Tesla Model Y Bakal Diungkap Secara Resmi pada 14 Maret 2019

Rumor mengenai Tesla Model Y sudah lama berhembus. Namun Tesla pada akhirnya mengonfirmasi bahwa mobil tersebut eksis, dan mereka siap menyingkapnya secara resmi pada tanggal 14 Maret mendatang. Seperti biasa, informasi ini datang dari Tweet sang CEO sendiri, Elon Musk.

Model Y pada dasarnya merupakan Model 3 versi SUV atau crossover. Menurut penjelasan Elon, Model Y mempunyai dimensi sekitar 10% lebih besar ketimbang Model 3, yang berarti harganya juga akan dipatok sekitar 10% lebih mahal.

Spesifikasinya semestinya juga sama seperti Model 3, termasuk kapasitas baterainya. Namun berhubung ukuran Model Y lebih besar, jarak tempuhnya dalam sekali pengisian tidak akan sejauh Model 3.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Tesla, pernyataan Elon terkait kemiripan kedua mobil ini bisa diartikan Tesla menggunakan Model 3 sebagai basis dari Model Y. Skenario ini sejatinya lebih masuk akal ketimbang menggunakan platform baru, apalagi mengingat Tesla baru saja meresmikan varian terendah dari Model 3 yang dibanderol seharga $35.000 saja.

Anggap saja Model Y ini sebagai versi terjangkau dari Model X, sama seperti peran Model 3 sebagai versi murah dari Model S. Di luar kategori premium, bisa dipastikan Model Y tak akan mengusung pintu Falcon Wing yang selama ini sudah menjadi ciri khas Model X.

Detail lebih lengkap, termasuk banderol harga Model Y, baru akan diungkap pada ajang peluncurannya nanti. Tesla juga bakal menghadirkan prototipenya agar bisa langsung dijajal oleh para jurnalis yang diundang.

Sumber: Electrek.

Tesla Mulai Pasarkan Varian Termurah Model 3 Seharga $35.000

Volvo, melalui anak perusahannya, baru saja meluncurkan mobil elektrik perdananya, Polestar 2. Mobil tersebut secara langsung dirancang untuk menjadi rival sepadan Tesla Model 3. Entah kebetulan atau tidak, Tesla juga baru saja memberikan pengumuman menarik seputar Model 3.

Pengumuman ini sejatinya sudah ditunggu-tunggu sejak Model 3 pertama kali disingkap tiga tahun lalu, yakni ketersediaan varian terbawahnya yang dihargai mulai $35.000. Selama ini Tesla terkesan seperti mengumbar janji dikarenakan yang mereka jual adalah varian Model 3 dengan harga cukup mahal.

Tentunya ada banyak yang dipangkas agar bisa menembus banderol $35.000, utamanya pada bagian interior. Namun untuk urusan performa, varian terendah Model 3 ini masih cukup impresif: jarak tempuh ± 350 km dalam sekali pengisian, kecepatan maksimum 210 km/jam, dan akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 5,6 detik.

Duduk satu tingkat di atasnya adalah varian Model 3 Standard Range Plus, dengan jarak tempuh ± 380 km, top speed 225 km/jam, dan akselerasi 5,3 detik. Harganya dipatok mulai $37.000, tapi keuntungan lain memilih varian ini adalah adanya opsi untuk menambahkan fitur-fitur ekstra seperti spion berpemanas dan atap kaca tinted.

Interior varian termurahnya jelas tak akan semewah ini / Tesla
Interior varian termurahnya jelas tak akan semewah ini / Tesla

Pengumuman lain yang tak kalah menarik adalah keputusan Tesla untuk mengubah metode pemasaran mobil-mobilnya menjadi murni secara online. Dalam beberapa bulan ke depan, Tesla berniat menutup banyak shoowroom-nya, dan menyisakan beberapa saja di lokasi-lokasi yang ramai sebagai galeri sekaligus pusat informasi.

Menurut Tesla, langkah berani ini memungkinkan mereka untuk menurunkan harga jual mobil-mobilnya hingga sekitar 6% jika dirata-rata, sekaligus pada akhirnya mewujudkan varian termurah Model 3 itu tadi. Tapi lalu yang menjadi pertanyaan, kalau tidak ada showroom, bagaimana calon konsumen bisa melakukan test drive?

Lagi-lagi Tesla berani mendisrupsi dunia otomotif. Ketimbang menjalani test drive terlebih dulu, konsumen Tesla bisa langsung membeli mobil elektrik yang diinginkan, menggunakannya selama 7 hari atau sampai 1.600 km, lalu mengembalikannya jika memang tidak sreg. Uang yang sudah dibayarkan akan di-refund secara penuh tanpa dipungut biaya tambahan.

Ya, ini bisa kita anggap sebagai serangan balik Tesla terhadap lawan sekaligus bakal lawannya yang selama ini mencoba mengusik dominasi Tesla di ranah mobil elektrik. Polestar tadi adalah salah satunya, dan debut mereka sepertinya tidak akan semulus yang diharapkan dengan hadirnya varian termurah Model 3 ini, apalagi mengingat varian termurah Polestar 2 juga baru akan tersedia paling cepat tahun 2021.

Sumber: Tesla via VentureBeat.

Bakal Pesaing Tesla Model 3 dari Swedia, Polestar 2, Resmi Diperkenalkan

Tahun demi tahun, musuh Tesla terus bertambah. Kendati demikian, sejauh ini masih sulit mencari mobil elektrik lain yang pantas disetarakan dengan Tesla Model 3. Sedan tersebut canggih, performanya mumpuni, jarak tempuhnya jauh, dan harganya terjangkau (meski mungkin masih belum terlalu merakyat).

Niat untuk menciptakan rival yang sepadan dengan Tesla Model 3 mungkin bakal dinilai terlalu ambisius oleh publik, akan tetapi hal itu tak mencegah Polestar untuk membuktikannya. Sekadar mengingatkan, Polestar bukanlah pemain baru di dunia otomotif. Sejak tahun 2017, Polestar sudah ditunjuk oleh Volvo selaku perusahaan induknya sebagai sub-brand yang secara khusus mengembangkan mobil elektrik.

Sayangnya, mobil pertama mereka, Polestar 1, hanya sebatas mobil sport bermesin hybrid. Untuk mobil keduanya, sejak jauh-jauh hari Polestar sudah mengumumkan bahwa mobil tersebut siap menantang Tesla Model 3 secara langsung, dan mereka rupanya bukan sekadar membual.

Polestar 2

Tepat tanggal 27 Februari kemarin, mereka memperkenalkan Polestar 2 secara resmi. Tampang luarnya langsung kelihatan sangat Volvo sekali, dan itu dikarenakan Polestar menggunakan Volvo Concept 40.2 sebagai basisnya. Yang cukup unik, ia kelihatan seperti sebuah crossover jika dilihat dari samping.

Sebagai lawan Tesla Model 3, Polestar 2 tentunya tidak boleh mengecewakan soal angka-angka. Benar saja, perpaduan sepasang motor elektrik dan penggerak empat rodanya mampu menghasilkan daya total sebesar 300 kW (408 hp), serta torsi 660 Nm. Akselerasi 0 – 100 km/jam ditempuhnya dengan mudah dalam waktu 5 detik saja.

Namun yang paling mengesankan adalah efisiensi energinya. Dalam satu kali pengisian, baterai berkapasitas 78 kWh-nya sanggup membawa mobil ini melaju hingga sejauh 500 kilometer. Tentunya ini baru sebatas estimasi dan masih harus dibuktikan lagi. Andai benar, ini bisa menjadi pukulan telak terhadap Tesla.

Polestar 2

Performa dan efisiensinya sudah layak menandingi Tesla Model 3, namun Polestar 2 rupanya juga tidak mau setengah-setengah dalam hal kecanggihan teknologi. Ini tersirat dari interiornya yang minimalis, dengan layar sentuh 11 inci yang mendominasi bagian tengah dashboard. Dilihat sepintas, saya pribadi lebih suka kabin Polestar 2 ketimbang Model 3 hanya karena masih ada panel instrumen di balik lingkar kemudinya.

Tidak kalah menarik adalah sistem infotainment berbasis Android hasil kolaborasi langsung antara Volvo dan Google. Integrasi Google Assistant sudah pasti tersedia, demikian pula akses ke aplikasi-aplikasi pihak ketiga via Google Play Store.

Selanjutnya, fitur canggih seperti smartphone sebagai kunci mobil juga merupakan fitur standar untuk Polestar 2. Masalah kepraktisan maupun keamanan seputar fitur ini memang masih menjadi perdebatan, akan tetapi Volvo sudah punya visi besar terkait layanan car sharing ke depannya, dan di titik itu smartphone sebagai kunci mobil bakal menjadi komponen penunjang yang esensial.

Polestar 2

Canggih, performanya mumpuni, jarak tempuhnya jauh, Polestar 2 benar-benar sangat berpotensi menjadi rival sepadan Tesla Model 3. Lalu bagaimana dengan harganya? Nantinya, varian terendahnya bakal dipasarkan dengan banderol mulai 39.900 euro. Namun yang selalu menjadi pertanyaan adalah, kapan varian tersebut bakal tersedia?

Jawabannya masih belum ada yang berani memastikan, tapi publik pasti berharap nasibnya tidak seperti Tesla Model 3, yang hingga detik ini pun belum tersedia varian termurah seharga $35.000 seperti yang dijanjikan pada acara peluncurannya. Semoga saja Volvo bisa mewariskan pengalaman panjangnya di bidang produksi kepada tim Polestar demi mencegah problem seperti ini terjadi.

Yang akan dipasarkan terlebih dulu mulai awal tahun 2020 adalah Polestar 2 Launch Edition, dengan banderol mulai $63.000. Varian tersebut kabarnya akan diproduksi selama setahun pertama, yang berarti konsumen baru akan berjumpa dengan varian termurahnya paling cepat tahun 2021.

Sumber: SlashGear.

Tesla Gunakan Software untuk Mengubah Karakteristik Model 3 di Sirkuit Balap

Kalau ditanya apa jasa terbesar Tesla di industri otomotif, tentu saja jawabannya adalah memulai tren mesin elektrik. Namun di sisi lain, Tesla juga membuktikan bahwa mobil sebenarnya bisa diperlakukan seperti gadget, di mana fungsionalitasnya dapat dimanipulasi melalui software.

Tesla membuktikannya sekali lagi belum lama ini. Mereka mempersilakan jurnalis Road & Track untuk menguji fitur baru bernama Track Mode yang tengah dipersiapkan untuk varian teratas Tesla Model 3 berlabel “Performance”, yang mengemas motor elektrik ganda dan diklaim Elon Musk siap menantang BMW M3.

Tesla Model 3

Track Mode yang bakal datang bersama software update ini pada dasarnya akan mengubah karakteristik mobil supaya lebih ideal di sirkuit balap. Semua mobil Tesla memang jagoan perihal akselerasi, akan tetapi itu saja tidak cukup kalau konteksnya balapan di sirkuit.

Pada mobil tradisional, mode serupa biasanya akan mematikan sejumlah fitur seperti traction control atau stability control, sehingga mobil pun bisa drifting di tikungan jika perlu. Yang unik, metode serupa tidak berlaku buat Tesla. Salah satu engineer-nya bilang bahwa Track Mode di Tesla justru malah menambahkan fitur baru ketimbang menonaktifkan yang sudah ada.

Tesla Model 3

Salah satu fitur baru yang dimaksud adalah perubahan pada fungsi regenerative braking milik mobil (fungsi yang memungkinkan pengembalian energi listrik saat mobil direm). Saat Track Mode diaktifkan – via touchscreen tentu saja – perubahan cara kerja regenerative braking ini dapat memberikan keseimbangan lebih saat mobil menikung tajam, atau sebaliknya malah mewujudkan oversteering ketika diperlukan.

Masih banyak perubahan karakteristik yang dilakukan oleh Track Mode, dan Road & Track punya laporan lengkap sekaligus merincinya. Satu hal yang pasti, Tesla mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan sistem VDC-nya (vehicle dynamic controls) sendiri, sehingga pada akhirnya Track Mode dapat melakukan lebih dari sebatas mematikan traction control.

Sumber: Road & Track dan Electrek.

Sub-brand Volvo, Polestar, Siap Bikin Rival Tesla Model 3

Mobil elektrik dengan harga yang bersahabat sejauh ini belum banyak populasinya. Dua model populer yang sudah mengaspal adalah Tesla Model 3 dan Chevrolet Bolt, yang keduanya dibanderol di kisaran $30.000 – $35.000 (untuk varian bawahnya).

Ke depannya, jumlahnya dipastikan bakal terus bertambah. Salah satu pabrikan yang tengah bersiap adalah Volvo, lewat sub-brand miliknya yang secara khusus menangani segmen mobil elektrik, yakni Polestar. Mobil perdananya, Polestar 1, baru dibawa ke jalanan untuk pertama kalinya belum lama ini, namun mobil tersebut bukan murni bermesin elektrik, dan harganya pun jauh di atas $100.000.

Yang lebih menarik adalah pernyataan terbaru dari COO-nya, Jonathan Goodman, terkait Polestar 2, yakni sebuah sedan elektrik empat pintu yang bakal menjadi rival Tesla Model 3. Soal desain, gambar di atas yang merupakan Volvo Concept 40.2 bakal menjadi basis sekaligus acuan dari mobil ini.

Volvo Concept 40.2

Berbicara kepada Autocar, Goodman membeberkan spesifikasi kunci Polestar 2: 400 tenaga kuda, jarak tempuh 560 km per charge dan harga jual di kisaran $35.000. Angka-angka ini masih belum final, tapi kalaupun ada perubahan semestinya tidak akan terlalu jauh.

Yang cukup istimewa adalah, semua ini merupakan penjelasan terkait varian bawah Polestar 2, yang berarti varian atasnya yang berharga jauh lebih mahal juga pastinya bakal jauh lebih istimewa. Sebagai perbandingan, varian bawah Tesla Model 3 yang berharga setara hanya sanggup menempuh jarak sekitar 350 km dalam satu kali pengisian.

Tidak bisa dipungkiri, segmen mobil elektrik bakal semakin menarik dalam beberapa tahun ke depan. Tesla tidak bisa selamanya berada di atas angin, dan perlahan hal itu bakal semakin terbukti.

Sumber: The Drive dan Autocar.

Tesla Model 3 Murni Andalkan Layar Sentuh untuk Mengendalikan Beragam Fungsinya

Tesla Model 3 bisa jadi merupakan mobil elektrik paling minimalis yang pernah dibuat Elon Musk dkk. Bukan karena harganya lebih murah dan fitur-fiturnya lebih terbatas dibanding Model S, tapi karena hampir semua fungsinya dikendalikan secara digital.

Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, dashboard Model 3 benar-benar cuma dihuni oleh layar sentuh 15 inci. Model S dan Model X memang juga dilengkapi layar sentuh besar, tapi setidaknya kedua mobil itu masih punya panel instrumen di balik setir.

Tombol dan tuas merupakan pemandangan langka di kabin Model 3. Bahkan untuk membuka laci dashboard-nya saja pengemudi harus melakukannya lewat layar sentuh tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk mengaktifkan wiper, sistem pendingin dan masih banyak lagi.

Tentunya Tesla harus menciptakan user interface yang intuitif untuk bisa menggantikan peran tombol dan tuas konvensional. Dalam video di bawah yang diambil di salah satu showroom Tesla, kita bisa melihat seperti apa cara kerja layar sentuh masif milik Model 3.

Tampilannya dibagi menjadi dua: sebelah kiri yang lebih kecil menampilkan indikator gigi, baterai, serta tombol untuk mengaktifkan wiper di bawah; sedangkan sebelah kanannya bersifat dinamis dan berubah-ubah mulai dari panduan navigasi, pemutar musik sampai menu pengaturan, sesuai dengan tab yang aktif di bagian bawah layar.

Karena berbasis software, ke depannya fungsionalitasnya dapat ditambah atau ditingkatkan dengan mudah melalui update. Di sisi lain, karena berbasis software, pengguna mungkin butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi – bahkan karyawan Tesla sendiri yang ada dalam video di atas mengaku butuh waktu untuk mempelajarinya.

Sumber: The Verge dan Jalopnik.

Tesla Model 3 Mulai Diproduksi, Begini Penampilan Finalnya

Sudah setahun lebih semenjak Tesla mengumumkan Model 3. Dibanding Model S atau Model X, Model 3 jauh lebih menarik bagi sebagian besar konsumen karena harganya yang sangat terjangkau – terutama untuk kategori mobil elektrik – yakni $35.000 untuk konfigurasi paling mendasarnya yang sudah bisa menempuh jarak 346 kilometer dalam satu kali charge.

Model 3 dijadwalkan bakal masuk tahap produksi mulai tahun ini, dan Tesla rupanya sudah mulai mengerjakan 30 unit pertamanya sampai selesai. Foto di atas adalah Model 3 versi final pertama yang keluar dari pabrik. Mobil tersebut beserta 29 lainnya akan tiba di tangan konsumen pada tanggal 28 Juli mendatang.

Tesla Model 3 / Elon Musk

30 hanyalah awal, karena jumlahnya akan terus naik secara eksponensial: 100 unit di bulan Agustus, di atas 1.500 unit di bulan September, dan pada bulan Desember Tesla menargetkan bisa memproduksi sebanyak 20.000 Model 3 per bulannya.

Masuk tahun 2018, Tesla berharap bisa memproduksi 10.000 unit Model 3 setiap minggu. Ini penting karena jumlah konsumen yang memesan Model diperkirakan sudah mencapai hitungan ratusan ribu.

Dari kedua foto Model 3 yang diunggah Musk ke Twitter, bisa kita lihat kalau versi produksinya memang tidak jauh berbeda dari yang mereka pamerkan di panggung tahun lalu. Secara keseluruhan, Tesla Model 3 tampak elegan dengan sedikit sentuhan sporty. Performanya pun sekelas mobil sport, dengan akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 5,6 detik – meski masih kalah jauh dari Model S.

Sumber: Engadget dan Elon Musk (Twitter).

Fasilitas Supercharger Tak Lagi Bisa Dinikmati Pemilik Baru Mobil Tesla Secara Cuma-Cuma

Menjadi pemilik Tesla Model S atau Model X berarti Anda sudah move on dari SPBU. Sebagai gantinya, mobil Anda cas semalaman di garasi rumah, atau berkunjung ke fasilitas Tesla Supercharger ketika sedang dalam perjalanan jauh.

Selama empat tahun terakhir, Tesla sudah menyediakan lebih dari 4.600 Supercharger yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa sampai ke Tiongkok maupun Jepang – Indonesia belum kebagian jatah. Konsumen pun selama ini sama sekali tidak dipungut biaya, akan tetapi situasinya akan berubah mulai tahun depan.

Demi terus memperbanyak jumlah fasilitas Supercharger, Tesla menetapkan kebijakan baru: bagi konsumen yang memesan mobil Tesla setelah 1 Januari 2017, Supercharger tak lagi bisa dinikmati secara cuma-cuma. Mereka hanya akan mendapat jatah gratis sebanyak 400 kWh (setara sekitar 1.600 kilometer) selama setahun.

Lebih dari itu, konsumen akan ditarik biaya kecil secara berkala. Pun demikian, Tesla menegaskan bahwa fasilitas Supercharger tidak akan mereka jadikan sarana mengambil untung; harga yang harus ditebus konsumen dipastikan lebih murah ketimbang biaya yang diperlukan untuk mengisi bahan bakar mobil tradisional dengan jarak tempuh yang sama.

Pemilik lawas atau yang sedang menunggu pesanan mobilnya tidak perlu khawatir, dengan catatan mobil akan dikirim sebelum tanggal 1 April 2017. Ini berarti semua pemilik Model 3 nantinya juga terkena imbas dari kebijakan baru Tesla, mengingat mobil tersebut baru akan diproduksi di pertengahan 2017.

Sejatinya kebijakan ini Tesla ambil juga untuk mengantisipasi banjir konsumen Model 3. Banderol harga $35.000 menjadikan mobil tersebut terjangkau banyak kalangan. Alhasil, Tesla harus gerak cepat menambah fasilitas Supercharger di berbagai titik supaya mereka tidak kewalahan.

Rincian biayanya baru akan diumumkan setidaknya sebelum pergantian tahun. Untuk sekarang, Tesla hanya bisa bilang bahwa tarifnya akan naik-turun dari waktu ke waktu, dan berbeda-beda di tiap lokasi berdasarkan tarif listrik di kawasan tersebut.

Sumber: Tesla.

Tesla Lengkapi Semua Mobil yang Sedang Diproduksi dengan Hardware Autopilot Baru

Di saat pabrikan mobil lain sedang sibuk menyiapkan mobil elektrik perdananya, Tesla yang sudah mencuri start bisa berfokus ke bidang lain yang tidak kalah penting perannya terhadap industri otomotif. Yup, apalagi kalau bukan teknologi kemudi otomatis?

Tesla sadar betapa pentingnya teknologi ini, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membekali semua mobil yang tengah diproduksi – termasuk Model S, Model X dan Model 3 – dengan hardware yang diperlukan untuk menyanggupi eksekusi kemudi otomatis secara penuh, atau dengan kata lain, lebih komprehensif dari yang ditawarkan fitur Autopilot saat ini.

Perlengkapan tersebut mencakup 8 kamera 360 derajat dengan jangkauan pandang sejauh 250 meter, 12 sensor ultrasonik dengan kemampuan mendeteksi objek dua kali lebih baik dari sebelumnya, serta radar dengan kinerja yang lebih maksimal. Semuanya demi menyajikan ‘penglihatan’ di luar batas indera manusia sebagai pengemudi.

Tesla tidak lupa menyematkan sistem komputer baru yang memiliki performa 40 kali lebih cepat ketimbang sebelumnya. Bersamaan dengan itu, Tesla juga mengembangkan sistem neural network sendiri untuk mengolah semua data dari computer vision, sonar dan radar.

Perlu dicatat, semua fitur yang ditawarkan hardware baru ini tidak bisa langsung dinikmati begitu saja dalam waktu dekat. Tesla akan lebih dulu melakukan kalibrasi sistem melalui data-data yang dikumpulkan oleh mobil-mobil buatannya yang sudah ada dijalanan sekarang.

Hal ini dilakukan semata untuk alasan keselamatan pengemudi dan guna memastikan sistem bisa berjalan secara optimal. Saat semuanya sudah siap, lagi-lagi Tesla akan mendistribusikannya lewat software update. Di saat yang sama, Tesla juga berjanji untuk tidak melupakan konsumen loyalnya dan berkomitmen untuk terus menyempurnakan mobil-mobil lawas buatannya melalui software update.

Sumber: Tesla.

Inilah Tesla Model 3, Mobil Elektrik Paling Terjangkau dengan Seabrek Fitur Premium

Tanggal 31 Maret 2016 kemarin adalah momen bersejarah bagi Tesla Motors. Pada hari itu, CEO Elon Musk memperkenalkan mobil keempat sekaligus yang terpenting di sepanjang sejarah perusahaannya: Tesla Model 3.

Mobil keempat, tapi kenapa namanya Model 3? Untuk menjawabnya, kita harus lebih dulu memahami visi awal Tesla yang mereka sebut dengan istilah “Master Plan”. Sederhananya, Tesla ingin mewujudkan komersialisasi mobil elektrik dalam tiga tahap.

Tahap yang pertama adalah mengubah pandangan dunia bahwa mobil elektrik itu jelek, lambat dan sama sekali tak menarik. Misi itu dicapai lewat Tesla Roadster, dengan desain sporty dan performa yang beringas. Namun karena teknologinya masih baru, banderol harga yang ditetapkan pun harus tinggi, sekaligus sebagai modal untuk memulai tahap yang kedua.

Tahap kedua adalah menciptakan mobil elektrik berkualitas yang bisa dijangkau oleh kalangan yang lebih luas. Lagi-lagi misi itu terwujudkan, kali ini lewat Tesla Model S. Namun setelahnya, Tesla menilai kategori SUV juga memegang peran penting dalam industri otomotif. Maka dari itu, lahirlah Tesla Model X.

Tahap ketiga dan yang terakhir adalah menjadikan mobil elektrik sebagai produk mainstream. Inilah alasan mengapa kehadiran Model 3 sangat penting. Ia merupakan mobil elektrik paling terjangkau yang pernah Tesla buat. Namun semua aspek ekonomis itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap kualitasnya.

Tesla Model 3

Dari segi fisik, sangat terlihat bahwa Model 3 merupakan peleburan dari Model S dan Model X. Saya bingung antara menyebutnya sedan atau hatchback, tapi yang pasti desainnya sangat memikat, apalagi setelah melihat bagian atapnya yang merupakan panel kaca secara menyeluruh yang menyambung hingga ke kaca depan.

Minimalis merupakan faktor penting di Model 3. Hal ini tampak jelas ketika memasuki kabin berisi lima orangnya. Bagian dashboard-nya begitu bersih, dimana hanya ada satu LCD berukuran 15 inci yang menjadi panel instrumen utama bagi pengemudi. Selain sedikit lebih kecil dari milik Model S dan Model X, LCD ini ditempatkan dalam posisi horizontal, bukan vertikal.

Soal performa, Elon Musk dengan bangga menegaskan pada event peluncurannya bahwa Tesla tak pernah menciptakan mobil yang lamban. Model 3 sendiri bisa menembus angka 100 km/jam dalam waktu kurang dari 6 detik. Sedangkan jarak tempuhnya bisa mencapai 346 kilometer untuk sekali charge, dan pastinya bakal ada varian dengan baterai berkapasitas lebih besar yang punya jarak tempuh lebih jauh lagi.

Tesla Model 3

Seluruh varian Model 3 datang dengan dukungan atas Tesla Supercharger, alias metode charging baterai super-cepat. Selain itu, mobil anyar ini juga mengusung fitur Autopilot sebagai standar, yang berarti konsumen tak perlu mengucurkan dana ekstra untuk bisa menikmati fitur kemudi semi-otomatis ini.

Semua ini ditawarkan dalam harga $35.000 saja untuk varian paling mendasarnya. Musk yakin bahwa kita tak bakal bisa mendapatkan mobil yang lebih baik lagi dibanding Model 3 dalam rentang harga ini. Sayang, Tesla baru bisa memenuhi pesanan konsumen yang membeludak paling cepat di akhir tahun 2017.

Sumber: Tesla via Wired.