Rukita Umumkan Pendanaan Rp234,5 Miliar dari MPower Partners, BNI Ventures, hingga Atlet NBA Jeremy Lin

Startup proptech Rukita mengumukan perolehan pendanaan seri B1 senilai $15 juta atau sekitar Rp234,5 miliar. Putaran ini diikuti sejumlah investor baru yakni MPower Partners, BNI Ventures, Openspace Ventures, dan superstar NBA Jeremy Lin. Ini sekaligus menjadi investasi kedua yang diumumkan pebasket yang dijuluki “Linsanity” tersebut setelah sebelumnya juga masuk ke pendanaan teranyar Binar Academy.

Investor Rukita sebelumnya juga berpartisipasi dalam pendanaan ini, termasuk Surge (Peak XV), Golden Gate Ventures, Shunwei Capital, OCBC Ventures dan veteran real estat David Tsang.

“Kami sangat gembira bahwa Rukita menjadi investasi pertama MPower Partners di Asia Tenggara. Hal ini selaras dengan visi dana kelolaan tersebut untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam strategi inti perusahaan rintisan yang sedang berkembang,” ujar Yumiko Murakami selaku General Partner MPower Partners.

Ia melanjutkan, “Dengan keahlian tim pendiri yang luas dalam operasional bisnis dan industri real estat lokal, kami bangga bermitra dengan Rukita dalam misi mereka menyediakan perumahan yang terjangkau dan berkualitas bagi generasi penerus Indonesia.”

Pihak Rukita juga menyampaikan optimismenya terkait model bisnis yang diusung. Hal dini dikarenakan perolehan investasi yang terbilang besar ini hadir di tengah kondisi “tech winter”, saat investor menjadi lebih selektif dalam mengucurkan dananya ke startup.

“Pendanaan ini menandai langkah maju yang signifikan dalam perjalanan kami untuk mendefinisikan kembali lanskap real estat dan mendorong aksesibilitas terhadap perumahan berkualitas untuk berbagai gaya hidup dan tahapan kehidupan,” kata Co-Founder & CEO Rukita Sabrina Soewatdy.

Telah capai EBITDA positif

Sejak berdiri tahun 2019, Rukita telah menghadirkan ragam solusi mulai layanan penyewaan properti, co-living, pemasaran properti, hingga pembiayaan RuFinance (bekerja sama dengan OCBC, bank tersebut siapkan dana kredit Rp724 miliar untuk pembiayaan di Rukita). Selain ke konsumer, Rukita juga memiliki model bisnis B2B untuk layanan corporate housing dan kolaborasi pengelolaan properti.

Menyasar kalangan menengah ke atas khususnya di usia milenial, bisnis Rukita tumbuh subur yang dibuktikan capaian EBITDA positif sejak 2023, empat tahun setelah perusahaan berdiri. Diklaim saat ini ada 1,4 juta kamar yang dikelola ekosistemnya dengan pengguna mencapai 3 juta per bulannya.

Dalam wawancaranya dengan DailySocial.id dua tahun lalu, Co-Founder & COO Rukita Sarah Soewatdy memang menuturkan bahwa target perusahaan bisa segera mencapai profit. Kala itu bisnis pembiayaan belum jalan, bisnis co-living dinilai paling prospektif dengan track profitabilitas yang lebih jelas.

“Kami sangat memerhatikan unit economics, semua decision yang kita ambil harus bertanggung jawab. Saat ini sudah bukan lagi zamannya bakar duit, semuanya harus dilakukan secara bertanggung jawab. Kami akan profitable akhir tahun ini [2022] karena bisnis utama kami sudah sangat sustain.”

Untuk meningkatkan properti kelolaannya, Rukita juga sempat mengakuisisi platform Infokos pada pertengahan 2022 lalu.

Kembangkan teknologi properti dari ujung ke ujung

Ekosistem proptech dan infrastruktur teknologi Rukita berupaya menyatukan properti, tuan tanah, wawasan pasar, pasar, pembiayaan, dan layanan penyewa untuk membentuk kembali konsep rumah dan kepemilikan rumah. Namun demikian diakui bahwa sektor properti di Indonesia tidak mudah ditebus dalam hal skalabilitas.

Sifat pasar perumahan yang sangat terfragmentasi dan kebutuhan untuk menyeimbangkan manajemen properti, pasokan, pembiayaan, pemasaran, perhotelan dan operasional menjadikan sektor proptech di Indonesia memiliki tantangan yang unik, namun dengan potensi pertumbuhan yang menggiurkan.

“BNI Ventures melihat adanya potensi pertumbuhan sektor properti yang sangat tinggi. Untuk mengakomodasi kebutuhan pasar yang berkembang pesat, BNI Ventures berinvestasi dan menjembatani sinergi startup proptech Rukita dengan ekosistem BNI Group. Rukita memiliki infrastruktur teknologi yang mampu menjembatani pemilik properti dengan calon penghuni melalui berbagai layanan penyewaan yang didukung dengan solusi finansial dari ekosistem BNI Group,” ungkap CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro.

Model Rukita menyatukan layanan 360 untuk pasar perumahan melalui platform teknologi yang dinamis, mengubah hubungan dengan pelanggan dan tuan tanah dari hubungan transaksional menjadi hubungan jangka panjang.

Selanjutnya dana segar yang didapat akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis melalui pengembangan teknologi, perluasan layanan, dan merekrut talenta teknologi.

“Kami berharap dapat memperdalam kekuatan talenta teknologi kami untuk memperkuat platform kami dan melayani basis penyewa dan pemilik properti kami yang terus berkembang dengan lebih baik, imbuh Sarah Soewatdy.

Application Information Will Show Up Here

Segera Cetak Profit dan Masuk ke Bisnis Fintech, Rukita Berambisi Pimpin Pasar Indekos di Indonesia

Harga properti terus melambung sehingga sulit untuk dijual. Menurut Indonesia Property Watch (IPW), kondisi tersebut menyebabkan masyarakat lebih memilih menyewa dibandingkan membeli, terutama di kota-kota besar.

Menurut survei IPW di 2020, generasi muda di kota besar lebih senang menyewa dibandingkan membeli properti. Sebanyak 47,4% responden memilih tinggal di indekos, kemudian 47,1% memilih apartemen, dan sisanya memilih tinggal di kediaman keluarga atau saudara. Dengan penghasilan rata-rata kaum muda sebesar Rp6 juta-Rp7 juta per bulan, mereka hanya mampu membeli properti dengan cicilan Rp2 juta-Rp2,5 juta per bulan atau seharga Rp200 juta-Rp300 juta.

“Dengan rentang harga tersebut sulit untuk mereka mendapatkan properti di Jakarta. Itu sebabnya, milenial lebih memilih menyewa apartemen atau indekos,” jelas Direktur Eksekutif IPW Ali Tranhanda seperti dikutip dari Berita Satu.

Lebih lanjut, berdasarkan riset, ada sebanyak 39,9% generasi muda tinggal di indekos atau apartemen dengan besaran sewa di bawah Rp2 juta per bulan. Lalu, sebanyak 38,5% menyewa dengan harga Rp2 juta-Rp3 juta dan 21,6% menyewa dengan harga di atas Rp3 juta.

Kondisi di atas belum mempertimbangkan seperti apa kualitas indekos yang beroperasi saat ini dan kaitannya dari sisi suplai dan demand. Rukita sebagai salah satu proptech berupaya menyelesaikan isu tersebut dengan pendekatan teknologi. Rukita memosisikan diri sebagai platform penyedia sewa hunian jangka panjang.

“Dalam hal ini ada masalah karena kebanyakan kost tidak teregulasi, biasanya yang lokasinya bagus pun belum ter-manage dengan baik. Makanya kami hadir sediakan solusi yang inovatif, meningkatkan kualitas hidup orang Indonesia dengan tempat tinggal yang bersih, aman, dan tidak harus mahal,” ucap Co-founder dan COO Rukita Sarah Soewatdy dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Solusi yang ditawarkan Rukita pada dasarnya dilatarbelakangi oleh isu di industri, makanya dari hulu ke hilir. Produk-produknya adalah: Infokost, RuOptions, Rukita, dan RuManage. Infokost selama ini dikenal sebagai situs pencarian kost sejak 2011. Startup ini diakuisisi Rukita pada Maret 2022.

Sementara itu, RuOptions mengatasi solusi pemasaran yang menyeluruh untuk pemilik properti yang ingin mengoptimalkan pendapatan dan okupansinya; RuManage untuk permudah pemilik properti mengatur semua unit kost, termasuk memeriksa detail tentang unit dan kamar yang tersisa dan masih terisi, laporan bulanan, dan semua informasi tentang setiap kamar dan tenant.

Terakhir, aplikasi Rukita adalah platform untuk end-user yang ingin menyewa kost yang dilengkapi sejumlah fitur. Misalnya, eksplor kost secara virtual, book kamar, riwayat booking kost, bayar sewa kost, dan service on-demand.

Sarah menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan pemilik properti kost dan membantu mengubah properti menjadi unit rental, mulai dari renovasi hingga mengoperasikan sebagai bisnis co-living yang menjanjikan.

“Kami kerja sama dengan pemilik kost, ruko, atau tanah kosong, yang ingin punya usaha kost, atau sudah tapi ingin memaksimalkan pendapatannya. Kami jadi mitra untuk urus A sampai Z, dari renovasi, desain, penjualan, hingga penagihan kita yang lakukan. Pemilik tinggal duduk santai.”

Rata-rata harga kamar kost yang dioperasikan Rukita antara Rp2 juta sampai Rp3 juta per bulan. Persebarannya mulai dari Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Medan, Bali, Semarang, Palembang, Surabaya, Bali, dan Malang. Total kamar yang dioperasikan mencapai lebih dari 1 juta kamar aktif, bermitra dengan 300 pemilik properti.

Aplikasi Rukita

Capai titik untung

Menurutnya, bisnis pengelolaan co-living lebih prospektif dan punya arah profitabilitas yang jelas. Ada pembagian hasil yang jelas antara Rukita dengan pemilik properti. Pun dari sisi konsumen, tidak ada strategi bakar duit yang jor-joran karena pihaknya melihat ada kebutuhan yang tinggi untuk tempat tinggal yang nyaman di kota-kota besar.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan bisnis co-working space yang bisa dikatakan lebih berat karena punya fungsi yang berbeda dengan co-living. Ibaratnya, walau kantornya memberlakukan kebijakan kerja dari rumah, karyawannya tetap bisa bekerja di mana saja tanpa harus datang ke co-working space.

Alhasil, posisi Rukita sebagai perusahaan proptech lebih stabil. Sarah pun percaya diri memastikan bahwa Rukita akan mencapai titik untung pada akhir tahun ini dalam kurun waktu tiga tahun sejak berdiri. Dia bilang, pandemi menjadi pembuktian bahwa setiap perusahaan harus punya model bisnis yang baik dengan arah profitabilitas yang jelas.

“Kami sangat memerhatikan unit economics, semua decision yang kita ambil harus bertanggung jawab. Saat ini sudah bukan lagi zamannya bakar duit, semuanya harus dilakukan secara bertanggung jawab. Kami akan profitable akhir tahun ini karena core bisnis kami sudah sangat sustain dan bisa berdiri tanpa harus didukung fundraising.”

Namun begitu, bukan berarti Rukita tidak mencari penggalangan dana berikutnya. Sarah mengatakan rencana ini akan dimulai pada tahun depan dengan fokus menumbuhkan bisnis fintech RuFinance. Unit bisnis terbaru ini merupakan bagian dari ambisi selanjutnya perusahaan yang ingin mendorong pengusaha indekos baru, namun kesulitan dalam memulainya.

RuFinance

Langkah menginisiasi RuFinance dimulai perusahaan baru-baru ini dengan meresmikan kerja sama dengan Bank OCBC NISP. Dalam kesepakatan tersebut, Bank OCBC NISP akan menyediakan kredit sebesar Rp724 miliar agar pengusaha muda memiliki akses pendanaan dengan mudah untuk mulai bisnis co-living sebagai alternatif sumber penghasilan pasif, termasuk langkah memperluas jaringan Rukita yang ditargetkan merambah ke Indonesia bagian timur.

Diklaim skema pembiayaan dalam program ini fleksibel dan dapat dikendalikan karena saldo giro nasabah akan diperhitungkan, sehingga jangka waktu kredit dapat menjadi lebih pendek dari yang direncanakan di awal. Untuk itu, semakin banyak saldo giro, maka secara otomatis mengurangi beban cicilan serta bunga pinjaman.

Pengusaha yang tertarik akan diverifikasi  tim Rukita dan Bank OCBC NISP apakah layak mendapatkan pinjaman. Jika dinyatakan lulus verifikasi, mereka dapat langsung menandatangani kontrak pinjaman dengan bank dan kontrak manajemen dengan Rukita.

Setelah itu, pengguna dapat menyelesaikan proses administrasi jual beli sampai dengan akad kredit. Selanjutnya Rukita akan menyiapkan gedung untuk disewakan, mengelola operasionalnya, dan pengguna dapat mengalihkan pendapatannya untuk membayar cicilan.

Inovasi ini, sambung Sarah, adalah fokus berikutnya perusahaan yang tak luput terimbas dari dampak pandemi sejak 2020. Awalnya target konsumen Rukita adalah mahasiswa, alhasil saat awal pandemi terjadi penurunan okupansi karena mereka kembali ke rumah masing-masing dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara virtual.

Perusahaan mulai ubah target menjadi para pekerja muda yang terbukti berhasil meningkatkan okupansi rata-rata sebesar 90% dari saat pandemi sempat menyentuh angka 70%. “Kita punya product-market-fit yang baik karena meski pandemi, solusi kita tetap dibutuhkan masyarakat, makanya kita bisa sustain okupansi dengan baik.”

Menurut Sarah, tidak ada perubahan signifikan dari awalnya mahasiswa menjadi pekerja. Sebab kebutuhan mereka kurang lebih sama, kenyamanan, kebersihan, jaringan internet yang kuat, dan jasa kebersihan yang tersedia. Meski mayoritas para pekerja mendapat keringanan untuk kerja dari rumah, mereka tetap menginginkan tempat tinggal sementara agar dapat fokus kerja.

Dari internal Rukita, penyesuaian cara kerja juga diberlakukan selama pandemi untuk tim yang bisa bekerja dari rumah dan tetap harus di lapangan. Misalnya, mengadakan rapat mingguan dengan antar divisi untuk memecahkan suatu masalah secara bersama.

Lesson learned-nya adalah kita harus beradaptasi dengan cepat, resilient, tim kita beradaptasi dari offline ke online dan sebaliknya, semua kita decide dengan baik agar semua tim bisa bekerja dengan lancar dan cepat.”

Berhubung jajaran petinggi Rukita dipimpin perempuan, Sarah juga mendorong para karyawannya, terlepas dari jenis kelamin dan ras, untuk menjadi pemimpin dan berinovasi. Per September 2022, tim Rukita berjumlah lebih dari 313 orang dengan persentase 43,5% perempuan dan 56,5% laki-laki. “Kami tidak melimitasi kalau ada siapapun yang punya potensi baik untuk didukung penuh karena siapapun bisa jadi leader,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Mudahkan Pemilik Properti Kelola Bisnis, Rukita Luncurkan Layanan “RuOptions”

Meluncur sebagai platform proptech yang berfokus menyediakan layanan pengelolaan properti secara menyeluruh, Rukita mulai melihat besarnya kebutuhan dari pemilik properti yang secara khusus membutuhkan dukungan dari sisi pemasaran dan penjualan.

Melihat potensi tersebut, Rukita menghadirkan “RuOptions” bagi pemilik properti yang ingin mengoptimalkan upaya pemasaran dan penjualan hunian indekosnya dengan kegiatan operasional yang dikelola secara mandiri.

Kepada DailySocial, Co-founder & COO Rukita Sarah Soewatdy mengungkapkan, dengan layanan ini, pemilik properti memiliki peluang lebih tinggi dalam memaksimalkan bisnisnya dengan menjaring calon penghuni milenial.

“Layanan RuOptions menerapkan sistem pemasaran dan penjualan terintegrasi, baik secara offline maupun online. Seluruh kegiatannya pun dikelola sepenuhnya oleh tim Rukita, mulai dari pembuatan materi dan dokumentasi yang menarik, proses pemasaran di berbagai kanal, transaksi, hingga onboarding penghuni.”

Selain itu, Rukita juga menyediakan tim layanan pelanggan serta mengelola proses administrasi dan penagihan biaya sewa penghuni, sehingga mitra pemilik properti dapat berfokus pada hal operasional. Dasbor khusus juga disediakan bagi mitra untuk memonitor tingkat okupansinya secara real-time. Di samping itu, Rukita juga menyediakan layanan operasional tambahan, seperti tenaga kerja kebersihan dan keamanan yang terlatih.

Sementara itu untuk penghuni, RuOptions memberikan lebih banyak pilihan tempat tinggal yang layak dengan rentang harga yang lebih beragam sesuai anggarannya. Para penghuni pun tetap dapat memperoleh keuntungan menarik layaknya para Rukees yang tinggal di unit Rukita lainnya, seperti mendapatkan penawaran khusus dari para mitra, akses ke aplikasi Rukita, menjadi bagian dari komunitas Rukees dan bergabung di kegiatan komunitas.

Hingga saat ini Rukita telah mengoperasikan lebih dari 3500 kamar di wilayah Jadetabek dengan 2800+ penghuni dan 120+ mitra pemilik properti. Tahun ini ada sejumlah target yang akan dilancarkan oleh Rukita, di antaranya adalah ekspansi bisnis di wilayah Jadetabek dan inovasi produk untuk menjawab kebutuhan kalangan milenial akan hunian coliving. Untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan lebih, Rukita juga akan berfokus pada pengembangan teknologi dengan menghadirkan fitur baru di aplikasi tenant dan memperkaya ekosistem di platformnya melalui rangkaian kemitraan.

Community engagement juga akan menjadi prioritas utama Rukita untuk menciptakan komunitas yang lebih aktif dan akrab sejalan dengan ciri khas hunian coliving. Sementara itu, pembicaraan tentang pendanaan selalu berjalan dan fokus kami tetap untuk berusaha mewujudkan misi utama kami,” kata Sarah.

Untuk bisa tampil lebih unggul dibandingkan pemain lainnya seperti RoomME, Mamikos dan lainnya, Rukita menciptakan produk-produk berbasis teknologi yang inovatif untuk menjawab kebutuhan penghuni maupun pemilik properti. Yaitu dengan menyederhanakan proses pencarian hunian secara online, para penghuni dapat memesan layanan & add-ons, melakukan pembayaran sewa, serta mendaftarkan diri dalam kegiatan komunitas melalui aplikasi.

Pandemi dan pertumbuhan bisnis Rukita

Saat pandemi tahun 2020 lalu, Rukita mengklaim bisa bertahan mengembangkan bisnis dan telah menunjukkan pertumbuhan yang positif berkat adaptasi berkelanjutan. Sejak kuartal ketiga tahun lalu, Rukita terus mengalami pertumbuhan okupansi dengan tingkat okupansi rata-rata saat ini berada di angka 80%. Sementara itu, jumlah penghuni baru pada kuartal pertama tahun ini juga mencapai rekor tertinggi setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 122% pada semester kedua jika dibandingkan dengan semester pertama pada 2020.

Salah satu cara yang dilakukan oleh Rukita untuk mengakali kondisi tersebut adalah melancarkan beberapa inisiatif new normal yang dilakukan untuk menghadirkan layanan yang tetap relevan dalam menjawab kebutuhan saat ini. Mulai dari menyediakan fasilitas yang mendukung produktivitas penghuni saat bekerja dari rumah, memfasilitasi tes rapid antigen, dan lain-lain.

“Rukita juga menggandeng para mitra yang kredibel untuk menghadirkan beragam nilai tambah yang mempermudah para penghuni dalam beradaptasi di era new normal dengan fokus utama pada kenyamanan, kemudahan, dan keselamatan. Sejumlah kemitraan yang sedang berlangsung saat ini, di antaranya Sayurbox, Ruparupa, Lalamove, KlinikGo, Sneakershoot, Elevenia Mart,” kata Sarah.

Salah satu inovasi yang sudah diluncurkan tahun ini adalah, fitur “WFH ready”. Sebuah kamar memiliki fasilitas pendukung WFH yang layak, seperti koneksi internet berkecepatan tinggi, meja dan kursi kerja yang nyaman, lampu meja dengan penerangan yang memadai, rak untuk meletakkan peralatan kantor, hingga mesh board dekoratif yang membuat meja kerja lebih menarik.

Sebagai platform yang menghadirkan solusi lokal, Rukita terdiri atas gabungan tim lokal dengan pemahaman mendalam akan kebiasaan dan preferensi para penghuni dan pemilik properti. Sehingga memungkinkan mereka untuk menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya masyarakat Indonesia. Contohnya, pasangan yang belum menikah dilarang untuk tinggal bersama.

“Oleh karena itu, Rukita melakukan pengecekan latar belakang bagi calon penghuni secara ketat dan berkomitmen untuk menyewakan hunian secara bulanan untuk meminimalisir permasalahan sosial yang kerap terjadi di properti dengan penyewaan harian. Kebijakan ini menjadi solusi yang menguntungkan, baik bagi kenyamanan penghuni maupun pemilik properti,” tutup Sarah.

Application Information Will Show Up Here