Co-Founder Kipin Tekankan Pentingnya Capai Product-Market-Fit Sebelum Mengejar Laba

Tantangan dunia pendidikan pasca-pandemi tidak sepenuhnya sama di tiap segmen, ada yang babak belur ada yang tetap tumbuh subur. Walau target penggunanya adalah K-12, Pendidikan.id, startup edtech pengembang dari Kipin (Kios Pintar), mengeklaim malah cetak untung untuk pertama kalinya pada 2023.

Dalam wawancara singkat bersama DailySocial.id, Co-founder dan CEO Kipin Santoso Suratso menyampaikan, faktor terbesar dari pencapaian perusahaan adalah model bisnis dan produk flagship-nya, Kipin, yang terbukti dibutuhkan sekolah di pedalaman yang minim akses internet.

“Tahun 2023 sales revenue kita grow 500% dibandingkan dengan tahun 2022. Produk paling laku adalah Kipin Classroom dengan kontribusi laba dan revenue sampai 90%. Lalu, Kipin School 4.0 dengan kontribusi 3%, dan lainnya 7%,” ujarnya. Sayangnya pencapaian ini tidak dibarengi dengan data pendukung lainnya.

Kenaikan pendapatan ini didukung dengan strategi bisnis yang masuk ke B2B2C. Artinya, perusahaan tidak perlu jor-joran bakar duit untuk mempromosikan produknya karena penjualannya langsung ke sekolah-sekolah.

Selain itu, struktur organisasi Kipin juga terbilang efisien. Seluruh produksi hardware 100% di-outsource-kan kepada pabrik komputer lokal untuk mengurus produksi, pengiriman, dan after sales. Sementara, software dikembangkan sendiri oleh Kipin.

“Mudah sekali untuk scale up dengan cepat dan besar karena Kipin adalah perusahaan software. Kami tidak usah tambah staff banyak karena keperluan hardware yang kita produksi 100% di outsource [..]. Tidak ada tambahan kerja untuk kami.”

Ia menambahkan, pencapaian di atas membuat pihaknya kini tidak lagi bergantung pada pendanaan eksternal.

Sebagai catatan, Kipin sudah beberapa kali menggalang pendanaan. Jajaran investor di Pendidikan.id terdapat Garden Impact, pemodal dari Singapura yang fokus pada investasi di bisnis yang berkelanjutan secara komersial. Mereka masuk ke Pendidikan.id pada 2016 untuk investasi tahap awal, lalu melakukan penambahan sebanyak dua kali, tepatnya 2018 dan 2019.

Dana yang didapat dimanfaatkan untuk riset dan pengembangan produk. Investor lainnya, terdapat perusahaan properti lokal The Paradise Group (Indonesian Paradise Property). Selanjutnya, terdapat VC tahap awal Iterative yang menyuntikkan dana mulai $500 ribu per startup untuk tiap batch. Kipin masuk dalam Summer 2022 Batch bersama 18 startup Asia lainnya.

Sejauh ini, Kipin memiliki empat produk:

  1. Kipin Classroom: sebuah akses poin pembelajaran berupa sistem (hardware, software dan data lengkap) untuk membantu digitalisasi sekolah tanpa membutuhkan jaringan internet, di antaranya bisa menyelenggarakan asesmen sebanyaknya (support AKM/Asesmen Kompetensi Minimum), dilengkapi dengan koleksi ribuan buku (terbitan Kemdikbud), video, latihan soal & komik literasi, dan perpustakaan digital internal sekolah (bisa upload sendiri).
  2. Kipin ATM: sebuah kios pintar digital yang berbentuk mirip dengan mesin ATM berisi ribuan buku pelajaran sekolah, 1500+ video pendidikan, 50.000+ soal Tryout dan 300+ komik Literasi untuk tingkat SD, SMP, SMA & SMK. Siswa dapat copy data ke device tanpa pulsa karena terdapat jaringan wifi ‘eduSPOT” di dalam mesin. Per bulannya, mesin akan terus diperbarui sehingga pelajar selalu mendapatkan materi pelajaran terbaru.
  3. Kipin School: sebuah aplikasi yang dibuat untuk siswa tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK, berisi pustaka pembelajaran lengkap & sistem ujian yang ditujukan untuk sekolah-sekolah di Indonesia sebagai sarana belajar dan berlatih dalam satu paket. Terdapat fitur “Download & Go” yang memungkinkan konten data yang sudah diunduh dapat digunakan tanpa perlu jaringan internet lagi.
  4. Kipin PTO (Paperless Test Online): sistem asesmen digital untuk sekolah dengan server stabil, domain pribadi khusus sekolah dan menu-menu penilaian pendukung AKM.

Dalam perjalanannya, Kipin ATM telah berevolusi menjadi Kipin Classrom yang kini sudah memasuki generasi 5.3. Software Kipin dapat berjalan di berbagai jenis operasi, mulai dari Android, iOS, Windows 10, dan Chrome Book.

Kipin Classroom

Perjalanan panjang menuju product-market-fit

Santoso melanjutkan, sejak merintis Kipin di 2014 hingga mencapai produk yang dikomersialkan memakan waktu yang tidak instan dan tidak ada jalan pintas. Jalan yang sangat sulit ini harus dilalui oleh semua founder startup. Bagi Kipin setidaknya membutuhkan waktu antara tiga sampai lima tahun, sebelum akhirnya bisa mulai komersial.

Pada 2014, dirinya sempat melakukan audiensi dengan Presiden RI Joko Widodo yang memberikan masukan untuk memperbaiki Kipin yang saat itu versi pertamanya masih berbasis online. Menurut presiden, Indonesia itu luas, tidak hanya Jakarta saja. Jadi online itu hanya menjangkau sebagian kecil Indonesia saja.

Timnya mulai mencoba Kipin Mobile pada 2015 tapi gagal. Jumlah unduhan tinggi tapi konversi ke penjualan hampir nol. “Saya ingat nasihat pak Jokowi dan mulai merancang ulang dengan tim teknis agar menciptakan solusi edtech yang hybrid. Tahun 2017 kita mulai memperkenalkan kios pintar Kipin Gen-1.”

Kipin

Penjualan Kipin ATM merangkak naik. Pada 2018 terjual 5 unit, lalu 2019 terjual 40 unit. Kemudian saat pandemi melanda (2020-2021), penjualan sempat turun karena idealnya solusi Kipin ATM untuk sekolah dan guru, bukan siswa.

Situasi mulai membaik sejak 2022 karena perlahan sekolah mulai beroperasi seperti sedia kala (tatap muka). Hal ini berdampak pada penjualan Kipin Classroom tembus hingga 200 unit. Angkanya terus melonjak pada tahun berikutnya, diklaim terjual lebih dari 1.200 unit. “Berbeda dengan edtech online yang malah drop saat sekolah kembali buka, Kipin meledak padahal kami sama sekali tidak melakukan iklan (hampir zero ads).”

“Pesan saya untuk founder lain: Jangan menghabiskan waktu di ruang rapat saja dan berpikir apa yang bagus, karena apa yang kita pikir tidak selalu tepat. Harus selalu turun ke lapangan dan selalu melihat dari kacamata pemakai apa concern mereka, apa keinginan mereka, harapan mereka, apa tangis mereka. Maka Anda akan merancang produk yang tepat waktu dan tepat guna.”

Dia melanjutkan, “Saya tahu ini tidak mudah karena banyak founder di bawah tekanan investor untuk cepat make money. Tapi produk yang berhasil itu bukan lahir dari apa yang mau kamu jual, tapi dari apa yang konsumer mau beli. Tugas founder untuk mencari, memperbaiki, dan repeat again; satu hari when you find it (product-market-fit) you will know and you will be very satified and very successful.”

Prospek yang positif ke depannya membuat dirinya optimistis bahwa Kipin dapat menjangkau sekitar 5.000-8.000 sekolah pada tahun ini. Alasannya strategi Kipin di akar rumput (grassroot) cukup kuat sehingga kesempatan untuk mereplikasinya terbuka lebar.

Diklaim, Kipin Classroom telah digunakan oleh lebih dari 350 ribu guru di 2.000 sekolah. Aplikasi Kipin diunduh lebih dari 600 ribu kali. Menurut riset yang dilakukan bersama Tanoto Foundation, Kipin dapat menghemat pengeluaran hingga Rp1 miliar per sekolah dan per tahunnya.

“Versi gen-5 Kipin Classroom sangat superior, mungkin 5 tahun lebih maju dibandingkan dengan saingan edtech lain di Indonesia untuk sektor ini. Kami mulai mengintegrasi AI dalam versi mendatang,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Edtech Startup Pendidikan.id to Reach Profitability, Preparing for Series A Round

Edtech startup Pendidikan.id, known for its product Kipin (Smart Kiosks), revealed that it is in the process of raising Series A to launch the company’s expansion plan to schools in rural areas and 3T which have difficulty getting internet access. With the B2B2C model and targeting schools as users, it is claimed that company finances have entered the profitability stage.

Pendidikan.id’s CEO, Santoso Suratso explained to DailySocial that the company started Kipin to answer the needs of students in remote areas who have had difficulty getting internet access.

The position of the company is slightly different from other edtech players, which mostly create web-based solutions or applications, Kipin is in the form of a kiosk resembling an ATM in which there are materials that can be accessed by students without needing an internet network.

“Kipin ATM answers and provides solutions to all of this, in terms of schools, and the village hall is very happy because it really helps them,” he said.

He continued, among the investors at Pendidikan.id there is Garden Impact, a Singapore-based investor focused on investing in commercially sustainable businesses. They entered Pendidikan.id in 2016 for seed investment, then provide additional funding, to be precise in 2018 and 2019.

The funds obtained are used for research and product development. Another investor, there is a local property company The Paradise Group (Indonesian Paradise Property). In the list of Garden Impact portfolio, there is also an edtech company that focuses on finance, DanaDidik.

Sumber: Kipin (Kios Pintar)
Source: Kipin (Kios Pintar)

Kipin updates

The company places Kipin as a learning support infrastructure in the PJJ (Distance Learning) era so that schools have a learning method where students remain in class, even though they are physically absent at school to access the content provided by Kipin. There are more than 2500 school textbooks, videos, practice questions on UNBK-based tryouts, up to 350 comics.

All of this content is already in the machine, so the operation of this machine does not use the internet, only electricity. So, both students and teachers can access and download all of this content to their devices without credit or quota because there is already an ‘eduSPOT’ wifi network on the machine.

Every month Kipin ATM will be updated automatically, so users will always get the latest subject matter. Additional technology contained in ATMs includes backup power, including backup batteries. If the electricity connection is suddenly cut off, then Kipin ATM can still last several hours.

“Kipin is free for all students because the school is buying it (B2B2C), so children who are less fortunate can still use it. Even if the device does not have a SIM card, it can still run because there is eduSPOT technology at Kipin. One kiosk can serve one school with up to 500 students. ”

Santoso continued, “We created this innovation ourselves based on Pak Jokowi’s idea. These are all the results of annual research and development, from seven years ago. ”

In addition to Kipin ATM, the company also has other products, namely Kipin PTO, a learning evaluation system tool and a paperless exam without internet that is in accordance with the Minimum Competency Assessment (AKM). This AI-powered device helps teachers during PJJ because all exam questions are solved by cellphones, tablets, or laptops and don’t need to be connected to the internet.

Equipped with a question upload system with Ms. Word and Ms. Excel, exam results will appear shortly after completion, a time management system is available for starting and ending exams, and supports essay questions with weights determined by the teacher.

“With the AI ​​feature, teachers can save time, have auto-grading, and so on. It’s all digital-based, paperless, therefore, it’s cost-effective. ”

Santoso also said, in this PJJ era, Kipin adoption remains high because teachers who have used Kipin feel happy because there are no differences and already understand how work works.

Currently, the products made by Pendidikan.id have been used by schools in rural areas, including Jambi, Banten, Bandung, Purwokerto, Semarang, Surabaya, Lombok, North Kalimantan, East Kalimantan, Gorontalo, Palu, Kupang, as well as in Jabotabek.

Pendidikan.id is said to have a total team of 100 people. The engineering team at the company is divided into three divisions, namely for educational content development, hardware and design development, and software, web, and applications.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Startup Edtech Pendidikan.id Klaim Tembus Profitabilitas, Persiapkan Putaran Seri A

Startup edtech Pendidikan.id, dikenal dengan produknya Kipin (Kios Pintar), mengungkapkan sedang memproses penggalangan seri A untuk melancarkan rencana ekspansi perusahaan ke sekolah di daerah rural dan 3T yang sulit mendapat akses internet. Dengan model B2B2C dan menargetkan sekolah sebagai pengguna, diklaim keuangan perusahaan sudah masuk ke tahap profitabilitas.

Kepada DailySocial, CEO Pendidikan.id Santoso Suratso menerangkan perusahaan merintis Kipin untuk menjawab kebutuhan pelajar di daerah pelosok yang selama ini sulit mendapatkan akses internet.

Posisi perusahaan sedikit berbeda dibandingkan pemain edtech lainnya, kebanyakan membuat solusi berbasis situs atau aplikasi, Kipin berbentuk kios menyerupai ATM yang di dalamnya terdapat materi-materi yang dapat diakses pelajar tanpa memerlukan jaringan internet.

“Kipin ATM menjawab dan memberikan solusi ke semua ini, jadi untuk sekolah, balai desa sangat senang karena sangat menolong mereka,” ujarnya.

Dia melanjutkan, dalam jajaran investor di Pendidikan.id terdapat Garden Impact, pemodal dari Singapura yang fokus pada investasi di bisnis yang berkelanjutan secara komersial. Mereka masuk ke Pendidikan.id pada 2016 untuk investasi tahap awal, lalu melakukan penambahan sebanyak dua kali, tepatnya 2018 dan 2019.

Dana yang didapat dimanfaatkan untuk riset dan pengembangan produk. Investor lainnya, terdapat perusahaan properti lokal The Paradise Group (Indonesian Paradise Property). Dalam portofolio Garden Impact, juga terdapat perusahaan edtech yang fokus pada di finansial yakni DanaDidik.

Sumber: Kipin (Kios Pintar)
Sumber: Kipin (Kios Pintar)

Perkembangan Kipin

Perusahaan menempatkan Kipin sebagai infrastruktur pendukung pembelajaran di era PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) agar sekolah memiliki metode belajar di mana siswa tetap hadir di kelas, meskipun secara fisik tidak hadir di sekolah untuk mengakses konten-konten yang disediakan Kipin. Ada lebih dari 2500 buku pelajaran sekolah, video, latihan soal tryout berbasis UNBK, hingga 350 komik.

Semua konten ini sudah ada di dalam mesin, sehingga operasional mesin ini tidak menggunakan internet, hanya listrik. Sehingga, baik siswa maupun guru dapat mengakses dan mengunduh seluruh konten ini ke perangkat mereka tanpa pulsa atau kuota karena sudah terdapat jaringan wifi ‘eduSPOT’ di dalam mesin.

Tiap bulannya Kipin ATM akan ter-update secara otomatis, sehingga pengguna akan selalu mendapat materi pelajaran terbaru. Teknologi tambahan yang terdapat di ATM terdapat backup power, termasuk baterai cadangan. Apabila koneksi listrik tiba-tiba terputus, maka Kipin ATM masih mampu bertahan beberapa jam.

“Kipin gratis untuk semua siswa karena sekolahnya yang beli (B2B2C), jadi untuk anak yang kurang mampu tetap bisa pakai. Bahkan bila gawainya tidak ada SIM card juga tetap bisa jalan karena ada teknologi eduSPOT di Kipin. Satu kios ini bisa melayani satu sekolah sampai dengan 500 siswa.”

Santoso melanjutkan, “Inovasi ini kami ciptakan sendiri berdasarkan ide Pak Jokowi. Ini semua hasil riset dan development tahunan, sudah dari tujuh tahun lalu.”

Selain Kipin ATM, perusahaan juga memiliki produk lainnya yakni Kipin PTO, perangkat sistem evaluasi belajar dan ujian paperless tanpa internet yang sesuai dengan Asesemen Kompetensi Minimum (AKM). Perangkat bertenaga AI ini membantu guru saat PJJ karena seluruh soal ujian diselesaikan dengan HP, tablet, atau laptop dan tidak perlu terkoneksi internet.

Dilengkapi dengan sistem upload soal dengan Ms.Word dan Ms.Excel, hasil ujian akan muncul sesaat setelah selesai, tersedia sistem manajemen waktu untuk memulai dan mengakhiri ujian, dan mendukung soal esai dengan bobot ditentukan oleh guru.

“Dengan fitur AI, guru bisa hemat waktu, ada auto grading, dan lain-lain. Semua ini berbasis digital, tanpa kertas, sehingga hemat biaya.”

Santoso bahkan mengklaim, di era PJJ seperti ini adopsi Kipin tetap tinggi karena guru-guru yang telah menggunakan Kipin merasa senang karena tidak perbedaan dan sudah paham dengan cara kerja kerja.

Saat ini produk yang dibuat Pendidikan.id telah digunakan oleh sekolah-sekolah di daerah rural seperti di Jambi, Banten, Bandung, Purwokerto, Semarang, Surabaya, Lombok, Kalimantan Utara, Kaltim, Gorontalo, Palu, Kupang, juga di Jabotabek.

Total tim Pendidikan.id disebutkan mencapai 100 orang. Tim engineer di perusahaan terbagi menjadi tiga divisi, yakni untuk pengembangan konten pendidikan, pengembangan hardware dan desain, dan software, web, dan aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Turboly Bantu Bisnis UKM dengan Teknologi SaaS

Ada banyak pilihan bagi usaha kecil menengah untuk mengadopsi teknologi, lebih spesifiknya perangkat lunak. Beberapa di antaranya bisa dengan membeli perangkat lunak dari software house, membeli perorangan atau menggunakan model sistem sewa. Opsi terakhir ini yang menjadi peluang bagi startup yang menyediakan sistem manajemen seperti POS (Point Of Sale), ERP (Enterprise Resource Planning), dan sistem manajemen lainnya. Salah satu startup yang ada di segmen ini adalah Turboly.

Ide awal Turboly berangkat dari masih banyaknya usaha kecil dan menengah masih banyak yang menggunakan manual dalam hal manajemennya. Hal ini tidak lepas dari sistem ERP yang ada di pasaran dinilai terlalu mahal. Karena tidak adanya sistem tersebut maka kontrol atas inventaris, keuangan dan pajak menjadi berantakan. Kepada DailySocial, Founder Turboly Santoso Suratso menegaskan Turboly hadir untuk memecahkan permasalahan tersebut.

“Platform kami adalah modern cloud based integrated accounting / ERP system untuk multi-outlet businesses yang sedang berkembang. Platform kami unik karena memiliki fiture Franchise-Ready yang sangat menguntungkan untuk pemilik multi-store,” papar Santoso.

Santoso juga menjelaskan bahwa saat ini Turboly menargetkan untuk menggaet pengguna dari kalangan usaha kecil dan menengah seperti usaha yang memiliki multi outlet / store, franchise, dan perusahaan menengah dan perusahaan kecil.

Santoso bersama dengan Co-founder Romi Hartanto dan dengan pendanaan yang masih mengandalkan pribadi bersama-sama berusaha membawa Turboly mendapat lebih banyak pengguna. Meski baru beberapa bulan didirikan dengan nama resmi PT Turboly Teknologi Indonesia, proses pengembangannya sudah dimulai sekitar satu tahun.

Saat ini Turboly sudah menangani beberapa pelanggan di berbagai kota, seperti Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Dengan beberapa fitur andalan seperti fitur akunting, fitur POS, mini ERP, dan memberikan pilihan kustomisasi, termasuk dengan teknologi berbasis cloud,  Turboly optimis bisa meraih banyak pengguna.

“Tantangan utama bukan di teknologi tapi di mental pengusaha kecil menengah, yang mana sudah kami siapkan sistem training dan sistem konsultan (multilevel) untuk memberi pengajaran atas akuntansi yang terpadu dan benar. Ini bisa lewat video training dan assisted on boarding process,” terang Santoso.

BSE Mahoni App Provides 1600 Electronic Textbooks Collection for Free

PT. Mahoni Global, also well known as BSE Mahoni, has just launched its latest version of E-Book called BSE 3.0. This launching becomes another part of the company’s attempt to accommodate Indonesian education system. There are over 1600 electronic textbooks (eTextbooks) that can be freely downloaded. Continue reading BSE Mahoni App Provides 1600 Electronic Textbooks Collection for Free

Aplikasi Buku BSE Mahoni Sediakan 1600 Koleksi Buku Pelajaran Digital secara Gratis

Bertepatan dengan pelantikan Presiden Baru Indonesia hari ini (20/10), PT. Mahoni Global atau BSEMahoni, yang bergerak di bidang mobile development, meluncurkan Buku Sekolah Elektronik versi terbaru yang dinamakan BSE 3.0. Peluncuran ini menjadi bagian dari peningkatan layanan buku digital mereka yang dinilai bisa menjadi solusi permasalahan seputar buku di dunia pendidikan Indonesia.

Continue reading Aplikasi Buku BSE Mahoni Sediakan 1600 Koleksi Buku Pelajaran Digital secara Gratis