Google Gratiskan Akses ke Stadia Pro Selama 2 Bulan

Disiapkan sebagai cara alternatif bermain game bagi mereka yang tak punya hardware khusus gaming, Google Stadia pada dasarnya bisa diakses tanpa perlu membayar. Namun jika Anda bersedia mengeluarkan uang US$ 10 per bulan dan jadi pelanggan level Pro, sejumlah fitur eksklusif di layanan on demand ini akan terbuka: laju stream lebih cepat, resolusi lebih tinggi, potongan harga, serta penawaran permainan-permainan gratis.

Stadia meluncur pada bulan November 2019 di 14 negara, dan memasuki kuartal kedua tahun ini, Google berencana untuk memperluas ketersediaannya – terutama di tengah ‘kondisi sulit’ seperti sekarang. Sebagai langkah awalnya, Google memberikan semua orang (yang berdomisili di 14 negara itu) kesempatan buat menikmati Stadia Pro gratis selama dua bulan. Kesempatan tersebut berlaku bagi seluruh pelanggan Stadia ataupun pengguna baru.

Mereka yang mendaftar akan mendapatkan akses langsung ke sekitar 10 permainan, yaitu Destiny 2: The Collection, Grid, Gylt, Metro Exodus, Steamworld Dig 2, Steamworld Quest: Hand of Gilgamech, Thumper, The Serious Sam Collection, Spitlings, dan Stacks on Stack. Di luar judul-judul tersebut, Anda tetap perlu membelinya. Namun tentu penawaran Google ini sama sekali tidak buruk, apalagi jika kita punya internet bekecepatan tinggi.

Jika Anda kebetulan sudah menjadi pengguna Stadia Pro, maka Anda tak perlu membayar selama dua bulan ke depan. Google juga memperkenankan siapa pun buat berhenti dari keanggotaan Pro, dan permainan-permainan yang telah dibeli akan tetap jadi milik mereka. Berdasarkan laporan PC Gamer, program Stadia Pro gratis ini diimplementasikan secara bertahap dalam waktu 48 jam sejak dimulai dan tak semua orang bisa langsung mengaksesnya.

Sayangnya untuk sekarang Stadia memang belum bisa digunakan oleh konsumen di tanah air, walaupun laman berbahasa Indonesia-nya mengindikasikan rencana Google buat menghadikannya di sini. Platform cloud gaming ini baru dapat dinikmati oleh konsumen dari Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Denmark, Finlandia, Inggris Raya, Irlandia, Itali, Jerman, Kanada, Norwegia, Perancis, Spanyol, dan Swedia.

Jika kebetulan Anda tinggal di salah satu kawasan tersebut tapi belum familier dengan Stadia, Google tak lupa menyediakan panduan untuk bergabung ke layanannya. Pertama-tama, silakan daftarkan diri di Stadia.com, lalu unduh aplikasi mobile-nya (tersedia buat iOS maupun Android). Game-game Stadia juga bisa dimainkan dari PC desktop dan laptop via browser Chrome, serta tablet Chrome OS – menggunakan keyboard dan mouse atau controller.

Google menyadari dengan dilangsungkannya program ini, Stadia akan diserbu banyak orang. Dan demi mengurangi beban pada server, buat sementara resolusi 4K tidak bisa dipilih user Stadia Pro. Mereka hanya dapat bermain di 1080p. Meski begitu, developer menjamin gamer di PC tidak akan merasakan penurunan kualitas secara signifikan…

Sumber: Google.

Google Mulai Buka Akses Stadia Secara Perlahan

Layanan cloud gaming Google Stadia memang sudah resmi beroperasi, akan tetapi aksesnya masih sangat terbatas. Ketika diumumkan, Stadia disebut bakal menghadirkan dua paket yang berbeda, yakni Stadia Base (gratisan) dan Stadia Pro (berbayar). Namun yang tersedia sejauh ini barulah Stadia Pro.

Stadia Pro sendiri juga belum dibuka untuk publik. Singkat cerita, satu-satunya cara untuk mengakses Stadia sejauh ini hanyalah dengan membeli bundel Stadia Premiere Edition, atau dengan menerima Buddy Pass yang diberikan oleh konsumen Stadia Founder’s Edition. Ya, membingungkan memang, dan lagi Stadia juga baru tersedia di 14 negara.

Kabar baiknya, Google secara perlahan mulai membuka pintu akses Stadia lebih lebar. Mereka secara murah hati memberikan akses gratisan Stadia Pro selama tiga bulan kepada para konsumen Chromecast Ultra. Bukan cuma mereka yang baru membeli streaming dongle tersebut, tapi konsumen lamanya juga berhak dengan cara memilih untuk menerima email promosi dari Google.

Sekadar mengingatkan, Chromecast Ultra dibutuhkan apabila kita hendak mengakses Stadia di TV. Selain tentu saja ukuran layar yang lebih besar, keuntungan lain menggunakan Chromecast + TV untuk mengakses Stadia adalah, game dapat di-stream di resolusi 4K – meski dukungan 4K juga baru saja tersedia bagi yang mengakses Stadia via browser komputer.

Tentu saja streaming game dalam resolusi 4K membutuhkan koneksi internet yang cepat sekaligus stabil, minimal 35 Mbps kalau menurut Google sendiri. Kalau koneksinya lambat, jangankan 4K, bermain di resolusi rendah pun akan terasa laggy pada Stadia, seperti yang sudah dibuktikan oleh PC Gamer baru-baru ini.

Sumber: The Verge.

Pelanggan Stadia Mengeluhkan Minimnya Pilihan Game dan Absennya Fitur-Fitur Penting

Lebih dari dua bulan telah berlalu sejak Google resmi meluncurkan Stadia. Ia memang bukanlah layanan cloud gaming pertama di dunia, namun dengan begitu luasnya pengaruh Google, banyak orang berharap Stadia bisa jadi nama yang merakyatkan platform ini. Awalnya, penawaran sang raksasa internet terdengar menjanjikan, tapi hingga kini Stadia tampaknya masih belum beroperasi secara maksimal.

Belum lama ini, sejumlah pengguna menyampaikan keluhan mereka di thread Reddit resmi Stadia. Seorang pengguna (ber-username Gizoogle) bilang, belakangan tim Stadia terkesan membisu. Sudah 40 hari Google tidak mengumumkan sesuatu, mengungkap fitur anyar atau meluncurkan game baru. Karena alasan ini, pelanggan menuntut layanan yang lebih baik, dan via Reddit, sang user menjabarkan janji developer Stadia yang belum terpenuhi.

Lewat Stadia, Google menawarkan akses ke lebih dari 40 game. Namun dari daftar tersebut, beberapa masih belum dirilis atau mengalami penundaan peluncuran – contohnya Cyberpunk 2077, Watch Dogs: Legion, Doom Eternal, Baldur’s Gate 3, Orcs Must Die 3 dan Marvel’s Avengers. Diteliti lebih jauh, hanya ada sekitar 20-an permainan Stadia yang bisa dinikmati saat ini. Google kemarin akhirnya mengumumkan rencana buat menambahkan Metro Exodus dan GYLT di tanggal 1 Februari 2020 khusus untuk pelanggan Pro.

Sayangnya, penambahan dua judul ini dibarengi oleh hilangnya dua game dari daftar itu. Terhitung di tanggal 31 Januari besok, Rise of the Tomb Raider: 20 Year Celebration dan Samurai Shodown akan meninggalkan Stadia. Kabar baiknya, mereka berdua akan tetap ada di library jika Anda membelinya sebelum hari H tiba. Google tidak memberikan alasan jelas mengapa dua permainan tersebut dihilangkan.

Selain itu pelanggan menginginkan kejelasan soal ‘120 game‘ yang katanya akan dihadirkan oleh Stadia di 2020, sepuluh di antaranya merupakan judul eksklusif, namun Google sama sekali belum mengungkap detailnya sampai hari ini. Sejumlah fitur juga belum bisa ditemukan, contohnya family sharing, versi iOS, dukungan penuh controller wireless, opsi 4K di PC dan fungsi Google Assistant. Google kabarnya akan meluncurkan itu semua di kuartal pertama 2020.

Selanjutnya, pekerjaan rumah lain yang mesti Google selesaikan berkaitan dengan pengalaman penggunaan Stadia. Masih banyak pelanggan menemui masalah jaringan LTE dan kendala pada resolusi 4K.

Stadia sudah tersedia di 14 negara, tetapi Indonesia belum termasuk di sana. Meski demikian, laman store berbahasa Indonesia bisa jadi indikasi Google memiliki rencana buat meluncurkan platform gaming on demand-nya di tanah air.

Via DualShockers & PC Gamer.

Google Stadia Bakal Sajikan 12 Game di Hari Pertama Peluncurannya

Konsumen yang telah membeli Stadia Founder’s Edition tentu sudah tidak sabar lagi menanti tanggal 19 November 2019, tanggal yang sudah Google tunjuk sebagai hari peluncuran layanan cloud gaming-nya tersebut. Bagi yang menggunakan perangkat Android, mereka bahkan sudah bisa mengunduh aplikasi Stadia dari Play Store lebih awal.

Yang menjadi pertanyaan banyak orang, apa saja game yang bisa pelanggan Stadia nikmati mulai hari pertama? Google sekarang sudah punya daftar lengkapnya. Total ada 12 game yang siap dimainkan di hari H peluncuran Google Stadia, berikut rinciannya:

  • Assassin’s Creed Odyssey
  • Destiny 2: The Collection
  • GYLT
  • Just Dance 2020
  • Kine
  • Mortal Kombat 11
  • Red Dead Redemption 2
  • Thumper
  • Tomb Raider: Definitive Edition
  • Rise of the Tomb Raider
  • Shadow of the Tomb Raider: Definitive Edition
  • SAMURAI SHODOWN

Destiny 2: The Collection

Perlu dicatat, gamegame di atas bukan berarti bisa langsung kita nikmati secara cuma-cuma setelah berlangganan Stadia. Kita tetap harus membelinya terlebih dulu, dan Google sendiri menjual digital copy-nya melalui aplikasi Stadia. Lalu bagaimana dengan janji “akses gratis ke sejumlah game” yang dijanjikan paket Stadia Pro (yang termasuk dalam bundel Stadia Founder’s Edition)?

Kuncinya ada pada kata “sejumlah”, dan dari 12 judul di atas, hanya satu yang dapat dinikmati secara cuma-cuma oleh pelanggan Stadia Pro, yakni Destiny 2. Namun tentu saja jumlahnya bakal bertambah seiring Google melengkapi katalog game Stadia.

Pasca peluncuran Stadia, Google juga sudah menyiapkan 14 game yang akan menyusul sebelum pergantian tahun. Berikut daftar lengkap game Stadia yang akan tersedia di tahun ini, tapi tidak pada hari H perilisan Stadia:

  • Attack on Titan 2: Final Battle
  • Borderlands 3
  • Darksiders Genesis
  • DRAGON BALL XENOVERSE 2
  • Farming Simulator 19
  • FINAL FANTASY XV
  • Football Manager 2020
  • Ghost Recon Breakpoint
  • GRID
  • Metro Exodus
  • NBA 2K20
  • RAGE 2
  • Trials Rising
  • Wolfenstein: Youngblood

Sayang sekali saya tidak menemukan Baldur’s Gate 3 tercantum pada daftar. Namun kita juga tak boleh sepenuhnya menyalahkan Google mengingat game tersebut memang belum selesai dibuat oleh developer-nya Larian Studios. Di samping itu, judul-judul lain yang sangat diantisipasi seperti Cyberpunk 2077, WatchDogs: Legion, atau Doom: Eternal baru akan menyusul ke Stadia tahun depan.

Sumber: Google.

Google: Jangan Anggap Stadia Sebagai Netflix-nya Para Gamer

Bulan November nanti, layanan streaming game Google Stadia bakal mulai beroperasi secara resmi. Demi mengantisipasi hype yang tinggi yang kerap berujung pada kesalahpahaman dari pihak konsumen, Andrey Doronichev selaku Product Director Google Stadia pun menyempatkan diri menjawab segala pertanyaan terkait Stadia melalui sesi Reddit AMA.

Ada banyak info sekaligus klarifikasi mengenai Stadia yang bisa kita simpulkan dari sesi tanya-jawab tersebut. Yang paling utama, Andrey mengingatkan agar kita jangan menyamakan Stadia dengan Netflix, menganggapnya sebagai Netflix-nya para gamer, sebab kalau di Netflix kita benar-benar tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk bisa menikmati semua konten yang tersedia.

Stadia di sisi lain tidak demikian. Paket berbayarnya, Stadia Pro, menawarkan sejumlah fasilitas seperti gameplay dalam resolusi 4K/HDR, surround sound 5.1, sejumlah diskon eksklusif serta akses gratis ke sejumlah game. Kalau dirata-rata, pelanggan Stadia Pro bakal mendapatkan setidaknya satu game baru secara cuma-cuma setiap bulannya, diawali oleh Destiny 2.

Ini jelas berbeda dari penawaran Netflix, meskipun jenis kontennya memang berbeda. Andrey pun lebih sreg menyamakan Stadia Pro dengan layanan Xbox Live Gold atau PlayStation Plus. Singkat cerita, tidak semua game bisa Anda mainkan di Stadia secara cuma-cuma, meskipun Anda telah membayar biaya berlangganan sebesar $10 setiap bulannya.

Google Stadia

Untuk paket gratisannya, Stadia Base, konsumen malah diwajibkan untuk membeli game-nya sendiri sebelum bisa dimainkan via Stadia. Ini sangat penting untuk diingat: Stadia Base memang gratis, tapi game yang bisa dimainkan tidak ada yang gratis, kecuali memang ada game free-to-play yang masuk dalam katalognya.

Konsumen Stadia Base pada dasarnya hanya dipinjami akses ke gaming PC berspesifikasi wahid secara cuma-cuma. Mereka bisa menyimpan tabungannya untuk membeli game yang hendak dimainkan, tanpa perlu menyisihkan dana lebih untuk membeli kartu grafis baru, atau bahkan merakit gaming PC dari nol.

Kalau disimpulkan, Google Stadia memang masih punya banyak batasan, tapi tetap saja kehadiran layanan ini bakal mendisrupsi industri streaming game secara menyeluruh. Sebagian besar layanan streaming game yang sudah ada sekarang memiliki mekanisme “bayar biaya berlangganannya, tapi sediakan sendiri game-nya”. Stadia Base nantinya bakal menghapus syarat membayar tersebut.

Sumber: GamesRadar.

Layanan Baru Meluncur di Bulan November, Controller Google Stadia Sudah Mulai Dijual

Meski ada sejumlah hal yang harus dimatangkan, premis layanan cloud gaming seperti Google Stadia memang terdengar mengagumkan di telinga kita: siapa yang tidak mau bisa bermain game di mana dan kapan saja tanpa dibatasi perangkat? Platform game stream ini dijadwalkan untuk meluncur pada bulan November 2019, tapi kita sudah dipersilakan buat siap-siap menyambutnya.

Saat ini sang raksasa internet telah memperkenankan kita memesan bundel Founder’s Edition Stadia di Google Store. Paket ini terdiri dari akses ke keanggotaan Stadia Pro, badge Founder’s serta Buddy Pass yang memberikan Anda kesempatan untuk mengajak seorang teman buat menikmati konten-konten Pro. Dan demi mendukungnya, minggu ini Google juga mulai menawarkan unit controller Stadia secara terpisah.

Controller Google Stadia 1

Controller Stadia belum bisa dikatakan revolusioner dilihat dari sisi desain. Bagi saya, Google malah mencoba mengambil bagian terbaik dari periferal-periferal yang sudah Anda. Bentuknya sedikit berisi seperti gamepad Xbox namun dengan penempatan tombol dan thumb stick simetris ala DualShock 4. Anda dapat memilih controller berwarna putih, hitam dan ‘wasabi’.

Perangkat tersambung via Wi-Fi dan kita dapat memanfaatkan fungsi cross-screen untuk berpindah secara ringkas dari TV plus Chromecast ke PC dan smartphone. Tersedia pula tombol khusus buat mengaktifkan fungsi Google Assistant, memungkinkan Anda memasukan input suara via microphone terintegrasi. Di sana juga ada port headset 3,5mm dan sebuah tombol capture sebagai cara mudah menyimpan video dan screenshot.

Controller Google Stadia 3

Perlu diketahui bahwa Anda tidak bisa segera mengakses Stadia begitu membeli controller-nya. Penawaran ini hanya ditujukan untuk mereka yang dipilih temannya buat mendapatkan Buddy Pass. Jika belum punya teman yang rela memberikan Buddy Pass, maka Anda perlu membeli Founder’s Edition seharga US$ 130 – berisi akses ke Stadia Pro selama tiga bulan.

Ketika periode tiga bulan berlalu, Stadia Pro dijajakan dengan biaya berlangganan sebesar US$ 10 per bulan. Melaluinya, Anda dihidangkan koleksi permainan yang terus bertambah. Judul-judul pertama Stadia Pro yang segera dapat dinikmati meliputi Destiny 2, The Division 2 dan Ghost Recon Breakpoint. Anda juga disuguhkan opsi resolusi 4k di 60fps dan suara 5.1.

Controller Google Stadia 2

Jika Anda tidak mau menggunakan opsi Pro, versi dasar dari Google Stadia sendiri disajikan gratis dan secara dasar pengoperasiannya mirip seperti memiliki console atau PC: Anda harus membeli game terlebih dulu agar bisa memainkannya. Kualitas konten versi basic juga sama sekali tidak buruk. Permainan dijalankan di resolusi full-HD 60-frame per detik.

Controller Google Stadia bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 70.

Via TechRadar.