Mobil Bisa Menyetir Sendiri Bukan Berarti Kita Boleh Lepas Tangan (Untuk Sekarang)

Tahun demi tahun, industri otomotif semakin dekat dengan realisasi sistem kemudi otomatis. Namun sebelum teknologinya benar-benar matang – dan sebelum regulasi setempat mengizinkan – kita masih akan terus melihat (dan memegang) setir di dashboard.

Sistem-sistem yang sudah ada sekarang, macam Tesla Autopilot atau Cadillac Super Cruise, pada dasarnya sudah cukup canggih untuk bisa mengemudikan mobil dengan sendirinya. Namun itu bukan berarti pengemudi boleh tidur begitu saja di sepanjang perjalanan; mereka tetap harus siaga dan siap mengambil alih kemudi kapan saja diperlukan.

Pasalnya, seperti yang saya bilang tadi, teknologinya belum sepenuhnya matang, dan sebenarnya cuma ditujukan untuk membantu meringankan tugas mengemudi – itulah mengapa pabrikan memakai istilah ADAS, singkatan dari advanced driver-assistance systems. Namun namanya manusia, pasti ada saja yang bandel dan terlalu percaya diri dengan kinerja ADAS mobilnya masing-masing.

2021 Mercedes-Benz E-Class

Maka dari itu, pabrikan menilai dibutuhkan semacam sistem untuk mencegah para pengemudi tak bertanggung jawab itu melukai dirinya sendiri (dan orang lain). Seandainya mereka mengaktifkan ADAS lalu melepas tangannya dari setir, maka mobil akan menepi dengan sendirinya dan menolak untuk berjalan sebelum pengemudi meletakkan kembali tangannya ke lingkar kemudi.

Bagaimana cara mobil tahu pengemudi melepaskan tangannya dari setir? Dengan bantuan panel kapasitif yang tertanam di setir, seperti yang didemonstrasikan oleh Mercedes Benz E-Class terbaru. Mercy sebenarnya bukan yang pertama menerapkan teknologi ini, Cadillac sudah lebih dulu mengimplementasikan mekanisme yang sama pada sistem Super Cruise-nya.

Yang diterapkan Cadillac malah lebih menyeluruh karena selain memantau keberadaan tangan di setir, ada kamera yang memantau ke mana mata pengemudi memandang / Cadillac
Yang diterapkan Cadillac malah lebih menyeluruh karena selain memantau keberadaan tangan di setir, ada kamera yang memantau ke mana mata pengemudi memandang / Cadillac

Apa yang diterapkan Cadillac malah sebenarnya lebih advanced karena turut mencakup sistem eye tracking. Satu tangan menggenggam setir tapi tangan lainnya sibuk menggeser profil demi profil di Tinder jelas terdengar percuma, sebab pengemudi tak akan bisa bertindak dengan sigap kalau matanya tidak tertuju ke jalanan.

Terlepas dari itu, setir berpanel kapasitif masih lebih baik ketimbang sistem yang diterapkan Mercy sebelumnya, yakni mengukur pergerakan setir. Pengemudi yang nakal tentu masih akan menemukan cara untuk mengibuli sistem kapasitif ini, tapi setidaknya ini menunjukkan bahwa pabrikan mobil sudah berada di jalur yang tepat dalam memikirkan cara untuk menyikapi pengemudi-pengemudi tak bertanggung jawab.

Sumber: The Verge.

Tesla Akan Luncurkan Fitur Dash Cam 360 Derajat Sebagai Software Update

Meski sudah dianggap banyak orang sebagai barang wajib, dash cam masih belum menjadi fitur bawaan pada mayoritas mobil. Ini mengecewakan mengingat mobil-mobil terkini dilengkapi banyak kamera, baik untuk fitur driver assistance maupun kamera parkir.

Namun kalau yang dibahas adalah Tesla, pionir mobil elektrik itu seakan tidak pernah kehabisan akal, dan mereka seakan dapat mengatasi segalanya melalui software. Buktinya, beberapa bulan lalu Tesla merilis software update yang memungkinkan kamera Autopilot pada mobil-mobil buatannya untuk berfungsi sebagai dash cam.

Namun Elon Musk dkk rupanya masih belum puas. Mereka telah menyiapkan penyempurnaan dari fitur dash cam-nya, dan seperti biasa Tesla sudah menyiapkan nama yang cukup keren, yaitu Sentry Mode.

Jadi ketimbang hanya menggunakan satu kamera Autopilot saja dengan sudut pandang ke depan yang terbatas, Sentry Mode bakal mengambil gambar yang ditangkap beberapa kamera Autopilot yang tersebar di sekujur bodi mobil, secara efektif berperan sebagai dash cam 360 derajat.

Berhubung banyak mengandalkan software, wajar apabila fitur ini memiliki sejumlah keterbatasan, apalagi jika dibandingkan dengan hardware dash cam terpisah. Kendati demikian, pemilik Tesla berhak tersenyum melihat mobilnya kedatangan fitur baru yang cukup signifikan pengaruhnya secara cuma-cuma.

Jadwal perilisan fitur Sentry Mode ini belum diketahui, dan Elon hanya menyebut kata “segera” dalam Tweet pengumumannya. Terkait kompatibilitas, Sentry Mode hanya bisa didapat oleh mobil-mobil Tesla yang mengemas hardware Autopilot 2.0+.

Sumber: Electrek.

Fitur Summon Diperbarui, Mobil Tesla Bisa Dikemudikan Menggunakan Ponsel Layaknya Mobil R/C

Pemilik mobil buatan Tesla tentunya sudah tidak asing dengan kebiasaan sang pabrikan merilis fitur baru melalui software update. Fitur barunya sendiri sering terkesan sepele, tapi terkadang juga bisa sangat berpengaruh, seperti misalnya fitur Autopilot di tahun 2015.

Di samping Autopilot, Tesla juga sempat meluncurkan fitur bernama Summon yang memungkinkan mobil untuk keluar-masuk garasi sendiri. Sepele seperti yang saya bilang, tapi dalam waktu enam minggu lagi, fitur ini bakal berubah drastis menjadi seperti sihir.

Seperti biasa melalui Twitter, Elon Musk mengungkapkan secuil detail mengenai pembaruan fitur Summon ini. Yang paling keren, Summon memungkinkan mobil untuk mengemudi sendiri menuju pemiliknya layaknya seorang petugas valet. Dari mana mobil mengetahui pemiliknya? Dari ponsel dan aplikasi yang terhubung.

Kalau tombol “Summon” di aplikasinya ditekan terus, mobil dapat mengikuti ke mana pun sang pemiliknya pergi. Seperti hewan peliharaan, kalau kata Elon. Saya membayangkan penyempurnaan fitur Summon ini bakal sangat berguna ketika pemilik mobil selesai berbelanja. Ketimbang harus berjalan sambil membawa belanjaan menuju mobil, tunggu saja di area lobi dan panggil mobilnya lewat aplikasinya.

Di samping itu, Elon juga bilang bahwa Summon memungkinkan pengguna untuk mengontrol mobil lewat ponsel, ibarat mobil R/C katanya. Syaratnya, mobil masih harus berada dalam jarak pandang orang yang memegang ponsel, demi keselamatan tentunya.

Syarat terakhir yang harus dipenuhi untuk bisa menikmati semua fitur ini adalah, mobil harus mengemas hardware Autopilot versi kedua, alias yang baru diproduksi minimal dua tahun lalu. Lebih tua dari itu, hardware-nya tidak cukup kapabel untuk fitur-fitur yang lebih advanced seperti ini.

Via: Reuters.

Tesla Buat Sendiri Chip AI untuk Sistem Kemudi Otomatisnya

Selain memelopori tren mobil elektrik, Tesla juga bisa dibilang terdepan soal sistem kemudi otomatis alias self-driving. Kombinasi software bikinannya, platform supercomputer Nvidia dan sederet sensor pada mobil pada akhirnya melahirkan sistem Autopilot yang begitu canggih.

Namun kemitraan Tesla dengan Nvidia kemungkinan bakal berakhir tahun depan. Penyebabnya adalah niat Tesla untuk mengembangkan chip AI-nya sendiri, yang sejauh ini dikenal secara internal dengan sebutan Hardware 3. Kabar ini disampaikan oleh CEO Elon Musk pada laporan finansial terbaru Tesla.

Anggap saja Nvidia Drive itu Qualcomm Snapdragon, nah keputusan Tesla untuk mengembangkan chip AI-nya sendiri di sini mirip seperti langkah Apple membuat chipset-nya sendiri untuk iPhone. Alhasil, kendali atas perangkat bisa lebih maksimal, demikian pula untuk performanya.

Ilustrasi sistem Tesla Autopilot / Tesla
Ilustrasi sistem Tesla Autopilot / Tesla

Memangnya seberapa besar dampaknya pada performa? Menurut Elon, kalau software computer vision Tesla yang ditenagai hardware Nvidia bisa mengatasi sekitar 200 frame per detik, maka angkanya bisa naik menjadi 2.000 frame per detik menggunakan chip buatan mereka sendiri.

Ini dikarenakan chip-nya memiliki akses yang lebih dalam lagi ke sistem secara keseluruhan. Kalau dengan chip Nvidia, kalkulasi datanya tidak bisa dilakukan langsung di hardware, melainkan harus melalui mode emulasi, sehingga pada akhirnya kinerjanya tidak bisa benar-benar maksimal.

Di samping itu, seumpama ke depannya perlu dilakukan perbaikan atau penambahan fitur baru, Tesla jadi tidak perlu menunggu Nvidia. Mereka bisa langsung bertindak dan menyempurnakan apa yang kurang. Lebih penting lagi, Elon juga bilang bahwa ongkos yang dibutuhkan untuk menggarap chip sendiri ini kurang lebih sama seperti yang dibutuhkan untuk meng-outsource dari Nvidia.

Tesla Roadster 2 / Tesla
Tesla Roadster 2 / Tesla

Pertanyaan selanjutnya, apakah chip AI buatan sendiri ini hanya akan tersedia di mobil-mobil baru Tesla ke depannya, macam Roadster 2 dan Model Y? Ternyata tidak. Model S, Model X dan Model 3 juga bakal kebagian jatah melalui program hardware upgrade yang akan dijalankan tahun depan.

Bukankah sulit melepas komputer dalam mobil lalu menggantinya dengan yang baru? Ya, tapi Tesla rupanya sudah memikirkannya sejak awal, dan Elon memastikan bahwa proses penggantiannya mudah, sekaligus menjaga kompatibilitas sistem dengan yang baru.

Tesla masih punya banyak pekerjaan rumah untuk membuktikan bahwa mereka tidak sekadar membual. Sebelumnya, mereka selalu dicecar akibat produksi Model 3 yang lambat, dan yang hingga kini belum bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen yang telah memesan. Semoga saja itu tidak terulang pada rencana ini tahun depan.

Sumber: TechCrunch.

Tesla Resmi Perkenalkan Truk Bermesin Elektriknya, Semi

Sempat mundur dari jadwal peluncuran aslinya, truk bermesin elektrik perdana Tesla akhirnya resmi diperkenalkan. Daimler boleh mencuri start dengan E-Fuso Vision One, akan tetapi truk bernama Tesla Semi ini masih menyimpan sejumlah kejutan untuk menciptakan daya tarik tersendiri.

Yang pertama tentu saja adalah desainnya. Eksterior Tesla Semi tampak seperti truk yang ada di film-film sci-fi. Serat karbon menjadi material yang mendominasi, dan Tesla mengklaim bahwa aerodinamika Semi bahkan lebih baik ketimbang sejumlah mobil sport. Ini penting demi memaksimalkan efisiensi energi.

Tesla Semi

Memasuki kabinnya, Anda bakal disambut oleh pemandangan yang tidak biasa. Joknya diposisikan di tengah, persis seperti supercar McLaren F1. Sepasang layar sentuh 15 inci mengapit lingkar kemudi, dan dari sinilah pengemudi bisa mengendalikan beragam fungsinya – sama kasusnya seperti di Tesla Model 3 – mulai dari mengakses panduan navigasi sampai urusan pendataan.

Berkat moncong depan yang vertikal, pengemudi Tesla Semi bisa langsung melihat jalanan dari atas jok tanpa kesulitan. Di belakang jok utamanya terdapat satu jok ekstra yang bisa dilipat ketika sedang tidak digunakan. Penumpang lain pun juga bisa berdiri di dalam kabin mengingat tinggi Semi mencapai 2 meter.

Tesla Semi

Mengingat ini Tesla yang kita bicarakan, performa dan efisiensi energi adalah aspek lain yang patut mendapat sorotan. Berbekal empat motor elektrik yang diestimasikan sanggup menyemburkan daya sebesar 1.000 hp, Semi mencatatkan waktu 5 detik saja untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dari posisi berhenti.

Lalu ketika sedang menggotong kargo seberat 36 ton, Semi masih bisa mencatatkan waktu 20 detik untuk 0 – 100 km/jam. Sebagai perbandingan, Daimler sama sekali tidak mengungkapkan akselerasi ataupun metrik performa lain saat memperkenalkan truk elektriknya.

Tesla Semi

Soal baterai, Tesla tidak merincikan berapa besar kapasitasnya, namun yang pasti modul baterai ini mengambil ruang setinggi hampir satu meter dari roda depan sampai roda belakangnya. Dalam satu kali charge, Semi diestimasikan bisa menempuh jarak sejauh 800 kilometer.

Lebih istimewa lagi, charging selama 30 menit bisa menyuplai daya yang cukup untuk menempuh jarak 640 km. Tesla menyebut teknologi ini dengan istilah Megacharger, mengindikasikan superioritasnya dibandingkan Supercharger yang diadopsi Model S dan Model X.

Tesla Semi

Tesla tidak lupa menyematkan sistem Enhanced Autopilot sebagai opsi standar pada setiap unit Semi. Dengan memanfaatkan radar, kamera dan sederet sensor lainnya, Semi siap mengemudikan dirinya sendiri selagi melintasi jalan tol – belum sepenuhnya otomatis, tapi pasti sangat membantu mengingat rute truk kelas berat umumnya banyak melibatkan jalan bebas hambatan.

Kapan truk ini bakal mengaspal? Tesla berjanji akan memulai tahap produksi massalnya pada tahun 2019. Banderol harganya masih belum diketahui, tapi konsumen yang tertarik bisa membayar biaya reservasi sebesar $5.000 mulai sekarang.

Sumber: Wired dan Tesla.

Cadillac Super Cruise Siap Tantang Tesla Autopilot dengan Sistem yang Benar-Benar Hands-Free

Tesla Autopilot mengundang banyak perhatian karena merupakan salah satu sistem kemudi otomatis pertama yang tersedia untuk konsumen umum. Autopilot memang belum sempurna, dan sejauh ini masih punya beberapa batasan, salah satunya adalah pengemudi diwajibkan untuk tetap meletakkan tangannya di lingkar kemudi.

Cadillac melihat batasan ini sebagai peluang untuk menawarkan sistemnya sendiri yang diyakini lebih superior. Dijuluki Cadillac Super Cruise, sistem ini memungkinkan mobil untuk berjalan dengan sendirinya di jalan tol tanpa mewajibkan pengemudi memegang setir. Hands-free driving, demikian jargon yang dipakai oleh pabrikan asal AS tersebut.

Kamera kecil di belakang setir yang bertugas mendeteksi apakah pengemudi sudah terlalu lama mengalihkan pandangannya dari jalanan / Cadillac
Kamera kecil di belakang setir yang bertugas mendeteksi apakah pengemudi sudah terlalu lama mengalihkan pandangannya dari jalanan / Cadillac

Yang unik dari Super Cruise adalah apa yang Cadillac sebut dengan istilah driver attention system. Sistem ini melibatkan sebuah kamera kecil di belakang setir yang memanfaatkan sinar inframerah untuk memonitor posisi kepala pengemudi, menentukan ke mana pengemudi mengarahkan pandangannya.

Ketika pengemudi terdeteksi telah cukup lama mengalihkan pandangannya dari jalanan, sistem akan mengingatkan pengemudi untuk kembali memusatkan perhatiannya ke jalan. Bentuk peringatannya bermacam-macam; bisa berupa lampu pada setir yang menyala, indikator visual pada panel instrumen, peringatan suara atau malah goyangan pada jok.

Seandainya rentetan peringatan itu masih belum berhasil membujuk pengemudi untuk kembali mengarahkan pandangannya ke jalanan, sistem dapat menepikan mobil dan menghentikannya secara total.

Bentuk peringatan yang diberikan bisa bermacam-macam, salah satunya dengan sebuah LED strip yang menyala pada setir / Cadillac
Bentuk peringatan yang diberikan bisa bermacam-macam, salah satunya dengan sebuah LED strip yang menyala pada setir / Cadillac

Selebihnya, Super Cruise menawarkan fungsionalitas yang serupa dengan Autopilot. Selama berada di jalan tol, sistem sanggup mengendalikan mobil untuk berpindah jalur. Semuanya mengandalkan perpaduan data real-time yang dikumpulkan oleh sejumlah kamera, radar dan GPS.

Unik juga untuk Super Cruise adalah tambahan informasi yang berasal dari database peta berbasis LIDAR. Alhasil, selain bisa memberikan informasi jalanan yang lebih mendetail pada mobil, pengecekan lokasi secara real-time diperkirakan juga bisa meningkat empat hingga delapan kali lipat.

Super Cruise rencananya bakal hadir bersama Cadillac CT6 generasi terbaru. Kecuali regulasi dimana pabrikan mobil sudah boleh menerapkan sistem kemudi otomatis ‘murni’ – pengemudi benar-benar tidak lagi dibutuhkan di kabin depan – sudah ditetapkan, sistem hands-free seperti ini adalah yang terbaik yang bisa kita nikmati dalam waktu dekat.

Sumber: Cadillac.

Sistem Tesla Enhanced Autopilot Akan Dirilis Secara Bertahap Mulai Akhir Tahun Ini

Seperti yang sudah diberitakan, Tesla saat ini tengah sibuk melengkapi semua mobil yang mereka produksi dengan hardware Autopilot baru. Namun sebagai sebuah sistem, hardware tersebut tidak ada artinya tanpa dampingan software baru yang bisa memaksimalkan kapabilitasnya.

Via Twitter, CEO Tesla, Elon Musk, mengonfirmasi bahwa software update versi 8.1 akan datang sekitar tiga minggu ke depan. Update ini akan mengaktifkan sistem yang kini bertajuk Enhanced Autopilot tersebut, tapi secara berkala lewat pembaruan bulanan.

Lalu apa saja sebenarnya kelebihan yang ditawarkan Enhanced Autopilot ketimbang generasi pertamanya? Yang paling utama adalah fitur Autosteer+, dimana mobil dapat mengemudi dengan sendirinya secara lebih efisien berkat penambahan dua kamera ekstra di bagian depan, sanggup melintasi jalan yang lebih sempit dan kompleks daripada sebelumnya.

Fitur Summon pun nantinya akan berevolusi menjadi Smart Summon, dimana mobil bisa keluar-masuk garasi secara lebih fleksibel. Sebelumnya, mobil hanya bisa bergerak lurus, tapi dengan Smart Summon nanti mobil dapat keluar dari garasi, membelok dan menghindari rintangan jika diperlukan.

Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla
Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla

Kalau semuanya berjalan lancar dan izinnya keluar, di akhir tahun 2017 nanti Tesla akan meluncurkan sistem kemudi otomatis ‘murni’, sehingga mobil dapat berpindah dari titik A ke B tanpa campur tangan pengemudi sedikitpun. Yup, bahkan mengatasi perempatan rumit dengan lampu lalu lintas sekalipun.

Saat sistem ini sudah tersedia, pengemudi tinggal masuk ke mobilnya dan menginstruksikan ke mana tujuannya. Rute yang paling optimal akan dipilih secara otomatis, dan ketika sudah tiba di tujuan, pengemudi tinggal turun dan mobil akan memarkir dirinya sendiri di lahan yang tersedia.

Rencana jangka panjang yang dilakukan Tesla ini sejatinya cukup langka di industri otomotif. Tesla pada dasarnya memperlakukan mobilnya seperti smartphone yang terus bertambah pintar seiring menerima software update.

Sumber: Elektrek.

Tesla Lengkapi Semua Mobil yang Sedang Diproduksi dengan Hardware Autopilot Baru

Di saat pabrikan mobil lain sedang sibuk menyiapkan mobil elektrik perdananya, Tesla yang sudah mencuri start bisa berfokus ke bidang lain yang tidak kalah penting perannya terhadap industri otomotif. Yup, apalagi kalau bukan teknologi kemudi otomatis?

Tesla sadar betapa pentingnya teknologi ini, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membekali semua mobil yang tengah diproduksi – termasuk Model S, Model X dan Model 3 – dengan hardware yang diperlukan untuk menyanggupi eksekusi kemudi otomatis secara penuh, atau dengan kata lain, lebih komprehensif dari yang ditawarkan fitur Autopilot saat ini.

Perlengkapan tersebut mencakup 8 kamera 360 derajat dengan jangkauan pandang sejauh 250 meter, 12 sensor ultrasonik dengan kemampuan mendeteksi objek dua kali lebih baik dari sebelumnya, serta radar dengan kinerja yang lebih maksimal. Semuanya demi menyajikan ‘penglihatan’ di luar batas indera manusia sebagai pengemudi.

Tesla tidak lupa menyematkan sistem komputer baru yang memiliki performa 40 kali lebih cepat ketimbang sebelumnya. Bersamaan dengan itu, Tesla juga mengembangkan sistem neural network sendiri untuk mengolah semua data dari computer vision, sonar dan radar.

Perlu dicatat, semua fitur yang ditawarkan hardware baru ini tidak bisa langsung dinikmati begitu saja dalam waktu dekat. Tesla akan lebih dulu melakukan kalibrasi sistem melalui data-data yang dikumpulkan oleh mobil-mobil buatannya yang sudah ada dijalanan sekarang.

Hal ini dilakukan semata untuk alasan keselamatan pengemudi dan guna memastikan sistem bisa berjalan secara optimal. Saat semuanya sudah siap, lagi-lagi Tesla akan mendistribusikannya lewat software update. Di saat yang sama, Tesla juga berjanji untuk tidak melupakan konsumen loyalnya dan berkomitmen untuk terus menyempurnakan mobil-mobil lawas buatannya melalui software update.

Sumber: Tesla.

Tesla Maksimalkan Kinerja Radar pada Autopilot Lewat Software Update

Fitur Autopilot yang dimiliki Tesla memang belum bisa dikatakan sempurna. Akan tetapi Elon Musk dkk berkomitmen untuk terus memperbaikinya lewat software update, dan yang terbaru, Autopilot dirancang agar bisa lebih memaksimalkan kapabilitas radar pada mobil.

Sebelum ini, radar hanya berperan sebagai sensor pelengkap dari kamera dan teknologi pengolahan gambar. Hal ini disebabkan oleh sejumlah kelemahan radar yang bisa berakibat pada salah dugaan; salah satunya adalah ketika berhadapan dengan objek yang mempunyai permukaan reflektif seperti kaleng minuman bersoda, dimana radar akan mendeteksi ukuran objek tersebut jauh lebih besar daripada aslinya.

Sederhananya, konsumen tentu saja tidak mau mobilnya mengerem mendadak saat hanya ada sebuah kaleng minuman di depannya. Manuver ini jauh dari kata penting. Itulah mengapa Tesla telah memperbaiki cara kerja radar pada Software Update 8.0.

Utamanya, radar milik mobil Tesla kini bisa mendeteksi lebih banyak objek beserta informasinya yang lebih mendetail dengan memakai hardware yang sama. Software akan membuat gambaran 3D dari berbagai hasil tangkapan radar sehingga objek bisa teridentifikasi secara lebih akurat.

Tesla tidak lupa memaksimalkan teknologi fleet learning untuk mengurangi kasus salah mengerem. Di sini mobil-mobil Tesla akan mengunggah data ke cloud selagi berada di jalan sehingga mobil lainnya tidak perlu mengalami nasib yang sama saat melaju di jalan tersebut.

Secara keseluruhan, radar kini punya peran yang lebih besar dalam sistem Autopilot Tesla. Hal ini krusial mengingat radar bisa mengidentifikasi objek yang tidak terlihat oleh kamera, seperti misalnya ketika ada pohon tumbang di jalanan yang diselimuti oleh kabut tebal.

Sumber: Tesla Motors.

Tesla Tawarkan Uji Coba Fitur Autopilot Gratis Selama 30 Hari

Kabar gembira bagi para pemilik Tesla Model S dan Model X. Tesla Motors kini menawarkan uji coba gratis selama 30 hari bagi yang tertarik menjajal fitur Autopilot.

Bukannya fitur Autopilot ini membutuhkan hardware khusus? Benar, akan tetapi semua Tesla Model X dan setiap Model S yang dibuat setelah September 2014 sebenarnya sudah dilengkapi deretan sensor dan hardware lain yang diperlukan. Konsumen hanya perlu menambahkan $2.500 agar fitur Autopilot bisa langsung aktif saat mobil dikirim, atau $3.000 setelahnya.

Kini konsumen bisa lebih dulu mencoba secara cuma-cuma selama 30 hari. Uji coba ini mencakup semua fitur Autopilot, termasuk kemudi otomatis, perpindahan lajur otomatis, cruise control adaptif, sekaligus fitur Summon. Barulah setelah 30 hari, konsumen bisa membayar $3.000 kalau ingin terus menikmati fitur-fitur tersebut.

Notifikasi uji coba fitur Autopilot / kushari - Reddit
Notifikasi uji coba fitur Autopilot / kushari – Reddit

Kabar ini pertama beredar di Reddit, dimana seorang pemilik Tesla Model S mengunggah gambar yang menunjukkan notifikasi uji coba fitur Autopilot pada layar dashboard. Juru bicara Tesla Motors pun telah mengonfirmasinya kepada Road & Track.

Ini bukan pertama kalinya Tesla membuat kejutan lewat software. Jauh sebelum ini, mereka bahkan sempat mengirimkan software update untuk Tesla Model S P85D yang sanggup menambah kecepatan akselerasinya.

Sumber: Road & Track.