Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G Resmi Dijual Seharga Rp9,5 Juta, Sudah Termasuk S Pen

Tuntutan untuk bekerja dan belajar dari rumah selama pandemi memaksa kita untuk mengevaluasi kembali seberapa optimal gadget yang kita gunakan bisa menunjang aktivitas harian. Sebagian mungkin tidak mendapati satu pun problem, tapi sebagian lain mungkin ada yang merasa sudah saatnya untuk upgrade ke perangkat yang lebih gres, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan.

Alhasil, perangkat seperti laptop atau tablet cukup banyak diburu konsumen dalam setahun terakhir. Menurut Elvira Dwi Anggraeni selaku IT & Mobile Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, tren penjualan tablet masih terus mengalami peningkatan. Dari kubu Samsung sendiri, tercatat ada pertumbuhan penjualan tablet sebesar 37% pada paruh pertama 2021 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Melihat tren yang positif seperti itu, Samsung Indonesia pun kembali memperkenalkan tablet baru, yakni Galaxy Tab S7 FE 5G. Perangkat ini sebenarnya sudah hadir sejak awal bulan Juli kemarin, dan Samsung mengklaim antusiasme konsumen sangat tinggi terhadapnya.

Fitur dan spesifikasi Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G

Selain untuk menunjang kegiatan bekerja maupun belajar dari rumah, tablet dengan ketebalan 6,3 mm dan berat 608 gram ini sebenarnya juga difokuskan untuk menjadi wadah pengasah kreativitas. Itulah mengapa Samsung turut menyertakan aksesori S Pen pada paket penjualannya.

Stylus tersebut cukup istimewa karena sejumlah alasan. Pertama, ia mendukung 4.096 tingkatan sensitivitas tekanan, sehingga pengguna dapat membuat goresan tipis atau tebal tergantung seberapa kuat ia menekan stylus di atas layar. Kedua, latensinya kurang dari 30 milidetik, dan itu membuatnya terasa begitu responsif kalau menurut pengakuan Hari Prast, ilustrator profesional yang berkesempatan mencobanya langsung selama beberapa hari.

Hari juga sangat mengapresiasi kemudahan menyimpan S Pen pada Tab S7 FE 5G. Beliau mengaku trauma karena sudah beberapa kali menghilangkan aksesori stylus, dan menurutnya mekanisme menempelkan stylus secara magnetis ke sisi belakang tablet seperti ini betul-betul membantu rutinitas hariannya sebagai seorang visual artist. Juga sangat memudahkan adalah fakta bahwa stylus ini tidak perlu di-charge sama sekali.

Selain S Pen, ukuran layar Tab S7 FE 5G juga menjadi bagian favorit buat Hari. 12,4 inci menurutnya sangat pas; tidak kelewat besar, tapi tetap cukup luas untuk dipakai multitasking dengan membuka hingga tiga aplikasi sekaligus secara bersamaan. Resolusinya pun tinggi di angka 2560 x 1600 pixel.

Buat yang lebih terbiasa dengan tampilan ala perangkat desktop, Tab S7 FE 5G mendukung fitur Samsung DeX. Pengguna tidak harus menyambungkan perangkat ke TV atau monitor untuk mengaktifkan fitur ini, sebab tampilan ala desktop tersebut juga bisa langsung dinikmati di layar Tab S7 FE 5G.

Terkait dapur pacunya, Tab S7 FE 5G ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 750G, RAM 6 GB, dan penyimpanan internal sebesar 128 GB (plus slot kartu microSD yang mendukung kapasitas maksimum 1 TB). Sesuai namanya, perangkat ini dipastikan bakal bisa terhubung ke jaringan 5G di Indonesia, namun untuk sekarang Samsung masih dalam tahap optimasi bersama kalangan operator.

Namanya tablet, konsumsi konten multimedia tentu juga menjadi aspek yang diprioritaskan. Selain visual, audio juga turut mendapat perhatian ekstra dari Samsung. Tab S7 FE 5G dibekali sepasang speaker yang ditempatkan di sebelah kiri atas dan kanan atas (dalam orientasi landscape), posisi yang ideal karena tidak mudah tertutupi tangan yang biasanya agak ke bawah. Dukungan Dolby Atmos pun turut hadir untuk menyajikan kualitas audio yang lebih baik.

Tab S7 mengemas kamera depan 5 megapixel dan kamera belakang 8 megapixel. Menutup rincian spesifikasinya adalah baterai berkapasitas 10.090 mAh yang mendukung fast charging dalam kecepatan 45 W, sehingga dapat diisi dari kosong hingga penuh dalam waktu sekitar 90 menit saja. Sayangnya, yang terdapat dalam boksnya adalah adaptor 15 W, dan Anda harus membeli adaptor 45 W itu secara terpisah kalau mau memaksimalkan kapabilitas charging-nya.

Harga dan promo terbatas

Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G saat ini sudah bisa dibeli seharga Rp9.499.000 di berbagai platform e-commerce maupun toko online Samsung.com sendiri. Konsumen bisa memilih di antara empat variasi warna yang tersedia: Mystic Black, Mystic Silver, Mystic Green, dan Mystic Pink. Masing-masing varian hadir bersama S Pen dalam warna yang sama.

Untuk pembelian hingga 5 Agustus 2021, konsumen bakal langsung mendapatkan bonus senilai hampir tiga juta rupiah dalam bentuk aksesori book cover keyboard, Samsung Care+ untuk 12 bulan, dan cashback langsung. Khusus bagi yang belum pernah berlangganan, mereka juga bisa mendapatkan akses gratis YouTube Premium selama 4 bulan, serta Clip Studio Paint selama 6 bulan.

Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G Dirilis, Dibekali S Pen dengan Harga Kurang dari 10 Juta

Di tengah hangatnya komersialisasi jaringan 5G di Indonesia, produsen seperti Samsung melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkenalkan sebanyak mungkin perangkat 5G. Di segmen smartphone flagship, Samsung sudah menawarkan Galaxy S21 Series 5G sejak lama. Kemudian baru-baru ini, mereka meluncurkan Galaxy A22 5G untuk meramaikan pasar smartphone 5G murah.

Sekarang, giliran segmen tablet yang jadi incaran. Samsung baru saja memperkenalkan Galaxy Tab S7 FE 5G, tablet kelas menengah ke atas yang disiapkan untuk mendampingi kegiatan belajar dan bekerja, sekaligus menjadi pusat hiburan dengan layar besarnya. Perangkat ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 750G, penerus Snapdragon 730G yang sudah dilengkapi dengan modem 5G terintegrasi.

Sebagai perangkat penunjang kreativitas dan produktivitas, Galaxy Tab S7 FE 5G hadir membawa layar 12,4 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel. Namun yang lebih istimewa adalah, paket penjualannya turut menyertakan S Pen, stylus andalan Samsung yang dikenal responsif karena memiliki latensi rendah. Saat sedang tidak digunakan, stylus ini dapat ditempelkan secara magnetis ke sisi belakang tablet.

Layar sebesar itu tentunya juga ideal untuk multitasking, dan Samsung pun tak lupa membekali Galaxy Tab S7 FE 5G dengan fitur Multi-Active Window untuk membuka hingga tiga aplikasi sekaligus secara bersamaan. Buat yang sering bekerja dengan aplikasi tertentu, mereka bisa memanfaatkan fitur App Pair untuk mengelompokkan sampai tiga aplikasi yang paling sering digunakan, lalu cukup dengan satu klik saja, ketiganya dapat langsung dibuka dalam tampilan Multi-Active Window tadi.

Seperti banyak perangkat Samsung lain, tablet ini tentu juga mendukung fitur Samsung DeX, yang memungkinkan pengguna untuk menikmati pengalaman ala perangkat desktop. Kalau ada dana ekstra, konsumen juga bisa membeli aksesori book cover keyboard secara terpisah untuk mendapatkan pengalaman ala laptop yang lebih ideal.

Secara fisik, Galaxy Tab S7 FE 5G mengemas bodi setebal 6,3 mm dengan finish logam dalam dua pilihan warna dan bobot sekitar 608 gram. Meski tipis, baterai yang tertanam memiliki kapasitas sebesar 10.090 mAh, serta mendukung fast charging dengan output maksimum 45 W. Sayangnya, charger 45 W ini harus ditebus secara terpisah.

Perangkat dibekali RAM 6 GB dan storage internal 128 GB, tidak ketinggalan pula slot kartu microSD yang mendukung kapasitas maksimum 1 TB. Melengkapi fitur dan spesifikasi perangkat adalah kamera belakang 8 megapixel dan kamera depan 5 megapixel, serta speaker stereo besutan AKG yang mendukung Dolby Atmos.

Rencananya, Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G akan segera dijual dengan harga Rp9.499.000. Bagi konsumen yang membeli selama 1-7 Juli 2021 di toko online Samsung.com atau Eraspace.com, mereka juga bakal menerima bonus dengan nilai total hampir tiga juta rupiah berupa book cover keyboard, perlindungan Samsung Care+ selama satu tahun, dan kesempatan mendapat cashback.

Samsung Galaxy S21 Ultra 5G: Makin Spesial Berkat Dukungan S Pen

Berbeda dari seri Samsung Galaxy Note yang selalu mengedepankan aspek produktivitas, seri Samsung Galaxy S lebih memprioritaskan inovasi di sektor kamera. Hal ini bisa kita lihat pada Galaxy S21 Ultra 5G, yang mengunggulkan kamera utama 108 megapixel dengan sensor generasi baru yang menjanjikan dynamic range tiga kali lebih luas dari sebelumnya, belum lagi kemampuan merekam video 4K 60 fps menggunakan semua kameranya, termasuk kamera depan.

Namun Samsung rupanya ingin melakukan sesuatu yang agak berbeda tahun ini. Galaxy S21 Ultra 5G tidak cuma mengusung layar yang paling superior – Dynamic AMOLED 2X 6,8 inci dengan resolusi 1440p, dynamic refresh rate 10 Hz – 120 Hz, dan tingkat kecerahan maksimum 1.500 nit – tetapi juga dukungan terhadap stylus S Pen, pertama kalinya dalam sejarah seri Samsung Galaxy S.

S Pen di Galaxy S21 Ultra 5G bersifat opsional, tidak seperti di seri Galaxy Note di mana S Pen selalu menjadi bagian yang integral. Berhubung opsional, konsumen berarti harus membelinya secara terpisah. Alternatifnya, Anda juga dapat menggunakan S Pen dari Galaxy Note lawas yang masih Anda simpan maupun sejumlah stylus lain yang juga memanfaatkan teknologi besutan Wacom.

Bagi yang memutuskan untuk membeli S Pen baru, Anda akan melihat bahwa dimensinya sedikit lebih besar dibanding S Pen milik Galaxy Note20 Series. Tujuannya tentu supaya stylus jadi lebih nyaman digunakan, dan ini sama sekali bukan masalah karena stylus-nya tidak perlu diselipkan ke dalam kompartemen khusus di bodi ponsel.

Namun supaya tetap praktis, aksesori ini akan dibundel bersama casing khusus yang sisi kirinya memiliki tempat untuk menampung S Pen. Casing-nya sendiri ada dua macam, yakni yang berbentuk flip cover seharga Rp1.199.000, dan yang berwujud standar seharga Rp899.000 – semuanya sudah termasuk harga S Pen.

Pengalaman menggunakan S Pen di Galaxy S21 Ultra 5G hadir sangat baik berkat ujung yang tipis dan pressure sensitivity hingga 4.096 tingkatan, dan pengguna juga masih bisa menekan tombol di S Pen untuk mengaktifkan sejumlah fungsi. Yang membedakan dengan seri Note adalah, S Pen di sini bersifat pasif dan tidak dilengkapi Bluetooth.

Itu artinya pengguna tidak dapat memakainya sebagai remote control kamera maupun untuk mengontrol playback musik. Selebihnya, S Pen di Galaxy S21 Ultra 5G masih sangat nyaman dipakai untuk menulis, menggambar, maupun melangsungkan aktivitas yang membutuhkan tingkat presisi cukup tinggi, seperti misalnya untuk meng-edit foto atau video.

S Pen dan S Pen Pro

Untuk Anda yang merasa fungsi jarak jauh tadi esensial, Anda bisa menunggu sampai Samsung menjual stylus lain yang dinamai S Pen Pro. Dibandingkan S Pen standar, S Pen Pro punya ukuran yang lebih besar lagi, dan ia juga sudah dilengkapi Bluetooth serta dukungan penuh terhadap fitur Air Gesture. 

Kelengkapan tambahan untuk Galaxy S21 Ultra ini menegaskan segmentasi untuk pengguna perangkat ini yaitu sophisticated dan timeless. Kesan ikonik juga dibawa karena dari Galaxy S21 Series 5G, versi hanya versi ultra yang bisa kompatibel dengan stylus. Pilihan yang tepat bagi mereka yang suka dengan hiburan dan fotografi tetapi masih ingin mendapatkan fasilitas produktivitas dengan S Pen.

Sekali lagi, S Pen di Samsung Galaxy S21 Ultra 5G merupakan aksesori yang sifatnya opsional. Anda dapat menikmati fitur-fitur unggulan ponsel tersebut tanpa harus membeli S Pen, tapi di saat yang sama Anda juga bisa semakin memaksimalkan layar besarnya dengan bantuan S Pen. Bagi penggemar setia seri Samsung Galaxy S yang sering iri melihat pengguna seri Galaxy Note, Anda sekarang bisa membuang rasa iri tersebut jauh-jauh.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Fitur-Fitur Tersembunyi yang Perlu Diketahui Pengguna Samsung Galaxy Note20 Series

Saya yakin kita semua tahu bahwa menilai suatu smartphone tidak bisa dari segi hardware-nya saja. Tanpa didampingi software yang bermutu, perangkat mungkin akan terkesan sia-sia, sebab pada akhirnya kombinasi hardware dan software inilah yang selalu berperan dalam keseharian pengguna.

Ambil contoh Samsung Galaxy Note20 Series. Smartphone ini boleh datang membawa stylus yang amat canggih, akan tetapi itu tidak akan terlalu berguna kalau Samsung tidak menyematkan aplikasi yang sangat powerful seperti Samsung Notes. Dalam beberapa kesempatan, terkadang kita malah bisa menemukan fitur-fitur tersembunyi yang tersimpan dalam software milik perangkat.

Melalui sebuah workshop yang digelar via Zoom, Samsung Indonesia mengajak sejumlah media untuk mengintip fitur-fitur tersembunyi yang terdapat pada Galaxy Note20 Series. Narasumber yang diundang adalah Lucky Sebastian, sosok yang sudah dikenal di bidang per-gadget-an, dan yang kebetulan memang mengaku menggunakan Note20 Ultra sebagai daily driver-nya.

Dalam presentasinya, Lucky sempat mendemonstrasikan banyak fitur tersembunyi milik Note20 yang bisa sangat berguna dalam rutinitas sehari-hari, baik untuk urusan produktivitas maupun hiburan. Beberapa di antaranya cukup simpel, sedangkan sisanya diwujudkan dengan memanfaatkan fleksibilitas dari aplikasi Bixby Routines.

Samsung Galaxy Note20 Ultra

Kita mulai dari yang simpel, yakni memindah file dari Note20 ke laptop menggunakan fitur Link to Windows. Supaya bisa memindahkan banyak file sekaligus (apapun jenis file-nya), Lucky menyarankan untuk memakai aplikasi My Files. Sebaliknya, kalau ingin memindah file dari laptop ke Note20, cukup drag-and-drop ke mana saja di jendela aplikasi Link to Windows, maka file-nya akan otomatis masuk ke folder Downloads di Note20.

Masih seputar produktivitas, Lucky juga sempat mencontohkan bagaimana aplikasi Samsung Notes telah berevolusi menjadi pengolah PDF yang sangat powerful. Untuk keperluan seperti menandatangani surat perjanjian misalnya, pengguna bahkan bisa menyematkan file gambar meterai dan mengatur posisinya dengan bebas, tidak seperti di aplikasi PDF pada umumnya.

Selain untuk menandatangani PDF, S Pen juga bisa dipakai untuk mencorat-coret kalender bawaan Note20, sehingga pengguna bisa membuat catatan dengan menulis tangan seperti di kalender fisik. Masalahnya, menulis di kotak tanggal yang kecil mungkin agak menyulitkan, dan di sini pengguna bisa mengakalinya dengan dua cara: dengan zooming, atau dengan memakai tool lasso.

Untuk cara yang kedua ini, pengguna tinggal menulis seperti biasa di mana saja di aplikasi kalender, lalu pilih icon lasso yang muncul di bagian bawah layar. Setelahnya, tinggal lingkari tulisannya, kecilkan ukurannya, dan pindahkan ke kotak tanggal yang dimau.

Samsung Galaxy Note20 Ultra

Beralih ke kamera, di sini kita bisa melihat contoh kegunaan Bixby Routines. Lucky menjelaskan bahwa Bixby Routines dapat dipakai untuk mematikan suara shutter kamera secara otomatis, tanpa harus mengaktifkan profil silent pada pengaturan ponsel. Jadi ketika sudah keluar dari aplikasi kamera, maka suara otomatis tidak akan di-mute.

Trik lain yang juga menarik adalah untuk perekaman video dengan jangkauan zoom paling maksimal. Secara default, Note20 memang bisa memotret dengan zoom sejauh 50x, tapi kalau untuk video, zoom-nya hanya mentok di 20x saja. Triknya adalah, ketimbang mengganti mode secara manual, pengguna bisa memperbesar hingga 50x, lalu merekam dengan menekan dan menahan tombol shutter ketika masih dalam mode Photo.

Kamera milik Note20 turut dilengkapi beragam fitur AR, dan salah satu yang menarik menurut Lucky adalah yang bernama Picture Link. Dengan fitur ini, pengguna bisa menjadikan objek sebagai pemicu (trigger) atas konten multimedia. Terakhir, Lucky tidak lupa mengingatkan bahwa fitur Face Unlock milik Note20 bisa dipercepat dengan memilih opsi “Add alternative look” setelah melakukan setup awal.

Optimasi performa Note20

Samsung Galaxy Note20 Ultra

Beralih ke topik performa, Lucky membagikan trik supaya Note20 Ultra bisa lebih efisien soal konsumsi daya tanpa mengorbankan kecanggihan layarnya. Normalnya, cara termudah untuk menghemat baterai adalah dengan mengaktifkan fitur Medium Power Saving. Sayangnya, ketika fitur ini diaktifkan, maka layar Note20 Ultra akan terkunci di refresh rate 60 Hz.

Lagi-lagi di sini ada cara untuk mengakali dengan memanfaatkan Bixby Routines. Jujur caranya agak sedikit rumit, tapi pada akhirnya Medium Power Saving bisa tetap aktif bersamaan dengan Adaptive Refresh Rate (120 Hz). Sangat disayangkan sejauh ini belum ada fitur untuk saling berbagi shortcut dalam Bixby Routines, sehingga pengguna tidak perlu repot mengutak-atik secara manual. Semoga saja ini sudah masuk dalam perencanaan Samsung selanjutnya.

Bixby Routines juga dapat dipakai untuk mengganti resolusi layar secara sementara di aplikasi-aplikasi untuk menonton video macam YouTube atau Netflix. Seperti yang kita tahu, Note20 Ultra memang bisa mendukung refresh rate 120 Hz, akan tetapi itu cuma bisa untuk resolusi 1080p saja, bukan 1440p yang merupakan resolusi asli layar Note20 Ultra.

Samsung Galaxy Note20 Ultra

120 Hz memang sangat berguna untuk gaming, tapi kalau untuk menonton video, 60 Hz saja sebenarnya sudah cukup, dan yang lebih penting adalah resolusi. Menggunakan Bixby Routines, pengguna dapat mengatur supaya resolusi layar berganti ke 1440p secara otomatis setiap kali aplikasi seperti YouTube atau Netflix dibuka, lalu turun kembali ke 1080p (tapi 120 Hz) saat keluar dari aplikasi tersebut.

Terakhir, untuk keperluan gaming, pengguna Note20 bisa melakukan kustomisasi performa dengan lebih mendetail menggunakan aplikasi bernama Game Plugins. Aplikasi ini jarang diketahui karena tempatnya bukan di Google Play Store, melainkan di Galaxy Store.

Di Game Plugins, pengguna dapat menerapkan kustomisasi yang mendetail untuk masing-masing permainan, mulai dari kualitas grafiknya secara umum, atau menentukan fps maksimumnya. Pengguna bahkan bisa melihat semacam benchmark performa dari tiap-tiap game menggunakan aplikasi ini.

S Pen dan S Notes, ‘Nyawa’ Galaxy Note20 dalam Menunjang Produktivitas dan Kreativitas

Sejak generasi pertamanya diluncurkan di tahun 2011, Samsung Galaxy Note selalu hadir bersama stylus pintar bernama S Pen. Seri Galaxy Note dan S Pen ibarat dua sejoli yang tidak terpisahkan. Setelah melewati 10 generasi bersama-sama, keduanya tentu sudah menerima sederet penyempurnaan demi menyajikan pengalaman terbaik dalam mengakomodasi produktivitas dan kreativitas penggunanya.

Tanpa perlu terkejut, S Pen milik seri Note20 adalah yang terbaik yang pernah Samsung buat. Fisiknya sepintas tidak terlalu berbeda, akan tetapi pengguna bisa lebih tenang mengetahui bahwa S Pen kini tahan air dengan sertifikasi IP68. Ujung runcingnya memiliki diameter hanya 0,7 mm, dan ia bisa mengenali hingga 4.096 tingkatan pressure sensitivity.

Seperti sebelumnya, S Pen kini juga merangkap peran sebagai remote control, baik untuk memotret dari kejauhan, atau untuk mengendalikan slide presentasi dari jarak hingga 10 meter. Pengguna tidak perlu khawatir S Pen kehabisan baterai, sebab selain proses pengisiannya cepat ketika dimasukkan kembali ke bodi Note20, daya tahannya diklaim cukup untuk 10 jam standby.

Di balik wujudnya yang mungil, S Pen turut dibekali komponen-komponen esensial macam accelerometer dan gyroscope, dan ini memungkinkan penggunaan beragam gesture untuk menavigasikan perangkat. Pada Note20, Samsung telah menambahkan sejumlah gesture baru yang dapat dikenali, termasuk gesture untuk mengaktifkan fitur seperti Smart Select atau Screen Capture.

Namun yang namanya S Pen sudah pasti paling ideal dipakai untuk menulis atau menggambar, dan pengalaman menulis atau menggambar yang terbaik bisa kita dapatkan pada Note20 Ultra. Pasalnya, dibantu oleh layar 120 Hz milik perangkat, latency S Pen dapat dipangkas hingga menjadi 9 milidetik saja. Bandingkan dengan S Pen pada Note10, yang latency-nya tercatat di angka 42 milidetik.

Semakin kecil angka latency, berarti semakin minimal jeda antara sentuhan S Pen dan coretan yang dihasilkannya. 9 milidetik pada dasarnya nyaris instan, dan ini pada akhirnya dapat membuahkan pengalaman yang hampir mendekati menggunakan kertas dan bolpoin.

Kombinasi apik hardware dan software

S Pen baru separuh dari cerita utuhnya, sebab pembaruan dari sisi software turut memegang peran yang tak kalah penting. S Notes versi terbaru telah dibekali sederet fitur anyar yang dirancang untuk semakin memaksimalkan kapabilitas S Pen.

Dari yang sederhana seperti fitur Auto Straighten, yang akan meluruskan posisi catatan kecil yang mungkin pengguna buat dengan tergesa-gesa, sampai yang lebih kompleks seperti mengubah tulisan tangan menjadi teks hasil ketikan. Kenapa harus diubah? Supaya teksnya bisa kita salin dan tambahkan di aplikasi lain dengan mudah.

Pengguna juga tidak harus membuat catatan di atas halaman kosong, sebab ada beberapa template yang bisa dipilih, seperti salah satunya yang mirip dengan layout suatu buku agenda tradisional. Me-review PDF dan membuat anotasi juga bisa dilakukan dengan mudah berkat fitur Import PDF.

Anotasinya pun tidak harus dalam bentuk tulisan, tapi bisa juga lisan dengan merekam suara. Menariknya, berkat fitur Audio Bookmark, suara yang direkam akan disinkronisasikan dengan coretan-coretan dari S Pen. Jadi saat audionya diputar, klien bisa melihat catatannya muncul di waktu yang tepat. Sebaliknya, ketika bagian catatannya disentuh, audio yang tepat juga akan langsung diputar.

Selesai membuat anotasi, dokumen bisa disimpan dalam format PowerPoint seandainya hendak dipresentasikan. Manajemen catatan juga lebih mudah berkat sistem folder yang baru pada S Notes, sehingga pengalamannya jadi semakin mirip dengan manajemen file di komputer.

Terakhir, semua catatan yang pengguna buat akan selalu tersinkronisasikan di cloud, dan itu berarti pengguna bisa mengaksesnya dari perangkat lain, termasuk halnya dari PC. Lebih menarik lagi, nantinya catatan-catatan di S Notes juga bisa disinkronisasikan dengan aplikasi Microsoft OneNote maupun Outlook.

Semua ini, dipadukan dengan spesifikasi Note20 sendiri yang memang duduk di kasta flagship, pasti bisa menunjang produktivitas sekaligus kreativitas penggunanya dengan sangat baik. Sekadar mengingatkan, seri Note20 hadir mengusung chipset Exynos 990 yang menawarkan peningkatkan kinerja CPU sekaligus GPU dibandingkan generasi sebelumnya, plus RAM 8 GB (atau 12 GB) yang tentunya merupakan syarat utama dalam memuluskan sesi multitasking.

Bicara soal multitasking, prosesnya tentu akan lebih mudah dilakukan di layar berukuran besar. Note20 menghadirkan dua pilihan: 6,7 inci atau 6,9 inci pada Note20 Ultra. Pengguna juga tidak perlu khawatir baterai perangkat bocor setelah dipakai bekerja seharian, sebab selain kapasitasnya memang besar (4.500 mAh pada Note20 Ultra), pengisian dayanya pun cepat; cuma 30 menit untuk mengisi 50% kapasitasnya.

Informasi tentang pre-order Galaxy Note20 dan Note20 Ultra:

Samsung membuka pre-order Galaxy Note20 Series dari 6 Agustus hingga 19 Agustus 2020. Ada penawaran menarik selama masa pre-order seperti:

  • Galaxy Note20 dibanderol dengan harga Rp14.499.000. Setiap pemesanan akan disertai dengan e-voucher untuk pembelian Galaxy Buds+ senilai Rp2.399.000.
  • Galaxy Note20 Ultra varian 256GB memiliki harga Rp17.999.000, sementara varian 512GB dibanderol senilai Rp19.999.000. Setiap pemesanan Galaxy Note 20 Ultra akan disertai dengan e-voucher untuk pembelian Galaxy Buds Live senilai Rp2.599.000.

Peserta pre-order juga bisa mendapatkan Bank Cashback hingga Rp1.000.000 dengan bunga cicilan 0% dan periode hingga 24 bulan bila menggunakan mitra-mitra Bank Samsung di Indonesia. Sedangkan bagi yang sudah melakukan Handraiser dan melanjutkan dengan pembelian akan mendapatkan smart case cover senilai Rp699.000.

Pre-order dan informasi lebih lengkap bisa cek di tautan ini www.galaxylaunchpack.com dan layanan e-commerce yang telah bekerja sama dengan Samsung untuk pre-order, seperti Lazada, JD.ID, Blibli, Shopee, Tokopedia, Eraspace, Bukalapak, Akulaku, Bhinneka.com, Dinomarket, dan Globalteleshop.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Duet S Pen dan S Notes pada Galaxy Note20 untuk Bekerja di Era New Normal

Dilihat dari sudut mana pun, Samsung Galaxy Note20 Series memang merupakan perangkat yang sangat ideal untuk memaksimalkan produktivitas. Layar besarnya sangat nyaman dipakai untuk menyunting dokumen, sedangkan storage-nya yang melimpah juga memastikan pengguna bisa menyimpan banyak file sekaligus. Tidak ketinggalan juga adalah baterainya, yang tak cuma berkapasitas besar, tapi juga mendukung pengisian yang cepat.

Jadi tanpa didampingi S Pen pun sebenarnya Note20 sudah sangat cocok dipakai bekerja. Namun kenyataannya tidak demikian. Sejak generasi pertamanya yang dirilis 10 tahun silam, Galaxy Note Series selalu hadir bersama S Pen, dan Samsung tentu sudah menyempurnakannya lebih jauh lagi pada Note20 Series.

Pembaruan yang paling utama adalah terkait latency. Berkat refresh rate 120 Hz pada layar Note20 Ultra, latency S Pen bisa dipangkas hingga menjadi 9 milidetik saja. Pada Note20, latency-nya tercatat cuma 26 milidetik, jauh lebih instan daripada milik generasi sebelumnya. Secara keseluruhan, latency yang rendah bakal semakin memberikan kenyamanan saat mencatat, mengedit foto, maupun mengedit video menggunakan S Pen.

Namun seperti yang kita tahu, S Pen bukan lagi sekadar stylus, melainkan juga remote control dengan beragam fungsionalitas. Pada Note20, Samsung telah menambahkan beberapa gerakan baru (Air Gesture) untuk S Pen. Selain hardware, pembaruan juga diterapkan pada software, spesifiknya aplikasi Samsung Notes.

Fitur-fitur baru S Notes

Duet maut S Pen dan S Notes pada Note20 bakal semakin terasa di masa pandemi seperti sekarang, sebab kita dituntut untuk bisa bekerja di mana pun dan dalam situasi apa pun, termasuk bekerja dari rumah dan selagi diganggu oleh banyak faktor pengalih perhatian. Di sinilah S Notes mencoba membantu.

Ketika harus mencatat sesuatu secara tiba-tiba, ada fitur Screen-off Memo yang bisa dimanfaatkan. Cukup keluarkan S Pen dan ketuk layar Note20 Series menggunakan S Pen, maka pengguna bisa langsung menulis tanpa perlu membuka lockscreen terlebih dulu dan mencari aplikasi S Notes. Catatan yang dibuat di sini tentu akan disimpan ke dalam S Notes secara otomatis, dan pengguna juga punya opsi untuk mengubah catatannya menjadi format PDF, PPT maupun DOC.

Terkadang saat mencatat dengan terburu-buru, mungkin tulisan pengguna akan kelihatan miring, dan di sini fitur Auto Straighten bakal sangat berguna. Lalu seandainya harus memberikan feedback kepada tim, S Notes menawarkan fitur Import PDF sehingga pengguna bisa langsung mencorat-coret di atas dokumen tersebut menggunakan S Pen, baik untuk menandai tulisan, memberikan komentar, atau menaruh gambar.

Juga unik adalah fitur Audio Bookmark, yang dirancang untuk memberikan timestamp pada Voice Notes dan mensinkronisasikannya dengan tulisan yang pengguna buat secara bersamaan. Fitur ini sangat berguna seandainya pengguna lupa mengenai salah satu poin pembicaraan yang dicatat sebelumnya. Cukup tekan tombol play di kanan atas S Notes, lalu ketukkan S Pen pada poin yang ingin diingat, maka S Notes akan memainkan Voice Notes-nya secara otomatis.

Pembaruan lainnya adalah sistem folder pada S Notes, yang memudahkan pengguna untuk mengatur semua catatannya seperti mengatur file di PC, sehingga mudah dicari di kemudian hari. Buat yang punya lebih dari satu perangkat pintar, S Notes kini menawarkan fitur sinkronisasi otomatis sehingga semua catatan yang pengguna buat bisa tersedia di setiap perangkat yang dimiliki.

Konsumen yang ingin memiliki Samsung Galaxy Note20 Series bisa langsung mengikuti pre-order mulai 6 Agustus hingga 19 Agustus 2020. Berikut rincian penawaran menarik yang bisa didapat selama masa pre-order:

  • Galaxy Note20 dibanderol dengan harga Rp 14.499.000. Setiap pemesanan akan disertai dengan e-voucher untuk pembelian Galaxy Buds+ senilai Rp 2.399.000
  • Galaxy Note20 Ultra varian 256 GB memiliki harga Rp 17.999.000, sementara varian 512 GB dibanderol senilai Rp 19.999.000. Setiap pemesanan Galaxy Note20 Ultra akan disertai dengan e-voucher untuk pembelian Galaxy Buds Live senilai Rp 2.599.000

Peserta pre-order juga berkesempatan untuk mendapatkan Bank Cashback hingga Rp1.000.000 dengan bunga cicilan 0% dan periode hingga 24 bulan bila menggunakan mitra-mitra Bank Samsung di Indonesia. Sedangkan bagi yang sudah register sebelumnya di situs resmi Samsung dan melanjutkan dengan pembelian akan mendapatkan smart case cover senilai Rp699.000.

Untuk mengikuti pre-order atau mendapatkan informasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengunjungi situs Pre-Order Samsung di www.galaxylaunchpack.com serta berbagai e-commerce yang telah bekerja sama dengan Samsung untuk pre-order kali ini, yaitu Lazada, JD.ID, Blibli, Shopee, Tokopedia, Eraspace, Bukalapak, Akulaku, Bhinneka.com, Dinomarket, dan Globalteleshop.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung. 

Samsung Luncurkan Galaxy Note20, Note20 Ultra, dan Z Fold2

Seperti yang sudah diprediksi, Samsung akhirnya menyingkap secara resmi Galaxy Note versi baru, yakni Note20 dan Note20 Ultra. Juga seperti yang sudah diperkirakan, keduanya sama-sama mengusung spesifikasi kelas wahid.

Kita mulai dari Note20 Ultra terlebih dulu, sebab inilah model yang benar-benar tanpa kompromi. Di Amerika Serikat, banderol harganya dipatok mulai $1.299, dan di rentang harga itu tentu konsumen mendambakan yang terbaik dari Samsung.

Benar saja, dari segi fisik saja, Note20 Ultra sudah kelihatan lebih premium ketimbang seri Note10, terutama berkat bezel layar yang bahkan lebih tipis lagi. Bezel yang nyaris tidak ada ini mengapit layar AMOLED 6,9 inci beresolusi 3088 x 1440 pixel, dan tentu saja Samsung tidak lupa menyematkan dukungan refresh rate 120 Hz di sini. Layar ini juga luar biasa terang dengan tingkat kecerahan maksimum 1.500 nit.

Sepintas layarnya terdengar identik dengan milik S20 Ultra, namun kalau soal performa, Note20 Ultra lebih unggul berkat chipset Qualcomm Snapdragon 865+. Saya belum tahu apakah versi yang dijual di Indonesia bakal membawa spesifikasi yang berbeda; apakah akan ditenagai chipset Exynos 990 yang sama seperti milik S20 Ultra, atau ada chipset lain yang lebih baru lagi.

Melengkapi prosesornya adalah pilihan RAM 8 GB atau 12 GB, storage internal berkapasitas 128 GB, 256 GB atau 512 GB (plus slot microSD), dan baterai 4.500 mAh. Sekali lagi kalau soal spesifikasi, ada baiknya kita menunggu pengumuman resmi dari Samsung Indonesia.

Untuk kameranya, tonjolan masif di belakang itu dihuni oleh tiga modul: kamera utama 108 megapixel f/1.8, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan kamera periskop 12 megapixel yang menawarkan 5x optical zoom atau 50x digital zoom. Tepat di bawah LED flash-nya, kita juga bisa melihat sebuah sensor laser autofocus. Beralih ke depan, ada kamera selfie 10 megapixel dengan Dual Pixel AF.

Lalu kalau ditanya apa alasan terkuat untuk membeli Note20 Ultra ketimbang S20 Ultra, maka jawabannya tentu saja adalah S Pen. Stylus milik Note20 Ultra ini punya dimensi yang sama persis seperti milik Note10, akan tetapi latency-nya sudah dipangkas hingga menjadi 9 milidetik saja, atau hampir lima kali lebih rendah daripada sebelumnya.

Berkat latency serendah itu, tentu saja pengguna bakal mendapat pengalaman menulis atau menggambar yang lebih baik lagi, yang nyaris tidak berbeda dari mencorat-coret di atas kertas. Satu hal yang agak disayangkan adalah, Samsung memindah slot untuk menyimpan S Pen ke sebelah kiri pada duo Note20 ini.

Note20 non-Ultra tapi juga bukan Lite

Oke, saatnya beralih ke Note20 biasa. Jujur saya agak bingung dengan perangkat yang satu ini. Pasalnya, meski dihargai paling murah $999, perangkat ini terkesan terlalu banyak kompromi. Di beberapa aspek, bahkan Galaxy S20 biasa saja kedengaran jauh lebih menarik ketimbang Note20, kecuali Anda benar-benar melihat S Pen sebagai prioritas.

Lihat saja layarnya, yang merupakan panel AMOLED 6,7 inci beresolusi 2400 x 1080 pixel, dengan refresh rate 60 Hz. Bukan salah ketik, tapi memang kenyataannya cuma 60 Hz. Aneh memang, apalagi mengingat semua seri S20 datang membawa layar 120 Hz, dan seandainya ini Note20 Lite yang dibicarakan, saya sih tidak akan terkejut. Desain layarnya pun berbeda dari Note20 Ultra; ujung-ujungnya lebih membulat, dan sisi sampingnya tidak melengkung mengikuti kontur bodi.

Terkait spesifikasi, Note20 turut ditenagai oleh chipset Snapdragon 865+ untuk versi yang dijual di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. RAM-nya cuma tersedia dalam kapasitas 8 GB, sedangkan pilihan storage internalnya mencakup 128 GB atau 256 GB (tanpa slot microSD). Kapasitas baterainya sedikit lebih kecil ketimbang kakaknya di angka 4.300 mAh.

Lanjut mengenai kamera, tonjolan milik Note20 rupanya tidak sebengkak pada Note20 Ultra, tapi spesifikasinya memang juga berbeda: kamera utama 12 megapixel f/1.8 dengan Dual Pixel AF, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan kamera telephoto 64 megapixel f/2.0 dengan 3x hybrid zoom. Kamera depannya sama persis meski ukurannya kelihatan lebih besar di layarnya yang lebih kecil.

Kolaborasi dengan Microsoft

Samsung Galaxy Note20 Ultra Link to Windows

Hardware baru sebagian dari cerita lengkap seputar seri Note20, sebab Samsung turut mengumumkan sejumlah hasil kolaborasinya dengan Microsoft yang sangat menarik. Yang pertama berkaitan dengan fitur unggulan seri Note sendiri, yakni S Pen. Semua coretan-coretan yang pengguna buat di aplikasi Samsung Notes nantinya dapat tersinkronisasi secara otomatis ke Microsoft OneNote maupun Outlook versi web.

Ini berarti semua catatan yang pengguna buat di smartphone bisa langsung muncul di laptop dengan menggunakan layanan-layanan dari Microsoft tersebut. Fitur sinkronisasi yang sama juga berlaku untuk aplikasi Samsung Reminders, yang kontennya bisa pengguna lihat langsung di Microsoft To Do, Teams, maupun Outlook.

Juga menarik adalah pembaruan yang diterapkan pada fitur Link to Windows beserta aplikasi Your Phone di Windows 10. Pada seri Note20, kombinasi keduanya tidak cuma menghadirkan akses ke notifikasi maupun galeri foto saja di laptop yang terhubung, melainkan juga akses ke seluruh aplikasi yang terdapat di ponsel.

Multitasking pun turut didukung, yang berarti lebih dari satu aplikasi di Note20 bisa pengguna buka di laptop secara bersamaan. Kalau memang sering dibuka, aplikasinya bahkan bisa di-pin ke taskbar atau Start Menu Windows 10.

Terakhir, Samsung juga akan menyediakan bundel khusus Note20 yang meliputi akses gratis layanan Xbox Game Pass Ultimate selama tiga bulan di negara-negara tempat layanan itu tersedia, plus controller inovatif buatan PowerA. Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, per 15 September nanti, layanan cloud gaming Project xCloud akan resmi meluncur sebagai bagian dari Xbox Game Pass Ultimate, dan itu berarti konsumen Note20 bisa langsung memainkan 100 lebih game Xbox mulai pertengahan September.

Galaxy Z Fold2

Di samping Note20 dan Note20 Ultra, Samsung turut mengungkap Galaxy Z Fold2 yang membawa banyak sekali penyempurnaan jika dibandingkan dengan pendahulunya. Dalam posisi terlipat pun, Z Fold2 sudah terlihat jauh lebih menarik berkat layar bagian luar yang membentang dari ujung ke ujung dengan ukuran 6,2 inci.

Saat dibuka, giliran layar 7,6 inci yang menyambut pengguna. Baik di luar maupun dalam, pengguna tak akan menjumpai poni. Sayangnya Samsung belum membeberkan spesifikasinya secara lengkap, tapi mereka sempat menyebut refresh rate 120 Hz untuk layar bagian dalamnya, serta konstruksi layar keseluruhan yang lebih kokoh.

Bukan cuma layarnya, engselnya pun juga ikut dimatangkan lebih jauh lagi. Semua pembaruannya tentu didasari oleh berbagai masukan dari pengguna Fold generasi pertama dan pengguna Z Flip. Alhasil, engsel milik Z Fold2 sekarang bisa menahan posisi di berbagai sudut seperti Z Flip, dan ini tentunya bisa mewujudkan lebih banyak skenario penggunaan.

Di titik ini mungkin konsumen Galaxy Fold dan Z Flip terdengar seperti kelinci percobaan, tapi yang namanya produk generasi pertama memang seperti itu, dan sekarang semestinya Z Fold2 sudah jauh lebih matang dan tak lagi terkesan eksperimental.

Seperti yang bisa kita lihat, fisik Z Fold2 juga terlihat jauh lebih elegan berkat tebal bodi yang menyusut menjadi 6 mm (dalam posisi terbuka). Meski menipis, Z Fold2 rupanya mengusung kapasitas baterai yang sedikit lebih besar daripada pendahulunya di angka 4.500 mAh. Lebih lengkapnya soal Z Fold2 baru akan Samsung umumkan pada tanggal 1 September.

Sumber: Samsung.

[Review] Samsung Galaxy Note 10+, Powerphone Untuk Kerja & Bikin Konten

Saya suka fotografi, memotret dengan kamera mirrorless, dan selalu menyimpannya dalam format Raw. Mostly, hasil tangkapannya pasti perlu diolah dan saya mengandalkan aplikasi Lightroom di smartphone untuk mengedit foto Raw.

Ya, karena lebih banyak waktu dan kesempatan untuk mengolah foto lewat smartphone dibanding menggunakan laptop. Nah stylus S Pen yang dimiliki oleh Samsung Galaxy Note 10+ ini sangat memudahkan proses editing.

Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Itu satu skenario favorit saya, lalu yang kedua adalah video editing. Hanya bila benar-benar mendesak dan pengalaman saya mengedit video dengan S Pen menggunakan aplikasi Premiere Rush cukup baik. Terus yang ketiga, saat harus publish artikel lewat browser smartphone – dengan S Pen mengedit draft di Galaxy Note 10+ bisa lebih presisi saat memiringkan kata.

Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Masih banyak lagi skenario penggunaan S Pen, tentu saja selain untuk membuat catatan, menggambar, dan corat-caret. Samsung juga selalu meningkatkan kemampuan S Pen di setiap generasi, misalnya sejak Note9 – S Pen dilengkapi teknologi Bluetooth LE (low energy) untuk fungsi remote control.

Kita bisa memotret foto dengan S Pen, mengontrol slideshow PowerPoint, scrolling ke atas atau bawah saat browsing, dan banyak lagi. Nah fitur S Pen baru di Galaxy Note 10+ disebut Air Action, di mana dengan menekan tombol S Pen kita bisa mengendalikan smartphone dengan sejumlah gesture seperti kiri kanan dan naik turun.

Selain S Pen, fitur produktivitas lain pada Galaxy Note 10+ ini ialah Samsung Dex. Hubungkan smartphone ke laptop, install aplikasi Samsung Dex – lalu kita bisa melanjutkan pekerjaan yang dimulai dari smartphone dan mengakses semua yang dibutuhkan lewat laptop. Berikut review Samsung Galaxy Note 10+ selengkapnya.

Desain

Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bila dibanding pendahulunya, tampilan Galaxy Note 10+ ini memang mengalami beberapa perubahan. Namun bukan perubahan signifikan, karena garis besar desainnya masih senada dan Galaxy Note 10 series disuguhkan dalam opsi warna bertema ‘aura’.

Kamera depannya kini tersimpan di punch hole seperti Galaxy S10 series, bedanya letaknya di tengah bukan di pinggir. Samsung menyebutnya Infinity-O display, mereka menggunakan panel Dynamic AMOLED seluas 6,8 inci yang sudah mendukung HDR10+, dengan resolusi Quad HD+ (1440×3040 piksel) dan aspek rasio 19:9.

Balik ke punggungnya, posisi modul kamera belakangnya tersusun secara vertikal dan Anda tidak akan menemukan fingerprint scanner di sana. Sebab, Galaxy Note 10+ sudah mengusung on-screen ultrasonic fingerprint scanner atau di berada bawah layar.

Mungkin tergantung preferensi pengguna masing-masing, menurut saya respon dan kecepatannya masih lebih baik sensor fingerprint fisik yang berada di punggung smartphone. Saya lebih menyukai dan di Galaxy Note 10+ lebih cepat menggunakan facial recognition dibanding fingerprint di bawah layar.

Build quality-nya sangat baik, dengan material premium kaca Gorilla Glass bagian depan dan belakang yang agak melengkung dan menyatu dengan kerangka logam. Untuk kelengkapan atribut di sekeliling body-nya, di sisi bawah ada rumah S Pen, speaker, port USB Type-C, dan mikrofon utama.

Sementara di sisi atas terdapat mikrofon sekunder untuk noise-canceling dan SIM Tray berbentuk hybrid. Sebelah kanannya tidak ada apa-apa, tombol power dan volume berada di sebelah kiri. Samsung telah melenyapkan tombol Bixby dan jack audio 3.5mm.

Kamera

Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Upgrade signifikan Galaxy Note 10+ salah satunya di aspek kamera, Samsung telah memfasilitasi agar para penggunanya bisa membuat konten kreatif pakai Galaxy Note 10+. Total ada lima buah, satu di depan dan empat kamera di belakang. Kamera depannya beresolusi 10 MP, dilengkapi teknologi Dual Pixel PDAF yang pasti sangat berguna untuk aktivitas vlogging, dan mampu merekam video 4K 30fps.

Sementara, kamera utamanya beresolusi 12MP dengan sensor berukuran 1/2.55 inci, punya variable aperture f/1.5 hingga 2.4, serta lengkap dengan teknologi autofocus Dual Pixel PDAF dan OIS. Kamera kedua 12MP juga dengan lensa telephoto 52mm dengan aperture f/2.1, serta dilengkapi PDAF dan OIS yang menyuguhkan kemampuan optical zoom sebanyak dua kali.

Lanjut ke kamera ketiga, 16MP dengan lensa ultra-wide 12mm dan aperture f/2.2 untuk menangkap lebih banyak area, konten, dan informasi. Lalu, yang terakhir ialah 3D ToF camera untuk memetakan kedalaman dan menopang fitur kamera berbasis AR. Berikut hasil fotonya:

Dengan perbekalan ini, Galaxy Note 10+ bukan hanya cakap dalam memotret di segala kondisi baik siang maupun malam, tapi juga bisa diandalkan untuk membuat konten video. Samsung telah membenamkan OIS dan fitur Super Steady untuk mengkompensasi getaran.

Lalu, ada pula fitur video seperti Slow Motion dan Super Slow Motion untuk membuat video gerakan lambat yang dramatis. Meskipun ada opsi lain yaitu dengan merekam video pada 60 fps di resolusi 4K atau 1080p dan mengeditnya pada timeline 24 fps. Tentu saja, ada timelapse dan kita bisa berkreasi dengan Live Focus Video dan AR Doodle untuk memberikan sentuhan coretan dalam video.

Performa

Phablet ber-S Pen ini menjalankan sistem operasi Android 9.0 Pie dengan One UI yang menyederhanakan user experience secara keseluruhan dan punya night mode, pasangan sempurna untuk smartphone dengan panel AMOLED. Di Indonesia, kita kebagian chipset Exynos 9825.

SoC ini dibuat pada proses fabrikasi 7nm, CPU octa-core yang terdiri dari dual-core 2.73 GHz Mongoose M4, dual-core 2.4 GHz Cortex-A75, dan quad-core 1.9 GHz Cortex-A55. Lengkap GPU Mali-G76 MP12 dan modem LTE 2.0Gbps yang memungkinkan Anda mengunduh file, live game, streaming konten dengan stabil. Serta, didukung besaran RAM 12GB dan penyimpanan USF 3.0 256GB. Berikut hasil benchmark-nya.

Kapasitas baterainya 4.300 mAh yang mungkin standar buat smartphone sekaliber Galaxy Note 10+, namun Samsung membekalinya dengan charger 25W dalam paket penjualan. Di mana hanya butuh waktu satu jam saja untuk mengisi penuh dari kondisi baterai kosong.

Bila masih kurang, smartphone ini mendukung charger 45W yang bisa mengisi penuh 30 menit saja. Selain itu, Samsung Galaxy Note 10+ juga mendukung fast Qi/PMA wireless charging 15W dan power bank/reverse wireless charging 9W.

Verdict

Samsung menyebut Galaxy Note 10 series ini sebagai ‘powerphone‘, dengan aspek unggulan pada desain, produktivitas, fotografi, dan kinerja. Paket komplet, dengan S Pen memberikan fleksibilitas lebih dalam bekerja, berkarya, dan sekaligus bermain. Pekerja kantoran, fotografer, dan content creator akan sangat terbantu dengan kelebihan S Pen.

Bila Anda merasa membutuhkan stylus, Galaxy Note series memang menjadi satu-satunya pilihan Anda. Tapi, bila Anda merasa tidak membutuhkan stylus – maka banyak opsi yang lebih terjangkau. Belakangan sudah bermunculan smartphone dengan SoC powerful dengan harga sedikit lebih terjangkau. Sebut saja, ASUS Zenfone 6 dan Realme X2 Pro.

Sparks

  • Kemampuan S Pen telah ditingkatkan, lebih banyak fitur
  • Tampilan Dynamic AMOLED 6,8 inci yang mengesankan
  • Baterai 4.600 mAh standar, tapi dibekali dengan teknologi fast charging yang cepat
  • RAM 12GB dengan opsi penyimpanan UFS 3.0 256GB atau 512GB

Slacks

  • Lenyapnya jack audio 3.5mm dan tak dibekali dongle Type-C ke 3.5mm dalam paket penjualan
  • Secara garis besar, masih memiliki desain yang identik seperti pendahulunya

[Review] Samsung Galaxy Tab S6, Tablet High-End Dengan Sensasi ala Laptop

Dampak negatif  dari era keemasan smartphone adalah makin sulitnya menemukan tablet berkualitas. Karena fokus pada ponsel pintar, sejumlah produsen pelan-pelan undur diri dari ranah produksi tablet, dan Samsung ialah satu dari sedikit brand yang hingga kini secara konsisten terus menyediakan perangkat bergerak berlayar lebar itu, meski metode penyajiannya turut bertransformasi.

Sejak Galaxy Tab S3, Samsung perlahan-lahan membenamkan kemampuan ala laptop di lini tablet high-end-nya dan fitur-fiturnya jadi kian matang di model-model selanjutnya. Walaupun tidak menggunakannya terlalu lama, saya cukup terkesan dengan apa yang ditawarkan oleh Galaxy Tab S4. Dan beberapa bulan lalu, perusahaan elektronik asal Korea Selatan meluncurkan penerus sejati perangkat flagship tersebut yang menjanjikan dukungan maksimal terhadap produktivitas.

Segera setelah memperkenankan saya meng-unboxing produk, tim Samsung Indonesia memberikan kesempatan pula untuk menguji Galaxy Tab S6 secara personal. Selama hampir sebulan, saya mencoba menggunakan tablet plus Book Cover Keyboard-nya sebagai pengganti laptop. Di sejumlah aspek, Galaxy Tab S6 memang mengagumkan, tapi tetap ada hal-hal yang masih dapat disempurnakan jika Samsung ingin agar perangkat ini bisa menjadi pengganti notebook konvensional.

Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

 

Desain

Tak seperti lompatan desain dari Galaxy Note 9 ke Note 10, tak ada perbedaan besar antara Galaxy Tab S4 dengan Tab S6 di sisi penampilan. Meski demikian, Samsung tetap berhasil melakukan pemangkasan pada volume dan bobot. Galaxy Tab S6 beberapa milimeter lebih ramping (244,5×159,5×5,7mm) dan 62-gram lebih ringan dari pendahulunya (berbobot 420g) terlepas dari penggunaan layar berspesifikasi serupa, yaitu Super AMOLED 10,5-inci beresolusi 1600x2560p.

Tab S6 28

Tab S6 23

Layar tersebut lapang, cerah, jernih dan kaya warna berkat pemanfaatan panel tipe Super AMOLED. Mengulik bagian tersebut lebih jauh, display mempunyai kepadatan pixel 287ppi dan rasio ke tubuh sebesar 82,5 persen berkat pemangkasan pada zona bingkai. Jangan cemas, kamera depan untuk selfie maupun video chat tetap berada di lokasi semestinya, yaitu area atas layar.

Tab S6 19

Unit review yang saya dapatkan mempunyai tubuh berwarna rose gold (Samsung menyebutnya rose blush), dan setelah memakainya sejenak, Anda akan segera menyadari konstruksi tablet ini terbuat dari logam. Segala kelengkapan yang ada di Tab S4 hadir lagi ke Galaxy Tab S6, dari mulai connector ke aksesori, port USB type-C, tombol-tombol fisik, slot kartu SIM dan microSD, empat buah speaker di ujungnya, hingga S Pen.

Tab S6 20

Tab S6 21

Perbedaan paling menonjol antara Tab S4 dan Tab S6 ialah pemanfaatan modul dua kamera yang diposisikan di pojok (kamera pada Tab S4 berada di tengah), serta zona menjorok di sisi belakang buat menempelkan S Pen. Kemudian bagian punggung mengusung bahan logam, bukan lagi lapisan kaca – mungkin dibutuhkan untuk menyematkan Book Cover Keyboard serta mengisi ulang S Pen secara wireless (akan dibahas lebih lengkap di bawah).

Tab S6 24

 

Book Cover Keyboard

Galaxy Tab S6 bisa segera Anda gunakan begitu dikeluarkan dari bungkusnya. Namun buat saya, potensi perangkat tak akan terbuka sepenuhnya tanpa Book Cover Keyboard. Aksesori ini mampu mentransformasi fungsi tablet menjadi laptop berkat dukungan papan ketik dan touchpad. Tentu saja, ia juga berperan sebagai pelindung tablet terhadap benturan atau insiden tak disengaja.

Tab S6 43

Book Cover Keyboad memiliki dua komponen terpisah. Bagian pertama ditempelkan ke sisi punggung Galaxy Tab S6, dan siap melindungi area belakang serta mengamankan S Pen. Cover tersebut tertempel ke body via magnet. Bagian kedua adalah keyboard/touchpad-nya, dapat segera aktif begitu disambungkan ke slot connector yang tersedia. Papan ketik juga terpasang dan mengunci ke tubuh tablet menggunakan magnet.

Tab S6 35

Setelah semuanya terpasang, Galaxy Tab S6 bisa digunakan layaknya notebook seperti Microsoft Surface Pro. Silakan buka bagian keyboard, lalu tarik sandaran untuk menyesuaikan kemiringan layar. Perlu diketahui bahwa bobot utama perangkat berada pada unit tablet, lalu karena Tab S6 dan papan ketik tidak tersambung secara kaku, perangkat harus diposisikan di bidang yang rata – tidak nyaman buat dipangku.

Tab S6 29

 

Susunan hardware dan performa

Galaxy Tab S6 diotaki oleh platform mobile tercanggih yang Qualcomm miliki saat ini, lalu ditopang oleh komponen-komponen berspesifikasi cukup tinggi, sehingga menempatkannya sekelas dengan smartphone high-end. Ini dia spesifikasi lengkap dari tablet flagship Samsung tersebut:

  • Sistem operasi Android 9.0 Pie dengan antarmuka One UI
  • System-on-chip Qualcomm Snapdragon 855 7nm
  • CPU octa-core (2,84GHz Kryo 485 plus 3×2,42GHz Kryo 485 dan 4×1,78GHz Kryo 485)
  • GPU Adreno 640
  • Memori RAM 6GB
  • Penyimpanan internal 128GB, dapat diperluas dengan kartu microSD 1TB
  • Kamera belakang 13Mp f/2.0 lensa wide 26mm plus 5Mp f/2.2 lensa ultrawide 12mm
  • Kamera depan 5Mp f/2.0 26mm
  • Baterai non-removable Li-Po 7.040mAh plus fitur fast charging 15W

 

Statistik memang menyenangkan, tapi kadang kala, hasil tes benchmark tidak mewakilkan kinerja perangkat di dunia sesungguhnya. Meski begitu, review tidak akan lengkap tanpanya. Untuk keperluan ini, saya menggunakan aplikasi-aplikasi ‘standar’ seperti PCMark, 3DMark dan AnTuTu (Serta CPU-Z buat mengetahui susunan hardare secara spesifik). Skor terbaiknya bisa Anda lihat di bawah.

 

PCMark

Tab S6 1

 

3DMark (Ice Storm Unlimited & Sling Shot)

Tab S6 3

Tab S6 2

 

AnTuTu

Tab S6 4

Tab S6 16

 

Saya hanya menginstal game Asphalt 9: Legends untuk mengisi waktu luang serta menguji kemampuan grafis Galaxy Tab S6. Sesuai dugaan, permainan berjalan dengan sangat fantastis di sana. Di setting visual tertinggi, saya tidak merasakan adanya penurunan frame rate meskipun game menampilkan seluruh mobil serta efek-efek visual – seperti blur, partikel, asap, pantulan/bayangan dan lens flare. Objek tampil sangat tajam, lalu efek jaggy-nya pun minimal meski permainan dihidangkan di layar lebar.

Satu aspek favorit saya di Galaxy Tab S6 ialah baterai 7.040mAh dengan daya tahannya yang tinggi. Terbiasa menggunakan laptop yang perlu di-charge penuh untuk penggunaan satu hari, perangkat Samsung ini mampu bertahan lebih dari seminggu di mode standby dengan Wi-Fi menyala. Ketika saya ingin gunakan, status baterai masih berada di kisaran 70 persen.

 

Pengalaman penggunaan

 

S Pen

Meskipun kita dapat berinteraksi dengan konten menggunakan sentuhan jari di layar, pengalaman pemakaian Galaxy Tab S6 sulit bisa dipisahkan dari S Pen. Menakar dari penyajiannya, ia merupakan produk yang lebih mendukung aktivitas produktif ketimbang sepupunya, Galaxy Note 10. Ada banyak aplikasi yang kompatibel dengan aksesori ini, namun Anda sudah dapat bersenang-senang cukup berbekal aplikasi Samsung Notes.

Tab S6 33

App bawaan ini punya tiga fungsi utama: mencatat via metode ketikan standar, mengubah tulisan tangan jadi teks digital, serta jadi medium menggambar atau membuat sketsa. Bagi saya, fungsi ilustrasi di Samsung Notes merupakan fitur favorit karena mengekspos semua kecanggihan layar berteknologi WACOM dan akuratnya S Pen. Bergantung dari besarnya tekanan, display merespons ketebalan goresan secara berbeda apapun perkakas yang Anda pilih: pensil, krayon, ataupun spidol.

Tab S6 25

S Pen pendamping Galaxy Tab S6 berukuran sedikit lebih kecil dari Tab S4. Meneliti lebih jauh, struktur pulpen digital ini terbuat dari plastik dengan tekstur doff metalik, tapi ia segera tertempel begitu Anda posisikan di zona wireless charging. Walaupun S Pen-nya lebih kecil, saya tidak merasa kesulitan untuk menggambar ataupun menulis. Pengalamannya bahkan lebih baik dari menggunakan S Pen Note 10 yang terlalu ramping.

Tab S6 27

Saya juga sangat mengapresiasi bagaimana Samsung mencoba menstimulasikan sensasi memakai alat tulis sesungguhnya dengan suara gesekan ketika S Pen Anda goreskan di layar. Mungkin satu keluhan kecil saya pada S Pen adalah kehadiran tombol fisik yang terlalu gampang ditekan. Tombol ini punya fungsi shortcut serta berguna buat mengaktifkan fungsi Air Action. Saat asik menggambar, sering kali saya tak sengaja menekannya.

 

Keyboard dan touchpad

Sempat saya singgung di atas, Book Keyboard Cover merupakan elemen krusial pendukung Tab S6. Konstruksinya terbuat dari kombinasi plastik dan bahan sejenis kain di luar. Ketika dipasang, Anda tak perlu mencemaskan S Pen jadi mudah hilang karena terlindung di dalam cover. Ia juga yang memberikan tablet kapabilitas ala notebook berkat adanya keyboard tenkeyless dan touchpad. Samsung bahkan menerapkan desain ala notebook, lengkap dengan area wrist rest kecil.

Tab S6 32

Keyboard tersebut mempunyai keycap berukuran kecil. Susunannya juga disesuaikan dengan luas papan yang tak begitu besar. Saya butuh sedikit waktu untuk menyesuaikan diri, namun faktor resistensi tombol dan key travel-nya sangat mirip seperti laptop. Tuts sengaja dibuat sedikit membundar demi mengurangi peluang salah ketik. Dan mungkin karena jari saya yang mungil, jarang bagi saya salah menekan tombol.

Tab S6 42

Layaknya laptop, touchpad berfungsi untuk mengendalikan pointer mouse, baik di mode tablet maupun saat DeX dinyalakan. Sekali lagi, ia sanggup membaca hampir seluruh gesture khas touchpad laptop, termasuk fungsi tap buat klik, plus tombol fisik. Kata ‘hampir’ mesti ditekankan di sini karena ada sejumlah hal yang menyadarkan saya bahwa Galaxy Tab S6 tetap bukanlah notebook berbasis Windows atau MacBook.

Tab S6 39

Pertama, ia tidak mempunyai fungsi right-click. Saat browsing di Chrome, kita harus menekan tombol touchpad selama beberapa saat buat mengeluarkan menu ‘open in a new tab‘ atau ‘open in incognito tab‘. Lalu kedua, kursor mouse tidak akan bergerak saat touchpad membaca ada dua jari yang menyentuhnya. Gesture seperti itu malah akan mengaktifkan fungsi pinch to zoom. Tentu saja semua perbedaan ini menuntut proses adaptasi.

Tab S6 41

 

Samsung DeX

DeX merupakan salah satu pilar penting penyajian Galaxy Tab S6. Aktifkan dari shortcut tray, dan DeX akan menyuguhkan Anda tampilan ala desktop, dengan icon-icon app yang tersusun rapi di area kiri, akses mudah ke aplikasi ala taskbar, serta menu kecil mirip toolbar di pojok kanan bawah. Tiga tombol navigasi utama ala perangkat bergerak berbasis Google masih ada, kali ini diposisikan di dekat menu Dex (untuk menonaktifkan mode DeX atau masuk ke Dex Labs) dan kita tetap bisa membuka list app secara lengkap.

Tab S6 11

Mode ‘desktop experience‘ itu tampaknya memang sengaja mengekspos My Files, yaitu fungsi ala Windows Explore’ yang memungkinkan Anda menjelajahi dokumen di penyimpanan internal maupun eksternal, di Samsung Cloud Drive serta Google Drive, serta segala macam file unduhan dan APK instalasi. Sebagai pekerja remote, saya merasa berkewajiban untuk menaruh shortcut app-app penting semisal Slack dan WPS Office di desktop DeX.

Tab S6 14

 

Lain-lain

Setup empat speaker di Galaxy Tab S6 menjadi salah satu aspek esensial pendukung penyajian konten hiburan. Sistem audio ini berkarakteristik stereo, mengusung teknologi Dolby Atmos, dan di-tune up oleh AKG Acoustics – anak perusahaan Harman Kardon yang dipunyai oleh Samsung. Kualitasnya cukup memuaskan. Speaker mampu menghasilkan suara yang kaya serta jernih, cocok buat menikmati film atau video. Sayangnya, bass masih belum terasa menendang kemudian output-nya terdengar kurang lantang.

Tab S6 40

Galaxy Tab S6 juga tidak mempunyai port audio 3,5mm. Aspek konektivitas fisiknya mengandalkan sebuah port USB type-C. Untung saja untuk keperluan transfer file, saya memiliki removable drive PhotoFast iType-C yang dibekali berbagai macam connector, jadi tak sulit memindahkan data dari Tab S6 ke laptop ataupun sebaliknya. Minimnya konektivitas inilah yang menghentikan Galaxy Tab S6 jadi pengganti laptop sejati.

Tab S6 37

 

Kesimpulan

Upaya Samsung untuk menghadirkan pengalaman penggunaan ala PC desktop lewat tablet Galaxy Tab S6 mesti diapreasiasi. Di antara berbagai produk high-end buatan raksasa elektronik Korea Selatan itu, Tab S6 ialah model yang paling siap mendukung aktivitas produktif serta menawarkan faktor portabilitas maksimal. Ia akan memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi para profesional, khususnya mereka yang bekerja di industri kreatif.

Namun perlu digarisbawahi bahwa Galaxy Tab S6 baru akan mengeluarkan seluruh potensinya ketika Anda sudah beradaptasi penuh terhadap fungsi dan tool berbasis Samsung DeX. Bagi saya yang hampir seumur hidup bercengkerama dengan ekosistem Windows, proses penyesuaian diri butuh waktu cukup lama. Beberapa kali saya menyerah, dan kembali beralih ke PC Windows ketika saya harus bekerja cepat.

Tab S6 36

Walaupun begitu, saya lagi-lagi terkesan pada bagaimana tablet ini mampu mensimulasikan bagaimana instrumen tulis sesungguhnya bekerja. Berbekal S Pen, pengalaman menulis dan menggambar di sana terasa sangat intuitif, natural dan tentu saja presisi. Saya cukup yakin, Galaxy Tab S6 mampu memuaskan para penggemar ilustrasi yang paling rewel sekalipun, apalagi dengan adanya beragam app dan tool gambar yang tersedia di Google Play.

Samsung Galaxy Tab S6 dijajakan seharga Rp 12 juta. Book Cover Keyboard dijual secara terpisah, dipatok di harga Rp 2,2 juta.

Tab S6 18

 

Sparks

  • Performa hardware jempolan
  • Kombinasi sempurna antara layar serta S Pen untuk menggambar dan menulis
  • Kualitas layar memuaskan
  • Sistem audio empat speaker siap menunjang penyajian konten hiburan
  • Hampir bisa bekerja seperti laptop berkat bantuan Book Cover Keyboard

Slacks

  • Masih ada banyak hal yang perlu dipoles agar Tab S6 mampu menyajikan pengalaman ala laptop sesungguhnya
  • Konektivitas fisiknya terbilang minim
  • Anda perlu mengeluarkan uang lebih agar Tab S6 dapat bekerja layaknya notebook

Mengulik Kemampuan Galaxy Note 10 Sebagai ‘Powerphone’ Andalan Samsung

Samsung Galaxy Note merupakan phablet (perangkat yang menyajikan titik temu antara smartphone dan tablet) pertama yang sukses secara komersial. Seri ini dari awal sengaja diorintasikan untuk mendukung kegiatan olah data berbasis pena digital. Maka dari itu, Galaxy Note tidak bisa dipisahkan dari S Pen dan teknologi Wacom. Namun seperti konsep phablet itu sendiri, Galaxy Note terus mengalami evolusi.

Diungkap di New York minggu ini, keluarga Samsung Galaxy Note 10 tetap disiapkan sebagai perangkat penunjang kebutuhan produktif. Device ini dikemas dalam sebuah paket ‘padat dan lengkap’ serbabisa: punya performa tinggi, kapabilitas fotografi mumpuni, kompatibel ke mode desktop, serta dibekali S Pen yang memperkenankan kita mencatat atau menggambar secara natural dan praktis langsung di layar.

Note 10 1

Seperti biasa, Samsung tak pernah membuang-buang waktu demi menghadirkan produk barunya ke tangan konsumen, termasuk Indonesia. Bahkan hanya beberapa jam setelah peluncuran Galaxy Note 10, raksasa Elektronik asal Korea Selatan itu sudah mempersilakan media lokal untuk mencobanya langsung. Secara personal, satu hal paling menarik dari penyingkapan Note 10 adalah cara Samsung menyebutnya dengan istilah ‘powerphone‘.

Note 10 13

 

 

Powerphone

Ada empat pilar konsep powerphone dari Galaxy Note 10, yaitu desain, produktivitas, fotografi dan kinerja. Di sana, Samsung mencoba memberikan segala macam hardware dan teknologi tercanggih yang bisa mereka temukan. Dan mungkin terinspirasi dari seri Galaxy S, kali ini Galaxy Note disajikan dalam dua pilihan varian: standar dan edisi plus.

Note 10 2

 

Desain

Penampilan mungkin bukanlah hal pertama yang jadi pertimbangan orang ketika ingin membeli Galaxy Note. Sebelumnya, perangkat ini mengusung desain konservatif dan konsumen sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Namun tentu ada pembaruan menarik yang Samsung terapkan di Galaxy Note 10. Kamera depan kini diposisikan di punch hole, kemudian produsen menyuguhkan opsi warna bertema ‘aura’.

Note 10 3

Di aspek desain, perbedaan Galaxy Note 10 dan Note 10+ terletak pada ukuran layar (6,3-inci versus 6,8-inci) dan jumlah kamera belakang (triple versus quad camera), tetapi mereka berdua tetap memanfaatkan panel Cinematic Infinity Display yang terbentang dari tepi ke tepi, berjenis dynamic AMOLED yang turut ditunjang teknologi HDR10+ dan dynamic tone mapping. Fitur-fitur ini dimaksudkan agar layar mampu menghasilkan gambar-gambar cerah, mendekati aslinya, dan kaya akan detail.

Note 10 7

Note 10 8

Bagian terfavorit saya pada Note 10 ialah case berwarna aura glow. Saat membeli gadget, sejauh ini saya hanya memilih dua jenis warna: hitam atau abu-abu. Namun seandainya berkesempatan membeli Note 10, saya tak ragu untuk meminang varian aura glow-nya. Alasannya hanya karena efek permainan cahaya di permukaan punggung sangat memikat buat dilihat. Mungkin dari efek dispersi inilah kata aura diambil.

Note 10 12

 

DeX dan S Pen

Diperkenalkan di era Galaxy S8, DeX disiapkan untuk mengekspansi kapabilitas smartphone supaya dapat menyuguhkan fungsi ala komputer desktop dan memperkenankan Anda menyambungkan keyboard, mouse dan monitor. DeX dibuat lebih simpel lagi sekarang, dan kini dibekali fitur plug-and-play. Sempat didemonstrasikan oleh marketing manager Annisa Maulina, Galaxy Note 10 bisa segera dibaca oleh MacBook ketika disambungkan via kabel. Segala konten phablet dapat diakses melalui window khusus. Selanjutnya, Anda dipersilakan mengelola file via copy-paste serta drag-and-drop.

Note 10 15

Ketika terkoneksi ke PC ber-Windows 10, konten Galaxy Note 8 bisa dibuka lewat Quick Panel. Di sana, kita dapat menyimak notifikasi, menerima dan mengirim pesan, hingga melihat koleksi foto secara langsung di monitor tanpa interupsi. Mode DeX turut dilengkapi teknologi Samsung Knox untuk memproteksi data.

Note 10 10

Seperti model-model sebelumnya, bagian favorit lain saya di Galaxy Note 10 adalah kehadiran S Pen. Berbincang-bincang dengan perwakilan Samsung, ia menjelaskan bahwa dari sensitivitas dan sisi konektivitas, unit S Pen di Note 10 tidak begitu berbeda dari Note 9. Tapi kali ini sang produsen menambahkan fungsi Air Action yang memungkinkan kita mengendalikan fungsi smartphone berbekal gesture – misalnya switch kamera dari belakang ke depan dengan gerakan mengangkat S Pen atau memutar untuk menggunakan fungsi zoom.

Betul, S Pen kini bisa bekerja layaknya tongkat sihir Harry Potter.

Note 10 6

S Pen mampu mensimulasikan bagaimana alat tulis sesungguhnya bekerja dan sejauh pengalaman pengujian kemarin, saya sangat puas dengan kinerjanya. S Pen dan layar Galaxy Note 10 sanggup membaca tiap goresan dan tekanan secara presisi. Via aplikasi Samsung Note, Anda dapat membuat segala macam tulisan, corat-coret dan ilustrasi. Software ini menyediakan beragam tool gambar; dari mulai spidol, pensil, sampai kuas cat air.

Note 10 19

 

Dukungan kamera buat kreator

Untuk keperluan fotografi, Galaxy Note 10 mengandalkan kombinasi kamera ultra-wide 16Mp f/2.2, sensor telephoto 12 f/2.1, dan lensa dengan aperture yang bisa berubah antara f/1.5, f/1.8 sampai f/2.4. Varian Note 10+ juga mempunyai kamera time-of-flight 3D.

Note 10 14

Berbekal kombinasi dari semua itu, smartphone tak cuma bisa mengabadikan momen dengan kualitas memuaskan, tapi juga melakukan hal-hal mengagumkan: memindai objek dan mengubahnya jadi rendering 3D, memperkenankan kita membuat augmented reality doodle, hingga menerapkan efek-efek visual secara live saat merekam video (misalnya live bokeh atau mengubah latar belakang jadi warna monokromatis).

Note 10 4

Di depan, Galaxy Note 10 dipersenjatai kamera wide 10Mp f/2.2 yang ditopang fitur auto-HDR serta mode malam. Lewat mode ini, Anda bisa mengambil swafoto di mana dan kapan pun, misalnya saat matahari sedang terbenam, di dalam ruangan temaram atau ketika hari sudah malam.

Note 10 5

Selain fitur-fitur di kamera, para kreator juga pasti akan sangat mengapresiasi keleluasan yang diberikan Galaxy Note 10 untuk editing video secara on-the-go, termasuk rendering video 4K. Alternatifnya, Anda bisa mengunduh Adobe Rush buat mengakses segala macam perkakas penyuntingan dan semuanya dapat dikendalikan menggunakan S Pen.

Note 10 9

 

Pre-order, harga dan ketersediaan

Gerbang pre-order Galaxy Note 10 sudah dibuka sejak kemarin, dan pemesanan paling lambat dapat dilakukan di tanggal 18 Agustus. Samsung menyediakan tiga opsi tier pilihan Note 10 di Indonesia:

  • Galaxy Note 10 256GB (aura glow, aura black) – Rp 14 juta
  • Galaxy Note 10+ 256GB (aura glow, aura black, aura white) – Rp 16,5 juta
  • Galaxy Note 10+ 512GB (aura glow, aura black, aura white) – Rp 19 juta.

Phablet baru Samsung ini rencananya akan mulai tersedia luas di tanah air pada tanggal 23 Agustus 2019.

Note 10 18

Note 10 11