SweetEscape’s Plans After Receiving Seed Funding

SweetEscape, an on-demand photography service, is ready to execute some plans after receiving seed funding of US$1 million (approx. IDR 14 billion) led by East Ventures. Some other investors are Beenext, SkyStar Capital, and GDP Venture.

The money will be used for Asia’s market expansion. After the Philippines, SweetEscape might expand to Thailand and South Korea in the near future. The company is ready to hire a local team and work together with local brands to expand SweetEscape.

Local teams in each country are responsible to provide relevant recommendation and suggestion for its clients. They’re also expected to educate SweetEscape’s new markets about its features.

The funding was finalized last year, but being recently announced by SweetEscape. In fact, the announcement came after SweetEscape’s expansion to enter Philippines market.

David Soong, SweetEscape’s CEO, about this issue, said, “This announcement is a decision of SweetEscape’s internal team and other related investors. Moreover, we saw the Philippines and Asian market are growing and intriguing for more development.”

“Our goal is to become a global company. When it started, SweetEscape only had clients from Indonesia. As of now, 45% of our clients are overseas, mostly coming from Asia and the US. Basically, professional photographers are the global market’s need.”

Soong continued, other than expansion, SweetEscape will use the fund to develop new technology for its clients. The company is preparing for a system that can edit photos automatically in high resolution within less than 24 hours.

“As our goal to provide the best for clients, we’ll certainly keep developing in terms of technology.”

Emile Etienne, SweetEscapes’ Founder and COO, added, to maintain the good quality photo shooting and editing quickly is a challenge for the company. Therefore, the right technology is going to be a solution, not only for clients but also for photographers.

“Our team has built the easiest booking app for photography and will continue to invest in IT for the seamless experience to our clients and photographers,” he said.

Founded two years ago, SweetEscape claims to have 2000 photographers distributed in 100 countries. SweetEscape’s clients is said to reach over thousands of people worldwide.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Rencana SweetEscape Pasca Meraih Pendanaan Awal

SweetEscape, layanan pencari jasa fotografer siap melancarkan sejumlah rencana pasca memperoleh pendanaan tahap awal sebesar US$1 juta (sekitar Rp14 miliar) yang dipimpin oleh East Ventures. Pendanaan tersebut juga melibatkan sejumlah investor lainnya, termasuk Beenext, SkyStar Capital, dan GDP Venture.

Dana tersebut akan difokuskan untuk ekspansi di pasar Asia. Setelah Filipina, SweetEscape kemungkinan akan merambah ke Thailand dan Korea Selatan dalam waktu dekat. Perusahaan siap merekrut tim lokal dan bekerja sama dengan brand setempat untuk mengembangkan bisnis SweetEscape.

Tim lokal di masing-masing negara dipercaya dapat memberikan masukan dan saran yang relevan bagi para klien di masing-masing negara. Mereka juga diharapkan dapat mengedukasi pasar baru mengenai SweetEscape dan kemudahan yang ditawarkan.

Pendanaan tersebut sebenarnya sudah rampung pada tahun lalu, namun baru diumumkan ke publik oleh SweetEscape baru-baru ini. Bahkan pengumuman ini datang setelah pemberitahuan ekspansi perdana SweetEscape memasuki pasar Filipina.

CEO SweetEscape David Soong beralasan, “Pengumuman ini merupakan keputusan internal tim SweetEscape dan para investor terkait, ditambah kami melihat Filipina dan market Asia semakin besar dan menarik untuk dikembangkan lagi,” ujarnya kepada DailySocial.

“Gol kita adalah menjadi perusahaan berskala global. Saat baru dimulai, SweetEscape baru memiliki klien dari Indonesia saja, dan sekarang 45% klien kami dari luar Indonesia, kebanyakan dari Asia dan Amerika Serikat. Sebab pada dasarnya, fotografer profesional juga kebutuhan pasar global.”

Selain ekspansi, sambung David, SweetEscape juga akan memanfaatkan dana tersebut untuk membangun teknologi baru buat para kliennya. Perusahaan sedang mempersiapkan sebuah sistem yang dapat mengedit foto secara otomatis dengan kualitas tinggi dalam waktu kurang dari 24 jam.

“Karena tujuan kami adalah memberikan yang terbaik untuk klien, tentunya dari segi teknologi akan kami terus kembangkan.”

Founder dan COO SweetEscape Emile Etienne menambahkan, menjaga kualitas pemotretan dan mengedit foto berkualitas tinggi dengan cepat adalah tantangan tersendiri bagi perusahaan. Oleh karena itu, kehadiran teknologi yang tepat tentunya akan jadi solusi tidak hanya bagi klien, namun juga untuk para fotografer.

“Tim kami telah membangun aplikasi pemesanan foto yang paling mudah digunakan dan kami akan terus berinvestasi dalam TI untuk membuat seluruh pengalaman mulus bagi klien kami dan fotografer kami,” ujar Emile.

Dua tahun SweetEscape berdiri, mengklaim telah memiliki 2 ribu fotografer tersebar di lebih dari 100 negara. Tanpa dirinci, klien SweetEscape mencapai lebih dari puluhan ribu orang dari seluruh dunia.

Application Information Will Show Up Here

Sweet Escape Expands to The Philippines

Sweet Escape, a service to connect consumer and local photographer, announces first regional expansion to Philippines The company has prepared a local team and partnered with brands such as Citibank.

The Philippines is selected for its enormous growth, the second biggest market for the company after Indonesia. The company has realized that photography service isn’t only a domestic need, but rather international.

David Soong, Sweet Escape’s CEO, said without further detail that 45% of the clients are not from Indonesia.

“After many evaluations, we decided to dig deeper into the Philippines’ market and develop a specific marketing initiative as the first step,” Soong said in the official release.

The company has currently provided seven languages option in its site. They are Bahasa Indonesia, English, Thai, Korean, Spanish, Japanese, and Mandarin. There are over 2 thousand freelance photographers in more than 400 cities recruited from all over the world.

The number grew rapidly if compared to Sweet Escape’s first establishment in 2016 with only 40 photographers in 5 cities. In terms of customer, they claim to have reached thousands.

The company has accommodated special moments, besides holiday, which growth is increasing over time. For example, birthdays, graduations, pre-wedding, honeymoons, births, or family reunions.

“For customers, we are trying to reach more for overseas photographers in expressing themselves and earning additional income.”

Dealing with the increasing demand, the company regularly adds photographers every week and holds several meet-ups to collect aspirations and allow sharing insights in photography along with customers interaction.

Sweet Escape interface
Sweet Escape interface

Previously, Sweet Escape partnered with Printerous in launching in-app photo printing feature in an attempt to improve service for customers.

In using Sweet Escape, customers can order a photo session anywhere, anytime. With curated photographers, customers can download the edited photo in less than three days via app or website.

In Indonesia, there are also other players in this segment, such as Dian Sastro’s Frame a Trip and Servolia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sweet Escape Ekspansi Ke Filipina

Layanan pencari jasa fotografer Sweet Escape mengumumkan ekspansi perdana ke Filipina sebagai negara sasaran pertama untuk kawasan regional. Perusahaan telah menyiapkan tim lokal dan menggandeng brand seperti Citibank untuk kerja sama bisnisnya.

Filipina dipilih lantaran negara tersebut tergolong pertumbuhan terbanyak setelah Indonesia. Akibatnya perusahaan sadar bahwa kebutuhan atas jasa layanan fotografi itu merupakan kebutuhan internasional bukan hanya dalam negeri.

Tanpa merinci lebih detil, CEO Sweet Escape David Soong mengatakan sekitar 45% klien perusahaan berasal dari luar Indonesia.

“Setelah mengevaluasi berbagai hal, kami memutuskan untuk mendalami pasar Filipina dan mengembangkan inisiatif marketing spesifik sebagai langkah awal,” ujar David dalam keterangan resmi.

Saat ini perusahaan telah meluncurkan situs web dalam tujuh bahasa, antara lain: Bahasa Indonesia, Inggris, Thailand, Korea, Spanyol, Jepang, dan Mandarin. Total fotografer lepasan yang telah direkrut perusahaan mencapai lebih dari 2 ribu orang dari berbagai belahan dunia yang tersebar di lebih dari 400 kota di dunia.

Angka ini tumbuh melesat bila dibandingkan saat Sweet Escape baru pertama kali berdiri di 2016 dengan angka 40 fotografer di lima kota saja. Dari sisi pengguna perusahaan mengklaim telah memiliki ribuan pengguna.

Dari segi layanan, perusahaan telah mengakomodasi berbagai momen spesial selain liburan, yang memang pertumbuhannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Misalnya, ulang tahun, acara wisuda, pre-wedding, bulan madu, kelahiran, sampai reuni keluarga.

“Selain pengguna, kami juga senantiasa berupaya menciptakan lebih banyak pengguna bagi fotografer mancanegara dalam mengekspresikan diri mereka sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan.”

Untuk mengatasi pertumbuhan permintaan, pihaknya mengaku rutin menambah fotografer setiap minggunya dan mengadakan beberapa meet-up di berbagai lokasi untuk menampung aspirasi dan memungkinkan pertukaran pengetahuan dalam memotret dan berinteraksi dengan pengguna.

Tampilan aplikasi Sweet Escape
Tampilan aplikasi Sweet Escape

Sebelumnya, perusahaan menggandeng Printerous dalam meluncurkan fitur cetak foto dalam aplikasi juga dibuat guna mendukung upaya meningkatkan layanan bagi para penggunanya.

Untuk menggunakan layanan Sweet Escape, pengguna dapat memesan sesi foto di mana saja dan kapan saja. Selain fotografer terkurasi, pengguna dapat mengunduh foto berwarna yang telah disunting dalam waktu kurang dari tiga hari kerja melalui aplikasi atau situs web.

Di Indonesia, selain Sweet Escape terdapat pemain lainnya antara lain Frame a Trip milik selebrita Dian Sastro dan Servolia.

Application Information Will Show Up Here

Hadirkan Layanan Cetak Foto, Sweet Escape Jalin Kemitraan dengan Printerous

Bertujuan memudahkan orang mengabadikan momen-momen istimewa, SweetEscape sebagai jasa fotografi yang memiliki lebih dari 2000 fotografer, baik lokal dan juga internasional, menggandeng Printerous menghadirkan layanan cetak foto kepada pengguna.

Kerja sama ini diharapkan bisa memudahkan pengguna yang menggunakan jasa fotografi. Konsumen bisa secara langsung bisa mencetak foto dan diantar langsung ke lokasi yang ditentukan.

“Kenapa kami memutuskan melakukan kolaborasi dengan Printerous karena adanya kesamaan visi. Sebagai startup yang berbasis teknologi, saya harap kerja sama ini bisa memudahkan pengguna,” kata Founder dan CEO SweetEscape David Soong.

Setiap bulannya ada sekitar 30 ribu foto yang diunduh dari aplikasi SweetEscape. Untuk pencetakan foto, usai memanfaatkan jasa fotografi di SweetEscape, pengguna bisa memilih dua tipe produk cetak, Canvas Art dan Photo Prints. Selanjutnya pengguna bisa memilih momen favorit dari sesi foto mereka dan langsung memilih fitur “Cetak” dalam aplikasi.

Produk Canvas Art dibanderol dengan harga sekitar Rp 280 ribu dan Photo Prints seharga Rp 14 ribu. Pembayaran dapat dilakukan melalui PayPal dan Kartu Kredit.

“Menurut saya, Printerous dan SweetEscape memiliki visi yang sejalan. Sesuai dengan tagline SweetEscape ‘Make Every Moment Memorable’, Printerous ingin membantu para pengguna untuk dapat mencetak momen berharga mereka,” kata Founder Printerous Kevin Osmond.

Berencana untuk melakukan fundraising

Sweet Escape yang telah diluncurkan sejak tahun 2016 hingga kini mengklaim telah memiliki ribuan pengguna dan telah hadir di lebih dari 400 kota. Di Indonesia, SweetEscape telah memiliki jaringan fotografer di 40 kota. Dengan harga layanan yang tergolong premium, SweetEscape memang sengaja menargetkan pengguna dari kalangan menengah ke atas. Untuk jasa foto selama dua jam dengan hampir 200 foto yang sudah diedit, pengguna akan dikenakan biaya sekitar Rp4-7 juta.

“Namun demikian dengan kualitas foto yang dihasilkan, sebenarnya bisa dibilang harga yang kami tawarkan tergolong ekonomis,” kata David.

Berencana untuk melakukan fundraising, target yang ingin diwujudkan SweetEscape lainnya adalah melakukan ekspansi di negara lainnya. Di tahun 2018 ini SweetEscape mencatat hampir 50% pelanggan berasal dari Indonesia, sementara dari negara lainnya sekitar 40% saja.

“Harapannya SweetEscape bisa Going Global, dengan aplikasi multibahasa dan peluncuran resmi di negara baru yang akan kami resmikan dalam waktu dekat,” tutup David.

Application Information Will Show Up Here

Mengoptimalkan Fitur-Fitur Andalan Samsung Galaxy S9 dan S9+ Untuk Menghasilkan Konten Memukau

Ketika diperkenalkan perdana di Indonesia, Samsung pernah menjelaskan bahwa duet Galaxy S9 diracik demi memenuhi segala kebutuhan generasi sosial media. Beberapa fitur unik yang menjadi andalan Galaxy S9 dan S9+ meliputi AR Emoji, pemanfaatan aperture ganda dan janji kepiawaian pengambilan gambar di kondisi temaram, hingga dukungan Super Slow-Mo.

Dari telinga pengguna awam, kemampuan-kemampuan di atas memang terdengar ‘terlalu canggih’. Fungsi fotografi di smartphone contohnya. Mayoritas orang biasanya lebih sering melakukan pengambilan gambar di mode auto. Samsung Galaxy S9 dan S9+ sendiri menjadi penengah antara user ahli dan pemula: penjepretan di auto tetap mampu menghasilkan gambar-gambar apik, tapi kedua smartphone juga mempersilakan mereka yang lebih berpengalaman mengoprek setting lebih jauh.

GS9 3

Dengan penggunaan sosial media yang begitu luas, Samsung menyadari bahwa menciptakan konten telah menjadi kebiasaan manusia di era digital. Dan melalui workshop media minggu ini yang dilaksanakan di pulau Lombok, sang raksasa elektronik Korea Selatan itu mengungkapkan segala macam tip serta trik yang dapat membuat karya-karya Anda jadi istimewa berbekal S9 dan S9+ – baik saat mencoba menciptakan foto maupun video.

GS9 16

Di bawah ini, Anda bisa menyimak rangkuman tip esensial yang saya kumpulkan dari sesi sharing dua fotografer berpengalaman di acara lokakarya Samsung tersebut.

 

Video dan fitur super slow motion

Sesi workshop video dipandu oleh David Soong selaku founder Axioo dan Sweet Escape. Di bagian ini, David fokus pada satu fitur distingtif bertajuk Super Slow-Mo. Mungkin Anda sudah pernah mendengar sebelumnya, Super Slow-Mo memungkinkan kamera merekam di 960-frame per detik, membuat bagian-bagian di video bergerak lebih lambat dengan meregang action berdurasi 0,2 detik jadi enam detik. Dalam satu video, Super Slow-Mo dapat digunakan sampai 20 kali.

GS9 1

Efeknya, Super Slow-Mo membuat adegan biasa – seperti saat menemani buah hati berenang atau sewaktu mendampingi pasangan Anda memasak – menjadi begitu dramatis. Ketika membuat video gerakan lambat via metode tradisional membutuhkan perangkat keras serta software yang memadai, Super Slow-Mo dapat dilakukan secara sederhana lewat satu dua langkah saja. Anda hanya tinggal masuk ke aplikasi kamera dan memilih mode.

GS9 2

Saya akui, latihan dan jam terbang memang dibutuhkan untuk menghasilkan video slow motion yang memuaskan. Anda juga perlu mengetahui kapan saat yang tepat buat menggunakan mode auto dan kapan mode manual diperlukan.

Di mode manual, Super Slow-Mo aktif setelah Anda menekan tombol sekunder sesudah perekaman dimulai. Di mode auto, Anda tinggal menentukan zona slow motion, lalu gerakan di dalam area tersebut akan memicu Super Slow-Mo secara otomatis.

Terlepas dari dua mode tersebut, David menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan:

 

1. Memilih objek utama yang akan direkam

Semakin cepat gerakan objeknya, maka kian dramatis pula efek Super Slow-Mo-nya. Tak perlu muluk-muluk, Anda bisa memilih anggota keluarga atau bahkan orang asing ketika mereka sedang beraktivitas sebagai modelnya. Beberapa contoh skenarionya: saat si kecil sedang melompat ke kolam renang atau sewaktu ada atlet berlari di lintasan.

 

2. Perhatikan kondisi pencahayaan

Dukungan cahaya yang konsisten merupakan faktor wajib agar kita bisa mendapatkan video super slow motion yang memuaskan, karena perubahan sedikit saja (walaupun kita tidak merasakannya) betul-betul memengaruhi hasilnya. Menurut David, matahari ialah sumber cahaya paling ideal karena intensitasnya stabil dan frekuensinya sempurna. Jika mengandalkan pencahayaan buatan seperti lampu, boleh jadi Super Slow-Mo malah mengekspos efek flickering yang tidak dapat dilihat mata.

 

3. Sempurnakan dengan musik

Sesudah sebuah adegan selesai direkam dan Anda puas pada hasilnya, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah menambahkan musik latar belakang. Samsung telah menyediakan beragam preset dengan tema berbeda. Alternatifnya, Anda dapat memasukkan lagu favorit di video tersebut.

 

Foto ‘kece’ untuk sosial media

Setelah segmen video usai, giliran Putri Anindya yang maju ke depan untuk membagikan sebagian ilmu dan pengalamannya dalam menciptakan foto-foto menarik. Gadis dengan sapaan akrab Puan ini ialah seorang fotografer yang juga aktif di sosial media. Silakan kunjungi akun Instagram-nya, dan Anda akan melihat ribuan foto travel dan landscape super-cantik. Puan bilang, foto-foto tersebut ia unggah sebagai cara berbagi cerita serta inspirasi.

GS9 4

Dalam menciptakan foto, Puan menekankan pentingnya melakukan hal yang Anda sukai dan mengeksekusinya secara konsisten. Dan ketika Anda sudah mempersenjatai diri dengan perangkat fotografi mumpuni, maka selanjutnya Anda perlu memerhatikan aspek-aspek di bawah ini:

 

1. Pastikan lensa kamera sudah bersih

Merupakan hal paling standar, tapi karena modul lensa kamera Galaxy S9 dan S9+ jadi bagian dari smartphone, tidak jarang sentuhan tangan kita meninggalkan bekas sidik jari di sana. Kotoran tentu saja bisa membuat gambar jadi buram.

GS9 10

 

2. Perhatikan leading lines

Puan menjelaskan, leading lines adalah garis-garis yang bisa membimbing pandangan kita menuju objek utama dalam foto. ‘Garis-garis’ ini bisa menjelma dari berbagai hal: pola-pola di lantai/tanah, pilar-pilar yang berjejer, hingga gundukan-gundukan pasir pantai sewaktu air laut surut.

GS9 19
Foto dengan Galaxy S9+.

 

3. Eksperimen dengan perspektif berbeda

Sudah menjadi kebiasaan bagi kita memotret dengan posisi perangkat tidak jauh dari mata, namun Puan sangat menyarankan agar kita mencoba sudut pandang berbeda – misalnya kamera menyentuh tanah dan menjepret dari sudut yang dramatis. Berkat sertifikasi IP68 di Galaxy S9 dan S9+, Anda tidak perlu khawatir ketika ingin mengambil foto tepat dari atas permukaan air.

GS9 18
Foto dengan Galaxy S9+.

 

4. Lengkapi foto dengan bingkai ‘natural’

Ada masanya ketika membubuhkan frame di foto menjadi tren populer, namun menurut Puan, menciptakan bingkai alami membuat hasil jepretan jauh lebih atraktif serta berfungsi mengarahkan fokus pemerhati foto ke objek utamanya. Frame bisa lahir dari berbagai benda: pohon, celah di tembok, atau bahkan memanfaatkan tangan Anda sendiri.

GS9 5

 

5. Tentukan elemen unik di momen berbeda

Di mana pun dan foto apapun yang ingin dibuat, Anda perlu menemukan dan menentukan objek (atau subjek) utama yang ingin di-highlight. Galaxy S9+ dapat mempermudah kita melakukannya karena kehadiran setup kamera ganda memungkinkan smartphone menciptakan foto bokeh.

GS9 20
Foto dengan Galaxy S9+.

 

6. Jangan lupa menikmati pemandangan langsung dengan mata Anda sendiri

Meski mengabadikan momen-momen via lensa kamera sangat mengasikkan, Puan juga mengingatkan agar kita tidak lupa menikmati keindahan alam beserta penghuninya secara langsung. Tak usah buru-buru, foto-foto koleksi Anda tidak akan ke mana-mana dan bisa diunggah di lain kesempatan.

GS9 17
Foto dengan Galaxy S9+.
GS9 21
Foto dengan Galaxy S9+.

Selamat mencoba!

Update: saya menambahkan tiga video sampel fitur Super Slow-Mo.