LG CineBeam Laser 4K Mampu Proyeksikan Gambar 120 Inci dari Jarak 18 Cm

Sebagai seseorang yang pernah merasakan tinggal di apartemen kecil, saya paham betul betapa sulitnya memilih ukuran TV yang pas dengan ruang yang terbatas. Mungkin solusi yang lebih ideal adalah menggunakan proyektor berteknologi ultra short throw (UST), salah satunya seperti yang akan dipamerkan LG di event CES 2019 berikut ini.

Dijuluki LG CineBeam Laser 4K (HU85L), kapabilitas short throw-nya tidak tanggung-tanggung; sanggup memproyeksikan gambar seluas 120 inci dari jarak 18 cm saja. Kalaupun proyektornya harus benar-benar dipepetkan ke tembok, ia ternyata masih bisa memproyeksikan gambar seluas 90 inci dari jarak 5 cm.

LG CineBeam Laser 4K

Lebih penting lagi, proyeksinya ditampilkan dalam resolusi 4K, dan dengan tingkat kecerahan 2.500 lumen, gambar masih akan terlihat cukup jelas meski lampu ruangan dinyalakan. LG pun juga mengklaim proyektor ini mampu menampilkan warna yang sangat akurat.

Untuk masalah distorsi yang kerap menjangkiti proyektor UST, LG bilang solusinya sudah tersedia dalam bentuk pengaturan keystone 12 titik. Semua itu dikemas dalam wujud yang amat ringkas, lebih ringkas daripada mayoritas proyektor 4K kalau kata LG. Desainnya pun sengaja dibuat simpel agar tidak ‘merusak’ dekorasi ruangan.

LG CineBeam Laser 4K

Terakhir, LG tak lupa membubuhkan integrasi AI besutannya, ThinQ, sehingga proyektor ini juga dapat dikendalikan via perintah suara. Perintah suara yang dapat dikenalinya pun cukup spesifik, semisal “turn off projector after the movie has finished“, sehingga Anda tak perlu khawatir perangkat terus menyala apabila tidak sengaja tertidur selagi menonton.

Seperti yang saya bilang, LG CineBeam Laser 4K bakal menjadi salah satu suguhan utama LG di CES 2019 bulan depan. Harga dan jadwal pemasarannya baru akan diungkap di ajang tersebut.

Sumber: LG.

Xiaomi Luncurkan Proyektor High-End Seharga $ 2000

Dikenal sebagai brand smartphone di Indonesia, Xiaomi sudah lama menawarkan peralatan elektronik rumah tangga sampai mainan robot untuk konsumennya. Perusahaan asal Beijing ini juga tidak asing dalam hal penyediaan alat pendukung kerja. Kita telah mendapatkan Mi Notebook, dan beberapa tahun silam mereka sempat meluncurkan proyektor mungil berteknologi sinema.

Melalui acara pers di Kota New York minggu lalu, Xiaomi meluncurkan beberapa produk yang mereka pasarkan via jaringan Walmart. Produk pertama adalah proyektor laser high-end dengan kemampuan menghasilkan layar lebar, lalu ada sejumlah varian sistem pencahayaan pintar, smart plug, serta Mi Box generasi kedua. Di antara perangkat-perangkat tersebut, proyektor Xiaomi anyar ini merupakan item yang paling unik.

Xiaomi biasanya terkenal dengan penawaran produk terjangkau yang tidak kalah canggih dari punya kompetitor. Namun ‘Mi Laser Ultra-Short Throw Projector’ malah dibanderol di harga fantastis, mencapai US$ 2000. Ia diklaim sebagai proyektor ultra-short pertama di dunia yang mengusung teknologi ALPD, kabarnya mampu menghidangkan output beresolusi 1080p seluas maksimal 150-inci.

Mi Laser Ultra-Short Throw Projector 3

Tunggu dulu, bukankah US$ 2.000 masih terlalu mahal untuk proyektor full-HD? Memang benar, tapi kemampuan yang diandalkan Xiaomi di sana adalah sistem ultra-short throw. Dengannya, proyektor dapat diposisikan di jarak 5- sampai 50-sentimeter dari tembok – ketika produk lain umumnya ditempatkan di bagian belakang ruang. Itu berarti, kualitas gambarnya jadi lebih tajam, jelas, serta cerah; lalu akurasi warna jauh lebih terjaga.

Mi Laser Ultra-Short Throw Projector 4

Proyektor ini turut dibekali sensor pengaman. Ia berfungsi untuk mendeteksi mata Anda, dan mampu menonaktifkan proyektor secara otomatis ketika posisi kita terlalu dekat agar sinarnya tidak merusak mata.

Mi Laser Ultra-Short Throw Projector 2

Perangkat dibekali unit remote control sebagai pusat pengendalian, termasuk buat memanfaatkan fungsi Google Assistant. Mi Laser Ultra-Short Throw Projector juga dilengkapi dengan Android TV built-in serta speaker Dolby Stereo, sehingga Anda tidak perlu menambahkan sistem audio eksternal ketika ingin menikmati film. Aspek konektivitasnya tergolong lengkap. Anda bisa menemukan dua port HDMI 2.0, sepasang USB, lalu ada pula Wi-Fi serta Bluetooth.

Mi Laser Ultra-Short Throw Projector 1

Selain proyektor ultra-short throw, Xiaomi juga menyediakan lampu meja Mi LED (US$ 40), bohlam Yeelight LED (US$ 20), Mi Bedside Lamp (US$ 45). Semua punya kemampuan pintar, mempersilakan kita buat mengatur tingkat kecerahan dan temperatur cahaya via aplikasi Mi Home. Selanjutnya, produsen menyediakan smart plug (US$ 15) dan Mi Box S dengan Android TV 8.1 (US$ 60).

Via The Verge.

Anker Luncurkan Proyektor Mini Baru, Smart Speaker dan Charger USB-C Istimewa

Di titik ini, Anker sudah tidak pantas lagi dipandang sebagai produsen power bank semata. Mereka baru saja memperkenalkan tiga produk yang cukup menarik: sebuah proyektor mini, sepasang smart speaker, dan sebuah charger USB-C imut-imut nan perkasa.

Proyektor mini yang dimaksud adalah Nebula Capsule II, suksesor dari proyektor bernama sama yang dirilis tahun lalu. Wujudnya masih mirip minuman kaleng, tapi ukurannya sedikit membesar demi mengusung lebih banyak fitur. Kalau Capsule orisinal berbobot 425 gram, Capsule II menembus 680 gram.

Nebula Capsule II

Fitur-fitur barunya mencakup versi terbaru Android TV, integrasi Google Assistant, dan kemampuan autofocus hasil proyeksi di bawah satu detik. Spesifikasinya turut disempurnakan; resolusinya bukan lagi 480p melainkan 720p, tingkat kecerahannya naik menjadi 200 lumen, dan speaker-nya kini lebih bertenaga dengan output 8 W dan sepasang passive radiator.

Konektivitasnya tak lupa disempurnakan. Selain Wi-Fi dan Bluetooth, Capsule II turut mengemas port HDMI, USB, jack headphone dan dukungan Chromecast. Charging-nya sudah mengandalkan USB-C, dan pengisiannya hanya memerlukan waktu sekitar 2,5 jam.

Saat terisi penuh, Capsule II dapat digunakan sebagai proyektor hingga 3 jam nonstop, atau selama 30 jam sebagai speaker Bluetooth. Anker bakal segera menawarkannya via Kickstarter seharga $400.

SoundCore Model Zero

Produk yang kedua adalah speaker Soundcore Model Zero dan Model Zero+. Bentuknya unik, sepintas mengingatkan saya pada tas jinjing kaum hawa, dengan lubang pada bagian atas yang dapat dijadikan pegangan.

Sebagai smart speaker, keduanya sama-sama mengusung integrasi Google Assistant. Namun tidak seperti kebanyakan smart speaker yang harus dicolokkan ke listrik secara konstan, Zero dan Zero+ dibekali baterai yang tahan sampai 10 jam penggunaan dalam satu kali charge.

Khusus Zero+, ada dukungan Dolby Audio, dan Anker mengklaim output suaranya lebih baik ketimbang saudaranya. Keduanya bakal dipasarkan mulai bulan November masing-masing seharga $200 (Zero) dan $250 (Zero+).

Anker PowerPort Atom PD1

Terakhir, ada charger istimewa bernama Anker PowerPort Atom. Istimewa karena, terlepas dari dimensi mungilnya (41 x 35 x 38 mm, setara charger smartphone pada umumnya), ia sanggup menyajikan output daya sebesar 27 W, sehingga dapat digunakan untuk mengisi ulang laptop kecil seperti MacBook 12 inci.

Rahasianya terletak pada penggunaan material Gallium Nitride (GaN) ketimbang silikon biasa. Charger ini akan dipasarkan mulai akhir November seharga $30. Ke depannya, Anker juga berencana untuk merilis varian lain PowerPort Atom dengan dua port (60 W) dan empat port (dua USB-C, dua USB-A, dengan daya total 100 W).

Sumber: 1, 2, 3.

Fujifilm Umumkan Proyektor Unik dengan Lensa yang Bisa Diputar-putar

Fujifilm membuat geger ajang Photokina 2018 lewat pengumuman dua kamera mirrorless medium format baru, yakni Fujifilm GFX 50R dan GFX 100 yang masih dalam tahap pengembangan. Di samping itu, mereka juga memperkenalkan perangkat unik macam kamera instan hybrid yang bisa merekam video dan proyektor inovatif berikut ini.

Proyektor berwujud balok ringkas ini sementara masih belum bernama, tapi ia menawarkan sesuatu yang belum ada di proyektor lain: lensa yang bisa diputar-putar, yang berarti pengaturan posisi gambar yang diproyeksikan bisa dilakukan tanpa perlu memindah unit proyektor secara keseluruhan, melainkan cukup lensanya saja.

Lensanya ini dapat berputar pada dua poros; sehingga bisa dihadapkan ke atas, bawah, depan, belakang, kiri maupun kanan. Memproyeksikan gambar ke langit-langit maupun lantai merupakan hal mudah baginya, demikian pula berganti orientasi antara vertikal atau horizontal.

Fujifilm projector

Lensanya pun sudah mengadopsi model ultra short-throw, sanggup memproyeksikan gambar seukuran 100 inci dari jarak 75 cm saja. Fujifilm belum merincikan jeroannya, tapi yang pasti ini merupakan proyektor laser, dan lensanya yang berlabel “Fujinon” menandakan kualitas optiknya tidak kalah dari deretan lensa kamera Fujifilm.

Fujifilm melihat potensi perangkat seperti ini untuk digunakan di pagelaran seni, museum, atau lokasi-lokasi lain yang umumnya memiliki ruang terbatas. Cukup letakkan proyektor di satu titik yang strategis, maka proyeksinya bisa ditujukan ke segala arah.

Fujifilm berencana memproduksi dan memasarkan produk ini di tahun 2019. Kita tahu bahwa Fujifilm merupakan suatu korporasi besar dengan berbagai cabang bisnis (mulai dari kamera, percetakan, sampai kosmetik), tapi ini merupakan pertama kalinya mereka terjun ke bisnis proyektor. Maka dari itu tidak heran kalau mereka ingin menjalani debutnya secara istimewa.

Sumber: SlashGear dan Fujifilm.

Tak Hanya Android, Proyektor Optoma UHL55 Juga Dibekali Asisten Pintar Alexa dan Google Assistant

Optoma Corporation terkenal sebagai perusahaan pembuat peralatan teater – proyektor, sistem pembicara, dan sebagainya. Berpredikat sebagai ahli di bidang tersebut, tak mengejutkan jika kemudian mereka menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang akhirnya meluncurkan proyektor yang menjalankan sistem operasi Android. Inilah dia UHL55, proyektor ringkas yang tidak hanya berbekal OS Android tapi juga didampingi asisten virtual Alexa dan Google Assistant.

Dari sisi fitur dan kemampuan, Optoma UHL55 tak banyak berbeda dari proyek keluaran terbaru lainnya, seperti resolusi 4K, 1,500 lumens, HDR10, DCI-P3 dan dukungan HDCP yang mulai jadi standar baru. Yang membedakan, UHL55 tak lain dan tak bukan adalah bekal asisten pintar yang bukan cuma satu tapi ada dua sebagaimana disebutkan di awal tadi. Dengan dua bekal asisten pintar tersebut, UHL55 mampu melakukan banyak tugas dengan input berupa perintah suara. Misalnya untuk menyalakan dan mematikan proyektor, mengubah volume, mengubah sumber input dan mengontrol pemutar media USB.

UHL55_Flare

Kelebihan lainnya, Optoma juga telah menyediakan platform aplikasinya sendiri di mana pengguna UHL55 dapat memasang dan menjalankan aplikasi-aplikasi populer seperti YouTube, Netflix dan lain sebagainya. Sebagai salah satu opsi, Optoma juga menyediakan port HDMI untuk menjadi pintu bagi perangkat pintar pihak ketiga apabila membutuhkan ruang simpan ekstra.

Tadi sudah disebutkan adanya dukungan HDCPP 2.2. Dengan ini, perangkat dapat menjalankan konten terlindungi seperti UHD Blu Rays tanpa kesulitan berarti. Ada juga tambahan port USB-A untuk flash drive dan bahkan mampu membuka dokumen seperti PDF, slide dan juga foto dari perangkat penyimpanan portabel lainnya.

UHL55_07_800pixel-600x539

Terakhir, UHL55 juga memiliki dukungan port Ethernet, audio jack 3.5mm dan juga port audio out untuk menghubungkan perangkat ke sistem audio. Walaupun secara default, proyektor juga dilengkapi dengan speaker 8 watt.

Optoma UHL55 segera bisa dipesan pada bulan ini melalui Amazon, Newegg, B&H, dan toko retail lainnya dengan banderol $1,499.

Sumber berita Optoma.

Proyektor 4K BenQ TK800 Siap Memeriahkan Segala Macam Acara ‘Nobar’ Pertandingan Olahraga

Tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi menonton langsung pertandingan Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia, namun jika satu dua hal menghalangi keinginan Anda untuk berangkat ke Negeri Beruang Putih, menyaksikan pertandingan bersama teman-teman ialah cara terbaik menikmatinya. Dan BenQ sudah menyiapkan perangkat paling ideal buat mendukung kegiatan itu.

Di bulan Maret silam, BenQ resmi meluncurkan TK800, sebuah proyektor DLP 4K bertema home entertainment yang dispesialisasikan untuk fans olahraga. Dan tanpa berlama-lama, perusahaan teknologi asal Taiwan itu membawa TK800 ke Indonesia. Dan di tepat tengah euforia Piala Dunia 2018 ini, BenQ mempresentasikan keunggulan yang bisa TK800 suguhkan bagi para penggemar sepak bola.

Business development manager BenQ Asia Pasifik, Erlina Dyah Listyowati.
Business development manager BenQ Asia Pasifik, Erlina Dyah Listyowati.

BenQ TK800 menjanjikan konten 4K sejati yang disempurnakan dengan fitur HDR. Perangkat dapat memproyeksikan ‘layar’ seluas lebih dari 100-inci dan mampu menyuguhkan 8,3 juta pixel. Pengoperasiannya diklaim sangat simpel, jauh lebih sederhana dibanding ketika Anda mencoba menonton video UHD di televisi. Dan tentu saja, proyektor memastikan konten bisa dinikmati oleh lebih banyak orang.

 

Fitur dan teknologi

Kemampuan TK800 menampilkan warna-warni yang mencolok dan gambar dengan tingkat kecerahan tinggi di 3.000-lumen membuat pemanfaatannya sangat fleksibel. Ia bisa digunakan di dalam rumah ataupun di luar ruangan, dan Anda tidak perlu khawatir cahaya-cahaya eksternal mengurangi ketajaman atau keakuratan warna output-nya. BenQ turut membanggakan jangkauan warna dari TK800 yang melampai 92 persen Rec. 709, standar format televisi high-definition 16:9.

TK800 11

Jantung dari TK800 adalah teknologi single DMD DLP 0,47-inci, disesuaikan dengan volume proyektor agar perangkat ini tidak terlalu memakan tempat. Teknologi DLP tunggal di sana kabarnya efektif menghindari adanya masalah ketidakselarasan, sanggup menghasilkan gambar tajam yang bebas dari efek blur, berbayang, atau munculnya interferensi.

TK800 5

Selanjutnya, BenQ memanfaatkan sistem optik berupa lensa tujuh-elemen yang terbagi dalam empat grup. Pendekatan ini dipilih karena dipercaya mampu memaksimalkan penetrasi cahaya, dibantu lagi oleh coating khusus buat meminimalkan penyimpangan warna.

TK800 6

BenQ TK800 siap menunjang konten HDR10 dengan kehadiran teknologi Auto HDR Color Rendition yang dioptimalkan buat proyektor. HDR-nya mampu menyajikan tingkat keterangan serta jangkauan kontras lebih tinggi. Fitur ‘natural color rendition‘ di sana sanggup mempertahankan temperatur warna dan mencegah adanya over-saturation. Kemudian karena TK800 dapat menampilkan grayscale secara akurat, detail gambar tetap terjaga meskipun konten memperlihatkan area gelap dan terang bersamaan.

TK800 3

 

Buat fans sepak bola?

Untuk menunjukkan komitmen BenQ dalam memanjakan penggemar olahraga, sang produsen telah menyiapkan dua mode istimewa.

Pertama adalah Football Mode. Dengan memilihnya, proyektor akan berupaya memepertahankan akurasi warna natural kulit dan hijaunya rumput di lapangan walaupun pertandingan diproyeksikan di skala besar. Dan untuk menyempurnakan pengalaman menonton, TK800 turut dibekali Football Sound Mode – diracik buat memperjelas suara komentator di tengah-tengah sorak-sorai penonton.

TK800 10

Kemudian ada Sport Mode. Bisa jadi alternatif saat Anda ingin menyaksikan olahraga selain sepak bola, mode ini juga difokuskan pada keakuratan warna kulit. Bedanya, penyajian warna lain lebih hangat; lalu biru, merah dan hijau dibuat lebih seimbang. Dan seperti Football Mode, ia ditopang pula oleh Sport Sound Mode – lagi-lagi dimaksudkan untuk mengekspos suara komentator, memisahkannya dari decitan sepatu di lantai kayu serta bunyi pluit wasit. Pecinta bola basket pasti akan mengapresiasinya.

TK800 9

Betul sekali, Anda tidak perlu repot-repot membawa speaker karena BenQ telah dilengkapi TK800 dengan unit built-in yang dipadu teknologi CinemaMaster Audio+. Speaker tersebut mempunyai daya 4W, menyimpan diafragma aluminium dan ruang resonansi yang mencukupi buat menghidangkan audio memuaskan serta bass bertenaga.

TK800 12

Tentu saja, BenQ TK800 tak cuma berguna buat menyuguhkan pertandingan olahraga. Ia juga menyimpan mode-mode lain seperti Cinema Mode, Music Mode, User Mode, hingga Game Mode.

TK800 1

Sekarang, BenQ juga sudah meluncurkan proyektor 4K terbaru lainnya, BenQ W2700 untuk Anda yang sedang mencari opsi yang lebih mutakhir.

Penampilan

Seluruh kemampuan tersebut BenQ kemas dalam desain proyektor yang cukup padat. TK800 mempunyai dimensi 353x135x272-milimeter dan bobot 4,2kg. Volumenya memang tidak kecil, tapi rancangan tanpa sudut dan kombinasi warna putih serta hijau tosca memberikannya kesan netral serta minimalis, tetap serasi dengan tempat tinggal atau ruang keluarga bertema modern.

TK800 2

 

Harga dan ketersediaan

Saat ini TK800 sudah dapat Anda miliki. Produk tersedia di gerai retail ataupun channel resmi BenQ di situs-situs eCommerce lokal. Di Indonesia, BenQ TK800 dibanderol seharga Rp 23,5 juta ‘saja’.

Tak Mau Kalah dari Optoma, BenQ Luncurkan Proyektor 4K Seharga $1.500

Pada pertengahan tahun lalu, Optoma sempat merusak harga pasar proyektor 4K. Harganya memang masih di kisaran $2.000, tapi ini jauh lebih murah ketimbang proyektor 4K besutan Sony yang dihargai $30.000. Sekarang, BenQ tampaknya tidak mau ketinggalan di segmen proyektor 4K ‘murah’.

Pabrikan asal Taiwan itu baru saja menyingkap BenQ TK800, penerus BenQ HT2550 yang dirilis menjelang akhir tahun lalu. Keduanya sama-sama menawarkan proyeksi 4K dan dukungan HDR, serta sama-sama dibanderol seharga $1.500.

Yang berbeda, TK800 mengemas spesifikasi yang sedikit lebih baik. Utamanya tingkat kecerahan mencapai 3.000 lumen, serta reproduksi warna yang diklaim lebih akurat. BenQ bilang bahwa hasil proyeksinya masih bisa kelihatan jelas dengan warna yang mencolok meski ditempatkan di ruangan yang cukup terang.

BenQ TK800

Sama seperti proyektor 4K Optoma, BenQ TK800 sebenarnya bukanlah proyektor 4K murni. Hardware di dalamnya hanya sanggup memproyeksikan resolusi 1080p, tapi berkat implementasi teknik XPR pixel-switching, yang tampak di mata adalah resolusi 3840 x 2160 pixel.

Keterbatasan ini perlu digarisbawahi, sebab kualitas gambarnya tak akan bisa menyaingi proyektor 4K besutan Sony yang seharga mobil itu, yang bisa menampilkan resolusi 4K secara native. Terlepas dari itu, hasil proyeksi BenQ TK800 bakal tetap kelihatan lebih tajam ketimbang proyektor full-HD pada umumnya.

Terkait konektivitas, TK800 mengemas sepasang port HDMI, port VGA, USB-A dan mini-USB, serta audio in dan audio out. Di Amerika Serikat, perangkat ini rencananya bakal dipasarkan secara resmi mulai bulan depan.

Sumber: The Verge dan BenQ.

Bukan Sembarang Smartwatch, Haier Asu Mengemas Sebuah Proyektor

Tidak seperti dua tahun yang lalu, perkembangan smartwatch saat ini bisa dikatakan stagnan. Penyebabnya ada banyak, salah satunya mungkin karena Qualcomm tak kunjung merilis generasi baru chipset Snapdragon Wear. Situasi seperti ini sejatinya punya dua implikasi: 1) pabrikan jadi malas dan melupakan segmen smartwatch sepenuhnya, atau 2) pabrikan malah memanfaatkan waktunya untuk bereksperimen dengan ide-idenya, seperti yang dilakukan oleh Haier belum lama ini.

Di ajang MWC 2018, pabrikan asal Tiongkok itu memamerkan sebuah smartwatch yang amat eksentrik. Namanya Haier Asu, tapi saya mohon jangan jadikan nama ini sebagai bahan guyonan, sebab masih ada gadget lain yang namanya lebih parah lagi dan sempat membuat heboh masyarakat tanah air di tahun 2011.

Yang tergolong eksentrik adalah integrasi sebuah proyektor di tubuh kecilnya. Proyektor ini duduk di sebelah kanan layar, bertugas menampilkan informasi ekstra yang tidak muat di layar dalam resolusi 854 x 480 pixel. Informasinya bisa nomor telepon yang pengguna inputkan, bisa data fitness tracking, atau bisa juga untuk sebatas stopwatch.

Sumber gambar: CNET
Sumber gambar: CNET

Tidak kalah unik adalah bagaimana hasil proyeksinya ini juga mendukung kontrol berbasis gesture, di mana pengguna dapat menyentuh tangannya dua kali untuk mengganti apa yang ditampilkan pada layar. Kendati demikian, saya yakin tidak sedikit yang mempertanyakan kegunaan dan kepraktisannya.

Dari sisi teknis, Asu mengemas spesifikasi yang cukup mumpuni. Ada prosesor 1,2 GHz, RAM sebesar 1 GB, sensor laju jantung, GPS, dan bahkan konektivitas 4G LTE. Layarnya sendiri yang berukuran 1,5 inci merupakan touchscreen, dengan resolusi 240 x 240 pixel. Secara keseluruhan, bodinya yang bongsor juga telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IP65.

Yang agak mengejutkan, Asu bukan sebatas produk konsep yang biasanya bertujuan untuk memperlihatkan visi industri ke depan. Haier rupanya sudah berencana untuk memasarkannya di Tiongkok mulai kuartal berikutnya.

Sumber: CNET dan The Verge.

BenQ CineHome W1700 dan CinePro W11000H, Proyektor 4K UHD HDR Kelas Bioskop untuk Rumahan

Saat ini pengalaman terbaik untuk menikmati film mungkin dengan nonton di bioskop. Tapi, bagi Anda yang punya tingkat kesibukan tinggi, mana sempat pergi ke bioskop.

BenQ mencoba menyediakan solusi dengan memperkenalkan dua home cinema proyektor terbaru mereka yaitu CineHome W1700 dan CinePro W11000H ke pasar Indonesia. Proyektor ini ditunjukkan untuk kalangan pengguna profesional dan penggemar film yang membawa pengalaman menonton sinematik seperti di bioskop ke rumah Anda.

benq-cinehome-w1700-dan-cinepro-w11000h-proyektor-4k-uhd-hdr-kelas-bioskop-untuk-rumahan-4

W1700 dan W11000H adalah proyektor dengan teknologi DLP (Digital Light Processing) berstandar internasional Rec.709 sekelas panggung IMAX yang mampu menampilkan konten resolusi 4K Ultra HD 8,3 juta piksel. Lengkap dengan teknologi CinematicColor dan mendukung format HDR 10.

Teknologi CinematicColor, menjamin memberikan kualitas gambar seperti yang diinginkan si pembuat film, karena sudah memenuhi standar industri digital sinema dari akurasi warna sinematik. Khusus untuk CinePro W11000H bahkan telah tersertifikasi THX yang menawarkan performa gambar yang sangat tinggi secara menyeluruh guna menjamin pengalaman menonton seperti di sinema commercial digital dengan tepat.

Dalam acara demo produk di CGV Grand Indonesia, Jakarta, kemarin, BenQ mengajak rekan-rekan media untuk merasakan langsung, melihat dan mendengar. Saya cukup terkejut dengan kualitas gambar yang dihasilkan BenQ W1700.

Kualitas gambar yang sangat detail dengan warna yang tepat dan tingkat saturasi warna yang sangat tajam. Benar-benar sanggup menghadirkan kualitas visual setingkat  bioskop ke rumah Anda.

“Di seluruh dunia perkembangan 4K semakin populer, pertumbuhannya sangat signifikan. Konten 4K makin banyak dan semakin mudah didapat, harga perangkat 4K juga semakin terjangkau termasuk proyektor W1700 kami yang dibanderol hanya Rp25 juta.” Ujar Eko Handoko, Country General Manager BenQ Indonesia.

Soal bentukan, W1700 hadir dengan desain yang modern, ukurannya terbilang ramping dan compact. Proses instalasi diklaim tidak ribet dan mudah dioperasikan dengan antarmuka yang sederhana. Cerdas dalam teknologi dengan kemudahan penggunaan, W1700 dapat dihubungkan melalui dongle HDMI seperti Chromecast atau Amazon Fire TV Stick.

Untuk meningkatkan performa W1700, proyektor ini telah dilengkapi koreksi otomatis keystone dan zoom besar hingga 1.2X. Dengan memanfaatkan teknologi XPR yang ada dalam DLP 4K UHD DMD, proyektor W1100H dan W1700 dapat menghasilkan 3840 x 2160 piksel yang berbeda untuk resolusi 4K UHD 8,3 juta piksel yang akurat.

Dengan inovasi dari BenQ ini Anda bisa mengubah ruang keluarga dan menjadi teater pribadi. Tertarik? Gerbang pre-order sudah dibuka melalui Bhineka dan akan tersedia secara lebih luas pada akhir Februari dengan harga Rp25 juta untuk W1700 dengan garansi 3 tahun. Sementara, W11000H belum diungkap harganya, tapi bakal tersedia di bulan Mei.

Sony Luncurkan Proyektor 4K Mewah dengan Wujud Seperti Meja Tamu

LG baru-baru ini membuktikan bahwa proyektor 4K tak harus bertubuh bongsor. Namun di saat yang sama Sony rupanya punya filosofi yang berbeda. Mereka justru ingin proyektor mahal yang Anda beli itu jadi pusat perhatian di suatu ruangan layaknya sebuah mebel.

Kedengarannya ambisius memang, akan tetapi proyektor terbaru yang mereka ungkap di CES 2018 bakal menjawab semua keraguan kita. Wujudnya sepintas terlihat seperti sebuah meja tamu, dengan panel atas yang terbuat dari marmer dan bobot sekitar 75 kg. Lalu yang menjadi pertanyaan, untuk apa dimensi sebesar ini kalau LG saja bisa menyajikan produk sekelas dalam kemasan yang amat ringkas?

Sony LSPX-A1

Well, Sony LSPX-A1 ini bukan sembarang proyektor. Ia sebenarnya juga merangkap tugas sebagai soundbar yang bahkan bisa mendistribusikan suara 360 derajat. Di dalam kabinet kayunya tertanam tiga speaker midrange dan sebuah subwoofer terpisah untuk mengisi satu ruangan penuh sekaligus menyuguhkan dentuman bass yang memuaskan.

Namun yang lebih istimewa lagi tersembunyi di kedua pilar depannya. Kalau Anda perhatikan dengan baik, bagian atas pilar tersebut terbuat dari kaca, dan keduanya sebenarnya merupakan Glass Sound Speaker yang bertugas sebagai tweeter. Jadi secara total LSPX-A1 mengusung konfigurasi enam speaker.

Sony LSPX-A1

Mengingat yang kita bahas adalah sebuah proyektor, tentu saja kualitas gambarnya tidak boleh dikesampingkan. LSPX-A1 mengandalkan teknologi proyeksi SXRD, yang pada dasarnya merupakan formula Sony dalam menggabungkan teknologi DLP dan LCD. Selain mengemas resolusi DCI 4K (4096 x 2160 pixel), proyektor ini pastinya juga siap memutar konten berformat HDR.

Proyektornya besar, berarti proyeksinya juga sudah pasti besar, bukan? Tentu saja, dan mengingat LSPX-A1 masuk dalam kategori ultra short-throw, ia dapat memproyeksikan layar sebesar 120 inci meski didudukkan sekitar 24 cm dari tembok. Tingkat kecerahan maksimum 2.500 lumen juga berarti Anda tak perlu menonton sambil gelap-gelapan.

Lalu berapa harganya? $30.000, dengan jadwal ketersediaan mulai musim semi 2018 di Amerika Serikat.

Sony MP-CD1 Mobile Projector

Sony MP-CD1

Kontras dengan LSPX-A1 adalah Sony MP-CD1, proyektor lain yang Sony juga umumkan di CES 2018, yang ukurannya kurang lebih sama seperti sebuah power bank. Bobotnya pun cuma 280 gram, dan di dalamnya tersimpan baterai berkapasitas 5.000 mAh yang diperkirakan bisa bertahan selama 2 jam penggunaan.

Meski mungil, MP-CD1 masih sanggup memproyeksikan layar hingga sebesar 120 inci dari jarak 3,5 meter. Resolusinya hanya sebatas 854 x 480 pixel, dengan tingkat kecerahan 105 lumen dan rasio kontras 400:1, tapi setidaknya ia bakal sangat berguna ketika Anda hendak mempresentasikan sesuatu dalam sebuah business trip.

Sony MP-CD1

Tubuh kecilnya juga tidak menjadi alasan minimnya konektivitas. Selain mengemas port HDMI, MP-CD1 turut membawa jack audio 3,5 mm untuk disambungkan ke speaker mini misalnya, serta port USB-C untuk charging sekaligus menjadi power bank dadakan untuk smartphone.

Sama seperti LSPX-A1 yang berharga selangit, MP-CD1 juga akan dipasarkan mulai musim semi nanti, dengan banderol $400.

Sumber: Sony 1, 2.