Sega Genesis/Mega Drive Mini Siap Ajak Anda Bernostalgia Bulan September Besok

Terlepas dari kian siapnya dunia menyambut era cloud gaming, permintaan akan home console tradisional tidak serta-merta menyusut. Hingga awal 2019, penjualan PlayStation 4 telah menembus angka 91 juta unit. Dan dalam beberapa tahun terakhir, kita sudah melihat sendiri tingginya minat konsumen terhadap hardware bertema retro yang disediakan resmi baik oleh Nintendo, Sony, hinga Sega.

Pelepasan NES dan SNES Classic Edition disambut gamer dengan sangat antusias, begitu pula PlayStation Mini walaupun penjualannya tidak sebaik harapan sang produsen. Di bulan April tahun lalu, Sega sempat mengumumkan niatan untuk menghidupkan lagi hardware gaming 16-bit klasiknya sebagai bentuk perayaan ulang tahun Genesis (atau Mega Drive) yang ke-30. Namun baru melalui panggung Sega Fest 2019 sang publisher Jepang itu mengungkap agenda peluncurannya secara global.

Mirip pendahulunya, Sega menyediakan dua versi: Genesis Mini yang ditujukan buat wilayah Amerika Serikat (dan global) serta Mega Drive Mini khusus untuk kawasan Jepang. Saya belum bisa memastikan akankah kedua edisi ini mengusung penampilan yang distingtif, tetapi kabarnya memang ada sedikit perbedaan di aspek input kendali. Mega Drive Mini dibekali controller enam-tombol, sedangkan Genesis Mini disertai gamepad tiga-tombol.

 

Genesis Mini 2

Terlepas dari penyusutan volume tubuh, Sega tidak mengubah rancangan unit controller-nya. Wujudnya benar-benar menyerupai versi klasik. Khusus Mega Drive Mini, konsumen bisa memilih bundel dengan satu atau dua controller – tambahannya dapat dibeli terpisah. Perlu diketahui bahwa periferal tersambung ke Mega Drive/Genesis via connector USB dan mereka tidak mendukung gamepad lawas.

Ditakar dari koleksi game, Genesis Mini boleh dikatakan lebih unggul dari NES/SNES Classic Edition serta PlayStation Mini. Ketika kompetitornya hanya menawarkan sekitar 20 permainan, console retro modern Sega ini dilengkapi 40 judul game. Beberapa yang sudah dikonfirmasi meliputi:

  • Altered Beast
  • Dr. Robotnik’s Mean Bean Machine
  • Castlevania Bloodlines
  • Comix Zone
  • Ecco the Dolphin
  • Gunstar Heroes
  • Madou Monogatari Ichi
  • Powerball
  • Puyo Puyo 2
  • Rent-a-Hero
  • Shining Force
  • Sonic The Hedgehog
  • Sonic 2
  • Space Harrier II
  • ToeJam & Earl

Ada kemungkinan bundel game akan sedikit berbeda bergantung dari edisi produk yang dipilih. Sega Genesis/Mega Drive Mini dijadwalkan untuk dilepas pada tanggal 19 September 2019. Genesis Mini dibanderol di US$ 80, lalu Mega Drive Mini dipatok di harga ¥ 6.980 (kira-kira US$ 60) sampai ¥ 8.980 (US$ 80) buat opsi dengan dua controller. Pre-order dapat dilakukan via situs Sega, akan dibuka dalam waktu dekat.

Genesis Mini 1

Via Kotaku, sumber: Sega.

Menyusul Yakuza 0, Yakuza Kiwami Juga Akan Hadir di PC

Melihat peluang untuk mendistribusikan game secara lebih luas, developer Jepang berbondong-bondong menyerbu Steam. Saat ini tersedia banyak sekali pilihan permainan Jepang bisa diakses lewat platform distribusi digital tersebut, dari mulai Bayonetta sampai Catherine Classic. Walaupun begitu, tak selamanya publisher atau pemegang IP dengan mudah melepas seluruh kreasinya di PC.

Salah satu franchise lawas yang bary melakukan pendaratan di Windows belum lama ini ialah Yakuza. Yakuza melakukan debutnya pada tahun 2005 di PlayStation 2, tetapi baru 12 tahun setelahnya versi port Yakuza 0 tersedia di Steam. Saat versi PC dari prekuel Yakuza itu disingkap tahun lalu, Sega juga mengungkap agenda peluncuran Yakuza Kiwami (remake dari Yakuza pertama) di Windows, namun baru di hari Senin kemarin tanggal pelepasannya ‘diketahui’.

Menariknya, Sega malah tidak melakukan pengumuman secara besar-besaran. Publisher bahkan tidak memublikasikan trailer baru. Laman Yakuza Kiwami tiba-tiba muncul di Steam, meski di sana belum ada tanggal peluncuran jelas serta daftar kebutuhan hardware. Sega hanya mencantumkan sejumlah screenshot, menuliskan dua paragraf sinopsis, plus satu paragraf lagi yang menjabarkan fitur-fitur baru secara singkat.

Tanggal rilis malah bersembunyi dalam animasi GIF bertajuk ‘Majimaaaa!’. Tentu saja Anda tidak bisa melihatnya langsung. Info hanya muncul sepersekian detik sebelum animasi diulang. Anda harus mengunduh GIF, kemudian memecahnya jadi gambar satu per satu, baru terungkap sebuah tanggal: 19 Februari 2019. Sega memang belum mengonfirmasi apapun, namun banyak orang yakin (termasuk saya) bahwa 19 Februari adalah momen tersedianya Yakuza Kiwami di PC.

Yakuza Kiwami tetap mengusung gameplay action-adventure yang dipadu elemen role-playing seperti versi orisinalnya. Dunia permainan disuguhkan secara terbuka, diadaptasi dari lokasi sesungguhnya, yaitu distrik Kabukichō di kota Tokyo. Game punya sejumlah kesamaan dengan permainan open world lain, tetapi Yakuza Kiwami difokuskan pada aksi pertarungan jarak dekat. Di sana Anda mengendalikan karakter Kazuma Kiryu dalam perspektif kamera orang ketiga.

Yakuza Kiwami PC 1

Edisi Kiwami ini turut dibekali fitur baru, salah satunya bernama Majima Everywhere. Lewat fitur ini, tokoh Goro Majima yang menjadi rival Kazuma akan muncul secara acak untuk menantang Anda, baik lewat pertarungan serta mini-game (misalnya permainan dart atau boling). Jika berhasil melewati tantangan ini, Kazuma berkesempatan untuk membuka kemampuan bertarung baru.

Di PC, Yakuza Kiwami dilengkapi berbagai upgrade terutama pada aspek grafis dan kontrol. Game siap menunjang resolusi 4K, rasio layar lebar, serta tanpa ada restriksi frame rate. Anda bisa menikmati permainan dengan menggunakan controller atau keyboard serta mouse, dan semua input-nya dapat dikustomisasi.

Via Polygon.

Pre-registration Game Real-time Strategy Revolve8 Besutan Sega Dibuka di Play Store

Buat kalian penggemar game dengan genre real-time strategy, game terbaru besutan Sega berjudul Revolve8 sangat layak untuk ditunggu. Sega sendiri baru saja membuka pre-registration Revolve8 di Play Store dan mengumumkan jadwal rilisnya.

Setting di game ini adalah di dunia fiksi bernama Imago. Diceritakan bahwa perang terjadi setiap 100 tahun di Imago, di mana para pemenang dapat menulis ulang cerita mereka dan menjadi populer.

Sejumlah karakter dari legenda dan dongeng klasik seperti Red Riding Hood, Cinderella, Sinbad, dan Snow White dipastikan hadir dan masih banyak lagi yang akan datang. Di dalam game ini ada story mode, di mana kita bisa mengenal masing-masing hero yang memiliki cerita tersendiri.

Di sini Anda akan ikut bertempur, tapi sebelum itu Anda harus membentuk deck yang berisi delapan kartu. Setiap karakter atau hero yang ada memiliki class dan skill yang berbeda.

Pertempuran akan berlangsung dalam waktu tiga menit melawan pemain dari seluruh dunia. Tujuan utamanya ialah menghancurkan tower lawan. Tentu saja, komposisi deck yang tepat dan strategi jitu akan meningkatkan peluang untuk memenangkan battle.

Satu dari banyak faktor kenapa game ini sangat layak ditunggu ialah nama-nama besar di baliknya. Seperti produser senior Masayoshi Kikuchi yang sebelumnya produser game Yakuza, desainer karakter Koji Igarashi yang dikenal akan karyanya pada seri Castlevania. Serta, produser suara Shunsuke Tsuchiya dan Yasunori Mitsuda sebelumnya bekerja di Chrono Trigger dan Xenogears.

Rencananya game Revolve8 akan diluncurkan pertama kali pada tanggal 17 Januari 2019 di Australia, Selandia Baru, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam, Taiwan, Hong Kong, dan Makau.

Revolve8 kemudian menuju ke Jepang pada tanggal 22 Januari. Hingga akhirnya mendarat di AS, Kanada, Meksiko, Argentina, Brasil, Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Jerman, Turki, Afrika Selatan, dan lainnya pada 5 Februari.

Sumber:  AndroidAuthority

Analogue Mega Sg Adalah Reinkarnasi Modern Sega Genesis

Penggemar game console klasik semestinya sudah tidak asing dengan perusahaan bernama Analogue. Mereka adalah sosok di balik Analogue Nt Mini dan Analogue Super Nt, reinkarnasi modern console NES dan SNES, yang menjanjikan nostalgia sesi gaming lawas secara autentik.

Kalau kita ingat, pada masa keemasan console 16-bit, SNES punya musuh yang tidak kalah populer, yaitu Sega Genesis. Analogue pun tidak mau melupakan eksistensi console berwarna hitam itu. Alhasil, lahirlah Analogue Mega Sg.

Sama seperti Nt Mini dan Super Nt, Mega Sg menjanjikan pengalaman bermain game retro yang autentik berkat penggunaan chipset tipe FPGA ketimbang mengandalkan emulasi software. Untuk bisa bermain, pengguna harus punya cartridge atau kaset game Sega, dengan mekanisme pemasangan yang sama persis.

Analogue Mega Sg

Perihal kompatibilitas, Mega Sg siap dipasangi kaset game Sega Genesis, Sega Mega Drive maupun Sega Master System. Sega CD pun turut didukung lewat sebuah expansion port tersembunyi, dan Analogue juga berencana merilis sejumlah adaptor tambahan di tahun 2019 demi semakin memperluas kompatibilitasnya.

Semua itu dapat dimainkan dalam resolusi 1080p, 720p, atau 480p tanpa lag sedikit pun dengan menyambung ke TV via HDMI. Audio tidak lupa dijadikan prioritas; Mega Sg sanggup menghasilkan output suara stereo 16-bit/48kHz, plus ada pula jack 3,5 mm untuk mencolokkan headphone.

Analogue Mega Sg

Mega Sg memiliki dimensi yang cukup ringkas: 138 x 168 x 47 mm. Satu kekurangannya adalah, tidak ada satu pun controller pada paket pembeliannya. Konsumen dibebaskan memakai controller lawas mereka, atau controller wireless 8BitDo M30 seperti yang tertera pada gambar, yang dijual secara terpisah.

Rencananya, Analogue Mega Sg bakal dipasarkan secara global mulai April 2019. Harganya dipatok $189, sama persis seperti Analogue Super Nt.

Sumber: GameSpot.

Lewat Strategi IP-Oriented, SEGA Ingin Lebih Banyak Game Mereka Sukses Secara Global

SEGA SAMMY baru saja merilis laporan publik yang disebut SEGA SAMMY Holdings Integrated Report 2018. Laporan tersebut menunjukkan kondisi terkini tentang perusahaan gabungan yang terbentuk ketika SEGA dan SAMMY merger di tahun 2004 itu. Banyak sekali info menarik dalam laporan tersebut, terutama terkait rencana arahan SEGA SAMMY Holdings hingga tahun 2020.

Secara ringkas, SEGA SAMMY tampaknya sedang fokus untuk menjadi perusahaan yang dapat memiliki value tinggi, baik di mata para investor, karyawannya, maupun konsumen. Itu artinya tak hanya meningkatkan keuntungan, namun juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat serta menghasilkan produk-produk yang memuaskan penggemar di seluruh dunia. Berikut ini beberapa poin penting untuk kita perhatikan.

Peningkatan work-life balance

Beban kerja yang berlebihan sudah lama menjadi masalah besar di Jepang. Oleh karena itu pemerintah Jepang di bawah pimpinan perdana menteri Shinzo Abe tahun ini mencanangkan program kebijakan yang disebut reformasi gaya kerja (work-style reform). Kebijakan tersebut membuat perusahaan-perusahaan di Jepang harus menerapkan batasan maksimal jam kerja lembur bagi para karyawannya.

Menurut SEGA SAMMY Holdings, jam lembur di perusahaan mereka telah berkurang sekitar 80% – 90% dibandingkan pada tahun 2014. Mereka juga memiliki program bernama Job Plus, di mana para karyawan diperbolehkan mengambil tugas di luar posisi normal mereka. Harapannya, sistem ini dapat meningkatkan kemampuan para karyawan untuk berinovasi.

Sonic Mania | Screenshot
Sonic Mania, dikembangkan SEGA bersama fans | Sumber: Sony

SEGA SAMMY kini juga menerapkan jam kerja serta gaya kerja yang lebih fleksibel. Implementasinya adalah program Telework Days, yang membolehkan karyawan untuk bekerja secara remote dari luar kantor, serta Flex Time, di mana karyawan boleh mengubah jam kerja sesuai kebutuhan mereka. Selain meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan, sistem fleksibel ini juga merupakan strategi SEGA SAMMY untuk merekrut talenta-talenta hebat, juga mengurangi turnover akibat kebutuhan merawat anak-anak atau lansia.

Dari device-oriented menjadi IP-oriented

Sebagian orang percaya bahwa masa depan video game ada pada dunia mobile. Sebagian lainnya meyakini masa depan video game terletak di dunia multiplayer. Tapi SEGA SAMMY melihat kesuksesan properti intelektual (IP) mereka di beberapa tahun terakhir, dan mengambil sudut pandang sedikit berbeda.

SEGA SAMMY memiliki visi, “Terus menciptakan pengalaman yang menggugah.” Untuk mencapai hal itu, kuncinya terletak pada pemanfaatan IP secara maksimal untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Beberapa IP seperti Persona, Sonic the Hedgehog, serta Yakuza (Ryu Ga Gotoku) terbukti dapat melakukannya dengan baik dan SEGA SAMMY akan terus berusaha menciptakan konten serupa.

Perubahan bisnis dari device-oriented menjadi IP-oriented artinya dalam SEGA SAMMY tidak ada istilah “studio khusus mobile game” atau “studio khusus game PC”. Sebaliknya, struktur organisasi akan dikelompokkan berbasis IP yang ada. Bagaimana mereka memaksimalkan IP itu di setiap platform, tergantung dari strategi masing-masing studio.

Border Break | Screenshot
Border Break | Sumber: Sony

SEGA SAMMY membagi properti intelektual mereka ke dalam empat kategori, yaitu:

  • Existing IP (contoh: Sonic, Phantasy Star, Megami Tensei, Yakuza)
  • New IP (sontoh: Wonder Gravity, Readyyy!)
  • Revived IP (contoh: Shenmue, Sakura Wars)
  • Outside IP (contoh: Fist of the North Star, Fate/Grand Order)

Setiap IP tentu memiliki karakteristik berbeda-beda. SEGA SAMMY berkomitmen untuk fokus pada karakteristik khas tiap IP itu untuk menciptakan konten yang cocok dengan berbagai platform. Kita sudah melihat bagaimana SEGA SAMMY memboyong Phantasy Star yang notabene adalah game PC dan console ke mobile. Sebaliknya, mereka juga memboyong Border Break, yang dulunya adalah game arcade, ke PS4.

Lebih banyak melakukan rilis global simultan

Poin penting lagi dari bisnis IP-oriented di SEGA SAMMY adalah rencana untuk lebih sering melakukan rilis global simultan. Dulu, developer di Jepang harus membuat satu game hingga selesai, baru kemudian mengirimkannya ke divisi lokalisasi untuk diterbitkan secara global. Kini sistem itu berubah. Studio developer dan studio lokalisasi bisa bekerja sama dari tahap awal pengembangan, bahkan saat game belum selesai dibuat. Tujuannya adalah supaya nanti versi Jepang maupun versi global bisa dirilis bersamaan.

Persona 5 | Screenshot
Latar Persona 5 sangat kental nuansa Jepang | Sumber: Sony

SEGA SAMMY sadar bahwa ada potensi besar untuk game di luar Jepang, terutapa di wilayah Asia Timur yang memiliki kedekatan kultur dengan Jepang. Persona 5, contohnya, walaupun memiliki tema yang sangat kental dengan Jepang, ternyata populer di seluruh dunia. SEGA SAMMY akan menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk melanjutkan kesuksesan ini, untuk menciptakan lebih banyak judul yang bisa menjadi global hit.

Sonic, Puyo Puyo, dan Total War adalah IP paling sukses

SEGA SAMMY membeberkan data untuk beberapa properti intelektual terbaik mereka, baik IP yang dikembangkan sendiri, diakuisisi dari pengembang lain, atau hasil lisensi dari pihak ketiga. Berikut ini beberapa IP dengan penjualan paling sukses:

  • Sonic the Hedgehog: 800 juta unit
  • Puyo Puyo: 27 juta unit
  • Total War: 22 juta unit
  • Football Manager: 18,1 juta unit
  • Megami Tensei: 12,4 juta unit
  • Yakuza: 11 juta unit
  • Persona: 9,3 juta unit
  • SEGA feat. Hatsune Miku: 6 juta unit

Meski rencana yang mereka beberkan terlihat seperti rencana jangka pendek (hanya sampai 2020), SEGA SAMMY sebetulnya ingin fokus menjadi perusahaan yang dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama. Cara terbaik mencapai sustainability jangka panjang itu adalah dengan menciptakan IP terbaik dan memaksimalkan potensi IP itu. Tidak berlebihan bila IP disebut sebagai “nyawa” perusahaan hiburan.

Yakuza Kiwami 2 | Screenshot
Yakuza kini telah menjadi salah satu IP andalan SEGA | Sumber: Sony

Dikutip langsung dari SEGA SAMMY Holdings Integrated Report 2018:

“IP adalah hasil dari penciptaan value. Perusahaan hiburan yang memiliki IP kompetitif bisa mendapatkan penghasilan yang stabil, yang kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan nilai IP itu lebih jauh lagi. Sejalan dengan itu, kemampuan kompetitif perusahaan hiburan bergantung pada kemampuan mereka menciptakan IP baru, memahami nilai IP yang dilisensi dari luar, serta menciptakan sistem untuk melindungi IP mereka.”

Pasar video game saat ini sudah mulai berubah. Konsumen tak lagi mau menoleransi produk yang dikembangkan dengan setengah hati. Mereka ingin produk-produk high-end, terlepas dari platformnya. Akan tetapi menciptakan produk berkualitas tentu butuh biaya yang tak sedikit. Bisakah SEGA SAMMY menyeimbangkan visi mereka dengan perolehan keuntungan yang stabil untuk jangka panjang, kita lihat saja di masa depan.

Sumber: SEGA SAMMY Holdings Integrated Report 2018.

Setelah 24 Tahun Berlalu, Streets of Rage 4 Resmi Diumumkan

Seri permainan Streets of Rage (dengan judul Jepang Bare Knuckle) akan selalu mengingatkan saya pada malam panjang tanpa tidur yang saya habiskan bersama adik dan sepupu puluhan tahun silam. Sega punya rencana untuk melepas Streets of Rage sebagai tetralogi, namun seri permainan ini terhenti di game ketiga yang dirilis di tahun 1994.

24 tahun setelah itu, terdengarlah kabar soal pengembangan permainan keempat Streets of Rage. Seperti game-game sebelumnya, proyek ini merupakan kolaborasi antara Sega dengan sejumlah tim developer berbeda – di antaranya Lizardcube, Guard Crush Games, serta Dotemu. Dotemu akan berperan menjadi publisher-nya, sedangkan Lizardcube diberi tanggung jawab buat menangani segala aspek visual permainan.

Berdasarkan penjelasan developer, Streets of Rage 4 diramu sebagai penerus seri ini. Trailer perdananya fokus pada dua karakter utama, yaitu Axel Stone dan Blaze Fielding, dan game di-setting ‘bertahun-tahun’ setelah Streets of Rage 3 berakhir. Ketiga tim tersebut berjanji untuk menyuguhkan elemen gameplay beat ’em up klasik yang dikombinasikan bersama mekanisme baru racikan Guard Crush Games.

SoR4 1

Penuturan Lizardcube mengindikasikan dukungan mode multiplayer kooperatif dua orang. Trailer juga baru memperlihatkan Axel (dengan janggutnya) dan Blaze, sedangkan bagi fans, ada karakter-karakter protagonis lain yang dahulu bisadimainkan – misalnya Adam Hunter, Skate, Max Thunder, dan Roo. Belum diketahui apakah mereka akan hadir di Streets of Rage 4 atau tidak.

SoR4 2

Salah satu pesona dari franchise Streets of Rage adalah visual 16-bit pixelated penuh warna dan alunan lagu yang terinspirasi dari musik dance 90-an kreasi Yuzo Koshiro dan Motohiro Kawashima. Developer bermaksud untuk meneruskan tradisi ini, dan khusus pada aspek grafisnya, Lizardcube mengusung art direction dua dimensi yang digambar menggunakan tangan – dikerjakan oleh para talenta di belakang Wonder Boy: The Dragon’s Trap.

SoR4 4

Saat artikel ini ditulis, belum diketahui kapan tepatnya Streets of Rage 4 akan dirilis. Menariknya, ada indikasi cukup kuat bahwa Sega akan melepas permainan di PC dan Switch, sedangkan platform lainnya belum dikonfirmasi.

SoR4 3

Dalam industri gaming, nostalgia memang bisa menjadi senjata ampuh dalam menggaet perhatian calon konsumen. Para gamer veteran kemungkinan besar akan memasukkan Streets of Rage 4 dalam daftar ‘spotlight-nya’. Tapi tentu nostalgia saja tidak cukup. Developer tak boleh lupa buat menawarkan sesuatu yang baru, dan memastikan agar kejadian seperti Mighty No. 9 tak terulang lagi. Khusus buat Streets of Rage 4, saya pribadi berharap adanya dukungan multiplayer co-op lebih dari dua orang.

Setelah 3 Dekade Berlalu, Sega Mega Drive Akan Kedatangan Game Baru

Ketika dirilis perdana di wilayah Jepang di tahun 1988, Sega Genesis (atau Mega Drive) masih belum bisa menumbangkan kepopularitasan dua rival utamanya, yaitu SNES dan NEC PC Engine. Namun berbekal sejumlah port permainan arcade, franchise Sonic the Hedgehog dan langkah promosi yang agresif, Mega Drive ternyata sangat sukses di kawasan Amerika, Brazil dan Eropa.

Perjalanan Sega memproduksi console berakhir setelah Dreamcast, namun beberapa IP yang mereka populerkan terus dikenang serta diwariskan ke platform game modern. Dan terdengar kabar gembira mengejutkan belum lama ini. Setelah hampir tiga dekade meluncur, Sega Genesis ternyata akan mendapatkan sebuah permainan baru, yakni game berjudul Tanglewood buatan developer indie Big Evil Corporation.

Tanglewood adalah permainan orisinal yang digarap khusus untuk Mega Drive. Proyeknya dimulai dua tahun silam, namun baru di awal Agustus kemarin game akhirnya mendapatkan tanggal rilis resmi. Tanglewood menyuguhkan gameplay action side-scrolling 2D, dibangun sebagai permainan 16-bit sejati baik secara visual ataupun audio. Ia siap menemani para gamer veteran mengenang masa mudanya.

Tanglewood 1

Kosep, penyajian, serta karakter utama di Tanglewood mengingatkan saya sedikit pada Ori and the Blind Forest. Di game, Anda akan memandu seekor makhluk kecil dengan fisik menyerupai rubah bernama Nymn buat menemukan kembali keluarganya. Untuk bertahan hidup, Nymn harus pintar dalam menghidari bahaya dan jebakan, serta memanfaatkan segala kemampuan yang ia miliki. Game menghidangkan sistem perputaran siang dan malam, dan hal ini memengaruhi jenis musuh yang akan Anda hadapi.

Tanglewood 2

Tanglewood kabarnya digarap secara murni menggunakan bahasa pemrograman low-key yang dimanfaatkan dalam pengembangan permainan Sega di tahun 90-an. Gameplay-nya mengombinasikan formula platforming dan puzzle, menghidangkan 28 level yang dibagi jadi delapan bab cerita. Soundtrack game dibuat oleh FreezeDream, diramu khusus agar mendukung prosesor Sega Mega Drive.

Tanglewood 3

Aspek yang paling menarik dari Tanglewood adalah, Big Evil Corporation betul-betul akan merilis game via cartridge (PAL, NTSC dan NTSC-J) yang dibungkus dalam boks khas console generasi keempat buatan Sega itu. Di packaging, Anda bisa menemukan tulisan Genesis atau Mega Drive, bergantung dari versinya. Anda kini tinggal mengeluarkan console dari bungkusnya dan jangan lupa bersihkan dulu debu-debunya…

Namun bagaimana jika Anda sudah tidak lagi menyimpan Sega Genesis? Jangan cemas, Tanglewood rencananya juga akan tersedia di Steam, dapat dinikmati di PC ber-OS Windows, Mac dan Linux. Saat artikel ini ditulis, versi Steam masih belum bisa di-pre-order, tapi Big Evil Corporation telah mempersilakan kita  mencicipi versi demonya.

Sumber: TanglewoodGame.com.

Game Simulasi Football Manager Kini Tersedia di Nintendo Switch

Koleksi game eksklusif memang merupakan salah satu nilai jual utama Nintendo Switch. Namun Switch sebenarnya juga merupakan console dengan koleksi game yang paling bervariasi. Satu per satu developer dan publisher merasa tergerak untuk menghadirkan game-nya di console tersebut, tidak terkecuali Sports Interactive dan Sega.

Duo yang dikenal lewat seri game Football Manager itu belum lama ini mengumumkan kehadiran Football Manager Touch 2018 untuk Switch. Versi ini merupakan versi yang sama seperti Football Manager untuk PC, Mac maupun Linux, namun tentu saja dengan kontrol yang sudah dioptimalkan untuk layar sentuh dan controller Joy-Con.

Kontrolnya pun juga bervariasi, tergantung dalam mode apa Switch Anda gunakan. Satu-satunya hal yang hilang dari FM Touch untuk Switch adalah fase pra-pertandingan dan sorotan media. Maksudnya supaya pemain bisa lebih berfokus pada aspek manajerialnya.

Singkat cerita, gameplay FM Touch pada Switch bakal berlangsung lebih cepat dari biasanya, terlebih berkat fitur simulasi pertandingan Instant Result. Hal menarik lainnya, FM Touch untuk Switch merupakan versi console pertama yang memanfaatkan 3D match engine sepenuhnya.

FM Touch 2018 saat ini sudah tersedia dan bisa dibeli melalui Nintendo eShop seharga $40.

Sumber: Football Manager.

Sega Mega Drive Mini Adalah Console Retro Pesaing SNES Classic Edition

Segala kecanggihan grafis, teknologi kendali, serta dukungan internet yang disuguhkan console-console current-gen sama sekali tidak menyurutkan rasa sayang gamer veteran pada platform-platform dan permainan-permainan tua. Sebagai buktinya, antusiasme konsumen terhadap NES dan SNES mini sangat tinggi, dan langkah ini mulai diikuti oleh para pemain besar di era keemasan gaming.

Anda mungkin sudah mendengar rencana Atari untuk memasarkan Atari VCS, namun jika menginginkan pendekatan yang lebih tradisional ala Nintendo Classic Edition tapi tak hanya ingin menikmati game-game mereka saja, Sega punya solusinya. Dalam acara Sega Fes 2018 yang dilangsungkan akhir minggu lalu, perusahaan permainan video asal Tokyo itu memperkenalkan Mega Drive Mini.

Sega Mega Drive Mini 1

Mega Drive Mini akan dilepas bertepatan dengan momen ulang tahun console ke-30. Sistem bernama alternatif Sega Genesis itu melakukan debutnya pada tanggal 29 Oktober 1988 di wilayah Jepang. Seperti SNES Classic Edition, Mega Drive Mini adalah versi miniatur dari hardware gaming 16-bit garapan Sega. Perangkat punya penampilan yang khas, mengusung tubuh kotak berwarna hitam dipadu area bundar yang membingkai slot cartridge.

Meski demikian, kita tidak bisa lagi memasang cartridge permainan di sana. Mega Drive Mini kabarnya telah dibundel bersama game-game legendaris sang publisher. Sejauh ini, Sega belum mengungkap daftar judulnya, tetapi kemungkinan besar mereka akan memilihkan permainan-permainan paling ikonis di era 16-bit.

Berdasarkan gambar yang telah dipublikasikan, console tak lupa dibekali slider volume, switch power dan tombol reset. Belum diketahui apakah kita nanti bisa menambahkan lagi permainan dan seperti apa dukungan konektivitas Mega Drive Mini. Yang jelas, console retro itu akan ditemani oleh unit controller Mega Drive. Saya harap periferal kendali tersebut sudah memanfaatkan konektivitas USB dan kompatibel dengan PC ataupun sistem lain.

Dari laporan Polygon, Mega Drive Mini tidak diproduksi langsung oleh Sega. Mereka memberikan tanggung jawab tersebut pada AtGames, yaitu perusahaan Shenzhen yang sudah lama menekuni bisnis retrogaming melalui produk-produk ‘Flashback’. Mega Drive Mini sebetulnya bukanlah console retro Sega pertama kreasi AtGames. Sebelumnya, produsen telah memasarkan Genesis Flashback sampai Genesis Portable Player.

Pertanyaan terbesarnya kini: faktor apa yang akan jadi andalan Sega untuk membuat Mega Drive Mini lebih istimewa dari console Genesis sejenis selain lisensi resmi? Dan bukan cuma AtGames, Retro-Bit juga sudah memperkenalkan Super Retro Trio Plus, yakni console retro yang mampu membaca cartridge tua serta mengoperasikan game-game NES, SNES dan Genesis.

Via Polygon.

Sonic The Hedgehog 2 Classic Bergabung ke Layanan Sega Forever

Salah satu game lawas yang tak lekang oleh zaman dari Sega ialah seri Sonic The Hedgehog. Perusahaan asal Jepang ini sejatinya telah merilis ulang versi remastered dari Sonic The Hedgehog 2 sebagai game premium (berbayar) pada tahun 2013 untuk iOS, dan menyusul kemudian ke Android.

Kabar baiknya, Sega telah memutuskan untuk mengganti versi premium game Sonic The Hedgehog 2 menjadi game free-to-play yang dapat dimainkan secara gratis dan tergabung ke dalam layanan andalan mereka, Sega Forever.

Untungnya Sega telah berhasil memindahkan semua kontrol dengan baik ke layar sentuh smartphone. Ada tiga karakter yang bisa dimainkan, Sonic dan partner setianya Tails, serta Knuckles.

Tugas Anda masih sama, yakni untuk mengumpulkan cincin emas dan berbagai bonus sambil menghindari berbagai rintangan.  Anda juga dapat bersaing secara online, mengambil mode Time Attack, serta melawan berbagai Boss baru.

Yang jelas para gamer diyakini akan merasa lebih tertantang dalam mengarungi petualangan Sonic. Pada akhirnya, Anda harus mencegah Dr Robotnik menyelesaikan rencana jahatnya dan mengambil alih dunia.

Sega Forever sendiri adalah layanan penyajian permainan lawas, disiapkan untuk Android dan iOS. Layanan ini dirilis pada tanggal 22 Juni 2017, dengan lima game sebagai hidangan pembuka dan sekarang sudah ada 15 game serta akan terus bertambah. Anda hanya perlu mengeluarkan Rp 29 ribu per bulan untuk menikmati game favorit tanpa iklan.