Diferensiasi Bisnis Penting Agar Tidak Tenggelam dan Dilupakan

Menjalankan sebuah bisnis tentu akan akrab dengan yang namanya persaingan. Para pesaing bisa datang dengan berbagai macam konsep, termasuk dengan konsep yang serupa, mirip, bahkan sama persis dengan bisnis yang dikelola. Cara untuk terus berada di permukaan dan mencuri perhatian pengguna adalah dengan menjadi berbeda. Diferensiasi adalah kunci. Tentu diferensiasi dalam konteks yang positif. Apa pun bentuknya diferensiasi harus diupayakan.

Jika inovasi adalah harga mati, diferensiasi adalah bagian dari inovasi. Pembeda ini tidak sebatas menjadi terbaik tetapi menjadi sebuah bisnis yang menawarkan sesuatu berbeda. Menjadi beda ini merupakan salah satu poin penting yang harus dilakukan jika bisnis tidak ingin kalah bersaing dengan kompetitor. Untuk itu penting sekali terus menjaga pandangan atau mengamati perkembangan kompetitor.

Dengan pengamatan yang berkelanjutan terhadap kompetitor, kita bisa membandingkan produk, fitur, atau layanan apa yang kompetitor berikan dan seperti apa respon dari pasar. Kita bisa belajar faktor apa yang membuat produk kompetitor disukai, cari tahu pelajari dan kembangkan untuk produk kita. Kemudian hindari kesalahan-kesalahan apa yang kompetitor perbuat. Sekali lagi proses ini bukan untuk duplikasi, tetapi sebagai bahan pertimbangan untuk mewujudkan sebuah inovasi yang berbeda.

Setelah menemukan titik diferensiasi bisnis, jangan terburu-buru untuk meluncurkan produk baru. Pertimbangkan nilai lebih apa yang didapatkan pengguna. Hal penting yang tidak boleh ketinggalan dari proses diferensiasi adalah validasi pasar. Apa yang pengguna inginkan. Cari tahu apa yang pengguna dapatkan dari perbedaan itu. Jadi tidak asal berbeda, tetapi juga memiliki nilai lebih di mata pengguna.

Memahami diferensiasi produk kita dibanding kompetitor merupakan separuh jalan dari kompetisi untuk menjadi pembeda. Separuh jalan lainnya adalah dengan memberikan pemahaman kepada pengguna mengenai poin utama perbedaan yang dimiliki.

Proses membuat diferensiasi ini bukan proses sekali dua kali, ini merupakan sebuah proses yang panjang. Sebuah perjuangan dalam upaya memenangkan persaingan dengan kompetitor lain. Meskipun posisi bisnis sudah menguasai pasar. Selalu ingat, inovasi atau mati.

PasarLaut Bantu Tingkatkan Penjualan Koperasi Perikanan dengan Konsep E-Commerce

Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kaya akan hasil lautnya. Sama seperti komoditas lainnya, potensi hasil laut ini semestinya bisa dioptimalkan lagi dengan tren teknologi digital yang semakin hari semakin akrab dengan masyarakat Indonesia. Salah satu layanan digital yang hadir untuk memperjuangkan hal tersebut adalah PasarLaut. Sedikit berbeda dengan kebanyakan bisnis e-commerce, PasarLaut mencoba menghubungkan koperasi-koperasi perikanan dengan para pembeli iklan sekelas bisnis seperti eksportir, perusahaan pengolah ikan, termasuk juga hotel dan restoran.

PasarLaut menurut salah satu founder-nya Farid Naufal Aslam juga bisa disebut sebagai Online Trading Platform yang khusus menyediakan suplai ikan secara konsisten dan berkelanjutan dari kelompok nelayan dan koperasi perikanan. Selain itu PasarLaut juga memberikan data harga dan stok komoditas perikanan secara real-time dan membukanya untuk masyarakat luas, sehingga diharapkan masyarakat dari berbagai daerah juga bisa melakukan trading komunitas perikanan secara efisien. Saat ini PasarLaut sendiri melayani pembelian komoditas perikanan dalam jumlah besar dengan kuantitas di atas 100 Kg.

“Pasarlaut menghubungkan Koperasi Perikanan yang merupakan titik supply awal dengan pembeli B2B akhir seperti eksportir, perusahaan pengolahan ikan, juga hotel dan restoran. Koperasi perikanan ini, yang beranggotakan nelayan tradisional, mengumpulkan hasil tangkapan nelayan melalui mekanisme pelelangan ikan. Dengan begitu, PasarLaut membantu nelayan-nelayan tradisional ini mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan harga yang lebih baik. Selain itu, PasarLaut juga membantu menyelesaikan masalah Customer (eksportir, perusahaan pengolahan, hotel/restoran) yang sering mengalami masalah kesulitan mendapatkan stok berkelanjutan untuk bisnisnya,” terang Farid.

Selain itu PasarLaut juga berharap bisa membantu nelayan untuk memberikan transparansi informasi  mengenai harga dan memperpendek supply chain dari perdagangan ikan di Indonesia.

Tim PasarLaut / PasarLaut
Tim PasarLaut / PasarLaut

Hal yang menjadi tantangan PasarLaut

Farid kepada DailySocial menjelaskan saat ini PasarLaut merupakan salah satu layanan yang memang sedang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di sektor perikanan. Terlebih dengan fokus pemerintah saat ini yang tengah getol meningkatkan produksi di sektor maritim.

“Ketika melakukan validasi market dengan menguji coba transaksi di PasarLaut saat ini, kami mendapatkan inquiry sampai 3000 ton komoditas perikanan, walaupun tidak semua bisa dipenuhi mitra koperasi kami. Ini membuktikan bahwa potensi di industri ini memang besar,” terang Farid.

Hal yang saat ini masih menjadi tantangan adalah infrastruktur. Menurut Farid dengan kurang meratanya infrastruktur membuat biaya logistik cukup tinggi. Selain itu pelayanan di sektor logistik dirasa masih perlu banyak ditingkatkan seperti permasalahan delay yang bisa berimbas pada menurunnya kualitas ikan.

PasarLaut beroperasi di bawah dukungan PT Aruna Jaya Nuswantara masih terus berusaha menyempurnakan platform sambil terus menyebarkan penggunaan PasarLaut di beberapa titik koperasi perikanan di Indonesia yang sejauh ini sudah ada 44 koperasi perikanan di seluruh wilayah Indonesia yang bergabung dengan PasarLaut.

Bincang-Bincang Soal Startup Scaling dari Aspek Teknis

Ruang bisnis startup Indonesia sepertinya perlu direnovasi atau, lebih tepatnya, diperbesar. Pasalnya, dari hari ke hari ide-ide kreatif yang merupakan embrio dari startup mulai muncul di berbagai komunitas, khususnya komunitas teknologi. Banyak memang yang meledak, beriringan dengan itu, tak sedikit pula yang gugur dimakan seleksi alam. Persoalan kegagalan startup dalam mengembangkan bisnisnya seringkali berujung pada diskusi di kedai kopi soal pendanaan yang kurang atau dompet perusahaan yang kering.

Pembicaraan soal uang tersebut tidak sepenuhnya salah. Fase startup scaling sejatinya memang akan bertemu rintangan, meski tidak melulu soal uang. Seperti sifat alamiahnya, startup hadir di masyarakat dengan daya gedor ide-idenya yang inovatif dan solutif. Hal ini bergulir satu nafas dengan bisnis mereka yang berorientasi pada kebutuhan user/customer.

Gebrakan ide harus terus bergulir bersamaan dengan sifat lainnya dari startup yakni dinamis. Ingatlah, naik-turun dari laju bisnis startup adalah lumrah, dan perlu disiasati dengan pembaruan ide serta sarana teknologi.

Menyoal sarana teknologi, cloud computing ternyata menjadi bagian dari kunci scaling yang dilakukan startup. Bayangkan, sayang sekali bila fitur atau sistem yang ditawarkan startup kepada user, ternyata tidak berujung pada conversion rate yang memuaskan, hanya karena sistem cloud computing yang kendor. Bisa jadi, inilah titik mimpi buruk startup.

Agar para pendiri startup yang sekarang mulai merangkak tidak mengalami hal tersebut, Alibaba Cloud bekerja sama dengan DailySocial menyelenggarakan sebuah talkshow bernama AliLounge, dengan tajuk “How to Scale Your Startup”.

AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial
AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial

AliLounge rencananya akan diselenggarakan di dua kota, yakni Yogyakarta (8 November 2016) dan Bandung (10 November 2016). AliLounge Yogyakarta akan mengambil tempat di Smart Lounge Lippo Jogja. Sedangkan untuk Bandung, AliLounge bertempat di Eduplex Dago.

Dua orang Cloud Architect Alibaba Cloud, Sabith Venkitachalapathy dan Ken Ly, akan menjadi pembicara tetap di AliLounge Yogyakarta dan Bandung. Selain itu, kursi pembicara dari praktisi industri teknologi dan startup akan diisi Randi Eka Yonida (Senior Editor DailySocial) untuk AliLounge Yogyakarta dan Tommy Dian Pratama (Chief Technology Officer DailySocial) untuk AliLounge Bandung.

Nah, apakah startup Anda sudah siap untuk melakukan scaling dari sisi teknis? Cari tahu dan temukan insight menarik di AliLounge Yogyakarta dan Bandung!

Oh iya, Anda juga bisa melakukan networking dengan rekan-rekan startup dan para pakar teknologi serta makan malam bersama lho.

Tak ketinggalan, tim Alibaba Cloud punya hadiah untuk 20 pendaftar pertama AliLounge di masing-masing kota, yang sebelumnya telah membuat akun Alibaba Cloud dan mendaftarkan kartu kredit atau akun PayPal-nya. Hadiah tersebut adalah kupon senilai $200.

Ayo, daftar sekarang juga, gratis! Info lengkap dan pendaftaran dapat Anda akses di tautan berikut untuk AliLounge Yogyakarta dan Bandung.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Alibaba Cloud dan DailySocial untuk rangkaian kegiatan AliLounge.

Tanya Apa Saja dalam App Ini, Maka Anda Akan Mendapat Jawaban Berupa Video dari Sosok Ternama

Menjadi sosok ternama di dunia startup bukanlah hal mudah. Hal ini telah dibuktikan sendiri oleh Justin Kan, yang tidak lain dari pendiri Justin.tv, pelopor live streaming yang kemudian berganti identitas menjadi Twitch.

Setiap harinya, beliau dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan seputar tips memulai startup, seperti yang diungkapkan pada vlog-nya. Bukannya Justin tidak mau berbagi tips, masalahnya pertanyaan yang dilontarkan selalu sama dan begitu-begitu saja, sehingga mengulangi jawabannya lama-lama bisa terasa menjengkelkan.

Namun dasar otak startup dan bisnisnya yang begitu encer, kekesalan ini disulap oleh Justin menjadi sebuah aplikasi iOS bernama Whale. Whale pada dasarnya merupakan sebuah forum tanya-jawab, dimana pengguna bisa mencari tahu beragam tips dari para ahli dan influencer di bermacam bidang.

Bukankah sebelumnya sudah ada platform semacam ini, sebut saja Quora? Yup, Anda tidak salah, tapi yang Whale tawarkan sedikit lebih menarik karena melibatkan video. Di sini para influencer bisa memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pengguna dalam wujud video pendek, sehingga penanya bisa merasakan hubungan yang lebih personal dengan tokoh inspiratornya.

Hal lain yang menarik dari Whale adalah jaminan mutu baik atas pertanyaan maupun jawaban yang diberikan. Ini dikarenakan ada aspek monetisasi yang dilibatkan. Sederhananya, Anda perlu mengeluarkan biaya untuk menanya kepada seorang influencer pilihan Anda. Dengan cara seperti ini, dipastikan tidak ada pengguna usil yang berpotensi merusak komunitas Whale.

Aplikasinya sendiri gratis dan bisa diunduh sekarang juga melalui App Store. Pengguna Android sedikit kurang beruntung karena Whale eksklusif untuk iOS.

Sumber: TheNextWeb dan Whale.

Siap Berinovasi untuk Cashless Society

Baru sekitar dua minggu yang lalu, DailySocial merilis sebuah hasil survei tentang bagaimana masyarakat Indonesia menyikapi tren pembayaran non-tunai di masa depan. Survei yang melibatkan 1028 responden ini menyajikan beberapa data menarik yang perlu dicatat. Misalnya, 82,39% responden telah secara aktif menggunakan sistem pembayaran non-tunai. Lalu, ada pula hasil yang menyebutkan bahwa 67,32% responden yakin bahwa alat bayar non-tunai dapat menggantikan alat bayar tunai. Dua poin ini cukup menggambarkan optimisme masyarakat akan terwujudnya cashless society di kemudian hari.

Mengacu pada kenyataan tersebut, maka industri financial technology (fintech) Indonesia mengemban tugas sentral dalam kehidupan cashless society kini dan nanti. Terkhusus, peran yang besar juga dipikul para pelaku startup di industri fintech.

Namun demikian, dengan digital payment yang kian digandrungi beragam lapisan masyarakat, tak hanya tantangan saja yang ada di depan mata. Fintech startup juga punya kesempatan yang lebar pengadopsian cashless system di masyarakat Indonesia dengan strategi-strategi tertentu yang perlu disiasati dengan cerdik. Itu semua akan lengkap dibahas dalam acara persembahan Mandiri Capital, MDI Ventures, dan DailySocial bernama Finnovate.

Bertajuk “Big Plan for Digital Cashless Payment in Indonesia”, Finnovate adalah sebuah talkshow yang akan membahas seputar dunia fintech di masa mendatang. Di sana, Anda akan diajak untuk memahami lebih dalam seluk-beluk financial technology serta signifikansinya bagi kehidupan masyarakat. Tentunya, semua itu bisa menjadi insight yang bergizi bagi pola strategi startup yang tengah Anda rencanakan.

Lima orang nahkoda bisnis sekaligus pelaku industri fintech dan startup Indonesia akan berada di dalam satu panggung untuk berdiskusi bersama, yaitu Eddi Danusaputro (CEO Mandiri Capital Indonesia), Nicko Widjaja (CEO MDI Ventures), Brata Rafly (CEO Dimo Pay), Arie Nasution (CEO Bulp), serta Rama Mamuaya (CEO DailySocial) yang akan menjadi moderator dalam perbincangan tersebut.

Brata Rafly sebagai penggawa sebuah fintech startup akan berbagi ceritanya mengenai siasat yang perlu dilakukan para pemain di industri fintech dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Sementara, Arie Nasution, sebagai pemenang dari Wirausaha Muda Mandiri 2015, akan memaparkan bagaimana bisnisnya ikut berperan di industri ini.

Sebagai pimpinan dari venture capital firm, Eddy Danusaputro dan Nicko Widjaja rencananya akan berbicara seputar tren corporate venture capital Tanah Air, tantangan dan peluang yang dihadapinya.

Gelaran yang merupakan bagian dari sosialisasi kompetisi Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 ini akan berlangsung di Rumah Mandiri Inkubator Bisnis (RMIB), pada 26 Oktober 2016, pukul 18.00 – 20.00 WIB, dan dapat dihadiri secara gratis.

Seperti yang diketahui, Bank Mandiri telah menyelenggarakan WMM secara rutin setiap tahunnya sejak 2007, dan tahun 2016 ini adalah tahun pertama kalinya WMM membuka kompetisi di cabang fintech. Merujuk pada aspek lomba WMM tersebut, Finnovate hadir untuk memberi cakupan perspektif baru bagi peserta talkshow dalam menyikapi perubahan pola pikir masyarakat dalam bertransaksi, terutama bagi para UMKM atau startup yang akan berinovasi untuk menciptakan cashless society.

Mengikuti event yang diisi para pakar tanpa dipungut biaya adalah kesempatan langka. Dan, untuk soal fintech, Anda bisa menemukannya di Finnovate. Jadi, daftarkan diri Anda sekarang juga secara gratis di sini!

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial, MDI Ventures, dan Mandiri Capital untuk kegiatan Finnovate.

Jika Ada 4 Tanda Ini, Startup Perlu Melakukan Pivoting

Pilihan untuk melakukan pivoting (mengubah halauan bisnis) kerap terjadi di dunia startup yang sarat dengan perubahan yang cepat. Sudah banyak startup lokal hingga asing yang akhirnya terpaksa melakukan pivoting karena alasan-alasan tertentu. Seperti Instagram yang dulunya bernama Burbn, dan merupakan Location-based HTML5 App, Twitter yang dulunya sempat dikenal dengan nama Odeo Podcasting Platform, hingga YessBoss yang baru-baru ini merubah visi bisnisnya dengan menghadirkan Kata.ai.

Artikel berikut ini akan membahas 4 tanda-tanda yang perlu dicermati oleh penggiat startup ketika waktunya untuk pivoting agar startup ‘baru’ Anda bisa tetap eksis.

Terus melakukan edukasi kepada pasar

Startup dikenal sebagai platform yang menghadirkan inovasi terkini dengan memanfaatkan teknologi, baik itu memodifikasi kebiasaan lama hingga mengadopsi layanan baru. Jika saat ini Anda masih terhambat dengan kegiatan edukasi produk kepada pasar dan masih sedikit mendapatkan recognition atau pelanggan yang tetap, artinya Anda telah melakukan kesalahan dan menjadi pertanda yang tepat untuk segera melakukan pivoting.

Proses edukasi produk idealnya hanya dilakukan di awal dan tidak menghabiskan waktu yang lama, untuk itu segera lakukan pivoting ke model bisnis yang berbeda jika startup Anda masih saja melakukan edukasi produk kepada target pasar.

Versi Beta produk Anda kurang disukai pasar

Ketika produk telah diluncurkan dalam versi Beta, bisa dijadikan kesempatan yang baik untuk mengumpulkan feedback dari early-adopters. Nantinya Anda bisa melihat sejauh mana fitur yang ditawarkan dapat digunakan dengan baik, butuh koreksi dan melakukan proses editing terkait dengan fitur yang kurang sesuai. Jika feedback yang diterima baik dan berpotensi untuk disukai, artinya startup Anda memiliki calon pengguna yang bakal loyal. Namun jika feedback yang didapatkan cenderung negatif dan berakhir  dengan tidak digemarinya produk, hal ini merupakan tanda agar startup segera melakukan pivoting.

Produk tidak dilirik investor

Biasanya investor yang telah banyak melakukan investasi kepada startup bisa melihat kelebihan dan potensi dari sebuah startup baru atau yang sudah berjalan. Anda pun tidak kesulitan untuk melakukan penggalangan dana atau melanjutkan tahap pendanaan jika produk terbukti bagus dan diminati. Namun jika sejak awal hingga startup berjalan produk Anda masih kesulitan dilirik oleh investor, bisa jadi startup Anda kurang memiliki potensi. Segera lakukan pivoting dan temukan model bisnis yang tepat dan tentunya bakal dilirik oleh investor.

Membuat produk untuk ‘semua’

Bukan hanya menghabiskan waktu dan tenaga, jika startup Anda memutuskan untuk membuat produk untuk semua kalangan, akan merugikan keahlian para tenaga engineer Anda, yang hanya fokus untuk mengembangkan produk yang kurang relevan dan tidak tepat sasaran. Coba temukan passion dan tentunya kemampuan yang Anda kuasai sebelum meluncurkan startup, dan pastinya tentukan target pasar yang tepat untuk layanan yang akan Anda hadirkan.

Lima Saran Membangun Startup dari Jack Dorsey

Apa pun dinamika yang saat ini sedang terjadi pada bisnis Twitter, faktanya Twitter adalah salah satu perusahaan teknologi yang telah menuai kesuksesan, terkenal dan dicintai di seluruh dunia dan terus mengalami peningkatan. Didirikan oleh Jack Dorsey, seorang entrepreneur yang saat ini juga menjabat sebagai CEO dari Square, perusahaan yang mengembangkan platform pembayaran aplikasi mobile. Jack Dorsey selama ini juga dikenal sebagai angel investor yang ikut serta membiayai aplikasi mobile seperti Instagram dan perusahaan rintisan lainnya.

Artikel berikut ini akan membahas 5 saran terbaik dari Jack Dorsey, yang baiknya dicermati oleh pelaku startup.

Tuangkan ide yang ada

Salah satu kunci kesuksesan dari Jack Dorsey adalah kebiasaannya untuk menuangkan ide yang ada segera, dengan demikian Anda bisa memiliki gambaran produk apa yang ingin dibuat untuk kemudian segera diluncurkan. Hal terberat yang kebanyakan dilakukan oleh pelaku startup adalah menuangkan ide dan bagaimana ide itu dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Untuk itu seperti yang telah dilakukan oleh Jack Dorsey, jangan pernah ragu untuk menuliskan ragam ide yang dimiliki, agar memudahkan Anda mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah produk yang nyata.

Buat produk yang disukai semua kalangan

Ketika Twitter mulai dikembangkan oleh Jack Dorsey dan tim, tidak pernah ada gambaran atau keinginan untuk membuat produk tersebut kepada kalangan atau segmentasi yang khusus. Idealnya ketika Anda berencana untuk membuat produk, ciptakanlah sebuah produk yang nantinya bisa dinikmati oleh semua kalangan bukan hanya di negara Anda namun juga secara global. Namun yang tidak kalah penting adalah, buatlah produk yang berfungsi dan berpotensi disukai oleh semua orang.

“If your product can meet that high standard, markets, whether they’re in St. Louis or Cairo, will tailor the product to fit whatever they need.”

Bangun tim yang solid

Tentunya hal berikut ini sudah menjadi rahasia umum, startup yang sukses adalah startup yang memiliki tim yang loyal dan tentunya solid. Menjadi penting untuk pendiri startup menemukan orang yang tepat untuk mengisi posisi yang ada. Seberapa canggih atau sempurnanya produk yang Anda miliki, namun jika tidak didukung dengan tim yang solid, startup Anda akan sulit untuk berkembang.

“For fledgling startups, the greatest value is not necessarily in their product, which may not even exist yet, but the talent that can help to build that business.”

Pimpinan yang bertanggung jawab

Sebagai seorang pimpinan yang telah berhasil membangun dua perusahaan, Jack Dorsey memahami pentingnya kepemimpinan yang bertanggung jawab diterapkan dalam startup. Seorang pimpinan juga harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengontrol berbagai hal yang terjadi dalam perusahaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melancarkan jalannya kegiatan operasional startup adalah dengan melakukan komunikasi yang baik dan transparan.

Untuk itu bagi Anda seorang Founder yang berencana untuk mendirikan startup, pastikan Anda mengetahui bisnis yang akan Anda jalankan dan berbagai aspek pendukung lainnya. Di sisi lain menjadi pimpinan artinya Anda harus mengetahui apakah anggota tim dapat melakukan kolaborasi dengan baik.

“The way I think about it is editing the team and making sure that the best folks are on the team and we’re asking the ones that don’t fit to leave and all parting ways.”

Membuat jadwal kerja

Hal menarik lainnya yang juga diterapkan oleh Jack Dorsey setiap harinya adalah membuat jadwal kerja. Hal tersebut dapat membantu ketika situasi tidak dapat dikendalikan. Melakukan kegiatan sesuai jadwal bukan hanya bisa menghindari Anda dari stres namun juga bisa membuat pekerjaan menjadi teratur.

Awali minggu Anda dengan membuat pertemuan rutin dengan anggota tim, kemudian di hari Selasa Anda bisa mulai fokus mengembangkan produk atau inovasi lainnya, untuk hari Rabu Anda bisa mulai fokus dengan kegiatan pemasaran. Menyusul hari Kamis Anda bisa melakukan kegiatan networking atau membuka partnership dengan pihak yang relevan dengan bisnis Anda, untuk hari Jumat Anda bisa mulai menerapkan kultur perusahaan yang sesuai.

Mengenal Elastisitas Cloud Computing untuk Startup

Sulit untuk dibantah bahwa perkembangan ragam inovasi bisnis startup yang ada saat ini semakin berwarna dan membawa manfaat bagi hidup banyak orang. Tak pelak, kemajuan ini membutuhkan sokongan teknologi yang mumpuni, mengingat akselerasi bisnis startup memiliki dinamika cukup tinggi. Salah satu alternatif yang dinilai mampu menjadi solusi andal adalah pemanfaatan teknologi cloud computing di lini startup. Banyak ragam keuntungan yang ditawarkan melalui layanan tersebut.

Salah satu keuntungan yang ditawarkan dari sifat cloud computing ialah elastisitas, sebuah kemampuan yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan startup di tengah perjalanan bisnisnya yang masih sering mengalami pasang-surut. Elastistas kerap dikaitkan dengan pengaturan daya dari sistem cloud (dalam hal ini stack/instace server) dalam scaling-up atau scaling-out, tanpa perlu mengganggu operasional sebuah sistem secara keseluruhan.

Laju bisnis startup yang identik naik-turun tentu membutuhkan kemampuan elastisitas dalam teknologi server sebagai fondasinya. Kadang sumber daya yang dibutuhkan tinggi, saat harus menghadapi traksi pengunjung yang besar, namun tak jarang juga harus menyesuaikan dengan angka kunjungan yang terbatas. Dengan elastisitas cloud, startup bisa lebih mudah mengelola sumber daya yang dimiliki, entah itu untuk menambahkan atau mengurangi, sesuai dengan kebutuhannya. Dampak yang akan dirasakan pasca proses scaling pun akan terasa minim dan bahkan bisa jadi tidak akan terasa dampaknya sama sekali terhadap layanan yang sedang hidup.

Pilihan perusahaan startup yang jatuh kepada layanan cloud computing memang seringkali didasari oleh bahasan tentang anggaran. Startup tentu mencari layanan hemat dengan efek bisnis hebat, termasuk dalam soal elastisitas cloud tadi.

Sebuah fitur dari produk Alibaba Cloud yang menggambarkan elastisitas penggunaan cloud. / Alibaba Cloud
Sebuah fitur dari produk Alibaba Cloud yang menggambarkan elastisitas penggunaan cloud. / Alibaba Cloud

Layanan hemat harus dipilih tanpa melupakan fitur komputasi cloud yang baik juga di sisi lain. Seperti yang dibahas sejak awal, bahwa variasi bisnis startup semakin berwarna sekarang. Karenanya, variasi dari CPU, memory, disk drive, dan bandwidth yang mumpuni juga diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan spesifik dari tiap-tiap startup. Semisal, untuk aspek bandwidth dan memori, cloud yang disewa startup sebaiknya mempunyai kapabilitas dalam upgrading secara cepat tanpa perlu mengalami down time sedikit pun.

Melihat kehadiran teknologi seperti ini, para pemilik startup seharusnya mulai sadar bahwa mereka tidak perlu lagi menyiapkan dana yang bengkak di awal penyewaan cloud computing. Sifat elastis dari produk cloud computing memungkinkan para wirausahawan teknologi untuk menggunakan anggaran sesuai kebutuhan, agar stabilitas operasional bisnis tetap terjaga dan berimbang.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama DailySocial dengan Alibaba Cloud.

Lima Cara Membangun Tim Startup Yang Baik

Ide startup yang cemerlang belum cukup untuk membuat startup Anda sukses dan bertahan, diperlukan tim yang solid dan kuat untuk bisa menopang jalannya bisnis dan mewujudkan rencana yang telah dibuat. Sudah banyak startup yang akhirnya terpaksa gulung tikar karena tidak memiliki anggota tim yang tepat, loyal dan tentunya cerdas. Artikel berikut ini akan membantu Anda menemukan anggota tim yang bisa ditempatkan untuk posisi yang startup Anda butuhkan.

Menentukan posisi

Anggota yang paling penting dalam startup Anda tentunya adalah Anda sebagai Founder dan Co-founder Anda. Tentukan kemampuan yang dimiliki oleh Anda dan Co-founder, dan bagaimana masing-masing pengetahuan serta pengalaman bisa saling mengisi dan melengkapi. Selanjutnya Anda bisa mulai merekrut anggota tim untuk bagian lainnya seperti, SEO, sales & marketing, programming, account management hingga project management. Pastikan Anda menemukan bakat serta kemampuan yang berbeda dari masing-masing anggota tim yang Anda butuhkan, agar bisa saling melengkapi dan sesuai dengan kebutuhan startup.

Pegawai kontrak vs pegawai tetap

Ada baiknya untuk startup yang baru saja berdiri dan tidak memiliki cukup banyak uang untuk memperkerjakan pegawai tetap, idealnya untuk memperkerjakan pegawai kontrak atau freelancer terlebih dahulu. Dengan demikian Anda bisa fokus menyelesaikan tugas sesuai dengan kebutuhan di awal masa pertumbuhan startup Anda. Yang perlu diingat adalah, pastikan Anda memperkerjakan pegawai kontrak atau freelancer yang menguasai bidangnya dan telah memiliki pengalaman lebih untuk membantu startup Anda.

Mengidentifikasi kandidat

Sebelum Anda melakukan perekrutan pegawai, ada baiknya untuk memperhatikan 4 hal berikut ini.

  • Kandidat tersebut memiliki kemampuan yang tidak dimiliki anggota tim lain.
  • Kandidat dapat dijamin. Anda mengenal mereka atau tahu seseorang yang tahu mereka.
  • Kandidat bersedia mulai dari gaji yang terbatas atau untuk saham di startup.
  • Kandidat menyukai produk Anda.

Jika Anda bisa menemukan kandidat yang memenuhi kriteria di atas, artinya Anda telah menemukan kandidat yang tepat.

Proses perekrutan

Jika saat ini Anda telah mencari dan pada akhirnya menemukan kandidat yang memenuhi kriteria perekrutan Anda, langkah selanjutnya adalah melakukan proses perekrutan. Berikut adalah instruksi yang bisa Anda terapkan:

  • Melakukan persiapan terlebih dahulu.
  • Memiliki pertanyaan dalam kategori berikut: fakta, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan perilaku.
  • Buat agenda.
  • Mencari petunjuk non verbal.

Jangan lupa untuk melakukan pengecekan latar belakang kandidat yang Anda sukai. Kemudian setelah langkah tersebut dilakukan, perkerjakan kandidat tersebut. Di masa awal berikanlah pekerjaan yang mudah kemudian secara bertahap berikan pekerjaan yang sedikit menantang. Hal tersebut dilakukan untuk melihat seberapa cerdas pegawai baru Anda dalam hal menyelesaikan pekerjaan.

Pasca perekrutan

Ketika pegawai telah Anda perkerjakan langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menerapkan strategi lanjutan seperti training, promosi, peningkatan karier. Hal ini bukan hanya bermanfaat untuk pegawai namun juga untuk startup Anda.

Makestro Menjadi Platform Komplit untuk Pengembang Hardware

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa startup atau pengembang hardware di Indonesia masih belum begitu banyak jika dibandingkan dengan pengembang software. Tentu akar permasalahannya jelas pada ketersediaan alat dan biaya pengembangan yang tentu berbeda dengan yang harus dikeluarkan untuk pengembangan sistem perangkat lunak. Permasalahan ini sempat Dailysocial angkat dalam tulisan berjudul “Dilema Penggiat Startup Hardware di Indonesia”.

Kegelisahan para makers (pengembang hardware) ini tampaknya yang menjadi landasan hadirnya Makestro. Sebuah platform yang disiapkan tidak hanya untuk ketersediaan perangkat tapi juga sebuah platform untuk belajar dan juga kebutuhan-kebutuhan lain dalam pengembangan hardware.

Kendati masih sepi, hal ini tidak lantas menandakan bahwa di Indonesia tidak ada penggiat hardware sama sekali. Bukti bahwa di Indonesia masih ada para pengembang hardware bisa dilihat dari acara Hackster Live yang pertama kali terselenggara di Indonesia, tepatnya di Bandung. Dalam acara itu pula Makestro diperkenalkan.

Visi dan misi Makestro / Makestro

Ada tiga buah fitur atau bagian dari platform Makestro. Fitur-fitur tersebut adalah Shop, Cloud dan Learn. Fitur Shop merupakan e-commerce khusus menjajakan perangkat-perangkat micro controller yang biasanya digunakan dalam pengembangan hardware, seperti board dan sensor. Tidak hanya itu, fitur Shop yang ada di Makestro ini juga bisa digunakan untuk menjual perangkat kreasi dari para makers.

Untuk fitur Learn, di dalamnya terdapat beberapa konten informasi dan tutorial mengenai pengembangan produk hardware. Fitur ini diharapkan bisa menjadi salah satu saluran belajar para makers pemula untuk belajar. Fitur ketiga yang ada di dalam platform Makestro ini adalah Cloud. Fitur ini disebutkan mampu menjadi jembatan untuk mengontrol dan me-monitoring perangkat-perangkat IoT dari para pengembang.

Makestro cloud / Makestro

Makestro yang memiliki tagline “Be Electronics maestro” ini sendiri dikembangkan oleh Dycode. Dengan konsep platform yang menyeluruh ini Makestro bisa dibilang menjadi pelopor atau penggerak untuk para pengembang hardware di Indonesia. Tentu harapannya dengan adanya platform Makestro ini bisa meningkatkan jumlah makers di Indonesia, tentu termasuk dengan produk-produknya.