Riset LinkedIn Sebut Kota-kota Indonesia Berpeluang Menjadi Pusat Teknologi Informasi di Masa Depan

LinkedIn melakukan riset berkaitan dengan permintaan pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi informasi. Berkaca pada perkembangan kawasan San Fransisco dan sekitarnya yang dikenal sebagai “Silicon Valley”, tim riset LinkedIn berusaha mengidentifikasi kota-kota di dunia yang berpeluang mengikuti jejaknya.

Continue reading Riset LinkedIn Sebut Kota-kota Indonesia Berpeluang Menjadi Pusat Teknologi Informasi di Masa Depan

GfK: 1,45 Juta Tablet Terjual di Indonesia Hingga April 2014

GfK mempublikasi temuannya tentang penjualan tablet di Asia Tenggara. Disebutkan dalam empat bulan pertama (Januari hingga April) tahun 2014, terjual 3,6 juta tablet di seantero kawasan dengan total nilai $935 juta (Rp 11 triliun). Angka penjualan tersebut hampir satu juta unit lebih banyak ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Continue reading GfK: 1,45 Juta Tablet Terjual di Indonesia Hingga April 2014

idEA: Nilai Pasar E-commerce Indonesia Diprediksi Capai $25 Miliar di Tahun 2016

Pertumbuhan E-commerce di Indonesia kian menjamur dan dibarengi dengan meningkatnya aktivitas transaksi online oleh masyarakat. Tahun 2013 lalu nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai $8 miliar (Rp 94,5 triliun) dan di tahun 2016 akan tersebut diprediksikan meningkat 3 kali lipat menjadi $25 miliar (Rp 295 triliun). Menurut riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres), produk fashion tetap mendominasi pasar online sebagai produk yang paling sering dibeli.

Continue reading idEA: Nilai Pasar E-commerce Indonesia Diprediksi Capai $25 Miliar di Tahun 2016

Penduduk Indonesia Habiskan Sembilan Jam Setiap Harinya Gunakan Perangkat Consumer Electronics

Survei Millward Brown AdReaction yang dikutip oleh laporan “Internet Trends 2014″ oleh Partner venture capital Kleiner Perkins Caufield & Byers, Mary Meeker, menyebutkan bahwa penduduk Indonesia menduduki posisi puncak dari negara-negara yang disurvei dalam hal konsumsi (screen minutes) sejumlah produk consumer electronics dengan 9 jam per harinya. Secara umum, smartphone adalah produk yang paling sering digunakan.

Menurut survei yang dilakukan terhadap penduduk berusia 16-44 tahun di 30 negara, secara total 540 menit (9 jam) dihabiskan oleh orang Indonesia mengakses televisi (132 menit), perangkat komputer (117 menit), smartphone (181 menit), dan tablet (110 menit). Untuk segmen televisi, smartphone, dan tablet, waktu yang dihabiskan oleh pengguna di Indonesia tersebut menduduki peringkat limat besar.

Penduduk dari negara-negara berkembang mendominasi daftar ini, dengan penduduk Amerika Serikat merupakan satu-satunya penduduk negara maju dalam daftar sepuluh besar. Penduduk di Filipina, Tiongkok, Brazil, dan Vietnam mengikuti di peringkat berikutnya dengan kisaran penggunaan di atas 8 jam per hari.

Sebagai perbandingan, penduduk Amerika Serikat secara rata-rata menghabiskan 444 menit (7,4 jam) untuk kegiatan yang sama, sementara penduduk Jepang hanya menghabiskan 343 menit (5,7 jam). Faktor pengaksesan smartphone dan tablet yang tinggi membuat Indonesia “unggul” dalam survei ini, meskipun survei lain membuktikan kebanyakan kegiatannya diisi dengan pengaksesan layanan media sosial.

Yang menarik bahwa penduduk di negara maju cenderung memiliki konsumsi produk elektronik yang jauh lebih rendah. Sejumlah negara maju di Eropa Barat, Kanada, Jepang, dan Korea Selatan berada di posisi bawah survei ini dengan konsumsi yang rendah untuk penggunaan tablet dan perangkat komputer.

Hal yang menjadi anomali adalah masuknya India ke di bottom 10 daftar ini. Meskipun jumlah pengguna Internet di India meningkat pesat, ternyata jumlah penggunaan perangkat komputer dan tabletnya masih jauh di bawah. Dengan asumsi jurang perbedaan ekonomi yang tinggi, bisa jadi tingkat kepemilikan perangkat komputer dan tablet menjadi rendah dan digantikan oleh smartphone murah berharga kurang dari $200 untuk kegiatan pengaksesan Internet.

Survei ini menegaskan tingginya minat penggunaan perangkat elektronik, terutama yang berkaitan dengan konsumsi Internet, di negara-negara berkembang sehingga strategi pemain global untuk meningkatkan kehadirannya di negara-negara ini adalah hal yang tepat. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana pemain di industri ini mampu mengkonversikan traffic menjadi monetisasi, mengingat rendahnya rataan konversi di negara-negara berkembang ini.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Pew Research Center: Instagram Diprediksi Akan Segera Mengungguli Twitter

Setelah lama bersaing ketat dengan Facebook, Twitter kini harus “berhadapan” lagi dengan satu pesaing platform media sosial yang populer dengan fitur photo sharing-nya, Instagram. Media sosial yang berbasis aplikasi mobile tersebut belum lama ini dilaporkan akan mampu menggeser Twitter dalam perihal perebutan jumlah pengguna baik dalam segmentasi usia dewasa hingga jumlah pengguna aktif di seluruh dunia.

Continue reading Pew Research Center: Instagram Diprediksi Akan Segera Mengungguli Twitter

Kamera Ponsel Membuat Anda Lebih Cepat Lupa?

Berdasarkan sejarah, teknologi dan ilmu fotografi dimulai lebih dari seratus tahun yang lalu. Melalui fotografi, kita dapat mengabadikan momen-momen singkat dalam hidup. Kini ia adalah salah satu hal esensial yang tidak bisa digantikan. Dengan semakin canggihnya kamera smartphone, merekam gambar menjadi semakin praktis. Namun tahukah Anda, mengandalkan kamera ponsel bisa membuat otak menjadi lemah dalam mengingat? Continue reading Kamera Ponsel Membuat Anda Lebih Cepat Lupa?

Niko Partners: Pasar Permainan Online Asia Tenggara Diperkirakan Capai $1,2 Miliar di Tahun 2017

Lembaga riset Niko Partners hari ini meluncurkan laporannya yang mencakup dinamika pasar permainan online (online gaming) di kawasan Asia Tenggara, yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Menurut perhitungan Niko Partners, di tahun 2017 diprediksikan perolehan di bidang ini mencapai $1,2 miliar atau naik dua kali lipat dibanding nilainya saat ini. Saat itu diperkirakan jumlah online gamer-nya mencapai 132 juta orang.

Data terakhir yang digali oleh lembaga riset ini menunjukkan bahwa saat ini jumlah online gamer di kawasan Asia Tenggara mencapai 85 juta orang dengan jumlah pendapatan mencapai $661 juta. Kebanyakan dari permainan online tersebut diakses melalui PC dan metode pembayaran yang banyak digunakan adalah secara tunai di kafe Internet (warung Internet) atau toko ritel.

Selain besaran pasar dan jumlah pengguna, Niko juga memprediksikan bahwa Indonesia akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan jumlah pemainonline gaming tertinggi di kawasan Asia Tenggara dalam periode lima tahun ke depan. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mengejutkan, mengingat jumlah pengguna Internet Indonesia yang jauh lebih besar dari negara tetangga dengan potensi pendapatan yang juga luar biasa.

Lisa Cosmas Hanson, Managing Partner Niko Partners dalam rilis persnya mengatakan, “Permainan mobile mengalami booming di Asia Tenggara sebagaimana yang terjadi di seluruh dunia, meskipun demikian permainan online berbasis PC sebagai client tetap memiliki pesona dan akan terus mengalami pertumbuhan pendapatan secara agresif dalam periode lima tahun mendatang. Kami cukup terkejut saat menemukan bahwa banyak PC gamer garis keras yang secara total mengacuhkan permainan mobile, suatu perilaku yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan populasi pemain game di Cina.”

Di Cina, bisa dibilang semua gamer juga memainkan juga sejumlah permainan di perangkat mobile-nya, sementara di Asia Tenggara hampir seperempat dari total responden mengatakan mereka sama sekali tidak memainkan mobile games dalam bentuk apapun.

Untuk membuat laporan ini, Niko melakukan survei terhadap lebih dari 15.000gamer, di mana kebanyakan dari mereka adalah laki-laki, berusia muda, memiliki antusiasme garis keras untuk bermain client-based MMOGs. Selain itu metodologi yang digunakan juga mencakup wawancara dengan sejumlah eksekutif perusahaan permainan online di kawasan Asia Tenggara dan perusahaan pembayaran.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Niko Partners: Pasar Permainan Online Asia Tenggara Diperkirakan Capai $1,2 Miliar di Tahun 2017

Lembaga riset Niko Partners hari ini meluncurkan laporannya yang mencakup dinamika pasar permainan online (online gaming) di kawasan Asia Tenggara, yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Menurut perhitungan Niko Partners, di tahun 2017 diprediksikan perolehan di bidang ini mencapai $1,2 miliar atau naik dua kali lipat dibanding nilainya saat ini. Saat itu diperkirakan jumlah online gamer-nya mencapai 132 juta orang.

Continue reading Niko Partners: Pasar Permainan Online Asia Tenggara Diperkirakan Capai $1,2 Miliar di Tahun 2017

IDC: Windows Phone Ungguli BlackBerry, Android Terus Dominasi Pasar Smartphone di Kuartal Pertama 2013

International Data Corporation (IDC) merilis perhitungannya untuk pengiriman (shipment) smartphone sepanjang kuartal pertama 2013. Seperti biasa, Android dan iOS masih mendominasi, dengan dua platform tersebut menguasai 92.3% pengiriman secara global di periode tersebut. Di sisi lain, untuk pertama kalinya Windows Phone mengungguli BlackBerry untuk menduduki posisi ketiga dengan volume pengiriman 7 juta unit.

(null)

Arbitron: Konsumen Indonesia Termasuk Pengguna Mobile VoIP Terbesar di Dunia

Arbitron Mobile melakukan pengukuran terhadap penggunaan VoIP di perangkat mobile di tujuh negara utama, yaitu Jepang, Indonesia, Cina, Amerika Serikat, Inggris Raya, Jerman dan Perancis. Arbitron adalah firma riset tentang media dan pemasaran yang bergerak di media radio, televisi, industri mobile dan juga agen periklanan dan pengiklan di seluruh dunia. Hasil temuannya menyebutkan bahwa Jepang menduduki posisi puncak untuk utilisasi mobile VoIP (Voice over Internet Protocol), diikuti Indonesia di posisi kedua. Tidak ada informasi tentang berapa banyak sampel data yang diambil untuk tiap-tiap negara.

Continue reading Arbitron: Konsumen Indonesia Termasuk Pengguna Mobile VoIP Terbesar di Dunia