Bank Danamon dan Doku Rilis Aplikasi E-Wallet “D-Wallet”

Bank Danamon meluncurkan aplikasi dompet digital D-Wallet sebagai upaya mendekatkan diri ke nasabah dari berbagai segmen. Aplikasi tersebut adalah hasil co-branding dengan Doku sebagai mitra teknologinya.

“D-Wallet menjadi bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas layanan sekaligus memberikan nilai tambah bagi nasabah maupun masyarakat luas. Inisiatif jini juga mendukung gerakan non tunai yang ditetapkan pemerintah,” terang Direktur SME, Consumer Banking, dan Branch Network Bank Danamon Michellina Triwardhany, Selasa (13/3).

Tampilan D-Wallet secara UI/UX-nya serupa dengan Doku. Begitu pun fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan nasabah, mulai dari pembelian voucher, produk investasi, pembelian di seluruh merchant online yang telah bekerja sama dengan Doku, pembelian secara offline, serta tarik tunai di gerai minimarket.

Meski costumer experience yang dihadirkan sama, menurut Consumer Lending and E-Channel Head Bank Danamon Djamin Nainggolan, hal ini baru sekadar langkah awal perbankan sebelum meluncurkan fitur-fitur khusus yang nantinya hanya akan tersedia dalam D-Wallet. Fitur tersebut bakal menggiring pengguna baru, yang pada akhirnya akan menjadi nasabah Bank Danamon.

Tampilan UI/UX dari D-Wallet

“Tidak apa tumpang tindih [fitur D-Wallet dan Doku] karena ini maksudnya ingin memberikan banyak pintu yang bisa dimasuki pengguna baru. Mereka lebih nyaman masuk lewat mana. Buat Doku, ini jadi alternatif akusisi nasabah lewat channel baru. Sedangkan bagi kami, jadi pengembangan ke arah satu akses dengan layanan lebih seamless,” terangnya.

Sama seperti mengakses Doku, nasabah D-Wallet dapat memilih dua jenis pengguna entah itu reguler atau premium. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengguna reguler hanya membutuhkan alamat e-mail untuk terdaftar, namun batas maksimal saldonya sebesar Rp1 juta.

Sedangkan pengguna premium batas maksimal saldonya sebesar Rp10 juta, namun harus melakukan e-KYC dengan mencantumkan KTP. Selain itu, pengguna premium dapat transfer dana ke rekening Bank Danamon atau bank lainnya.

Ke depannya, pihak Bank Danamon akan membawa aplikasi D-Wallet dengan fitur-fitur yang lebih dikhususkan dapat menarik nasabah baru. Beberapa fitur yang tengah dipersiapkan adalah pembukaan rekening, penawaran KTA, dan lainnya.

Djamin menargetkan dalam target jangka panjangnya, D-Wallet dapat menarik satu juga pengguna baru dalam lima tahun mendatang.

Segera umumkan kerja sama lainnya

Bagi Doku, co-branding dengan Bank Danamon adalah langkah perdana yang dipilih perusahaan dalam rangka akusisi pengguna baru. SVP of Consumer Product Doku Ricky Richmond menuturkan pihaknya akan mengumumkan kerja sama serupa dengan dua bank lainnya dalam tahun ini.

“Untuk co-branding Doku dengan bank ini baru pertama kalinya. Berikutnya ada dua bank lagi yang akan seperti ini,” terang Ricky.

Untuk model bisnis co-branding seperti ini, pengelolaan teknologi di balik aplikasi akan dipegang Doku, namun penyimpanan dana dan pelayanan konsumennya dikelola Bank Danamon. Doku akan mendapat komisi yang dihasilkan Bank Danamon dari perolehan pendapatan non bunga (fee based).

Sejauh ini, total pengguna aktif Doku mencapai 1,9 juta orang dengan rekanan merchant besar sekitar 800 perusahaan, ditambah 20 ribu pelaku UKM bergerak dari segala industri. Doku kini terhubung langsung dengan 15 bank besar di Indonesia untuk top up dan penarikan dana.

DOKU Resmikan Kemitraan dengan Dimo

Bertujuan agar bisa lebih fokus menciptakan inovasi dan fitur-fitur terkini, DOKU sebagai penyedia solusi pembayaran elektronik menggandeng Dimo untuk menghadirkan pilihan pembayaran non tunai menggunakan layanan Pay By QR.

Dalam acara peresmian kerja sama tersebut hari ini di Jakarta, Senior VP Consumer Product DOKU Ricky Richmond Aldien mengungkapkan proses kerja sama telah berlangsung selama 6 bulan, dari development sistem dan uji coba sebelum akhirnya diluncurkan hari ini kepada publik.

“Kami melihat partnership ini merupakan kemitraan strategis yang dilancarkan oleh DOKU dengan Dimo untuk memberikan pilihan pembayaran secara offline terbaru kepada pengguna. Dengan demikian kami bisa fokus menciptakan inovasi dengan fitur-fitur terkini ke depannya,” kata Ricky.

Salah satu kemudahan yang bakal dinikmati pengguna Doku dan Pay By QR dari Dimo adalah uang elektronik Doku (DOKU Wallet) kini dapat digunakan di ribuan merchant offline bertanda khusus Pay By QR. Pengguna uang elektronik Doku kini punya lebih banyak pilihan untuk melakukan transaksi di merchant offline setelah sebelumnya dapat digunakan untuk belanja di gerai Alfa Group seluruh Indonesia menggunakan metode online token.

“Kami ingin memanfaatkan teknologi yang saat ini sudah dimiliki oleh Dimo dengan Pay By QR dan diharapkan bisa memberikan alternatif baru kepada pengguna Doku untuk melakukan pembayaran transaksi offline melalui pemindaian kode QR,” kata Senior VP Public Relation & Marketing Yolanda Nainggolan.

Di sisi lain Dimo yang saat ini telah memiliki sekitar 2 ribu merchant bisa memberikan layanan lebih kepada pengguna Doku untuk berbelanja di merchant milik Dimo dan menggunakan transaksi pembayaran dengan kode QR.

“Bagi kami di Dimo menjadi kebanggaan tersendiri dengan kemitraan dengan Doku sebagai salah satu fintech pertama di Indonesia, bagi kami di Dimo diharapkan kerja sama ini bisa mempromosikan layanan PayByQR kepada semua pengguna Doku di seluruh Indonesia,” kata CEO Doku Brata Rafly.

Layanan Pay By QR yang ada di aplikasi Doku sudah bisa digunakan di merchant berlogo Pay By QR yang telah terdaftar.

Tampik informasi soal akuisisi DOKU oleh EMTEK

Disinggung tentang berita telah diakuisisinya Doku oleh EMTEK, Ricky menyebutkan masih belum menerima kabar terkait akuisisi tersebut.

“Selama ini kami memang kerap bertemu dengan pihak merchant, investor dan pihak terkait lainnya, namun belum ada rencana untuk diakuisisinya bisnis kami di Doku. Semua masih berjalan seperti biasa,” kata Ricky.

DOKU yang disebutkan telah memiliki 1 juta pengguna mengklaim telah berhasil mengumpulkan total transaksi sebanyak Rp 8,5 triliun hingga akhir tahun 2015 dan menargetkan pertumbuhan sebesar 30-40 persen setiap tahunnya. Selain itu DOKU telah memiliki 22 ribu merchant dan 15 mitra perbankan.

DOKU dan DyCodeEdu Berikan Penghargaan kepada Pemenang Kompetisi Indonesia IoT Challenge 2016

Kompetisi Indonesia Internet of Things (IoT) Challenge 2016 hasil kerja sama antara DOKU, layanan payment enabler, dan DyCodeEdu telah resmi berakhir pada 28 Juni 2016. Pemenang pun telah diumumkan. Sebanyak empat kelompok peserta dari 57 kelompok yang mendaftarkan diri berhasil memboyong sejumlah hadiah dari pihak sponsor.

Pemenang pertama diraih oleh tim X-Igent yang dipimpin Yudha Maulana dengan proyek IoT dinamai TopPay. Pemenang kedua diraih oleh tim The-EX yang dipimpin Rafi Fajar Hidayat dengan proyek PEDER (Smart Pet Feeder).

Pemenang ketiga diraih oleh tim TaniBox yang dipimpin oleh Asep Bagja Priandana dengan proyek The Kyuri Planner. Terakhir, pemenang favorit berhasil diraih oleh VATRIOT yang dipimpin oleh Budi Pamungkas dengan proyek DYRECS (Dinamics Control System).

Keempat pemenang tersebut akan mendapatkan benefit dari DOKU berupa kontrak kerja sama langsung dengan merchant, feedback support dari sisi teknologi, dan benefit lainnya.

“Kami akan berikan kepada pemenang dari apa yang kami miliki, yakni kontrak kerja sama dengan merchant yang sudah menjadi mitra Doku. Kami memang tidak memberikan kontrak ekslusif karena tidak ingin membatasi ruang lingkup para pemenang,” terang Ricky Richmond Aldien, VP Consumer Products DOKU, Rabu (27/7).

Pihaknya berharap pasca kompetisi berakhir para pemenang dapat dilirik oleh calon investor, entah itu dari perusahaan atau pribadi untuk mendapatkan pendanaan baru. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak produk berkonsep IoT lahir di Indonesia.

Bila para investor sudah mulai melirik potensi produk IoT, diharapkan juga memberi dampak kepada para talent untuk semakin inovatif.

“Kami juga berharap kompetisi Indonesia Internet of Things (IoT) Challenge dapat menjadi trigger, baik itu dari talent untuk semakin inovatif dan investor yang dapat melirik potensi itu,” ujarnya.

Untuk lebih jauh mendalami proyek-proyek yang berhasil memenangkan kompetisi ini, berikut penjelasannya:

TopPay by X-Igent

DSC02524-min

TopPay merupakan sebuah device yang dapat digunakan untuk transaksi cashless dengan menggunakan bluetooth versi 4.0. Pengembangan TopPay akan diarahkan menjadi tapless, swipeless, go green, dan less print.

Yudha Maulana, pemimpin tim X-Igent, menjelaskan sistem TopPay dibagi menjadi dua bagian: device untuk pengguna (user device) dan device untuk merchant (merchant device). Untuk pengguna, device-nya berbentuk gantungan kunci, sehingga memudahkan saat melakukan pembayaran dan meminimalisir potensi kehilangan.

Dia menerangkan untuk bukti pembayaran atau invoice akan dikirimkan melalui email sekaligus mengurangi penggunaan kertas. Adapun contoh penggunaannya bisa dilakukan untuk membayar tiket parkir gedung dan jalan, atau minimarket.

“Dalam prototype ini, kami menggunakan sistem pembayaran yang telah terintegrasi dengan API DOKU yang disediakan pada mode development,” ujarnya.

Saat ini timnya masih melakukan proses pengembangan dan penelitian mengenai stabilitas radius jarak yang dibutuhkan antara pengguna dan merchant. Dia berharap, saat TopPay sudah bisa dipasarkan, harganya dapat terjangkau sehingga menarik perhatian pengguna dan merchant, mengingat penggunaan TopPay hanya memerlukan bluetooth.

PEDER (Smart Pet Feeder) by The-EX

DSC02519-min

Inisiatif dasar tim The-EX dipimpin Rafi Fajar Hidayat adalah ingin menjawab kegelisahan para pemelihara hewan saat hendak keluar rumah mengenai keberadaan hewan peliharaannya. Rafi menjelaskan PEDER bertugas untuk monitoring serta memberikan makanan untuk binatang peliharaan secara jarak jauh.

PEDER terdiri dari dua bagian smart device, yaitu tempat makan dan wearable hewan peliharaan. Tempat makan versi PEDER mampu memberi makan secara otomatis, baik sesuai jadwal maupun dengan kondisi sensor. Sementara wearable device berupa kalung yang dapat digunakan hewan memiliki fungsi untuk memberikan data terkait kondisi suhu tubuh hewan.

Rafi melanjutkan, PEDER juga terintegrasi dengan aplikasi berbasis Android dengan fitur full monitoring news, misalnya menginformasikan suhu tubuh, jadwal makan, status wearable, nafsu makan berkala, setting yang mengatur jadwal makan, jumlah makan, dan pembelian makan hewan secara online.

“Nah, untuk pembelian makan secara online merupakan salah satu cara saat pengguna sedang berada di luar rumah dalam kurun waktu yang cukup lama. Pengguna pun tidak perlu khawatir kehabisan makanan, sebab sistem pembelian online melibatkan DOKU WALLET,” ujarnya.

Ke depannya, Rafi dan tim ingin mengembangkan PEDER menjadi lebih canggih lagi. Rencananya pihaknya ingin mengakomodasi fitur pengecekan kesehatan dan lokasi hewan.

The Kyuri Planter by TaniBox

DSC02494-min

Asep dan istrinya mengembangkan The Kyuri Planter atas inisiatif ingin melakukan inovasi atas bisnisnya berjualan pot dan produk tanaman hidroponik. Pada dasarnya, alat penanam sayuran tanpa tanah (hidroponik) cocok untuk bertanam sayuran yang memiliki buah seperti kyuri (timun jepang), terong, cabai, hingga melon.

Alat ini menggunakan teknik drip irrigation system dengan air diteteskan langsung ke akar tanah. Di dalam planter Tanibox terdapat sensor suhu dan kelembapan untuk memantau suhu ideal di sekitar tanaman, untuk memastikan apakah kipas pendingin dan humidifier untuk menambah jumlah uap air di udara perlu dinyalakan atau tidak, guna menjaga suhu tetap optimal. Diharapkan hasil panen terbaik bisa didapat.

Asep melanjutkan, di sisi bawah planter terdapat tombol pembelian cepat, bertugas memesan benih dan nutrisi tanaman yang sebelumnya sudah didefinisikan terlebih dahulu di web dashboard agar bisa diintegrasikan dengan DOKU.

Menurutnya Tanibox tidak hanya bisa diaplikasikan untuk satu pot tanaman saja tetapi bisa untuk seluruh tanaman yang ada di dalam green house dengan radius sekitar 4 meter. Sasaran pasar Tanibox adalah rumah tangga yang memiliki lahan cocok tanam.

“Sasaran konsumen kami adalah rumah tangga dan industri, terutama yang memiliki green house. Sekarang kan sedang tren modern farming, jadi kami menyasar konsumen seperti itu.”

DYRECS (Dynamic Residential Control System) by VATRIOT

DSC02526-min

DYRECS adalah aplikasi yang dapat mengendalikan peralatan rumah dari perumahan-perumahan dalam satu aplikasi dengan data yang dinamis. Aplikasi yang dikembangkan oleh Budi Pamungkas beserta tiga temannya tersebut memiliki fitur kontrol lampu, real time CCTV monitoring, kipas, alarm pintu, monitoring suhu, kelembaban, terminal, autofeeder dan scheduler, serta pengisian air otomatis.

DYRECS memiliki sistem yang dinamis, sehingga dengan mudah dapat melakukan pembaharuan data barang elektronik baru. Sementara ini, menurut Budi, maksimal 22 peralatan elektronik yang bisa tersambung dengan menggunakan DYRECS. Jumlah tersebut dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Aplikasi tersebut bisa dikontrol via smartphone dan laptop lewat situs, namun sementara ini belum menyediakan versi aplikasinya. Untuk integrasi pembayaran listrik, pengguna bisa menggunakan aplikasi DOKU.


Disclosure: DailySocial adalah media partner kompetisi Indonesia IoT Challenge 2016