OWC Umumkan Kabel USB-C Thunderbolt 4 Universal Pertama dan Bersertifikasi

Meski saat ini port USB Type-A masih banyak digunakan di berbagai macam perangkat elektronik, namun adopsi port USB Type-C terus meningkat dan menjadi standar masa kini dan nanti. Colokan yang satu ini multi fungsi, kabelnya dapat dipasang secara bolak-balik, dan dapat digunakan untuk banyak keperluan seperti transfer data lebih cepat, pengisian baterai, hingga menghubungkannya ke monitor eksternal.

Baru-baru ini Other World Computing (OWC) telah mengumumkan kabel USB Type-C Thunderbolt 4 universal. Diklaim pertama dan masih satu-satunya yang sepenuhnya kompatibel dan bersertifikasi untuk menghubungkan Thunderbolt 4, Thunderbolt 3, USB-C, dan USB-4 Mac, baik itu di perangkat PC, tablet, maupun smartphone.

OWC-2

Biasanya, untuk memperoleh kinerja maksimum dari Thunderbolt 4 memerlukan kabel Thunderbolt 4 khusus. OWC mengatakan bahwa kabel USB pihak ketiga yang beredar di pasaran sering kali tidak memiliki sertifikasi, ruang lingkupnya terbatas, kapasitas kecepatan datanya bervariasi, dan tidak semuanya aman.

Namun OWC mengklaim solusi yang satu ini dapat melakukannya. Kabel USB-C Thunderbolt 4 universal OWC 100% kompatibel dengan berbagai jenis perangkat modern saat ini yang mengadopsi konektor USB Type-C.

Kabel USB-C Thunderbolt 4 universal OWC memiliki sertifikasi untuk semua penggunaan. Termasuk pengisian daya cepat hingga 100W, transfer data hingga 40 Gb per detik, dan mendukung video hingga resolusi 8K.

Port USB Type-C memang menawarkan banyak keunggulan, tetapi butuh kabel USB Type-C khusus untuk mengoptimalkannya dan jangan tergiur dengan harga kabel murah. Kabel USB-C Thunderbolt 4 universal OWC sendiri dibanderol dengan harga US$28 atau sekitar Rp390 ribuan.

Sumber: PetaPixel

Flash Disk Ini Mengemas Tiga Konektor Sekaligus: USB-A, micro USB dan USB-C

Spesifikasi USB yang ada sekarang sudah ibarat belajar alfabet. Ada USB Type-A yang merupakan tipe paling standar, ada USB Micro-B yang lebih kita kenal dengan istilah micro USB, kemudian yang terbaru ada USB Type-C yang wujud konektornya paling praktis dan memiliki kinerja transfer data paling cepat.

Ketiganya masih dan sudah digunakan sekarang; yang lama belum ditinggalkan, sedangkan yang baru sudah mulai menyebar ke lebih banyak perangkat. Lalu konsumen pun bingung harus menggunakan USB flash disk dengan jenis konektor yang mana. Namun Silicon Power tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Produsen asal Taiwan tersebut baru saja memperkenalkan USB flash disk yang sangat unik. Dijuluki SP Mobile C50, ia mengemas tiga konektor sekaligus: USB-A, micro USB dan USB-C, sehingga Anda bisa menancapkannya di berbagai macam perangkat, termasuk smartphone sekalipun.

SP Mobile C50

USB-A yang paling standar diposisikan di ujung depan, sedangkan konektor micro USB-nya disembunyikan di dalamnya. Di belakang, ada konektor USB-C yang dilindungi oleh penutup berbahan karet. Silicon Power bilang kalau konstruksi perangkatnya didesain sedemikian rupa guna mencegah konektornya tidak rusak.

Untuk USB-A dan USB-C, kecepatan transfer maksimumnya ada di angka 5 Gbps (USB 3.0), sedangkan micro USB miliknya cuma terbatas di 480 Mbps (USB 2.0). Khusus konektor micro USB ini – yang akan digunakan bersama smartphone Android – pengguna wajib mengunduh aplikasi pendamping SP File Explorer App di perangkat yang bersangkutan.

SP Mobile C50 rencananya akan dipasarkan dalam beberapa minggu ke depan. Harganya belum diketahui, namun ada tiga varian kapasitas yang ditawarkan: 32, 64 dan 128 GB.

Sumber: AnandTech.

Xiaomi Rilis Earphone Baru dengan Dukungan USB Type-C

Audio jack 3,5mm telah sejak lama menjadi pintu masuk utama bagi earphone yang menggunakan kabel sebagai jalur outputnya. Dengan maraknya penggunaan Bluetooth dan tingginya tuntutan akan kecepatan dan stabilitas dalam menghubungkan dua perangkat berbeda, sejumlah pabrikan perangkat mulai meninggalkan audio jack 3,5mm dan beralih ke USB type-C yang dianggap punya fungsional lebih luas termasuk mendukung pengisian baterai cepat.

Seperti yang dilakukan oleh Xiaomi yang tak lagi menawarkan koneksi audio jack 3,5mm di Mi 6, smartphone flagship terbarunya. Penggunaan USB type-C di Mi 6 kemudian menghadirkan pertanyaan soal dukungan aksesoris yang sudah atau akan diluncurkan oleh Xiaomi. Banyak penggemar berharap mereka tak harus membeli tambahan adapter untuk menghubungkan smartphone dengan earphone. Xiaomi pun memberikan jawaban.

Pabrikan asal Tiongkok itu resmi menyibak perangkat earphone terbaru yang merupakan earphone yang mendukung koneksi melalui USB type-C. Earphone ini mempunyai rancangan berkelas yang merupakan buah pikiran seniman ternama pemenang Grammy Award, Luca Bignardi asal Spanyol.

Perangkat tiba dengan desain mengkilap yang memberi tampilan elegan. Ia juga mempunyai mikrofon tambahan yang tersemat bersama dengan modul kendali untuk fitur active noise reduction.

Saat ini earphone baru dipasarkan di wilayah Tiongkok melalui toko online resmi Xiaomi seharga $43, dan kemungkinan bakal tersedia pula di sejumlah pengecer di sana. Namun jika melihat eksistensi sejumlah perangkat dan aksesoris Xiaomi di Asia Tenggara termasuk Indonesia, tak heran bila banyak orang percaya earphone ini akan segera tersedia di toko-toko online lokal.

Sumber berita Gizmochina.

Intel: USB Type-C Bisa Menjadi Pengganti yang Pas untuk Jack Audio 3,5 mm

Kalau Anda mengikuti situs-situs rumor, besar kemungkinan Anda mengetahui kabar bahwa iPhone 7 nantinya bakal tidak memiliki jack audio 3,5 mm. Ada beberapa spekulasi mengenai alasannya, antara lain: 1) Apple ingin membuat bodi iPhone semakin tipis, atau 2) Apple ingin menjadikan headphone atau earphone nirkabel sebagai standar baru.

Apapun alasannya, kalau memang benar terjadi, penggantinya harus ada. Bisa berupa headphone nirkabel tadi, atau yang menggunakan konektor Lightning, atau kalau menurut Intel, memakai konektor USB Type-C.

Dalam acara Intel Developer Forum, sang produsen prosesor tersebut membeberkan idenya dalam menjadikan USB Type-C atau USB-C sebagai standar baru di bidang audio. Jadi pada ponsel seperti Moto Z yang tak dilengkapi jack 3,5 mm, satu port USB-C saja bisa untuk berbagai keperluan – charging, audio dan sebagainya.

Namun yang menjadi kekhawatiran baru adalah soal efisiensi daya; bisakah headphone berkonektor USB-C tidak menguras baterai terlalu cepat seperti headphone standar yang kita miliki sekarang? Kalau di laptop atau PC mungkin tidak masalah, tapi tidak ada yang mau baterai ponselnya cepat habis hanya karena harus menyumbang daya ke headphone yang tersambung.

Untuk itu, Intel telah merencanakan spesifikasi baru yang akan memastikan kalau headphone USB tidak terlalu menguras baterai, dan diestimasikan bisa setara dengan yang dikonsumsi headphone standar dengan konektor 3,5 mm. Spesifikasi baru ini juga dimaksudkan untuk mengontrol cara kerja tombol pada headphone USB.

Intel tak lupa menjelaskan ada beberapa nilai positif yang bisa diambil dengan digantikannya jack audio 3,5 mm oleh USB-C. Yang pertama membenarkan spekulasi di atas, dimana jack 3,5 mm memakan terlalu banyak ruang di dalam ponsel.

Kedua, konektor USB memungkinkan pengaplikasian berbagai efek seperti surround atau noise cancelling pada semua headphone tanpa terkecuali, mengingat yang diteruskan adalah murni sinyal digital.

Tentu saja inisiatif Intel ini tak akan ada artinya apabila industri smartphone tidak mengamininya. Seandainya benar iPhone 7 datang tanpa jack headphone, kemungkinan besar pabrikan ponsel lainnya juga akan mengikuti jejaknya kemudian, dan buah pemikiran Intel ini pun tidak jadi sia-sia.

Sumber: CNET. Gambar header: USB Type-C via Pixabay.

SanDisk Luncurkan USB Flash Drive Unik dengan Dua Tipe Konektor

Pabrikan memory card dan flash drive kenamaan SanDisk baru-baru ini meluncurkan sebuah produk yang inovatif sekaligus menarik perhatian. Mengacu pada nama lengkapnya, SanDisk Ultra Dual Drive USB Type-C, cukup jelas bahwa flash drive ini mengemas koneksi USB-C yang perlahan menjadi standar di ranah perangkat mobile.

Namun koneksi USB-C saja tentunya tidak cukup untuk dibilang inovatif. Kita harus menilik lebih dalam dan memahami apa maksud kata “Dual” pada namanya. Well, itulah keunikan dari flash drive ini; ia mengemas dua tipe koneksi yang berbeda, yaitu USB-C dan USB-A, yang sekarang sudah tergolong tradisional.

Pada bagian sampingnya terdapat tuas yang bisa ditarik ke kiri atau kanan, dimana terdapat konektor USB-C dan USB-A. Fitur ini membuatnya sangat fleksibel; Anda bisa menancapkan konektor USB-C miliknya ke smartphone Android untuk mengambil data, lalu ganti menancapkan konektor USB-A ke komputer untuk memindahkan data tersebut.

Di sisi lain, perangkat ini juga bisa dimanfaatkan untuk membuat backup data perangkat Android yang dilengkapi port USB-C dengan bantuan aplikasi SanDisk Memory Zone yang bisa diunduh secara cuma-cuma. Jadi ketika pengguna menancapkan flash drive ini, aplikasi tersebut akan terbuka secara otomatis dan pengguna bisa langsung mengakses data-datanya.

Soal kecepatan, SanDisk mengklaim kecepatan transfer datanya bisa mencapai angka 150 MB per detik, namun tentunya semua juga bergantung pada perangkat apa ia terhubung. Kapasitasnya sendiri bervariasi, mulai 16 GB sampai 128 GB, dan saat ini sudah dipasarkan seharga $20 sampai $70.

Sumber: DPReview dan SanDisk.

Asus Kemas Skylake, USB-C dan DVD Writer Dalam Tubuh Ramping Notebook A456

Ambisi produsen menghadirkan generasi baru notebook yang lebih ringan dan tipis tanpa mengurangi performa hardware berujung pada lahirnya ultrabook. Desainnya mewakilkan perangkat komputasi era modern, tapi dengan berkurangnya volume dan luas permukaan device, muncul beberapa kendala: Sisi konektivitas jadi berkurang, belum lagi masalah temperatur.

Di awal tahun ini, Asus menawarkan solusi mereka terhadap hal-hal di atas dengan membawa A456 ke Indonesia. Ia merupakan notebook ultra-thin yang ditopang keleluasaan konektivitas. Key selling point dari A456 adalah adanya port USB type-C dan optical drive DVD writer meskipun notebook memiliki desain ramping, serta dukungan prosesor Intel Core generasi keenam ‘Skylake’.

Asus A456 02

Asus mengemas hardware dalam tubuh setebal 2,53-sentimeter. Di bagian punggung, Anda disuguhkan tampilan khas berupa permukaan logam berpola garis melingkar, berpangkal pada logo tepat di tengahnya. A456 mempunyai panel LED 16:9 14-inci beresolusi 1366×768, ditenagai chip Nvidia GeForce GT 930M 2GB VRAM dan GPU integrated Intel HD. Melihat pemilihan kartu grafisnya, gaming 3D bukanlah spesialisasi utama ultrabook ini.

Bagian keyboard mengusung desain chiclet, dipadu touchpad yang luas. Supaya Anda tetap merasa nyaman saat harus mengetik berjam-jam, Asus membubuhkan fitur Ice Cool di palm rest, menjaga suhu berada di antara 28 sampai 35 derajat Celcius – lebih rendah dibandingkan temperatur rata-rata tubuh manusia.

Asus A456 04

Asus merasa percaya diri bahwa Intel Core i5-6200U 2,3GHz di dalam mampu ‘menyajikan kinerja yang handal’, cocok buat menangani kebutuhan kerja standard di kantor atau penyuntingan video. Di sisi hiburan multimedia, Asus membekali ultrabook tersebut dengan speaker SonicMaster. Lalu lewat fitur Splendid, Anda bisa mengaktifkan mode Theater (alias efek sinematik) saat menggunakan A456 untuk menonton video.

Sang produsen membubuhkan memori RAM DDR3L 1600 sebesar 4GB yang dapat diperluas hingga maksimal 12GB, penyimpanan berbasis hard disk 5400rpm berkapasitas 500GB, serta baterai Li-polymer 38Whrs. Menurut Asus, jenis lithium polymer mempunyai daya tahan lebih tinggi dibanding Li-ion.

Asus A456 03

Selain ODD writer, A456 dilengkapi port USB Type-C sebagai langkah future proof, ditemani USB 3.0, USB 2.0, port LAN, HDMI, port VGA, Wi-Fi, dan Bluetooth 4.0.

Asus A456 dijajakan seharga Rp 7,7 juta. Paket penjualan sudah termasuk OS Microsoft Windows 10 dan garansi selama dua tahun.

Siap Gempur Handset Flagship Populer, Meizu Pro 5 Diluncurkan

Seri MX Meizu ialah handset pertama mereka yang mendapatkan perhatian dari khalayak di luar Tiongkok. Dan baru saja generasi kelima MX diluncurkan, dengan tubuh full metal dan layar OLED. Banyak orang pikir Meizu akan menahan diri sejenak dan fokus ke MX5, atau mungkin menghadirkan varian Pro. Tapi sebuah kejutan terjadi di tanggal 23 September kemarin. Continue reading Siap Gempur Handset Flagship Populer, Meizu Pro 5 Diluncurkan

Xiaomi Mi 4c Meluncur di Tiongkok, Ditemani Mi Bluetooth Speaker

Sudah setahun sejak Xiaomi melepas device flagship terakhir mereka. Meski dideskripsikan sebagai penerus Mi 4, Mi 4i hanyalah versi ‘downgrade‘ sang pendahulu. Lalu di penghujung Agustus, terdengarlah rumor soal Mi 4c, dikabarkan menyimpan sejumlah update dari model Mi 4i. Dan pada tanggal 22 September 2015, smartphone tersebut meluncur di Tiongkok. Continue reading Xiaomi Mi 4c Meluncur di Tiongkok, Ditemani Mi Bluetooth Speaker

‘Soft Launch’ di Indonesia, Sanggupkah OnePlus 2 Sikat Smartphone Flagship Kompetitor?

Berbicara soal produsen smartphone, OnePlus boleh disebut sebagai salah satu nama yang unik. Didirikan oleh mantan petinggi Oppo, di satu sisi OnePlus ingin mencoba menyuguhkan produk eksklusif, tapi di sisi lain mereka mau merangkul semua fans global secara inklusif. Slogan dalam pengenalan OnePlus 2 juga tidak kalah menarik, yaitu ‘flagship killer 2016′. Continue reading ‘Soft Launch’ di Indonesia, Sanggupkah OnePlus 2 Sikat Smartphone Flagship Kompetitor?

Thunderbolt 3 Akan Gunakan Konektor USB-C

Setelah sekitar empat tahun dan melalui dua generasi, Thunderbolt masih saja kurang begitu dikenal oleh konsumen. Padahal, di atas kertas hardware interface rancangan Intel ini sanggup memberikan kecepatan transfer data yang super-ngebut – Thunderbolt 10 Gbps dan Thunderbolt 2 20 Gbps, bandingkan dengan USB 3.0 yang cuma 5 Gbps. Continue reading Thunderbolt 3 Akan Gunakan Konektor USB-C