CEO ByteDance Bakal Mundur, Fortnite Kerja Sama dengan NBA

Minggu lalu, CEO ByteDance, perusahaan induk dari TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri. Alasannya adalah karena dia ingin fokus pada strategi perusahaan dalam jangka panjang. Sementara Epic Games mengumumkan kerja samanya dengan NBA untuk membuat konten dan turnamen dari game battle royale tersebut.

Fortnite Gandeng NBA untuk Buat Konten Baru

Epic Games baru saja menandatangani kerja sama dengan National Basketball Association (NBA). Dengan ini, mereka akan bisa memasukkan 30 tim NBA ke dalam game Fortnite. Konten NBA dalam game akan muncul dalam bentuk jersey tim dan aksesori yang bisa dikenakan oleh para pemain. Kerja sama ini mulai 21 Mei 2021. Selain itu, Donovan Mitchell dari Utah Jazz dan Trae Young dari Atlanta Hawks juga akan mempromosikan bundle khusus — berisi aksesori yang mereka pilih sendiri — yang dinamai Locker Bundles.

Epic Games baru saja mengajak kerja sama NBA.

Sebagai bagian dari Fortnite x NBA: The Crossover, Epic Games dan NBA juga akan mengadakan kompetisi Fortnite x NBA Team Battles, yang berlangsung selama lima hari. Di kompetisi ini, para pemain akan bisa mewakili tim basket favorit mereka. Di pertandingan tersebut, para pemain juga akan bisa mendapatkan V Bucks, mata uang dalam game Fortnite, lapor The Esports Observer.

CEO ByteDance Bakal Mundur

Zhang Yiming, CEO dari ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir tahun ini. Co-founder dan HR Head, Liang Rubo akan menggantikan Yiming sebagai CEO. Yiming menjelaskan, tanggung jawabnya sebagai CEO membuatnya harus fokus pada rencana jangka pendek perusahaan. Sementara itu, dia ingin bisa lebih fokus pada strategi jangka panjang perusahaan. Jadi, dia memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai CEO dan beralih ke jabatan yang memungkinkannya untuk fokus pada strategi jangka panjang perusahaan.

ByteDance dikenal sebagai perusahaan induk TikTok. Namun, mereka juga telah menjajaki industri game. Mereka telah mengakuisisi beberapa studio game, seperti Ohayoo, Nuverse, dan PixDance. Tahun lalu, mereka juga membuat publisher game di Tiongkok, Pixamin, serta meluncurkan platform game kasual, Danjuan Games, lapor GamesIndustry. Sementara tahun ini, mereka telah mengakuisisi C4 Games dan Moonton Technology.

Snapchat Games Mendapatkan Lebih dari 200 Juta Pemain

Snap berkata, games di Snapchat telah memiliki lebih dari 200 juta pemain, naik dari 100 juta pada tahun lalu. Dan sekitar 30 juta pengguna Snapchat memainkan Snap Games setiap bulannya. Secara keseluruhan, Snapchat memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Snap mengklaim, aplikasi mereka digunakan oleh 50% pengguna smartphone di Amerika Serikat. Sementara sekitar 40% dari pengguna Snap ada di luar Amerika Utara dan Eropa. Pengguna aktif harian Snapchat di India India telah naik 100% dalam waktu 5 kuartal terakhir.

Snap bekerja sama dengan Unity untuk membuat avatar Bitmoji. | Sumber: VentureBeat

Dalam dua tahun terakhir, ada lebih dari 30 game yang diluncurkan di Snapchat, menurut laporan VentureBeat. Rekan Snap, Voodoo, berencana untuk meluncurkan lima game baru di Snapchat pada tahun 2021. Sebelum ini, mereka telah merilis game Hole.io dan Crowd City. Mereka juga telah meluncurkan Aquapark IO pada musim gugur tahun lalu. Sekarang, game itu telah mendapatkan 45 juta pemain di Snapchat.

Twitch Turunkan Biaya Berlangganan

Twitch mengumumkan, mereka akan menurunkan biaya berlangganan. Tujuannya adalah untuk tidak membebani fans di luar Amerika Serikat. Pada saat yang sama, mereka juga akan menjamin bahwa pemasukan para streamers tidak akan turun. Sebelum ini, Twitch memasang biaya berlangganan sebesar US$5 untuk semua orang, tak peduli dari negara mana seseorang berasal. Namun, mereka merasa, harga tersebut mungkin tidak sesuai untuk orang-orang di sejumlah negara. Karena itu, Twitch akan menyesuaikan biaya berlangganan sesuai dengan biaya hidup di sebuah negara.

“Kami yakin, biaya berlangganan yang lebih murah akan mendorong pertumbuhan dan pemasukan kreator dalam jangka panjang,” kata Twitch, seperti dikutip dari Pymnts, “Tapi, kami juga sadar bahwa kami harus memperhitungkan kemungkinan turunnya pemasukan kreator dalam periode penyesuaian. Untuk memastikan para kreator tidak mendapatkan dampak negatif dari penurunan harga berlangganan ini, kami meluncurkan program 12 bulan untuk menjamin pemasukan kreator.”

Platform Game Blockchain, Forte Dapat Kucuran Dana US$185 Juta

Forte, perusahaan penyedia platform game blockchain, baru saja mendapatkan investasi sebesar US$185 juta. Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh Griffin Gaming Partners. Dengan ini, valuasi Forte menembus US$1 miliar, menjadikannya sebagai unicorn terbaru dalam pasar blockchain gaming, menurut laporan VentureBeat.

Forte adalah perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat, yang menyediakan infrastruktur menggunakan teknologi blockchain. Produk Forte memungkinkan game blockchain untuk menggunakan dompet cryptocurrency demi menyimpan token para pemain. Dompet ini tidak hanya harus aman, tapi bisa digunakan untuk bertransaksi dengan berbagai cryptocurrency, seperti Bitcoin dan Ethereum. Tak hanya itu, uang yang ada di dompet itu juga harus bisa ditukar ke mata uang standar, seperti dollar.

TikTok Hadirkan Fitur Auto Captions, Mudahkan Penambahan Subtitle Secara Otomatis

Dalam rangka menjadikan aplikasinya lebih inklusif dan lebih mudah diakses oleh lebih banyak pengguna, TikTok baru saja meluncurkan fitur Auto Captions. Sesuai namanya, fitur ini dirancang supaya kreator bisa menambahkan caption atau subtitle secara otomatis ke konten yang dibuatnya.

Berhubung otomatis, sudah pasti fitur ini memanfaatkan teknologi speech-to-text, dan itu berarti dukungan bahasanya harus ditambahkan satu per satu. Untuk sekarang, bahasa yang didukung baru Inggris (aksen Amerika Serikat) dan Jepang, namun TikTok berniat menambahkan dukungan bahasa-bahasa lainnya dalam beberapa bulan mendatang.

Semoga saja dukungan untuk bahasa Indonesia bisa datang dengan cepat, meski mungkin penerapannya agak tricky mengingat pada praktiknya kita lebih banyak mencampurkan bahasa gaul ketimbang sepenuhnya mengacu pada EYD.

Tampilan fitur Auto Captions di TikTok / ByteDance
Tampilan fitur Auto Captions di TikTok / TikTok

Tujuan diciptakannya fitur ini tentu adalah supaya konten di TikTok juga bisa ikut dinikmati kaum tuna rungu, tidak ketinggalan pula mereka yang mengalami gangguan pendengaran. Kendati demikian, fitur ini pasti juga akan sangat berguna buat siapapun yang sedang dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk mendengarkan audio.

Misalnya saja buat para orang tua yang mungkin setiap harinya cuma punya kesempatan untuk membuka TikTok di malam hari, tepatnya ketika anaknya yang masih bayi sedang tidur, fitur ini jelas bakal sangat membantu mereka memahami isi video tanpa harus mendengarkan audionya dan berpotensi membangunkan sang buah hati.

Kreator dapat mengaktifkan fitur Auto Captions ini ketika mengedit videonya, dan mereka juga dipersilakan untuk menyunting subtitle yang dihasilkan secara otomatis seandainya ada kesalahan. Buat para penonton, mereka bebas mematikan subtitle kapan saja dengan mengklik tombolnya di share panel.

Auto Captions baru satu dari sejumlah upaya yang TikTok lancarkan untuk meningkatkan aksesibilitas. Sebelum ini mereka juga sudah menghadirkan fitur text-to-speech, serta yang tidak kalah penting adalah fitur untuk mengingatkan para kreator terkait video-video yang bisa memicu epilepsi fotosensitif.

Sumber: TikTok. Gambar header: Depositphotos.com.

[Panduan Pemula] Cara Membagikan Video TikTok ke Instagram Stories atau Feed

TikTok dan Instagram secara tidak langsung bersingungan walaupun keduanya punya konsep yang sedikit berbeda. Namun, pada umumnya pengguna Instagram juga menggunakan TikTok dan begitu pula sebaliknya.

Continue reading [Panduan Pemula] Cara Membagikan Video TikTok ke Instagram Stories atau Feed

Instagram Rilis Remix, Fungsinya Mirip Fitur Duet di TikTok

Salah satu hal yang membuat TikTok banyak digemari adalah elemen interaktif yang ditawarkannya. Di TikTok, kita bukan sekadar menonton video demi video secara pasif, akan tetapi jika mau kita juga bisa berinteraksi dengan video-video tersebut berkat adanya fitur bernama Duet.

Kompetitor TikTok di sisi lain menawarkan alternatif yang terkadang terkesan kurang engaging. Namun tidak untuk Instagram. Di antara banyak pesaing TikTok, Instagram termasuk salah satu yang cepat tanggap, dan itu mereka buktikan baru-baru ini dengan merilis fitur bernama Remix untuk Instagram Reels.

Seperti yang sudah bisa ditebak, Remix adalah ekuivalen fitur Duet di TikTok. Fitur ini memungkinkan pengguna Instagram untuk merekam video Reel di samping Reel milik pengguna lain, dan salah satu skenario penggunaan yang paling cocok dari fitur ini tentu adalah untuk membuat video reaksi terhadap konten Reel yang sedang viral.

Untuk menggunakan fitur Remix, cukup klik menu tiga titik pada suatu video Reel, lalu pilih opsi “Remix this Reel”. Dari situ tampilannya otomatis akan dibagi menjadi dua, satu untuk video Reel yang dipilih, satu untuk video baru yang hendak dibuat. Setelah selesai merekam, pengguna juga dapat melakukan penyuntingan lebih lanjut, seperti misalnya untuk menyesuaikan volume dari video Reel aslinya, atau malah menambahkan voiceover ekstra.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, tidak semua konten Reel bisa di-remix, melainkan hanya yang diunggah setelah update ini diluncurkan. Secara default, Remix akan aktif pada semua Reel yang diunggah oleh akun publik. Untuk video-video Reel lama yang diunggah sebelum fitur ini eksis, pengguna harus mengaktifkan dukungan Remix secara manual agar video tersebut dapat di-remix oleh pengguna lain.

Video-video hasil Remix yang diunggah akan muncul bersamaan dengan konten Reel lain di tab Reel pada profil Instagram masing-masing pengguna. Pengguna juga dapat memantau siapa saja yang sempat me-remix konten Reel unggahannya melalui tab Activity.

Bagi yang selama ini kurang tertarik dengan Instagram Reels karena kangen dengan fitur Duet milik TikTok, mungkin keberadaan Remix sekarang bisa kembali menggugah perhatian Anda.

Sumber: TechCrunch.

7 Aplikasi Alternatif TikTok untuk Platform iOS

Popularitas TikTok yang mendunia secara langsung mengangkat tren video pendek menjadi fenomena global. Sekarang hampir semua platform sosial menawarkan wadah khusus untuk menampung video-video pendek, tidak terkecuali YouTube.

Continue reading 7 Aplikasi Alternatif TikTok untuk Platform iOS