Nubia Play 5G Adalah Smartphone Gaming Kelas Menengah dengan Layar 144Hz

Nubia cukup dikenal dengan smartphone gaming flagship Red Magic series-nya, tetapi mereka juga coba menawarkan smartphone spesialis untuk bermain game di kelas menengah. Adalah Nubia Play 5G yang baru saja diumumkan di China.

Smartphone ini mengusung panel AMOLED dengan refresh rate 144Hz yang sama seperti Red Magic 5G. Dengan touch sampling rate 240Hz yang memastikan setiap input pengguna dibaca sistem secara cepat dan akurat.

Layar 6,65 incinya beresolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9, bebas notch maupun punch hole dengan bezel klasik di atas dan bawah layar. Pada sisi samping kanannya terdapat sepasang tombol kapasitif di ujung atas dan bawah sebagai tambahan kontrol saat bermain game.

Beralih ke belakang, terdapat empat unit kamera. Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX582 48MP, bersama kamera 8MP dengan lensa ultra wide, sisanya masing-masing 2MP dengan lensa macro dan sebagai depth sensor.

Nubia-Play-5G

Dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 765G, termasuk di dalamnya modem X52 yang mendukung jaringan 5G. Ditopang besaran RAM 6GB atau 8GB dengan penyimpanan internal 128GB atau 256GB.

Selain itu, smartphone Android 10 dengan nubia UI 8.0 ini memiliki baterai berkapasitas 5.100 mAh dengan fast charging 30W. Untuk harganya, Nubia Play 5G yang tersedia dalam warna black, blue, dan white ini dibanderol dengan harga CNY 2.400 untuk varian dasar dengan konfigurasi RAM dan memori internal 6/128GB, CNY 2.700 untuk 8/128GB, dan CNY 3.000 untuk versi tertinggi dengan 8/256GB.

Sumber: GSMArena

Smartphone Gaming Nubia Red Magic 5G Unggulkan Layar 144 Hz dan Kipas Pendingin ala Laptop

Tidak semua orang suka dengan smartphone gaming. Sebagian menilai desainnya terlalu norak, sebagian lainnya merasa fitur-fiturnya terlalu gimmicky. Kategori ini memang tergolong niche, tapi di saat yang sama smartphone gaming juga berjasa memperkenalkan satu fitur premium ke ranah mainstream, yaitu layar dengan refresh rate di atas standar.

Ponsel pertama yang menawarkan refresh rate 120 Hz adalah Razer Phone di tahun 2017. Refresh rate tinggi pada awalnya cuma bisa dicapai dengan panel LCD, tapi seperti yang kita tahu sekarang, panel OLED pun juga bisa menawarkan refresh rate 120 Hz, macam yang terdapat pada Samsung Galaxy S20 atau OPPO Find X2.

120 Hz juga bukan batas maksimum. Hal ini sudah dibuktikan oleh ZTE, yang belum lama ini meluncurkan Nubia Red Magic 5G. Smartphone gaming tersebut mengemas panel OLED 6,65 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 144 Hz. Seberapa signifikan bedanya dibanding 120 Hz belum ada yang tahu, tapi setidaknya ZTE punya momen untuk menyombongkan diri.

Nubia Red Magic 5G

Sebagai smartphone gaming, Red Magic 5G sudah pasti mengusung spesifikasi yang bombastis: Snapdragon 865, pilihan RAM 8 GB, 12 GB, atau 16 GB (LPDDR5), serta storage internal 128 GB atau 256 GB (UFS 3.0). Performanya jelas tidak perlu diragukan, tapi lalu apa yang membuatnya berbeda dari smartphone flagship non-gaming?

Jawabannya adalah kipas pendingin. Ya, layaknya sebuah laptop, ponsel ini dilengkapi dengan sebuah kipas yang bertugas mendinginkan prosesor. Kipasnya menyedot angin segar dari sebuah ventilasi yang terletak di sisi kiri perangkat, lalu angin panasnya dibuang ke luar melalui ventilasi di sisi kanan, persis di atas tombol power dan volume.

Selain ventilasi, samping kanannya juga dihuni oleh sepasang tombol kapasitif di ujung atas dan bawah. Solusinya memang belum seekstrem Black Shark 3 Pro yang mengandalkan tombol fisik, tapi setidaknya tetap ada tombol ekstra untuk menemani sesi gaming pengguna. Di samping kiri, ada konektor untuk aksesori di bawah ventilasinya.

Nubia Red Magic 5G

Red Magic 5G dibekali baterai berkapasitas 4.500 mAh. Memang bukan yang paling besar, tapi setidaknya baterai ini bisa diisi ulang dengan sangat cepat. Menggunakan charger bawaannya, Red Magic 5G hanya memerlukan waktu sekitar 40 menit agar baterainya bisa terisi penuh. 15 menit charging pun cukup untuk mengisi 56% dari total dayanya.

Di sektor kamera, Red Magic mengandalkan kamera utama 64 megapixel (Sony IMX686) f/1.8, ultra-wide 8 megapixel, dan macro 2 megapixel. Kamera selfie-nya sendiri punya resolusi 8 megapixel. Jujur saya suka dengan desain ponsel ini, terutama karena bezel atas dan bawahnya yang simetris.

Nubia Red Magic 5G

Sepertinya ada tren tersendiri terkait desain smartphone gaming. Baik Red Magic 5G dan Black Shark 3 Pro sama-sama mempunyai wajah yang simetris, tanpa notch, hole-punch, apalagi kamera depan model pop-up. Apakah notch atau lubang kamera selama ini cukup mengganggu jalannya permainan?

Mungkin tidak di semua game, tapi saya yakin ada beberapa yang bagian UI-nya tertutupi oleh notch atau lubang kamera. Mempertahankan bezel bisa dianggap sebagai jalur aman yang ditempuh produsen smartphone gaming. Dan selama bezel-nya setipis ini, saya sebagai konsumen tidak akan keberatan.

Nubia Red Magic 5G

Masih seputar desain, corak belakang smartphone ini sebenarnya tidak kelewat norak. Aura gaming-nya masih cukup terasa, terutama pada varian yang punggungnya memiliki dua warna (biru dan merah), mirip seperti Nintendo Switch dan sepasang controller-nya.

Nubia Red Magic 5G kabarnya bakal dipasarkan secara global mulai bulan April ini. Di Tiongkok, banderol harganya berada di kisaran 3.799 yuan (± Rp 8,7 juta) sampai 4.999 yuan (± Rp 11,5 juta).

Sumber: Ars Technica.

Black Shark 3 dan Black Shark 3 Pro Diungkap, Kini dengan Layar 90 Hz

Salah satu kelemahan utama seri Black Shark 2 adalah layarnya yang cuma memiliki refresh rate 60 Hz. Perbedaannya semakin kentara jika dibandingkan dengan smartphone gaming lainnya, macam ROG Phone 2 atau Razer Phone 2, yang keduanya sama-sama mengunggulkan refresh rate 120 Hz.

Kekurangan tersebut akhirnya sudah dibenahi oleh Black Shark 3 dan Black Shark 3 Pro. Keduanya sama-sama mengandalkan layar dengan refresh rate 90 Hz, dan touch sampling rate-nya pun kian naik dari 240 Hz menjadi 270 Hz, dengan touch latency yang lebih rendah lagi di angka 24 milidetik (sebelumnya 34,7 milidetik dan sudah tergolong sangat rendah).

Black Shark 3 Pro
Black Shark 3 Pro / Black Shark

Panel layarnya sama-sama AMOLED, tapi ukuran dan resolusinya berbeda: 6,67 inci 2400 x 1080 pixel pada Black Shark 3, dan 7,1 inci 3120 x 1440 pixel pada Black Shark 3 Pro. Urusan performa, kedua model sama-sama ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 865 dan RAM berkapasitas 8 atau 12 GB. Soal storage internal, Black Shark 3 menawarkan pilihan kapasitas 128 atau 256 GB, sedangkan Black Shark 3 Pro cuma 256 GB saja.

Selain lebih kencang dari pendahulunya, seri Black Shark 3 tentu juga menghadirkan sistem liquid cooling yang lebih bagus lagi. Terkait baterai, Black Shark 3 dibekali kapasitas 4.720 mAh, sedangkan Black Shark 3 Pro sebesar 5.000 mAh. Kedua model sama-sama mendukung fast charging 65 W via sambungan USB-C, yang diklaim mampu mengisi baterai hingga penuh dalam waktu 38 menit saja.

Black Shark 3 Pro
Pada Black Shark 3 Pro, shoulder button-nya berupa tombol fisik yang akan menyembul ketika diperlukan / Black Shark

Spesifikasi kelas sultan saja sebenarnya tidak cukup untuk kategori smartphone gaming, sebab ini bisa disaingi oleh smartphone flagship. Yang unik dari seri Black Shark 3 adalah kehadiran sepasang shoulder button di ujung kiri dan kanan atas perangkat (dalam posisi landscape tentunya), dimaksudkan sebagai input tambahan di samping empat zona pressure-sensitive pada layar.

Di Black Shark 3, shoulder button ini hanya berupa panel kapasitif. Namun di Black Shark 3 Pro, tombolnya benar-benar merupakan sepasang tombol fisik yang akan menyembul setinggi 1,5 mm ketika dibutuhkan. Kedua tombol tersebut diklaim tahan hingga lebih dari satu juta klik, dan mekanisme keluar-masuk tombolnya sendiri diyakini dapat berlangsung mulus sampai lebih dari 300 ribu kali.

Black Shark 3 memiliki layar yang lebih kecil serta shoulder button yang cuma kapasitif / Black Shark
Black Shark 3 memiliki layar yang lebih kecil serta shoulder button yang cuma berupa panel sentuh kapasitif / Black Shark

Beralih ke kamera, duo Black Shark 3 ini sama-sama mengemas tiga kamera belakang – 64 megapixel, 13 megapixel ultra-wide, 5 megapixel depth sensor – serta kamera selfie 20 megapixel. Kalau melihat bagian punggungnya, tampak bahwa perangkat ini masih mempertahankan struktur antena berbentuk huruf “X” yang diyakini bisa membantu menstabilkan koneksi.

Di Tiongkok, kedua ponsel ini akan segera dipasarkan dengan rincian harga sebagai berikut:

  • Black Shark 3 (8 GB/128 GB) 3.499 yuan (± Rp 7,1 juta)
  • Black Shark 3 (12 GB/128 GB) 3.799 yuan (± Rp 7,7 juta)
  • Black Shark 3 (12 GB/256 GB) 3.999 yuan (± Rp 8,1 juta)
  • Black Shark 3 Pro (8 GB/256 GB) 4.699 yuan (± Rp 9,5 juta)
  • Black Shark 3 Pro (12 GB/256 GB) 4.999 yuan (± Rp 10,1 juta)

Sumber: 1, 2, 3.

[Review] ASUS ROG Phone II; Spek Lebih Dewa, Harga Merakyat

Bagi Anda yang mencari perangkat khusus untuk bermain game dan mendahulukan aspek kinerja daripada yang lain. Saat ini sudah ada beberapa judul smartphone gaming yang tersedia di Indonesia, salah satunya adalah ASUS ROG Phone II.

Dukungan ekosistem yang kuat dengan sederet aksesori gaming eksklusif merupakan satu dari banyak keunggulan yang dimilikinya. Namun satu hal yang mengguncang hati saya dan mungkin para gamer lainnya ialah harganya.

Untuk ROG Phone II Elite Gamer Package dijual seharga Rp8.499.000. Sebagai perbandingan, tahun lalu ROG Phone pertama dijual seharga Rp13 juta (namun tak jadi dipasarkan). Sementara, kompetitor terdekatnya; Black Shark 2 Pro dibanderol Rp9 juta.

Saya telah mengajaknya begadang beberapa malam, berikut review ASUS ROG Phone II selengkapnya.

Layar AMOLED dengan Refresh Rate 120Hz

PSX_20191218_134640

Aspek utama yang membedakan smartphone gaming dengan smartphone mainstream ialah teknologi layarnya. ROG Phone II sudah mengusung panel AMOLED dengan refresh rate 120Hz. Pengaturannya bisa ditemukan di Settings > Display > Refresh Rate, terdapat pilihan 60Hz, 90Hz, dan 120Hz.

Singkatnya semakin tinggi refresh rate maka jumlah frame yang dapat ditampilkan semakin banyak. Semakin banyak frame yang ditampilkan maka tampilan visual dan pergerakan animasi akan terlihat lebih smooth, memanjakan mata dan tidak bikin pusing.

Bukan hanya itu, layar 6,59 inci beresolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9 ini memiliki response time 1ms. Dengan response time yang rendah, tentunya akan mengurangi fenomena input lag. Di mana tembakan atau skill terlambat keluar, padahal perasaan yakin sudah menekan tombol cepat-cepat. Bagi yang bermain game-game kompetitif, response time tentunya berperan meningkatkan peluang untuk menang.

Layarnya juga memiliki tingkat reproduksi warna di color space DCIP-3 hingga 111,8 persen dengan Delta E<1 dan mendukung tampilan 10-bit HDR. Lewat fitur Splendid yang berada di Settings > Display, kita bisa meyesuaikan color temperature dan color mode seperti natural, optimal, cinematic, standard, dan customized.

Judul game yang sudah mendukung refresh rate sampai 120Hz sendiri memang jumlahnya masih sedikit, tapi pasti akan terus bertambah. ASUS juga sudah membuat daftar game yang mendukung 120Hz dan yang telah optimal dengan aksesori TwinView, GamePad, dan fitur AirTriggers di aplikasi Armoury Crate.

Sistem Kontrol Permainan

PSX_20191218_134725

Bahkan tanpa perlu kita menyematkan aksesori ROG Kunai Gamepad, sistem kontrol permainan pada ROG Phone II lebih unggul dibanding smartphone standar. Kuncinya pada fitur AirTrigger II, di mana ASUS melengkapinya dengan tiga sensor ultrasonic di samping body. Dua di samping kanan bagian atas dan bawah, satu lagi di samping kiri bagian bawah untuk fitur squeeze gesture.

Ya, memang tidak semua game memerlukan kontrol tambahan ini. Tapi khusus game bergenre shooter, kita ambil contoh PUBG Mobile atau CoD Mobile. Dengan menggunakan AirTrigger II, artinya kita memiliki kontrol yang lebih presisi seperti “nge-cheat” atau sama halnya seperti main lewat emulator di laptop. Tidak menjamin menjadi last man standing, tapi meningkatkan peluang  winner2x chicken dinner.

Perlu diketahui juga, beberapa turnamen esports untuk game mobile juga sudah menerapkan standar seperti maksimal ukuran layar smartphone. Mungkin ada ketentuan khusus saat menggunakan smartphone gaming untuk kompetisi.

Untuk pengaturan AirTrigger II bisa ditemukan di Settings > Advanced dan juga di aplikasi Armoury Crate. Level sensitivity-nya bisa disesuaikan dari 1 hingga 11, dengan input latency 20ms, punya dual vibration, dan kontrol sliding gesture baru.

Armoury Crate

PSX_20191218_134751

Untuk mengelola fitur dan pengaturan terkait gaming, ASUS mengumpulkannya di satu tempat yakni Armoury Crate. Ada dua menu utama, pertama Game Library – di sini daftar game yang diinstall akan muncul dan profil tiap-tiap game bisa disesuaikan lebih jauh.

PSX_20191218_134758

Lalu, menu kedua Console – pusat kendali yang menampilkan informasi sistem seperti CPU, GPU, memory used, storage used, dan remaining time. Lalu, ada opsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan X mode, pengaturan terkait fitur Game Genie, AirTriggers, fan speed bila menggunakan aksesori kipas AeroActive Cooler II, dan system lighting.

Game Genie dapat diakses saat kita menjalankan game, caranya dengan swipe dari kiri ke kanan pada bagian kiri layar smartphone untuk menampilkan game toolbar. Ada banyak tool yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kenyamanan bermain game, seperti mapping AirTriggers, memblokir notifikasi, panggilan telepon, mengunci tingkat kecerahan layar, menggunakan data-only, dan speed up untuk mengoptimalkan performa smartphone. Selain itu, informasi seperti CPU, GPU, level baterai, temperature, dan FPS juga bisa ditampilkan secara real-time.

Bila Anda ingin membuat konten, ASUS telah melengkapi ROG Phone II dengan fitur screen recorder bawaan. Anda bisa merekam keseruan gameplay dari game yang dimainkan hingga resolusi 1080p, bahkan bisa live streaming ke channel YouTube atau Twitch hingga resolusi 1080p juga.

Desain

Tampang ROG Phone II segarang pendahulunya, sangat kental dengan nuansa gaming dan juga tampil futuristik. Di bagian belakang, terpampang logo ROG dengan lampu RGB yang efeknya bisa mengintimidasi teman atau lawan saat ‘mabar’.

Desain smartphone ini dirancang agar nyaman digunakan di posisi landscape. Menurut ASUS, layar 6.59 inci dengan rasio 19.5:9 dengan lebar 7,8 cm dan tinggi 17,1 cm adalah ukuran maksimum untuk membuat grip ROG Phone II tetap nyaman di tangan.

Layarnya diproteksi oleh Gorilla Glass 6 dan punya speaker stereo di depan dengan aksen warna orange-nya yang khas. Kontruksi body-nya sendiri terbuat dari paduan kaca dan logam, dengan ketebalan 9,5 mm dan bobot 240 gram.

Atribut lainnya, di sisi kiri terdapat port untuk khusus untuk aksesori dan port USB Type-C ekstra yang memungkinkan Anda bisa melanjutkan permainan sambil mengisi daya. Lalu, tombol power dan volume di sisi kanan. Sementara, port USB Type-C satu lagi dan jack audio 3.5mm di sisi bawah.

Hardware dan Performa

PSX_20191218_134935

Smartphone Android 9 Pie dengan opsi antarmuka ROG UI atau Zen UI ini diotaki oleh Mobile Platform Qualcomm Snapdragon 855 Plus dengan CPU clock speed hingga 2,96GHz yang memang dirancang untuk menangani tuntutan gaming.

Menggunakan jenis RAM dan storage versi terbaru. RAM LPDDR4X dengan kapasitas 8GB atau 12GB, serta penyimpanan UFS 3.0 dengan kapasitas 128GB atau 512GB. Kinerjanya tak perlu diragukan lagi, sudah pasti bisa menangani hampir semua game yang ada di Google Play Store dengan setting rata kanan.

Apa gunanya RAM besar jika sistem operasinya sangat agresif? Pada ROG Phone II, aplikasi atau game yang kita buka akan standby di background – sehingga proses multitasking berjalan sangat mulus.

Saat bermain game dengan X mode aktif, body smartphone ini memang terasa agak panas. ASUS memberikan solusi dengan sistem pendingin berlapis yakni GameCool II dengan 3D vapor-chamber hingga active cooling berupa aksesori kipas AeroActive Cooler II. Jadi, potensi Snapdragon 855+ tidak terhambat dan menjaga kinerja keseluruhan tetap optimal.

Baterai berkapasitas 6.000 mAh memastikan Anda dapat bermain game dalam sesi waktu yang lama. Untuk penggunaan standar dengan X mode dan lampu RGB dinonaktifkan, seenggaknya smartphone bisa bertahan dua hari. Proses pengisian dayanya juga cepat berkat teknologi ROG HyperCharge 30W dan Quick Charge 4.0.

Kamera

PSX_20191218_135008

Seorang gamer pun bukan berarti tidak membutuhkan kamera, meski ditujukan untuk bermain game – kemampuan kamera ROG Phone II selevel dengan flagship mainstream ASUS Zenfone 6. Meskipun masih mengandalkan konfigurasi dual-camera, kebanyakan smartphone baru saat ini sudah mengemas triple bahkan quad-camera.

Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX586 beresolusi 48MP (f/1.8) dengan ukuran per piksel 0.8 µm dan memiliki filter warna Quad Bayer 2×2 piksel. Singkatnya, ouput 12MP didukung dengan ukuran piksel 1,6 μm yang ideal untuk berbagai skenario foto.

Kamera sekundernya juga menggunakan sensor Sony, 13MP (f/2.4) dengan lensa ultrawide 11mm yang menyuguhkan bidang pandang 125 derajat. Menariknya, fitur wide-angle ini bisa digunakan di mode photo, night, pro, dan video. Berikut hasil foto dari kamera ASUS ROG Phone II:

Lalu, untuk kamera depannya 24MP (f/2.2) dan bisa merekam video 1080p hingga 60 fps. Sementara, kamera belakangnya mampu merekam video 4K hingga 60 fps dan slow-mo 1080p 120 fps atau 240 fps.

Review-ASUS-ROG-Phone-2-22

Verdict

PSX_20191218_135044

Harga dasar untuk ROG Phone II Elite Gamer Package dengan konfigurasi memori 8GB + 128GB dibanderol seharga Rp8.499.000, menurut saya ini benar-benar harga yang pantas untuk sebuah smartphone gaming premium yang selevel dengan smartphone flagship Android ataupun iOS yang ada saat ini.

Desain khas ROG-nya mungkin tidak untuk semua orang. Namun deretan fitur gaming seperti layar dengan refresh rate 120Hz serta response time 1ms, sensor ultrasonic AirTrigger II, dan dukungan aksesoris eksklusif – semua yang dibutuhkan untuk pengalaman bermain game mobile terbaik disajikan di sini.

Sparks

  • Panel AMOLED dengan refresh rate 120Hz
  • Punya dua port USB Type-C
  • Baterai 6.000 mAh dengan Quick Charge 4.0
  • Dukungan ekosistem aksesori gaming yang cukup lengkap

Slacks

  • Tidak mendukung wireless charging
  • Body smartphone tidak tahan air

Smartphone Gaming ASUS ROG Phone II Meluncur 5 Desember di Indonesia

Hai para gamer, ada kabar baik datang dari ASUS. Mereka segera menghandirkan smartphone gaming ROG Phone II di Indonesia, tepatnya pada tanggal 5 Desember 2019 mendatang.

Nah kalau kita bicara soal ‘smartphone gaming‘, aspek performa hanya satu diantaranya. ROG Phone II tak hanya bermodalkan chipset terbaik yang ada saat ini, tapi juga didukung oleh ekosistem gaming yang kuat termasuk hardware, software, dan aksesori.

PSX_20191128_181459

ASUS telah melakukan optimasi yang memungkinkan ROG Phone II mampu mengeluarkan potensi penuh dari chipset Qualcomm Snapdragon 855+. Kuncinya ada pada sistem cooling khusus sebanyak empat level, dari internal thermal design 3D vapor chamber, ventilasi di dalam dan di luar, hingga active cooling berupa aksesori kipas AeroActive Cooler II.

Didukung pula besaran RAM yang mencapai 12GB LPDDR4X dan penyimpanan UFS 3.0 hingga 512GB. Selain itu, kapasitas baterainya tergolong sangat besar yakni 6.000 mAh dan didukung teknologi ROG HyperCharge 30W dan Quick Charge 4.0.

Selain AeoroActive Cooler II, aksesori lain untuk ROG Phone II ialah ROG TwinView Dock II yang memberikan layar kedua AMOLED 6.59 inci. Lalu, ada ROG Kunai Gamepad yang memberikan kontrol permainan lebih dan bisa dikombinasikan dengan ROG TwinView Dock II.

Kemudian Aero Case untuk memberi perlindungan, case ini kompatible dengan AeroActive Cooler II. Lalu, ada juga Lighting Armor Case, Mobile Desktop Dock, Pro Dock, dan WiGig Display Dock Plus. Karena perbedaan dimensi, beberapa aksesori ROG Phone II tidak kompatible dengan ROG Phone pertama.

PSX_20191128_181503

Sekarang saya akan bahas teknologi layarnya, ROG Phone II mengusung layar AMOLED 6,59 inci beresolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam rasio 19.5:9. Panelnya mendukung refresh rate 120Hz, response time 1ms, touch sampling rate 240Hz, dengan akurasi warna Delta E kurang dari 1, dan dukungan tampilan 10-bit HDR.

Soal desain, ROG Phone II memang terlihat masih identik dengan versi yang pertama. ASUS merancang agar body-nya nyaman dalam genggaman tangan di posisi landscape. Terdapat juga port USB Type-C di bagian samping untuk mengisi daya atau menghubungkannya ke aksesori.

Tak lupa, fitur AirTrigger II – sensor khusus di bagian samping body yang dapat digunakan saat bermain game turut ditingkatkan dengan input latency 20ms, dual vibration, dan sliding gesture baru untuk bermain game.

PSX_20191128_181507

Masih banyak lagi fitur-fitur gaming yang dimiliki oleh ROG Phone II, saya sudah dapat unit review-nya dan akan kita bahas lengkap dalam artikel review mendatang. Mengenai harga, kita tunggu saja peluncurannya pada tanggal 5 Desember mendatang. Satu lagi, ASUS juga bakal memperkenalkan earphone ROG Centra yang memiliki bobot yang ringat ringan hanya 29 gram saja.

ASUS juga menghadirkan program promosi khusus bagi gamer yang membeli ROG Phone II saat hari peluncurannya di Indonesia untuk 300 gamer pertama. Antrian untuk pembelian langsung akan dimulai pada tanggal 5 Desember 2019 pukul 00.00 WIB, sementara penjualan akan dimulai pada pukul 16.30 WIB. ASUS juga akan menggelar sesi pre-order secara online. Untuk pre-order online bisa di cek di sini.

Lokasi penjualan perdana dan peluncuran ROG Phone II adalah di Grand Ballroom Hotel Pullman, Central Park, Jakarta. Berikut detailnya:

  • Antrian 1 hingga 100 akan mendapatkan ROG X G-Shock Watch, ROG Jacket – We Own The Game Limited Edition, serta ROG Cap seharga Rp4.000.000
  • Antrian 101 hingga 200 akan mendapatkan ROG Phone 2 30W Adapter, ROG Jacket – We Own The Game Limited Edition, serta ROG Cap seharga Rp1.400.000
  • Antrian 201 hingga 300 akan mendapatkan ROG Jacket – We Own The Game Limited Edition, serta ROG Cap seharga Rp1.000.000

 

Hands-on Black Shark 2 Pro di Malaysia, Kapan Masuk Indonesia?

Teruntuk Anda para hardcore mobile gamer, ada kabar baik datang dari Black Shark. Anak perusahaan Xiaomi Perusahaan teknologi gaming yang salah satu investornya adalah Xiaomi ini telah meluncurkan smartphone gaming keempat mereka yakni Black Shark 2 Pro di Malaysia dan segera menyusul ke Indonesia setidaknya satu bulan lagi.

Menurut Yang Sun, selaku vice president marketing Black Shark Global. Mereka menargetkan akan meluncurkan Black Shark 2 Pro dan Black Shark 2 reguler ke Indonesia pada bulan depan secara bersamaan. Saat ini mereka tengah mempersiapkan untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen dengan skema software bukan hardware.

Black-Shark-2-Pro-8

Harganya juga kemungkinan tidak akan terpaut jauh, di Malaysia Black Shark 2 Pro dibanderol RM 2.499 atau sekitar Rp8,4 juta untuk varian RAM 8GB dan storage 128GB. Serta, RM 2.999 atau Rp10 jutaan untuk varian tertinggi dengan RAM 12GB dan storage 256GB.

Saya mewakili Dailysocial turut menghadiri acara peluncuran Black Shark 2 Pro untuk kawasan Southeast Asia tersebut. Ada beberapa poin yang ditekankan oleh smartphone gaming ini, mari cari tahu lebih banyak.

Performa Optimal dengan Snapdragon 855+

Black-Shark-2-Pro-4

Guna menyuguhkan experience bermain game seoptimal mungkin, Black Shark 2 Pro mengandalkan Mobile Platform Qualcomm Snapdragon 855+. Dibandingkan dengan Snapdragon 855 versi standar, versi ‘plus’-nya ini memang diciptakan untuk mobile gaming. Di mana kemampuan GPU Adreno 640 pada Snapdragon 855+ ini meningkat 15 persen dan memiliki CPU sedikit lebih cepat.

Snapdragon 855+ sendiri dibuat dengan pabrikasi 7nm dan punya CPU octa-core yang terdiri dari satu core Kryo 485 2.96 GHz, tiga core Kryo 485 2.42 GHz, dan empat core 1.78 GHz Kryo 485.

Media penyimpanannya sudah menggunakan standar terbaru UFS 3.0 yang punya kecepatan baca dan tulis tinggi layaknya penyimpanan SSD. Kapasitasnya tersedia dalam pilihan 128GB dan 256GB, tanpa dukungan slot microSD. Serta, disokong RAM sebesar 8GB atau 12GB.

Buat mengatasi masalah panas saat bermain game secara intens, Black Shark 2 Pro dibekali dengan teknologi Liquid Cooling 3.0+. Sistem pendingin baru ini diklaim mampu meredam suhu panas smartphone hingga 14 derajat celcius.

Layar dengan Input 240 Hz

Black-Shark-2-Pro-5

Beralih ke bagian layar, bila smartphone gaming lain dibekali panel dengan refresh rate tinggi seperti 90 fps bahkan 120 fps – Black Shark punya pendekatan yang berbeda. Panel layarnya masih 60 fps, tapi punya teknologi touch-sensing yang mampu mengenali input 240 Hz – sangat responsif.

Response time-nya hanya 34,7ms dan pada game kompetitif seperti PUBG Mobile atau genre MOBA, kecepatan melepas tembakan atau skill – sangat mungkin membuat perbedaan dalam jalannya pertandingan. Black Shark juga menyertakan fitur master touch, resizable D-Pad, dan aksesori D-Pad yang meningkatkan kontrol permainan.

Black-Shark-2-Pro-7

Layarnya menggunakan jenis AMOLED seluas 6,39 inci beresolusi Full HD+ (430ppi) dalam aspek rasio 19.5:9. Cakupan warnanya DCI-P3 100% dengan fitur seperti always HDR mode, TrueView Adaptive Display, dan fingerprint under display.

Desain Bernuansa Gaming

Black-Shark-2-Pro-1

Bagi saya, penampilan Black Shark 2 Pro terlihat keren. Sangat kental dengan nuansa gaming, meski bagi sebagian orang mungkin terlalu berlebihan.

Ada lima LED RGB, tiga terletak di bagian belakang dan dua di sisi samping. Yang paling kentara ialah logo S-nya, diapit Shark Eyes. Sementara, yang disisi samping juga tak kalah mencolok.

Black-Shark-2-Pro-2

LED RGB ini akan berkedip secara dinamis, mengikuti alunan musik, video yang sedang kita tonton, dan tentu saja ritme saat bermain game. Anda dapat memilih sejumlah pola dan warna di pengaturan.

Body smartphone terbuat dari material aluminum dan bagian belakangnya ternyata tidak rata. Pola yang berada di logo S-nya ini agak menonjol dan saat memegangnya dalam posisi landscape seolah jemari kita ditopang olehnya. Terasa sangat grippy dan menambah kenyamanan bermain game dalam durasi yang lama.

Fitur Black Shark 2 Pro Lainnya

Black-Shark-2-Pro-6

Untuk kameranya, Black Shark 2 Pro menggunakan konfigurasi dual camera. Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX 586 beresolusi 48 MP f/1.8. Kamera sekundernya adalah telephoto 12 MP f/2.2 dan menyuguhkan kemampuan optical zoom 2x. Sementara, kamera depannya 20 MP f/2.0.

Black Shark 2 Pro menjalankan Android 9 Pie yang disebut Joy UI dan tangki baterai bermuatan 4.000 mAh lengkap dengan Quick Charge 3.0 fast charging.

Jadi, kita nantikan saja kelanjutannya bulan depan. Bila Black Shark 2 Pro akhirnya dirilis di Indonesia, artinya bakal bersaing dengan ASUS ROG Phone yang saat ini masih menjadi satu-satunya smartphone gaming di Indonesia.

MediaTek Luncurkan Seri Chipset Gaming Perdananya, Helio G90

Smartphone gaming mungkin masih terkesan gimmicky bagi sebagian besar orang. Namun perkembangan terkini di industri smartphone menunjukkan bahwa kategori ini tidak akan ke mana-mana, apalagi berkat kemunculan ponsel-ponsel gaming baru macam Asus ROG Phone II dan Xiaomi Black Shark 2 Pro.

Untuk bisa menjadi lebih mainstream, smartphone gaming harus bisa merambah lebih banyak kalangan. Dua contoh tadi merupakan opsi yang tersedia di kelas high-end, yang masing-masing mengemas chipset tercanggih Qualcomm untuk saat ini. Di kelas menengah, pilihannya memang masih sangat terbatas, akan tetapi penawaran terbaru dari MediaTek berpotensi membalik keadaan tersebut.

Pabrikan semikonduktor asal Taiwan tersebut baru saja memperkenalkan seri chipset gaming perdananya, diawali dengan dua model, yaitu Helio G90 dan Helio G90T. Keduanya sama-sama merupakan chip octa-core dengan susunan yang mencakup sepasang core ARM Cortex-A76 dan enam core Cortex-A55, tidak ketinggalan juga GPU Mali-G76 dengan kecepatan hingga 800 MHz.

Dukungan atas RAM LPDDR4x hingga yang berkapasitas 10 GB juga merupakan salah satu keunggulan seri Helio G90. Kedua chipset ini juga siap mengolah gambar yang ditangkap oleh sensor kamera beresolusi 64 megapixel, atau hasil perpaduan sensor 24 dan 16 megapixel.

MediaTek Helio G90T

Namun yang sebenarnya menjadi nilai jual utama dari seri Helio G90 adalah teknologi yang MediaTek sebut dengan istilah HyperEngine, yang dirancang untuk menyempurnakan pengalaman gaming dari banyak aspek sekaligus, bukan sebatas dari aspek visual maupun manajemen resource saja.

Yang paling menarik menurut saya adalah dari segi optimasi jaringan. Seri Helio G90 memungkinkan perangkat untuk bertukar koneksi antara Wi-Fi dan LTE secara seamless, dengan proses yang memakan waktu dalam hitungan milidetik saja. Kalau disederhanakan, kedua chipset ini pada dasarnya mampu mengombinasikan koneksi Wi-Fi dan LTE demi memastikan semuanya tetap stabil.

Juga tak kalah menarik adalah fitur yang memungkinkan agar koneksi data tidak terputus ketika ada panggilan telpon yang masuk selagi pengguna asyik bermain. Terakhir, ada fitur yang memungkinkan perangkat untuk terhubung ke dua Wi-Fi band sekaligus (2,4 GHz dan 5 GHz) demi memastikan koneksi selalu lancar sekaligus memangkas latency.

Kapan kita bisa berjumpa dengan ponsel yang ditenagai oleh MediaTek Helio G90 atau G90T? Segera, dan salah satu yang pertama bakal datang dari Xiaomi, setidak untuk pasar India terlebih dulu.

Sumber: The Next Web dan MediaTek.

Xiaomi Black Shark 2 Pro Siap Tandingi Asus ROG Phone II dengan Performa Sekelas

Perang smartphone gaming edisi 2019 resmi dimulai. Belum ada satu bulan sejak Asus mengumumkan ROG Phone II, Xiaomi sudah siap menyerang balik dengan menyingkap Black Shark 2 Pro. Lucunya, Black Shark 2 sendiri baru dirilis beberapa bulan yang lalu, dan versi Pro-nya ini sejatinya cuma membawa sedikit peningkatan dari segi performa.

Seperti halnya ROG Phone II, Black Shark 2 Pro juga menjadi salah satu ponsel pertama yang mengusung chipset Snapdragon 855 Plus yang masih sangat baru, lengkap dengan dukungan sistem liquid cooling. Dibandingkan Snapdragon 855 yang terdapat pada Black Shark 2 standar, 855 Plus unggul berkat clock speed prosesor yang lebih tinggi, serta performa GPU yang naik hingga 15%.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Spesifikasi lainnya juga ikut direvisi sedikit: Black Shark 2 Pro hanya memiliki varian dengan RAM 12 GB, dan pilihan storage berkapasitas 128 atau 256 GB-nya juga sudah di-upgrade dari tipe UFS 2.1 menjadi UFS 3.0. Yang belum berubah adalah layarnya, yang masih mengandalkan panel AMOLED 6,39 inci beresolusi 2340 x 1080 pixel.

Cukup disayangkan layarnya ini masih memiliki refresh rate 60 Hz, jauh di bawah ROG Phone II maupun Razer Phone 2 yang sama-sama mengunggulkan layar dengan refresh rate 120 Hz. Bahkan smartphone yang tidak dikategorikan gaming seperti OnePlus 7 Pro pun mengemas layar dengan refresh rate 90 Hz.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Untungnya kekurangan itu bisa dibayar dengan cara lain: Black Shark 2 Pro menawarkan touch sampling rate 240 Hz, dengan touch latency yang sangat minim di angka 34,7 milidetik. Selisihnya cukup jauh jika dibandingkan dengan touch latency ROG Phone II yang berada di angka 49 milidetik, meski sampling rate-nya sama-sama 240 Hz.

Di dunia gaming, angka-angka seperti ini selalu menjadi pertimbangan penting bagi konsumen walau mungkin selisihnya terdengar kecil di telinga konsumen umum. Dalam kasus touch latency, perbedaan kecil pun sebenarnya bisa berdampak besar pada performa dalam bermain, apalagi kalau konteksnya sudah mengarah ke esport.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Selebihnya, Black Shark 2 Pro juga masih mempertahankan sejumlah fitur unik versi standarnya, semisal Master Touch yang pada dasarnya merupakan fitur macro berbekal layar pressure-sensitive, serta rancangan antena berbentuk huruf “X” yang dapat membantu menjaga stabilitas koneksi meski perangkat sedang digenggam dalam orientasi portrait maupun landscape.

Di Tiongkok, Xiaomi bakal memasarkan Black Shark 2 Pro seharga 2.999 yuan (± Rp 6,1 juta) untuk varian berkapasitas 128 GB, atau 3.499 yuan (± Rp 7,1 juta) untuk varian 256 GB.

Sumber: The Verge.

Asus ROG Phone II Resmi Diumumkan, Bawa Peningkatan Signifikan di Balik Tampilan yang Kurang Lebih Sama

Asus ROG Phone yang dirilis tahun lalu membuktikan bahwa smartphone gaming bukan hanya sebatas gimmick dan untuk keperluan marketing saja. Tentu saja ini mendorong Asus untuk menggarap sekuelnya, dan kini ROG Phone II telah siap menyapa dunia.

Dilihat dari luar, ROG Phone II nyaris tidak berbeda dibanding pendahulunya. Asus masih mengandalkan rancangan yang sama, bahkan bezel atas dan bawah layarnya pun masih dipertahankan demi memberi ruang yang cukup untuk sepasang front-facing speaker. Kendati demikian, ROG Phone II masih mengusung sejumlah pembaruan yang signifikan.

Asus ROG Phone II

Kita mulai dari layarnya, yang kini berukuran 6,59 inci, dengan total resolusi 2340 x 1080 pixel pada panel AMOLED-nya. Resolusinya memang bisa dibilang tidak berubah, akan tetapi refresh rate-nya semakin ditingkatkan lagi dari 90 Hz menjadi 120 Hz, seakan tak mau kalah dari layar milik Razer Phone 2.

Bukan hanya itu, layar ini bahkan juga memiliki touch sampling rate sebesar 240 GHz, dan Asus pun tak segan menyebut touch latency-nya adalah yang paling rendah di antara ponsel-ponsel lainnya. Penambahan lain yang tak kelihatan secara kasat mata adalah integrasi sensor sidik jari di balik layar ROG Phone II.

Asus ROG Phone II

Di sektor performa, ROG Phone II patut berbangga menjadi smartphone pertama yang mengemas chipset Qualcomm Snapdragon 855 Plus, yang memang menawarkan peningkatan performa GPU sekaligus prosesor dibanding Snapdragon 855 standar. Tidak kalah penting adalah sistem pendingin vapor chamber yang kembali menjadi andalan dalam memaksimalkan performa perangkat sepanjang waktu.

Mendampingi prosesor itu adalah RAM berkapasitas 12 GB beserta storage internal 512 GB. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa Asus berhasil membenamkan baterai berkapasitas 6.000 mAh ke dalam bodi ROG Phone II yang tebalnya masih di bawah 1 cm (9,78 mm tepatnya). Menurut Asus, ROG Phone II siap menemani sesi bermain PUBG hingga 7 jam nonstop dalam sekali pengisian, dan dalam posisi refresh rate layarnya diturunkan menjadi 60 Hz.

Sama seperti sebelumnya, ROG Phone II kembali menghadirkan sepasang port USB-C; satu di bawah, satu lagi di sisi kiri, yang bisa menjadi colokan alternatif saat ponsel sedang dipakai bermain dalam orientasi landscape. Port di bagian samping ini juga kembali menjadi penghubung antara ROG Phone II dan berbagai aksesori yang tersedia.

Asus ROG Phone II

Lanjut ke bagian kamera, ROG Phone II mengandalkan kamera utama 48 megapixel hasil kombinasi sensor Sony IMX586 dan lensa f/1.79. Saat memerlukan perspektif yang lebih luas, kamera keduanya dengan resolusi 13 megapixel dan field of view 125 derajat siap ditugaskan. Untuk para penggemar selfie, Asus telah menyematkan kamera 24 megapixel di sisi depan ROG Phone II.

Satu informasi yang belum disingkap Asus terkait ROG Phone II adalah banderol harganya. Namun semestinya harganya tidak jauh berbeda dari pendahulunya, yang dimulai di angka $899. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan September mendatang.

Sumber: Asus.

[Review] Asus ROG Phone, Label Smartphone Gaming Bukan Isapan Jempol Belaka

Kemunculan smartphone gaming semakin marak, ada Razer Phone dan penerusnya Razer Phone 2, ZTE Nubia Red Magic, Xiaomi Black Shark dan penerusnya Black Shark Helo, serta Asus ROG Phone yang sangat membuat saya penasaran.

Sejalan dengan esports yang tengah naik daun di Indonesia, menjadi gamer profesional atau atlet esports kini tak lagi dipandang sebelah mata. Banyak juga turnamen yang mempertandingkan game mobile seperti Mobile Legends, Arena of Valor, dan PUBG Mobile.

Akhirnya, kita punya satu yang secara resmi masuk Indonesia – ROG Phone. Awalnya saya masih bertanya-tanya, apakah kita benar-benar membutuhkan smartphone gaming. Tidak sedikit yang berpendapat bahwa label “gaming” di sini hanya sebatas “untuk tujuan marketing“. Setelah menggunakan ROG Phone selama dua minggu, saya punya pendapat sendiri.

Harga & Spesifikasi

Review-Asus-ROG-Phone

Asus ROG Phone ini dibanderol Rp12.999.000 untuk varian RAM 8GB dan storage 128GB. Serta, Rp14.499.000 untuk varian RAM 8GB dan storage 512GB. Berikut spesifikasi utama dan review Asus ROG Phone selengkapnya.

  • OS Android 8.1 Oreo; ROG Gaming X UI
  • Layar AMOLED 6 inci Full HD+ (1080×2160 piksel), aspek rasio 18:9 (~402 ppi), Corning Gorilla Glass 6, 108.6% DCI-P3 color gamut, HDR, 90 Hz (1ms pixel response time)
  • Chipset Qualcomm Snapdragon 845
  • Memori 128/512 GB, 8 GB RAM
  • Kamera utama 12 MP, f/1.8, 24mm (wide), 1/2.55″, 1.4µm, 4-axis OIS, dual pixel PDAF
  • Kamera sekunder 8 MP, 12mm, no AF
  • Kamera depan 8 MP, f/2.0, 24mm (wide
  • Baterai 4.000 mAh

Smartphone Gaming vs Smartphone Flagship

Review-Asus-ROG-Phone

Lalu, apa yang membedakan smartphone gaming seperti ROG Phone dari smartphone flagship biasa? Karena smartphone yang diotaki oleh chipset yang sama, misalnya Snapdragon 845 – tentunya menyuguhkan performa yang identik sampai pada batas tertentu.

Tentu saja, aspek performa ini barulah satu dari banyak faktor. Sebut saja, mulai dari tampilan desain, layar dengan refresh rate lebih tinggi, penempatan speaker, sistem cooling, tool gaming, hingga dukungan aksesori.

Review-Asus-ROG-Phone

Target pasarnya juga pasti berbeda, smartphone seri flagship adalah versi tertinggi, di mana pabrikan ponsel mengerahkan semua teknologi miliknya untuk membuat smartphone terbaik dan menyasar pasar premium.

Sementara, smartphone seri gaming merupakan smartphone yang memang dirancang untuk memaksimalkan fungsi gaming dan menyasar para pecinta game mobile dan “hardcore gamer“. Nah, seberapa baik ROG Phone menghadirkan pengalaman dalam bermain game?

Sistem Cooling

Review-Asus-ROG-Phone

Beberapa aspek pada smartphone gaming ROG Phone memang dapat ditemukan di smartphone flagship normal. Sebut saja, chipset Snapdragon 845 dan sistem cooling untuk meredam panas selagi kita bermain dalam waktu yang cukup lama.

Pada ROG Phone, disebut GameCool Vapor-Chamber. Sistem pendingin ini menggunakan air raksa sebagai salah satu media pendingin. Cairan tersebut akan menguap saat prosesor memanas dan kembali menjadi cair ketika suhunya normal.

Asus juga melengkapi ROG Phone dengan aksesori kipas yang disebut AeroActive Cooler. Aksesori ini dapat dilepas pasang untuk pendingin tambahan, kecepatan kipasnya dapat diatur melalui Game Center.

Desain & Kelengkapan Atribut

Review-Asus-ROG-Phone

Kalau Anda diperhatikan, rasio screen-to-body di smartphone flagship terus meningkat. Para pabrikan ponsel seolah berlomba-lomba menghapus keberadaan bezel atau bingkai pada bagian layar. Kemunculan notch juga salah satu cara untuk menaikkan rasio screen-to-body.

Desain bezel-less tersebut memang membuat smartphone tampil semakin futuristik dan terlihat lebih menawan. Tapi mengorbankan aspek ergonomis, sehingga kurang nyaman dioperasikan dan digenggam lama-lama.

Sementara, desain smartphone gaming seperti ROG Phone dirancang agar memberikan handling yang nyaman. Asus masih menyisakan bezel yang cukup tebal di dahi dan dagu, untuk mengistirahatkan jempol saat bermain.

Review-Asus-ROG-Phone

Asus juga menempatkan speaker stereo dengan dua amplifier NXP 9874 terpisah yang sangat kencang menghadap ke depan di bezel atas dan bawah, sehingga keluaran suara tidak terhalangi oleh tangan. Dengan spesifikasi 24-bit/192KHz audio engine yang mendukung Hi-Res Audio files, New DTS:X 1.0, dan 7.1-channel surround-sound menggunakan earphone.

Kelengkapan atributnya juga lebih lengkap, selain tombol power dan volume di samping kanan – ROG Phone memiliki tiga port USB-C. Satu diletakkan di sisi bawah dan dua lainnya di samping kiri untuk menempatkan aksesori.

Review-Asus-ROG-Phone

Headphone jack audio 3.5mm tetap disediakan, letaknya di sisi bawah. Saat aksesori AeroActive Cooler dipasang, kita mendapatkan ekstra port USB-C dan headphone jack audio 3.5mm. Jadi, bisa charge smartphone dan menancapkan headphone tanpa mengganggu permainan.

Sementara, letak sensor pemindai sidiknya agak tinggi – butuh usaha ekstra untuk jari telunjuk menjangkaunya. Bentuknya juga biasa, tidak bulat melainkan memanjang ke samping. Meski terasa agak canggung, performa cukup cepat dan akurat.

Kalau soal tampilan, ROG Phone mengusung desain Tactical Knife yang terlihat unik dan keren. Di bagian belakang terdapat logo ROG yang memiliki lampu RGB, ukurannya cukup besar, dan sangat mencolok seperti yang ditemui di laptop gaming Asus ROG.

Review-Asus-ROG-Phone

Fitur ini disebut Aura RGB lighting, pengaturan lengkapnya ada di Game Center. Dapat menampilkan berbagai mode warna seperti static, breathing, strobing, dan color cycle. Kemudian kita bisa memilih warna suka-suka, tingkat kecerahan, dan kecepatannya.

Review-Asus-ROG-Phone

Logo ROG ini juga bisa digunakan sebagai LED notifikasi. Tak lupa, tulisan Republic of Gamers menegaskan brand gaming dari Asus. Aksen orange pada speaker ganda di bagian depan juga menambah kental nuansa gaming-nya.

Build quality ROG Phone juga sangat baik, dengan kerangka dari material logam, bagian muka berlapis Corning Gorilla Glass 6, dan Gorilla Glass 5 di bagian belakang.

Kontrol yang Presisi

Review-Asus-ROG-Phone

Fitur favorit saya di ROG Phone adalah AirTriggers, seolah smartphone ini memiliki tombol R1 dan L1 yang ada di bagian atas gamepad atau controller stick PlayStation.

AirTriggers ini menggunakan teknologi ultrasonic, dua sensor ditempatkan di sebelah kanan (atas dan bawah), satu lagi sebelah kiri (bawah). Posisi ini membuat kita nyaman saat bermain game di mode landscape.

Misalnya saat bermain game PUBG Mobile, saya mengatur sensor sebelah kiri untuk menembak dan sensor sebelah kanan untuk menggunakan scope. Jadi, saya bisa baku tempak sambil bergerak menghindari tembakan musuh dengan jempol kiri dan disaat yang sama dapat mengarahkan sasaran dengan jempol kanan, dan menembak dengan jari telunjuk kiri.

Review-Asus-ROG-Phone

Sensor ultrasonic-nya sangat responsif, kita hanya perlu menyentuh tanpa perlu menekan keras-keras. Ada feedback berupa getaran dan response time hanya 10ms, sehingga menyuguhkan kontrol yang presisi dan sensasi seperti bermain dengan controller di konsol.

Bicara tentang konsol, saya juga sempat membandingkan bermain game mobile yang hijrah ke konsol seperti Arena of Valor dan Fortnite di Nintendo Switch dan ROG Phone. Harus diakui, bahwa kedua game tersebut lebih seru dimainkan di smartphone. Tapi, kalau bicara kualitas game dan ekosistem secara keseluruhan, jelas bahwa game-game di Nintendo Switch lebih berkualitas.

Layar dengan Refresh Rate Tinggi

Review-Asus-ROG-Phone

Layar pada smartphone flagship Android memiliki kualitas yang menakjubkan, tapi kebanyakan hanya memiliki refresh rate 60Hz. Singkatnya, semakin cepat refresh rate, maka semakin banyak frame yang dapat di-render per detiknya, sehingga kualitas grafis yang ditampilkan semakin halus.

Layar AMOLED pada Asus ROG Phone ini memiliki angka refresh rate cukup tinggi hingga 90Hz dan response time 1ms. Ya, memang masih di bawah Razer Phone, Razer Phone 2, iPhone XR, dan iPhone XS Max yang memiliki refresh rate 120Hz.

Review-Asus-ROG-Phone

Selain itu, layar 6 inci dengan resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel) dalam rasio 18:9 ini telah mendukung HDR, mencakup 108.6 persen dari color space DCI-P3, 145 persen sRGB color gamut, dan contrast ratio 100.000:1 untuk tampilan grafis yang memanjakan mata.

Pengaturan refresh rate ini bisa dijumpai di Settings > Display atau pada Game Profiles di Game Center. Beberapa game yang support 90Hz bahkan 120Hz yang sudah saya coba antara lain Injustice 2, Lineage 2: Revolution, Arena of Valor, dan Vainglory. Sedangkan, PUBG Mobile hanya mentok pada 60fps.

Baterai & Performa

Review-Asus-ROG-Phone

Asus ROG Phone menjalankan OS Android 8.1 Oreo, ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 845 Mobile Platform yang sedikit di-overclock pada 2.96GHz, disokong RAM 8GB, pilihan penyimpanan 128GB atau 512GB, dan baterai berkapasitas 4.000 mAh. Berikut hasil benchmark-nya:

Soal performa, tak perlu diragukan lagi. Asus juga menyediakan X-Mode untuk mengeluarkan performa optimal di ROG Phone. Kita dapat mengaktifkan X-Mode dengan meremas smartphone atau masuk melalui Game Center.

Saat kita mengoptimalkan semua fitur yang ada, tentunya konsumsi daya juga akan meningkat. Sudah sewajarnya, lagi pula ROG Phone sudah mendukung teknologi fast charging Quick Charge 4.0. Dengan menggunakan charger bawaan, maka fitur Asus HyperCharge akan aktif dan akan mempersingkat proses charging.

Game Center

Review-Asus-ROG-Phone

Seperti yang sudah saya singgung di atas, melalui Game Center kita bisa mengaktifkan X-Mode, mengatur AirTriggers, Fan speed (hanya bila aksesori AeroActive Cooler terpasang), dan Aura lighting. Kita juga bisa memonitor penggunaan RAM, storage, serta temperature CPU, GPU, dan sistem secara keseluruhan.

Review-Asus-ROG-Phone

Lebih jauh melalui fitur Game Genie, Asus telah menyediakan banyak sekali tool untuk menunjang pengalaman dalam bermain game. Dari mulai Game Profiles, sesuai namanya kita bisa mengatur profil tiap-tiap game seperti maximum CPU frequency dan refresh rate.

Review-Asus-ROG-Phone

Kemudian ada lock mode, di mana sistem navigasi dinonaktifkan sehingga tidak ada salah pencet tiba-tiba ke recent app ataupun ke homescreen saat bermain game. Lalu, ada no alerts untuk memblokir notifikasi, bahkan panggilan masuk.

Selanjutnya real-time info, di sini kita bisa melihat berapa persen CPU dan GPU bekerja, status baterai, temperature, dan kecepatan fps dari game yang sedang berjalan. Serta, lock brightness untuk mengunci kecerahan layar agar tidak berubah.

Review-Asus-ROG-Phone

Ada juga fitur record, untuk merekam video gameplay yang kita mainkan hingga resolusi Full HD. Rekaman tersebut tentunya bisa di-upload ke YouTube, Anda bisa langsung menyiarkan langsung ke YouTube dan Twitch.

Gear Wajib untuk (Calon) Atlet Esports?

Review-Asus-ROG-Phone

Fenomena esports tengah naik daun di Indonesia, para gamer kini berpeluang menjadi atlet esports. Baik dengan membentuk tim sendiri atau bergabung dengan tim esports profesional yang sudah ada. Banyak kompetisi yang mempertandingkan game mobile seperti Mobile Legends, Arena of Valor, dan PUBG Mobile.

Kehadiran sebuah smartphone gaming seperti ROG Phone tentunya sangat penting untuk menunjang kepuasan bermain, tidak kompromi dengan kinerja, memiliki kontrol yang lebih presisi, dukungan aksesori, dan juga game tool.

Kalian juga harus tahu ini, ketiga game tersebut sebenarnya sudah cukup nyaman dimainkan pada smartphone kelas menengah dengan konfigurasi minimum seperti layar Full HD, chipset Snapdragon 636/660, dan RAM 3/4GB. Jadi, terlepas dari gear yang digunakan yang paling utama ialah mengembangkan “skill“.

Dual Camera

Review-Asus-ROG-Phone

Aspek kamera merupakan aspek penting pada smartphone flagship, tak terkecuali pada smartphone gaming seperti ROG Phone ini. Asus melengkapinya dengan sensor Sony IMX363 beresolusi 12-megapixel sebagai kamera utama, dengan lensa wide 24mm, ukuran sensor 1/2.55″, pixel 1.4µm, 4-axis OIS, dan dual pixel PDAF.

Sementara, kamera keduanya 8-megapixel dengan lensa wide 12mm yang menyuguhkan sudut pandang 120 derajat. Sedangkan, kamera depannya 8-megapixel (f/2.0, 24mm).

Review-Asus-ROG-Phone

Sebagai smartphone yang diotaki SoC Snapdragon 845, ROG Phone juga sudah mampu merekam video 4K pada 60 fps. Bayangkan, Anda bisa mengambil footage berkualitas tinggi dengan smartphone ini.

Berikut hasil foto dari Asus ROG Phone:

P_20190211_131144

Kamera depan
Kamera depan

Verdict

Review-Asus-ROG-Phone

Selain membuat smartphone, mungkin Anda lebih mengenal Asus sebagai produsen laptop atau desktop PC. ROG atau kepanjangan dari Republic of Gamers sendiri adalah brand gaming dari Asus, tak heran kehadiran ROG Phone disambut sorak gembira kalangan penggemar game.

Sebelumnya, saya juga melihat Asus mencoba membawa elemen seri laptop premium ZenBook ke smartphone Zenfone. Namun pada level premium, smartphone flagship dari Asus seperti Zenfone 5Z belum mampu sejajar dengan flagship dari Samsung, apalagi Apple.

Sekarang melalui sejumlah inovasi yang ada pada ROG Phone, menurut saya akhirnya Asus berhasil membuat smartphone premium yang levelnya sejajar dengan flagship Samsung dan Apple sekalipun. Buat saya, label “gaming” dan brand “ROG” di sini bukan sekedar untuk tujuan marketing.

Soal ekosistem game di platform mobile, memang masih jauh bila dibanding konsol dan PC. Semoga saja, ini hanya masalah waktu dan harusnya akan semakin banyak judul game berkualitas yang hadir di platform mobile.

Sparks

  • Desain sangar dengan logo RGB ROG
  • Kontrol tambahan AirTriggers
  • Layar dengan refresh rate 90 Hz
  • Dukungan aksesori lengkap

Slacks

  • Posisi fingerprint sensor terlalu ke atas dan bentuknya tidak biasa
  • Tanpa slot microSD