TWS Baru Sony Lebih Ringkas dari Sebelumnya, Tapi Kinerjanya Lebih Baik dan Baterainya Lebih Awet

Pasar TWS saat ini sudah sangat berbeda dari dua tahun yang lalu. Di tahun 2019, TWS dengan active noise cancellation (ANC) masih segelintir dan rata-rata berharga mahal. Sekarang, bahkan TWS dengan banderol di bawah satu juta rupiah pun sudah ada yang menawarkan ANC.

Singkat cerita, TWS murah semakin bagus kualitasnya, dan TWS premium pun sudah seharusnya lebih unggul lagi. Nampaknya inilah yang hendak dibuktikan Sony melalui TWS terbarunya, Sony WF-1000XM4. Sesuai namanya, ia merupakan penerus langsung dari Sony WF-1000XM3 yang dirilis dua tahun silam.

Desain fisiknya sudah berubah cukup drastis, dan ukuran beserta bobotnya telah menyusut sekitar 10% jika dibandingkan pendahulunya. Juga ikut disempurnakan adalah eartip-nya, yang kini terbuat dari bahan busa polyurethane yang lembut sekaligus elastis. Berkat perubahan-perubahan di sektor desain ini, WF-1000XM4 diklaim bisa lebih ‘lengket’ di telinga.

Berbeda dari pendahulunya, WF-1000XM4 telah mengantongi sertifikasi IPX4, yang berarti ia siap digunakan walaupun hujan tengah mengguyur. Perlu dicatat, yang tahan air cuma unit TWS-nya saja, sedangkan charging case-nya tidak. Case-nya sendiri sudah menciut sekitar 40% dibandingkan milik pendahulunya, dan kini kompatibel dengan Qi wireless charging.

Selain menjanjikan ergonomi yang lebih baik, WF-1000XM4 turut mengunggulkan kinerja ANC beserta kualitas suara yang lebih superior, salah satunya berkat penggunaan chip baru bernama V1. Menurut Sony, chip ini mampu menyuguhkan performa pemblokiran suara yang lebih efektif lagi ketimbang chip QN1e milik generasi sebelumnya.

WF-1000XM4 juga mengemas driver 6 mm baru yang memiliki volume magnet 20% lebih besar. Dampaknya bukan cuma reproduksi suara bass yang lebih baik, melainkan juga berpengaruh terhadap kinerja ANC secara keseluruhan berkat kemampuannya menghasilkan sinyal pemblokir yang sangat presisi di frekuensi rendah. WF-1000XM4 juga mendukung LDAC, codec besutan Sony yang mampu mentransmisikan data dalam jumlah tiga kali lebih banyak (maksimum hingga 990 kbps) ketimbang codec Bluetooth konvensional.

Speak-to-Chat, fitur unik yang menjadi unggulan headphone Sony WH-1000XM4, kini juga tersedia di TWS ini. Berkat fitur ini, setiap kali pengguna berbicara dengan seseorang, audio akan dihentikan secara otomatis, dan mode transparency bakal aktif dengan sendirinya sehingga pengguna dapat mendengarkan suara di sekitarnya secara jelas. Saat percakapan telah usai, audio akan kembali diputar secara otomatis.

Sony mengklaim kinerja mikrofon di WF-1000XM4 lebih bisa diandalkan berkat penambahan sensor bone conduction, yang bertugas menangkap hanya getaran yang berasal dari suara pengguna. Alternatifnya, pengguna juga bisa mengaktifkan mode transparency dengan menyentuh dan menahan earpiece sebelah kiri.

Kabar baiknya, semua penyempurnaan ini bisa dihadirkan tanpa mengorbankan aspek yang paling penting, yakni baterai. Pada kenyataannya, WF-1000XM4 justru punya daya tahan baterai yang lebih baik lagi daripada pendahulunya: 8 jam per charge, atau total 24 jam bersama charging case-nya, dan itu dengan fitur ANC selalu menyala. Kalau ANC-nya dimatikan, perangkat malah bisa beroperasi hingga 12 jam per charge, atau total 36 jam.

Di Amerika Serikat, Sony WF-1000XM4 saat ini sudah dijual seharga $280 (± Rp3,99 juta), alias $50 lebih mahal daripada pendahulunya. Pilihan warna yang tersedia ada dua, yakni hitam dan silver. Semoga saja harganya di Indonesia bisa lebih murah daripada kursnya, seperti kasusnya pada Sony WH-1000XM4.

Sumber: The Verge dan Sony.

Google Umumkan Pixel Buds A-Series, Mirip TWS Pertamanya tapi dengan Harga Lebih Murah

Dibandingkan Apple dan pabrikan-pabrikan lain, Google memang agak terlambat bermain di ranah TWS. TWS pertamanya, Pixel Buds 2 diluncurkan di bulan Oktober 2019, sekitar enam bulan setelah Apple mengungkap AirPods generasi kedua. Namun itu rupanya bukan alasan bagi Google untuk tidak mendalami kategori perangkat audio yang sangat populer ini lebih jauh lagi, dan pada akhirnya merambah lebih banyak konsumen.

Mereka baru saja mengumumkan Pixel Buds A-Series, versi lebih terjangkau ketimbang Pixel Buds 2 yang sudah agak berumur itu. Sebagai perbandingan, Pixel Buds 2 dijual seharga $179, sedangkan Pixel Buds A-Series dihargai cuma $99 saja. Tentu saja, ada beberapa fitur yang harus dipangkas agar Google bisa tetap mengambil untung di harga tersebut.

Beberapa fitur yang dipangkas di antaranya adalah dukungan wireless charging untuk case-nya, dukungan gestur yang lebih terbatas (tidak ada gestur swipe untuk mengatur volume), fungsi noise reduction untuk panggilan telepon maupun suara angin, serta fitur Attention Alerts (yang memungkinkan perangkat untuk mendeteksi suara-suara penting seperti sirene atau suara bayi menangis, lalu menurunkan volume secara otomatis).

Jadi seandainya salah satu dari fitur-fitur di atas dirasa penting, maka konsumen bisa memilih Pixel Buds 2 ketimbang Pixel Buds A-Series. Sebaliknya, kalau mereka bisa memaklumi absennya fitur-fitur tersebut, maka mereka bisa menghemat cukup lumayan dengan menggaet Pixel Buds A-Series.

Di luar fitur-fitur tadi, Pixel Buds A-Series cukup identik dengan Pixel Buds 2. Bahkan wujud fisiknya bisa dibilang sama persis, dengan perbedaan hanya pada motif warnanya, serta ukuran sirip penyangganya yang sedikit lebih kecil. Driver yang tertanam juga mempunyai diameter 12 mm, bahkan bentuk charging case-nya pun sama, dan perangkat tetap mempertahankan sertifikasi ketahanan air IPX4.

Dalam sekali pengisian, baterai Pixel Buds A-Series diklaim tahan sampai sekitar 5 jam pemakaian, atau sampai 24 jam kalau dipadukan bersama daya milik charging case-nya. Fitur fast charging tak lupa disediakan, di mana perangkat mampu memberikan waktu pemakaian selama sekitar 3 jam meski hanya di-charge selama 15 menit.

$99 memang belum bisa dikatakan murah, tapi setidaknya Google Pixel Buds A-Series masih lebih terjangkau daripada AirPods ($159) maupun penawaran dari sejumlah pabrikan ternama lainnya.

Sumber: The Verge dan TechCrunch.

Xiaomi Ungkap FlipBuds Pro, TWS Pertamanya yang Dibekali Active Noise Cancellation

Pasar TWS terus bertambah besar di tahun 2021 ini. Apple masih menguasai sebagian besar pangsa pasar, akan tetapi gap-nya sudah tidak sejauh di tahun-tahun sebelumnya. Mengintai di belakangnya adalah Xiaomi, yang sampai kemarin rupanya belum punya TWS dengan active noise cancellation (ANC) sama sekali.

Itu semua berubah dengan diumumkannya Xiaomi FlipBuds Pro. Ini merupakan TWS paling premium dari Xiaomi sejauh ini, dan fitur unggulannya adalah ANC yang mampu meredam suara-suara di sekitar sampai 40 dB, kira-kira sehening di dalam perpustakaan kalau kata Xiaomi sendiri.

Untuk mewujudkannya, Xiaomi membekali FlipBuds Pro dengan tiga buah mikrofon di setiap unitnya: satu untuk menangkap dan mengisolasi suara-suara di sekitar, satu untuk menangkap suara pengguna, dan satu lagi untuk memastikan suara pengguna tidak teredam tanpa disengaja. Untuk output-nya, masing-masing unitnya mengandalkan dynamic driver berdiameter 11 mm.

Guna semakin memaksimalkan kinerjanya, Xiaomi turut membekali FlipBuds Pro dengan chip Bluetooth kelas premium besutan Qualcomm, QCC5151. Secara teknis, chip ini tak hanya mendukung konektivitas Bluetooth 5.2 saja, melainkan juga teknologi-teknologi seperti Google Fast Pair, Qualcomm TrueWireless Mirroring, Qualcomm Adaptive Active Noise Cancellation, maupun codec aptX Adaptive.

Ketika digunakan bersama ponsel-ponsel Xiaomi seperti Mi Mix Fold, Mi 11 Series, Mi 10 Series, Redmi K40 Series, Redmi K30 Series, maupun Redmi Note 9 Pro, perangkat juga bisa beroperasi dalam latensi yang sangat rendah. Dengan kata lain, TWS ini juga cocok untuk dipakai dalam sesi gaming.

Melihat desainnya, tidak bisa dipungkiri kalau TWS ini tampak seperti AirPods Pro versi hitam legam. Baterainya diklaim mampu bertahan sampai 7 jam pemakaian (5 jam kalau ANC-nya dinyalakan terus), atau total 28 jam jika digabung dengan charging case-nya. Selain via kabel USB-C, case-nya juga dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Di Tiongkok, Xiaomi menjual TWS ini seharga 799 yuan, atau kurang lebih sekitar 1,8 jutaan rupiah. Sayang sekali sejauh ini belum ada informasi terkait kapan Xiaomi bakal membawanya ke negara-negara lain.

Sumber: GSM Arena dan GizmoChina.

Penjualan TWS Sangat Kuat di Tahun 2020, dan Akan Lebih Kuat Lagi Tahun Ini

Coba amati barang-barang yang ada di meja kerja Anda sekarang. Kalau boleh menebak, kemungkinan besar ada setidaknya satu barang yang baru Anda beli ketika pandemi melanda. Entah itu smartphone baru, laptop baru, keyboard baru, mouse baru, webcam baru, atau TWS baru, barang-barang tersebut umumnya kita beli dengan tujuan untuk melancarkan aktivitas WFH.

Berhubung pandemi masih belum kunjung berakhir, dan kita juga masih harus terus bekerja dari rumah masing-masing, penjualan produk-produk seperti di atas tadi semestinya juga masih akan bertumbuh pesat tahun ini. Untuk kategori TWS misalnya, laporan terbaru Counterpoint memprediksi peningkatan penjualan hingga 33% secara global dibanding tahun lalu, dengan estimasi sekitar 310 juta unit TWS terjual di sepanjang 2021.

Angka tersebut bakal terdengar semakin mengesankan setelah melihat laporan tahun lalu. Di tahun 2020, Counterpoint mencatatkan pertumbuhan pasar TWS global hingga 78% dari tahun sebelumnya. Sebanyak 233 juta unit TWS berhasil terjual di tahun 2020, sebagian besar dari kelas bawah dan menengah.

Salah satu alasan di balik pesatnya pertumbuhan pasar TWS selama tahun 2020 tentu adalah tren WFH itu tadi. Menurut Counterpoint, konsumen tidak segan membeli produk teknologi maupun aksesori lain untuk meningkatkan pengalamannya bekerja atau belajar dari rumah. Meski begitu, penjualannya lebih terfokus di kelas bawah dan menengah karena kondisi ekonomi yang melemah.

Untuk tahun ini, penjualan TWS dari segmen bawah dan menengah diprediksi masih akan tetap kuat. Namun seiring menurunnya penyebaran COVID-19 berkat vaksinasi, demand terhadap TWS high-end diperkirakan bakal meningkat secara drastis mulai akhir kuartal ketiga 2021. Jadi jangan heran kalau beberapa brand ternama bakal meluncurkan TWS baru di kuartal keempat tahun ini.

Menurut Counterpoint, salah satu yang paling diantisipasi adalah TWS anyar dari Apple, yang bakal menjadi yang pertama semenjak AirPods Pro diluncurkan dua tahun sebelumnya. Prediksinya, TWS baru besutan Apple ini bakal menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan pasar TWS mulai kuartal keempat 2021 sampai tahun depan.

Apple diprediksi juga masih akan menjadi brand terbesar di kategori TWS dengan pangsa pasar sebesar 27%, disusul oleh Xiaomi di urutan kedua dengan 9%, dan Samsung di urutan ketiga dengan 7%.

Sumber: Counterpoint via GSM Arena. Gambar header: Depositphotos.com

[Review] Huawei Freebuds 4i: TWS 10 Jam dengan ANC dan Latensi Rendah

Seperti yang sudah diketahui, Huawei sudah lama mencanangkan strategi produk AIoT mereka yang dikenal dengan 1+8+N. Untuk saat ini, Huawei Indonesia sepertinya sedang menggalakkan strategi “8” mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya sebuah produk audio dari mereka yang tidak menggunakan kabel. Produk tersebut berupa True Wireless Stereo yang dinamakan Huawei FreeBuds 4i.

Sebuah Huawei Freebuds 4i pun sudah datang ke meja pengujian tim Dailysocial. Perangkat yang datang kebetulan memiliki warna yang saya sukai, yaitu merah tua. Satu hal yang saya cukup terkesan pada perangkat ini adalah kemampuannya untuk mendengarkan musik selama 10 jam! Hal ini tentunya bisa membuat kita untuk mendengarkan musik seharian tanpa khawatir habis baterainya.

Huawei Freebuds 4i sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 5,5 gram per earbuds, 36,5gram case
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 37.5 x 21 x 23.9 mm (earbud), ⌀61.8 x 48 x 27.5 mm (case)
Kapasitas Baterai 55 mAh (per earbud), 215 mah (case)

Jika diperhatikan, baterai yang ada pada case-nya terlihat cukup kecil jika dibandingkan dengan produk sekelas. Driver yang digunakan juga lebih kecil dari Freebuds 3. Namun, model dengan eartips seperti ini memiliki desain isolasi tersendiri sehingga 10 mm akan terdengar lebih kencang.

Unboxing

Seperti inilah ini dari paket penjualan Huawei Freebuds 4i

Desain

Desain True Wireless Audio mengindikasikan bahwa earphone ini tidak memiliki kabel apa pun untuk terkoneksi satu dengan lainnya dan ke perangkat musik, seperti smartphone atau PC. TWS ini juga menggunakan desain tangkai yang sudah banyak digunakan pada beberapa produk audio. Dengan menggunakan eartip, Huawei Freebuds 4i menggunakan model in-ear dan bukan open-ear. 

Huawei Freebuds 4i menggunakan bahan dengan jenis plastik polikarbonat. Build-nya sendiri terasa cukup kokoh saat digenggam sehingga tidak perlu khawatir rusak saat terjatuh dari telinga. Beberapa model TWS malah memiliki build yang ringkih dan terdengar kosong saat diketuk. Namun tidak untuk Huawei Freebuds 4i ini.

Dengan menggunakan eartips, tentu saja membuat semua suara yang keluar dari driver-nya akan masuk seluruhnya ke telinga karena bersifat in-ear. True Wireless Earbuds yang satu ini memiliki driver dengan dimensi 10 mm yang besar untuk sebuah model in-ear. Namun hati-hati, karena volumenya akan cukup besar saat sebuah musik dimainkan.

Pada kedua earbuds juga terdapat sensor sentuh di bagian luarnya. Sensor sentuh ini berfungsi untuk mengendalikan musik yang sedang terpasang mau pun menerima atau menolak telepon. Selain itu, pada kedua batangnya juga terdapat microphone yang juga memiliki fungsi call noise cancelling. Dan pada bagian bawah dari TWS ini terdapat konektor untuk mengisi ulang baterai dari case-nya.

Baterai yang terdapat pada setiap earbuds memang cukup besar, yaitu 55 mAh. Namun, charging sase-nya membawa baterai yang tidak terlalu besar, hanya 215 mAh yang hanya bertahan untuk dua sampai tiga kali isi ulang. Untuk mengisi baterainya, Huawei Freebuds 4i memiliki port USB-C pada bagian bawahnya. Pada sisi depannya hanya ditemukan sebuah LED sebagai indikator saat melakukan pengisian baterai dan terdapat tombol pairing pada sisi kanannya.

TWS ini dapat diatur penggunaannya dengan memakai aplikasi buatan Huawei. Aplikasi yang dinamakan Huawei AI Life ini bisa mengetahui isi baterai dari setiap earbuds dan juga charging case-nya. Saya juga bisa menyalakan noise cancelling-nya serta mode awareness pada aplikasi ini. Dan tentunya TWS ini juga bisa di-upgrade firmware-nya langsung dari AI Life.

Pengalaman Menggunakannya

Terus terang, saya sangat menyukai model desain tangkai yang menggunakan eartips seperti pada Huawei Freebuds 4i. Hal tersebut akan membuat kedua earbuds akan menempel di kuping dan tidak tergeser sehingga suaranya tidak keluar. Tentunya hal tersebut harus disesuaikan lagi dengan besarnya eartips dan lubang telinga.

Saat pertama ingin menguji Huawei Freebuds 4i, tentu saja saya harus melakukan pairing dengan smartphone. Selain itu, saya harus terlebih dulu memasang aplikasi pendampingnya, yaitu Huawei AI Life. Sayangnya, aplikasi yang paling baru harus di-download dari Huawei App Gallery atau dari website HiCloud. Versi yang ada pada Google Play ternyata tidak ter-update.

Setelah melakukan update pada Huawei AI Life, waktunya melakukan pairing dengan aplikasi tersebut. Setelah tersambung, Huawei AI Life langsung menawarkan update firmware terbaru. Bagi saya, update firmware sangat penting mengingat semua fitur mampu ditingkatkan serta menghilangkan banyak bug yang mungkin ditemukan.

Huawei Freebuds 4i mendukung mode AAC dan SBC. Penggunaan AAC pun membuat perangkat ini memiliki suara yang lebih baik. Sayang memang, perangkat ini tidak mendukung codec yang lebih tinggi seperti LDAC.

Perangkat ini memiliki fitur noise cancelling serta awarenessNoise cancelling saat diaktifkan mampu meredam sebagian besar suara yang datang dari luar. Mode awareness akan membuat seluruh suara yang ada dari luar telinga terdengar, walaupun suaranya cukup kecil. Keduanya membutuhkan microphone untuk aktif, sehingga akan mempercepat pemakaian baterainya.

Untuk pengujian kali ini, saya menggunakan beberapa file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Selain itu, beberapa file FLAC juga ikut saya gunakan supaya detail lagu bisa terdengar.

Pada beberapa musik rock tahun 90-an, saya mendengar bahwa suara bass dari Huawei Freebuds 4i terdengar cukup lembut jika dibandingkan dengan Freebuds 3 yang pernah saya review. Kanal mid dan high-nya memang terdengar dengan cukup detail. Bagi Anda yang suka mendengarkan musik pop, Huawei Freebuds 4i cocok untuk digunakan.

Selanjutnya saya mencoba menggunakannya untuk bermain game. Huawei Freebuds  4i sudah mendukung latensi yang lebih rendah yang sayangnya tidak diketahui informasinya. Hal ini membuat suara dan game yang sedang berjalan terdengar sinkron. Saya menggunakan game Valorant, PUBG M, Genshin Impact,  dan CoDM, dan suara yang terdengar memang tidak terdengar lag.

Huawei Freebuds tentunya juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan Whatsapp serta Telegram Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang tergolong cukup baik. Namun, call noise cancelling-nya tidak menghilangkan suara background secara keseluruhan.

Dalam sekali pengisian baterai, saya dapat menggunakan TWS ini dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore dan TWS ini belum menampakkan tanda-tanda kehabisan baterai. Namun, baterainya hanya bertahan sekitar 4 jam saja saat ANC atau awareness diaktifkan. Pengisian baterai membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk penuh.

Verdict

Huawei sepertinya tidak akan berhenti untuk memenuhi pasar audio dengan perangkat buatan mereka. Dengan strategi 1+8+N yang mereka miliki, Huawei ternyata terus bersinar di pasar AIoT. Salah satunya dengan memperkenalkan Huawei Freebuds 4i yang memiliki fitur yang lengkap untuk sebuah perangkat audio.

Suara yang dihasilkan oleh TWS ini memang cukup baik. Hanya saja, bass yang dikeluarkan tidak terlalu “nendang”. Namun, suara pada mid dan high dapat terdengar dengan jelas dan tidak menusuk telinga. Hal tersebut bisa didengarkan secara terus menerus hingga 10 jam tanpa berhenti.

Huawei Freebuds 4i juga cocok digunakan saat bermain game. Latensi yang dimiliki cukup rendah sehingga membuat suara dari game tidak tertinggal. Suaranya yang jernih juga mampu membuat pengguna aware terhadap langkah musuh saat bermain game FPS.

Huawei Freebuds dijual dengan harga Rp. 1.199.000. Harga tersebut memang tidak bisa dibilang rendah. Akan tetapi dengan daya tahan baterai yang sangat panjang serta fitur-fitur yang dimiliki, TWS yang satu ini memang tidak terlihat memiliki harga yang mahal.

Sparks

  • Kinerja active noise cancelling yang baik
  • Kualitas suara yang bagus
  • Daya tahan baterai yang lama hingga 10 jam
  • Latensi yang kecil sehingga cocok untuk bermain game
  • Fungsi dasar yang cukup lengkap pada Huawei AI Life

Slacks

  • Suara bass kurang “nendang”
  • Kapasitas baterai case kurang besar
  • Aplikasi AI Life tidak updated pada Google Play

 

Bowers & Wilkins Luncurkan TWS Pertamanya, PI7 dan PI5

Pabrikan audio kenamaan asal Inggris, Bowers & Wilkins, baru saja mengungkap TWS perdananya. Bukan cuma satu, melainkan langsung dua sekaligus, yakni PI7 dan PI5. Seperti yang sudah bisa ditebak dari brand sekelas B&W, keduanya sama-sama mengusung desain yang tampak premium.

Wujud keduanya boleh serupa, tapi ada perbedaan yang cukup signifikan di antaranya. Khusus pada PI7, ia datang bersama sebuah charging case pintar yang merangkap peran sebagai adaptor Bluetooth, sehingga pengguna dapat menjadikan perangkat-perangkat non-Bluetooth sebagai sumber audio untuk PI7, atau bahkan sistem hiburan bawaan kabin pesawat sekalipun.

Caranya cukup dengan menyambungkan charging case menuju ke sumber audio yang diinginkan via kabel USB-C ke 3,5 mm yang termasuk dalam paket penjualan. Dari situ audio akan otomatis diteruskan ke kedua earpiece secara nirkabel. Sungguh ini merupakan kapabilitas unik yang sangat jarang ditemui di TWS lain.

Juga unik untuk PI7 adalah dukungan teknologi aptX Adaptive, yang mampu mengatur tingkat kompresi audio secara dinamis demi memastikan koneksi yang selalu stabil. Tentu saja perangkat ini juga menawarkan active noise cancellation (ANC) yang bersifat adaptif, dan total ada enam buah mikrofon yang tersematkan padanya.

Bowers & Wilkins PI5 / Bowers & Wilkins

PI5 di sisi lain hanya mengemas empat mikrofon, dan ia hanya menggunakan teknologi aptX versi standar. ANC masih menjadi fitur standar pada PI5, akan tetapi charging case-nya tidak bisa merangkap peran menjadi adaptor Bluetooth seperti milik PI7 tadi.

Untuk baterainya, PI7 diyakini mampu beroperasi hingga 4 jam dalam sekali pengisian, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai hingga 16 jam daya ekstra. PI5 sedikit lebih baik, dengan daya tahan hingga 4,5 jam, dan 20 jam untuk charging case-nya. Kedua perangkat sama-sama tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, dan charging case-nya sama-sama mendukung pengisian secara nirkabel.

Di Amerika Serikat, Bowers & Wilkins saat ini telah memasarkan PI7 seharga $399, sedangkan PI5 jauh lebih terjangkau dengan banderol $249. Masing-masing tersedia dalam dua warna, yakni hitam dan putih, namun khusus untuk PI7, ada aksen emas baik di unit earpiece maupun charging case-nya.

Sumber: The Verge.

10 TWS dengan Fitur Active Noise Cancellation yang Bisa Dibeli di Indonesia

Ketika hendak membeli sebuah true wireless stereo alias TWS, kriteria apa saja yang Anda prioritaskan? Apakah kualitas suaranya? Desain dan kenyamanannya? Ketahanan baterainya? Atau adanya fitur-fitur pelengkap seperti active noise cancellation (ANC) maupun transparency mode?

Semua orang tentu punya preferensinya sendiri-sendiri. Namun tidak bisa dipungkiri, semakin ke sini keberadaan fitur ANC semakin dicari oleh konsumen. Jadi dengan hanya menekan sebuah tombol, suara-suara di sekitar akan dieliminasi sehingga pada akhirnya kita bisa hanyut dalam alunan musik.

Pandemi atau tidak, ANC menurut saya tetap relevan. Di saat pandemi seperti sekarang, ANC merupakan cara termudah untuk menjaga konsentrasi di tengah ramainya kediaman masing-masing. Lalu ketika pandemi sudah berakhir dan kita sudah kembali ke rutinitas awal, ANC pun jadi semakin berguna karena kita pasti akan kembali berhadapan dengan hiruk pikuk di tempat umum.

Singkat cerita, tidak ada ruginya menyisihkan dana ekstra untuk menggaet TWS yang dibekali ANC ketimbang yang tidak dibekali fitur tersebut. Kalau Anda butuh referensi, berikut adalah 10 TWS dengan active noise cancellation yang bisa dibeli di Indonesia saat ini.

Apple AirPods Pro

Apple AirPods Pro

Pilihan terbaik bagi para pengguna iPhone, AirPods Pro tak hanya menawarkan sistem ANC yang efektif, melainkan juga desain yang lebih ergonomis ketimbang AirPods versi standar. Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ANC-nya, pengguna hanya perlu menekan bagian tangkainya, atau bisa juga melalui Control Center di iPhone atau iPad.

Dalam sekali charge, baterai AirPods Pro bisa tahan hingga 4,5 jam (dengan ANC aktif), dan charging case-nya bisa menyuplai lebih dari 24 jam daya ekstra. Bodinya sendiri tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Link pembelian: iBox Official Shop (Shopee) — Rp4.199.000

Samsung Galaxy Buds Pro

Samsung Galaxy Buds Pro

TWS terbaru Samsung yang diperkenalkan bersama Galaxy S21 Series, Galaxy Buds Pro hadir dengan desain yang lebih konvensional ketimbang Galaxy Buds Live, membuatnya lebih cocok di telinga lebih banyak konsumen. ANC dan transparency mode sudah pasti tersedia, namun yang tidak kalah menarik adalah fitur Voice Detect, yang akan mengecilkan volume secara otomatis ketika pengguna terdeteksi sedang berbicara.

Untuk baterainya, Buds Pro diklaim bisa tahan sampai 5 jam penggunaan (ANC aktif), atau total 18 jam kalau ditotal dengan tambahan daya dari charging case-nya. Semua itu dikemas dalam rangka yang tahan air (IPX7).

Link pembelian: Samsung Mobile Indonesia (Tokopedia) — Rp2.999.000

Sony WF-1000XM3

Sony WF-1000XM3

Diluncurkan di pertengahan tahun 2019, Sony WF-1000XM3 memang tidak bisa dibilang baru lagi, tapi itu bukan berarti ia sudah tidak layak untuk dibeli. Guna mewujudkan isolasi suara yang efisien, Sony menyematkan chip khusus yang didedikasikan untuk fitur ANC, sekaligus yang mencakup sebuah DAC (digital-to-analog converter) dengan kapabilitas pengolahan audio beresolusi 24-bit.

Baterainya tergolong awet, bisa tahan sampai 6 jam dalam sekali pengisian. Charging case-nya yang berukuran cukup bongsor bisa mengisi penuh perangkat sampai tiga kali (18 jam). Satu hal yang perlu diingat, pengguna TWS ini harus lebih berhati-hati karena perangkatnya tidak dirancang tahan air.

Link pembelian: Sony Audio Official (Tokopedia) — Rp2.399.000

Bose QuietComfort Earbuds

Bose QuietComfort Earbuds

Kurang afdal rasanya membahas soal noise cancelling tanpa menyebut salah satu pionir teknologinya, dan Bose sejak tahun lalu sudah membawanya ke ranah TWS lewat Bose QuietComfort Earbuds. Intensitas ANC di perangkat ini bisa diatur dengan 11 tingkatan yang berbeda, mulai dari yang paling kuat sampai yang paling minimal sehingga suara-suara dari luar masih bisa masuk.

Secara desain, TWS ini juga terkesan unik berkat semacam sirip kecil yang berfungsi untuk menambah kestabilannya selagi dikenakan, dan fisiknya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IPX4. Untuk baterainya, Bose mengklaim daya tahan hingga 6 jam pemakaian, atau total 18 jam kalau digandengkan bersama charging case-nya.

Anda bilang AirPods Pro mahal? Well, tidak ada apa-apanya jika dibanding TWS yang satu ini.

Link pembelian: Bose Official (Tokopedia) — Rp5.490.000

Jabra Elite 85t

Jabra Elite 85t

Seperti halnya Sony WF-1000XM3 tadi, Jabra Elite 85t turut mengemas chip khusus yang bertugas menangani fitur ANC. Ia pun juga mirip dengan penawaran dari Bose berkat kemudahan mengatur intensitas ANC dari 11 tingkatan yang berbeda. Lalu jika dibandingkan dengan produk dari generasi sebelumnya, Elite 85t menjanjikan kualitas suara yang lebih baik berkat driver berdiameter dua kali lebih besar.

Dengan ANC menyala terus, baterainya diperkirakan bisa tahan sampai sekitar 5,5 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya menyimpan sekitar 19,5 jam daya ekstra. Ketahanan fisiknya sendiri dijamin oleh sertifikasi IPX4.

Link pembelian: Jabra Official Store (Tokopedia) — Rp2.959.000

Audio-Technica ATH-ANC300TW

Audio-Technica ATH-ANC300TW

Nama Audio-Technica mungkin lebih dikenal di kalangan profesional yang bekerja di industri rekaman ketimbang konsumen umum, namun itu bisa menjadi indikasi akan karakter suaranya yang mendetail. Di ATH-ANC300TW, legasi tersebut dikawinkan dengan fitur ANC tiga tahap, serta tentu saja kepraktisan yang ditawarkan form factor TWS.

Bodinya tahan cipratan air maupun keringat dengan sertifikasi IPX2. Ketimbang mengandalkan panel sentuh, pengoperasiannya masih menggunakan tombol fisik (bisa dianggap kelebihan atau kekurangan, tergantung preferensi masing-masing). Dalam sekali pengecasan, TWS ini bisa beroperasi hingga 4,5 jam nonstop, sedangkan charging case-nya siap menyuplai 13,5 jam daya ekstra.

Link pembelian: Audio-Technica Official (Tokopedia) — Rp2.690.000

1More True Wireless ANC

1More True Wireless ANC

1More membangun reputasinya lewat deretan earphone yang mengemas konfigurasi dual driver atau bahkan triple driver, dan TWS ini pun tidak terkecuali. Ketimbang hanya mengemas dynamic driver saja, masing-masing earpiece milik 1More True Wireless ANC turut mengusung satu driver ekstra yang berjenis balanced armature.

Konfigurasi yang tidak umum itu kemudian dikawinkan dengan fitur ANC, ditambah lagi baterai dengan daya tahan selama 5 jam pemakaian (21 jam kalau digabungkan bersama charging case-nya). Wujudnya terbilang ringkas, tapi sayang tidak ada sertifikasi ketahanan air.

Link pembelian: 1More Official Store (Tokopedia) — Rp2.399.000

Razer Hammerhead True Wireless Pro

Razer Hammerhead True Wireless Pro

Membawa nama Razer berarti perangkat ini harus bisa memenuhi kebutuhan para gamer, dan itu diwujudkan lewat fitur Gaming Mode, yang dapat diaktifkan dengan satu sentuhan untuk menurunkan latency-nya hingga menjadi 60 milidetik, memastikan audio dan video yang tersaji bakal selalu sinkron.

Di samping menawarkan ANC, Razer Hammerhead True Wireless Pro juga unik karena mengusung sertifikasi THX. Di setiap charge, baterainya bisa tahan sampai 4 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya bisa mengisi ulang sampai empat kali (16 jam).

Link pembelian: Razer Store (Tokopedia) — Rp3.249.000

OPPO Enco X

OPPO Enco X

Dikembangkan bersama brand audio terkemuka asal Denmark, Dynaudio, OPPO Enco X mengemas konfigurasi dual driver yang terdiri dari magnetic balanced membrane driver dan dynamic driver, ditambah lagi dukungan Low-Latency High-Definition Audio Codec (LHDC) untuk streaming audio dalam resolusi yang lebih tinggi.

ANC dan transparency mode merupakan fitur standar pada Enco X, demikian pula ketahanan air dan debu dengan sertifikasi IP54. Selagi baterainya terisi penuh, Enco X dapat digunakan sampai sekitar 4 jam dengan ANC aktif di mode yang paling intens, atau sampai 20 jam kalau ditotal dengan suplai daya dari charging case-nya.

Link pembelian: OPPO Indonesia Official Store (Shopee) — Rp2.199.000

Huawei Freebuds 4i

Huawei Freebuds 4i

Dibandingkan TWS lain dalam artikel ini, Huawei Freebuds 4i punya kelebihan di dua aspek: daya tahan baterai dan harga. Jadi meski ANC-nya dinyalakan terus, baterainya mampu bertahan hingga 7,5 jam pemakaian. Kalau dimatikan, daya tahan baterainya malah bisa mencapai angka 10 jam, atau 22 jam jika digabung bersama charging case.

Urusan harga, banderol Rp999.000 yang dibawanya tentu terdengar sangat menggiurkan, terutama mengingat TWS dengan ANC biasanya dijual dengan harga di atas 2 juta rupiah. Secara fisik, TWS ini juga termasuk tangguh dengan ketahanan air IP54.

Link pembelian: Huawei Official Store (Tokopedia) — Rp999.000

Gambar header: Depositphotos.com.

Skullcandy Dime Adalah TWS Murah Meriah Seharga $25

Setiap orang pasti punya kriteria prioritas tersendiri dalam memilih TWS. Ada yang memprioritaskan kualitas suaranya, ada yang mementingkan kenyamanannya, dan ada juga yang tidak mau membeli seandainya tidak ada fitur ANC (active noise cancellation). Namun tidak jarang juga prioritasnya adalah perkara harga.

Lebih menarik lagi adalah ketika harga yang terjangkau itu datang dari brand yang cukup terkenal. Perangkat yang akan kita bahas ini adalah salah satu contohnya. Namanya Skullcandy Dime, dan harga jualnya tidak lebih dari $25, atau sekitar 360 ribuan rupiah.

Di rentang harga ini, saya kira sulit mencari penawaran serupa dari brand audio kenamaan lainnya. Kata “Dime” bukan cuma mengindikasikan harganya yang murah, tetapi juga dimensinya yang mungil. Saking kecilnya, charging case-nya bahkan lebih ringkas ketimbang kebanyakan kunci mobil.

Melihat ukurannya yang imut-imut, tentu tidak adil jika kita memasang ekspektasi terkait baterai yang awet. Dalam sekali pengisian, Dime hanya bisa beroperasi selama 3,5 jam nonstop. Charging case-nya sendiri mampu menyuplai 8,5 jam daya ekstra, sehingga total daya tahan baterainya jika digabungkan adalah 12 jam.

ANC juga sudah pasti absen di sini, demikian pula fitur seperti pengoperasian berbasis sentuhan. Satu kompromi lain yang juga harus dimaklumi adalah port yang digunakan oleh charging case-nya, yang rupanya masih menggunakan Micro USB ketimbang USB-C.

Kalau semua itu bisa dimaklumi, maka semestinya Dime bisa menjadi alternatif yang menarik. Dime mengemas driver berdiameter 6 mm, dan eartip silikonnya bisa diganti-ganti dengan tiga ukuran yang berbeda. Perangkat juga diklaim tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Untuk mengoperasikannya — baik untuk mengatur volume atau memanggil voice assistant — pengguna bisa memanfaatkan sebuah tombol yang terdapat di masing-masing earpiece.

Semoga saja suara yang dihasilkannya tidak sekecil ukuran maupun harganya. Seperti yang saya bilang, Skullcandy Dime saat ini sudah dijual seharga $25 di Amerika Serikat. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, abu-abu, hijau, dan biru. Alternatifnya, tentu saja Skullcandy juga punya beberapa model TWS lain yang berharga lebih mahal sekaligus berfitur lebih lengkap.

Sumber: Digital Trends.

OPPO Enco X Adalah TWS Tercanggih OPPO Hasil Kolaborasinya Bersama Dynaudio

Melalui sebuah live stream yang diunggah ke YouTube tadi malam (31/3), OPPO Indonesia secara resmi memperkenalkan TWS terbaru sekaligus tercanggihnya, OPPO Enco X. Tidak main-main, perangkat ini merupakan hasil kolaborasi langsung antara OPPO dan brand audio terkemuka asal Denmark, Dynaudio.

Layaknya perangkat audio high-end, fokus utama Enco X adalah menghadirkan kualitas suara terbaik dalam desain yang premium. Hal ini dicapai lewat implementasi desain coaxial dual-driver yang umumnya hanya bisa kita jumpai pada perangkat-perangkat audio kelas atas. Jadi berbeda dari kebanyakan TWS yang umumnya hanya dibekali satu unit driver saja, Enco X mengemas dua unit driver yang berbeda pada masing-masing earpiece-nya.

Driver yang pertama adalah yang berjenis magnetic balanced membrane dengan diameter 6 mm, bertugas untuk mengatasi suara-suara pada frekuensi tinggi. Di belakangnya, ada dynamic driver sebesar 11 mm dengan tiga lapisan berbahan komposit yang bertanggung jawab untuk mengolah suara pada frekuensi menengah dan rendah. Keduanya diposisikan pada sumbu paralel demi memastikan hasil audio yang alami dan berkualitas tinggi.

Struktur driver yang unik itu bukanlah hasil penemuan secara instan. Selama pengembangan Enco X, OPPO sempat mengeksplorasi 30 jenis material dan 152 komponen yang berbeda, tidak ketinggalan pula 120 modifikasi struktural sebelum akhirnya memutuskan desain akustik finalnya.

Konfigurasi driver yang unik tersebut turut dikawinkan dengan fitur-fitur canggih lain, seperti misalnya teknologi Dynamic Bass Enhancement Engine (DBEE) 3.0 untuk meningkatkan kejernihan suara bass secara signifikan, maupun dukungan Low-Latency High-Definition Audio Codec (LHDC) yang memungkinkan proses streaming audio dalam resolusi yang lebih tinggi melalui Bluetooth (versi 5.2) sehingga range suara yang dihasilkan bisa lebih detail.

Seperti yang sudah bisa kita tebak dari suatu TWS kelas atas, Enco X turut dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC) yang dapat diatur intensitasnya sesuai kebutuhan. Transparency Mode pun juga tersedia sehingga pengguna dapat mendengarkan suara di sekitarnya ketika dibutuhkan tanpa harus melepas perangkat dari telinganya.

Semua itu dikemas dalam rangka yang premium dengan bobot hanya 4,8 gram. Ketangguhannya dijamin oleh sertifikasi ketahanan air dan debu IP54, dan perangkat juga mendukung kontrol sentuh pada bagian tangkainya demi memudahkan penggunaan.

Terkait baterainya, Enco X diklaim bisa tahan sampai 5,5 jam pemakaian (tanpa ANC), atau total 25 jam kalau dipadukan bersama charging case-nya. Selain menggunakan kabel USB-C, charging case-nya juga dapat diisi ulang dengan memaanfaatkan Qi wireless charging.

OPPO Enco X

Enco X bisa dibilang merupakan akumulasi inovasi OPPO di bidang audio selama 15 tahun. Hal ini bisa kita lihat dari dua hal. Yang pertama adalah magnetic balanced membrane driver itu tadi, yang sebenarnya merupakan hasil miniaturisasi dari teknologi yang sama yang digunakan pada headphone OPPO PM-1. Kedua, charging case Enco X banyak mengadopsi elemen desain milik MP3 X3, yang tidak lain merupakan salah satu produk audio pertama OPPO dari 15 tahun yang lalu.

Mengenai pemasarannya, OPPO Enco X rencananya akan mulai dijual pada tanggal 7 April dengan harga resmi Rp2.199.000. Sebelumnya, OPPO juga akan menggelar flash sale eksklusif terlebih dulu di Shopee pada tanggal 4 – 6 April dengan promo cashback Rp200.000. Untuk warnanya, Enco X tersedia dalam pilihan warna hitam atau putih.

Huawei Perkenalkan Freebuds 4i: TWS ANC Harga Sejutaan

Huawei kembali meluncurkan produk AIoT unggulan mereka pada kuartal pertama tahun 2021. Sebuah produk baru yang berhubungan dengan musik mereka luncurkan dalam rangka menyeimbangkan produktivitas di tempat kerja dengan gaya hidup sehat. Produk tersebut adalah sebuah True Wireless Stereo yang bernama Huawei Freebuds 4i.

“Bertahun-tahun yang lalu, kita tidak dapat membayangkan bagaimana hidup dapat menjadi lebih mudah dan saling terhubung dengan berbagai gawai yang dimiliki sekarang. Namun, melalui tekad kami dalam memajukan teknologi yang bermanfaat bagi konsumen, kami dengan bangga memperkenalkan produk terbaru kami, Huawei FreeBuds 4i dan Watch Fit Elegant Edition,” ujar Patrick Ru, Country Head Huawei CBG Indonesia

HUAWEI FreeBuds 4i - launch

HUAWEI memperkenalkan FreeBuds 4i yang menawarkan daya tahan baterai yang kuat untuk memutar musik selama 10 jam terus-menerus ketika ANC dimatikan. Active noise cancellation (ANC) juga hadir pada perangkat yang satu ini serta mode awareness yang membuat suara luar bisa masuk ke TWS. Kualitas audio pada TWS ini didukung dengan driver 10 mm.

Selain memperkenalkan FreeBuds 4i, Huawei juga kembali meluncurkan versi terbaru dari jam tangan pintarnya. Huawei Watch Fit memiliki versi baru yang dinamakan Elegant Edition. Jam tangan pintar ini ditujukan untuk kegiatan berolah raga dan yang pertama dari Huawei yang emmiliki layar persegi. Versi Elegant Edition dihadirkan untuk menampilkan sisi estetika yang berbeda dari pendahulunya.

Huawei Watch Fit Elegant menyediakan fitur pengingat panggilan dan pesan masuk, shutter kamera jarak jauh, kontrol pemutaran musik, mendukung pengisian cepat, dan masa pakai baterai hingga 10 hari. Jam tangan ini juga sudah dilengkapi dengan fitur deteksi detak jantung serta SpO2.

FreeBuds 4i-1

“Jajaran produk audio dan smartwatch terbaru Huawei dibuat untuk memenuhi kebutuhan berbagai kalangan dengan dukungan teknologi canggih yang mampu memenuhi setiap kebutuhan pengguna. Setiap perangkat yang kami hadirkan merupakan bentuk upaya mewujudkan pemikiran maju dari perusahaan, semangat inovatif, dan bertujuan untuk memberikan pengalaman produk yang belum pernah ada sebelumnya. Kami berharap melalui kerja keras Huawei dalam mengembangkan teknologi terobosan baru, kami dapat semakin membantu konsumen menjalani gaya hidup yang selalu terkoneksi dengan mulus,” kata Patrick.

Pre-order FreeBuds 4i & Watch Fit Elegant Edition akan dimulai dari 24 Maret hingga 2 April. Untuk FreeBuds 4i, Huawei akan menjualnya pada harga Rp. 1.199.000. Untuk Watch Fit Elegant Edition akan dijual pada harga Rp. 1.699.000. Pre-order-nya sendiri dilakukan secara online maupun offline.

Sudah dukung LDAC?

FreeBuds 4i memang menawarkan segudang fitur, mulai dari ANC hingga latensi di bawah 200 milidetik. Driver yang digunakan juga terbilang cukup besar di kelasnya dengan 10 mm. Namun, saat ini yang cukup sering dicari oleh para penggemar earphone adalah codec LDAC. Apakah FreeBuds 4i sudah mendukungnya?

FreeBuds 4i-4

Edi Supartono – Training Director Huawei CBG Indonesia, mengatakan bahwa LDAC sendiri merupakan standar dari Sony. Beliau mengatakan bahwa perangkat ini sudah mendukung file-file musik yang memberikan suara dengan kualitas tinggi. Jadi, FreeBuds 4i sudah mendukung musik-musik yang memiliki kualitas setingkat dengan LDAC.

Notifikasi di SmartWatch sudah dibenahi?

Satu hal yang menjadi kendala saat ini pada ekosistem jam tangan Huawei adalah notifikasi penerimaan panggilan suara dan video di jam tangan mereka. Walaupun sebenarnya tidak terlalu mengganggu, namun banyak pengguna yang bergantung pada notifikasi ini saat tidak melihat smartphone-nya. Apakah hal ini sudah dibenahi pada Watch Fit?

WatchFit-3

Edy mengatakan bahwa pada seri terbarunya ini, mereka sudah memberikan upgrade untuk konektivitas antara perangkat untuk notifikasi dan suara. Namun, software upgrade juga perlu dilakukan mengingat banyak sekali pengguna yang kurang aware. Hal tersebut juga berlaku pada Huawei Watch Fit.

Akan tetapi, upgrade tersebut tidak berarti bahwa fitur instalasi aplikasi pihak ketiga sudah ada pada Watch Fit. Hal tersebut juga bergantung pada tingkat kompatibilitasnya. Untuk lebih optimal dan terkoneksi lebih baik, Edy menyarankan untuk memeriksanya pada aplikasi Huawei Health.