Lima Kebijakan Pemerintah yang Harus Diperhatikan dalam Mendukung Keterlibatan Digital UKM

/ Shutterstock

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan untuk mencapai tujuh persen agar dapat menjadi negara berpenghasilan menengah pada tahun 2025. Angka tersebut akan sulit tercapai jika pemerintah tidak memberikan dukungannya. Menurut laporan SME Powering Indonesia Success ada lima poin yang patut diperhatikan oleh pemerintah dalam perannya untuk mendukung keterlibatan teknologi digital UKM.

Continue reading Lima Kebijakan Pemerintah yang Harus Diperhatikan dalam Mendukung Keterlibatan Digital UKM

Keterlibatan UKM Secara Digital Angkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dua Persen

20150820_102806

Google kembali menyuarakan pentingnya membawa bisnis ke ranah digital (online) di tanah air ini. Bekerja sama dengan Deloitte Access Economics, Google Indonesia mengumumkan laporan penelitian “SME’s Powering Indonesia’s Success: The Connected Archipelago’s Growth Engine” yang mengungkap bahwa keterlibatan Usaha Kecil Menengah (UKM) secara digital dapat membantu meningkatkan pertumbuhan Ekonomi tahunan Indonesia sebesar dua persen.

Continue reading Keterlibatan UKM Secara Digital Angkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dua Persen

XL Axiata Targetkan 23 Ribu Nelayan Adopsi Penggunaan mFish Hingga Akhir Tahun

XL targetkan bantu 23 nelayan di akhir tahun 2015 / XL

Dalam komitmennya mendukung program Desa Broadband Terpadu, PT XL Axiata Tbk (XL) telah menyiapkan rencana untuk perluasan implementasi aplikasi khusus nelayan mFish ke beberapa daerah lain. Selain Lombok dan Bali, tahun ini XL juga telah menyiapkan sejumlah lokasi penerapan baru di berbagai desa nelayan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, dan Papua. Dengan perluasan yang diharapkan rampung di akhir tahun 2015 tersebut XL berharap dapat memberikan manfaat bagi lebih dari 23 ribu nelayan.

Continue reading XL Axiata Targetkan 23 Ribu Nelayan Adopsi Penggunaan mFish Hingga Akhir Tahun

Apa Kabar 4G/LTE di Indonesia?

4G/LTE, bagaimana kabarnya di Indonesia? Seperti yang kita ketahui, teknologi jaringan seluler berkecepatan tinggi ini masih belum lama hijrah di tanah air, dan cakupannya pun masih belum seluas jaringan 3G. Namun apakah pertumbuhannya akan terus berjalan lambat seperti itu?

Sama sekali tidak. Buat yang sudah lebih dulu pesimis, ketahuilah bahwa seminggu ini saja ada begitu banyak kabar seputar perkembangan jaringan 4G/LTE di Indonesia. Tanpa perlu berbasa-basi, simak ringkasan yang kami ambil dari beberapa sumber berikut ini.

4G/LTE 1800 MHz menggantikan 900 MHz

Mulai awal bulan Juli kemarin, sejumlah operator telah melangsungkan uji coba jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz. Menkominfo Rudiantara sendiri menegaskan bahwa ekosistem di band (pita) 1800 MHz ini lebih optimal ketimbang 900 MHz. Pada kesempatan lain, perwakilan XL Axiata juga sempat memaparkan bahwa implementasi jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz ini memungkinkan pelanggan untuk mencapai kecepatan akses data hingga 100 Mbps.

Pertanyaan yang terpenting, kapan kita bisa menikmatinya? Sang Menkominfo sendiri memastikan bahwa pembangunan infrastruktur 4G/LTE 1800 MHz akan selesai akhir tahun ini juga. Dengan kata lain, awal tahun 2016 semua kawasan Indonesia sudah bisa dijangkau oleh jaringan 4G/LTE dalam frekuensi tersebut.

Selagi membahas soal implementasi teknologi 4G/LTE, silakan Anda simak survei pendapat masyarakat terkait hal tersebut. Versi singkatnya: hampir semua responden melihat implementasi 4G/LTE sebagai hal yang positif, meski baru seperempat dari mereka yang sudah menjajalnya.

Info menarik: Perkembangan Pasar Smartphone di Indonesia: Samsung Masih Memimpin, Android One ‘Loyo’

Gerak cepat tiga besar operator GSM

Sumber: Telkomsel
Sumber: Telkomsel

Menyambung soal jaringan 4G/LTE 1800 MHz di atas, rupanya ada keputusan menarik yang diambil Telkomsel dan XL. Keduanya memilih menguji layanannya di kawasan Indonesia Timur; Telkomsel di Makassar, sedangkan XL di Lombok. Tentu saja ada pertimbangan khusus terkait tingkat penggunaan dan semacamnya, namun saya melihat langkah ini bisa jadi merupakan cara mereka menunjukkan bahwa tidak cuma Indonesia bagian barat saja yang ‘diperlakukan seperti raja,’ mengingat performanya di bagian barat sudah cukup oke, seperti yang sempat TRL coba langsung awal bulan Juni kemarin.

Di saat yang sama, XL rupanya juga punya ‘jurus’ untuk menggaet lebih banyak konsumen layanan 4G/LTE-nya. Di kawasan-kawasan yang masih didominasi perangkat 2G, XL menawarkan program bundling handset 4G. Intinya, mengarahkan konsumen agar beralih dari 2G langsung ke 4G LTE.

Bagaimana dengan Indosat? Selain berupaya untuk terus memperluas jaringan 4G/LTE-nya, Indosat juga punya cara tersendiri untuk menarik minat konsumen. Caranya adalah dengan menyediakan berbagai macam konten yang bisa di-stream dengan maksimal menggunakan layanan 4G/LTE. Konten-konten tersebut dikemas dalam tiga fasilitas khusus yang mereka namai Arena Musik, Arena Video dan Arena Game.

Lain halnya dengan Tri. Operator bermaskot robot tersebut hingga kini belum menawarkan layanan 4G/LTE. Kendati demikian, petinggi Tri menjelaskan bahwa mereka lebih memilih menunggu proses penataan frekuensi 1800 MHz rampung secara menyeluruh di akhir tahun 2015. Barulah setelah itu, mereka akan segera menjalankan komersialisasi layanan 4G/LTE secara bertahap di sejumlah kota.

Beralih ke pemain yang dulunya menjalankan layanan CDMA, Smartfren akan beralih dari CDMA dengan menghadirkan layanan 4G/LTE, memanfaatkan dua frekuensi yaitu 2300 MHz dan 850 MHz. Pelanggan CDMA akan tetap dilayani sampai beralih ke 4G/LTE. Meski berbeda sendiri, performanya tidak kalah, terbukti dari hasil pengujian TRL beberapa minggu yang lalu. Menurut rencana layanan 4G/LTE Smartfren ini akan rilis komersil pada semester 2 2015 di 22 kota.

Info menarik: [Weekly Info] Kumpulan Berita Hangat Dalam Sepekan, 29 Juni – 5 Juli 2015

Bangkitnya operator non-mainstream

berca-hinet
Sumber: Berca

Nama-nama besar operator di atas memang selangkah lebih awal, tapi bukan berarti monopoli pasar bisa diterapkan begitu saja. Sekedar mengingatkan, layanan 4G/LTE pertama di Indonesia justru berasal dari operator non-mainstream, yakni Bolt, pada akhir tahun 2013 kemarin.

Nah, kesuksesan Bolt ini mungkin saja memicu sosok-sosok baru lain untuk mengikuti jejaknya. Yang terbaru adalah PT Berca Hardayaperkasa. Mereka baru saja memperkenalkan layanan 4G/LTE yang mereka beri nama Hinet. Sebelum ini, perusahaan yang sama telah memiliki layanan berteknologi WiMAX, akan tetapi pada akhirnya mereka harus mengikuti tren dan mengadopsi teknologi 4G/LTE yang memang dinilai jauh lebih baik ketimbang WiMAX.

Hinet sendiri memanfaatkan teknologi 4G/LTE berbasis time-division duplex (TDD) di frekuensi 2,3 GHz, lain daripada yang lain. Terlepas dari itu, Hinet menawarkan kecepatan internet maksimum 125 Mbps dalam harga yang kompetitif. Satu catatan tambahan, Hinet hanya menawarkan layanan 4G/LTE dalam bentuk data saja, tanpa fungsi seluler, sama seperti yang diterapkan Bolt.

Kalau Hinet menyasar konsumen perangkat mobile, tidak demikian dengan MyRepublic. Perusahaan asal Singapura ini sudah resmi beroperasi di tanah air dan menawarkan layanan internet rumahan dengan harga yang amat sangat berani. Yang paling murah, ada paket 10 Mbps dengan harga Rp 200 ribu – tidak terlalu istimewa – namun Anda akan terkejut melihat paket termahalnya, yaitu 300 Mbps seharga Rp 900 ribu saja!

Info menarik: Daftar Promo Gadget Jelang Lebaran, Diskon Hingga 71%

Regulasi TKDN disahkan

Diwacanakan pada awal tahun ini, regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akhirnya disahkan. Apa artinya? Gampangnya, mulai 1 Januari 2017, smartphone 4G/LTE berbasis frequency-division duplex (FDD) yang ingin masuk ke pasar Indonesia haruslah memiliki nilai TKDN sebesar 30%.

Masih bingung? Well, pada dasarnya, smartphonesmartphone tersebut haruslah mengemas komponen-komponen buatan dalam negeri. Meski demikian, komponen-komponen yang dimaksud tidak harus berupa hardware, tetapi juga software. Dengan demikian, langkah yang diambil vendor pun bisa bermacam-macam.

Jadi, kalau memang membangun pabrik perakitan di sini tidak memungkinkan, suatu vendor bisa saja berfokus pada pengembangan software dengan cara menanamkan investasi atau menuntun dan membimbing para developer lokal sehingga ekosistem aplikasi buatan dalam negeri bisa semakin berkembang.

Smartphone 4G/LTE tidak lagi mahal

Bolt! Powerphone E1

Kalau beberapa tahun yang lalu 4G/LTE adalah salah satu fitur unggulan smartphone kelas atas, sekarang anggapan itu sudah tidak berlaku lagi. Tidak percaya? Coba lihat Bolt Powerphone E1. Spesifikasinya lumayan, dan sistem operasi Android yang dijalankan pun sudah merupakan versi terbaru. Namun yang terpenting, dukungan 4G/LTE ia kemas dalam harga hanya Rp 1 juta.

Oke, Bolt mungkin bisa melakukannya karena memiliki layanan internet sendiri, bagaimana dengan vendor lainnya? Well, Anda bisa melirik Himax, yang baru saja menggebrak pasar dengan smartphone 4G/LTE berharga amat terjangkau. Himax Pure 3S namanya, dan pemasarannya baru saja dimulai pada tanggal 8 Juli 2015 ini. Berapa harganya? Rp 1,4 juta, dan saya yakin Anda akan sedikit tidak percaya melihat spesifikasi hebatnya.

Gambar header: LTE via Shutterstock.

Update: Ada koreksi untuk penjelasan layanan 4G/LTE dari Smartfren. 

Kemenkumham dan Kemenkominfo Kolaborasi Rumuskan Peraturan Hak Cipta

Pemerintah ingin lindungi haki dengan regulasi / Shutterstock

Kemenkumham dan Kemenkominfo sepakat untuk berkolaborasi menyusun peraturan terkait dengan hak cipta dalam sistem elektronik. Peraturan bersama ini mengatur dua hal yang terkait dengan penutupan konten dan hak akses yang terkait dengan pelanggaran hak cipta dalam sarana multimedia, termasuk yang terdapat di dunia maya. Continue reading Kemenkumham dan Kemenkominfo Kolaborasi Rumuskan Peraturan Hak Cipta

Menkominfo Sahkan Aturan TKDN Smartphone 4G/LTE Sebesar 30%

TKDN kali ini diberlakukan pada perangkat dengan teknologi 4G LTE berbasis FDD terlebih dahulu / Shutterstock

Wacana pemerintah mengimplementasikan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akhirnya berhasil diresmikan. Nantinya para vendor smartphone 4G LTE berbasis frequency-division duplex (FDD) yang ingin masuk ke pasar Indonesia wajib memiliki nilai TKDN sebesar 30% efektif 1 Januari 2017.

Continue reading Menkominfo Sahkan Aturan TKDN Smartphone 4G/LTE Sebesar 30%

Layanan 4G/LTE 1800 MHz Cakup Seluruh Indonesia Awal 2016

Menkominfo memastikan seluruh pelanggan di Indonesia mampu menikmati layanan optimal LTE di awal tahun 2016 / Shutterstock

Menkominfo Rudiantara memastikan bahwa layanan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz akan rampung di akhir tahun ini. Dengan demikian di awal 2016 seluruh kawasan Indonesia sudah bisa dicakup oleh frekuensi optimal untuk implementasi LTE ini. Saat ini proses yang dilakukan oleh pihak operator adalah penataan ulang frekuensi dan kali ini sedang dilakukan di Pulau Sulawesi.

Continue reading Layanan 4G/LTE 1800 MHz Cakup Seluruh Indonesia Awal 2016

Menkominfo Ungkap Usulan Aturan untuk Layanan Ride Sharing

Menkominfo usulkan aturan untuk layanan ride sharing / Shutterstock

Indonesia belakangan dihadapkan dengan polemik layanan transportasi alternatif dengan sentuhan teknologi. Disambut baik konsumen tapi juga ada yang menolak dan terbentur regulasi. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Menanggapi hal tersebut Menkominfo Rudiantara mengusulkan untuk dibentuk sebuah aturan terkait layanan ride sharing ini untuk menghadapi kondisi serupa yang akan hadir di masa mendatang. Continue reading Menkominfo Ungkap Usulan Aturan untuk Layanan Ride Sharing

Rudiantara and the Enthusiasm of Building Independent 4G Smartphone Design House

Rudiantara’s enthusiasm in shaping 4G smartphone industry is worth to put our attention on. Last week, the Minister of Communication and Information revealed his objective of drafting the regulation of the level of local component for 4G LTE-based smartphone. Continue reading Rudiantara and the Enthusiasm of Building Independent 4G Smartphone Design House

Komersialisasi Frekuensi 4G/LTE 1800 MHz Siap Awal Juli

4G LTE 1.800 Mhz Diluncurkan di Makassar

Janji Menkominfo Rudiantara untuk mengoptimasi layanan 4G/LTE akan segera terealisasi. Kesiapan frekuensi 1.800 MHz untuk diadopsi nampaknya telah selesai melalui tahap realokasi pita frekuensi yang sebelumnya memang dipercepat dari operator-operator Indonesia. Dalam peluncurannya kali ini, Rudiantara akan melakukannya di kota Makassar pada awal Juli nanti diikuti secara serentak oleh tiga operator yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.

Continue reading Komersialisasi Frekuensi 4G/LTE 1800 MHz Siap Awal Juli