Mengulik Fitur-Fitur Unik yang Dihidangkan Smartphone Spesialis Selfie Oppo F7

Dengan begitu suksesnya F5 sebagai salah satu smartphone incaran pengguna yang gemar ber-swafoto, sudah bisa dipastikan Oppo punya niatan buat meramu penerusnya. Eksistensi F7 diungkap lewat tweet Oppo India di bulan Maret silam, dan belum lama ini, perusahaan consumer electronics asal Guangdong itu mempersilakan Chief kami menguji smartphone ini secara lebih intensif.

Dan pada tanggal 17 April 2018, Oppo akhirnya resmi meluncurkan F7 di Indonesia. Sebagaimana para pendahulunya, F7 ialah smartphone yang dispesialisasikan untuk selfie, namun kali ini dukungan teknologi tak cuma hadir dalam bentuk software, tetapi juga hardware. Dan dari sisi desain, F7 turut memperoleh sejumlah pembaruan sehingga penampilannya memenuhi tren smartphone di 2018.

F7 4

Dalam konferensi pers kemarin, Oppo memfokuskan penjelasan mereka pada fitur-fitur anyar yang disuguhkan oleh F7. Melalui teknologi-teknologi tersebut, sang produsen berniat untuk menjaga gelar mereka sebagai ‘pakar dan pemimpin segmen smartphone selfie‘.

F7 2

F7 sendiri sebetulnya sudah mulai dipasarkan sejak 13 April silam bertepatan dengan ulang tahun kelima Oppo Indonesia, dan hanya dalam waktu lima hari, penjualannya mencapai 22 persen dari seluruh produk yang pernah mereka jajakan di tanah air.

F7 8

 

Layar

Oppo F7 menyuguhkan layar 6,23-inci, lebih lebar dari F5 (6-inci), tapi penambahan ukuran tubuhnya tidak signifikan. Hal ini tercapai berkat pemanfaatan rasio 19:9 serta kesuksesan Oppo meminimalkan bezel. Area ujung display dibuat membundar menyamai sisi pojok smartphone, dan bisa Anda lihat sendiri, F7 memanfaatkan notch yang dipopulerkan oleh Apple lewat iPhone X.

F7 5

F7 14

Di area notch, Oppo menempatkan kamera depan, speaker dan sensor proximity. Kabar baiknya, area menonjol itu tidak selebar punya iPhone X sehingga menyisakan ruang lapang untuk tempat icon-icon notifikasi; namun, bagian bawahnya sendiri tidak benar-benar bebas dari bingkai. Ruang sisa tersebut tidak Oppo manfaatkan buat menaruh tombol navigasi. Tombol-tombol ini diintegrasikan dalam panel, bisa diakses dengan men-swipe ke atas.

F7 17

F7 7

F7 mengusung panel full-HD+ 1080x2280p 405ppi dengan rasio layar ke tubuh sebesar 82,5 persen. Dibanding F5, display F7 lebih lapang 16 persen.

 

Artificial intelligence

Dalam mempresentasikan produk-produknya, Oppo sudah sangat sering membahas dukungan AI. Sistem kecerdasan buatan ini umumnya dimanfaatkan untuk menghasilkan jepretan self-portrait yang memuaskan. Di acara media hands-on A83, PR manager Aryo Medianto menjelaskan bagaimana Oppo berupaya menghadirkan kapabilitas tersebut di produk yang lebih terjangkau. Namun ia juga bilang bahwa versi barunya tidak bisa diakses oleh perangkat lawas.

F7 19

Alasannya adalah teknologi AI di F7 turut ditopang secara hardware melalui chip MediaTek Helio P60. SOC tersebut menyimpan AI processing unit (istilah lainnya neural processing unit) mandiri yang memberikannya device kemampuan deep learning, memungkinkannya mengenal wajah dan objek, serta mengidentifikasi kejadian/pemandangan berbeda.

F7 9

 

AI Beauty 2.0 dan fotografi

Dengan kecerdasan buatan serta pemakaian kamera f/2.0 25-megapixel di depan, hasil selfie jadi lebih baik serta tetap alami. F7 bisa memetakan 296 titik di wajah, sehingga dapat menghitung umur, mengetahui jenis kelamin, serta mendeteksi warna kulit secara lebih presisi. Berkat AI yang lebih pintar pula, F7 belum membutuhkan setup dual camera untuk menghasilkan efek bokeh.

F7 20

F7 11

Artificial intelligence di F7juga dapat mempelajari kebiasaan sang pengguna seiring pemakaian. Ia akan mengenali preferensi beautification Anda berdasarkan kebiasaan saat mengedit foto. Selain itu, AI bisa mengetahui skenario foto berbeda (termasuk lewat kamera belakang 16Mp-nya) – contohnya saat pemotretan dilakukan di dalam ruang, di pantai, ketika matahari terbenam, atau sewaktu Anda mengarahkan kamera ke bayi, kucing atau makanan.

F7 13

Jika ingin bermain-main lebih jauh dengan hasil swafoto, Oppo telah menyediakan Mode Vivid. Mode ini mempersilakan Anda mengutak-atik saturasi warna, misalnya meningkatkan warna baju atau latar belakang.

 

ColorOS 5.0

Meneruskan tradisi khas smartphone Tiongkok, Oppo F7 didukung platform ColorOS 5.0 yang merupakan versi forked dari Android 8.1 Oreo. Sistem operasi ini kabarnya dispesialisasikan untuk perangkat-perangkat ‘full screen‘ serta dilengkapi fitur-fitur unik seperti kemampuan Screen Recording, kemudahan dalam memindahkan file via Clone Phone, multi-screen buat membuka dua app sekaligus serta Assistive Ball baru demi menyederhakan akses ke sejumlah fungsi.

F7 15

Kombinasi AI dan ColorOS 5.0 turut membuat pengelolaan data jadi lebih mudah. Pertama, sistem dapat menentukan dan menyortir jenis foto yang Anda ambil – seperti pemandangan, makanan, arsitektur, laut, atau foto individu. Lalu kedua, F7 bisa menghapus foto-toto tak berguna secara otomatis. Misalnya jika hasil jepretan itu blur atau dobel.

F7 12

F7 18

 

Fitur pengenalan wajah

Teknologi AI Recognition Oppo F7 dapat mendeteksi 128 titik muka buat menentukan apakah memang sang pemilik sah yang mencoba mengakses perangkat tersebut. Kecepatan proses unlock-nya cukup mengesankan, hanya 0,08 detik. Jauh lebih cepat dari menggambar pola ataupun memasukkan pin.

F7 22

 

Harga dan ketersediaan

Di Indonesia, Oppo menawarkan F7 dalam dua pilihan spesifikasi dan tiga warna, yakni merah hitam dan perak. Versi ROM 64GB dibanderol Rp 4,2 juta, sedangkan varian dengan memori internal 128GB dijual seharga Rp 5,5 juta. Waktu ketersediaan masing-masing edisi ini ternyata berbeda, berikut detailnya:

  • F7 merah & perak – 17 April
  • F7 merah 128GB – 25 April
  • F7 hitam – 3 Mei

F7 3

F7 21

Susul Xiaomi, Nubia Bakal Umumkan Smartphone Gaming-nya 19 April Mendatang?

Perubahan smartphone tidak hanya terjadi di sisi spesifikasi, fitur dan bentuk, tetapi juga fungsionalitasnya. Jika dahulu smartphone lebih difungsikan sebagai alat komunikasi, seiring kemampuannya smartphone mulai menggantikan posisi kamera saku meski sebatas pemakaian sehari-hari. Makin ke mari, kini smartphone juga mulai marak dipergunakan untuk bermain game sehingga munculnya istilah mobile gaming.

Razer adalah yang pertama menggarap sektor mobile gaming secara serius Razer Phone. Xiaomi kemudian menyusul dengan brand Black Shark. Bergabungnya Xiaomi ke relung gaming sebenarnya sudah cukup untuk menyimpulkan tren yang sedang terbentuk di pasar mobile. Apalagi di waktu yang hampir bersamaan Nubia juga merilis teaser brand mobile gaming barunya yang bernama Red Magic. Teaser terbaru mengungkapkan 19 April sebagai momen peresmian smartphone gaming-nya.

Tak banyak informasi yang diungkap oleh video teaser tersebut, tidak juga aspek desain yang bakal dipergunakan. Akan tetapi, ada beberapa hal menarik yang terlihat dalam video. Smartphone tampak mempunyai tombol fisik di panel samping yang diyakini berfungsi sebagai tombol switch dari mode normal ke mode gaming. Saat diaktifkan, perangkat bakal mencurahkan semua sumber daya perangkat guna memberikan performa terbaik saat sedang bermain game. Xiaomi yang pertama menerapkan konfigurasi ini.

Dan tak lama setelah video teaser merebak di dunia maya, muncul juga beberapa foto berkualitas buruk yang diklaim merupakan smartphone gaming Nubia. Ponsel gaming tampak menggunakan lampu di bagian belakang, bodi berwarna hitam yang terbuat dari mater unik dan struktur tiga dimensi untuk memudahkan pendinginan saat bermain game secara intensif.

Nubia-Red-Magic-leak

Tapi sekali lagi, ini barulah sebatas bocoran. Informasi spek resmi Nubia Red Magic bakal secara resmi diungkap pada tanggal 19 April. Kita tunggu saja.

Sumber berita GSMArena dan FoneArena.

[Hands-on] OPPO F7, Desain Menggoda dan Kamera yang Bisa Diandalkan

OPPO kembali merilis smartphone untuk pasar Indonesia. Setelah seri F5 yang hadir dengan berbagai varian dan menjadi ‘tumpuan’ penjualan mereka, kini hadir penerus seri populer itu yakni OPPO F7.

OPPO F7

Saya berkesempatan untuk mencoba perangkat OPPO F7 beberapa hari sebelum dirilis resmi di Indonesia. Karena waktu peminjaman yang singkat, saya tidak sempat melakukan review secara lengkap, meski demikian saya kebetulan menjalankan trip ke luar negeri, dan akhirnya memutuskan untuk menyimpan kamera mirorless saya di hotel dan menggunakan smartphone ini untuk keperluan fotografi selama di sana.

IMG_20180407_100652

Secara rata-rata, saya menggunakan OPPO F7 ini hanya untuk 3 fungsi selama mencoba, fotografi (kamera belakang dan depan), media sosial (Twitter, Instagram dan sedikit Facebook), dan terakhir Google Maps (tentu saja!), dengan koneksi tethering dari smartphone lain.

Desain

Ketika pertama kali memegang perangkat ini, saya dibuat cukup heran karena OPPO memilih jalur lain, alih-alih meneruskan bentuk body dan sudut a la OPPO F5. OPPO F7 tampil dengan feel kotak tetapi tidak kaku. Mengingatkan pada model smartphone Sony yang compact.

OPPO F7

Satu hal dari sisi desain yang membuat saya terkejut adalah, tampilan ‘kotak’ ini ternyata nyaman, terutama ketika traveling dan butuh untuk mengeluarkan smartphone dari saku celana secara cepat dan kemudian memasukkan kembali. Feel ketika digenggam saat menggunakan juga cukup baik, gabungan antara bahan body belakang yang plastik tetapi telah dilapisi gorilla glass yang glossy, meski menjadi fingerprint magnet namun nyaman.

Untuk warna sendiri, desain OPPO F7 yang saya coba, Moonlight Silver, telah membuat saya kesulitan untuk mendapatkan warna asli dari smartphone saat memotretnya.

Fotografi

Review singkat seperti tulisan ini tentu saja tidak bisa dijadikan patokan dalam menilai kemampuan kamera secara lengkap, apalagi saya tidak sempat mengulik lama dan langsung membawa F7 traveling, jadi apapun hasilnya, harus saya nikmati.

OPPO F7

OPPO F7

Namun, untuk keperluan media sosial (Instagram terutama), hasil dari
OPPO F7 ini sama sekali tidak mengecewakan, setidaknya dengan momen dan cahaya yang tepat saya bisa mendapatkan warna yang cukup kaya, shutter yang cepat memudahkan untuk mengambil beberapa foto, dan efek bokehnya juga bisa menjadi fitur pelengkap, terutama saat selfie.

Namun demikian, di beberapa kesempatan, efek bokeh dari selfie yang saya ambil agak sedikit ‘memaksa’ dengan tampilan bokeh (pinggir objek) yang kurang rapih. Selain itu, jika latar belakang saya cukup terang, maka hasil selfie biasanya tidak akan baik. Meski demikian, di saat yang tepat, efek bokeh ini bisa membuat tampilan foto menjadi lebih memungkinkan untuk mendapat like di IG. 😀

Layar

Salah satu kenyamanan lain selain genggaman yang cukup saya nikmati dari OPPO F7 ini adalah tampilan layarnya. Secara spesifikasi layar perangkat ini hadir dengan rasio 18:9 19:9 dengan notch di ujung atas. Resolusi yang dihadirkan 2280 x 1080 piksel. Dari spesifikasi ini menghadirkan pengalaman menikmati konten yang baik, hasil layar terlihat terang dan kaya warna. Setidaknya untuk segmen yang disasar, F7 bisa memberikan fitur yang cukup baik untuk masalah display.

OPPO F7

 

 

Untuk spesifikasi lainnya, OPPO F7 ini menghadirkan prosesor Helio P60, kamera depan 25 MP dan sensor HDR Sony IMX 576 dan 16 MP sensor HDR untuk kamera belakang. Dual MicroSIM 4G VoLTE, warna yang saya coba adalah Moonlight Silver dan RAM 4GB serta penyimpanan 64 GB. Untuk barera 3400 mAh.

OPPO F7 dijual seharga 4.199 juta rupiah. Pre sale telah dimulai baik secara offline atau pun online. Akan tersedia pula varian 128 GB, info lebih lengkap bisa dinikmati di artikel liputan peluncuran hanya di DailySocial.

Sparks

  • Desain menyenangkan digenggam
  • Tampilan belakang yang keren
  • Hasil kamera yang cukup mumpuni
  • Kualitas layar yang baik

Slacks

  • Efek bokeh terkadang terlalu ‘maksa’
  • Bahan body – fingerprint magnet
  • Kamera selfie agak takluk jika latar belakang cukup terang

Lewat Brand ROG, Asus Siapkan Lawan Seimbang untuk Xiaomi Black Shark?

Ke mana arah yang hendak dituju oleh pabrikan smartphone ke depan semakin terlihat jelas. Tak lama setelah Razer memulai debut smartphone gaming pertamanya, sejumlah pabrikan dilaporkan berkeinginan ikut terjun di kolam yang sama. Xiaomi bahkan sudah memastikan diri ikut berlomba di arena tersebut dengan secara resmi memperkenalkan smartphone gaming, Black Shark.

Di tempat berbeda, sub-brand ZTE, Nubia juga sudah mulai memperlihatkan brand gaming barunya, Red Magic. Dan sekarang, lintas balap di ranah gaming mobile diyakini bakal kedatangan satu pemain lagi. Asus yang telah sejak lama berkecimpung di ranah PC gaming lewat brand ROG-nya dilaporkan tengah berencana melakukan perluasan brand gaming-nya itu ke ranah mobile.

Dalam acara pembukaan toko Asus ke-100 di Filipina, CEO Jerry Shen mengakui bahwa smartphone gaming dari Asus bisa saja segera meluncur. Shen tidak menyebutkan kapan, namun pernyataan ini dikeluarkan di momen yang tepat. ASUS merebut cukup banyak pangsa pasar di ranah PC gaming melalui ROG (Republic of Gamers) dan lini produk Strix. Untuk saat ini, tak banyak informasi tentang spesifikasi yang akan dihadirkan. Namun, kemunculan smartphone gaming dari Asus akan menjadi penghubung yang tepat untuk brand ROG miliknya di ranah PC.

Tetapi jika boleh berspekulasi, Asus mungkin saja bakal mengikuti langkah yang ditempuh oleh Xiaomi di smartphone Black Shark. Di antaranya dengan mengadopsi chipset Snapdragon 845, RAM 6GB atau 8GB dan sangat mungkin fitur liquid cooling systemyang berfungsi untuk menurunkan suhu CPU saat digeber bermain game berat dalam waktu lama. Tapi sekali lagi, semua kembali pada keputusan Asus.

Sumber berita AndroidAuthority dan gambar header ilustrasi Asus ROG.

Bermodalkan Kamera Papan Atas, Sony Xperia XZ2 Premium Resmi Tiba

Sony mengawali tahun 2018 dengan meluncurkan dua smartphone andalannya, Xperia XZ2 dan XZ2 Compact, keduanya berbekal dapur pacu chipset Snapdragon 845. Tak menunggu lama, hanya berselang dua bulan, Sony kembali meluncurkan smartphone papan atas lainnya, Xperia XZ2 Premium dengan sejumlah peningkatan signifikan. Sektor kamera menjadi fokus Sony, keputusan yang cermat kendati bukan kejutan.

Pabrikan asal Jepang itu mengatakan bahwa smartphone-nya ini memiliki kamera yang mampu menangkap video di ISO 12.800, ISO tertinggi yang pernah dan mampu direkam oleh smartphone. Perangkat juga diklaim dapat mengambil foto dengan ISO 51,200. Dengan performa ISO sedemikian tinggi, XZ2 Premium punya kemampuan untuk menjepret objek di kondisi yang sangat gelap, meskipun konsekuensinya menghasilkan noise digital yang signifikan.

screenshot-www.sonymobile.com-2018-04-17-09-17-59

Secara teknis ponsel ini memiliki pengaturan kamera belakang ganda 19MP RGB Exmor RS + 12MP Monokrom yang mendukung Motion Branding dari Sony dengan prosesor gambar fusi AUBE. Seperti ponsel high-end Huawei, Sony juga menawarkan mode hitam-putih, dan efek bokeh yang sempurna. Sebagaimana XZ2, Xperia XZ2 Premium juga mampu merekam video gerak lambat beresolusi 1080p pada 960 frame per detik. Sementara itu di bagian depan, Sony Xperia XZ2 Premium membawa kamera 13MP Exmor RS dengan display flash.

screenshot-www.sonymobile.com-2018-04-17-09-19-13

Berbasis Android Oreo, Sony Xperia XZ2 Premium menayangkan video dan foto apik lewat layar TRILUMINOS 5,8 inci yang menawarkan resolusi 2160 x 3840 piksel dan ditutupi oleh Gorilla Glass 2.5D. Yang disayangkan, Sony masih terpaku pada rasio 16:9 ketimbang mengikuti trend layar penuh 18:9. Beruntung untuk mengimbangi performa kamera, Sony membenamkan chipset kelas atas Snapdragon 845 yang diduetkan dengan RAM sebesar 6GB. Di belakang, duduk baterai sebesar 3.450mAh yang akan menopang daya seluruh komponen.

Smartphone yang mengantongi sertifikat IP65/68 ini dijadwalkan tersedia mulai musim panas ini dalam balutan warna Chrome Black atau Chrome Silver. Harga jualnya belum diumumkan, namun berkaca pada kemampuannya, kemungkinan besar XZ2 Premium ini akan jadi smartphone paling mahal Sony di tahun 2018.

screenshot-www.sonymobile.com-2018-04-17-09-23-11

Sumber berita SonyMobile.

Huawei Y6 (2018) Adopsi Fitur Face Unlock dan Layar Penuh

Huawei Y termasuk salah satu seri smartphone yang jadi andalan Huawei untuk meraup penjualan dan profit. Strategi diversifikasi produk yang lebar terbukti sukses menjadikan Huawei sebagai pabrikan smartphone terbesar di tahun 2017. Dalam laporan terbaru Counterpoint, Huawei memuncaki daftar pabrikan perangkat yang mengapalkan smartphone paling banyak di Tiongkok tahun 2017. Di tempat kedua ada OPPO dan diikuti oleh Vivo di peringkat ketiga.

Jadi tak heran jika tahun ini kita masih akan disuguhi smartphone dari jajaran seri Y. Yang terbaru adalah Huawei Y6 (2018) yang disebut mulai menjejakkan kakinya ke Filipina dan Rusia.

pic_s2-id-phone-original

Huawei Y6 (2018) mengadopsi desain yang terbilang unik, di mana layout kamera belakangnya dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menggunakan kamera ganda. Padahal, sejatinya sensor yang dibenamkan hanya satu, yakni sensor beresolusi 13MP yang sudah cukup baik meskipun tak sebaik jika punya dua sensor. Sedangkan di depan duduk kamera selfie 5MP yang dilengkapi lensa AR.

pic_s3-entertainment-image-original

Keputusan Huawei menerapkan rasio 18:9 sangat tepat dan mungkin saja keputusan ini akan menjadi kunci keberhasilan Y6 (2018) di tahun ini. Tidak seperti Samsung Galaxy J7 Duo yang meski punya kamera ganda tapi terlihat kuno dengan rasio 16:9. Y6 (2018) juga mempunyai resolusi HD+ (1440 x 720 piksel) yang disempurnakan oleh chipset Snapdragon 450 dan Adreno 506 di bagian grafis.

Membawa custom ROM EMUI 8.0, Huawei Y6 (2018) ditawarkan dalam satu varian, RAM 2GB dan memori 16GB. Cukup standar untuk ukuran smartphone entry level. Di bagian depan atau belakang Anda tidak akan menjumpai sensor sidik jari, karena Huawei menawarkan pengganti yang lebih modern, yaitu fitur Face Unlock.

pic_s10-emui-image-original

Ditenagai baterai 3.000mAh, Huawei Y6 (2018) tersedia dalam tiga balutan warna, antara lain warna hitam, biru dan emas. Sayang harganya belum disebutkan, tapi diperkirakan tak akan lebih mahal dari $225.

Sumber berita Huawei.

Samsung Galaxy J7 Duo Hadirkan Peningkatan Kamera Ganda

Samsung Galaxy J7 Duo sudah beberapa kali muncul dalam benchmark dan bocoran. Beberapa hari yang lalu terungkap pula bocoran yang cukup kuat bahwa perangkat bakal membawa kamera belakang ganda dan Bixby Home. Apabila terbukti, maka ini akan menjadi smartphone terjangkau pertama dari Samsung yang dilengkapi dengan teknologi Bixby.

Mengakhiri rumor yang beredar, Samsung akhirnya secara resmi memperkenalkan smartphone bersangkutan yang dipersiapkan untuk debut di India. Smartphone sudah muncul di situs resmi.

J7-Duo-Black-Back(1)

Menggali lebih dalam ke spesifikasi Galaxy J7 Duo, smartphone ini membawa layar Super AMOLED dengan lebar 5,5 inci dan resolusi 1280 x 720 piksel. Yang cukup disayangkan, Galaxy J7 Duo gagal move on dan masih mentok di rasio 16: 9, bukannya 18: 9 yang sedang jadi tren. Penggemar berat Samsung yang paham akan tren ini, tentu akan bertanya-tanya mengapa keputusan ini diambil di saat persaingan industri mobile semakin menggila.

Beruntung, Samsung memberikan obat penawar berupa sepasang kamera di bagian belakang dan sejumlah fitur yang berkelas. Galaxy J7 Duo menawarkan kamera 13 MP dan 5 MP di belakang, Kamera ini dilengkapi fitur Live Focus yang sudah kita jumpai di perangkat flagship Samsung dan juga fitur baru yang disebut Background Blur Shape.

J7-Duo-Gold-Back

Smartphone berbasis Android 8.1 Oreo dengan penopang daya baterai 3000 mAh ini datang juga dengan sejumlah konektivitas standar, antara lain WiFi, Bluetooth, 4G LTE, GPS, dual SIM dan port micro USB 2.0. Sedangkan penghuni jeroannya, ditemukan chipset seri Exynos 7 1.6GHz yang bakal berkolaborasi dengan RAM sebesar 4GB dan penyimpanan internal 32 GB. Samsung menyematkan pula slot kartu microSD yang sanggup menampung tambahan memori hingga 256GB.

Tak kalah penting, ada pemindai sidik jari yang ditempatkan di bagian depan, menghuni tombol fisik tepat di bawah layar. Jika sesuai rencana, Samsung Galaxy J7 Duo bakal mulai dijual di India pada tanggal 12 April dengan banderol di kisaran $260 atau Rp 3,7 juta-an.

Sumber berita Samsung.

Sasar Kelas Menengah, Nubia Z18 Mini Janjikan Performa dan Kamera yang Lebih Baik

Meski disebut sedang repot mempersiapkan proyek smartphone gaming barunya lewat brand Red Magic, Nubia masih menyempatkan diri untuk memperkuat jajaran smartphone non-gaming yang fokus untuk pasar kelas menengah. Pabrikan asal Tiongkok itu baru saja secara resmi merilis smartphone baru, Nubia Z18 Mini di Tiongkok.

Dalam debutnya, Nubia Z18 Mini ditawarkan dalam tiga pilihan harga, $286 untuk varian 64GB dan $334 untuk varian 128GB. Dan yang terakhir ada varian premium Provence Edition yang mempunyai memori 128GB dan balutan warna ungu berbanderol $349.

Nubia Z18 Mini_4

Sasis Nubia Z18 Mini terbuat dari material logam yang diakhiri dengan material kaca di belakang, menghadirkan kekuatan yang dipadukan dengan kesan mewah berkelas. Dalam hal perangkat keras, Nubia Z18 berbekal panel layar 5,7 inci dengan resolusi layar Full HD+ (1080 x 2160 piksel). Qualcomm Snapdragon 660 menjadi dapur pacu perangkat yang diimbangi dengan RAM besar berkapasitas 6GB. Varian dasar memiliki penyimpanan 64GB sedangkan varian teratas memiliki ruang simpan seluas 128GB.

Kemampuan kamera Nubia Z18 Mini juga tak bisa dianggap entemg. Smartphone berbasis Android 8.1 Oreao ini memiliki pengaturan kamera ganda di belakang, 24 MP dan 5 MP dengan aperture f/1.7 dan NewVision 7.0. Di depan, duduk sebuah kamera 8 MP dengan bukaan f/2.0. Fitur AI juga hadir untuk membantu pengguna mendapatkan jepretan selfie yang lebih baik.

Nubia Z18 Mini_3

Memperoleh slot ekstra untuk tambahan microSD, Nubia Z18 Mini menawarkan beberapa opsi konektivitas, antara lain 4G VoLTE, Wi-Fi 802.11 ac, Bluetooth 5.0, GPS, dan Glonass. Sensor sidik jari juga hadir di bagian belakang menemani dua kamera utamanya.

Nubia Z18 Mini_2

Sumber gambar header Nubia.

ZTE Pamerkan Smartphone Konsep dengan Dua Notch

Smartphone berponi, alias yang memiliki notch pada bagian layarnya, sudah menjadi pemandangan umum belakangan ini. Kita semua tahu bahwa yang memopulerkan tren ini adalah iPhone X, sebelum akhirnya satu per satu pabrikan smartphone Android mengikuti jejak Apple tersebut.

Namun yang mungkin luput dari pengamatan banyak orang adalah, hingga kini belum ada smartphone Android berponi yang juga tidak memiliki bezel bawah seperti iPhone X. Satu pengecualian adalah smartphone konsep terbaru dari ZTE berikut ini.

Dijuluki ZTE Iceberg, ia tak mempunyai bezel bawah, yang ada malahan adalah notch kedua. Notch bagian atasnya mengemas kamera depan, sensor ambient light dan earpiece untuk menelepon; sedangkan notch bagian bawahnya menjadi rumah atas front-facing speaker.

Anda boleh bilang arahan desain seperti ini hanya bertujuan untuk menciptakan penampilan yang simetris. Bisa jadi, tapi yang lebih menarik untuk dibahas adalah, mengapa baru ZTE yang melakukannya? Mengapa yang lain masih mempertahankan bezel bawah? Padahal kalau boleh jujur, dua notch seperti ini kelihatan jauh lebih menarik ketimbang kombinasi notch dan bezel bawah.

Bahkan OnePlus 6 pun masih akan memiliki bezel bawah / The Verge
Bahkan OnePlus 6 pun masih akan memiliki bezel bawah / The Verge

Untuk menjawabnya, kita bisa merujuk pada wawancara bos OnePlus, Carl Pei, dengan The Verge belum lama ini. Menurut penjelasan Pei, ada kompromi cukup besar yang harus diterima ketika mengeliminasi bezel bawah, yakni ponsel akan jadi lebih tebal dan lebih mahal ongkos pembuatannya, yang tentu saja akan berujung pada harga jual yang lebih tinggi.

Penyebabnya adalah struktur dasar sebuah smartphone: di bagian bawah layar, selalu ada sebuah kabel pipih yang menyambungkan layar ke logic board, sehingga mau tidak mau harus ada setidaknya bezel yang cukup tipis, seperti kasusnya pada ponsel bikinan Samsung.

Dalam kasus iPhone X, Apple menggunakan panel layar OLED yang fleksibel, yang kemudian bagian bawahnya ditekuk ke dalam, sehingga pada akhirnya kabel pipih itu jadi berpindah ke belakang dan bezel bawahnya pun sirna. Teori ini setidaknya bisa menjelaskan mengapa bodi iPhone X sedikit lebih tebal dibanding iPhone 8 maupun 8 Plus.

ZTE Iceberg

Balik lagi ke ZTE Iceberg, kemungkinan ZTE juga menerapkan solusi desain yang sama seperti Apple, hanya saja mereka memilih untuk menambahkan notch di bawah agar penampilannya tidak aneh (atau malah tambah aneh?) Terlepas dari itu, ponsel ini tampak anggun meski baru sebatas konsep, terutama berkat masing-masing sudut yang timbul, yang memunculkan kesan seakan-akan ponsel berada dalam balutan es (dari sinilah namanya diambil).

Beralih ke belakang, kita bakal disambut oleh sepasang kamera dan sensor sidik jari. Yang unik, ada semacam konektor khusus di bawah logo ZTE. Kemungkinan konektor ini punya fungsi yang sama seperti seri Moto Z, yang menerapkan konsep semi-modular dengan bantuan aksesori Moto Mods.

Kalau mengacu pada situs IF World Design Guide selaku yang pertama menerbitkan gambar render ponsel ini, Iceberg baru akan meluncur ke pasaran tahun depan. Kendati demikian, tidak ada yang bisa menjamin ia bakal terealisasi sampai menjadi produk final.

Sumber: WinFuture dan The Verge.

BLU Vivo One Plus Tawarkan Peningkatan Layar dan Kamera yang Lebih Bening

BLU Products memperkuat jajaran smartphone terjangkaunya dengan meluncurkan satu lagi smartphone murah, Vivo One Plus yang merupakan upgrade dari model standar, BLU Vivo One. Berpredikat sebagai generasi yang lebih superior, BLU Vivo One Plus menawarkan spesifikasi yang lebih baik.

Komponen layar misalnya mendapatkan peningkatan signifikan, di mana BLU Products membenamkan layar lebih lebar seluas 6 inci dengan resolusi HD+ 720 x 1440 piksel. Dengan layar yang lebih luas, perangkat menawarkan kenyamanan dalam menikmati konten-konten multimedia dan juga gaming. Sepasang kamera apik juga disematkan, antara lain sensor 13MP di belakang dan 13MP di depan, plus tambahan LED flash di keduanya untuk mendapatkan pencahayaan saat dibutuhkan.

Blu Vivo One Plus front

Kamera belakang di BLU Vivo One Plus tidak duduk sendirian, karena ada sensor sidik jari yang ditempatkan cukup tinggi sehingga tak begitu jauh dari posisi kamera dan LED flash. Kemudian merangsek ke jeroan, kita bisa jumpai prosesor empat inti berkecepatan 1,3GHz dalam model MediaTek Mt6739. Sedangkan kapasitas RAM dan memorinya masih mentok di opsi 2GB dan 16GB dengan dukungan daya sebesar 4.000mAh. Kapsitas baterai ini terbilang besar untuk smartphone entry level, meskipun ruang simpan kemungkinan besar akan jadi masalah di kemudian hari.

Blu Vivo One Plus performa

Meski sudah meluncurkan smartphone berbasis Oreo, khusus untuk smartphone murah ini, BLU Products masih terpaku pada Android Nougat dan tampaknya pengguna tidak akan merasakan fitur-fitur Oreo di masa mendatang. Sampai kabar ini dirilis, belum ada informasi resmi perihal harga jual perangkat di AS.

Sumber berita Blu Products.