Super-App Gencar Eksplorasi Bisnis “Adtech”

Pemilik platform super-app di Indonesia semakin gencar mendalami bisnis advertising technology atau adtech. Setelah Gojek, Tokopedia, dan Grab, kini Traveloka juga menghadirkan layanan serupa dengan nama Traveloka Ads.

Dipantau dari situs resminya, Traveloka Ads menawarkan layanan iklan bagi targeted audience dengan pilihan slot beragam dan biaya yang fleksibel. Brand dapat membidik audiens berdasarkan sejumlah kriteria, seperti kawasan/kota, aktivitas terkini, level pengguna, produk yang dibeli, dan metode pembayaran.

Traveloka Ads juga menghadirkan berbagai pilihan slot placement mulai dari halaman utama aplikasi, m-web, dan desktop; halaman pembayaran, points, dan promo; serta live stream.

Layanan Traveloka Ads juga diklaim telah membuahkan hasil optimal bagi pengiklan/pemilik brand. Klien perbankan tercatat mendapatkan 13 juta impresi dari lima slot iklan kartu kredit selama tiga bulan. Kemudian, klien video on-demand juga mengantongi 1,2 juta impresi dan 1.000 daily visit dari tiga slot iklan aplikasi selama 15 hari di platform Traveloka.

Langkah Traveloka menyeriusi bisnis adtech tak lepas dari potensi periklanan digital yang diproyeksi terus bertumbuh di tanah air. Selain itu, super-app telah memiliki basis pengguna besar dengan dukungan layanan beragam dan rekam jejak transaksi. Adapun, Traveloka memiliki lebih dari 50 juta pengguna aktif bulanan (iOS, Android, desktop) serta lebih dari 15 produk travel dan lifestyle.

Riset Statista menunjukkan bujet digital advertising di Indonesia diproyeksi mencapai $2,55 miliar di 2023, di mana 62% dari total bujet tersebut bakal dialokasikan untuk mobile, sedangkan sisanya 38% untuk desktop. Adapun, riset lain oleh Industry Research memperkirakan pasar adtech global di 2021 sekitar $20,3 miliar, dan naik 13% menjadi $42,08 miliar di 2027.

Layanan sejenis

Grab telah lebih dulu masuk ke bisnis periklanan melalui GrabAds (2018) kendati model bisnis yang diperkenalkan saat itu bermain di ranah online-to-offline (O2O). Ada tiga kategori iklan yang ditawarkan, yaitu mobile billboards, in-car engagement, dan in-app engagement.

Tahun lalu, GoTo Group melalui Gojek dan Tokopedia juga mengumumkan komitmennya masuk ke bisnis periklanan. Dalam menjalankan bisnis ini, keduanya berjalan dengan brand dan unit bisnis terpisah. Gojek menggandeng perusahaan adtech asal Taiwan, TenMax, untuk menghadirkan Gojek Ads Network (GoGAN), sedangkan Tokopedia meluncur dengan layanan “Tokopedia Marketing Solutions“.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Tokopedia menyebutkan bahwa layanan ini mengincar pelaku bisnis dari berbagai skala untuk memaksimalkan platform e-commerce dalam strategi pemasarannya. Sementara, GoGAN memungkinkan pelaku bisnis menjalankan kampanye promosi maupun iklan dengan menghilangkan beberapa friksi dan memudahkan pemasangan iklan di berbagai media yang berbeda.

Merangkum sejumlah sumber, istilah adtech kerap dikaitkan pada pemanfaatan software dan tools yang memungkinkan agensi, brand, dan platform untuk membidik targeted audience dan mengukur kampanye iklan digital mereka. Sejumlah solusi adtech yang banyak digunakan terdiri dari Demand Side Platform (DSP), Supply Side Platform (SSP), dan data management platform.

Di skala global, ada raksasa e-commerce Amazon yang menggarap bisnis advertising melalui Amazon Ads. Bagi Amazon, aktivitas jual-beli iklan digital menjadi lebih kompleks sehingga solusi adtech mengambil peran untuk merampingkan prosesnya. Pada intinya, adtech dapat memberikan nilai tambah bagi pemilik brand dan agensi untuk mengelola kampanye terintegrasi secara efektif, menggunakan bujet lebih efisien, dan memaksimalkan ROI mereka.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Seriusi Bisnis Periklanan Digital, Hadirkan Platform Pemasaran Terpadu

Tokopedia mengumumkan kehadiran unit bisnis teranyarnya di bidang iklan digital “Tokopedia Marketing Solutions” untuk menyasar para pebisnis dari berbagai skala untuk memaksimalkan potensi platform e-commerce dalam strategi pemasarannya.

Sebagai catatan, ini adalah unit bisnis keempat di bawah Tokopedia, setelah Dhanapala, Tokoscore, dan Bridestory.

VP of Marketing Solutions Tokopedia Edwin Chayadi menjelaskan, platform teranyar ini merupakan solusi pemasaran menyeluruh dari Tokopedia untuk membantu pelaku bisnis mencapai tujuan promosi dan menghasilkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

“Keuntungan yang ditawarkan Tokopedia Marketing Solutions terbukti efektif. Kami mencatat bahwa per semester I 2022, bisnis ini mengalami pertumbuhan nilai investasi iklan sebesar 17 kali lipat dan pertumbuhan jumlah mitra strategis dari penjual berskala menengah sampai besar sampai 30 kali lipat,” kata Edwin dalam keterangan resmi.

Dia melanjutkan, pebisnis bisa menjangkau lebih banyak pengguna Tokopedia yang tersebar di 99% kecamatan, presence di seluruh consumer purchase journey, mulai dari eksplor halaman utama Tokopedia, mencari produk, ataupun dari media sosial Tokopedia. Tak hanya itu, pebisnis bisa menargetkan iklan ke profil konsumen yang tepat lewat pemanfaatan data konsumen sesuai regulasi yang berlaku serta prinsip keamanan dan perlindungan data pribadi.

Fitur yang ada di dalamnya

Berbagai fitur disediakan di dalam solusi ini, seperti always-on-marketing yang memberikan kemudahan dalam membuat, mengelola, dan memaksimalkan iklan dengan teknologi sehingga pelaku bisnis bisa lebih fokus mengembangkan usahanya. Terdapat pula kanal promosi yang ditawarkan untuk mengembangkan bisnis, antara lain promosi di halaman utama Tokopedia, menggunakan fitur beriklan ‘TopAds’ agar produk tampil teratas di halaman pencarian, dan beriklan di fitur Pencarian.

Berikutnya, fitur iklan di halaman Notifikasi dan Pesan, yang mencakup Broadcast Chat untuk mempromosikan produk langsung di inbox/kotak masuk pelanggan; Push Notifications, untuk mengirim pesan promosi dan mengarahkan calon pembeli ke halaman toko; dan Notification Center, promosi akan muncul di halaman notifikasi pengguna.

“Penjual yang menggunakan Tokopedia Marketing Solutions juga bisa beriklan dalam sebuah permainan interaktif, seperti Tap Tap Kotak, yang berhadiah kupon atau cashback, mempromosikan produk/tayangan melalui tayangan di kanal streaming Tokopedia Play, serta memaksimalkan media sosialnya menggunakan Collaborative Ads bersama Tokopedia.”

Edwin mengklaim, berbagai pelaku bisnis telah merasakan manfaat dari solusinya tersebut. Misalnya, sebuah brand fesyen meningkatkan pendapatan sebesar 103% pada rata-rata jumlah pesanan, brand FMCG yang memperoleh 146% peningkatan pendapatan dan jumlah pesanan sebesar 169%. Lalu, brand makanan dan minuman pendapatannya rata-rata naik 156% dan 279% untuk pesanan.

“Ke depannya, Tokopedia Marketing Solutions akan terus berupaya membantu pelaku bisnis di Indonesia dan berbagai skala dan kategori untuk mengakselerasi performa bisnis mereka di Tokopedia guna membantu pemulihan ekonomi nasional lewat pemanfaatan kanal digital,” pungkasnya.

Sumber pendapatan perusahaan e-commerce

Sebagai catatan, bisnis periklanan digital adalah salah satu model bisnis dari perusahaan e-commerce. Biasanya ada berbagai opsi dari mana pendapatan dapat dihasilkan termasuk iklan, pemasaran afiliasi, berlangganan, dan banyak lagi.

Bisnis iklan ini adalah salah satu model bisnis yang paling klasik, ada pihak ketiga yang membeli ruang iklan di sebuah situs. Banyak aplikasi seluler & jejaring sosial populer, seperti Google, Facebook, Twitter, dan Instagram memiliki pendapatan yang besar dari sini.

Menurut laporan dari WARC Global Advertising Ads di 2020, pengeluaran iklan pada platform e-commerce meningkat tajam mencapai $58,5 miliar. Alasannya, karena brand berupaya memanfaatkan ledakan belanja online sebagai akibat dari pandemu. Mereka berbondong-bondong untuk memanfaatkan iklan bertarget di seluruh platform e-commerce sebagai sarana untuk lebih dekat dengan konsumen.

Lebih lanjut, secara keseluruhan, penjualan e-commerce diprediksi mencapai 88% dari pertumbuhan ritel global pada 2020. Lima platform teratas akan memperketat cengkeraman mereka di pasar menghasilkan tambahan $529 miliar yang digabungkan sebagai akibat dari wabah tersebut. Platform e-commerce Alibaba (+$221bn), Pinduoduo (+$122bn) dan Amazon (+$92bn) telah melihat peningkatan perkiraan paling tajam sejak pandemi.

Alibaba mengendalikan bisnis iklan terbesar ketiga di dunia, Amazon tumbuh jauh di depan Google dan Facebook. Alibaba menghasilkan $23,5 miliar dari penjualan inventaris iklan di seluruh properti e-commerce-nya pada 2020, memberinya kendali atas bisnis iklan terbesar ketiga berdasarkan pendapatan, hanya di belakang Alphabet dan Facebook. Pendapatan iklan Alibaba – di situs e-commerce seperti Taobao, Tmall dan Lazada – meningkat 6,6% di 2020, meskipun ini tingkat pertumbuhan yang jauh lebih lambat daripada pesaingnya.

Application Information Will Show Up Here