Infinix Berencana Luncurkan Produk AIoT di Indonesia

Nama Infinix tentu saja tidak asing didengar oleh konsumen di Indonesia. Selama ini, kita selalu ditawarkan dengan seri Zero, Hot, S, Note, dan Smart. Infinix juga telah meluncurkan laptop yang memiliki harga murah dan dengan spesifikasi yang mumpuni. Lalu apa saja yang bakal dilakukan oleh Infinix pada dua kuartal akhir tahun 2021 ini?

Sergio Ticoalu selaku Country Manager Marketing Infinix Mobile Indonesia pun membeberkan rencana selanjutnya pada acara temu media secara virtual pada tanggal 16 September 2021. Yang pasti, pada bulan Oktober 2021 nanti Infinix bakal meluncurkan sebuah smartphone dengan nama Zero X. Perangkat flagship yang satu ini nantinya akan memiliki kamera 108 MP dengan OIS dan zoom 60x. Sayangnya, Infinix belum mau membeberkan spesifikasi lengkap dari Zero X.

Selanjutnya, Infinix juga akan mengeluarkan sang penerus dari laptop InBook X1 Pro. Sergio mengatakan bahwa penerus dari seri laptop yang diklaim membuat antusias konsumen Indonesia ini akan hadir pada tahun 2022. Sergio juga mengatakan bahwa kemungkinan besar yang akan hadir nantinya masih menggunakan prosesor dari Intel. Walaupun begitu, Infinix juga memiliki rencana untuk menghadirkan dengan prosesor AMD.

Infinix juga bakal masuk ke dalam ranah AIoT. Hal ini akan dimulai dengan menghadirkan sebuah True Wireless Stereo atau TWS. Sergio juga mengatakan bahwa TWS ini akan hadir pula pada bulan Oktober 2021 bersamaan dengan Infinix Zero X.

Selain TWS, Infinix juga akan menghadirkan produk-produk AIoT lainnya. Hal tersebut dikarenakan Infinix ingin memberikan teknologi yang mumpuni dengan harga yang sangat affordable kepada anak muda di seluruh Indonesia. Salah satu yang disebut oleh Sergio adalah Smart TV. Semuanya akan dihadirkan dalam waktu dekat.

Dengan hadirnya 5G di Indonesia, Infinix pun juga mendapatkan banyak pertanyaan mengenai dukungannya pada jaringan tersebut. Sergio mengatakan bahwa pada tahun 2021 ini mereka sedang memproses dan men-develop smartphone mereka yang bakal diluncurkan dengan menghadirkan 5G. Infinix juga sedang berkoordinasi dengan regulator yang ada di Indonesia dalam menghadirkan perangkat 5G tersebut.

Selain menghadirkan Infinix Zero X pada tanggal 5 Oktober 2021 nanti, Sergio mengatakan bahwa akan ada 2 perangkat lagi yang akan diluncurkan pada tahun ini. Perangkat yang akan diluncurkan tersebut akan hadir dari seri Note dan Hot. Infinix masih memposisikan kedua seri tersebut sebagai perangkat untuk bermain game. Oleh karena itu, Infinix masih akan berkolaborasi dengan gamer dalam menghadirkan dua perangkat tersebut.

Sebagai bocoran, pada tanggal 5 Oktober 2021 nanti akan ada 2 perangkat Zero X yang akan dihadirkan di Indonesia. Keduanya adalah Zero X Neo dan Zero X Pro. Nantinya akan ada smartphone berdesain khusus, bekerja sama dengan brand fashion kenamaan. Infinix akan meluncurkan Zero X Pro leather version, sekitar bulan Oktober atau November 2021.

Walaupun Infinix memiliki banyak lini, sebagai mantan pengguna, saya selalu memperhatikan mengenai update sistem operasi mereka. Saya pun menanyakan perihal peningkatan sistem operasi Android yang selama ini cukup jarang dilakukan oleh Infinix. Apakah ada rencana baru oleh Infinix Indonesia terhadap pembaruan software dan sistem operasinya?

Sergio pun mengatakan bahwa pada beberapa tahun kemarin memang Infinix sering terlambat untuk menghadirkan pembaruan. Tapi saat ini Infinix sudah banyak memberikan pembaruan dari sisi software dan sistem Android-nya. Saat ini Infinix Indonesia juga sudah meng-hire orang-orang untuk support mereka untuk menangani masalah ini. Oleh karena itu, Infinix Indonesia sudah memiliki engineer serta orang lapangan yang mumpuni sehingga tidak perlu ragu lagi dalam menggunakan perangkat mereka.

Sergio juga mengaku bahwa selama ini banyak sekali keluhan mengenai peningkatan sistem operasi pada beberapa smartphone Android. Infinix Indonesia selalu mendengarkan keluhan-keluhan dari konsumen smartphone dan akan selalu ditingkatkan lagi. Sergio juga menjamin bahwa update pada perangkat Infinix di Indonesia sudah bukan menjadi sebuah masalah lagi.

Dengan begitu, mari kita tunggu kehadiran perangkat Infinix Zero X pada tanggal 5 Oktober 2021 nanti.

Xiaomi 11T dan 11T Pro Hadir Tanpa Branding Mi, Suguhkan Perekaman Video Cinemagic

Kemarin Xiaomi mengadakan acara peluncuran produk terbarunya, mereka mengumumkan Xiaomi 11T dan 11T Pro tanpa branding Mi. Serta, tablet Xiaomi Pad 5 dan sejumlah produk AIoT baru termasuk Mi Smart Projector 2, Xiaomi Mesh System AX3000 (2-Pack), dan Mi Smart Band 6 NFC.

Untuk Xiaomi 11T series, Xiaomi menyorot kemampuan pengambilan video Cinemagic dan menawarkan serangkaian fitur baru seperti AI Cinema untuk membantu pembuatan film dengan efek sinematik. Xiaomi 11T dan 11T Pro mengusung konfigurasi triple camera, kamera utamanya 108MP wide-angle f/1.75, dengan ukuran piksel 0.7μm atau 2.1μm menggunakan 9-in-1 Super Pixel, dan dilengkapi fitur Dual Native ISO.

Bersama kamera sekunder 8MP dengan lensa ultra-wide angle f/2.2 yang menawarkan bidang pandang 120 derajat dan kamera telemacro 5MP f/2.4 untuk pengambilan gambar jarak dekat 3-7 cm. Sementara, untuk selfie, vlog, konferensi video, dan face unlock mengandalkan kamera depan 16MP f/2.45.

Kedua smartphone Android 11 dengan MIUI 12.5 ini menampilkan layar AMOLED flat DotDisplay berukuran 6,67 inci FHD+ dalam rasio 20:9. Panel tersebut sudah mendukung refresh rate 120Hz dengan touch sampling rate 480Hz. Bedanya khusus Xiaomi 11T Pro, layarnya mendapatkan grade tertinggi A+ dari DisplayMate.

Perbedaan lainnya terletak pada dapur pacu, Xiaomi 11T menggunakan chipset MediaTek Dimensity 1200-Ultra dan versi Pro-nya mengandalkan Qualcomm Snapdragon 888. Meski kapasitas baterainya sama-sama 5000 mAh, versi standarnya didukung wired turbo charging 67W, sedangkan Xiaomi 11T Pro sudah dibekali teknologi Xiaomi HyperCharge 120W.

Bicara harga, Xiaomi 11T tersedia dalam dua varian yaitu 8GB+128GB dan 8GB+256GB yang masing-masing dibanderol €499 dan €549. Sementara, Xiaomi 11T Pro tersedia dalam tiga konfigurasi meliputi 8GB+128GB, 8GB+256GB, dan 12GB+256GB dengan harga €649, €699, dan €749. Keduanya tiba dalam pilihan warna meteorite gray, moonlight white, dan celestial blue.

Pada acara tersebut, Xiaomi juga mengumumkan bahwa tablet Xiaomi Pad 5 yang belum lama ini diumumkan akan memulai debutnya di Eropa, semoga saja ke depannya Indonesia juga kebagian. Tablet ini dibanderol €349 dan €399 untuk konfigurasi 6GB/128GB dan 6GB/256GB dalam warna cosmic gray dan pearl white.

Sejak pandemi, permintaan tablet memang kembali meningkat. Pasalnya tablet merupakan alat yang serbaguna, selain menawarkan pengalaman hiburan premium, perangkat ini dinilai sangat cocok sebagai penunjang dalam bekerja dan belajar anak jarak jauh.

Sekilas untuk spesifikasinya, Xiaomi Pad 5 adalah tablet 11 inci yang ditopang resolusi WQHD+ (2560×1600 piksel). Layarnya memiliki refresh rate 120Hz, touch sampling rate 240Hz, serta mendukung color gamut DCI-P3 dan Dolby Vision.

Tablet ini juga didukung Xiaomi Smart Pen dengan sensitivitas tekanan 4096 level untuk mendongrak produktivitas dan kreativitas. Performanya tergolong powerful, Xiaomi mempercayakan chipset Qualcomm Snapdragon 860 dan didukung kapasitas baterai 8.720 mAh.

Sumber: Mi.com

Apple Umumkan iPhone 13, Spesifikasinya Menyedihkan?

Setelah beberapa bulan dirumorkan, akhirnya Apple secara resmi memperkenalkan generasi terbaru dari smartphone andalannya. Lewat acara peluncuran yang dilaksanakan secara virtual, Apple akhirnya memperkenalkan generasi ke-13 dari iPhone yang muncul dengan bebeberapa pilihan.

Apple membawa 4 buah pilihan yang terdiri dari iPhone 13, iPhone 13 Mini, iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max. Sesuai namanya, keempat jenis iPhone ini memiliki kelebihannya masing-masing. Seperti seri mini yang akan lebih mungil dengan ukuran layar 5,4 inci.

Diikuti dengan iPhone 13 dan iPhone 13 Pro yang menggunakan layar OLED 6,1 inci. Di posisi paling atas ada iPhone 13 Pro Max yang menggunakan layar OLED 6,7 inci. Khusus untuk iPhone 13 Pro maupun Pro Max akan menggunakan layar dengan refresh rate 120Hz.

iPhone 13. Credit: Apple

Soal desain, iPhone 13 membawa bentuk yang sangat mirip dari generasi sebelumnya. Bahkan notch di bagian atas juga masih ada meskipun kini ukurannya berkurang 20%. Apple kelihatannya sudah nyaman dengan bentuk iPhone sekarang hingga tidak ada perubahan signifikan yang dilakukan.

Berbeda dengan bagian luar, bagian dalam dari iPhone 13 ini kini ditenagai oleh chipset A15 Bionic. Chipset dengan pabrikasi 5 nanometer ini memiliki 6 core (2 core performa tinggi dan 4 core efisiensi tinggi). Chipset ini disebut akan memberikan peningkatan terhadap kinerja CPU sekaligus GPU dan pengelolaan daya yang lebih efisien.

Meskipun keempat jenis iPhone 13 ini menggunakan chipset yang sama. Namun nyatanya Apple tetap memberikan peningkatan performa untuk seri Pro-nya terutama dalam pengolahan grafisnya. Apple memberikan GPU dengan 5-core untuk seri Pro dan Pro Max, 1 core lebih banyak dari yang ada pada iPhone 13 dan 13 Mini. Hasilnya, kinerja grafis pada seri Pro dan Pro Max diklaim lebih tinggi 20%.

Update terbesar yang diberikan Apple untuk iPhone 13 ini berada di sektor kamera. Untuk iPhone 13 dan 13 Mini kamera utama dan lensa wide dari smartphone ini kini menggunakan lensa beresolusi 12 megapiksel dengan pikel individual lebih besar yaitu 1,7 µm yang diklaim dapat menangkap 50% lebih banyak cahaya. Hal tersebut membuat kameranya punya dynamic range dan kemampuan penangkapan gambar low-light yang lebih baik.

iPhone 13 Pro. Credit: Apple

Sedangkan untuk iPhone 13 Pro dan 13 Pro Max, lagi-lagi Apple juga menyuntikkan fitur yang lebih “Pro”, seperti ukuran piksel individual yang lebih besar 1,9 µm. Kameranya juga memiliki 3x optical zoom dengan Sensor-Shift OIS untuk mendukung stabilitas pengambilan video. Dan seperti generasi sebelumnya, Apple juga melengkapi sistem kamera untuk lini Pro ini dengan sensor LiDAR meskipun tidak menjadi perhatian utama.

Salah satu fitur yang dielu-elukan oleh Apple adalah keberadaan Cinematic Mode yang hadir eksklusif untuk iPhone 13 Pro dan Pro Max. Mode ini memungkinkan perekaman video 4K 30 fps dalam format ProRes yang biasanya digunakan dalam perfilman karena fleksibilitasnya di tahap pasca produksi.

iPhone 13. Credit: Apple

Apple juga memberikan peningkatan untuk penyimpanan yang kini memiliki kapasitas paling kecil 128 GB untuk versi reguler iPhone 13 dan 13 Mini. Bila masih kurang, Apple juga menyediakan pilihan 256 GB dan 512 GB.

Varian iPhone 13 Pro dan Pro Max juga mendapatkan peningkatan serupa, namun dengan satu pilihan kapasitas tambahan yaitu 1 TB.

iPhone 13 Pro. Credit: Apple

Di akhir peluncuran virtual-nya Apple juga merilis harga untuk keempat varian iPhone ini yaitu $829 (Rp11,8 juta) untuk iPhone 13, $729 (Rp10,3 juta) untuk iPhone 13 Mini, $999 (Rp14,2 juta) untuk iPhone 13 Pro, dan $1.099 (Rp 15,6 juta) untuk iPhone 13 Pro Max.

Keempat model ini akan mulai tersedia di pasaran mulai tanggal 24 September mendatang. Untuk wilayah Indonesia, sepertinya kita harus menunggu sedikit lebih lama hingga smartphone-nya nanti masuk secara resmi beberapa bulan lagi.

Apple Ungkap Seri iPhone 13 dan iPhone 13 Pro, Semuanya Kini dengan Poni Lebih Kecil

Triskaidekafobia. Itulah nama fobia terhadap angka 13, angka yang sering kali dianggap sebagai pembawa sial. Namun tidak untuk Apple. Perusahaan yang bermarkas di California itu justru percaya angka 13 bisa mendatangkan keuntungan besar buat mereka. Apa lagi kalau bukan melalui produk terlarisnya: iPhone.

Lewat sebuah acara virtual, Apple secara resmi memperkenalkan smartphone generasi terbarunya, iPhone 13. Seperti tahun lalu, generasi ini juga terdiri dari empat model, yakni iPhone 13, iPhone 13 Mini, iPhone 13 Pro, dan iPhone 13 Pro Max.

Tanpa perlu berlama-lama, langsung saja kita bahas pembaruan-pembaruan yang dibawa kuartet iPhone 13 ini.

Poni menyusut dan layar 120 Hz pada lini Pro

Secara keseluruhan, desain seri iPhone 13 cukup identik dengan seri iPhone 12. Lini regulernya tetap menggunakan rangka aluminium, sementara lini Pro-nya mengusung rangka stainless steel. Sertifikasi ketahanan air dan debu IP68 pun juga tetap dipertahankan.

iPhone 13 dan iPhone 13 Mini hadir dalam lima pilihan warna: merah, putih, hitam, biru, dan pink. iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max di sisi lain tampil dalam empat opsi warna: graphite, emas, silver, dan biru muda. Pada iPhone 13 dan iPhone 13 Mini, kita bisa melihat bahwa posisi salah satu kamera belakangnya sudah digeser sedikit sehingga membentuk garis diagonal.

Apakah seri iPhone 13 ini muat dalam case yang dibuat untuk seri iPhone 12? Saya kurang tahu, sebab ada perbedaan ketebalan di antara kedua seri: iPhone 12 punya bodi setebal 7,4 mm, sementara iPhone 13 setebal 7,65 mm. Di setiap model, bobotnya pun bertambah dibanding masing-masing pendahulunya.

Pembaruan yang paling signifikan justru bisa kita temukan pada layarnya. Sepintas mungkin tidak terlalu kentara, tapi ukuran poni kuartet iPhone 13 ini ternyata 20 persen lebih kecil ketimbang sebelum-sebelumnya. Meski poninya menyusut, Apple mengklaim ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja fitur Face ID.

Panel OLED-nya sendiri juga telah di-upgrade meski ukuran dan resolusinya sama persis seperti di seri iPhone 12. Pada iPhone 13 dan 13 Mini, layarnya diklaim mampu menyala 28 persen lebih terang daripada sebelumnya, dengan tingkat kecerahan maksimum sebesar 1.200 nit saat menampilkan konten HDR. Pada iPhone 13 Pro dan Pro Max, upgrade-nya malah lebih menggiurkan lagi, yakni refresh rate 120 Hz.

Ya, Apple memang sangat terlambat mengadopsi tren ini, tapi tentu lebih baik daripada tidak sama sekali. Apple juga tidak lupa membuat refresh rate layarnya jadi adaptif. Artinya, refresh rate layar iPhone 13 Pro dan Pro Max bisa berubah-ubah antara 10 Hz sampai 120 Hz tergantung jenis konten yang ditampilkan, serta berdasarkan seberapa cepat jari pengguna mengusap layar.

Ada perbedaan performa antara lini reguler dan lini Pro

Keempat model iPhone 13 ini sama-sama ditenagai oleh chipset A15 Bionic. Seperti sebelumnya, A15 masih dibuat dengan proses pabrikasi 5 nanometer, dan juga masih terdiri dari 6-core (2 high-performance core dan 4 high-efficiency core). Bedanya tentu ada di dongkrakan kinerja CPU sekaligus GPU, tidak ketinggalan pula peningkatan dari segi efisiensi daya.

Yang menarik untuk disoroti adalah, meski chipset yang digunakan sama, rupanya ada perbedaan performa di antara lini iPhone 13 reguler dan lini iPhone 13 Pro, tepatnya performa grafis. Jadi pada iPhone 13 dan 13 Mini, chipset-nya mengemas GPU 4-core, sementara pada iPhone 13 Pro dan Pro Max, chipset-nya mengemas GPU 5-core. Perbedaan satu inti GPU ini rupanya dapat diterjemahkan menjadi 20% selisih kinerja grafis.

Ini jelas berbeda dari tahun lalu, sebab semua model iPhone 12 benar-benar memiliki performa CPU dan GPU yang identik, dan yang berbeda hanyalah kapasitas RAM-nya. Pertanyaannya, kenapa kali ini performa GPU-nya harus dibedakan?

Kalau boleh menebak, mungkin karena dua faktor. Yang pertama berkaitan dengan layar 120 Hz milik lini Pro tadi, sedangkan faktor yang kedua menyangkut soal kapabilitas kamera, khususnya terkait kemampuan perekaman video (yang akan saya bahas lebih lanjut nanti).

Baterai lebih besar pada semua model

 

Seperti yang tadi saya singgung, seri iPhone 13 lebih tebal sekaligus lebih berat daripada seri iPhone 12. Bedanya mungkin tidak akan terlalu kentara, tapi yang pasti ini memungkinkan Apple untuk membenamkan baterai berkapasitas lebih besar pada masing-masing model iPhone 13.

Seperti biasa, Apple enggan merincikan kapasitasnya dalam satuan mAh. Mereka lebih memilih membandingkan daya tahan baterai seri iPhone 13 dengan pendahulunya. Untuk iPhone 13, Apple mengklaim ada penambahan daya tahan hingga 2,5 jam dibanding iPhone 12.

Untuk iPhone 13 Mini, penambahannya sekitar 1,5 jam. Kalau yang dimaksud adalah screen-on time, tentu ini merupakan berita yang sangat baik mengingat kelemahan utama iPhone 12 Mini memang adalah baterainya cepat habis. Lalu untuk iPhone 13 Pro dan Pro Max, masing-masing menawarkan daya tahan 1,5 jam dan 2,5 jam lebih lama ketimbang pendahulunya.

Untuk charging-nya, tidak ada yang berubah di sini. Keempat model iPhone 13 ini masih mendukung fast charging 20 W, MagSafe wireless charging 15 W, dan Qi wireless charging 7,5 W. Seperti sebelumnya, semua charger-nya tentu harus konsumen beli sendiri secara terpisah, sebab di dalam boksnya cuma ada kabel Lightning ke USB-C.

Upgrade besar-besaran di sektor kamera

Pembicaraan tentang iPhone baru tidak akan lengkap tanpa membahas mengenai kameranya. Apple tidak sebatas menggeser posisi kamera di iPhone 13 dan 13 Mini. Mereka rupanya juga merombak jeroannya secara drastis.

Meski resolusinya tetap 12 megapiksel, sensor yang digunakan semuanya baru, baik di kamera utama maupun ultra-wide. Sensor kamera utamanya kini memiliki ukuran piksel individual sebesar 1,7 µm. Dipadukan dengan lensa f/1.6, kamera utamanya ini mampu menangkap 47% lebih banyak cahaya.

Apple tidak lupa menyematkan Sensor-Shift OIS, teknologi penstabil gambar yang sebelumnya cuma tersedia di iPhone 12 Pro Max, pada kamera utama iPhone 13 dan 13 Mini. Lalu untuk perekaman video, baik kamera utama maupun kamera ultra-wide-nya sekarang sama-sama bisa dipakai merekam video Dolby Vision dalam resolusi 4K 60 fps. Tersedia pula fitur Cinematic Mode yang memungkinkan pengguna untuk menerapkan teknik rack focusing secara intuitif.

Beralih ke iPhone 13 Pro dan Pro Max, upgrade-nya malah lebih signifikan lagi. Kamera utamanya mengemas sensor 12 megapiksel yang berdimensi lebih besar, dengan ukuran piksel individual 1,9 µm, plus lensa f/1.5. Sensor-Shift OIS pun tentu juga tersedia di sini.

Tidak kalah menarik adalah kamera ultra-wide-nya, yang tak hanya menawarkan peningkatan kualitas gambar, melainkan juga bisa merangkap peran sebagai kamera makro, dengan jarak fokus paling dekat hingga 2 cm.

Untuk kamera telefotonya, baik iPhone 13 Pro dan 13 Pro Max kini sama-sama menawarkan 3x optical zoom. Pengguna sekarang juga bisa menandemkan kamera telefotonya dengan fitur Night Mode. Seperti sebelumnya, Apple tidak lupa melengkapi sistem kamera belakang lini Pro dengan LiDAR.

Dari sisi video, Cinematic Mode bukan satu-satunya pembaruan yang iPhone 13 Pro dan Pro Max tawarkan, sebab keduanya turut mendukung perekaman dalam format ProRes, format yang sudah lama dikenal kalangan videografer profesional berkat fleksibilitasnya di tahap pasca produksi.

ProRes adalah codec rancangan Apple sendiri. Sifatnya compressed, tapi tetap memberikan keleluasaan dalam menyunting. Apple bilang iPhone 13 Pro dan Pro Max bisa merekam dalam format ini di resolusi 4K 30 fps. Lucunya, khusus pada varian yang memiliki storage 128 GB, resolusi video ProRes-nya mentok di 1080p 30 fps. Mungkin karena video ProRes memang punya ukuran file yang cukup besar jika dibandingkan dengan format standar H.264.

Harga sama, penyimpanan lebih besar

 

Di Amerika Serikat, keempat model iPhone 13 ini bakal tersedia di pasaran mulai 24 September mendatang. Apple tetap mematok harga yang sama seperti sebelumnya: mulai $829 untuk iPhone 13, $729 untuk iPhone 13 Mini, $999 untuk iPhone 13 Pro, dan $1.099 untuk iPhone 13 Pro Max.

Kabar baiknya, khusus untuk iPhone 13 dan 13 Mini, harga terendahnya itu adalah untuk varian berkapasitas 128 GB, bukan lagi 64 GB seperti kasusnya pada iPhone 12 dan 12 Mini. Dua varian sisanya adalah 256 GB dan 512 GB.

Untuk iPhone 13 Pro dan 13 Pro Max, Apple menawarkan total empat varian kapasitas: 128 GB, 256 GB, 512 GB, dan 1 TB. Ya, Samsung sekarang bukan satu-satunya yang menawarkan smartphone dengan penyimpanan internal sebesar 1 terabyte.

Sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaannya di Indonesia. Namun seperti biasa, tentu banyak yang menebak bulan Desember kalau melihat riwayat generasi-generasi sebelumnya.

Sumber: Apple 1, 2.

Trio Infinix Zero X Diumumkan, Semuanya dengan Kamera Periskop dan Chipset Helio G95

Infinix mengumumkan seri smartphone baru, yakni seri Zero X yang ditujukan untuk pasar kelas menengah. Seri ini terdiri dari tiga model, yaitu Zero X, Zero X Pro, dan Zero X Neo. Yang cukup istimewa, ketiganya sama-sama mengunggulkan kamera periskop.

Keputusan ini terdengar agak mengejutkan mengingat kamera periskop biasanya dijadikan fitur unggulan pada model teratas di suatu seri smartphone. Di sini, semuanya sama-sama mengemas kamera periskop 8 megapiksel dengan 5x optical zoom, 60x hybrid zoom, dan juga optical image stabilization (OIS).

Yang membedakan di antara ketiganya adalah kamera utama masing-masing. Sebagai model teratas, Zero X Pro membawa kamera utama 108 megapiksel, lengkap dengan OIS. Di posisi tengah, Zero X hadir mengusung kamera utama 64 megapiksel, juga dengan OIS. Di posisi paling bawah, ada Zero X Neo yang memboyong kamera utama 48 megapiksel, tanpa OIS.

Melengkapi konfigurasi kamera di ketiga model Zero X ini adalah kamera ultra-wide 8 megapiksel yang juga bisa merangkap peran sebagai kamera makro, plus kamera 16 megapiksel model hole punch di depan.

Untuk urusan performa, konsumen bakal sulit menemukan perbedaan mengingat ketiga model sama-sama ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G95 dan RAM 8 GB. Yang berbeda adalah seberapa responsif layar masing-masing perangkat.

Di Zero X dan Zero X Pro, pengguna bakal dimanjakan oleh layar AMOLED 6,67 inci dengan resolusi FHD+, refresh rate 120 Hz, dan touch sampling rate 240 Hz. Sementara itu, pengguna Zero X Neo harus puas dengan layar LCD 6,78 inci dengan resolusi FHD+, refresh rate 90 Hz, dan touch sampling rate 180 Hz.

Lucunya, chipset Helio G95 itu sebenarnya cuma sanggup mengakomodasi layar 1080p dengan refresh rate maksimum 90 Hz. Namun Infinix rupanya tidak kehabisan akal. Agar bisa menghadirkan refresh rate 120 Hz pada Zero X dan Zero X Pro, chipset tersebut mereka tandemkan dengan chipset lain besutan MediaTek yang secara khusus menangani kinerja komponen display.

Beralih ke baterai, Zero X dan Zero X Pro mengemas kapasitas 4.500 mAh, lengkap beserta dukungan fast charging 45 W. Untuk Zero X Neo, kapasitasnya memang lebih besar — 5.000 mAh — tapi dukungan fast charging-nya cuma 18 W.

Seri Infinix Zero X kabarnya akan tersedia di beberapa negara, termasuk halnya Indonesia, meski sejauh ini memang belum ada info tanggal peluncuran yang pasti. Harganya juga belum diketahui, namun laporan GSM Arena mengindikasikan harganya akan dimulai di kisaran $300, atau sekitar 4,3 jutaan rupiah.

Untuk varian storage-nya, Zero X Pro bakal hadir dalam varian berkapasitas 128 GB dan 256 GB, sementara Zero X dan Zero X Neo cuma dalam varian 128 GB.

Sumber: GSM Arena.

Teknologi Memory Expansion Dongkrak Performa Reno6 untuk Gaming dan Multitasking

Smartphone memungkinkan kita untuk terhubung satu sama lain. Perangkat ini telah digunakan untuk banyak hal termasuk menunjang aktivitas belajar dan bekerja, serta menyalurkan hobi baik fotografi, gaming, dan content creation.

Agar dapat menangani berbagai skenario dengan pengalaman penggunaan yang mulus, OPPO memiliki teknologi memory expansion. Teknologi inovatif ini tersedia pada perangkat OPPO tertentu yang memungkinan pengguna untuk melakukan kustomisasi guna meningkatkan performa perangkat dengan mengubah sebagian penyimpanan internal untuk menjadi RAM virtual.

Salah satu smartphone OPPO yang didukung ialah Reno6. Dari segi spesifikasi, Reno6 sendiri ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 720G. Berpadu dengan besaran RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB, Reno6 dapat menampung puluhan aplikasi dan menjalankan beberapa aplikasi sekaligus dalam waktu bersamaan.

Dengan RAM expansion, pengguna Reno6 dapat memperluas kapasitas RAM perangkat mereka secara virtual hingga total 13GB. Yang perlu dilakukan adalah membuat perubahan sederhana pada pengaturan telepon, caranya buka setinggs > about phone > RAM dan kemudian aktifkan RAM expansion.

Total ada tiga tingkatan besaran RAM virtual yang disediakan, mulai dari 2GB, 3GB, hingga maksimal 5GB. Setelah diaktifkan, maka besaran penyimpanan internal yang dipilih akan diubah menjadi RAM virtual ketika perangkat dihidupkan ulang.

Dengan begitu, pengguna dapat menikmati peningkatan performa ketika menjalankan aplikasi yang membutuhkan pemanfaataan RAM yang tinggi. Seperti bermain game grafis berat, editing video, dan meningkatkan kemampuan  multitasking yang lebih mulus saat berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain yang berjalan di latar belakang.

Kalau saya memanfaatkan fitur RAM expansion di Reno6 terutama saat bermain game Genshin Impact dengan grafis rata kanan, hasilnya pergerakan di gameplay terasa berjalan lebih stabil. Tentunya masih banyak lagi manfaat dari RAM expansion, meski semakin banyak RAM yang diatur artinya ruang penyimpanan internal yang tersedia berkurang.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Samsung Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3 Resmi Tersedia di Indonesia, Laris Manis Selama Masa Pre-Order

Per tanggal artikel ini dipublikasikan (10 September 2021), duo ponsel foldable terbaru Samsung, Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3, akhirnya sudah tersedia secara resmi di pasar Indonesia. Keduanya tentu bukan barang murah; Z Fold3 ditawarkan dengan harga mulai Rp24.999.000, sementara Z Flip3 mulai Rp14.999.000. Namun ternyata, keduanya begitu laris dipesan oleh konsumen tanah air.

Dalam acara peluncuran resmi yang digelar secara online, Bernard Ang selaku Vice President Samsung Electronics Indonesia mengungkapkan bahwa jumlah pemesanan Z Fold3 dan Z Flip3 yang mereka terima selama masa pre-order mulai 11 Agustus lalu tercatat delapan kali lebih banyak daripada di generasi sebelumnya. Bayangkan saja, ponsel harganya 25 juta dan 15 juta, tapi laku keras bahkan sebelum stoknya tersedia.

Samsung memang tidak bilang, tapi saya cukup yakin salah satu alasan mengapa keduanya bisa laris adalah karena harganya memang lebih murah daripada generasi sebelumnya. Ini menarik karena dari sisi hardware, Z Fold3 dan Z Flip3 masih sepenuhnya merupakan barang impor. Keduanya memang tercatat memiliki TKDN sebesar 49%, tapi itu cuma dari sisi software.

Bernard Ang, Vice President Samsung Electronics Indonesia / Samsung

Masih opini saya pribadi, alasan lainnya mungkin juga karena pembaruan dari segi ketahanan fisik yang Samsung terapkan. Saya masih ingat ketika Z Fold generasi pertama dirilis, tidak sedikit pemberitaan mengenai bagaimana ponsel tersebut harus digunakan dengan ekstra hati-hati demi menghindari kerusakan.

Sekarang, Samsung justru tidak segan mempromosikan ketahanan fisik Z Fold3 dan Z Flip3. Di acara peluncurannya, Samsung bersama sejumlah aktor dan aktris yang diundang beberapa kali menyinggung soal rangka “Armor Aluminium” yang terdapat pada kedua ponsel. Keduanya pun sekarang tahan air dengan sertifikasi IPX8, dan Samsung tidak lupa menyelipkan sesi demonstrasi singkat yang mempertontonkan Z Fold3 dan Z Flip3 tengah ketumpahan air.

Sesi-sesi demonstrasi yang dilangsungkan Pevita Pearce, Reza Rahadian, Darius Sinathrya, dan Dian Sastrowardoyo ini menarik karena dikaitkan langsung dengan skenario penggunaan mereka sehari-harinya. Masing-masing kebagian jatah mencontohkan penggunaan fitur Flex Mode (layar perangkat hanya terbuka sebagian), baik untuk Z Fold3 ataupun Z Flip3.

Pevita mendemonstrasikan kegunaan fitur tersebut saat hendak membuat konten olahraga di rumah. Menggunakan Z Flip3, ia meletakkan ponselnya di lantai dalam posisi layarnya tertekuk separuh, lalu mulai merekam video selagi beraktivitas, tidak perlu bantuan tripod ataupun menyetel timer terlebih dulu.

Reza mendemonstrasikan kegunaan fitur ini untuk menelepon (video call) sembari membaca naskah. Jadi separuh layarnya menampilkan sesi video call, separuh sisanya (yang datar dengan meja) menampilkan naskah film yang hendak dijadikan proyek berikutnya.

Baik Pevita maupun Reza juga sempat memamerkan betapa ringkasnya Z Flip3. Pevita melipatnya lalu menyimpannya di dalam tas micro bag yang begitu mungil, sementara Reza dengan santai melipat dan menyelipkannya ke kantong kemeja.

Beralih ke Z Fold3, ada Darius yang mendemonstrasikan fitur Flex Mode untuk mendapatkan pengalaman ala laptop. Ponsel ia berdirikan di atas meja dengan layar tertekuk separuh (seperti sebuah buku), lalu ia mengetik menggunakan aksesori Multi Bluetooth Keyboard. “Lebih praktis daripada laptop,” katanya.

Selanjutnya, ada Dian yang mendemonstrasikan fitur ini di Z Fold3 untuk keperluan meeting. Jadi separuh layarnya menampilkan sesi video call, sedangkan separuh sisanya ia corat-coret menggunakan S Pen untuk bahan diskusi. Skenario-skenario penggunaan unik tapi relatable seperti inilah yang pada akhirnya memberi nilai jual tambah pada Z Fold3 dan Z Flip3.

Semua skenario di atas sebenarnya bisa saja kita jalani tanpa melibatkan perangkat foldable, tapi mungkin eksekusinya agak sedikit merepotkan. Z Fold3 dan Z Flip3 pada dasarnya ingin menyederhanakan prosesnya dengan memaksimalkan form factor unik masing-masing.

Berikutnya, saya akan membahas beberapa poin menarik yang saya tangkap dari acara peluncuran Z Fold3 dan Z Flip3. Yang pertama adalah penekanan terhadap kegunaan dari sisi multimedia untuk Z Fold3. Selama sesi demonstrasi dan sesi tanya-jawab, saya mencatat Dian Sastro menyinggung tentang speaker milik Z Fold3 sebanyak tiga kali. “Rasanya kayak benaran pakai sound system di TV,” tuturnya saat menjelaskan tentang fitur-fitur Z Fold3 yang paling difavoritkannya.

Kedua adalah mengenai App Continuity di Z Fold3, fitur yang memungkinkan supaya aplikasi yang dibuka di cover screen bisa otomatis berpindah ke layar utama (dengan tampilan yang dioptimalkan tentu saja) ketika perangkat dibuka. Fitur tersebut sekarang juga berlaku untuk beberapa aplikasi lokal. Sejauh ini memang baru ada empat, yakni Tokopedia, Blibli, Viu, dan Vidio, tapi ke depannya dipastikan bakal ada banyak yang menyusul.

Ketiga, Samsung seperti ingin mempromosikan asisten virtualnya, Bixby, lebih jauh lagi. Dalam sesi demonstrasinya, Pevita sempat menginstruksikan Bixby untuk mengambil foto. Reza di sisi lain meminta Bixby untuk mengirim pesan ke rekan kerjanya. Perlu dicatat, semuanya menggunakan bahasa Inggris ketimbang Indonesia.

Terakhir, di sepanjang acara yang berdurasi dua jam, saya tidak mendengar satu pun pembahasan mengenai baterai Z Fold3 dan Z Flip3. Bisa jadi karena memang tidak ada yang istimewa dari baterainya. Di atas kertas, Z Fold3 tercatat memiliki baterai 4.400 mAh, sementara Z Flip3 mengemas baterai 3.300 mAh.

Angka-angka tersebut tentu tergolong standar atau bahkan kecil di tahun 2021 ini, apalagi mengingat kedua ponsel sama-sama mengandalkan layar dengan refresh rate 120 Hz. Namun kembali lagi, saya rasa tidak ada satu pun konsumen yang membeli Z Fold3 dan Z Flip3 karena mendambakan baterai yang awet atau dukungan fast charging yang kencang. Setidaknya untuk sekarang, baterai masih belum jadi prioritas di kategori foldable, dan saya yakin hampir semua konsumennya dapat memakluminya.

Gimbal Smartphone DJI OM 5 Resmi Hadir di Indonesia, Lebih Ringkas dan Bisa Diperpanjang

DJI telah memperkenalkan perangkat gimbal smartphone generasi terbarunya, DJI OM 5. Bersama Erajaya, hari ini DJI membuka pre-order untuk DJI OM 5 dengan harga Rp1.469.000 dan akan berlangsung hingga 23 September 2021.

Apa saja peningkatan yang dibawa oleh DJI OM 5 dibandingkan dengan pendahulunya (DJI OM 4)? Dari segi dimensi, ukuran DJI OM 5 jauh lebih ringkas, baik saat siap digunakan ataupun saat dilipat yakni 264.5×111.1×92.3 mm dan 174.7×74.6×37 mm saat terlipat.

Berat gimbal juga lebih ringan, dari 390 gram menjadi 292 gram, ditambah magnetic phone clamp 34 gram. Ia kompatibel dengan smartphone yang berbobot 230 ± 60 gram, dengan ketebalan 6.9-10 mm, dan lebar 67-84 mm.

Selain itu, DJI OM 5 kini memiliki extension rod bawaan yang bisa dipanjangkan hingga 215 mm. Ini fitur yang sangat berguna saat perekaman untuk mencoba gerakan yang lebih epic seperti di film.

Dari segi fitur, teknologi stabilisasi 3-axis DJI OM 5 mengalami peningkatan yang mana dapat menstabilkan dan mendukung smartphone yang lebih berat. Fitur ActiveTrack juga diperbarui ke versi 4.0 untuk pelacakan yang lebih akurat dengan gerakan lebih halus.

Gimbal ini juga mengemas lebih banyak mode pemotretan, selain story mode sekarang ada ShotGuides yang secara otomatis dapat mengenali scene, merekomendasikan template, dan membantu pengguna menguasai setiap bidikan.

Pre-order DJI OM 5 berlangsung hingga 23 September 2021 secara offline di 12 jaringan outlet Urban Republic, DJI Authorized Retail Store di Grand Indonesia, serta di outlet Erafone dan iBox Store tertentu. Pre-order juga dapat dilakukan secara online melalui platform eraspace.com, DJI official store di marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada dan JD.

Kami bangga dipercaya oleh DJI sebagai strategic partner-nya di Indonesia, dan pada kesempatan ini meluncurkan produk gimbal terbaru dengan kemampuan mumpuni dan teknologi terkini. Produk seperti seri DJI Osmo Mobile ini dapat membantu content creators profesional atau pengguna kasual untuk membuat konten gambar atau video dengan hasil yang berkualitas, bermodalkan smartphone mereka saja”, Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle.

Erajaya selaku distributor tunggal produk DJI di Indonesia meyakini DJI OM 5 akan menjadi produk gimbal terfavorit di kelasnya dan akan meneruskan kisah sukses seri Osmo Mobile sebelumnya. Pelanggan dapat melihat dan mencoba produk DJI ini atau model lainnya di gerai eksklusif DJI di Grand Indonesia, lantai 3A,” tambahnya.

DJI OM 5 dibanderol seharga Rp 2.449.000, dan tersedia dalam dua pilhan warna, Sunset White dan Athens Gray. Harga tersebut sudah termasuk penyangga magnetik, tripod, kabel daya, tali pergelangan tangan, dan kantong penyimpanan. Pengambilan dan pengiriman unit pre-order DJI OM 5 akan dimulai pada tanggal 24 September 2021. Selama periode pre-order, pelanggan berkesempatan untuk mendapatkan cashback senilai Rp 150.000 dan cicilan 0% hingga 18 bulan dengan menggunakan Kartu Kredit Bank BCA dan Bank Mandiri di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Dengan iterasi penstabil ponsel pintar DJI OM selama bertahun-tahun, kami bertujuan untuk menurunkan ambang batas pemotretan berkualitas tinggi dan profesional dengan menawarkan pengguna alat bantu yang lebih terjangkau dan bermanfaat bagi kegiatan keseharian mereka,” ujar Paul Pan, Manajer Lini Produk Senior DJI.

Sebagai tambahan informasi, pada bulan Agustus lalu, DJI telah meluncurkan seri DJI OM 4 SE secara global. DJI Osmo Mobile seri tersebut juga sudah mulai dapat dipesan melalui sistem pre-order di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Periode pre-order DJI OM 4 SE berlangsung hingga 12 September 2021 dengan jadwal pengambilan dan pengiriman unit pre-order yang dimulai pada tanggal 13 September 2021. Dibanderol dengan harga Rp1.469.000, setiap pemesanan DJI OM 4 SE pelanggan juga akan mendapatkan gratis Eraclub Gift Card senilai Rp 80.000 untuk pembelian produk DJI berikutnya.

Red Magic 6S Pro Hadir Membawa Chipset Snapdragon 888+ dan Touch Sampling Rate 720 Hz

Dengan spesifikasi teratas dan layar yang mendukung touch sampling rate 360 Hz, Red Magic 6 Pro merupakan salah satu smartphone dengan kinerja paling overkill yang tersedia di pasaran saat ini. Namun dalam konteks perangkat gaming, tidak ada yang namanya performa berlebihan, dan itu dibuktikan oleh kehadiran Red Magic 6S Pro.

Suksesor yang berusia enam bulan lebih muda ini datang membawa layar dengan touch sampling rate 720 Hz, dua kali lebih responsif daripada yang ditawarkan pendahulunya. Namun jenis panel yang digunakan tidak berubah, masih AMOLED 6,8 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate maksimum 165 Hz. Layar ini punya color gamut 100% DCI-P3 dan tingkat kecerahan maksimum 700 nit.

Bagian lain yang ikut diperbarui adalah dua touch-sensitive trigger yang diposisikan di samping perangkat, yang touch sampling rate-nya telah ditingkatkan dari 400 Hz menjadi 450 Hz, memberikan waktu respon secepat 2,2 milidetik. Tidak seperti sebelumnya, pengguna akan menjumpai dua trigger ekstra di bagian punggung Red Magic 6S Pro.

Namun penyempurnaan dari segi performa tidak akan lengkap tanpa melibatkan chipset paling kencang yang tersedia buat produsen smartphone saat ini, yaitu Qualcomm Snapdragon 888+, tidak ketinggalan pula sistem pendinginan yang kian optimal. Ini penting karena secepat apapun prosesornya, kinerjanya tidak akan bisa maksimal kalau suhunya kelewat tinggi.

Selebihnya, Red Magic 6S Pro cukup identik dengan pendahulunya. Sistem kameranya tidak ada yang istimewa, mencakup kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, depth sensor, serta kamera selfie 8 megapiksel.

Kapasitas baterainya pun juga sama: 5.050 mAh dengan dukungan fast charging 66 W (khusus versi yang dijual di Tiongkok, baterainya lebih kecil tapi mendukung fast charging 120 W).

Di pasar global, Red Magic 6S Pro kabarnya akan tersedia mulai 27 September dalam tiga konfigurasi RAM dan storage sebagai berikut: 12 GB/128 GB seharga $599, 16 GB/256 GB seharga $699, dan satu lagi varian 16 GB/256 GB tapi dengan panel belakang transparan seharga $729. Ponsel ini sebenarnya juga hadir dalam varian 18 GB/512 GB, tapi sepertinya itu cuma untuk pasar Tiongkok saja.

Sumber: GSM Arena.

Mediatek Memperkenalkan Dimensity 1100, Digunakan Pertama Kali pada Poco X3 GT

Pada tanggal 19 Agustus 2021 yang lalu, Xiaomi melalui sub-brand mereka yang bernama Poco meluncurkan sebuah smartphone baru. Smartphone yang dinamakan dengan Poco X3 GT ini menggunakan sebuah chipset terbaru dari Mediatek yang sudah mendukung 5G. Chipset terbaru tersebut bernama Mediatek Dimensity 1100.

Bersama dengan Dimensity 1200, Dimensity 1100 masuk ke dalam kategori chipset flagship. Mediatek Dimensity diproduksi pada pabrik TSMC dengan proses 6 nm. Dengan prosesor Cortex A78 yang dipasangkan pada konfigurasi 4+4, membuatnya 16% lebih kencang serta 25% lebih efisien dibandingkan dengan Dimensity 1000+ yang menggunakan Cortex A77 sebagai prosesor kencangnya.

Selain menggunakan prosesor kencang, Mediatek juga meningkatkan kinerja AI multimedianya. Prosesor baru ini mampu mengambil gambar di malam hari dengan 20% lebih kencang dari pendahulunya. Chipset ini juga mampu menggunakan 3-Expo Staggered HDR yang bisa mengambil gambar lebih tajam dan lebih baik sekitar 20% dibandingkan dengan HDR biasa. Selain itu, kamera yang dipasang di atas Dimensity 1100 dan 1200 akan mampu mengambil bokeh dengan obyek manusia yang lebih dari 1 orang.

Untuk jaringan 5G, Mediatek menghadirkan teknologi True Dual 5G, di mana sebuah smartphone dengan dua SIM bisa terhubung keduanya pada jaringan terbaru tersebut. Mediatek menyebutkan bahwa kedua SIM nantinya mampu terkoneksi dengan 5G SA. Untuk konektivitas WiFi, ternyata Dimensity 1100 sudah mendukung WiFi-6 yang mampu memiliki transfer data yang kencang.

Mediatek Dimensity 1100 juga sudah mendukung HyperEngine 3.0 yang tentunya lebih baik dibandingkan yang ada pada Mediatek Helio G. Pada versi ke 3 terdapat Call & Data Concurrency 3.0, di mana pengguna tetap dapat melanjutkan permainan setelah menerima panggilan telepon. Selain itu, teknologi Super Hotspot memiliki transfer data yang lebih tinggi, namun memakan daya yang lebih rendah. SoC ini juga memiliki low latency audio generasi baru dengan 20% lebih rendah dibandingkan dengan kompetitor.

Spesifikasi dari Dimensity 1100 bisa dilihat pada tabel berikut ini

Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55e
RAM LPDDR4x sampai 16 GB 4266
GPU Mali-G77 MC9
Camera 32MP + 16MP,  108MP
Video Capture 3840 x 2160
Display 2520 x 1080 144 Hz
Storage UFS 3.1
Modem SA & NSA modes; SA Option2, NSA Option3 / 3a / 3x, NR TDD Band, NR FDD Band, DSS, NR DL 2CC, 200 MHz bandwidth, 4×4 MIMO, 256QAM NR UL 2CC, 2×2 MIMO, 256QAM VoNR / EPS fallback
Connectivity Wi-Fi 6 (a/b/g/n/ac/ax), Bluetooth 5.2, Multi-GNSS options, FM radio

Harga akan naik?

Saat acara berlangsung, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada Cedric Chang, Deputy Director Corporate Sales of Southeast Asia MediaTek. Saya menanyakan terkait dengan kenaikan harga yang diumumkan oleh TSMC untuk produksi chipset mereka sebesar 10%. Lalu bagaimana dengan Mediatek sendiri?

Cedric mengatakan bahwa memang hal ini di luar kuasa mereka. Dengan kapasitas yang terbatas, seperti high-end chipset 6nm, Mediatek kami harus berjuang untuk menambah kapasitas produksinya. Mereka pun tidak memiliki pilihan lain, karena setiap kali mendapatkan harga dari pabrik TSMC, mereka juga harus menyesuaikan harga produk nya. Tentu saja ini akan berimbas pada produk smartphone seperti Poco ke depannya.

Ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh Mediatek Sendiri. Cedric mengatakan bahwa mereka sadar bahwa setiap pelanggan membutuhkan fasilitas yang berbeda. Oleh karena itu, mereka tidak dapat menjawab kapan MediaTek akan menaikkan harga produk chipset-nya.

Kelangkaan Chipset, apa solusi dari Mediatek?

Salah satu masalah yang dihadapi oleh semua vendor chipset adalah adanya kelangkaan pasokan. Hal ini menjadi sebuah mimpi buruk di mana produsen hanya bisa memproduksi chip dengan jumlah yang lebih sedikit. Hal ini pun berimbas dengan kenaikan harga serta kelangkaan produk. Apakah Mediatek memiliki solusinya?

Cedric mengatakan bahwa kendala dan tantangan yang disebabkan oleh pandemi berdampak pada permintaan produk mereka yang semakin tinggi. Hal itu termasuk untuk Chromebook, perangkat gaming, smartphonerouter WiFi. Pastinya, MediaTek tidak kebal akan kekurangan ini dan  merasa bahwa situasi sekarang ini membuat mereka lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan pelanggan daripada situasi-situasi sebelumnya.

Namun, jika kita melihat kembali jumlah pendapatan MediaTek dari 2019 hingga 2020, dan semester satu 2021, Cedric mengakui bahwa Mediatek dapat mengelola permintaan pelanggan dengan baik. MediaTek telah lebih berhasil dalam memenuhi permintaan pelanggan. Poco X3 GT merupakan salah satu contohnya.