Plants vs. Zombies 3 Pelan-Pelan Siap Meluncur

Melakukan debutnya di Windows dan Mac pada tahun 2009, keunikan gameplay serta tema Plants vs. Zombies membuatnya jadi favorit gamer dalam waktu singkat. Kesuksesan permainan tower defense ini menyemangati PopCap untuk menghadirkannya ke lebih banyak platform, dan di bawah arahan Electronic Arts, lahirlah deretan sekuel serta spin-off seperti game third-person shooter Garden Warfare dan collectible card PvZ Heroes di Android dan iOS.

Kabar mengenai judul Plants vs. Zombies terbaru sempat terdengar di pertengahan 2019, kurang lebih enam tahun sesudah PvZ 2 dirilis. Namun saat itu PopCap Games hanya mengungkap sedikit detail dan melepas versi pre-alpha secara terbatas dengan maksud melakukan pengujian sebelum permainan tersedia lebih luas. Dan setelah penantian yang cukup panjang, developer akhirnya resmi ‘meluncurkan’ Plants vs. Zombies 3 di penghujung bulan Februari ini.

PvZ 3 kembali menyuguhkan formula tower defense lane-based dan menghadirkan lagi karakter-karakter familier. Anda ditugaskan untuk bertahan dari serangan zombie dengan menempatkan tanaman-tanaman defensif secara strategis. Tentu saja ada banyak aspek di permainan yang PopCap perbarui, salah satunya bisa segera Anda lihat dari trailer-nya: penggunan grafis dan aset 3D. Executive producer Bruce Maclean menjelaskan, desain baru ini memastikan game jadi lebih fleksibel dan memungkinkan developer menampilkan detail visual lebih baik.

Ada cukup banyak pula modifikasi yang tim implementasikan pada gameplay. Misalnya, bunga matahari (Sunflower) tak lagi diperlukan untuk menghasilkan tenaga, lalu mesin pemotong rumput (berfungsi sebagai pertahanan darurat) turut dihilangkan. PvZ 3 kabarnya mengusung tempo yang lebih cepat dan lebih menuntut keputusan taktis. Selain itu, developer juga memasukkan elemen ‘social play‘ di sana. Dari sisi estetika, perubahan terbesar terletak pada penyajian permainan secara portrait – tak lagi landscape.

PopCap menyampaikan, transisi dari landscape ke portrait dimaksudkan agar game lebih nyaman dinikmati dari smartphone. Orang biasanya menggunakan perangkat tersebut untuk berbagai keperluan serta menjalankan beberapa aplikasi secara berbarengan. Menurut developer, akan lebih praktis jika pemain tak perlu mengubah orientasi smartphone saat beralih dari satu app ke app lainnya.

Developer rencananya akan melepas Plants vs. Zombies 3 secara bertahap via metode soft launch. Setelah meluncur terbatas di Amerika Serikat, soft launch akan dimulai di Filipina. Di periode ini, sejumlah konten masih dikembangkan dan belum dapat diakses. PvZ 3 disajikan sebagai permainan free-to-play dengan  microtransaction. Buat sekarang, PopCap masih enggan menginformasikan kapan game siap dirilis global.

Menariknya, developer juga berjanji untuk terus mendukung dan melepas konten-konten baru buat PvZ 2 meski Plants vs. Zombies 3 sudah tersedia nanti.

Sumber: EA.

Samsung C-Lab Lahirkan Tujuh Startup Baru

Masih ingat dengan Samsung C-Lab, semacam program inkubator internal yang didedikasikan untuk mengembangkan produk-produk inovatif macam sabuk pintar, gadget pendeteksi stroke serta VR headset empat dimensi? Baru-baru ini, Samsung mengumumkan bahwa pada tanggal 31 Oktober nanti akan ada tujuh proyek C-Lab yang ‘lulus’ menjadi startup mandiri.

Ketujuh startup itu adalah sebagai berikut:

  • Hyperity: sejenis kacamata AR/VR untuk mengontrol smartphone ataupun komputer tanpa perlu mengandalkan monitor fisik sama sekali.

  • Linkface: aksesori untuk VR headset yang dilengkapi sederet sensor untuk mendeteksi mata dan pergerakan otot-otot wajah. Selain dimaksudkan untuk menavigasikan konten secara hands-free, Linkface juga dapat mewujudkan fitur semacam Animoji yang ditawarkan iPhone X.

  • PIXELRO: sejenis film khusus yang dapat dipasangkan ke layar smartphone, yang berfungsi untuk menggantikan peran kacamata bagi pengidap presbiopia, atau yang kerap disebut dengan sindrom mata tua.

  • BlueFeel: portable air purifier yang dimaksudkan untuk menjadi pengganti masker biasa tanpa harus menutupi bagian hidung dan mulut pengguna.

BlueFeel

  • Defind: aplikasi ponsel yang berfungsi untuk membantu konsumen mencari ukuran sepatu yang pas ketika berbelanja secara online. Cara kerjanya melibatkan kamera smartphone, yang kemudian hasilnya akan diterjemahkan menjadi hasil scan 3D dari kaki konsumen, lengkap beserta dimensi merincinya.

  • Soft Launch: layanan rekomendasi berbasis media sosial untuk berbagai restoran dan toko, dengan tujuan memerangi ulasan-ulasan palsu konsumen.

Soft Launch

  • 1Drop: perpaduan aplikasi dan aksesori mini untuk smartphone yang memungkinkan pengguna untuk mengukur kadar glukosa dalam darah dengan memanfaatkan kamera dan LED flash milik perangkat.

Tujuh startup ini akan melengkapi portofolio startup hasil binaan C-Lab yang sejauh ini sudah menembus angka 32. Cukup mengesankan mengingat C-Lab sendiri baru berdiri pada akhir 2012, dan program ‘kelulusan’ menjadi startup ini baru dimulai pada tahun 2015.

Sumber: Samsung.

‘Soft Launch’ di Indonesia, Sanggupkah OnePlus 2 Sikat Smartphone Flagship Kompetitor?

Berbicara soal produsen smartphone, OnePlus boleh disebut sebagai salah satu nama yang unik. Didirikan oleh mantan petinggi Oppo, di satu sisi OnePlus ingin mencoba menyuguhkan produk eksklusif, tapi di sisi lain mereka mau merangkul semua fans global secara inklusif. Slogan dalam pengenalan OnePlus 2 juga tidak kalah menarik, yaitu ‘flagship killer 2016′. Continue reading ‘Soft Launch’ di Indonesia, Sanggupkah OnePlus 2 Sikat Smartphone Flagship Kompetitor?

Blaast Finally Launched, Partners With XL

This morning I accidentally read a Tweet from Fachry Bafadal, one of the ambassadors of Blaast who retweet the information about Blaast services availability for common users.

Feeling curious, I downloaded Blaast application while looking for some additional information. Other information that I found came from Ziyad,  someone that i know as a local software engineer who works for Blaast. He announced that today Blaast has soft-launched and opens their services for those who are interested trying a variety of applications in their ecosystems.

Blaast, a cloud computing platform on mobile device, has been active in Indonesia at least since May 2011. Even though the headquarter is in Finland, Blaast chose Indonesia as the first place to launch their services. One of the main reasons is because the opportunity of feature phone is pretty big here.

Continue reading Blaast Finally Launched, Partners With XL

Blaast Resmi Soft Launch, Kerja Sama dengan XL (Updated)

Pagi ini saya secara tidak sengaja membaca Tweet dari Fachry Bafadal, salah satu ambassador dari Blaast yang me-RT informasi tentang tersedianya layanan Blaast bagi pengguna umum.

Karena penasaran saya kemudian mengunduh aplikasi Blaast sambil mencari beberapa informasi tambahan. Informasi lain yang saya temukan hadir dari Ziyad, yang saya kenal sebagai software engineer lokal yang bekerja untuk Blaast, yang mengumumkan bahwa hari ini Blaast telah soft launch dan menyediakan layanannya bagi mereka yang tertarik untuk mencoba berbagai aplikasi di ekosistem mereka.

Blaast, yang merupakan sebuah platform komputasi awan di ponsel, sendiri telah aktif di Indonesia, setidaknya sejak Mei 2011. Meski kantor pusat di Finlandia, Blaast memilih Indonesia sebagai tempat pertama untuk meluncurkan layanan mereka, salah satunya karena peluang feature phone yang cukup besar di sini.

Continue reading Blaast Resmi Soft Launch, Kerja Sama dengan XL (Updated)