Sony FE 70-200mm F2.8 GM OSS II Lebih Ringan dan Cepat, Harga Rp37.999.000

Bagi penggemar fotografi, serta fotografer dan videografer profesional, tentu sudah mengetahui keserbagunaan lensa dengan focal lenght 70-200mm. Mulai dari buat foto portrait, 200mm dan ditambah aperture F2.8, bokeh yang dihasilkan pun sangat fantastis.

Kemudian untuk foto landscape, traveling, dokumentasi, dan videografi, lensa 70-200mm sangat powerful karena menawarkan fleksibilitas dalam mengambil variasi ukuran bidikan dan komposisi. Lensa yang serbaguna yang sangat membantu  workflow produksi Anda.

Yang terbaru, Sony Indonesia telah meluncurkan lensa FE 70-200mm F2.8 GM OSS II​. Lensa zoom telephoto premium seri G Master ini akan tersedia di Tanah Air pada bulan November 2021 dengan harga Rp37.999.000.

Pembelian secara pre-order sudah dapat dilakukan dari tanggal 29 Oktober 2021 hingga 14 November 2021 di seluruh Sony Authorized Dealer. Untuk pembelian dalam masa pre-order, Sony menawarkan paket spesial berupa H&Y Magnetic ND Filter Kit senilai Rp1.999.000.

Lensa 70-200mm F2.8 Teringan

Seperti namanya, perangkat ini adalah penerus dari FE 70-200mm F2.8 GM OSS yang dirilis tahun 2016. Dibanding pendahulunya, model baru punya berat sekitar 29% lebih ringan, 1.480 gram vs 1.045 gram.

Dengan bobot 1.045 gram, Sony mengklaim bahwa FE 70-200mm F2.8 GM OSS merupakan lensa zoom 70-200mm F2.8 teringan di dunia. Kalau saya bandingkan dengan kompetitor terbarunya, ia memang sedikit lebih ringan dari Canon RF 70-200mm F2.8L IS USM yang memiliki berat 1.070 gram. Nikon Nikkor Z 70-200mm F2.8 VR S 1.440 gram dan Panasonic Lumix S Pro 70-200 F2.8 O.I.S. 1.570 gram.

FE 70-200mm F2.8 GM OSS II adalah lensa yang ringan dan menawarkan penanganan luar biasa dalam situasi apa pun. Tambahan terbaru dari seri G Master kami akan menjadi zoom telephoto tambahan yang sempurna untuk perlengkapan kreator mana pun yang ingin memaksimalkan potensi peralatan mereka baik untuk foto maupun video,” ungkap Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Kualitas Optik

Lensa FE 70-200mm F2.8 GM OSS II​ menawarkan kualitas gambar dengan resolusi dan kejernihan tinggi. Pengguna dapat mengharapkan gambar yang jernih dari ujung ke ujung di seluruh rentang zoom, bahkan pada saat aperture terbuka lebar.

Berkat dua elemen lensa aspherical, termasuk satu elemen XA (extreme aspherical) yang diproduksi hingga presisi permukaan 0,01-micron, sehingga dapat secara efektif mengontrol variasi aberasi terkait jarak. Serta, dua elemen kaca spherical ED (extra-low dispersion) dan dua elemen kaca spherical Super ED untuk secara signifikan mengurangi aberasi kromatik tanpa color bleeding.

Ia dapat menghasilkan bokeh indah berkat aperture maksimum F2.8 dan unit aperture melingkar 11-blade. Desain optik canggih termasuk elemen XA dapat menekan efek ‘onion ring‘ yang tidak diinginkan secara menyeluruh.

Jarak pemfokusan minimum hanya 15,7 inci (0,4 meter) pada 70mm dan 32,3 inci (0,82 meter) pada 200mm, dengan perbesaran maksimum 0,3x. Lebih lagi, ia mendukung penggunaan teleconverter 1,4x atau 2,0x Sony untuk memperpanjang focal length hingga 400mm pada bukaan F5.6.

Untuk menghindari flare dan ghosting dalam kondisi pencahayaan yang menantang, Nano AR Coating II asli Sony menghasilkan lapisan anti-pantulan yang seragam pada permukaan lensa. Desain optiknya juga dapat secara efektif menekan pantulan internal untuk meningkatkan kejernihan.

Kemampuan Autofokus

Lensa FE 70-200mm F2.8 GM OSS II menggunakan empat XD (extreme dynamic) Linear Motors asli Sony untuk kecepatan dan ketepatan AF tinggi. Sekitar empat kali lebih cepat dan dengan pelacakan fokus ditingkatkan sebesar 30% jika dibandingkan dengan model sebelumnya.

Saat dipasangkan dengan kamera flagship Sony Alpha 1, lensa ini mampu melakukan pengambilan gambar beruntun berkecepatan tinggi hingga 30 fps. Pelacakan AF juga tersedia bahkan saat menggunakan teleconverter. Untuk video, ia menawarkan AF yang halus dan senyap untuk mengunci fokus serta melacak subjek yang bergerak cepat, bahkan saat melakukan zoom, sehingga pengguna dapat menyerahkan fokus ke kamera.

FE 70-200mm F2.8 GM OSS II​ merupakan pilihan yang sempurna untuk video berkat aperture maksimum F2.8 yang konstan. Lensa ini didesain untuk secara signifikan mengurangi focus breathing, focus shift dan axis shift saat melakukan zoom, sehingga meminimalkan gerakan gambar yang tidak diinginkan dan variasi sudut pandang.

Untuk pengoperasian penggunaan video yang mudah, lensa dilengkapi dengan ring kontrol independen untuk fokus, zoom dan bukaan (iris), memungkinkan pengoperasian manual yang presisi. Ring aperture juga memiliki tombol klik ON/OFF. Lebih lagi, Linear Response MF Sony memastikan kontrol fokus manual yang responsif dengan lag rendah. Hood lensa yang disertakan juga memiliki bukaan yang memungkinkan kemudahan pengoperasian dari filter polarisasi melingkar atau filter ND variabel.

Tamron Ungkap Lensa Telephoto 18-300mm F3.5–6.3 untuk Kamera APS-C Sony

Tamron telah mengumumkan lensa zoom telephoto all-in-one terbaru untuk kamera mirrorless dengan sensor APS-C, 18–300mm F3.5–6.3 Di III-A VC VXD. Lensa ini tersedia untuk sistem kamera Sony E-mount mulai tanggal 27 September 2021, nantinya juga bakal ada versi Fujifilm X-mount pada akhir tahun.

Kalau di full frame, Tamron 18–300mm F3.5–6.3 Di III-A VC VXD menawarkan rentang zoom setara 27-450mm. Secara optik, lensa ini dibuat dari 19 elemen dalam 15 grup, termasuk tiga elemen hybrid aspherical dan empat low dispersion (LD).

Tamron menggunakan diafragma aperture melingkar tujuh bilah dan memiliki ulir filter depan 67mm. Rentang aperture maksimumnya antara F3.5 hingga 6.3, sedangkan untuk minimumnya F22 pada ujung lebar dan F40 pada ujung panjangnya.

Autofocus-nya didorong oleh linear motor Voice-coil eXtreme-torque Drive (VXD) dan punya optical image stabilization dengan teknologi vibration compensation (VC) milik Tamron. Dengan menggunakan AI, lensa akan memilih karakteristik kompensasi untuk videografi pada panjang fokus 70mm atau kurang.

Jarak pemfokusan minimum lensa ini ialah 15mm pada ujung lebar dan 99mm pada ujung panjangnya, dengan rasio perbesaran masing-masing 1:2 dan 1:4. Kontruksi bodinya sudah moisture-resistant dengan fluorine coating, diameternya 75,5mm, dan berbobot 621 gram.

Untuk keamanan saat menyimpan ataupun membawanya, Tamron melengkapinya dengan tuas untuk mengunci zoom. Dengan cakupan yang luas ini, Tamron 18–300mm F3.5–6.3 Di III-A VC VXD adalah lensa serbaguna untuk berbagai kebutuhan baik still maupun video.

Sumber: DPreview

Tamron Umumkan Lensa Zoom Telephoto 70-300mm F4.5-6.3 untuk Sony E-Mount

Tamron telah meluncurkan 70-300mm F4.5-6.3 Di III RXD. Lensa zoom telephoto yang diklaim terkecil dan teringan di dunia untuk kamera mirrorless full frame Sony E-mount.

Meski aperture maksimumnya F6.3 pada ujung telephoto, lensa ini tetap cukup menarik karena keserbaguanaannya. Rentang zoom-nya sangat luas cocok untuk berbagai keperluan, mulai dari dokumentasi, landscape, olahraga, wildlife, portrait, dan lainnya.

sideview underside

Ukuran lensa yang ringkas juga membuatnya mudah dibawa bepergian dan dioperasikan. Panjang 14,7cm, diameter 77mm, dan berat hanya 545 gram. Sehingga kamera APS-C Sony seperti A6600, A6400, dan A6xxx lainnya juga dapat menangani lensa 70-300mm F4.5-6.3 Di III RXD dengan baik dan punya ekuivalen 105-450mm.

Yang juga tak kalah menarik adalah harganya, lensa Tamron 70-300mm F4.5-6.3 ini dibanderol US$549 atau sekitar Rp8,2 juta. Rencananya dijual mulai akhir bulan Oktober, meski karena situasi pandemi covid-19 jadwal rilisnya dapat berubah.

lens mount

Untuk spesifikasinya, lensa ini dibuat dari 15 elemen dalam 10 kelompok. Termasuk elemen low dispersion untuk meminimalkan aberration dan lapisan Broad-Band Anti-Reflection (BBAR) untuk mendapatkan gambar yang tajam di seluruh rentang zoom.

Sementara, autofocus-nya digerakkan oleh teknologi motor Rapid Extra-Silent Stepping Drive (RXD) dari Tamron yang memanfaatkan penuh sistem autofocus Sony yaitu fast hybrid AF dan Eye AF. Rentang aperture F4.5 hingga F32 dengan diafragma aperture tujuh bilah, serta punya jarak fokus minimum 80cm pada mode terlebarnya dan 150cm pada ujung telephoto-nya.

Sumber: DPreview

Olympus Juga Umumkan Kehadiran Lensa Zoom Super Telephoto M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS

Selain memperkenalkan kamera mirrorless OM-D terbarunya, E-M10 Mark IV. Olympus juga mengumumkan kehadiran lensa zoom super telephoto M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS.

Mengingat crop factor sensor Micro Four Thirds dengan full frame sebanyak 2x, maka 100-400mm ekuivalen dengan 200-800mm. Lensa ini juga kompatibel dengan teleconventer MC-14 1.4x dan MC-20 2.0x sehingga bisa zoom lebih jauh lagi, ideal untuk memotret subjek yang sulit didekati seperti burung dan satwa liar.

Misalnya bila menggunakan teleconventer MC-20 2x, artinya 100-400mm menjadi 200-800mm yang setara dengan 400-1.600mm. Bila menggunakan bodi kamera Olympus terbaru, lensa ini mendukung focus stacking dan punya image stabilization bawaan hingga tiga stop.

Lensa M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS ini tahan debu dan cipratan air dengan berat 1.120 gram. Jarak fokus minimum adalah 1,3 meter di seluruh rentang zoom dan memiliki filter berdiameter 72mm menggunakan lapisan ZERO (Zuiko Extra-low Reflection Optical) untuk mengurangi flare dan ghosting.

Untuk ketersediaannya, Olympus M.Zuiko Digital ED 100-400mm F5.0-6.3 IS dijadwalnya akan dikirim pada 8 September 2020. Harganya dijual US$1.500 atau sekitar Rp21,8 jutaan.

Sumber: DPreview

Tamron 70-180mm F2.8 Di III VXD, Lensa Telephoto Ringkas Untuk Sony E Mount Hadir Bulan Mei

Lensa telephoto terutama untuk kamera dengan sensor berukuran full frame, kebanyakan memiliki dimensi bongsor, panjang, dan bobotnya cukup berat. Nah bagi para pengguna kamera mirrorless Sony A7 series dan mencari alternatif lensa telephoto yang lebih compact, maka lensa terbaru Tamron bisa menjawab kebutuhan tersebut.

Adalah Tamron 70-180mm F2.8 Di III VXD untuk Sony E Mount. Lensa telephoto generasi ketiga dari Tamron yang pertama kali diungkap pada bulan Oktober 2019 dan rencananya akan dikirim pada pertengahan bulan Mei 2020.

Lensa ini menawarkan rentang zoom sedikit lebih pendek dari pada lensa telephoto klasik 70-200mm. Justru hal ini yang membuat Tamron berhasil memperkecil 45 persen ukuran lensanya, panjangnya 149mm di focal length 70mm dengan bobot 810 gram.

Lensa ini mengadopsi mekanisme VXD (Voice-coil eXtreme-torque Drive) linear motor focus yang tak hanya cepat tapi juga tenang. Serta, sepenuhnya kompatibel dengan berbagai fitur spesifik dari Sony termasuk Fast Hybrid AF dan Eye AF.

Lens_Construction

Tamron 70-180mm F2.8 Di III VXD mengusung konstruksi optik 19 elemen dalam 14 grup dengan diameter filter 67mm. Fokus minimumnya saat menggunakan autofocus adalah 0,85mm. Namun bila beralih ke manual fokus akan berkurang menjadi hanya 0,27mm dan menawarkan perbesaran 1:2 untuk foto closeup yang cukup ekstrem. Soal harga, Tamron 70-180mm F/2.8 Di III VXD dibanderol US$1.199.

Sumber: DPreview

5 Jenis Lensa Kamera di Smartphone, Wide Angle Sampai Telephoto

Saat tren smartphone dengan konfigurasi dual camera muncul ke permukaan, kebanyakan lensa sekunder digunakan untuk menghasilkan kedalaman ruang. Ya, foto portrait dengan efek bokeh ala menggunakan kamera DSLR atau mirrorless dengan lensa ber-aperture besar.

Walaupun hasilnya dulu bisa dibilang mengerikan, maksud saya tidak rapi terutama di sekitar pinggiran subjek tapi bagi saya saat itu sudah sangat mengesankan. Lalu, tak lama lensa wide angle tiba di smartphone, meskipun punya karakteristik efek distorsi yang agak berlebihan.

Bagaimana sekarang? Saat ini kebanyakan smartphone telah dilengkapi dengan dukungan multi kamera dengan berbagai lensa yang berbeda. Mari bahas satu per satu lensa kamera di smartphone.

1. Lensa Wide Standar

Samsung-Galaxy-A71
Samsung Galaxy A71 punya kamera utama 64MP dengan sensor Samsung ISOCELL GW1

Opsi untuk mendapatkan foto dengan kualitas terbaik tentunya melalui kamera utama yang menggunakan lensa wide standar. Karena ukuran sensor gambarnya dan ukuran per pikselnya lebih besar dari kamera sekunder.

Kebanyakan di dominasi sensor besutan Samsung atau Sony beresolusi 48MP dengan teknologi Quad Bayer. Hasil foto optimalnya adalah 12MP dengan piksel 1.6µm atau 48MP jika semua piksel digunakan dengan per piksel 0.8µm. Lalu, ada sensor Samsung dengan resolusi 64MP hingga 108MP, untuk mengetahui lebih lengkap saya sudah membahasnya di artikel berikut; 3 sensor kamera utama di smartphone.

2. Lensa Wide Angle

ASUS-Zenfone-6
ASUS Zenfone 6 memiliki kamera 13MP dengan lensa ultra wide angle

Fasilitas mode wide angle atau ultra wide angle ini sudah banyak ditemukan di smartphone kelas menengah ke atas. Lensa ini memang banyak manfaatnya, tapi penggunaannya juga cukup menantang.

Kita bisa memasukkan lebih banyak elemen atau orang dalam satu frame. Memuat lebih banyak informasi untuk menyampaikan cerita, dan tentunya sangat ideal untuk memotret foto landscape dan foto arsitektur.

Nah tantangan utama mode wide angle di smartphone adalah efek distorsi, di sini kita dipaksa untuk lebih kreatif dalam menempatkan sudut pandang dan mengatur ulang komposisi. Namun jangan sampai memasukkan elemen lebih banyak daripada yang dibutuhkan yang membuat subjek utama terlihat kurang menonjol.

Resolusi dari kamera dengan lensa wide angle yang ada di smartphone ini cukup beragam. Dari sebatas 5MP, 8MP, 12 atau 13MP, hingga 40MP seperti yang terdapat pada Huawei Mate 30 Pro. Bagi yang mencari kualitas, maka sebaiknya pilih smartphone di kelas flagship.

3. Depth Sensor

Vivo-S1-Pro
Vivo S1 Pro mengusung kamera 2MP sebagai depth sensor

Sekarang untuk mendapatkan foto dengan efek bokeh yang cukup rapi terbilang mudah. Hampir semua smartphone dengan multi kamera menawarkan kamera sekunder dengan lensa khusus ini sebagai depth sensor.

Meski resolusinya hanya sebatas 2MP atau 5MP saja, namun dukungan kecerdasan buatan membuat hasilnya jauh lebih baik. Bahkan, kita bisa mengatur intensitas bokehnya saat mengambil foto dan sesudahnya memotret. Serta, dilengkapi dengan sejumlah efek ala pencahayaan studio.

4. Lensa Telephoto

OPPO-Reno-10x-Zoom
OPPO Reno 10x Zoom punya kamera Periscope 13 MP dengan kemampuan 10x hybrid zoom

Belakangan ini kamera dengan lensa telephoto banyak tertanam pada perangkat flagship. Lensa khusus ini menyuguhkan kemampuan pembesaran dari optical zoom sebanyak 2x, 3x, dan 5x hingga hybrid zoom 10x bahkan digital zoom sampai 50x dan 100x.

Kedengarannya mengesankan bukan? Namun, sebaiknya hindari penggunaan digital zoom karena akan mengurangi kualitas foto secara signifikan. Cukup gunakan fasilitas optical zoom yang disediakan 2x atau 3x untuk memotret secara closeup, misalnya portrait dan foto produk.

Beberapa perangkat yang punya kemampuan zoom banyak antara lain OPPO Reno 10x Zoom, Huawei P30 Pro (penerusnya Huawei P40 series juga sudah dirilis), Huawei Mate 30 Pro, dan Samsung Galaxy S20 Ultra.

5. Macro dan Monokrom

OPPO-Reno3
OPPO Reno3 punya kamera 2MP dengan lensa monokrom

Biasanya untuk foto closeup yang ekstrem membutuhkan aksesori lensa macro tambahan. Namun belakangan banyak smartphone kelas menengah dibekali dengan kamera dengan lensa macro. Meski sejauh ini hasilnya masih belum memuaskan, cenderung kurang tajam karena resolusinya juga sebatas 2MP sampai 5MP saja.

Selain itu, beberapa smartphone juga dibekali kamera dengan lensa monokrom. Huawei pernah menggunakan pada smartphone P series mereka untuk meningkatkan kualitas foto, sementara OPPO menggunakan di sebagian smartphone-nya untuk mendapatkan efek hitam putih yang lebih artistik.

Pengalaman Mengambil Gambar dengan Samsung Galaxy A7

Samsung Galaxy A9 dan A7 diluncurkan secara global di W Hotel, Malaysia. Samsung A7 sendiri mengusung tiga buah kamera pada bagian belakangnya, sedangkan A9 ada empat buah kamera.

Samsung A7 Exp - Denny

Pada acara yang dihelat di Malaysia tersebut, DailySocial berkesempatan untuk mencoba salah satu perangkatnya yang bakal dijual bulan ini. Kami mendapatkan Samsung Galaxy A7. Tentunya, kamera merupakan satu hal yang dikedepankan dalam penjualan smartphone tiga kamera tersebut.

Kali ini, pengambilan gambar dilakukan dengan bimbingan dari salah satu fotografer yang namanya sudah tidak asing lagi, Gesit Wisnu Prakoso. Beliau pun memberikan beberapa tips dalam mengambil gambar.

Samsung A7 Exp - Unbox

Menurut Gesit, menggunakan smartphone seperti Samsung Galaxy A7 dan A9 membuat para fotografer tidak lagi harus capek mengganti banyak lensa. Hal tersebut dikarenakan pada kedua smartphone sudah memiliki kemampuan untuk mengambil gambar wide angle, bokeh, normal dengan tingkat ketajaman yang tinggi, dan zoom  pada A9.

Samsung menamakan kamera untuk menangkap gambar lebih lebar dengan sebutan Ultra Wide Angle 120°. Dengan fungsi tersebut, para pengambil gambar dapat memfoto dengan sudut pandang yang lebih lebar. Selain itu, pada ruang sempit dan terbatas, membuat fotografer mampu mengambil gambar lebih luas. Dimensi foto pun akan dipertegas dengan fungsi ini.

Samsung A7 Exp - Tricam

Samsung Galaxy A7 dan A9 juga memiliki bukaan yang lebih lebar, yaitu f/1.7. Dengan bukaan tersebut, Galaxy A7 dan A9 mampu menyerap atau merekam cahaya dengan sangat baik sehingga menghasilkan gambar dengan kualitas yang bagus. Hal tersebut terutama dalam kondisi yang minim cahaya atau low light.

Untuk mengambil gambar yang menarik, Gesit memiliki beberapa tips pengambilan gambar. Yang pertama adalah Framing. Hal ini dilakukan dengan cara menempatkan obyek yang ingin diambil seperti seolah-olah dikelilingi elemen lain dalam foto. Hal tersebut membuat obyek seperti berada di dalam sebuah bingkai.

Samsung A7 Exp - Gesit

Yang kedua sering dikatakan oleh banyak fotografer, yaitu Leading Lines. Hal tersebut biasanya digunakan untuk mengarahkan siapapun yang melihat foto kita kepada subyek utama dalam menggunakan elemen seperti garis ataupun pola yang ada disekitar bangunan.

Ketiga, usahakan untuk menggunakan aturan Rule of Thirds. Idenya adalah menempatkan elemen penting dari adegan di sepanjang satu atau lebih garis atau di mana garis berpotongan. Untuk itu, pengguna harus mengaktifkan fungsi Grid Lines pada smartphone-nya.

Keempat, fokus pada background/foreground. Hal ini dilakukan dengan menempatkan fokus pada obyek utama dan memberikan efek tertentu pada obyek pendamping. Contoh dari tips yang satu ini adalah dengan menambahkan dedaunan di depan sebuah obyek bangunan.

Samsung A7 Exp - Food

Kelima, gunakan People in frame. Fotografer harus berani meletakkan manusia pada obyek utama agar foto lebih memberikan cerita. Gesit juga mengatakan untuk tidak takut menggunakan ambience atau aktivitas yang ada di lingkungan sekitar.

Terakhir adalah Centered Composition and Symmetry. Hal ini akan menempatkan obyek utama ditengah bingkai dengan memberikan aksen yang bersifat simetri di sekitar obyek.

Dengan arahan dari Gesit, berikut adalah beberapa contoh dari hasil kamera Samsung Galaxy A7:

Kamera dari Samsung Galaxy A7 mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Samsung sendiri menggunakan sensor ISOCELL dengan teknologi TetraCell yang mampu menggabungkan beberapa gambar menjadi satu untuk menghasilkan gambar yang lebih baik.

Samsung sendiri berjanji masih akan meningkatkan kualitas kamera mereka saat sudah terjual di pasaran. Hal tersebut membuat hasilnya akan lebih baik dari yang kami ambil di sini.

Tentunya, tips ini juga dapat digunakan pada smartphone lainnya. Oleh karena itu, selamat mencoba!

Liputan Perkenalan Perdana Samsung Galaxy A7 dan A9 di Malaysia

Kamera dengan smartphone merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kamera yang menghasilkan gambar yang baik pada sebuah smartphone akan terus dicari oleh para konsumennya. Hal tersebut pula yang ternyata dikejar oleh Samsung dalam menjual perangkatnya.

Samsung A7 A9 Malay - Launch

Samsung pun mengundang beberapa media, termasuk DailySocial, ke Malaysia untuk hadir dalam acara bertemakan ‘4x Fun‘. Acara yang dilaksanakan pada Ballroom W Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 11 Oktober 2018 tersebut ternyata menelurkan dua buah smartphone terbaru Samsung.

Dua perangkat yang diluncurkan tersebut adalah Samsung Galaxy A7 dan Galaxy A9. Hal unik yang terdapat pada Samsung Galaxy A7 adalah perangkat ini menggunakan tiga kamera pada bagian belakangnya. Malahan, Samsung Galaxy A9 memiliki empat buah kamera pada bagian belakangnya.

Samsung A7 A9 Malay - Phones

Empat kamera yang ada pada Samsung Galaxy A9 memiliki semua fungsi kamera yang ada pada perangkat mobile. Kamera paling atas memiliki fungsi ultra wide, di mana dapat menangkap gambar dengan lebar 120 derajat. Kamera kedua memiliki resolusi 10 MP dan menggunakan lensa zoom 2x. Kamera ketiga memiliki resolusi 24 megapiksel dan merupakan kamera utama pada smartphone ini. Sedangkan yang terakhir digunakan untuk mengambil gambar bokeh.

Tiga kamera pada Samsung Galaxy A7 sendiri memiliki fungsi yang sama. Bedanya, Galaxy A7 tidak memiliki kamera dengan optik zoom, sehingga untuk membuat gambar lebih dekat harus menggunakan fungsi digital zoom.

Samsung A7 A9 Malay - Colours

Samsung Galaxy A9 2018 menggunakan SoC Snapdragon 660, sedangkan A7 menggunakan SoC yang sama dengan Samsung Galaxy A8, yaitu Exynos 7885. SoC ini pun bisa dikatakan kencang karena memiliki dua prosesor pada cluster kencang.

Samsung Galaxy A7 sudah dapat dipesan dengan cara pre-order pada tanggal 12 Oktober 2018 di Indonesia. Untuk Galaxy A9, produknya akan tersedia pada bulan November 2018 nanti.

Megah Meriah

Kali ini, Samsung menunjuk Malaysia sebagai tempat peluncuran Samsung Galaxy A7 dan A9. Dari informasi yang kami dapatkan, pada acara peluncuran yang dilaksanakan pada W Hotel tersebut hadir sekitar lebih dari 1000 peserta.

Samsung A7 A9 Launch - DJ KOH Milan

Mengapa memilih Malaysia? Pihak Samsung pun mengatakan tidak ada alasan mendasar untuk memilih Kuala Lumpur sebagai tempat perhelatan ini digelar. Samsung Galaxy A7 dan A9 sendiri memiliki sasaran pasar di Asia. Kuala Lumpur dianggap sebagai tempat yang cukup strategis dalam mengundang media, partner, dan Samsung member dari beberapa negara, terutama Asia.

Ternyata tidak hanya di Malaysia, Samsung pun juga mengadakan acara yang sama yang dihelat di Milan. Uniknya, acara yang dilakukan di Kuala Lumpur ini langsung disiarkan secara live streaming. 

Samsung A7 A9 Stage

Perhelatan yang ada pada W Hotel sendiri mengambil ballroom yang ada pada lantai 9 dan 10. Acara peluncuran diadakan pada lantai 9, sedangkan acara experience diadakan pada lantai 10. Saat kami datang pun, lantai 9 dari W Hotel sudah dipenuhi dengan banyak media, partner, dan Samsung member dari seluruh dunia, terutama Asia.

Antusias para pengunjung sendiri sudah terlihat semenjak kami memasuki ballroom Hotel W tersebut. Sayang memang, pihak penyelenggara masih kurang peka akan tripod dan monopod yang mengganggu pengambilan gambar. Untungnya, kami dapat mengambil gambar dengan cukup baik pada saat acara berlangsung.

Samsung A7 A9 Malay - AOA

Pada akhir acara, Samsung menghadirkan pertunjukkan musik yang dibawakan oleh grup band asal Korea Selatan, AOA. Tentu saja, setelah selesai acara, AOA langsung terbang ke Indonesia karena menutup acara Asian Para Games yang diadakan di Jakarta.

Hands on Galaxy A7 dan A9

Secara desain, menurut saya memang bagian belakang dari perangkat Samsung Galaxy A7 dan A9 terlihat sedikit “memaksa”. Kamera yang ada terlihat memanjang ke bagian bawah. Kamera tersebut sebenarnya jadi rentan terkena tangan sehingga berminyak. Walaupun begitu, desain baru ini memang belum ada pada perangkat lainnya.

Samsung menggunakan frame metal pada smartphone yang satu ini. Dengan menggunakan kaca pada bagian belakangnya, ternyata tidak membuat Samsung Galaxy A7 dan A9 licin. Namun, desain ini cukup rentan terhadap minyak sidik jari. Petugas yang ada pun juga cukup kewalahan untuk membersihkan sidik jari tersebut.

DSC04005

Layar Super AMOLED yang ada pada Galaxy A7 dan A9 menggunakan rasio 18:9. Tentunya, kedua smartphone ini sudah memiliki fasilitas always on display. Dengan Super AMOLED, membuat kedua smartphone ini memiliki layar yang tajam serta kontras yang tinggi.

Saat digenggam pun, Samsung Galaxy A7 dan A9 terasa cukup kokoh, sama seperti kebanyakan smartphone Samsung yang beredar. Dan yang baru dari perangkat ini adalah Samsung memindah sensor sidik jari pada sisi sebelah kanan yang juga merupakan tombol power. Samsung juga sudah menghilangkan tombol fisik home di bagian depannya.

Mencoba Kamera Galaxy A9

Penuhnya ruang demo yang dihadiri oleh sekitar 1000 peserta tersebut membuat kami cukup kesulitan untuk mencoba dua perangkat sekaligus. Oleh karena kami akan mendapatkan kesempatan untuk mencoba Samsung Galaxy A7, perhatian pun tertuju kepada Samsung Galaxy A9.

Samsung Galaxy A9 Kamera

Samsung Galaxy A9 merupakan perangkat komersil pertama di dunia yang menggunakan empat kamera pada bagian belakangnya. Jadi, kami pun mencoba menggunakan semua kamera yang ada pada smartphone ini.

Hasilnya memang tidak terlalu memuaskan. Ketajaman dan noise masih cukup terlihat pada gambar yang tercipta. Akan tetapi, perlu diingat bahwa perangkat yang kami coba merupakan sebuah purwarupa.

Bug juga masih ditemukan pada smartphone ini. Kadang kamera tidak berjalan dengan semestinya. Hal tersebut kami temukan pada unit demo lainnya. Oleh karena itu, Samsung masih memiliki waktu sekitar dua minggu untuk membenahi bug tersebut sebelum perangkat ini hadir di tangan pengguna.

Pada artikel berikutnya, kami akan membahas mengenai kamera pada Samsung Galaxy A7. Oleh karena itu, stay tuned for more articles.

Di MWC 2017, Oppo Jelaskan Apa itu Teknologi 5X Dual-Camera Zoom

Sebagai kompensasi absennya pengumuman perangkat baru di ajang bergengsi seperti Mobile World Congress 2017, Oppo menjelaskan lebih lengkap mengenai apa itu teknologi 5X yang sempat mereka tease minggu lalu. Jika Anda sebelumnya memprediksi bahwa teknologi ini berkaitan dengan kapabilitas fotografi di smartphone, maka tebakan Anda tepat.

Di MWC 2017, sang produsen asal Dongguan itu secara resmi memperkenalkan 5x Dual-Camera Zoom, sebuah sistem kamera ganda yang terinspirasi dari struktur periskop. Gunanya? Untuk menyajikan kemampuan pembesaran gambar tanpa penurunan pada kualitas. Metode ini memang bukan hal baru di kamera digital, dan Asus bahkan sudah mengimplementasikannya dalam ZenFone Zoom. Namun Oppo melangkah lebih jauh lagi.

Oppo menempatkan lensa telephoto secara horisontal yang bisa bergerak 90 derajat di dalam modul kamera. Saat Anda menjepret foto, cahaya masuk ke modul dan dipantulkan oleh prisma ke lensa. Lewat cara ini, Oppo percaya kamera di smartphone mereka mampu menyajikan hasil foto yang jernih terlepas dari tingkatan zoom. Dan teknologi stabilisator di sana juga tidak kalah canggih karena prisma dan lensa telephoto dapat bergerak buat mengurangi efek getaran tangan.

Oppo 5X Dual-Camera Zoom 1

Berbeda dari produsen handset lain yang menggunakan OIS di lensa wide-angle, Oppo menyematkannya sistem optical image stabilization dua bagian langsung di lensa telephoto. Komponen ini secara dinamis bekerja untuk menyesuaikan sudut prisma hingga seakurat 0,0025-derajat. Alhasil, performa OIS di sana lebih mumpuni 40 persen dibanding solusi generasi sebelumnya, meskipun gambar sedang diperbesar lima kali.

Mengulik lebih jauh lagi, lensa telephoto sendiri menyajikan kemampuan zoom optik sebesar tiga kali, dan Oppo mengombinasi gambar dari lensa telephoto dan wide-angle di sebelahnya untuk menyuguhkan zoom hingga lima kali. Setelah melewati batas itu, sistem digital zoom akan bekerja buat memperbesar objek dari lima hingga sepuluh kali. Meski memanfaatkan sistem digital, Oppo berjanji tidak ada kompromi pada mutu gambarnya.

Hebatnya lagi, dengan kapabilitas andal itu, sistem 5X Dual-Camera Zoom tidak memakan banyak ruang. Ia hanya memerlukan modul kamera setebal 5,7-milimeter saja, bahkan 10 persen lebih tipis dibanding di kamera smartphone dengan optical zoom dua kali.

“Fitur 5x Dual-Camera Zoom telah membuka ranah baru dalam bidang fotografi dan merupakan bukti dari dedikasi Oppo dalam menjawab kebutuhan konsumen kami, yaitu untuk [memperoleh] hasil fotografi yang indah dan tajam,” tutur Vice President Sky Li di rilis pers. “Teknologi ini sekali lagi akan menetapkan sebuah standar baru yang menjadi inspirasi bagi produsen smartphone lainnya.”

Tambahan: Engadget.