target yang ditetapkan telah tercapai. Crosby juga tak lupa mengusung fitur sleep tracking, plus kemampuan mengontrol aplikasi pemutar musik maupun kamera milik smartphone.

Empat variasi warna Michael Kors Access Crosby / Michael Kors
Empat variasi warna Michael Kors Access Crosby / Michael Kors

Crosby kompatibel dengan perangkat iOS dan Android. Menariknya, data-data yang dikumpulkan juga bisa diintegrasikan dengan sejumlah aplikasi fitness macam Jawbone UP, Apple Health, Google Fit dan Under Armour Record selain aplikasi pendamping dari Michael Kors sendiri. Satu-satunya fungsi umum yang absen adalah dukungan notifikasi.

Michael Kors Access Crosby saat ini telah dipasarkan seharga $95. Terdapat empat variasi warna case dan gelangnya: rose gold-hitam, rose gold-pink, serba hitam dan serba biru. Baterainya tidak perlu di-charge, Crosby memakai baterai kancing standar yang bisa bertahan sekitar 4 bulan sebelum perlu diganti dengan yang baru.

Sumber: Wareable dan Michael Kors.

Alcatel Umumkan Empat Perangkat Wearable Anyar di IFA 2016

Lahir di benua Eropa, sudah menjadi hal yang wajar bagi Alcatel untuk memanfaatkan ajang tahunan IFA sebagai panggung unjuk gigi. Tahun ini, mereka tampak cukup antusias di ranah wearable dengan memperkenalkan empat perangkat baru sekaligus di bawah seri “Move”.

Movetime WiFi Watch

Yang pertama adalah Movetime WiFi Watch, sebuah smartwatch yang, sesuai namanya, dilengkapi konektivitas Wi-Fi sekaligus Bluetooth untuk menjadi pendamping sejati smartphone. Desainnya simpel tapi tetap menarik, dengan layar sentuh AMOLED 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel, sama persis seperti milik Asus ZenWatch 3.

Meskipun tidak dibekali konektivitas seluler, smartwatch ini masih bisa dipakai untuk menerima atau melakukan panggilan telepon berkat mikrofon dan speaker terintegrasi. Selebihnya, Movetime siap memonitor bermacam data, mulai dari jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar, jarak tempuh, durasi, laju jantung, bahkan asupan air dan kafein.

Movetime WiFi Watch memiliki desain yang simpel nan elegan layaknya jam tangan tradisional / Alcatel
Movetime WiFi Watch memiliki desain yang simpel nan elegan layaknya jam tangan tradisional / Alcatel

Seperti smartwatch perdananya, Alcatel OneTouch Watch, Movetime WiFi juga menjalankan OS bikinan Alcatel sendiri. Pun begitu, smartwatch ini masih mendukung navigasi berbasis gesture seperti smartwatch Android Wear.

Movetime WiFi Watch rencananya akan dipasarkan mulai akhir bulan ini seharga €169. Pilihan warna yang tersedia adalah silver, abu-abu dan emas.

Moveband

Moveband di sisi lain merupakan sebuah activity tracker sederhana yang siap memonitor berbagai kegiatan fisik pengguna, termasuk halnya pola tidur. Fitur notifikasi turut didukung, dan waktu charging-nya diperkirakan tidak lebih dari dua jam – daya tahannya sendiri tidak diungkapkan.

Moveband rencananya akan dipasarkan dalam wujud bundel bersama smartphone Alcatel.

Movetrack

Bentuk Alcatel Movetrack yang mungil membuatnya ideal untuk mengamankan barang-barang seperti kumpulan kunci / Alcatel
Bentuk Alcatel Movetrack yang mungil membuatnya ideal untuk mengamankan barang-barang seperti kumpulan kunci / Alcatel

Kalau dua perangkat di atas lebih ditujukan untuk menemani pengguna setiap saat, Movetrack didesain untuk menjadi pendamping barang-barang penting milik pengguna, seperti kunci atau tas koper saat bepergian. Yup, ini merupakan sebuah GPS tracker mungil dengan bobot 33 gram, cukup ringan untuk bisa dicantolkan pada collar anjing atau kucing kesayangan.

Movetrack juga mendukung fitur geofencing, dimana pengguna bisa menetapkan pagar virtual sehingga notifikasi akan dikirimkan ketika benda-benda yang dipasangi Movetrack tadi masuk atau keluar dari ‘zona aman’.

Move Track&Talk

Move Track&Talk punya desain colorful yang memikat di mata pengguna anak-anak / Alcatel
Move Track&Talk punya desain colorful yang memikat di mata pengguna anak-anak / Alcatel

Masih seputar GPS tracker, Alcatel tidak lupa merancang satu untuk pengguna anak-anak dalam wujud smartwatch. Berkat perangkat bernama Move Track&Talk ini, orang tua pengguna bisa memonitor keberadaan mereka, mengirim pesan suara atau menelepon, semuanya dari satu aplikasi yang sama.

Alcatel sama sekali tidak ingin menyusahkan anak-anak dengan pengoperasian yang ribet. Itulah mengapa Move Track&Talk mampu menyimpan lima nomor speed-dial dan 10 kontak untuk kepentingan darurat. Soal baterai, perangkat ini diperkirakan bisa beroperasi selama 4 hari nonstop.

Sumber: 1, 2, 3.

Asus Umumkan ZenWatch 3 yang Lebih Stylish Sekaligus Berkinerja Lebih Baik

Selain Samsung Gear S3, IFA 2016 juga menjadi panggung debut untuk smartwatch terbaru Asus. ZenWatch 3 membawa perubahan yang cukup drastis dibanding kedua pendahulunya, dimana layarnya kini telah mengadopsi desain membulat ketimbang persegi.

Sepintas wujudnya terlihat mirip seperti Huawei Watch. Kendati demikian, ZenWatch 3 punya sejumlah elemen desain yang patut mendapat sorotan khusus. Utamanya adalah tebal bodi tahan air yang tidak sampai 1 cm – 9,95 mm tepatnya, bahkan lebih tipis ketimbang Apple Watch.

Sasisnya terbuat dari material stainless steel 316L yang diklaim Asus 82 persen lebih tangguh ketimbang baja biasa. Layarnya dilapisi kaca Gorilla Glass yang sedikit melengkung untuk memudahkan gesture swipe. Di sebelah kanan bezel super-tipisnya, terdapat tiga tombol pengoperasian – satu di antaranya bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Spesifikasi Asus ZenWatch 3 meliputi layar AMOLED 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel (287 ppi), chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100 yang secara spesifik dirancang untuk perangkat wearable, RAM 512 MB dan storage internal sebesar 4 GB.

Asus ZenWatch 3 juga akan hadir dalam varian rose gold / Asus
Asus ZenWatch 3 juga akan hadir dalam varian rose gold / Asus

Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 2 hari pemakaian, akan tetapi Asus tak lupa membekali ZenWatch 3 dengan teknologi HyperCharge yang bisa mengisi baterai hingga 60 persen kapasitas dalam waktu 15 menit saja. Charger-nya sendiri menempel pada sisi belakang smartwatch menggunakan magnet.

Bisa disambungkan ke perangkat Android maupun iOS, ZenWatch 3 menjalankan sistem operasi Android Wear – kemungkinan besar versi 2.0 yang Google umumkan bulan Mei lalu – didukung oleh deretan watch face kreasi Asus sendiri. Dari segi kinerja, Asus mengklaim ZenWatch 3 dapat memonitor jumlah langkah kaki dengan tingkat akurasi 95 persen.

Asus rencananya bakal memasarkan ZenWatch 3 mulai bulan Oktober mendatang seharga €229 atau sekitar Rp 3,4 juta. Terdapat tiga pilihan warna yang ditawarkan – gunmetal, silver dan rose gold – dan pengguna bisa memilih strap yang berbahan karet atau kulit.

Sumber: The Verge dan Asus.

Samsung Gear S3 Resmi Diperkenalkan

Samsung Gear S2 merupakan salah satu smartwatch terbaik yang dirilis tahun lalu. Desainnya tidak kalah anggun dari jam tangan analog, sedangkan bezel berputarnya benar-benar bisa memberikan pengalaman yang alami dalam mengoperasikan perangkat. Lalu bagaimana caranya Samsung bisa melampaui standar tinggi yang mereka tetapkan sendiri?

Seperti yang sudah dikabarkan sebelumnya, Samsung Gear S3 akhirnya nongol di ajang IFA 2016 di Berlin. Dijejerkan dengan Gear S2, tampak bahwa suksesornya ini punya dimensi yang lebih besar dan tebal; diameter casing stainless steel-nya membengkak menjadi 46 mm dibanding 42 mm milik Gear S2, dengan bobot yang berkisar di angka 62 gram.

Perubahan ini punya dampak negatif sekaligus positif. Di satu sisi, kaum perempuan mungkin akan mendapati Gear S3 terlalu besar dan terlihat kurang anggun di tangan mereka. Di sisi lain, ukuran yang lebih besar berarti Samsung bisa lebih mudah menjejalkan baterai berkapasitas lebih besar pula.

Samsung Gear S3 Frontier dan Gear S3 Classic / Samsung
Samsung Gear S3 Frontier dan Gear S3 Classic / Samsung

Benar saja, Gear S3 kini mengemas baterai berkapasitas 380 mAh, diperkirakan bisa bertahan selama 4 hari pemakaian dalam satu kali charge. Di saat yang sama, ukuran layarnya juga ikut membesar menjadi 1,3 inci, tetap memakai panel Super AMOLED beresolusi 360 x 360 pixel. Bedanya, layar Gear S3 kini bisa menampilkan warna meski dalam posisi always-on.

Melapisi layar tersebut adalah kaca Gorilla Glass 3 SR+ yang diklaim punya daya tahan lebih tinggi terhadap goresan. Layar juga masih dikitari oleh bezel berputar yang inovatif. Di baliknya, bernaung prosesor dual-core Exynos 7270 1 GHz, RAM 768 MB dan storage sebesar 4 GB. Yang juga baru untuk Gear S3 adalah komponen speaker, plus chip GPS.

Selebihnya, fitur-fitur yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan Gear S2. Sensor-sensornya mencakup barometer, altimeter dan optical heart-rate. Bodinya tahan air dengan sertifikasi IP68, dan ia kini mendukung sistem pembayaran Samsung Pay, baik yang mengandalkan NFC maupun MST (Magnetic Secure Transmission).

Gear S3 Frontier punya desain keseluruhan yang lebih sporty / Samsung
Gear S3 Frontier punya desain keseluruhan yang lebih sporty / Samsung

Samsung Gear S3 akan hadir dalam dua model yang berbeda: Frontier dan Classic, sejalan dengan yang dirumorkan. Frontier punya desain yang lebih rugged dan sporty, plus akan ditawarkan dalam varian berkonektivitas LTE. Classic di sisi lain punya cita rasa yang lebih simpel dan elegan, tapi hanya akan tersedia dalam varian Wi-Fi saja.

Sejauh ini Samsung masih bungkam soal harga dan jadwal pemasaran smartwatch ber-OS Tizen buatannya ini. Sama seperti tahun lalu, Samsung ke depannya juga berencana memperkenalkan watch face dan strap khusus garapan seniman ternama untuk Gear S3.

Sumber: CNET dan Samsung.

Level Adalah Fitness Tracker yang Menyamar Menjadi Kacamata Biasa

Fitness tracker sudah terbukti cukup efektif dalam memotivasi pengguna untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Namun ketika perangkat lupa di-charge atau pengguna sekadar lupa memakainya, hal ini kerap menjadi alasan untuk absen beraktivitas fisik pada hari tersebut.

Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak lupa mengenakan perangkat potensial ini? Apakah mungkin ada bentuk lain selain gelang dan jam tangan yang sifatnya lebih wajib buat pengguna? Tentu saja ada, yaitu kacamata. Seseorang dengan gangguan penglihatan pastinya tidak akan lupa mengenakan kacamata setiap harinya.

Berangkat dari premis ini, VSP yang sangat berpengaruh dalam memfasilitasi kesehatan mata di Amerika Serikat mencoba mewujudkan ide jeniusnya, yakni sebuah kacamata yang merangkap tugas sebagai fitness tracker. Ide ini pertama mereka eksekusi tahun lalu, dan tahun ini mereka sudah semakin siap dengan produk versi finalnya.

Level beserta kemasannya, lagi-lagi lebih terasa seperti kacamata biasa ketimbang gadget / VSP
Level beserta kemasannya, lagi-lagi lebih terasa seperti kacamata biasa ketimbang gadget / VSP

Dijuluki Level, saya yakin Anda akan kesulitan membedakannya dengan kacamata biasa. Ia tidak kelihatan seperti sebuah gadget, tapi jika Anda cermat, bagian tangkainya memang sedikit lebih tebal dari biasanya, dan di sinilah mayoritas komponen elektroniknya ditanamkan.

Estetika memang merupakan aspek penting ketika berbicara soal kacamata. Pasalnya, kacamata mungkin merupakan satu-satunya benda yang kita kenakan tepat di wajah. Untuk itu, tim lab inovasi VSP berusaha membuat Level setipis dan seringkas mungkin, hingga akhirnya terlihat seperti kacamata biasa.

Pada frame di bagian pelipis, telah tertanam accelerometer, gyroscope, dan magnetometer. Berbekal sensor-sensor ini, Level sejauh ini sudah bisa memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar maupun durasi aktivitas. Data yang dikumpulkan kemudian akan diteruskan ke aplikasi Android dan iOS.

Aplikasi ini juga menyimpan fitur unik bernama Find My Glasses dimana pengguna bisa menemukan kacamatanya yang tidak sengaja terselip di suatu tempat. Fitur lain yang tidak kalah menarik berkaitan dengan program Eyes of Hope milik VSP. Sederhananya, akumulasi poin dalam jumlah tertentu yang pengguna kumpulkan dengan cara memenuhi target harian akan diterjemahkan menjadi sumbangan kacamata kepada seseorang yang membutuhkan.

Port untuk charging tersembunyi di engsel salah satu tangkai milik Level / VSP
Port untuk charging tersembunyi di engsel salah satu tangkai milik Level / VSP

Bagaimana dengan baterainya? Menurut tim pengembangnya, satu kali charge selama 30 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk tiga hari pemakaian. Port untuk charging-nya sendiri tersembunyi di balik engsel salah satu tangkainya dan memanfaatkan magnet.

Sejauh ini VSP belum mempunyai rencana pasti terkait komersialisasi Level. Mereka tengah menjalin kerja sama dengan University of Southern California guna mengadakan studi selama empat bulan yang akan memvalidasi keunikan dan kepraktisan Level bersama ratusan sukarelawan.

Sumber: Engadget dan VSP.

Kate Spade Perkenalkan Trio Perangkat Wearable Berdesain Chic

Bertambah lagi brand fashion kenamaan yang merambah ranah wearable. Kate Spade yang koleksi tasnya sangat populer di kalangan perempuan ini dikabarkan siap merilis tiga perangkat wearable sekaligus.

Ketiganya terdiri dari dua fitness tracker berbentuk gelang dan sebuah smartwatch analog. Sejauh ini belum ada informasi soal nama dari masing-masing perangkat, tapi fitur-fitur yang ditawarkan mencakup fitness tracking, notifikasi, serta kontrol terhadap aplikasi pemutar musik dan kamera.

Tidak terlalu mengejutkan, desain masing-masing perangkat tampak sangat chic dan trendi. Satu fitness tracker-nya memakai strap silikon dan memiliki motif kucing yang imut-imut, sedangkan satu lainnya mempunyai warna rose gold yang kian populer di dunia fashion.

Untuk smartwatch-nya, tampak jelas perpaduan warna pink pucat dan emas ala Kate Spade. Di bagian bawah wajahnya di samping gelas champagne, tampak sebuah meteran yang sepertinya bakal menjadi indikator activity tracking.

Secara keseluruhan, smartwatch besutan Kate Spade ini lebih mirip milik Skagen ketimbang Michael Kors yang menggunakan Android Wear. Meski demikian, ketiganya tetap merupakan bagian dari inisiatif Fossil Group untuk meluncurkan sekitar 100 perangkat wearable di tahun 2016 ini – Kate Spade membayar lisensi kepada Fossil Group untuk mewujudkan ketiga perangkat wearable-nya ini.

Pemasarannya akan dimulai pada bulan November mendatang melalui toko retail dan online Kate Spade. Kedua fitness tracker-nya akan dibanderol seharga $125, sedangkan smartwatch analognya seharga $250.

Sumber: Wareable.