Gofleet Mulai Beroperasi, Solusi Bagi Mitra Go-Car yang Tak Punya Mobil

Solusi mobilitas Gofleet yang diusung Gojek dan PT Astra International Tbk (Astra) efektif beroperasi mulai hari ini. Gofleet menargetkan melepas 1000 mobil ke para pengemudi Go-Car hingga akhir tahun ini.

Peresmian operasional Gofleet ini dihelat di ajang GIIAS, BSD, Kamis, (18/7), siang. Pendiri dan CEO Gojek Nadiem Makarim dan Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto turut menghadiri acara tersebut.

Presiden Direktur Gofleet Meliza M. Rusli menuturkan, produk mereka ini ditujukan bagi mitra pengemudi Go-Car. Meliza mengklaim layanan ini akan mempermudah akses masyarakat yang tak memiliki mobil namun ingin bergabung dengan Go-Car.

“Solusi mobilitas buat mitra driver yang tergabung dalam Go-Car. Kami memberikan kendaraan kepada semua mitra kami,” ujar Meliza.

Konsumen dalam bisnis patungan Gojek dan Astra ini adalah para pengemudi Go-Car. Untuk memperoleh mobil dari Gofleet ini, mitra pengemudi Go-Car membayar biaya komitmen sebesar Rp1,5 juta saat baru bergabung. Setelahnya, mereka membayar biaya berlangganan sebesar Rp1.180.000 setiap pekan.

Direktur Gofleet Pandu Adi Laras menerangkan, keikutsertaan mitra pengemudi dalam layanan ini dapat terus berlanjut selama mereka membayar biaya berlangganan yang akan ditagih secara harian.

“Kalau dia mau melanjutkan berlangganannya, baru dia bayar lagi,” ucap Pandu.

Konsepnya mirip dengan skema pengemudi dan perusahaan taksi. Dengan biaya tersebut, Gofleet menjamin fasilitas perawatan mobil, servis kendaraan, asuransi, hingga pemasangan layar LED untuk ruang beriklan di dalam mobil.

“Dan yang terpenting adalah mereka bisa dapat akses untuk tambahan pendapatan karena kan kendaraan yang mereka bawa sekarang sudah ada LED-nya, dari monetisasinya mereka dapat uang,” imbuh Pandu.

Saat ini hanya ada dua tipe mobil yang disediakan Gofleet, yakni Avanza dan Xenia. Mereka menargetkan ada 1000 mobil yang terserap lewat layanan tersebut.

Gofleet ini merupakan hasil kerja sama antara Astra dan Gojek lewat perusahaan joint venture mereka, yakni PT Solusi Mobilitas Bangsa. Perusahaan patungan itu resmi dibentuk pada Maret 2019, ketika Astra kembali menyuntikkan investasi sebesar US$100 juta atau setara Rp1,4 triliun. Total investasi dari Astra untuk Gojek mencapai US$250 juta atau Rp3,5 triliun.

Application Information Will Show Up Here

Astra and Gojek Formed a “Joint Venture” to Extend Investment

PT Astra International Tbk (Astra) and Gojek, today (3/4) announced a joint venture to develop four-wheeler ride hailing. They also involved in the first round of Gojek’s series F funding with $100 million investment or equivalent to Rp1.4 trillion. In total, Astra has poured around 3.5 trillion rupiah for Gojek.

Prijono Sugiarto, President Director of PT Astra International Tbk said, the development of joint venture and Astra’s participation in the series F funding has showed their trust to Gojek, also, a realization of partnership exploration to create Astra automotive business synergy.

“We expect this partnership can help public to enter the formal economy sector, therefore, it can increase public welfare and have positive impact to the economic development in Indonesia. It goes along with Astra’s dreams to get prosper with the nation,” he added.

Gojek’s CEO and Founder, Nadiem Makarim mentioned, Southeast Asia’s digital economic potential, Indonesia in particular, should be optimized by business players with collaboration of each industry.

“Astra’s arms collaboration in the automotive sector with Gojek in the technology field is expected to open up more source of income for people, to be able to improve welfare,” he said.

A strategic partnership between Astra and Gojek is planned to optimize Indonesia’s potential to be the leading digital economy pioneer in Southeast Asia. As the automotive company holding, Astra is currently working on some digital initiatives in this sector, including Astra Digital.

A joint venture by Astra and Gojek is planned to provide dozens of fleet units with automotive management system that supported by Astra FMS (Fleet Management system) and Gojek’s ride hailing technology, particularly Go-Car.

Gojek is currently one of the biggest on-demand companies with 130 million users and 2 million driver partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tambah Investasi, Astra dan Gojek Dirikan “Joint Venture”

PT Astra Internasional Tbk (Astra) dan Gojek hari ini (4/3) mengumumkan kesepakatan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk pengembangan bisnis ride hailing roda empat. Pihak Astra juga mengumumkan keterlibatannya di  tahap pertama putaran pendanaan Seri F Gojek dengan nilai investasi $100 juta atau setara dengan Rp1,4 triliun. Secara total Astra telah menyuntikkan dana sekitar 3,5 triliun Rupiah untuk Gojek.

Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto mengungkapkan, pembentukan perusahaan patungan dan partisipasi Astra dalam pendanaan Seri F ini menunjukkan kepercayaan pihaknya kepada Gojek, sekaligus wujud nyata eksplorasi kerja sama untuk menciptakan sinergi bisnis otomotif Astra.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membantu masyarakat luas masuk ke sektor ekonomi formal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa,” terang Prijono.

CEO dan Founder Gojek Nadiem Makarim menambahkan, potensi perekonomian digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, harus bisa dimaksimalkan para pelaku bisnis dengan menggabungkan kekuatan di masing-masing industri.

“Gabungan kekuatan Astra di bidang otomotif dan Gojek di bidang teknologi melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan, sehingga mampu untuk meningkatkan kesejahteraan,” terangnya.

Kemitraan strategis yang terjalin antara Astra dan GOJEK diharapkan dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk terus menjadi pelopor ekonomi digital terdepan di kawasan Asia Tenggara. Sebagai holding perusahaan otomotif, Astra saat ini terus mengusahakan sejumlah inisiatif digital di bidang ini, termasuk pendirian Astra Digital.

Perusahaan patungan yang digagas Astra dan Gojek ini direncanakan akan menyediakan ribuan unit armada dengan sistem pengelolaan kendaraan yang didukung Astra FMS (Fleet Management System) dan teknologi “ride hailing” Gojek, khususnya layanan Go-Car.

Gojek saat ini telah menjadi salah satu perusahaan layanan transportasi on-demand terbesar dengan 130 juta pengguna dan 2 juta mitra pengemudi.

Application Information Will Show Up Here

Astra Confirms Two Trillion Rupiah Investment for Go-Jek

Astra Group confirms its debut investment in digital with US$150 million (Rp2 trillion) fund for Go-Jek. The two companies are expected to make many business collaboration to develop SMEs in Indonesia.

Astra International’s President Director Prijono Sugiarto and Go-Jek’s CEO and Founder Nadiem Makarim are signing the contract. Also attending this ceremony is Minister of Communication and Information Rudiantara.

Sugiarto said, it (the fund) comes from Astra International’s internal cash. The company shows interest in Go-Jek, because Nadiem and team have a good history in managing startup unicorn in the on-demand sector.

Astra and Go-Jek are having similar factor as initial step for collaboration. Astra’s core business is in automotive, with Indonesia as its biggest market. Go-Jek, as well, is said to have more than a million drivers, 125 thousand partners, and some other achievements.

“Historically, when Nadiem entered the company three years ago, he was highly motivated. I saw Go-Jek is praised by Fortune to be local startup that is changing the world. We decided to join Go-jek because of the similar connection [in automotive] and it’s a good start the colaborate,” he said.

For Makarim, Astra’s presence as an investor is claimed to be the biggest among others in the latest funding round. Moreover, this has become Astra’s biggest investment for the digital company.

He also confirms that Astra is in the same round with Google, Temasek, and Meituan-Dianping. However, Nadiem isn’t confirming anything related to the result of the latest fundraising.

Some media claimed Go-Jek’s total funds reached $1,2-1,5 billion (Rp15-20 trillion) to compete in on-demand market facing Grab and Uber. Go-Jek was previously reported to receive investment from other locals through Blibli for around $100-120 million. In total, both companies have invested around Rp3-3,5 trillion for Go-Jek.

“The investment shows that traditionally more foreign investors invest on local startups. However, Astra has become a pioneer to proof the digital economy is real. It will be the history and others will follow. The paradigm is no longer ‘should I [invest to startup]’, but ‘when and how much’,” Makarim said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Grup Astra Konfirmasi Investasi Dua Triliun Rupiah untuk Go-Jek

Grup Astra mengonfirmasi investasi perdana ke sektor digital sebesar US$150 juta (2 triliun Rupiah) untuk Go-Jek. Diharapkan dengan investasi ini kedua perusahaan bisa melakukan banyak kolaborasi bisnis sebagai upaya mengembangkan UMKM di Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut diselenggarakan hari ini, (12/2), dihadiri Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, CEO dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim, dan disaksikan Menkominfo Rudiantara.

Menurut Prijono, investasi yang dikucurkan Astra ini berasal dari kas internal induk perusahaan Astra International. Pihaknya mengungkapkan ketertarikan ke Go-Jek lantaran secara historis Nadiem dan tim memiliki kekuatan yang kuat untuk memajukan startup unicorn di sektor on-demand ini.

Antara Astra dan Go-Jek disebut memiliki benang merah yang bisa menjadi langkah awal untuk saling berkolaborasi. Astra memiliki bisnis inti di bidang otomotif dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Begitupun Go-Jek yang kini diklaim memiliki lebih dari satu juta pengemudi, lebih dari 125 ribu mitra usaha, dan beberapa pencapaian lainnya.

“Secara historis, ketika Nadiem datang ke kami sekitar tiga tahun lalu, kita lihat ada semangat tinggi untuk memajukan Go-Jek. Saya lihat Go-Jek menjadi salah satu perusahaan lokal yang mengubah dunia menurut Fortune. Akhirnya kami memutuskan gabung ke Go-Jek karena ada benang merah dan menjadi awal yang baik untuk bisa dikembangkan bersama,” terangnya.

Masuknya Astra sebagai investor, menurut Nadiem, disebut-sebut sebagai investor lokal dengan nilai terbesar dibandingkan investor lainnya dalam putaran dana terbaru ini. Tak hanya itu, investasi ini adalah terbesar yang dilakukan Astra untuk perusahaan digital.

Dia juga mengonfirmasi bahwa Astra masuk dalam putaran dana yang di dalamnya terdapat Google, Temasek, dan Meituan-Dianping. Kendati demikian, Nadiem tidak memberi konfirmasi terkait perolehan dana yang didapat dari penggalangan terbarunya ini.

Sejumlah media menyebutkan total dana yang diharapkan Go-Jek mencapai $1,2-1,5 miliar (sekitar 15-20 triliun Rupiah) untuk bersaing di pasar on-demand menghadapi Grab dan Uber. Sebelumnya disebutkan pula Go-Jek mendapat investasi dari konglomerat lokal lain, melalui Blibli, sekitar $100-120 juta. Bila ditotal, kedua perusahaan ini menyuntikkan modal sekitar Rp3-3,5 triliun untuk Go-Jek.

“Makna investasi ini bagi Go-Jek adalah secara tradisional masih lebih banyak investor luar yang berinvestasi ke startup lokal. Namun Astra telah menjadi pionir untuk membuktikan bahwa ekonomi digital itu nyata. Ini akan jadi sejarah perusahaan lain [yang] akan mengikuti. Sekarang paradigmanya sudah bukan ‘should I [invest to startup]‘, tapi ‘when and how much‘,” ucap Nadiem.

Application Information Will Show Up Here