DStour #40: Mengunjungi Kantor Layanan Uang Elektronik TCASH

Terletak di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, TCASH, layanan uang elektronik Telkomsel, memiliki kantor yang terpisah dengan induknya. Ruang kantornya didominasi warna merah dan putih, serta sarat motivational quotes dan mural untuk mendorong produktivitas. Tersedia pula mini amphitheater sebagai ruangan multifungsi.

Dipandu CEO TCASH Danu Wicaksana, berikut kunjungan DStour selengkapnya.

TCASH Kantongi Izin Bank Indonesia untuk Pembayaran Menggunakan QR Code

Setelah diluncurkan akhir tahun 2017 lalu, TCASH dengan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code saat ini kembali memperluas kemitraan, kali ini dengan Pasar Modern Bintaro. Fitur pemindai QR Code milik TCASH, diklaim terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH.

Selaku badan yang menjadi regulator di sektor pembayaran, Bank Indonesia secara resmi telah memberikan izin kepada TCASH untuk pengoperasian SNAP QR Code di seluruh Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh CEO TCASH Danu Wicaksana kepada DailySocial.

“Untuk mendapatkan izin tersebut, kami mengikuti proses standar sesuai dengan aturan yang berlaku dari Bank Indonesia.”

Sesuai dengan tujuan utama TCASH, yaitu mempermudah transaksi digital dan mendukung pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Indonesia, diharapkan kerja sama tersebut bisa merangkul lebih banyak merchant dan pengguna TCASH. Saat ini aplikasi TCASH disebutkan telah diunduh hampir tiga juta kali di platform Android maupun iOS.

“Kami menyadari jika ke depannya QR Code akan menjadi solusi utama pembayaran digital, karena kepraktisan dan kemudahan pengaplikasiannya bagi merchant. Karenanya, kami merasa senang dapat menjadi salah satu penyedia produk elektronik terdepan yang telah mendapatkan izin resmi pengembangan dan penggunaan fitur QR Code dari pemerintah,” kata Danu.

Didukung sistem pengoperasian yang aman dan mudah

Sebelum kerja sama ini diresmikan, TCASH telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para merchant di pasar modern bintaro menggunakan sticker NFC. Kini, sekitar 60 pedagang kecil telah dibina dan mengadopsi TCASH sebagai metode pembayaran non-tunai, melalui teknologi QR Code.

“Hingga akhir kuartal pertama tahun 2018, kami targetkan lebih dari 10 ribu merchant TCASH sudah mengaplikasikan QR Code ini,” ujar Danu.

Untuk bisa menerapkan fitur SNAP QR Code, pengguna bisa menggunakan aplikasi TCASH Wallet (di sisi kanan atas). Hanya dengan mengklik logo QR Code dan mengarahkan kamera ke QR Code di merchant, pengguna kemudian diminta mengisi jumlah yang dibayarkan sesuai harga. Setelah proses selesai, akan ada notifikasi yang menyatakan transaksi berhasil.

“Dengan tiga strategi utama, yaitu edukasi, implementasi, dan pendampingan, kami optimis fitur SNAP QR Code ini akan mendapatkan tanggapan positif, baik dari para pedagang, maupun pelanggan TCASH yang berbelanja di pasar tersebut,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

T-CASH’s Achievement This Year And Its Transformation in 2018

T-CASH is practically known as inseparable part of Telkomsel. To guarantee all T-CASH services are available to public, T-CASH’s CEO Danu Wicaksana explained T-CASH’s achievement and future plans.

“Today we want to announce the latest information about T-CASH which in the past year has gained active users four times higher focus on two market segments, micro and lifestyle.”

Previously, Wicaksana has mentioned about T-CASH to be an agnostic service. The plan is in 2018’s first quarter, T-CASH will be available for public use.

“By this plan, we expect to be an independent mobile money service and ready to collaborate, not only with other telco operators but also corporate and government,” Wicaksana said.

By being agnostic product, T-CASH target is to gain massive new users outside of Telkomsel users.

Focus on the growth of mobile app users

Since its launching, T-CASH now has 10 million registered users, 60 million annual transactions and claims the 90% users have a good experience using T-CASH.

Of the four user interfaces T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App and Web-Check Out) owned, most users still go with USSD in using T-CASH. Mobile app users are considered insignificant.

It is now become T-CASH’s next focus to change usage perception in the form of sticker and USSD.

“We aware of all Indonesian users, not everyone has compatible smartphone to use T-CASH mobile app, it causes SMS-based USSD is still dominant. However, we eagerly need to encourage mobile app usage in the future,” said Wicaksana.

For T-CASH top up, usually called CICO (Cash-In-Cash-Out), mostly used by users are ATM, modern retail (Indomaret and merchants), Telkomsel Grapari and T-CASH Bang.

“In addition, we begins to receive lots of funding initiated by government, corporate to remittance using T-CASH,” added Wicaksana.

Provide lending to enterprises

With new concept developed over the past year, T-CASH has six framework strategies, among those are focus to airtime, offline merchant payment, online payment, online payment, remittance/P2P transfer, transport and financial services (insurance and lending). All those frameworks will be applied gradually by T-CASH as a solid framework.

“For the remittance, only T-CASH has a real-time process, money transferred to the registered banks and directly received by users,” said Wicaksana.

In terms of transportation, T-CASH plans to have partnership with Blue Bird and Transjakarta as payment service provider. As for the Financial Services segment, which currently under development, it can be used by related parties to see user’s credit scoring.

“We also have worked with BTPN, BNI and BTN in terms of funding allocation in various number to enterprises in Indonesia,” Wicaksana said.

T-CASH’s next target

Beside spinning off from Telkomsel and becoming independent, T-CASH’s next plan is to strengthen the 10 million customer base to 100-120 million in 5 years. In 2019-2020, T-CASH plans to get into scale-up stage, followed by becoming major player until 2021.

T-CASH will compete with other server-based payment service, including those initiated by telco, banking or startups. Example for latter parts are Go-Pay and DANA.

“As a server-based service, T-CASH is expected to be the number one mobile money provider in Indonesia, as well as encourage financial inclusion and cashless society in Indonesia,” Wicaksana ended.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

T-CASH’s Focus as Agnostic Product and Plan to Spin Off From Telkomsel

Telkomsel’s mobile money product which already developed since 2015, T-CASH, has gone through several changes in the edge of 2017. Next year, T-CASH will try to be “free” from Telkomsel and become an independent platform (agnostic); able to use by wider audiences, not only Telkomsel users.

T-CASH’s CEO Danu Wicaksana said to DailySocial, public adoption in 2017 shows positive trend, visible from T-CASH registered users that have reached 10 millions in 34 provinces.

“In 2017, T-CASH will be focused on building strong CICO (Cash-In-Cash-Out) points ecosystem throughout Indonesia, both in big and small cities, adding T-CASH use case and services, strengthening merchant networks receiving T-CASH, improving platform’s reliability and performance, both mobile app and its backend system.”

In addition, T-CASH will improve awareness regarding products and guidelines for larger public to gain new users.

About 2018’s plan, Wicaksana, who previously was Berrybenka’s Managing Director, clearly said to continue his commitment in providing various kinds of innovative products and services for public, in order to support cashless society ecosystem.

“Few examples of innovative technology we plan to develop is e-KYC (electronic-Know Your Customer), dynamic QR code, face-recognition login technology and so on. For services, we offer various kinds of financial products to our customers such as insurance, loan and others,” said Wicaksana.

Spin off plan

To be able to grow faster, T-CASH plans to spin off from Telkomsel and run as an independent business. Related to the plan, Wicaksana confirms there is indeed a future intention.

In claiming to be agnostic product, T-CASH’s next strategy is to serve public without having to be Telkomsel users.

“We have plans in several months ahead to make T-CASH as an agnostic product of electronic money. It can be used by customers from any mobile network operators in Indonesia,” Wicaksana concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pencapaian T-CASH dan Rencana Transformasi Menjadi Platform Agnostik Tahun 2018

T-CASH bisa dibilang masih dikenal masyarakat sebagai bagian tak terpisah dari layanan pengguna Telkomsel. Untuk memastikan semua layanan T-CASH bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, hari ini CEO T-CASH Danu Wicaksana menjabarkan pencapaian dan rencana ke depan T-CASH.

“Pada hari ini kami ingin menyampaikan informasi terkini soal T-CASH yang selama satu tahun terakhir telah mengalami peningkatan jumlah active user hingga empat kali lipat dan fokus kepada dua segmentasi pasar, yaitu mikro dan lifestyle.”

Sebelumnya Danu telah mengungkapkan bahwa T-CASH akan menjadi layanan yang agnostik. Rencananya, kuartal pertama tahun 2018, layanan tersebut akan tersedia secara umum.

“Dengan rencana tersebut kami ingin menjadi layanan mobile money yang bersifat independen dan bisa berkolaborasi, bukan hanya dengan operator telekomunikasi lain, namun juga korporasi hingga pemerintah,” kata Danu.

Dengan kehadiran produk yang bersifat agnostik tersebut, target T-CASH adalah mendapatkan pengguna baru dalam jumlah masif di luar pengguna Telkomsel.

Fokus ke pertumbuhan pengguna aplikasi mobile

Sejak diluncurkan hingga kini, T-CASH telah memiliki 10 juta pengguna T-CASH yang terdaftar, 60 juta transaksi per tahun (annual), dan mengklaim sebanyak 90% pengguna merasakan pengalaman yang baik saat menggunakan T-CASH.

Dari empat user interface yang dimiliki T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App, dan Web-Check Out), sebagian besar pengguna T-CASH masih memanfaatkan USSD untuk menikmati T-CASH. Jumlah pengguna aplikasi mobile dianggap masih kurang.

Hal tersebut kemudian menjadi fokus T-CASH selanjutnya, yaitu mengubah persepsi penggunaan T-CASH yang kebanyakan menggunakan sticker dan USSD.

“Kami menyadari dari sekian banyak pengguna yang ada di Indonesia tidak semua memiliki smartphone untuk penggunaan aplikasi mobile T-CASH, karena alasan itulah penggunaan USSD melalui SMS masih dominan. Namun ke depannya kami ingin mendorong lebih banyak pengguna untuk memanfaatkan aplikasi mobile,” kata Danu.

Sementara untuk pengisian T-CASH, atau yang dikenal dengan istilah CICO (Cash-in Cash-out), yang paling banyak digunakan adalah pengisian memanfaatkan ATM, ritel modern (Indomaret dan merchant), Grapari Telkomsel, dan Bang T-CASH.

“Selain itu kami juga mulai menerima banyak penyaluran dana yang diinisiasi oleh pemerintah, korporasi, hingga remittance memanfaatkan T-CASH,” kata Danu.

Hadirkan pinjaman (lending) kepada UKM

Dengan konsep baru yang mulai dikembangkan selama satu tahun terakhir, T-CASH memiliki enam strategi framework, di antaranya adalah fokus kepada airtime, offline merchant payment, online payment, remittance/P2P transfer, transportasi dan financial services (asuransi dan pinjaman). Semua kerangka tersebut bakal diterapkan secara bertahap oleh T-CASH sebagai kerangka yang solid.

“Untuk remittance sendiri hanya T-CASH yang memiliki proses secara real time, yaitu uang yang ditransfer melalui T-CASH ke bank-bank yang terdaftar sudah bisa secara langsung diterima oleh pengguna,” kata Danu.

Sementara untuk transportasi, T-CASH memiliki rencana untuk menjalin kerja sama dengan Blue Bird dan TransJakarta sebagai penyedia layanan pembayaran. Sementara untuk segmen Financial Services, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, bisa dimanfaatkan pihak terkait untuk melihat credit scoring pengguna.

“Kami juga telah bekerja sama dengan bank BTPN, BNI, dan BTN dalam hal pemberian modal dalam jumlah beragam kepada UKM di seluruh Indonesia,” kata Danu.

Target T-CASH selanjutnya

Selain memisahkan diri dengan Telkomsel dan menjadi perusahaan yang independen, rencana T-CASH selanjutnya adalah memperkuat customer base yang saat ini sudah berjumlah 10 juta menjadi 100-120 juta dalam waktu 5 tahun ke depan. Pada tahun 2019-2020 mendatang, T-CASH berencana masuk ke tahap scale-up, dilanjutkan dengan menjadi pemain utama hingga tahun 2021 mendatang.

T-CASH akan bersaing dengan sejumah layanan pembayaran berbasis server lainnya, termasuk yang diinisiasi perusahaan telekomunikasi, perbankan, maupun startup. Yang terakhir ini contohnya seperti Go-Pay dan DANA.

“Sebagai layanan yang berbasis server, T-CASH diharapkan bisa menjadi mobile money provider nomor satu di Indonesia, sekaligus mendorong inklusi finansial dan cashless society di Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

TCASH Hadirkan Fitur Pembayaran Melalui QR Code

Bersama dengan gelaran Bandung ICT Expo 2017 sebagai peringatan hari jadi Teklom University Bandung sekaligus peringatan Hari Bhakti Postel ke-72, Telkomsel memperkenalkan fitur transaksi terbaru layanan mobile financial service TCASH, yang kini dapat diakses menggunakan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code.

Dengan hadirnya fitur baru ini, pemindai QR Code terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH dan juga mendorong pemanfaatan smartphone oleh pelanggan secara lebih luas yang dapat memperkuat ekosistem gaya hidup digital yang lebih matang dengan dukungan jaringan berteknologi terdepan dari Telkomsel.

Inovasi ini dilakukan sebagai langkah agresif untuk memaksimalkan momentum pertumbuhan layanan tekfin (teknologi finansial) khususnya di bagian pembayaran digital. Dari pemaparan Telkomsel, sejauh ini dengan mengandalkan fitur transaksi yang sudah ada seperti dengan transaksi dial, stiker NFC (Near Field Communication), serta aplikasi T-Wallet, layanan TCASH telah digunakan lebih dari 11 juta pengguna.

“Ke depannya merchant yang sudah bekerja sama menggunakan transaksi pembayaran TCASH akan dimudahkan dengan tidak harus menyediakan fasilitas perangkat EDC yang biasanya harus digunakan untuk transaksi melalui stiker NFC TCASH. Merchant akan dibantu untuk pembuatan QR Code khusus dan cukup menyediakan display QR Code yang sudah terdaftar di Telkomsel untuk proses transaksi TCASH pelanggan,” ujar VP Sales & Marketing Telkomsel Area Jabotabek-Jabar Agus Mulyadi.

[Baca juga: Pay by QR dan Tren Industri Pembayaran Mobile di Indonesia]

Model pembayaran melalui QR Code sendiri sudah ada sejak beberapa tahun belakang. Para pemain seperti Dimo, Kesles dan beberapa startup lain mencoba mengoptimalkan model pembayaran ini. Salah satu keuntungannya ialah tidak ada ketergantungan pada perangkat khusus bagi merchant, dan bagi konsumen juga tidak perlu menggunakan fitur khusus di ponsel pintarnya. Selain itu juga memungkinkan untuk menjangkau transaksi lintas kanal, misalnya antar bank dan lain sebagainya. Implikasinya untuk bisnis memungkinkan penetrasi layanan tersebut dijalankan secara lebih kencang.

Tekfin memang cukup menggeliat, sebelumnya prediksi Gartner di Asia Tenggara total transaksi tekfin pada tahun 2015 akan mencapai $800 juta, namun pada kenyataannya melebihi dari $4 miliar. Khusus di Indonesia, hingga kini tekfin masih menjadi investasi terbesar kedua –untuk industri digital—di bawah e-commerce. Dan e-money menjadi salah satu yang terpopuler. Kini tidak hanya perbankan, perusahaan telekomunikasi pun semua berbondong-bondong untuk menyediakan platform tersebut.

Danu Wicaksana Tinggalkan Posisi Eksekutif di Berrybenka, Pindah ke Telkomsel

Salah satu pentolan layanan fashion commerce lokal Berrybenka, Danu Wicaksana meninggalkan posisi lamanya di Berrybenka sebagai Managing Director. Di laman Linkedin-nya disebutkan Danu saat ini telah pindah bekerja sebagai TCash CEO, SVP Mobile Financial Service Telkomsel, mulai awal bulan Juni 2017.

Kepada DailySocial Danu mengungkapkan, tidak ada alasan khusus mengapa Danu melepaskan posisi strategisnya di Berrybenka, fashion commerce pertama yang dibangun Jason Lamuda. Posisi Danu sendiri saat ini di Berrybenka masih sebagai penasihat dan minority passive shareholder.

“Intinya adalah saya ingin mencoba sesuatu yang baru dan bermanfaat untuk orang banyak, menurut saya posisi baru ini adalah peluang yang terbaik untuk saya,” kata Danu.

Selama ini Danu Wicaksana dan Jason Lamuda terbilang sukses menjalankan bisnis Berrybenka yang saat ini makin diramaikan oleh kehadiran kompetitor lokal hingga asing.

“Hingga kini Berrybenka masih berjalan dengan baik, saya dan Jason bersyukur telah membangun tim dan sistem yang sudah siap,” kata Danu.

Kita tunggu kiprah Danu berikutnya mengembangkan layanan e-money Telkomsel.

Solusi Telkomsel Parkirin untuk Cara Parkir yang Lebih Pintar

Parkir adalah satu satu momok buat pengguna kendaraan, khususnya mobil, di Jakarta. Ruang parkir yang terbatas, terutama di kantor dan pusat berbelanjaan, membuat kegiatan mencari tempat parkir menjadi hal yang menyita banyak waktu. Telkomsel mencoba membuat alternatif solusi terhadap urusan perparkiran dengan Parkirin. Parkirin mengkombinasikan konsep aplikasi, Internet of Things (IoT), dan penggunaan mobile payment Tcash di sektor transportasi. Saat ini Parkirin sudah diuji coba di Kuningan City dan menyusul di fX akhir Mei 2016.

Kami berbincang dengan Manager Business Development dan Model Solution Telkomsel Andry Setiawan yang menjadi PIC produk Parkirin. Menurutnya, ide Parkirin hadir karena Telkomsel ingin mengembangkan konsep IoT di Indonesia. Menurut penilaian mereka, saat ini yang siap dengan solusi IoT dan potensi bisnisnya besar adalah sektor transportasi. Oleh karena itu Telkomsel mencoba menginkubasi layanan ini.

Secara umum, cara kerja Parkirin adalah konsumen menggunakan aplikasi Parkirin, saat ini baru tersedia di Google Play (di App Store rencananya per awal Mei 2016), untuk mengecek fasilitas gedung, promo merchant, dan ketersediaan tempat parkir. Khusus untuk reservasi tempat parkir dan pembayarannya saat ini baru bisa dilakukan oleh pelanggan Telkomsel, meskipun tidak menutup kemungkinan bakal dibuka untuk umum.

Pelanggan Telkomsel bisa melanjutkan proses hingga reservasi dan pembayaran menggunakan Tcash. Seperti yang saya sudah lihat di Kuningan City, ada area parkir khusus untuk pengguna Parkirin. Untuk memasuki area tersebut, konsumen harus menunjukkan bukti reservasi dalam bentuk QR code, yang diperoleh setelah pembayaran, di entry gate.

Andry menyebutkan, sebagai sebuah solusi yang mendukung konsep smart city di segmen transportasi, target utama Telkomsel hanya mengembangkan platform transportasi, sementara sensor dan aplikasi bisa berkolaborasi dengan pihak lain. Mereka siap bekerja sama jika basisdata direktori transportasi yang dimiliki nantinya digunakan oleh aplikasi lain, dashboard command center kota, dan pemain industri transportasi yang lain.

Untuk target ekspansinya tahun ini, Andry menyebutkan 2 hal sebagai target tim Parkirin, yaitu 7 lokasi tempat parkir di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, dan 1000 pengguna aktif. Di tahap awal, fokus pendirian Parkirin berada di area komersial dan berikutnya menyusul area park and ride sesuai dengan perencanaan kota masing-masing.

Sejauh ini, sejumlah layanan on-demand sudah mendukung cara bertransportasi di kota-kota besar yang lebih pintar. Jika konsumen harus membawa kendaraan sendiri, Parkirin diharapkan menjadi solusi yang lebih nyaman untuk mencari, memesan, dan membayar tempat parkir.

Application Information Will Show Up Here

BTPN dan Telkomsel Kerja Sama Integrasikan BTPN Wow! dan TCASH

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) bekerja sama dengan Telkomsel melakukan integrasi antara layanan uang elektronik Telkomsel, yang dikenal dengan TCASH, dengan rekening tabungan BTPN, BTPN Wow!. Layanan ini diluncurkan hari ini, Senin (18/4) di Bogor, Jawa Barat.

Dengan mengusung visi untuk mendukung gerakan nasional non-tunai dan demi percepatan keuangan inklusif layanan ini akan memberikan kemudahan dalam transaksi dan menabung menggunakan mobile, terutama bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan lembaga keuangan formal atau yang sering disebut dengan unbanked segment.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengungkapkan dengan kerja sama dengan Telkomsel dan dengan adanya integrasi layanan keduanya pihaknya meyakini akan mampu meningkatkan jumlah masyarakat yang belum tertentu jasa layanan keaungan formal untuk masuk ke dalam sistem perbankan.

Hal senada juga diungkapkan pihak Telkomsel. Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengungkapkan bahwa kerja sama BTPN dengan Telkomsel TCASH ini merupakan salah satu perwujudan Telkomsel dalam menciptakan ekosistem layanan keuangan mobile yang terintegrasi.

“Kolaborasi antara Telkomsel TCASH dengan BTPN Wow! merupakan salah satu perwujudan visi Telkomsel dalam menciptakan ekosistem layanan keuangan mobile yang terintegrasi dengan tujuan untuk turut mengakselerasi keuangan inklusif bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat terwujud dengan memanfaatkan sebaran pengguna layanan telepon seluler Telkomsel di penjuru Indonesia untuk mendorong penyediaan akses layanan keuangan, menggabungkan layanan uang elektronik dengan layanan laku pandai,” ujar Ririek.

Beberapa fitur yang bisa dinikmati pengguna dari kolaborasi BTPN dengan Telkomsel ini antara lain, uang elektronik, pembayaran mobile, dan rekening tabungan yang aman dengan bunga bulanan tanpa dikenai biaya administrasi dan saldo minimum. Tak hanya itu, fitur seamless registration yang tersedia di layanan ini memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan finansial dengan harga yang rendah.

Fitur seamless transfer juga diklaim akan mampu memberikan kemudahan untuk pengguna dalam hal mengatur dana yang disimpan dalam bentuk TCASH atau pun disimpan dalam rekening BTPN Wow!.

Application Information Will Show Up Here

Tahun 2015 Transaksi TCASH Mengalami Kenaikan 150 Persen

Penggunaan TCASH, salah satu produk layanan mobile money dari Telkomsel, selama tahun 2015 mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Dari data internal Telkomsel disebutkan bahwa selama tahun 2015 transaksi penggunaan TCASH meningkat hingga 150 persen, puncaknya saat perayaan liburan Natal dan tahun baru kemarin.

Executive Vice President Telkomsel Area Jabotabek dan Jabar Venusiana Papasi saat menanggapi hal tersebut menyampaikan:

“Sambutan positif dari masyarakat dalam penggunaan layanan mobile money yang di tawarkan Telkomsel mendorong kenaikan trafik transaksi TCASH secara nasional yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.”

Lebih lanjut Venusiana menjelaskan bahwa transaksi TCASH sejauh ini paling banyak digunakan untuk pembayaran di handphone dan layanan bayar cepat menggunakan TAP, sebuah teknologi Near Field Communication (NFC) yang digunakan TCASH. Layanan ini didesain untuk memberikan kemudahan dan pengalaman tersendiri bagi pelanggan dalam melakukan transaksi. Uniknya layanan ini bisa digunakan di semua jenis handphone baik itu feature phone maupun smartphone.

Ke depannya Telkomsel berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem TCASH untuk transaksi pembayaran lain seperti transaksi pembayaran taksi, parkir, dan layanan finansial lainnya, serta berkomitmen untuk terus menambah jumlah merchant. Hal tersebut diharapkan mampu turut mendorong percepatan implementasi smart city di setiap kota di Indonesia.

Seperti diketahui bersama saat ini TCASH sudah bekerja sama dengan beberapa merchant seperti Coffee Bean, Baskin Robbins, Wendy’s, McDonald’s, Bakmi GM, 7Eleven, Indomaret, Cinema XXI dan lainnya. Saat ini TCASH TAP dapat diunakan di lebih dari 2000 merchant yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

Pelanggan hanya butuh menempelkan sticker NFC ke ponselnya untuk selanjutnya mengaktifkan layanan, dan pelanggan dapat melakukan tap di mesin NFC yang tersedia di merchant. Untuk keamanan, TCASH dibekali sistem keamanan berbasis pin 6 digit.

“Kami berharap dengan variasi inovasi produk dan nilai yang ditawarkan TCASH dapat memberikan berbagai manfaat kepada pelanggan untuk bisa bertransaksi dengan mudah, cepat dan aman. Di setiap event Telkomsel di Area Jabotabek dan Jabar saat ini, kami selalu menyediakan layanan TCASH TAP sebagai alat transaksi di sejumlah merchant yang bergabung di event tersebut, seperti food truck, dengan harapan dapat lebih mendekatkan dan mengenalkan layanan tersebut dalam keseharian gaya hidup pelanggan”, pungkas Venusiana.