Grab Gandeng OpenAI, Siap Optimalkan Layanannya dengan Teknologi Kecerdasan Buatan

Grab mengumumkan kemitraan strategis dengan OpenAI. Kerja sama ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi AI mutakhir ke dalam berbagai layanan Grab, meningkatkan pengalaman pengguna, serta memperkuat posisi perusahaan sebagai inovator di industri teknologi.

Dalam konferensi pers yang diadakan di Singapura, CEO Grab Anthony Tan, menyatakan bahwa kemitraan ini akan membawa manfaat besar bagi pengguna dan mitra Grab di seluruh wilayah operasionalnya.

“Dengan memanfaatkan kemampuan AI dari OpenAI, kami dapat menawarkan layanan yang lebih cerdas, personal, dan efisien. Ini merupakan langkah penting dalam visi kami untuk menciptakan ekosistem yang mendukung mobilitas, pengiriman, dan keuangan digital yang lebih baik,” ujar Tan.

OpenAI, yang dikenal luas dengan model bahasa GPT (Generative Pre-trained Transformer), akan bekerja sama dengan tim teknologi Grab untuk mengembangkan solusi AI yang dapat diimplementasikan dalam berbagai fitur aplikasi Grab.

Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan berbagai aspek layanan Grab, mulai dari rekomendasi makanan yang lebih akurat di GrabFood, optimasi rute perjalanan di GrabTransport, hingga analisis data transaksi di GrabFinancial.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kualitas layanan yang diterima pengguna. Salah satu contohnya adalah integrasi teknologi AI dalam layanan GrabFood, di mana sistem AI akan mampu memahami preferensi kuliner pengguna dan memberikan rekomendasi yang lebih tepat dan personal.

Selain itu, AI juga akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan mengoptimalkan rute pengiriman dan mengurangi waktu tunggu bagi pengguna.

Teknologi AI dari OpenAI juga akan diterapkan dalam sektor keuangan digital Grab. Melalui analisis data yang lebih mendalam, GrabFinancial akan dapat menawarkan produk keuangan yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ini termasuk pengembangan layanan pinjaman dan asuransi yang didukung oleh AI, yang akan membantu meningkatkan inklusi keuangan di wilayah Asia Tenggara.

Kepala AI OpenAI Sam Altman, menambahkan bahwa kemitraan ini merupakan peluang besar untuk menunjukkan bagaimana AI dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami sangat antusias bekerja dengan Grab untuk menerapkan teknologi AI kami dalam skala besar dan melihat dampaknya yang nyata terhadap masyarakat,” kata Altman.

Dengan kerja sama ini, Grab dan OpenAI berkomitmen untuk terus berinovasi dan membawa solusi berbasis AI yang dapat memberikan manfaat nyata bagi pengguna. Langkah ini juga memperkuat posisi Grab sebagai pionir dalam memanfaatkan teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas layanan dan kesejahteraan masyarakat di Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Kunjungi Indonesia, Simak Paparan Sam Altman Soal Kecerdasan Buatan

Untuk memperluas pemahaman masyarakat di Indonesia mengenai kecerdasan buatan (AI), KORIKA bersama GDP Venture mengundang Co-Founder dan CEO OpenAI Sam Altman, pengembang aplikasi revolusioner ChatGPT di Jakarta, Rabu (14/6).

Dalam sesi bertajuk “Conversation with Sam Altman” dengan para profesional, praktisi, dan media selama satu jam penuh, ia menyampaikan rencana OpenAI untuk mengembangkan ChatGPT yang menghadirkan informasi hingga riset untuk semua pengguna.

Inspirasi dari Y Combinator

Didirikan pada 2015, OpenAI adalah lembaga nirlaba di bidang riset dan pengembangan AI. Misi OpenAI adalah memastikan manfaat AGI (kecerdasan artifisial umum) bagi umat manusia. Teknologinya meliputi sistem bahasa alami GPT-4 dan ChatGPT, sistem generasi gambar DALL·E, dan sistem pengenalan ucapan sumber terbuka mereka, Whisper.

Praktisnya, ChatGPT memiliki beragam kegunaan, yakni dapat digunakan untuk memecahkan masalah kompleks, memberikan informasi atas pertanyaan dan permintaan, menginspirasi gagasan baru di bidang kreatif, serta membantu memahami konsep kompleks dengan menjelaskannya dengan kata-kata lebih sederhana, memberikan definisi, atau memberikan contoh yang berguna.

Altman mengungkap, pengalaman yang ia dapat selama ini sebagai Presiden sekaligus investor di Y Combinator, telah membantunya membangun OpenAI dan mengembangkan teknologi ChatGPT. Kinerja startup yang dinamis di Silicon Valley memungkinkan inovasi untuk tumbuh meski berisiko gagal. Menurutnya, kegagalan dapat melahirkan ide dan inovasi baru yang bakal sukses.

“Yang saya pelajari dari Y Combinator adalah tidak masalah jika gagal. Perlu diperhatikan, nantinya bukan cuma akses kepada modal dan pekerjaan saja yang penting, tetapi produk yang diluncurkan bisa diterima baik oleh lingkungan terdekat, seperti teman dan keluarga,” kata Altman.

Keterlibatan Altman dengan Y Cominator dimulai di 2011 saat Loopt, startup yang ia dirikan, diakuisisi oleh Green Dot Corporation. Ia kemudian menjadi angel investor dan penasihat startup sebelum diangkat menjadi Presiden Y Combinator di 2014.

Di bawah kepemimpinan Altman, Y Combinator memperluas cakupan dan pengaruhnya dalam ekosistem startup, menyediakan pendanaan, bimbingan, dan sumber daya bagi banyak perusahaan sukses, termasuk Airbnb, Dropbox, dan Reddit. Altman mengundurkan diri sebagai presiden pada 2019, tetapi tetap menjabat sebagai Chairman Y Combinator.

Pada Juli 2019, OpenAI mengumumkan kemitraan dengan Microsoft di mana Microsoft menjadi penyedia cloud OpenAI. Kemitraan ini menyediakan OpenAI dengan sumber daya komputasi yang dibutuhkan untuk riset dan pengembangan teknologi AGI. Microsoft juga berinvestasi di OpenAI sebesar $1 miliar untuk mendukung riset dan pengembangannya.

“Ini adalah teknologi yang memiliki impact. Untuk itu, semakin banyak orang berpartisipasi mengakses teknologi ini, semakin baik teknologi ini akan bekerja. Secara fundamental OpenAI adalah perusahaan riset, dan menurut saya negara yang menyambut baik teknologi ini dan secara cepat akan memberikan masa depan yang baik bersama,” kata Altman.

Memahami risiko AGI

Meskipun OpenAI awalnya didirikan sebagai organisasi nirlaba, pada 2019, mereka berubah menjadi entitas dengan tujuan mencari keuntungan yang disebut OpenAI LP. Perubahan ini dilakukan untuk mendapatkan sumber daya dan pendanaan yang diperlukan guna mencapai tujuan dalam riset dan pengembangan AGI .

“Kami ingin melakukan hal tersebut sebagai perusahaan nirlaba. Kami tidak mau mengorbankan misi kita, seperti akses dan pengambilan keputusan. Jadi, kami buat strukturisasi baru di mana kami akan berdiri sebagai organisasi nirlaba, tetapi ada subsidiary capital profit. Jadi, kami bisa memanfaatkan kapital, memberikan investor dan pegawai fix return, tapi lebih dari itu excess return akan diberikan kepada nirlaba,” kata Altman.

OpenAI juga menekankan pentingnya keselamatan jangka panjang dalam pengembangan AGI dan perlunya mempromosikan distribusi manfaatnya secara luas. Perusahaan ini telah menerbitkan riset, berkontribusi pada komunitas kecerdasan buatan, dan secara aktif berkolaborasi dengan organisasi lain untuk memajukan bidang ini dengan cara yang bertanggung jawab dan bermanfaat.

“Terkait dengan risiko AGI, menurut saya long term dan short term risk menjadi penting. Misi kami sebagai perusahaan adalah AGI-focused. Saat ini sudah banyak perusahaan yang memikirkan short term risk, tetapi penting untuk melihat risiko tersebut dari berbagai tahap,” kata Altman.

Memahami risiko-risiko ini membutuhkan riset proaktif, pengembangan kebijakan, dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengembang kecerdasan buatan (AI), pembuat kebijakan, ahli etika, dan masyarakat secara luas. Organisasi seperti OpenAI dan yang lainnya secara aktif terlibat dalam memahami dan mengurangi risiko-risiko tersebut untuk memastikan pengembangan AGI yang aman dan bermanfaat.

“Menurut saya GPT-4 adalah model paling sejalan yang kami buat dan tidak ada existential risk. Kami menghabiskan waktu sekitar delapan bulan melakukan pelatihan, sampai pada akhirnya kami meluncurkannya,” kata Altman.

Tingkat akurasi pertanyaan GPT-4 / OpenAI
Tingkat akurasi pertanyaan GPT-4 / Sumber: OpenAI

Disinggung peran OpenAI untuk edukasi, Altman menyebutkan, saat awal diluncurkan, banyak guru di Amerika Serikat melarang penggunaan ChatGPT untuk siswa mereka. Namun, saat ini sudah mulai banyak guru di sekolah yang menyambut baik teknologi ini untuk membantu siswa menyerap informasi.

Terkait dengan bias dalam model bahasa AI seperti ChatGPT, penting untuk diakui bahwa model-model tersebut dapat secara tidak sengaja mencerminkan bias yang ada dalam data yang digunakan untuk melatihnya. OpenAI berupaya secara aktif bekerja untuk mengatasi persoalan tersebut dengan meningkatkan proses pelatihan, meminimalkan bias, dan mencari masukan eksternal untuk audit dan evaluasi.

OpenAI juga mengundang kolaborasi strategis dengan berbagai negara termasuk Indonesia, untuk mencerdaskan teknologi yang mereka miliki dalam hal pemahaman bahasa hingga dialek secara khusus, agar bisa lebih mudah dan relevan digunakan oleh semua orang di berbagai negara.

Rahasia Brian Chesky dan Ben Silbermann Membangun Tim Bernilai Miliaran Dollar

shutterstock_130836890

Baru-baru ini, CEO Airbnb Brian Chesky dan CEO Pinterest Ben Silbermann menumpahkan rahasianya membangun tim perusahaan yang solid. Dalam perbincangan yang dipandu oleh President Y Combinator Sam Altman, mereka menyimpulkan tujuh quote yang mendukung pengembangan tim yang bernilai jutaan atau bahkan miliaran dollar.

Continue reading Rahasia Brian Chesky dan Ben Silbermann Membangun Tim Bernilai Miliaran Dollar