Mendiskusi Strategi Keberlangsungan Bisnis Bersama Pelaku Startup dan Pemodal Ventura

Banyak tantangan yang dihadapi startup saat pandemi, mulai dari menurunnya jumlah klien hingga pemasukan bisnis yang tersendat. Meskipun tantangan terberat dirasakan benar oleh startup di masa awal pandemi, namun dalam beberapa bulan terakhir, situasi diklaim sudah jauh lebih baik dan berangsur-angsur pulih kembali.

Dalam webinar yang diinisiasi oleh Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (AMVESINDO), tiga penggiat startup yang diwakilkan oleh Co-Founder & CEO Cashlez Tee Teddy Setiawan, Founder ProSehat & Chairman Healthtech.id Gregorius Bimantoro, dan CMO SiCepat Wiwin Dewi Herawati, berbagi pengalaman mereka tentang bagaimana cara tepat menyiasati tantangan bisnis saat pandemi.

Menyiasati langkah yang tepat

Ada beberapa catatan menarik yang kemudian disampaikan oleh perwakilan komunitas startup saat sesi webinar. Meskipun tidak dapat dimungkiri penurunan pendapatan sempat terjadi, namun melihat perubahan pola konsumen saat pandemi yang memanfaatkan sepenuhnya layanan digital, kemudian menjadi fokus utama dari startup seperti SiCepat dan Cashlez.

Sebagai layanan finansial berbasis teknologi, Cashlez memiliki jumlah merchant yang cukup beragam, dari layanan entertainment hingga p2p lending. Meskipun mengakui untuk beberapa layanan sempat mengalami penurunan secara drastis, namun di sisi lain layanan yang kemudian dimanfaatkan oleh platform e-commerce justru mengalami peningkatan.

“Di kuartal ketiga dan memasuki keempat kami melihat adanya peningkatan dari bisnis Cashlez. Momentum ini kemudian menjadi baik bagi kami untuk bisa fokus meng-capture target pasar yang ada,” kata Teddy.

Sementara itu, bagi layanan logistik yang dihadrikan oleh SiCepat, pandemi justru memberikan kesempatan yang lebih baik bagi perusahaan untuk merangkul lebih banyak pelanggan. Tidak hanya fokus kepada pemgiriman barang dalam volume dan kapasitas yang besar, namun SiCepat juga menawarkan pilihan pengiriman barang berharga dengan volume dan ukuran yang lebih kecil.

“Saat ini kami tengah berada pada masa-masa survive” saat awal pandemi kami sempat mengalami penurunan hingga 30% lebih untuk logistik darat dan udara hampir 80%,” kata Wiwin.

Dengan menerapkan diversifikasi, SiCepat mengklaim mampu untuk menjalankan bisnis dan tentunya bisa tetap bertahan saat pandemi hingga memasuki kondisi new normal.

Salah satu layanan yang kemudian menjadi primadona saat pandemi adalah layanan healthtech. Bukan hanya mampu mengakselerasi layanan konsultasi dokter secara online, dengan berbagai produk yang makin bervarias seperti menyematkan teknologi artificial intelligence hingga genetics, kini platform healthtech semakin banyak jumlah pemainnya.

“Selama pandemi layanan yang menyasar kepada segmen B2B memang mengalami penurunan. Namun di sisi lain untuk layanan yang menyasar B2C justru mengalami peningkatan. Meskipun belum maksimal namun dari pemain healthtech sendiri memang masih memiliki keterbatasan untuk menghadirkan layanan yang lebih menyeluruh karena adanya peraturan dan regulasi yang ditetapkan,” kata Gregorius.

Kinerja PMV selama pandemi

Meskipun ada beberapa perusahaan modal ventura (PMV) yang melakukan penundaan investasi ke startup selama pandemi, namun tidak menjadikan beberapa kegiatan penggalangan dana menurun jumlahnya. Amvesiondo mencatat ada 52 transaksi pendanaan yang dilakukan oleh PMV untuk startup, dengan jumlah pendanaan mencapai $1,9 miliar.

Hal tersebut bukan hanya memperlihatkan kepercayaan dari pihak investor kepada startup, namun juga kolaborasi yang senantiasa berjalan antara PMV dan startup di masa-masa krisis ini menandakan optimisme dan kepercayaan PMV terhadap potensi pertumbuhan pelaku startup nasional.

AMVESINDO memandang, para perusahaan tersebut mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengubah lanskap industri (new normal), memberikan nilai tambah, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan dan konsumen.

“Pandemi bukan berarti startup harus berdiam diri, kondisi seperti ini justru menjadi momentum bagi startup untuk memaksimalkan upaya mereka untuk menjalankan bisnis agar bisa bertahan,” kata Anggota Dewan Kehormatan AMVESINDO Nicko Widjaja.

Nicko juga menambahkan, mewakili BRI Ventures hingga saat ini telah berinvestasi kepada 8 startup. BRI Ventures juga telah meluncurkan kelolaan baru bernama “Dana Ventura Sembrani Nusantara”. Fund tersebut menjadi kendaraan baru bagi BRI Ventures untuk mendanai startup early stage yang bermain di segmen non-fintech, seperti pendidikan, agro-maritim, ritel, transportasi, dan kesehatan.

Sementara itu menurut Sekjen AMVESINDO Eddi Danusaputro, tidak hanya fokus berinvestasi kepada startup baru, PMV juga harus tetap memperhatikan existing portofolio mereka. Meskipun tidak semuanya berniat untuk melakukan penggalangan dana saat ini, namun perlu juga diberikan dukungan yang relevan, memanfaatkan ekosistem yang ada.

“Saya juga melihat saat pandemi ada beberapa sektor yang menarik untuk dijajaki dan tentunya bermanfaat bukan hanya untuk PMV tapi juga masyarakat umum. Yaitu sektor agritech, mereka yang menyasar pertanian dan hal terkait lainnya menjadi perhatian bagi kami di MCI.” kata Eddi.

Startup turut berperan dalam pemulihan ekonomi nasional lewat kolaborasi dengan program pemerintah, seperti layanan startup agritech yang membantu menyalurkan pembiayaan dari pemerintah untuk petani, dan kolaborasi antar startup penyedia digital signature dan digital identity dengan lembaga perbankan untuk kemudahan proses restrukturisasi kredit.

“Untuk itu ke depannya perlu adanya peraturan dan regulasi yang mendukung bisnis startup terutama dari regulator,” kata Bendahara AMVESINDO Edward Ismawan Chamdani.

Penyesuaian Regulasi Jadi Angin Segar Industri Telemedicine Indonesia

Sejak akhir Maret, Indonesia merespon merebaknya pandemi Covid-19 dengan sejumlah regulasi, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar dan larangan mudik bagi mereka yang berada di wilayah terdampak. Salah satu regulasi penting yang dikeluarkan pemerintah adalah pelonggaran aturan untuk layanan telemedicine yang tertuang di Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020. Sebuah aturan yang membuat lonjakan pengguna layanan telemedicine dan percepatan adopsi teknologi pada layanan digital.

Surat Edaran tersebut memberikan beberapa kewenangan kepada dokter, melalui layanan telemedicine untuk melakukan anamnesa, yang mencakup keluhan utama, keluhan penyerta, riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya atau faktor risiko, informasi keluarga dan informasi terkait lainnya yang ditanyakan dokter kepada pasien/keluarga secara online; pemeriksaan fisik melalui audiovisual; pemberian nasihat atau anjuran yang dibutuhkan; diagnosis; pengobatan yang berdasarkan pada diagnosis; penulisan resep; dan menerbitan surat rujukan.

Melonggarnya regulasi telemedicine mendorong lonjakan penggunaan layanan di Indonesia. Halodoc dan Alodokter mengamini hal ini. Permintaan dokter untuk konsultasi online bertumbuh pesat di masa pandemi ini.

“Ada dua hal yang berpengaruh pada peningkatan pengguna layanan telemedicine. Pertama, konsumen menaruh perhatian lebih terhadap aspek kesehatan dan mengadaptasi perilaku yang lebih positif dalam menjaga kesehatan karena khawatir tentang dampak pandemi pada kesehatan mereka. Kedua, pandemi COVID-19 mengakibatkan sebagian besar masyarakat beraktivitas di rumah dan mengurangi interaksi di luar rumah,” terang pihak Alodokter.

Hal senada disampaikan pihak SehatQ dan ProSehat. Pihak SehatQ menyebutkan,”Selama masa pandemi, peningkatan pengguna SehatQ cukup drastis. [..] Dari data kami, pengguna naik lebih dari 600% sejak awal tahun ini, dan ada lonjakan lebih dari 100% untuk chat dokter kami. Toko kesehatan kami juga mencatat peningkatan transaksi 16 kali lipat sejak awal tahun.”

Sementara itu, Founder ProSehat dr G. Bimantoro (Bimo) menerangkan, layanan telekonsultasi mereka tumbuh 3 kali lipat dari sebelumnya. Ia juga menyoroti pertumbuhan permintaan untuk layanan kesehatan on demand lain, seperti permintaan panggilan tenaga kesehatan untuk ke rumah atau perusahaan yang meningkat lima kali lipat.

“Selama kondisi pandemi ini kami telah menambahkan ribuan member berbayar dengan kerja sama perusahaan multi nasional, startup unicorn, rumah sakit, dan lain-lain. Selain itu kami juga mendukung upaya pemerintah lintas organisasi mulai dari Gugus Tugas COVID-19, Kemenkes, Kominfo, dan Dinas Kesehatan Provinsi,” imbuh dr. Bimo.

Industri telemedicine dan pandemi

Industri telemedicine dan layanan kesehatan digital lainnya selama ini berkembang dengan kehati-hatian karena regulasi yang cukup ketat. Hal yang sangat wajar mengingat data kesehatan pribadi sangat krusial. Di masa pandemi ini, kondisi darurat “memaksa” adopsi teknologi dipercepat, salah satunya di sektor kesehatan.

Setelah regulasi melonggar, tantangan selanjutnya adalah pelayanan prima untuk memberikan pengalaman terbaik bagi mereka yang belum pernah bersentuhan dengan teknologi. Hal ini terkait ketersediaan dokter, kualitas layanan, dan yang paling penting proteksi data.

Untuk saat ini layanan telemedicine telah menjadi solusi menekan angka konsultasi tatap muka (face-to-face). Situasi pandemi yang tak kunjung usai membuat kondisi paling aman untuk konsultasi dan pemeriksaan awal dilakukan menggunakan teknologi.

Di masa seperti ini, lahir pula beberapa inovasi yang  mengakselerasi pertumbuhan industri telemedicine. YesDok mengembangkan layanan konsultasi berbasis video dan telah terintegrasi dengan DANA atau SehatQ yang fokus pada pengembangan fitur yang berkaitan dengan layanan kesehatan di masa pandemi.

“[Inovasi] yang pertama adalah Health Passport, yaitu integrasi dengan RS/Klinik penyedia tes Covid-19, sehingga pasien bisa melakukan booking tes Covid-19 hingga akses hasil tes, semua di satu aplikasi SehatQ. Yang kedua adalah kanal telemedicine RS/Klinik, sehingga pasien bisa tetap melakukan konsultasi online dengan dokter di RS/Klinik langganannya. Yang ketiga adalah fitur booking tes Covid-19 melalui SehatQ, di mana pengguna bisa dengan mudah memilih dari 100 lokasi tes rekanan faskes SehatQ di seluruh Indonesia,” ujar tim SehatQ.

Sementara itu, dr Bimo menceritakan, ProSehat telah mengembangkan TeleProSehat menggunakan chatbot, sehingga masyarakat bisa mengakses layanan telekonsultasi tanpa perlu melakukan instalasi lagi.

“Cukup dengan WhatsApp saja masyarakat kota dan desa semua bisa langsung berkonsultasi dengan aman dengan dokter dan menggunakan link video call untuk langsung membuka di browser. Tentunya kami senantiasa menjaga keamanan dan privasi untuk setiap telekonsultasi ini,” imbuh dr. Bimo.

Asosiasi Telemedicine Indonesia

Indonesia sekarang memilki Atensi atau Asosiasi Telemedicine Indonesia. Di dalamnya terdapat puluhan penyedia layanan telemedicine dengan berbagai macam konsep dan spesialisasi. Nama-nama seperti Halodoc, Alodokter, SehatQ, ProSehat, dan YesDok termasuk di dalamnya.

Sekertaris Atensi dr. Karina Andini kepada DailySocial menyampaikan, Atensi lahir membawa visi dan misi untuk mengembangkan alternatif pelayanan kesehatan yang lebih mudah, relatif murah, namun tetap memperhatikan keselamatan pasien maupun dokter untuk masyarakat Indonesia.

Pelayanan yang diharapkan tidak hanya kuratif, tetapi juga holistik, mulai dari pemberian informasi yang benar, konsultasi kesehatan yang lengkap, memberikan rujukan diagnosis yang seksama, sampai merujuk sesuai dengan sistem rujukan di Indonesia.

“Industri telemedicine di Indonesia saat ini baru dalam awal fase pertumbuhan. Ia akan bertumbuh besar, karena penduduk Indonesia dengan jumlah besar dengan lebih dari 50 % sudah tinggal di perkotaan, kondisi alam negara yang terdiri atas ribuan pulau, dan perkembangan Industri telekomunikasi yang luar biasa pesat di Indonesia,” jelas dr Karina.

Kehadiran Atensi juga diharapkan bisa membantu pemerintah menyusun dasar regulasi. Saat ini regulasi yang ada belum bisa mengatur perkembangan teknologi kesehatan di Indonesia secara menyeluruh.

dr Bimo menambahkan, regulasi telemedicine saat ini perlu banyak dirapikan dan masih dalam tahapan yang memberikan relaksasi selama masa penangangan pandemi COVID-19. Namun ia cukup yakin bahwa berbagai aturan terkait akan dapat segera dirilis setelah Surat Edaran dari Menteri Kesehatan No. HK.02.01-MENKES-303-2020.

Hadirnya peraturan Konsil Kedokteran Indonesia dan fatwa Majelis Kehormatan Etika Kedokteran bagi para tenaga medis, serta munculnya Peraturan BPOM No.8 tahun 2020 Tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang diedarkan secara Daring, menunjukkan betapa responsifnya berbagai pihak yang terkait untuk mendukung regulasi telemedicine ini.

“Sementara itu yang sangat dibutuhkan dan telah ditunggu-tunggu adalah Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis Elektronik yang sampai saat ini masih dalam pengembangan draft. Karena dengan dasar adanya Rekam Medis Elektronik dan Interoperabilitas Sistem, di mana data pasien dapat direkam dan ditransfer secara legal, akan membuka semakin besar ekosistem healthtech untuk mendukung kemajuan kesehatan di Indonesia secara menyeluruh,” lanjut dr Bimo.

Pentingnya telemedicine untuk Indonesia

Dari data Kementerian Kesehatan, rasio perbandingan tenaga kesehatan di Indonesia adalah 1 dokter melayani sekitar 2500 orang. Berdasarkan data itu, di Asia Tenggara, Indonesia hanya berada di peringkat dua dari bawah, atau hanya lebih baik dari Kamboja. Peringkat tertinggi dipegang Singapura dengan rasio 1 dokter untuk 500 orang.

Efisiensi yang ditawarkan layanan telemedicine menjadi sebuah peluang besar. Layanan ini memungkinkan dokter bisa lebih banyak menangani pasien per harinya. Belum lagi permasalahan ketersediaan fasilitas kesehatan yang mumpuni di daerah. Telemedicine bisa menjadi salah satu alternatif, meskipun belum sepenuhnya menggantikan konsultasi langsung dengan dokter.

ProSehat Tanggapi Positif Tantangan dan Persaingan di Sektor E-Commerce Kesehatan

Di Indonesia, sektor e-commerce mulai mendapatkan tempat di masyarakat. Kebiasaan berbelanja online lama kelamaan menjadi budaya dan menyatu sebagai keseharian masyarakat. Sukses industri e-commerce diharap juga melebar ke niche atau segmen lainindustri tersebut. Subsegmen yang mencoba untuk bertumbuh adalah bisnis e-commerce khusus kesehatan. ProSehat, salah satu pemain e-commerce yang fokus pada penyedia alat dan item-item kesehatan, adalah satu yang mencoba peruntungannya. Sejauh ini edukasi dan “memasyarakatkan” e-commerce kesehatan menjadi tantangan tersendiri.

CEO ProSehat dr. Gregorius Bimantoro kepada DailySocial bercerita bahwa sektor kesehatan masih banyak tantangan edukasi di berbagai stakeholder di bidang terkait, mencakup beragam bidang profesi, institusi pelayanan, pendidikan, sampai regulasi.

“Kompleksitas masing-masing peraturan yang pada dasarnya berupaya menjamin keamanan konsumen perlu dipahami dan dilihat kembali dengan perspektif yang positif untuk maju,” terang dr. Bimo.

Menghadapi ekosistem yang terus diupayakan tumbuh dan persaingan yang semakin banyak, ProSehat melihatnya dari sudut pandang lain. Menurut Bimo salah satu core value tim ProSehat adalah kolaborasi. Dengan melihat tumbuhnya ekosistem kesehatan digital, tim ProSehat justru melihat peluang jika ada solusi-solusi lain yang bisa bekerja sama karena beragam inovasi sedang tumbuh subur sehingga bisa saling melengkapi. Khusus untuk persaingan, dr. Bimo memandang hal tersebut sebagai hal positif yang bisa mendorong ProSehat untuk semakin baik dan inovatif dalam membantu masyarakat hidup sehat.

“Banyak kerja sama yang sedang dilakukan oleh ProSehat dengan beragam komunitas sadar kesehatan dan juga profesi kesehatan yang terkait. Kami hendak memberikan kemudahan sarana digital ini bukan hanya kepada konsumen saja melainkan kepada tenaga kesehatan,” terang dr. Bimo.

Saat ini ProSehat disebutkan tengah fokus pada kemudahan pengguna, mulai dari akses bantuan aplikasi, Tanya Dokter, dan beberapa perbaikan di user experience dengan mengumpulkan informasi umpan balik dari pengguna.

“Pengguna ProSehat terus tumbuh dengan positif melalui penawaran yang mendukung hidup sehat. Tentunya kami akan mengutamakan kepuasan pengguna dan kerja sama yang semakin luas untuk memperkenalkan gaya hidup sehat digital. […] Kami akan menyediakan kemudahan mobile app bukan hanya kepada konsumen, melainkan profesi kesehatan terkait. Dan tahun ini total nilai transaksi ditargetkan akan berkembang 8x dibandingkan dari tahun 2016,” tutup dr. Bimo.

Application Information Will Show Up Here

Daftar Startup Indonesia di Bidang Kesehatan

Bidang kesehatan menjadi salah satu segmen yang saat ini banyak digarap oleh para pengembang lokal di level startup. Umumnya menyediakan layanan reservasi dan direktori dokter, namun beberapa lainnya mengeluarkan inovasi baru yang siap diandalkan untuk kebutuhan medis penggunanya.

Berikut ini startup-startup di Indonesia yang telah berhasil meluncurkan layanan dan aplikasi di bidang kesehatan.

Dokter.id

Dokter.id merupakan sebuah portal online yang berisi berbagai informasi kesehatan. Portal online yang sebelumnya memiliki nama PilihDokter ini memiliki beberapa fitur utama, di antaranya forum diskusi “Tanya Dokter”, yang memungkinkan pengunjung untuk melakukan diskusi dengan dokter secara langsung, mirip dengan sebuah forum online. Selain itu pengunjung juga dapat melakukan diagnosa (pengecekan) kesehatan secara otomatis dengan memasukkan berbagai informasi seputar gejala yang dialami.

Dokter.id saat ini juga tengah menumbuhkan eksistensinya sebagai direktori dokter dan rumah sakit di Indonesia. Data sebaran dokter dan rumah sakit mulai dihimpun oleh portal ini. Untuk daftar rumah sakit bahkan Dokter.id juga menyediakan menu ulasan. Cita-citanya ingin menjadi situs-situs review populer seperti yang sudah laris di bidang perhotelan dan kuliner.

Informasi terakhir terkait dengan pendanaan, startup besutan Grace Tahir ini mendapatkan suntikan dana dari RingMD.

Doktermana

Startup di bidang kesehatan ini pada awalnya memposisikan dirinya sebagai marketplace di bidang kesehatan. Namun sesuai informasi yang tertera di websitenya saat ini, Doktermana ingin memposisikan dirinya sebagai asisten virtual pribadi di bidang kesehatan. Layanan utama Doktermana adalah menyuguhkan menghubungkan pasien dengan dokter, rumah sakit, klinik, farmasi serta layanan asuransi kesehatan sehingga memungkinkan proses pelayanan yang transparan dan bisa dilakukan secara online.

Solusi yang dihadirkan oleh Firman Siahaan dan rekan ini digagas sejak awal tahun 2015. Hingga saat ini layanan Doktermana baru mencakup untuk wilayah Jakarta dan Banten. Doktermana mencoba mengusung segala kemudahan yang ada pada konsep e-commerce ke dalam pelayanan kesehatan, sehingga pasien dapat merasakan kenyamanan saat mereka berobat ke rumah sakit atau dokter.

DokterSehat

DokterSehat merupakan sebuah portal online di bidang kesehatan yang menyediakan informasi dan utilitas untuk membantu penggunanya hidup sehat. DokterSehat dapat diakses melalui web, aplikasi Android dan juga iOS. Selain menyajikan informasi terpadu, melalui portal DokterSehat juga memberikan kanal interaksi pasien dengan dokter.

Di awal kemunculannya DokterSehat juga bermitra dengan Internet.org yang diinisiasi oleh Facebook dan menjadi satu-satunya startup kesehatan lokal yang terdaftar di layanan ini. Pihaknya juga bermitra dengan Ciputra Healthcare Group dan Bank Mata Jakarta (Mata Bank) untuk mengumpulkan pengetahuan lokal dan meningkatkan fungsionalitas portal di Indonesia.

Startup yang diusung oleh Indra Darmawan ini awalnya didirikan sebagai situs informasi sederhana dengan beberapa dokter yang mengisi konten. Namun sejak kuartal terakhir tahun 2015, DokterSehat telah disulap menjadi sebuah portal kesehatan terintegrasi dengan lebih dari 50.000 pengunjung unik setiap hari dengan berbagai fitur kesehatan seperti direktori dokter dan rumah sakit di Indonesia, informasi kesehatan terpercaya, konsultasi online, dan platform untuk diskusi kesehatan.

Doktersiaga

Mirip dengan layanan yang dihadirkan Doktermana dan Dokter.id, Doktersiaga hadir sebagai startup baru yang memberikan layanan pemesanan jadwal dokter dan rumah sakit. Mengusung fitur berjuluk “Smart Reservation Doctor” yang dikembangkan dengan algoritma khusus, layanan Doktersiaga berharap ke depan bisa menjadi layanan utama dan melayani jutaan pengguna.

haiDokter salah satu startup lokasl di bidang kesehatan
haiDokter salah satu startup lokasl di bidang kesehatan

Startup yang didirikan oleh Fatah Iskandar Akbar menjadikan fitur Smart Reservation Doctor sebagai fondasi layanan mereka. Fitur ini memungkinkan pasien membuat jadwal kunjungan ke dokter maupun rumah sakit dengan lebih mudah dan cepat. Sehingga ada waktu tunggu yang terpangkas. Sebuah fitur yang menjadi khas layanan sejenis. Selain itu, di situs Doktersiaga juga menyediakan informasi mengenai event bertema kesehatan.

HaloDoc

Layanan kesehatan berbasis aplikasi HaloDoc resmi diluncurkan. Dikembangkan oleh MHealth Tech yang mendapat dukungan investasi dari Mensa Group, Global Digital Niaga (Blibli), Go-Jek, dan sebuah pendanaan kesehatan (health fund) dari sejumlah investor, HaloDoc hadir ingin mendekatkan dan memudahkan akses kesehatan bagi masyarakat.

Melalui HaloDoc, konsumen bisa melakukan konsultasi medis menggunakan fitur video call (teleconsultation), pembelian obat melalui Apotik Antar yang lebih dulu hadir, dan pemeriksaan lab secara on-demand. Meskipun demikian, HaloDoc tidak akan menggantikan pusat-pusat kesehatan yang sudah ada karena konsultasi dengan dokter di HaloDoc tidak boleh menghasilkan diagnosis dan pemberian resep.

Selain tiga fitur utama tersebut, HaloDoc juga memiliki Directory yang memuat informasi dokter dan pusat kesehatan di Indonesia. Mereka juga sedang mengembangkan fitur Appointment untuk memudahkan follow up pasca konsultasi dalam bentuk perjanjian bertemu dengan dokter terkait. Aplikasi HaloDoc sudah tersedia di platform iOS dan Android.

Application Information Will Show Up Here

HaiDokter

Startup haiDokter beroperasi di bawah payung AMPlified Digital Media Production bersama dengan AppsCo dan Labbaik. haiDokter diinisiasi sejak Februari 2015 sebagai portal informasi kesehatan dengan gaya penyampaian dewasa. Namun pada Oktober 2015 haiDokter memutuskan untuk pivot dan lahir sebagai portal kesehatan yang membidik generasi muda lewat gaya penyampaian yang lebih ringan.

Dengan konsep barunya ini, haiDokter juga melakukan penyebaran konten melalui berbagai saluran media sosial yang secara garis besar dihuni oleh generasi muda, seperti Facebook, Twitter, Intagram, Youtube, dan SoundCloud. Selain itu, masih ada juga layanan live streaming.

KlikDokter

KlikDokter adalah startup yang fokus sebagai portal informasi dan edukasi mengenai kesehatan yang dikelola oleh para dokter dan tenaga medis profesional. Sama seperti portal online kesehatan pada umumnya, KlikDokter menyediakan direktori yang berisi daftar dokter, rumah sakit, obat dan juga apotek.

Rubrik spesialis dan ulasan kesehatan menjadi salah satu pembeda KlikDokter sebagai sebuah sistem informasi kesehatan. Dalam portalnya juga menyediakan informasi seputar istilah-istilah kesehatan yang terurutkan sesuai dengan abjad. Terakhir KlikDokter bersama Lifebuoy bekerja sama mengembangkan sebuah aplikasi edukasi kesehatan berbasis mobile.

Konsula

Konsula didirikan oleh Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya, tiga orang Indonesia yang menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Layanan ini didirikan berdasarkan pada fakta bahwa di Indonesia, masih sangat sulit untuk menemukan dokter handal yang sesuai dengan kebutuhan pasien, meskipun saat ini ada sekitar 160,000 dokter yang telah terdaftar di Indonesia. Karena itulah Konsula bertindak sebagai marketplace yang mempertemukan para pasien dengan dokter yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Setelah mendapatkan pendanaan dari East Ventures pada Oktober 2015, di menjelang akhir tahun pihaknya meluncurkan versi penuh dari konsula setelah sebelumnya hanya baru di versi beta. Di versi penuh Konsula menyediakan Konsula Connect, berita, dan tips sebagai bentuk perbaikan dari versi sebelumnya. Dan terakhir di awal tahun 2016, dihadirkan juga Konsula Chat untuk memberikan pengalaman lebih baik dalam konsultasi dengan dokter melalui aplikasi mobile.

Lokadok

Dilatarbelakangi pengalaman di bidang medis, pengembang perangkat lunak Dannie Yo mengembangkan layanan website listing dan sistem reservasi dokter yang diberi nama Lokadok. Portal Lokadok sendiri sudah dikembangkan sejak Juli 2015, dan saat ini telah menghimpun lebih dari 1.500 dokter. Pengembangan Lokadok memiliki visi untuk membuat pasien dan dokter dengan mudah membuat jadwal pertemuan untuk kebutuhan konsultasi atau pengobatan.

Untuk melengkapi sistemnya, belum lama ini LokaDok layanan terbarunya yang disebut dengan LokaDok OmniCare. Layanan baru ini didesain untuk dapat membantu klinik atau rumah sakit dalam mengatur antrian tunggu pasien secara lebih efisien. OmniCare juga terhubung dengan sistem booking di aplikasi Lokadok.

Medico

Medico merupakan sebuah layanan manajemen rumah sakit berbasis SaaS (Software as a Services). Medico didirikan oleh Grace Tahir dan Jonathan Susantyo. Keduanya memang sudah lama terlibat di dunia layanan kesehatan. Selain mengurusi Medico, Grace juga mendirikan Dokter.id, situs konsultasi kesehatan online yang telah mendapatkan pendanaan dari RingMD.

Belum lama ini Medico mengumumkan perolehan pendanaan awal, dengan nilai yang tak disebutkan, dari East Ventures. Pendanaan akan digunakan untuk merekrut talenta dan meningkatkan kualitas sistem supaya siap diluncurkan awal kuartal kedua tahun ini.

Dengan menawarkan layanan berbasis SaaS, Medico mencoba memberikan perspektif berbeda karena selama ini biasanya sistem dikembangkan dan dipelihara oleh konsultan pihak ketiga, tetapi server biasanya tetap diletakkan di jaringan lokal.

Mediku

Aplikasi Mediku saat ini terdiri dari 5 fitur utama, yakni First Aid, Symptom Checker, Medical History, Hospital Finder dan Pill Reminder. First Aid merupakan sebuah layanan sistem informasi kesehatan yang dapat diakses untuk mendapatkan tips melakukan tindakan cepat saat terjadi keadaan darurat kesehatan. Symptom Checker merupakan sebuah fasilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa potensi penyakin dengan mengindikasi gejala-gejala yang dirasakan pengguna.

Mediku dikembangkan berawal dari ide yang didapat Velta Azizah Destiana dan rekan saat mengikuti brainstorming di acara Gemastik (Pagelaran Mahasiswa TIK) UGM, startup bernama VistoWorks Studio terinspirasi untuk membuat sebuah aplikasi di bidang kesehatan. Ide tersebut diwujudkan dalam sebuah aplikasi Mediku. Aplikasi tersebut sudah tersedia di Google Play.

Application Information Will Show Up Here

MedisMap

Menampilkan user interface berbasis sitem informasi geografi, MedisMap menyediakan layanan pencarian fasilitas kesehatan dan tenaga medis berdasarkan lokasi tertentu. Pengguna juga dapat melakukan pencarian spesifik berdasarkan pelayanan atau opsi asuransi yang dapat digunakan untuk berobat ke klinik/dokter tersebut.

Sistem MedisMap juga memungkinkan pasien melakukan pendaftaran online serta mendapatkan kepastian waktu layanan dan notifikasi secara online. Saat ini aplikasi MedisMap dapat dinikmati melalui platform web, iOS dan Android. Dan sudah beroperasi di Jakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, juga Gersik.

Application Information Will Show Up Here

Ovula

Kurangnya pengetahuan mendalam di kalangan perempuan Indonesia tentang kondisi tubuh dan kesuburan/reproduksi, mendorong Friesca Saputra dan Yuvensia Lidya Riyanto mendirikan situs dan aplikasi mobile yang secara lengkap berfungsi untuk mengenal dan mengamati tanda-tanda yang terjadi di dalam tubuh perempuan bernama Ovula.

Berdiri sejak tahun 2015, Ovula dikembangkan berdasarkan Metode Ovulasi Billings (MOB), suatu metode sesederhana mengenal dan mengamati tanda-tanda yang terjadi di dalam tubuh perempuan, sehubungan dengan kesuburannya.

Selain bisa diakses melalui browser, aplikasi Ovula saat ini juga bisa diunduh di platform Android. Menyasar kalangan perempuan usia 25 – 40 tahun, menggunakan aplikasi ini pengguna yang  merasakan dan mengamati sensasi pada area kewanitaan, dan juga tanda-tanda yang tampak. Hasil pengamatan tersebut akan dicatat setiap hari, sehingga menghasilkan pola-pola kesuburan yang dapat digunakan sesuai rencana pasangan atau perorangan, seperti mengusahakan kehamilan, menjarakkan kehamilan, atau memantau kesehatan reproduksi.

Application Information Will Show Up Here

Pasienia

Pasienia dikembangkan oleh empat orang mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM). Mereka adalah Fadli Wilihandarwo, Dimas Ragil Mumpuni, Haydar Ali Ismail, dan Nur Hilda. Pasienia juga merupakan salah satu produk hasil inkubator Innovative Academy, sebuah inkubator startup milik UGM. Aplikasi mobile ber-platform Android ini berkonsep layaknya media sosial Pasienia berusaha memberikan ruang digital untuk pasien berkomunikasi dengan dokter dan sesama pasien.

Pasienia sejauh ini memiliki beberapa suka relawan dokter yang membantu, berbagi, dan menjawab pertanyaan dari pasien terkait keluhan kesehatan mereka. Fadli juga menyampaikan saat ini mereka tengah mencoba menjalin kerja sama dengan lab pemeriksaan kesehatan untuk memberikan keuntungan berupa kemudahan bagi pengguna Pasienia dalam melakukan pemeriksaan kesehatan mereka.

Application Information Will Show Up Here

ProSehat

ProSehat merupakan startup Indonesia yang berfokus sebagai layanan marketplace untuk membantu konsumen dalam menemukan dan membeli obat asli lewat e-Resep dan auto refill subs. Selain melalui desktop, ProSehat juga dapat diakses melalui aplikasi mobile untuk perangkat Android. Aplikasi ProSehat ini dikembangkan oleh sebuah tim dengan latar belakang medis yang kental. Tim tersebut terdiri dari dr. Bimo, dr.Agnes, dan Wiguni. Tim ini juga sebelumnya juga menjalankan portal tanya jawab kesehatan TanyaDok.

ProSehat sendiri dikembangkan berdasarkan permasalahan-permasalahan seperti antrian obat yang lama dan ketidakjelasan proses menebus resep, stok obat yang tidak tersedia baik akibat produksi pabrik maupun distribusi, lupa beli obat resep yang harus rutin ditebus terutama bagi penderita penyakit kronis, kesadaran konsumen akan pentingnya memahami informasi dan keamanan obat dan minimnya pengetahuan mengenai harga obat.

Stetoskoop

Mirip dengan Mediku, portal web ini menghadirkan fitur rating, review, dan pencarian layanan kesehatan di Indonesia. Stetoskoop mulai dikembangkan pada April 2015, namun baru saja diluncurkan pada pertengahan tahun 2015.

Denistya Sagita selaku Project Manager Stetoskoop pernah berujar pada DailySocial, bahwa ada beberapa fitur yang mereka andalkan. Salah satunya adalah Reviews dan Ratings. Dengan fitur ini pengguna bisa berbagi pengalaman berkunjung di suatu fasilitas kesehatan kepada para pengguna lainnya.

TanyaDok

TanyaDok yang dikembangkan oleh PT. Atoma Medical. Layanan yang sebelumnya bernama TanyaDokterAnda ini hadir sejak tahun 2006. TanyaDok juga menjadi pemenang Echelon 2013 Jakarta Satellite pada bulan Maret 2013. Sampai saat ini layanan TanyaDok masih beroperasi dan terus dikembangkan.

TanyaDok Live menjadi salah satu fitur andalannya. Fitur ini memungkinkan pengguna TanyaDok memperoleh layanan konsultasi kesehatan online secara gratis. Interaksi dalam TanyaDok Live didukung oleh tim dokter yang solid yang terdiri dari banyak spesialisasi mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis, hingga dokter konsulen.

ProSehat Siap Melenggang ke Swiss Sebagai Wakil Indonesia di Ajang Seedstars Summit

Setelah berhasil merebut tiket Regional Winner Tiket dalam ajang Seedstars World Jakarta pada September 2015 silam, aplikasi kesehatan ProSehat kini tengah bersiap untuk kembali berlaga dalam Seedstars Summit di Switzerland. ProSehat akan jadi wakil Indonesia dan bersaing dengan 53 startups lain dari seluruh dunia untuk mendapatkan gelar Seedstars World Global Winner. Pemenang global edisi ini akan diganjar hadiah sampai dengan $500.000 dalam bentuk investasi ekuitas.

ProSehat sendiri adalah startup asal Indonesia dengan fokus sebagai layanan marketplace untuk membantu konsumen dalam menemukan dan membeli obat asli lewat e-Resep dan auto refill subs. Selain melalui desktop, ProSehat juga dapat diakses melalui aplikasi mobile untuk perangkat Android.

Seedstars Summit sendiri adalah kompetisi global bagi startup yang tengah tumbuh cepat di negara berkembang. Total hadiah yang disediakan dalam kompetisi tersebut mencapai $500.000 dalam bentuk investasi ekuitas dari Seedstars World.

Pada September silam, Seedstars menyambangi Indonesia untuk menggelar Seedstars World Jakarta. Dari kompetisi inilah ProSehat berhasil merebut Regional Winner Ticket dan mendapatkan kesempatan untuk mewakili Indonesia dalam panggung yang lebih tinggi, yaitu Seedstars Summit di Switzerland (Swiss).

CEO dan Founder ProSehat Gregorius Bimantoro, / DailySocial

Melalui keterangan yang kami terima, CEO Kibar dan penyelenggara Seedstars World Jakarta Yansen Kamto mengatakan, “Kita mau ada lebih banyak startup seperti ProSehat yang merepresentasikan anak muda yang menyelesaikan masalah, memberi nilai tambah pada masyarakat, dan menggunakan teknologi untuk memperbesar dampak.”

[Baca juga: Swalayan Kesehatan Online ProSehat Hadirkan Aplikasi Mobile]

Tepatnya pada tanggal 3 Maret, ProSehat akan mewakili Indonesia dan bersaing dengan 53 startup lain dari seluruh dunia untuk mendapatkan gelar Seedstars World Global Winner. Dalam edisi kali ini, pemenang global akan mendapatkan hadiah sampai dengan $ 500.000 investasi ekuitas dari Seedstars World. Startup terbaik di sektor lain, seperti wisata, juga akan mendapatkan hadiah dalam bentuk investasi ekuitas dan hibah hingga $550.000.

Sebagai perwakilan dari Indonesia, ProSehat akan berpatisipasi dalam bootcamp yang akan digelar selama dua hari, mengikuti forum investor, dan Grand Final Seedstars World.

Seedstars adalah sebuah organisasi global yang mencari startup-startup terbaik dari seluruh penjuru dunia. Tahun ini, Seedstar mengklaim ada lebih dari 3.000 startup dari Eropa Timur dan Tengah, Afrika, Timur Tengah, Asia dan Amerika Latin yang berpartisipasi dalam Seedstars World. Selain itu ada sekitar 1.000 pengusaha, pemodal ventura, eksekutif perusahaan, angel investor, pejabat pemerintah, wartawan, dan penggemar startup juga diklaim akan bergabung dalam kompetisi yang dibuka untuk umum ini.

Application Information Will Show Up Here

Swalayan Kesehatan Online ProSehat Hadirkan Aplikasi Mobile

Layanan ProSehat yang memposisikan diri sebagai swalayan kesehatan online di Indonesia baru-baru ini mengumumkan peluncurkan aplikasi mobile. Melalui aplikasi mobile tersebut pengguna dapat lebih mudah untuk menebus resep dokter dan membeli obat bebas seperti vitamin dan suplemen kesehatan. Saat ini aplikasi mobile ProSehat baru tersedia untuk platform Android. Continue reading Swalayan Kesehatan Online ProSehat Hadirkan Aplikasi Mobile