Engine Unity 5 Bisa Anda Gunakan Gratis Sekarang Juga

Belum lama, Epic Games membuat pengumuman mengejutkan: Unreal Engine 4 – salah satu engine grafis tercanggih dan teranyar saat ini, dapat diunduh gratis. Epic Games cuma meminta royalti sebesar lima persen ketika app atau game sudah dirilis. Lalu Valve turut menyusul, mereka memberi tahu bahwa Source 2 bisa dimanfaatkan cuma-cuma oleh developer. Continue reading Engine Unity 5 Bisa Anda Gunakan Gratis Sekarang Juga

[Manic Monday] Mencermati Kembali Royalti

Salah satu pilar utama dari industri-industri yang berbasis hak kekayaan intelektual, adalah royalti. Dalam definisi ini, royalti adalah nilai bagi hasil yang diterima oleh pemilik sebuah hak kekayaan intelektual atau karya, atas penggunaan karya tersebut oleh orang lain; biasanya mengacu terhadap karya cipta lagu. Royalti ini pun dapat sebesar 0% atau 100%, tergantung perjanjian antara pemilik karya dan pihak yang mau mengeksploitasi. Pada intinya, setiap karyanya dipakai, baik itu diduplikasi, disiarkan ataupun digunakan dengan produk lain (yang dinamakan hak sinkronisasi, biasanya untuk iklan, soundtrack film, dan sebagainya), sang pemilik karya akan mendapat bagian, sesuai dengan kesepakatan.

(null)

[Music Monday] Sisi Gelap Musik Digital dan Mengapa iTunes Store Tidak Masuk ke Indonesia

Banyak orang yang tidak menyadari struktur kompleks di balik istilah “industri musik”. Bagi banyak orang, apa yang terlihat lewat media adalah para musisi, artis atau  mungkin sesekali penulis lagu, kadang-kadang penyebutan label musik di sini, produser rekaman di sana, dan kadang-kadangadditional musician album tertentu.. Tetapi sebenarnya, paduan antara para penulis lagu, penerbit, produser rekaman, label musik, saluran distribusi, para artis, dan banyak sekali orang lain, ikut andil dalam sebuah tarian rumit (yang kadang membingungkan). Jadi, apa yang akan terjadi jika sistem tersebut hancur?

Lagi-lagi semuanya lebih sederhana pada era musik pra-digital. Sebenarnya, keseimbangan tersebut dicapai setelah bertahun-tahun penuh tawar-menawar, negosiasi, dan manuver korporat. Para penerbit musikyang mewakili para pencipta lagu untuk segala hal yang berhubungan dengan duplikasi (proses duplikasi lagu ke berbagai medium akan mendapatkan hak royalti “mekanik”), dan sinkronisasi (penggunaan lagu untuk disingkronkan dengan media lain seperti iklan TV) dan memastikan penulis lagu mendapatkan kesepakatan bisnis yang bagus.

Continue reading [Music Monday] Sisi Gelap Musik Digital dan Mengapa iTunes Store Tidak Masuk ke Indonesia

Kasus YouTube : Internet & Masalah Lisensi

Ah, lagi-lagi lisensi, copyright, hak paten menjadi alasan untuk sebuah masalah korporat yang ujung-ujungnya malah menyusahkan end-user. Perang urat syaraf antara Google dan PRS yang baru-baru ini mencuat di Inggris akhirnya berujung pada pemblokiran beberapa video musik di YouTube untuk pengguna di Inggris. PRS For Music sebuah aliansi musisi, komposer, dan seniman yang dibentuk tahun 1997 mengklaim bahwa YouTube tidak  berhak menampilkan video musik tanpa membayar royalti dan Google sebagai induk dari YouTube harus membayar royalti untuk tiap video yang dimainkan di YouTube. Dan tentu saja solusi yang ditawarkan oleh pihak PRS adalah dengan membayar royalti untuk 50.000 video di YouTube yang dilanggar hak ciptanya. Google pun merespon dengan menutup video – video musik tersebut khusus untuk pengunjung dari Inggris daripada membayar sejumlah uang yang dianggap sebagai “jumlah yang tidak masuk akal“.

gambar : theequitykicker.com
gambar : theequitykicker.com

Kasus yang sama juga dulu menimpa MP3.com yang dituntut oleh Warner Music dan BMG mengenai masalah yang sama. Namun pada akhirnya kedua belah pihak mencapai kata sepakat dan MP3.com tetap dapat menampilkan musik mereka di situsnya. Dalam hal ini Warner dan BMG seperti “menyerah” dengan fakta bahwa situs-situs online sebenarnya justru bisa membantu mendongkrak popularitas musisi, namun tentu saja dengan batasan-batasan tertentu. Nah, batasan-batasan inilah yang belum disepakati oleh Google dan PRS.

Ada apa sebenarnya dengan masalah copyright ini? Apakah iya melulu mengenai uang? Padahal kalau dipikir-pikir banyak musisi papan atas yang sudah mengendorse video-videonya di situs-situs video sharing seperti YouTube, Vimeo, atau di situs Music sharing seperti Last.FM, blip.fm, dll.