OmniVision Umumkan OV64B, Sensor Gambar Untuk Kamera Smartphone 64MP 0,7 Micron

Selain Samsung dan Sony, sensor gambar yang banyak ditemui di kamera smartphone adalah OmniVision dan mereka telah mengumumkan sensor terbarunya yang disebut OV64B. Sensor gambar ini berukuran 1/2 inci beresolusi 64MP dengan piksel berukuran 0,7 micron dan diperuntukkan untuk smartphone flagship dengan desain ultra thin.

Sensor gambar 1/2 inci ini dibangun di atas teknologi PureCel Plus-S stacked die dan four-cell color filter array (CFA) dengan on-chip hardware untuk re-mosaic. Selain menawarkan mode foto pada resolusi 64MP (9248×6944 piksel), sensor ini juga dapat mengambil gambar pada mode 16MP dengan near-pixel binning 4x sehingga menyuguhkan sensitivitas setara piksel berukuran 1,4 micron dan menawarkan fitur digital crop zoom 2x pada mode 16MP.

Soal perekaman video, sensor OV64B mampu merekam video hingga resolusi 8K pada 30fps, video 4K hingga 60 fps, dan video 4K dengan electronic image stabilization (EIS) pada 30 fps. Sementara, untuk mode slow-mo mampu menangkap 240 fps pada 1080p dan 480 fps di resolusi 720p.

Fitur penting lainnya adalah dukungan 2×2 microlens phase detection autofocus (ML-PDAF) yang diklaim OmniVision akan meningkatkan akurasi autofocus, terutama dalam situasi cahaya rendah. Selain itu, pada mode foto 64MP kamera bisa memotret beruntun hingga 15 fps dan mode 16MP bisa menangkap hingga 30 fps.

Belum ada informasi spesifik brand smartphone yang akan mengadopsi sensor ini, OmniVision mengatakan unit sampel pertama akan dikirim ke calon klien pada Mei 2020. Karena diperuntukkan untuk smartphone flagship, spesifikasi sensor OmniVision OV64B ini pun sejalan dengan kemampuan chipset Qualcomm Snapdragon 865 yang banyak digunakan pada smartphone Android flagship saat ini.

Sumber: DPreview

Jelang Peluncuran, Sejumlah Spesifikasi LG Velvet Diungkap

LG rupanya sudah tak sabar lagi menunggu peluncuran resmi smartphone terbarunya, Velvet, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 7 Mei mendatang. Usai menyingkap wujudnya lewat video teaser, LG kini membeberkan sebagian besar spesifikasinya secara merinci.

Kita sudah tahu bahwa LG Velvet bakal duduk di kelas menengah berkat chipset Snapdragon 765 yang diusungnya, dan sekarang kita tahu bahwa Velvet mengemas layar sebesar 6,8 inci. Sayang detail lengkap mengenai layarnya masih belum diungkap, termasuk resolusi dan refresh rate-nya.

Layar itu diapit oleh speaker stereo, dan Velvet bakal melibatkan kinerja AI dalam mengoptimalkan kualitas audio yang disajikan berdasarkan jenis kontennya. LG mencontohkan suara seorang reporter yang sedang melaporkan dari lapangan bakal terdengar lebih jelas selagi suara di sekitarnya diminimalkan.

LG Velvet

Lanjut mengenai kamera, Velvet mengemas tiga kamera belakang: kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan depth sensor 5 megapixel. Tidak ada kamera telephoto di sini.

Menariknya, Velvet bakal menawarkan sejumlah fitur yang menarik seputar perekaman video. Salah satunya adalah fitur Voice Out Focus, yang memudahkan pengguna untuk mengeliminasi suara di sekitar yang mengganggu, semisal suara angin ketika sedang berada di area pantai. Velvet bahkan juga dilengkapi mode perekaman ASMR yang akan memaksimalkan sensitivitas kedua mikrofonnya.

Velvet punya bodi yang tergolong sangat tipis – 6,8 mm – tapi di saat yang sama masih mengemas baterai berkapasitas cukup besar (4.300 mAh). LG bilang bahwa ponsel ini juga kompatibel dengan aksesori seperti LG Dual Screen atau Stylus Pen.

Soal harganya, kita harus menunggu launching resminya nanti. LG rencananya akan memasarkan Velvet di kampung halamannya mulai tanggal 15 Mei, tapi belum ada informasi soal ketersediaannya di negara lain.

Sumber: Android Central dan LG.

iQOO Neo 3 Adalah Smartphone Termurah yang Dibekali Chipset Snapdragon 865

Nubia Red Magic 5G yang dirilis belum lama ini dapat dilihat sebagai smartphone flagship dengan refresh rate layar paling tinggi (144 Hz). Dari perspektif yang berbeda, ia juga bisa dianggap sebagai smartphone termurah yang mengemas chipset Snapdragon 865 dengan banderol hanya 3.799 yuan (± Rp 8,3 juta).

Titel termurah itu sepertinya harus direlakan ke smartphone lain, yakni iQOO Neo 3 dari Vivo. Ponsel ini juga mengunggulkan Snapdragon 865 di dapur pacunya, akan tetapi harga jualnya dimulai di angka 2.698 yuan (± Rp 5,9 juta).

Bukan hanya itu, iQOO Neo 3 bahkan turut mengemas layar 6,57 inci beresolusi 1080p yang mendukung refresh rate maksimum 144 Hz serta format HDR10. Satu hal yang perlu dicatat, panel layarnya bukanlah AMOLED, melainkan IPS LCD, dan itu menjelaskan mengapa harganya bisa begitu terjangkau.

Karena tidak mengemas layar AMOLED, sensor sidik jarinya disatukan dengan tombol power, bukan disembunyikan di balik layar. Ponsel ini memang berkompromi di bidang layar, tapi tidak dalam hal performa.

iQOO Neo 3

Mendampingi chipset Snapdragon 865 itu tadi adalah RAM LPDDR4X berkapasitas 6 GB, 8 GB atau 12 GB, tidak ketinggalan juga storage internal UFS 3.1 sebesar 128 GB atau 256 GB. Baterainya punya kapasitas 4.500 mAh, dan sudah mendukung teknologi fast charging 44 W; 0 – 50% dalam 20 menit, atau 0 – 100% dalam 58 menit.

Beralih ke sektor kamera, iQOO Neo 3 mengusung tiga kamera belakang: kamera utama 48 megapixel f/1.79, kamera ultra-wide 8 megapixel dengan sudut pandang 112°, dan kamera macro 2 megapixel. Tidak ada kamera telephoto di sini, sedangkan kamera depannya yang mengadopsi model hole-punch punya resolusi 16 megapixel.

iQOO Neo 3

Selain tipe panel layar tadi, absennya kamera telephoto menurut saya cukup berkontribusi menekan ongkos produksi sekaligus harga jualnya secara signifikan, apalagi mengingat belakangan semakin banyak ponsel mahal yang mengunggulkan kamera telephoto model periskop. Sekadar mengingatkan, kamera telephoto juga absen pada Nubia Red Magic 5G.

Kalau perlu contoh lain, lihat saja iPhone 11. Performa ponsel tersebut sama persis seperti iPhone 11 Pro, akan tetapi harganya jauh lebih murah karena tidak mengemas layar AMOLED dan tidak dilengkapi kamera telephoto.

Di Tiongkok, iQOO Neo 3 akan segera dipasarkan dengan rincian harga sebagai berikut:

  • 6GB/128GB seharga 2698 yuan (± Rp 5,9 juta)
  • 8GB/128GB seharga 2998 yuan (± Rp 6,5 juta)
  • 12GB/128GB seharga 3298 yuan (± Rp 7,2 juta)
  • 8GB/256GB seharga 3398 yuan (± Rp 7,4 juta)

Sumber: GizChina.

Mi 10 Lite Zoom Edition Adalah Xiaomi Pertama dengan Kamera Periskop

Xiaomi kembali meluncurkan smartphone baru di kampung halamannya, Mi 10 Lite Zoom Edition. Meski diposisikan di kelas menengah, ponsel ini tetap menarik untuk disoroti karena merupakan perangkat Xiaomi pertama yang dibekali kamera periskop.

Kamera telephoto beresolusi 8 megapixel itu menawarkan 5x optical zoom dan 50x digital zoom, lengkap beserta OIS. Mendampingi kamera periskopnya adalah kamera utama 48 megapixel f/1.79, kamera ultra-wide 8 megapixel dengan sudut pandang 120°, dan kamera macro 2 megapixel.

Di bagian depan, ada kamera 16 megapixel yang menghuni notch. Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,57 inci beresolusi 1080p. Tidak ada refresh rate di atas normal, namun layarnya tetap menawarkan touch sampling rate 180 Hz, lengkap beserta dukungan HDR10+ dan sensor sidik jari terintegrasi.

Xiaomi Mi 10 Lite Zoom Edition

Dapur pacu Mi 10 Lite Zoom Edition meliputi chipset Snapdragon 765, RAM LPDDR4X sebesar 6 atau 8 GB, serta storage internal UFS 2.1 dengan pilihan kapasitas 64, 128 atau 256 GB. Baterainya cukup besar di angka 4.160 mAh, dan sudah mendukung fast charging 20 W. NFC, IR blaster, dan Bluetooth 5.1 semuanya tersedia.

Semua itu dikemas dalam bodi setebal 7,88 mm, dengan bobot 192 gram. Mi 10 Lite Zoom Edition juga merupakan salah satu perangkat pertama yang kebagian jatah sistem operasi MIUI 12 yang berbasis Android 10.

Di Tiongkok, Xiaomi akan segera memasarkan Mi 10 Lite Zoom Edition dengan harga mulai 2.099 yuan (± Rp 4,6 juta) untuk varian 6GB/64GB. Tersedia pula varian 6GB/128GB, 8GB/128GB, dan 8GB/256GB, sedangkan pilihan warnanya ada lima.

Sumber: Xiaomi.

Bahas Kemampuan & Fitur Kamera OPPO Reno3 Pro

OPPO telah mengumumkan Reno3 Pro, smartphone ini masuk dalam ketegori premium karena dibanderol Rp8.999.000 di Indonesia. Daya tarik utama Reno3 Pro itu ada pada aspek performa dan kecanggihan fitur-fitur kameranya.

Kamera depan Reno3 Pro ada dua unit, satu dengan resolusi tinggi mencapai 44MP f/2.4 untuk menghasilkan foto selfie yang tajam yang menurut saya overkill untuk sekedar posting di feed Instagram. Satu lagi, 2MP sebagai depth sensor guna meningkatkan kualitas foto di mode portrait dan memberi efek bokeh yang lebih natural.

bahas-kemampuan-kamera-oppo-reno3-pro-2

Selain itu, yang menarik ialah kemampuannya mengambil foto selfie di malam hari. OPPO telah mengoptimalkannya melalui algoritma khusus pada mode Ultra Night Selfie 44MP untuk menghasilkan foto yang cerah dan jelas saat memotret di kondisi cahaya rendah.

Beralih ke bagian belakang, ada empat unit. Terdiri dari kamera utama beresolusi tinggi 64MP f/1.7 dengan teknologi Quad-Bayer 2×2 piksel. Di mana secara default menghasilkan foto dengan resolusi 16MP ukuran per piksel menjadi 1.6µm yang ideal untuk digunakan pada berbagai kondisi pencahayaan atau 64MP jika semua piksel digunakan dengan per piksel 0.8µm.

bahas-kemampuan-kamera-oppo-reno3-pro-1

Bila foto dengan 64MP dinilai masih kurang, OPPO menyediakan mode 108MP Ultra Clear Image. Ya, makin tinggi resolusinya makin besar ukuran cetak yang bisa dihasilkan dan pengguna Reno3 Pro bisa mencetaknya sampai ukuran billboard. Selain itu, Reno3 Pro dilengkapi dengan fitur Ultra Dark Mode yang akan secara otomatis aktif saat memotret dengan cahaya rendah di bawah 1 lux.

Kemudian ada kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 13mm yang menyuguhkan bidang pandang 119,9 derajat. Jadi, bisa memasukkan lebih banyak elemen atau orang dalam satu frame dan ideal untuk memotret foto landscape atau arsitektur.

Lalu, kamera 13MP f/2.4 dengan lensa telephoto 52mm dan 2MP dengan lensa monokrom. Lewat konfigurasi ini, kamera Reno3 Pro menyuguhkan kemampuan 2x optical zoom, 5x hybrid zoom, dan hingga 20x digital zoom. Kemampuan memperbesar ini memungkinkan kita memperoleh hasil yang lebih bervariasi dengan perspektif yang berbeda-beda.

Soal performa, smartphone ColorOS 7 berbasis OS Android 10 ini mengandalkan chipset terbaru MediaTek Helio P95. SoC ini memiliki CPU yang powerful dengan peningkatan kinerja AI processing unit atau APU 2.0. Performanya turut didukung RAM 8GB dengan storage UFS 2.1 berkapasitas sangat lapang yakni 256GB.

*Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Huawei Umumkan Smartphone 5G nova 7, 7 Pro, dan 7 SE

Huawei telah resmi mengumumkan trio smartphone nova 7 series terbarunya, meliputi nova 7, nova 7 SE, dan nova 7 Pro. Ketiganya sudah dilengkapi dengan konektivitas 5G, kamera utama beresolusi 64MP, dan baterai 4.000 mAh dengan fast charging 40W.

Bedanya, nova 7 dan versi Pro mengusung panel OLED dengan fingerprint under display dan chipset Kirin 985 5G yang lebih powerful. Sementara, nova 7 SE mengemas panel IPS dengan chipset Kirin 820.

Huawei nova 7

Huawei Nova 7

Huawei nova 7 mengusung layar OLED berukuran 6,53 inci dengan resolusi 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9. Di pojok kiri atasnya ada punch hole guna menampung kamera depan 32MP f/2.2.

Beralih ke belakang, terdapat empat unit kamera. Di mana kamera utamanya beresolusi 64MP f/1.8, bersama 8MP f/2.4 dengan lensa telephoto 80mm yang menyuguhkan kemampuan optical zoom sebanyak 3x dan 5x hybrid zoom, 8MP f/2.4 dengan lensa ultra wide 17mm, serta 2MP f/2.4 dengan lensa macro.

Seperti halnya smartphone terbaru Huawei lainnya, nova 7 series adalah smartphone Android 10 dengan EMUI 10.1 tanpa Google Mobile Service (GMS) diganti dengan Huawei Mobile Service (HMS). Artinya tanpa aplikasi besutan Google, termasuk toko aplikasi Play Store dan digantikan dengan AppGallery.

Huawei Nova 7 1

Dapur pacunya nova 7 mengandalkan chipset HiSilicon Kirin 985 5G (7 nm) yang mengemas delapan inti. Terdiri dari 1x Cortex-A76 berkecepatan 2.58 GHz, 3x Cortex-A76 2.40 GHz, dan 4x Cortex-A55 1.84 GHz. Bersama GPU Mali-G77 (8-core), RAM 8GB, dan penyimpanan internal UFS 3.0 128GB atau 256GB.

Semua aktivitas ber-smartphone didukung baterai 4.000 mAh dengan fast charging 40W yang diklaim bisa mengisi daya 75 persen dalam waktu 30 menit dan Reverse charging 5W.

Huawei nova 7 Pro

Huawei Nova 7 Pro 2

Beralih ke Huawei nova 7 Pro, smartphone ini memiliki layar OLED 6,57 inci dengan resolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9. Di pojok kiri atasnya akan ditemui dual punch hole, mengemas kamera depan 32MP f/2.2 dan kamera ekstra 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 17mm.

Huawei Nova 7 Pro 1

Nah keistimewaan yang dimiliki nova 7 Pro adalah ia memiliki kamera dengan struktur periskop 8MP f/3.4 dengan lensa telephoto 125mm yang menyuguhkan optical zoom 5x dan hingga 50X hybrid zoom. Di samping kamera utama 64MP f/1.8, 8MP f/2.4 ultra wide, dan 2MP macro. Spesifikasi lainnya identik dengan nova 7.

Huawei nova 7 SE

Huawei Nova 7 SE

Ya, yang membedakan Huawei nova 7 SE dengan para saudaranya ialah panel yang digunakan masih berjenis IPS dan bukan AMOLED. Layarnya berukuran 6,5 inci dengan resolusi 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9. Sensor fingerprint-nya juga terletak di sisi samping smartphone.

Selain itu, konfigurasi kamera nova 7 SE juga berbeda. Misalnya kamera depannya 16MP f/2.0 dan bukan 32MP. Sedangkan kamera utamanya tetap 64MP f/1.8 dengan kamera 8MP f/2.4 ultra wide 17mm. Namun tanpa kamera dengan lensa telephoto, digantikan dengan 2MP depth sensor dan 2MP macro.

Huawei Nova 7 SE 1

Perubahan lain dapur pacunya, di mana nova 7 SE ditenagai chipset Kirin 820 5G bersama RAM 8GB dan penyimpanan 128GB atau 256GB. Baterai 4.000 mAh didukung fast charging 30W yang sanggup mengisi daya 70 persen dalam 30 menit.

Harga dan Ketersediaan

Di China Huawei Nova 7 dibanderol CNY 3.000 untuk varian 8GB+128GB dan CNY 3.400 untuk versi 8GB+256GB. Dalam pilihan warna black, purple, green, red, dan silver. Sementara, Huawei nova 7 Pro dibanderol CNY 3.700 untuk model dasar 8GB+128GB dan CNY 4.100 untuk versi 8GB+256GB. Serta, tersedia dalam warna black, purple, green, red, dan silver. Lalu, untuk Huawei Nova 7 SE dibanderol CNY 2.400 untuk versi 8GB+128GB dan CNY 2.800 untuk 8GB+256GB. Dalam warna black, purple, green, dan silver.

Sumber: GSMArena

Motorola Edge+ Adalah Flagship Pertama Motorola dalam Empat Tahun

Terakhir kali Motorola meluncurkan smartphone flagship adalah di tahun 2016, tepatnya ketika mereka memperkenalkan Moto Z dan Moto Z Force. Setelahnya, produk-produk yang dirilis Motorola tidak lebih dari ponsel kelas budget dan kelas midrange.

Tahun 2020 ini berbeda. Motorola baru saja menyingkap dua smartphone baru, yakni Motorola Edge dan Motorola Edge+. Edge+ adalah yang lebih menarik di antara keduanya, dengan spesifikasi nyaris tanpa kompromi. Jadi mari kita bahas Edge+ lebih dulu.

Motorola Edge+

Kita mulai dari wajahnya. Seperti yang bisa dilihat, nyaris seluruh bagian depan Edge+ diselimuti layar. Panel layar yang digunakan juga cukup istimewa: AMOLED 6,7 inci beresolusi 1080p, dengan refresh rate 90 Hz dan dukungan konten berformat HDR10+.

Bagian samping layarnya melengkung cukup ekstrem, hampir 90° kalau kata Motorola, dan tentu saja sudah ada sensor sidik jari di balik layarnya. Lubang di ujung kiri atas layarnya dihuni oleh kamera selfie 25 megapixel.

Motorola Edge+

Masih seputar kamera, Edge+ mengemas tiga kamera belakang: kamera utama 108 megapixel f/1.8 dengan OIS (mirip punya Xiaomi Mi Note 10 Pro, bukan Samsung), kamera ultrawide 16 megapixel dengan sudut pandang 117° yang merangkap peran sebagai kamera macro, dan kamera telephoto 8 megapixel dengan 3x optical zoom dan OIS.

Edge+ juga dibekali depth sensor, dan menurut saya Motorola perlu diapresiasi karena tidak mempromosikannya sebagai kamera keempat mengingat fungsinya hanya sebatas untuk merekam informasi kedalaman (untuk meningkatkan kualitas foto Portrait Mode). Untuk video, Edge+ sanggup merekam dalam resolusi maksimum 6K, bukan 8K.

Motorola tidak mau main-main perihal performa. Edge+ datang membawa chipset Snapdragon 865, RAM LPDDR5 12 GB, dan storage internal UFS 3.0 256 GB. Baterainya sangat besar – 5.000 mAh – dan mendukung fast charging 18 W via USB-C maupun wireless charging. Motorola mengklaim baterainya cukup besar untuk bertahan sampai 2 hari pemakaian.

Satu detail yang mungkin terdengar agak mengejutkan di tahun 2020 ini adalah, Edge+ masih mengemas headphone jack. Perangkat ini kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan Mei seharga 1.199 euro (± Rp 20,1 juta).

Motorola Edge

Motorola Edge

Tidak seperti Edge+, Motorola Edge mungkin lebih pantas dimasukkan kategori premium midrange, sebab ada beberapa spesifikasi yang dikurangi demi menekan harga jualnya secara signifikan.

Di bagian layar, Edge mengusung panel AMOLED 6,7 inci yang sama, lengkap dengan resolusi 1080p dan refresh rate 90 Hz, tapi tanpa dukungan HDR+. Edge juga dibekali kamera depan model hole-punch dengan resolusi 25 megapixel.

Beralih ke belakang, kamera utamanya di-downgrade menjadi 64 megapixel. Kamera telephoto-nya tetap 16 megapixel, tapi cuma menawarkan 2x optical zoom dan tidak disertai OIS. Selebihnya, Edge mempunyai kamera ultrawide dan depth sensor yang sama, tapi entah mengapa di sini depth sensor-nya diberi lensa yang sama besar seperti kamera lainnya.

Motorola Edge

Performanya juga berbeda jauh, sebab Edge hanya ditenagai chipset Snapdragon 765G, RAM 6 GB, dan storage 128 GB. Lucunya, Edge turut dilengkapi slot microSD, sedangkan Edge+ tidak. Baterainya sedikit lebih kecil di angka 4.500 mAh, akan tetapi tetap mendukung fast charging 18 W. Yang absen di sini adalah dukungan wireless charging.

Lalu seberapa terjangkau Motorola Edge dibanding Edge+? Separuhnya. Motorola berniat menjual perangkat ini seharga 599 euro (± Rp 10 juta).

Sumber: GSM Arena.

Mengenal Lebih Dekat Kamera Samsung Galaxy S20+

Duduk di kategori flagship, Samsung Galaxy S20+ tentu menawarkan banyak keunggulan. Layar adalah salah satunya, disusul oleh kamera. Bicara soal kamera, mungkin kita langsung teringat pada model termahal di seri S20, yakni S20 Ultra. Namun sejujurnya kamera S20 dan S20+ juga tak kalah menarik untuk disoroti.

Dari kacamata sederhana, perbedaan paling menonjol di antara kamera milik S20+ dan S20 Ultra adalah kemampuan memperbesar gambarnya (zoom). S20 Ultra dengan lensa periskopnya menawarkan hybrid optical zoom hingga sejauh 10x, sedangkan S20+ sejauh 3x. Angka-angka tersebut dapat ditingkatkan lagi menjadi 100x pada S20 Ultra, dan 30x pada S20+ dengan bantuan teknik digital zoom.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, kapan konsumen perlu memperbesar gambar sampai sejauh itu? Apa kegunaan praktisnya? Cukup banyak sebenarnya, terutama jika konsumen gemar traveling, atau ketika tidak mendapat kursi yang dekat saat sedang menyaksikan konser maupun pertandingan olahraga.

Apakah kemampuan zoom suatu kamera smartphone bisa dibilang wajib? Semuanya tergantung kebutuhan masing-masing konsumen. Seperti yang saya bilang, buat yang rutin bertamasya, kemampuan zoom jelas merupakan fitur esensial mengingat tidak setiap saat kita bisa melakukan ‘zooming dengan kaki’ alias mendekat ke subjek foto.

 

Samsung Galaxy S20+

Secara teknis, Galaxy S20+ dibekali empat buah kamera. Kamera utamanya terdiri dari sensor 12 megapixel dan lensa f/1.8 dengan sudut pandang 79°. Di angka 1/1,76 inci, ukuran fisik sensornya lebih besar ketimbang milik S10, dan itu berarti hasil fotonya di kondisi minim cahaya juga lebih baik daripada S10.

Mendampingi kamera utamanya adalah kamera ultra-wide 12 megapixel dengan lensa f/2.2 dan sudut pandang seluas 120°, dan kamera telephoto 64 megapixel f/2.0 yang menawarkan hybrid optical zoom 3x itu tadi. Baik S20+ maupun S20 Ultra juga sama-sama mengemas kamera DepthVision untuk membantu meningkatkan kualitas Portrait Mode.

Kamera DepthVision pada dasarnya merupakan sensor Time of Flight (ToF) yang berfungsi untuk mengukur jarak sekaligus merekam informasi kedalaman (depth). Selain untuk menyempurnakan kualitas foto subjek dengan latar yang blur, kamera DepthVision juga berperan penting dalam merealisasikan fitur-fitur seperti Live Focus Video, Quick Measure, dan 3D Scanner.

Untuk kamera selfie-nya, Galaxy S20+ hadir membawa modul 10 megapixel dan lensa f/2.2. Seperti kamera utamanya, kamera depannya turut dibekali teknologi Dual Pixel AF untuk membantu mengunci fokus pada subjek secara cepat.

 

Samsung Galaxy S20+

Video juga merupakan satu parameter kamera yang S20+ unggulkan. Seperti S20 Ultra, S20+ siap merekam dalam resolusi maksimum 8K (7680 x 4320 pixel) 24 fps, dan dari video tersebut konsumen bisa mengesktrak foto beresolusi 33 megapixel. Kalau 8K dinilai terlalu ekstrem, masih ada opsi perekaman dalam resolusi 4K 60 fps.

Super Steady lagi-lagi menjadi fitur pelengkap kapabilitas video flagship Samsung ini. Pengguna pada dasarnya tidak perlu khawatir video yang diambil selagi berlari bakal tampak seperti terguncang-guncang. Untuk kamera depannya, resolusi maksimum yang didukung adalah 4K.

Perekaman video dalam resolusi 8K ini tak mungkin bisa diwujudkan tanpa dukungan prosesor yang bertenaga, demikian pula sederet fitur yang ditawarkan aplikasi kamera bawaannya, macam Pro Mode, Night Hyperlapse, maupun fitur penyuntingan yang komplet.

Saat semua itu digabungkan, hasilnya adalah perangkat yang mungkin lebih terkesan seperti kamera ketimbang smartphone. Galaxy S20+ pada dasarnya dirancang untuk menjadi medium hiburan yang spektakuler berkat layar memukaunya, tapi di saat yang sama perangkat juga sanggup menghasilkan konten yang tak kalah berkualitasnya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

OPPO Reno3 Pro Resmi Diumumkan dengan Harga Rp8.999.000

Setelah pada pertengahan bulan Maret lalu OPPO merilis Reno3, kali ini OPPO menghadirkan versi Pro dari Reno3 melalui peluncuran secara digital dengan tema ‘Connect Clearly‘. Kemampuan fotografi dan fitur-fitur canggih kameranya masih menjadi andalan, tapi dengan performa yang jauh lebih kencang.

OPPO Reno3 Pro dijual dengan harga Rp8.999.000 di Indonesia. Peluncuran melalui video teleconference dan diskusi bersama media saat ini menjadi strategi baru OPPO agar terus eksis dalam menyediakan perangkat-perangkat terkini untuk konsumen di Indonesia.

Sebelum membahas Reno3 Pro lebih jauh, kalian mungkin penasaran apa perbedaan utama antara Reno3 Pro dengan Reno3 standar yang dibanderol Rp5.499.000?

Perbedaan OPPO Reno3 & Reno3 Pro

OPPO-Reno3-Pro-1

Tampak depan, kedua smartphone ini sama-sama mengusung panel Super AMOLED berukuran 6,4 inci dengan resolusi 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9. Bedanya tidak ada notch, digantikan dengan dual punch hole yang terletak di pojok kiri atas.

Selain mengusung kamera depan 44MP ultra-clear dengan aperture f/2.4, Reno3 Pro memiliki satu kamera ekstra 2MP f/2.4 untuk mode portrait guna menghasilkan efek bokeh. Kamera belakang utamanya juga berbeda, Reno3 mengandalkan 48MP, sedangkan Reno3 Pro meningkat dengan 64MP.

Perbedaan besar lainnya adalah penggunaan chipset terbaru yang lebih powerful pada Reno3 Pro yakni MediaTek Helio P95 dengan penyimpanan lebih besar. Sementara, Reno3 masih menggunakan MediaTek Helio P90.

Kamera OPPO Reno3 Pro

OPPO-Reno3-Pro-5

Empat unit kamera belakang yang tersusun secara vertikal merupakan keunggulan Reno3 Pro. Kamera utamanya beresolusi 64MP dengan aperture f/1.8, sensornya berukuran 1/1.72 inci dan tiap pikselnya berukuran 0.8µm.

Kemudian terdapat kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 13mm yang menyuguhkan bidang pandang 119,9 derajat, kamera 13MP f/2.4 dengan lensa telephoto 52mm, dan 2MP dengan lensa monokrom. Lewat konfigurasi ini, Reno3 Pro menyuguhkan kemampuan 2x optical zoom, 5x hybrid zoom, dan 20x digital zoom.

Seperti halnya Reno3, Reno3 Pro juga menawarkan fitur 108MP Ultra Clear Image dan Ultra Dark Mode yang akan secara otomatis aktif saat memotret dengan cahaya rendah di bawah 1 lux. Serta, 44MP Ultra Night Selfie Mode untuk kamera depan dan OSIE Ultra Clear Visual Effect yang sudah bekerja di aplikasi populer seperti Instagram dan Tiktok.

Untuk perekaman videonya, Reno3 Pro dapat merekam video 4K 30fps dan 1080p 30fps untuk kamera depan. OPPO melengkapinya dengan ultra steady video 2.0. Selain itu, kamera depan Reno3 Pro bisa merekam video dengan background bokeh, video zoom dengan fitur 5x hybid zoom dan 20 digital zoom, dan video cantik dengan mengandalkan fitur AI beauty mode.

Performa OPPO Reno3 Pro

OPPO-Reno3-Pro-8

Smartphone ini sudah menjalankan ColorOS 7 berbasis OS Android 10 dan sudah dilengkapi dengan aplikasi edit video Soloop. Chipset yang digunakan oleh Reno3 Pro ini merupakan yang terbaru dari Mediatek yakni Helio P95.

CPU yang digunakan sama seperti Helio P90, ada delapan inti yang terdiri dari dua inti Cortex-A75 berkecepatan 2.2 GHz dan enam inti Cortex-A55 dengan kecepatan 2.0 GHz. Namun kemampuan GPU PowerVR GM9446 pada Helio P95 ini meningkat 10 persen dari pendahulunya.

Selain itu, Helio P95 memiliki APU 2.0 (AI processing unit) yang lebih kuat yang mendongkrak kemampuan kamera, gaming, dan punya konektivitas lebih baik. Performanya digenjot dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 256GB.

Fitur OPPO Reno3 Pro Lainnya

OPPO-Reno3-Pro-7

Fitur lain yang tersedia pada OPPO Reno3 Pro antara lain fingerprint under display, layarnya tersertifikasi TÜV Rheinland yang dapat melindungi mata dan menjaga penglihatan pengguna, dan mendapat sertifikasi dari Netflix yang mendukung streaming film dengan resolusi 1080p di aplikasi Netflix. Sementara, bagi pecinta audio – Reno3 Pro juga dilengkapi teknologi Dolby Atmos dan mendukung Hi-Res audio lewat headphone.

Satu lagi adalah baterai 4.025 mAh telah dilengkapi dengan VOOC Flash Charge 4.0 30W yang sanggup mengisi ulang 50 persen dalam waktu 20 menit saja. Tertarik? OPPO Reno3 Pro dibanderol Rp8.999.000 dan tersedia dalam pilihan warna midnight black atau sky white. Khusus 1.000 pembeli pertama Reno3 Pro akan mendapatkan bonus OPPO Enco Q1 senilai Rp1.599.000 sampai 26 April 2020.

Teaser LG Velvet Ungkap Smartphone Kelas Menengah Berwujud Elegan

LG sedang bersiap untuk meluncurkan smartphone baru. Namanya LG Velvet, dan ia bisa dianggap sebagai penerus spiritual dari LG Chocolate. Mengapa saya bilang begitu? Karena keduanya sama-sama mengedepankan gaya desain yang elegan.

Lewat Velvet, LG pada dasarnya ingin tampil berbeda dari tren yang ada. Salah satu tren yang dimaksud adalah tonjolan kamera yang besar dan mengotak. Di Velvet, yang ada hanyalah satu kamera yang sedikit menonjol lensanya, diikuti oleh dua kamera lain yang rata dengan bodi.

LG Velvet

LG belum merincikan spesifikasi kameranya, cukup wajar mengingat ponsel ini memang belum dirilis secara resmi. Satu hal yang sudah bisa dipastikan adalah, LG Velvet bukan smartphone flagship. Penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 765 tentu lebih cocok menempatkannya di kelas menengah.

Fitur khas yang ditawarkan LG, macam Quad DAC yang menjanjikan pengolahan audio yang lebih baik, belum bisa dikonfirmasi. Saya menebak Velvet bakal mengemas layar OLED, sebab tidak ada sensor sidik jari di punggungnya, yang berarti kemungkinan sensornya terletak di balik layar.

LG Velvet

Bicara soal layar, jujur saya agak kecewa saat melihat akhir dari video teaser LG Velvet. Pasalnya, layarnya masih saja mengandalkan notch seperti LG V60 ThinQ 5G, tidak seperti dua model LG K Series terbaru yang sudah mengadopsi model hole-punch. Kalau memang kesan elegan yang diincar, semestinya lubang kamera pada layar jauh lebih ideal ketimbang notch.

Selebihnya, kita masih harus menunggu peluncuran resminya. LG sama sekali tidak menyinggung kapan, tapi seharusnya dalam waktu dekat kalau melihat teaser terakhir yang menunjukkan wujudnya secara utuh.

Via: Engadget.