Strategi Bank Danamon Tetap Relevan dengan Perkembangan Fintech

Sektor fintech di Indonesia terus menunjukan tren pertumbuhan yang pesat setiap tahunnya. Menurut proyeksi dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara dengan proyeksi Gross Transaction Value mencapai $760 miliar pada 2030.

Di saat yang sama, pemerintah mendorong penggunaan fintech untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun ini. Gairah ini membuat banyak pihak berlomba-lomba mengadopsi fintech terkini agar makin relevan dengan perkembangan saat ini. Hal tersebut juga dilakukan oleh Bank Danamon.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Chief Strategy Officer Bank Danamon Reza Iskandar Sardjono menyampaikan berbagai strategi dari internal dan eksternal telah ditempuh perseroan untuk terus mendukung industri fintech ini.

“Salah satunya dengan melakukan penempatan dana di Garuda Fund bersama dengan MUFG dan MUIP (MUFG Innovation Partners), dana ventura yang melakukan investasi strategis pada sektor keuangan digital Indonesia, dengan penekanan pada perusahaan fintech,” ujarnya.

Sebagai catatan, Garuda Fund diumumkan pada Januari 2023 memiliki alokasi dana sebesar $100 juta dengan periode investasi terhitung dari 2023-2028. Fokus investasi Garuda Fund adalah pendanaan seri A ke atas, dengan rata-rata investasi $5 juta dengan tujuan strategis untuk meningkatkan bisnis kolaborasi Danamon dengan para pelaku digital dan fintech di Indonesia.

Startup teranyar yang mendapat pendanaan dari Garuda Fund adalah startup insurtech Qoala yang berpartisipasi dalam putaran seri C diumumkan pada 3 April 2024. Ditargetkan ada sebanyak 15 startup yang akan memperoleh dana dari Garuda Fund hingga 2028 mendatang.

Pada Februari, Bank Danamon juga mengumumkan kemitraan strategis dengan Helicap, startup asal Singapura yang berfokus menghubungkan investor global dengan peluang utang swasta di Asia Tenggara. Tujuan perusahaan adalah untuk mengisi kesenjangan pembiayaan sebesar $500 miliar yang tidak dapat dilayani oleh bank dan menyebarkan modal kepada 300 juta orang yang tidak mempunyai rekening bank melalui 1.000 originator di wilayah tersebut.

“Melalui kerja sama ini, Helicap memperkenalkan ekosistem fintech mereka yang ada di Indonesia ke Danamon. Di sisi lain, Danamon menyediakan portal korporat Danamon (Danamon Cash Connect), dan membantu pengelolaan flow of fund yang lancar dengan pengendalian risiko yang lebih baik kepada Helicap,” lanjut Reza.

Ia juga menyampaikan kolaborasi ini cukup unik karena membantu menyediakan kemudahan bagi Helicap dalam melakukan operasional pendanaan, serta memberikan keamanan dalam melakukan transaksi. Tidak menutup kemungkinan ke depannya, kolaborasi ini akan dilanjutkan dengan entitas di dalam MUFG Group, yakni Adira Finance dan Home Credit.

Transformasi digital

Reza melanjutkan, penguatan internal dengan berinvestasi pada Infrastruktur IT & Digital, Sumber Daya Manusia, Branding, dan Branch Network agar tetap relevan sekaligus dalam rangka meningkatkan pelayanan ke nasabah.

Perseroan berupaya meningkatkan kapabilitas channels, baik fisik (Next Generation Branch) maupun digital (D-Bank PRO dan Danamon Cash Connect), serta memperluas kemitraan digital. D-Bank PRO adalah solusi untuk konsumen, sementara Danamon Cash Connect ditujukan untuk nasabah bisnis.

Melalui digitalisasi tersebut, Reza mengklaim pihaknya berhasil meningkatkan produktivitas SDM di cabang melalui migrasi transaksi-transaksi yang bersifat administratif (penggantian PIN, penggantian kartu debit, dan pengkinian data nasabah) ke digital channel (D-Bank PRO) dan self-service channel (Digital CS).

Sementara bagi nasabah, dengan adanya digitalisasi ini memberikan kemudahan akses dalam bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti: pembayaran tagihan, top up, jual/beli valuta asing, QRIS, mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan (My Own Installment), pengajuan loan dan pembelian wealth management produk, dan berbagai fitur lainnya.

Pihaknya juga secara aktif menyediakan layanan BaaS (Bank-as-a-Service) kepada nasabah di semua segmen melalui pengembangan dan penyempurnaan berbagai layanan API. “Ke depannya, kami berkomitmen untuk senantiasa melakukan pengembangan seluruh channel digital dengan prinsip customer centricity serta memperkuat sinergi dengan jaringan MUFG sehingga dapat memberikan layanan yang komprehensif kepada nasabah.”

Dia beralasan langkah ini ditempuh karena perusahaan merupakan organisasi yang berpusat pada pelanggan, sehingga salah satu strateginya adalah terus engage dengan nasabah dan mengerti kebutuhan mereka. “Dengan interaksi langsung melalui berbagai event maupun melalui research untuk memahami perubahan perilaku nasabah yang berfokus pada berbagai layanan digital perbankan,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

MUFG Alokasikan 1,5 Triliun Rupiah untuk Investasi Startup di Indonesia

Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) melalui anak usahanya MUFG Bank Ltd dan MUFG Innovation Partners Co Ltd (MUIP) membentuk dana kelolaan bernama Garuda Fund dengan alokasi sebesar $100 juta atau sekitar 1,5 triliun Rupiah.

Dalam keterangan resminya, MUFG turut menggandeng PT Bank Danamon Indonesia Tbk (IDX: BDMN) untuk membentuk Garuda Fund atau MUFG Innovation Partners Garuda No. 1 Limited Investment Partnership.

Garuda Fund akan berfokus pada investasi di Indonesia yang juga disebut mewakili pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Target investasinya adalah startup yang akan bersinergi dengan Bank Danamon.

Managing Executive Officer dan Chief Executive of Global Commercial Banking Business Unit MUFG Bank Kenichi Yamato mengungkapkan, MUFG berupaya memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat Indonesia dari berbagai sisi, serta berkontribusi pada inklusi keuangan dalam negeri.

“Garuda Fund memungkinkan MUFG dan Danamon untuk berkolaborasi dengan startup Indonesia untuk memperkuat penawaran produk, membuka akses ke nasabah yang beragam, dan mendorong digitalisasi agar dapat melayani spektrum nasabah yang lebih luas dengan lebih baik,” tuturnya.

Sebelumnya, MUIP didirikan sebagai perusahaan fund management di 2019 dengan tujuan untuk memperkuat transfer inovasi melalui aliansi bisnis antara seluruh perusahaan di MUFG Group dan perusahaan rintisan yang berada di Jepang dan negara lain.

Garuda Fund merupakan dana kelolaan MUIP yang ketiga. Sejauh ini, MUIP telah mengucurkan investasi sebesar 40 miliar Yen di berbagai perusahaan di skala global. Kolaborasi ini menjadi strategi Bank Danamon untuk meningkatkan daya saing produk digital dan mengakuisisi nasabah baru.

Chief Strategy Officer Bank Danamon Indonesia Reza Iskandar Sardjono menambahkan, “Garuda Fund diperuntukkan bagi investasi strategis di sektor keuangan digital Indonesia yang dinamis dan kompetitif, dengan penekanan pada startup pengembang platform keuangan digital dan fintech dengan skala dan kemampuan digital yang mumpuni, guna memperluas ekosistem kolaborasi Danamon.”

MUIP selaku General Partner memiliki rasio investasi 0,1%, sedangkan MUFG Bank dan Bank Danamon sebagai Limited Partner masing-masing berkontribusi 89,9% dan 10%.

Sebelumnya MUFG menyuntik investasi sebesar sebesar $200 juta atau Rp3 triliun kepada Akulaku. Investasi ini disepakati dalam bentuk financing untuk mendukung pertumbuhan Akulaku di Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Bank Danamon, bagian dari MUFG group, merupakan bank BUKU 4 yang menawarkan layanan keuangan ke berbagai segmen, mulai dari konsumer, UMKM, enterprise, hingga pembiayaan otomotif.

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA, nilai ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai $77 miliar atau lebih dari Rp1100 triliun di 2022. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

Bank Danamon Resmikan Aplikasi Khusus Supply Chain “D-BisMart”

Bank Danamon meresmikan aplikasi D-BisMart untuk membantu pelaku bisnis dan komunitas financial supply chain atau rantai pasok dalam mengelola pemesanan barang. Platform ini memungkinkan pembayaran secara langsung atau tunda, mendapatkan rekonsiliasi seluruh transaksi, dan menjamin perputaran dana untuk kelancaran bisnis.

Transaction Banking Head Bank Danamon Andrew Suhandinata mengatakan, aplikasi ini dirancang untuk mendukung segmen kecil seperti UKM hingga mikro. Mereka pun dapat menekan biaya operasional karena transaksi dalam D-BisMart dapat terjadi tanpa tatap muka.

“Seluruh kebutuhan pemesanan, pembayaran, dan konfirmasi pembelian barang dapat diakses dengan mudah. Kami juga free [of] charge,” terangnya seperti dikutip dari SWA.

Menariknya, aplikasi ini memiliki konsep yang berbeda dengan marketplace karena menggunakan sistem closed group. Artinya, hanya melayani komunitas penjual dan pembeli yang sudah menjadi nasabah Bank Danamon dan terdaftar dalam layanan D-BisMart.

Keduanya juga diharuskan memiliki kerja sama komersil agar bisa saling terkoneksi. Kendati demikian, penjual dan pembeli yang bisa bergabung ini harus memiliki toko fisik, sehingga tidak diperuntukkan buat pedagang online.

Alhasil, konsep inilah yang dipertegas oleh perseroan bahwa ini bukan aplikasi marketplace. Sebab marketplace itu bisa belanja ke supplier mana saja, sedangkan pembeli (retailer) di aplikasi ini hanya bisa mendaftar apabila mendapat rekomendasi dari penjual (anchor).

“Tapi retailer bisa menyebar link-nya ke lebih dari satu penjual asalkan dia bagian dari komunitas anchor-anchor tersebut dan sudah terdaftar,” kata Head of Transaction Banking Product Bank Danamon Elisa Majasari Halim.

Bisa dikatakan aplikasi ini cocok bagi penjual yang belum memiliki platform jual beli barang. Mereka bisa mempromosikan produknya, mendapatkan laporan pemesanan dan pembayaran, dan memudahkan distributor untuk memintakan pembayaran dari pembeli. Di satu sisi, pembeli dapat melihat katalog barang, memesan barang secara online, dan bayar secara cashless.

Elisa menyebut, saat ini ada satu penjual dari industri consumer goods dengan 20 pembeli yang telah memanfaatkan aplikasi. Ada dua penjual tambahan sedang dalam penjajakan untuk bergabung.

Menurut Elisa, sektor yang dinilai potensial untuk bergabung adalah F&B dan toko bahan bangunan. Ditargetkan dalam lima tahun ke depan pengguna D-BisMart meningkat jadi 1.250 pembeli yang berasal dari 50 penjual.

Perseroan belum menetapkan monetisasi dari produk ini karena masih fokus pada penamabahan jumlah penjual dan pembeli untuk bergabung. Perlu diketahui, seluruh transaksi yang ada di D-BisMart adalah transaksi pindah buku antar rekening Bank Danamon.

Danamon Rilis “D-Bank Registration”, Mungkinkan Nasabah Buka Rekening Secara Online

Bank Danamon hari ini (30/1) meresmikan aplikasi D-Bank Registration untuk melengkapi versi D-Bank yang sudah dirilis sebelumnya. Sederhananya fitur aplikasi baru ini memungkinkan calon nasabah membuka rekening secara online. Proses verifikasinya pun dilakukan secara virtual, yakni melalui video call di dalam aplikasi yang sudah terintegrasi.

Saat ini aplikasi D-Bank Registration sudah bisa digunakan untuk pengguna perangkat Android maupun iOS. Ketika melakukan pendaftaran secara online, calon nasabah hanya diminta untuk mengunggah foto e-KTP dan foto diri bersama e-KTP –tentunya selain melengkapi data diri. Selanjutnya kartu debit akan dikirimkan ke alamat domisili yang telah dimasukkan.

Menurut pemaparan Wakil Direktur Utama Bank Danamon Michellina Triwardhany, layanan D-Bank dan D-Bank Registration dihadirkan untuk menjawab kebutuhan gaya hidup masyarakat saat ini. Inisiatif ini juga mendukung gerakan non-tunai serta inklusi keuangan yang ditetapkan Pemerintah untuk menambah akses layanan perbankan bagi yang belum mendapatkannya.

Melalui aplikasi baru tersebut, nasabah juga bisa melakukan berbagai hal, seperti mengelola deposito online, tarik tunai tanpa kartu, hingga pembukaan produk perbankan lain yang dimiliki Bank Danamon.

Kendati sudah mengarah ke model pelayanan digital, namun belum ada upaya khusus Bank Danamon untuk membuat layanan pembayarannya sendiri di aplikasinya (e-money) mengikuti tren yang tengah ada di pasar. Hal tersebut tervalidasi hingga saat ini Bank Danamon belum memiliki lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia. Beberapa perbankan yang sudah mulai mengikuti “tren fintech” adalah BCA dan Mandiri, mereka mulai menginisiasi aplikasi untuk mengakomodasi pembayaran melalui QR code.

Di sisi lain, Danamon tidak mau berdiam diri. Belum lama ini mereka membuka API untuk memudahkan pengembang aplikasi memanfaatkan berbagai fitur perbankan yang dimiliki.

Application Information Will Show Up Here

Bank Danamon Launches API for Developer

Bank Danamon launches Application Programming Interface (API) Central, its an open API or open banking that allows the third party to connect directly with banks for all transactions, either financial or non-financial.

The commitment shows Bank Danamon intention to extend collaboration with related parties by providing digital technology-based services, with fast, safe, and easy implementation. Bank Danamon connection with customers is claimed to boost faster with API Central, therefore, it supports better business development and customer transactions.

“Previously, we launched API Central but it was limited to certain clients by holding a special meeting. Currently, our API Central is officially open for public,” Ronaldi Laksana, Danamon’s Vice President and IT Group Head said.

He added, open banking is now a thing, in order to expand collaboration with p2p lending, e-commerce, corporate, and other services.

Later, Bank Danamon will continue to develop and complete API Central’s service packages. Currently, Danamon provides 7 main services at API Central accessible on special website.

Developers can immediately learn about service packages provided by Danamon while testing in the safe environment sandbox.

In an effort to provide a more unique value proposition, Bank Danamon plans to launch a new feature which is quite advanced in terms of technology.

“Currently, the service is under development, but when it’s ready, we’ll announce it, and it’ll make Bank Danamon more unique than other bankings,” Djamin Nainggolan, Danamon’s Senior Executive Vice President and Digital Banking Head, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bank Danamon Buka API untuk Pengembang

Bank Danamon meluncurkan Application Programming Interface (API) Central, yaitu layanan open API atau open banking yang memungkinkan pihak ketiga terhubung langsung dengan bank untuk pelaksanaan transaksi, baik transaksi finansial maupun non finansial.

Sebelumnya Bank Danamon sudah menjalin kemitraan strategis dengan Go-Pay, Tokopedia, dan Investree sebagai pilihan pembayaran dalam bentuk Virtual Account, bank transfer, dan lainnya.

Komitmen tersebut menunjukkan niat Bank Danamon yang ingin memperluas kolaborasi dengan pihak terkait dengan menyediakan layanan berbasis teknologi digital dengan implementasi yang cepat, aman, dan mudah. Dengan API Central, diklaim koneksi antara Bank Danamon dan nasabah dapat dibangun dengan lebih cepat sehingga mendukung perkembangan bisnis dan transaksi nasabah dengan lebih baik lagi.

“Sebelumnya kami telah membuka API Central namun sifatnya tertutup hanya dengan klien tertentu saja dengan mengadakan pertemuan khusus. Saat ini API Central kami resmi buka untuk umum,” kata Vice President dan IT Group Head Danamon Ronaldi Laksana.

Ditambahkan Ronaldi, open banking saat ini menjadi wajib untuk dilakukan, agar bisa memperluas kolaborasi dengan layanan p2p lending, e-commerce, korporasi, dan lainnya.

Ke depannya, Bank Danamon akan terus mengembangkan dan melengkapi service package di API Central. Saat ini Danamon menyediakan 7 layanan utama di API Central, yang dapat diakses di situs khusus.

Pengembang dapat langsung mempelajari service package yang disediakan Danamon, sekaligus melakukan testing dalam environment sandbox yang aman.

Untuk memberikan value proposition yang lebih unik, Bank Danamon berencana meluncurkan layanan baru yang dinilai cukup advance dari sisi teknologi.

“Saat ini layanan tersebut masih dalam tahap pengembangan, namun jika sudah siap akan kami umumkan dan tentunya menjadikan Bank Danamon lebih unik dibandingkan layanan perbankan lainnya,” kata Senior Executive Vice President and Digital Banking Head Danamon Djamin Nainggolan.

Application Information Will Show Up Here

Bank Danamon dan Doku Rilis Aplikasi E-Wallet “D-Wallet”

Bank Danamon meluncurkan aplikasi dompet digital D-Wallet sebagai upaya mendekatkan diri ke nasabah dari berbagai segmen. Aplikasi tersebut adalah hasil co-branding dengan Doku sebagai mitra teknologinya.

“D-Wallet menjadi bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas layanan sekaligus memberikan nilai tambah bagi nasabah maupun masyarakat luas. Inisiatif jini juga mendukung gerakan non tunai yang ditetapkan pemerintah,” terang Direktur SME, Consumer Banking, dan Branch Network Bank Danamon Michellina Triwardhany, Selasa (13/3).

Tampilan D-Wallet secara UI/UX-nya serupa dengan Doku. Begitu pun fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan nasabah, mulai dari pembelian voucher, produk investasi, pembelian di seluruh merchant online yang telah bekerja sama dengan Doku, pembelian secara offline, serta tarik tunai di gerai minimarket.

Meski costumer experience yang dihadirkan sama, menurut Consumer Lending and E-Channel Head Bank Danamon Djamin Nainggolan, hal ini baru sekadar langkah awal perbankan sebelum meluncurkan fitur-fitur khusus yang nantinya hanya akan tersedia dalam D-Wallet. Fitur tersebut bakal menggiring pengguna baru, yang pada akhirnya akan menjadi nasabah Bank Danamon.

Tampilan UI/UX dari D-Wallet

“Tidak apa tumpang tindih [fitur D-Wallet dan Doku] karena ini maksudnya ingin memberikan banyak pintu yang bisa dimasuki pengguna baru. Mereka lebih nyaman masuk lewat mana. Buat Doku, ini jadi alternatif akusisi nasabah lewat channel baru. Sedangkan bagi kami, jadi pengembangan ke arah satu akses dengan layanan lebih seamless,” terangnya.

Sama seperti mengakses Doku, nasabah D-Wallet dapat memilih dua jenis pengguna entah itu reguler atau premium. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengguna reguler hanya membutuhkan alamat e-mail untuk terdaftar, namun batas maksimal saldonya sebesar Rp1 juta.

Sedangkan pengguna premium batas maksimal saldonya sebesar Rp10 juta, namun harus melakukan e-KYC dengan mencantumkan KTP. Selain itu, pengguna premium dapat transfer dana ke rekening Bank Danamon atau bank lainnya.

Ke depannya, pihak Bank Danamon akan membawa aplikasi D-Wallet dengan fitur-fitur yang lebih dikhususkan dapat menarik nasabah baru. Beberapa fitur yang tengah dipersiapkan adalah pembukaan rekening, penawaran KTA, dan lainnya.

Djamin menargetkan dalam target jangka panjangnya, D-Wallet dapat menarik satu juga pengguna baru dalam lima tahun mendatang.

Segera umumkan kerja sama lainnya

Bagi Doku, co-branding dengan Bank Danamon adalah langkah perdana yang dipilih perusahaan dalam rangka akusisi pengguna baru. SVP of Consumer Product Doku Ricky Richmond menuturkan pihaknya akan mengumumkan kerja sama serupa dengan dua bank lainnya dalam tahun ini.

“Untuk co-branding Doku dengan bank ini baru pertama kalinya. Berikutnya ada dua bank lagi yang akan seperti ini,” terang Ricky.

Untuk model bisnis co-branding seperti ini, pengelolaan teknologi di balik aplikasi akan dipegang Doku, namun penyimpanan dana dan pelayanan konsumennya dikelola Bank Danamon. Doku akan mendapat komisi yang dihasilkan Bank Danamon dari perolehan pendapatan non bunga (fee based).

Sejauh ini, total pengguna aktif Doku mencapai 1,9 juta orang dengan rekanan merchant besar sekitar 800 perusahaan, ditambah 20 ribu pelaku UKM bergerak dari segala industri. Doku kini terhubung langsung dengan 15 bank besar di Indonesia untuk top up dan penarikan dana.

Bank Danamon Targetkan 127.000 Pengguna D-Mobile di Kuartal Kedua 2015

Bank Danamon targetkan 127.000 pengguna dengan penambahan sejumlah fitur baru / shutterstock

Masyarakat mulai memanfaatkan media mobile untuk berbagai macam kegiatan, termasuk mobile banking. Berbekal berbagai macam inovasi dan penambahan beberapa fitur baru, Bank Danamon tak ragu menargetkan aplikasi mobile banking D-Mobile bisa menembus angka 127.000 pengguna di kuartal kedua tahun ini. Continue reading Bank Danamon Targetkan 127.000 Pengguna D-Mobile di Kuartal Kedua 2015

Pendekatan Modern Bank Danamon Terhadap Aplikasi Mobile Banking D-Mobile

mob-banking

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk (Bank Danamon) beberapa waktu lalu resmi meluncurkan aplikasi mobile banking yang bertajuk “D-Mobile“. Rupa serta fungsi aplikasi ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan aplikasi mobile banking kebanyakan, hanya saja D-Mobile memiliki pendekatan yang jauh lebih modern ketimbang aplikasi serupa lainnya.  Continue reading Pendekatan Modern Bank Danamon Terhadap Aplikasi Mobile Banking D-Mobile