Buka Pendaftaran Acara Reno4 Virtual Run, OPPO Juga Luncurkan TWS Baru, Enco W51

OPPO Indonesia baru saja meluncurkan sebuah produk audio anyar, yakni true wireless stereo (TWS) bernama OPPO Enco W51. Timing peluncurannya bisa dibilang menarik, sebab OPPO memang sengaja memperkenalkannya bersamaan dengan pembukaan pendaftaran acara Reno4 Virtual Run.

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai acaranya, mari menilik perangkatnya terlebih dulu. Dijual seharga Rp1.299.000, Enco W51 merupakan TWS ke-5 OPPO sejauh ini, dan ia membawa setidaknya dua keunggulan yang belum pernah ada pada saudara-saudaranya, yakni active noise cancellation (ANC) dan dukungan Qi wireless charging.

Sistem ANC pada Enco W51 ditunjang oleh keberadaan tiga buah mikrofon pada masing-masing earpiece: satu di dalam eartip, satu di sisi luar, dan satu lagi di bagian bawah tangkainya, paling dekat dengan mulut. Dipadukan dengan prosesor dual-core, OPPO mengklaim kinerja noise cancellation-nya bisa lebih baik daripada perangkat serupa yang hanya menggunakan prosesor single-core untuk keperluan ini.

Secara teknis, Enco W51 tercatat mampu mengurangi tingkat kebisingan di sekitar pengguna hingga sebesar 35 desibel. Lalu saat dipakai untuk menelepon, Enco W51 diyakini juga mampu menyajikan suara yang jernih meski angin sedang bertiup sekencang 25 km/jam.

Ketika saya tanya mengenai perbedaan antara Enco W51 dengan Enco W31, Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia mengatakan bahwa Enco W51 memiliki karakter suara yang lebih jernih dan tidak kelewat nge-bass. Unit driver yang digunakan sebenarnya sama-sama berdiameter 7 mm, akan tetapi sepertinya OPPO telah menerapkan tuning yang berbeda pada Enco W51.

Kalau dari segi fitting, Aryo mengaku fitting-nya hampir mirip seperti Enco W31, yang memang hampir identik bentuknya. Buat sebagian besar orang, keberadaan eartip silikon semestinya bisa membantu menstabilkan posisi perangkat selagi di dalam telinga – setidaknya lebih stabil daripada yang berbentuk earbud seperti Enco Free.

Terkait baterai, Enco W51 diklaim sanggup beroperasi hingga 3,5 jam nonstop, atau 20 jam jika digabungkan dengan charging case-nya. Lalu kalau fitur ANC-nya dimatikan, daya tahan baterainya akan naik sedikit menjadi 4 jam, atau 24 jam bersama charging case. Seperti yang saya bilang tadi, charging case milik Enco W51 ini bisa diisi ulang secara nirkabel menggunakan Qi wireless charger.

3,5 jam merupakan waktu yang sangat lama untuk berlari, apalagi kalau pengguna hanya berlari di sekitaran komplek rumahnya. Ditambah lagi, fisik Enco W51 tercatat tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, sehingga keringat pengguna sama sekali bukan masalah baginya.

OPPO Reno4 Virtual Run

OPPO Reno4 Virtual Run

Selagi masih tidak jauh dari topik berlari dan berkeringat, saatnya membahas lebih lanjut tentang acara OPPO Reno4 Virtual Run tadi. Secara mendasar, event ini tidak ubahnya lomba lari seperti yang kita kenal. Hanya saja ketimbang berlari beramai-ramai dan membahayakan diri sendiri sekaligus orang lain di masa pandemi seperti sekarang, lombanya pun diadakan secara virtual.

Jadi mulai 12 – 31 Oktober, para peserta lomba akan diminta untuk mengunggah data pengukuran sesi berlarinya – menggunakan aplikasi Strava – satu kali setiap harinya. Selama periode lomba, siapa yang lebih dulu mengakumulasikan jarak tempuh 50 kilometer, dialah yang menjadi pemenang lomba.

OPPO menyediakan hadiah dengan total nilai 80 juta rupiah. Hadiahnya berupa produk-produk terbaru OPPO seperti Enco W51 itu tadi, OPPO Watch, Reno4, Reno4 Pro, maupun Reno4 F yang akan segera diungkap dalam waktu dekat. Lomba ini dapat diikuti siapapun yang berusia 17 – 45 tahun secara cuma-cuma.

Buat yang tertarik, Anda bisa mendaftar dengan mengunjungi situs Reno4 Virtual Run, paling lambat sampai tanggal 12 Oktober. Dalam kesempatan yang sama, OPPO juga bakal mengadakan Social Media Competition yang akan dilangsungkan dalam dua tahap (12 – 31 Oktober dan 9 – 15 November).

Kenapa harus lari? Kenapa tidak olahraga lainnya, gowes misalnya? Well, OPPO melihat lari sebagai jenis olahraga yang paling merakyat dan bisa diikuti oleh semua kalangan. Meski tidak menutup kemungkinan mereka bisa saja mengeksplorasi cabang olahraga lain seandainya event ini terbukti sukses.

Dibanderol $229, TWS Jabra Elite 85t Hadir Membawa Chip ANC Khusus

Sesuai namanya, Jabra Elite 75t duduk di jajaran TWS elit yang ada di pasaran berkat sederet keunggulannya. Namun terlepas dari desainya yang benar-benar fit dan kemampuannya mengisolasi suara dengan baik, Elite 75t masih punya satu kekurangan dibanding produk sekelas: ia tidak dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC).

Kabar baiknya, Jabra sudah punya solusinya. Tidak, Anda tidak harus membeli TWS baru, sebab Jabra bakal merilis firmware update untuk semua unit Elite 75t dan Elite Active 75t, dan setelah diperbarui, Anda bisa langsung menikmati fitur ANC di kedua TWS tersebut tanpa mengeluarkan biaya satu sen pun.

Namun kalau Anda tidak keberatan mengeluarkan uang, Jabra juga punya TWS baru yang lebih menarik, yaitu Elite 85t. Model anyar ini datang membawa chip ANC khusus sehingga kemampuannya mengeliminasi suara-suara yang mengganggu di sekitar bisa lebih baik lagi daripada yang ditawarkan oleh Elite 75t pasca update.

Total ada enam mikrofon yang tertanam pada Elite 85t – tiga di kiri dan tiga di kanan – dan empat di antaranya dipakai khusus untuk mewujudkan fitur ANC-nya. Hal lain yang membedakan fitur ANC milik Elite 85t adalah, pengguna bisa mengatur intensitasnya dari 11 tingkatan yang berbeda – dari yang paling kuat sampai yang paling transparan, sehingga suara dari luar bisa terdengar semua ketika diperlukan.

Terkait kualitas suara, Elite 85t mengemas driver berdiameter 12 mm, dua kali lebih besar daripada yang tertanam pada pendahulunya. Elite 85t turut mengadopsi desain semi-open dan eartip berbentuk oval yang dipercaya dapat meningkatkan kenyamanan. Tebakan saya, desain semi-open ini juga bisa berujung pada soundstage yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam sekali pengisian, Elite 85t mampu bertahan sampai 5,5 jam pemakaian, atau sampai 25 jam kalau dipadukan dengan charging case-nya. Itu dengan ANC menyala terus. Kalau dimatikan, baterainya diestimasikan bisa tahan sampai 7 jam, atau 31 jam bersama charging case-nya. Kebetulan charging case-nya juga sudah mendukung Qi wireless charging.

Rencananya, Jabra Elite 85t akan dijual mulai bulan November dengan harga $229. Kombinasi warna yang tersedia ada lima, namun yang akan hadir lebih dulu cuma warna Titanium/Black, sedangkan sisanya baru akan menyusul pada awal tahun 2021.

Sumber: Jabra via The Verge.

Menilik Lebih Jauh Desain Samsung Galaxy Buds Live

Tidak peduli sebagus apa kualitas suara yang dihasilkan suatu earphone, semua itu bakal percuma kalau ternyata perangkatnya tidak nyaman digunakan. Aspek kenyamanan ini semakin krusial saat membahas tentang true wireless earphone atau TWS, sebab dari awal konsumen memang memilih kategori ini demi mendapat kenyamanan dan kepraktisan tanpa diganggu oleh kabel.

Dari sekian banyak TWS yang ada di pasaran, Samsung Galaxy Buds Live boleh dibilang mempunyai desain yang paling unik. Namun desainer Samsung rupanya tidak sekadar merancang Galaxy Buds Live supaya tampil mencolok di antara yang lain begitu saja. Bentuk menyerupai kacang merah itu benar-benar diciptakan dengan mengacu pada aspek ergonomi, plus riset panjang yang dilakukan oleh tim desainer.

Satu faktor pembeda yang paling utama adalah, Galaxy Buds Live bukanlah canal-type earphone macam saudara sepupunya, Galaxy Buds+. Ia merupakan open-type earphone yang secara spesifik dirancang agar dapat digunakan secara nyaman dalam jangka waktu yang lama.

Itu dikarenakan Galaxy Buds Live tidak memiliki bagian yang masuk ke dalam kanal telinga. Model open-type memungkinkannya untuk ditaruh begitu saja dan diselipkan di tragus pada bagian telinga luar. Berhubung kanal telinga tidak tersumbat, udara dapat bersirkulasi dengan lebih baik, dan hasil akhirnya adalah rasa nyaman yang bertahan lebih lama dari biasanya.

Menghasilkan desain seunik ini bukanlah pekerjaan mudah, dan seperti yang saya singgung, diperlukan banyak riset pasar sekaligus pengujian demi memastikan hasil akhirnya benar-benar optimal. Menurut Samsung, kesulitan terbesar adalah menemukan ukuran yang tepat, sebab setiap orang tentu mempunyai ukuran dan bentuk telinga yang berbeda-beda.

Itulah mengapa Samsung bersikeras mengadakan pengujian demi pengujian guna memastikan Galaxy Buds Live tetap nyaman digunakan oleh pengguna secara umum, terlepas dari variasi ukuran maupun bentuk telinga mereka.

“Menentukan standar kenyamanan merupakan hal tersulit. Ketika 8 dari 10 subjek kita merespon bahwa earphone-nya sudah nyaman untuk digunakan, kami kemudian membuat modifikasi untuk memastikan kenyamanan dua subjek lainnya tanpa mengorbankan kenyamanan delapan orang yang lain. Untuk memastikan Galaxy Buds Live nyaman untuk digunakan, kami melakukan percobaan kepada lebih dari 2.000 subjek,” komentar Tommy Choi, Senior Product Designer Samsung, mengenai panjangnya proses desain Galaxy Buds Live.

Samsung Galaxy Buds Live

Satu fakta yang cukup menarik adalah, Galaxy Buds Live dibuat menggunakan bahan yang 20 persennya merupakan hasil daur ulang. Tujuannya tentu untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah plastik. Meski begitu, Galaxy Buds Live tetap kelihatan mewah berkat finish glossy yang Samsung tambatkan pada tiga pilihan warnanya: Mystic Bronze, Mystic White, dan Mystic Black.

Lebih lanjut, demi semakin memperkuat kesan mewah tersebut, Galaxy Buds Live juga datang bersama charging case yang wujudnya menyerupai kotak perhiasan. Ukurannya yang sangat ringkas menjadikannya sangat mudah diselipkan di dalam kantong. Kendati demikian, total daya tahan baterai yang ditawarkan tetap cukup panjang di angka 21 jam.

Samsung Galaxy Buds Live saat ini sudah bisa dibeli seharga Rp2.599.000. Buat yang masih penasaran dan ingin mempelajarinya lebih lanjut, Samsung masih mengadakan virtual exhibition yang dapat dikunjungi tanpa harus keluar rumah sampai akhir September nanti.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

OnePlus Buds Adalah Alternatif AirPods dengan Harga Separuhnya

Dua tahun lalu, bersamaan dengan peluncuran OnePlus 6, OnePlus memperkenalkan earphone nirkabel pertamanya, Bullets Wireless. Sekarang, bertepatan dengan perilisan OnePlus Nord, OnePlus menyingkap true wireless earphone perdananya, yaitu OnePlus Buds.

Sama seperti Nord, Buds tidak mengincar segmen flagship dengan banderol yang amat tinggi. Juga sama seperti Nord, ia menawarkan keseimbangan yang pas antara harga dan nuansa premium. Memangnya seberapa terjangkau? $79 saja, separuh harga Apple AirPods yang menjadi inspirasi desainnya.

Meski mengadopsi model bertangkai seperti AirPods, sejumlah bagiannya masih menunjukkan estetika ala seri Bullets. Sayangnya Buds tidak dilengkapi eartip silikon, yang semestinya dapat membantu memantapkan posisinya selama berada di dalam telinga, sekaligus membantu menghadirkan isolasi suara secara pasif.

Topik isolasi suara ini penting mengingat Buds tidak dilengkapi fitur active noise cancelling (ANC) sama sekali. Memang sulit mencari ANC di rentang harga ini, tapi seharusnya eartip silikon bisa menjadi solusi murah untuk mengurangi masuknya suara dari luar secara cukup signifikan. Beruntung Buds punya sertifikasi IPX4, yang berarti ia tidak akan dibuat kewalahan oleh cipratan air atau keringat.

Kualitas suaranya sendiri ditunjang oleh driver berdiameter 13,4 mm, dan OnePlus tak lupa menambahkan dukungan Dolby Atmos maupun Dirac Audio sebagai pelengkap. Perihal input, tiga buah mikrofon semestinya memungkinkan Buds untuk menangkap suara penggunanya dengan jelas selagi meminimalkan suara-suara dari sekitarnya.

Buds datang membawa konektivitas Bluetooth 5.0, dan latency-nya diklaim cukup minimal di angka 103 milidetik, sehingga video dan audio pun bisa tetap berjalan secara sinkron. Untuk mengoperasikan Buds, pengguna bisa memanfaatkan panel sentuh yang terdapat di sisi luarnya, yang memiliki motif yang sama seperti seri Bullets Wireless.

Dalam posisi baterai terisi penuh, Buds bisa bertahan hingga 7 jam pemakaian. Kalau dipadukan dengan charging case-nya, total daya tahan baterainya bisa mencapai angka 30 jam, yang berarti case-nya ini dapat mengisi ulang Buds sampai sekitar tiga kali.

Dukungan fast charging tentu sudah tersedia. Menyimpan Buds di dalam case-nya selama 10 menit sudah cukup untuk menenagainya memutar musik sampai sekitar 2 jam. Mengisi ulang charging case-nya pun tidak lama, cuma sekitar 80 menit hingga benar-benar penuh kalau kata OnePlus.

Menimbang semua itu, $79 bisa dikatakan cukup murah, dan OnePlus Buds tentu bisa menjadi tandem yang ideal buat Nord. Lalu bagaimana dengan seri flagship OnePlus? Apakah ke depannya bakal ada OnePlus Buds Pro yang dilengkapi ANC, yang dirilis bersamaan dengan OnePlus 8T dan 8T Pro? Mungkin saja.

Sumber: The Verge.

TWS Sony WF-SP800N Resmi Hadir di Indonesia

Bagi konsumen yang sedang mengincar TWS baru di kelas premium, Sony Indonesia baru saja memulai pemasaran perangkat WF-SP800N yang mereka umumkan pertama kali sekitar dua bulan lalu. Dengan banderol resmi Rp 2,6 juta, ia tentu merupakan alternatif yang lebih terjangkau ketimbang TWS flagship Sony, WF-1000XM3.

Selain lebih murah, WF-SP800N juga diposisikan sebagai pendamping kegiatan berolahraga. Itu dikarenakan ia turut dilengkapi semacam penyangga empuk – bisa dilepas jika perlu dan tersedia dalam dua dimensi yang berbeda – yang akan memantapkan posisinya selagi dipasangkan ke telinga. Desain serupa sebenarnya sudah diterapkan oleh pendahulunya, akan tetapi WF-SP800N jauh lebih unggul soal ketahanan air.

Berbekal sertifikasi IP55, keringat maupun cipratan air sama sekali bukan masalah baginya. Usai melangsungkan sesi olahraga berat, pengguna bahkan bisa mencucinya jika mau. Kebetulan topik sanitasi sedang hangat-hangatnya di tengah pandemi, dan fakta bahwa TWS ini bisa dicuci semestinya dapat menjadi nilai jual ekstra.

Sony WF-SP800N

Perihal konektivitas, Sony mengklaim WF-SP800N tidak kalah dari si flagship. Pasalnya, chip Bluetooth 5.0 dan desain antena yang dipakai memang sama persis, yang terbukti mampu menjamin koneksi tetap stabil dalam bermacam kondisi.

Berhubung target pasar perangkat ini adalah mereka yang rajin berolahraga, mode ambient alias mode transparan tentu hadir sebagai standar. Pengguna bisa memilih untuk mengaktifkannya setiap saat, yang berarti suara di sekitar akan selalu terdengar (cocok untuk kegiatan berlari), atau mengaktifkannya secara manual dengan meletakkan ujung jari di sisi luar earphone. Ya, perangkat ini memang dilengkapi panel sentuh pada sisi luarnya.

Sebaliknya, buat yang benar-benar tidak ingin diganggu, semisal ketika sedang berada di dalam gym, perangkat juga dibekali teknologi noise cancelling. Konsumen tak perlu khawatir baterainya bocor akibat noise cancelling, sebab ia diklaim masih bisa beroperasi selama 9 jam nonstop (13 jam kalau noise cancelling-nya dimatikan).

Charging case-nya sendiri siap mengisi ulang perangkat hingga penuh sebanyak satu kali. Jadi total 18 jam dengan noise cancelling, atau 26 jam tanpa noise cancelling. Quick charging turut tersedia; pengisian selama 10 menit sudah cukup untuk menenagai perangkat selama 1 jam pemakaian tanpa noise cancelling.

Kalau ditanya apa perbedaan utama di antara WF-SP800N dan WF-1000XM3, jawaban termudahnya adalah dukungan format audio Hi-Res, yang rupanya absen pada WF-SP800N. Kalau itu yang Anda cari, maka tidak ada pilihan yang lebih tepat daripada WF-1000XM3. Namun kalau itu bukan perkara penting, WF-SP800N tentunya bisa menjadi alternatif untuk menghemat sekitar Rp 900 ribu.

Konsumen yang tertarik sudah bisa melakukan pre-order Sony WF-SP800N seharga Rp 2.599.000 di official store Sony Indonesia, baik online maupun offline, mulai 14 Juli – 2 Agustus 2020.

RHA TrueConnect 2 Tawarkan Baterai yang Lebih Awet dan Suara yang Lebih Baik dari TWS Sebelumnya

RHA Audio memulai debutnya di segmen TWS hampir dua tahun lalu lewat TrueConnect. Sekarang, mereka telah menyempurnakan alternatif AirPods-nya tersebut. Saya bilang alternatif karena wujudnya memang memanjang dan menggantung seperti AirPods.

Dari segi estetika, sulit membedakan antara perangkat bernama RHA TrueConnect 2 ini dengan pendahulunya, sebab keduanya memang cukup identik, baik unit maupun charging case-nya. Satu-satunya perbedaan fisik yang dibawa justru tidak kelihatan secara kasat mata; TrueConnect 2 kini tak hanya tahan cipratan air dan keringat seperti sebelumnya, tapi juga tahan debu dengan sertifikasi IP55 (sebelumnya IPX5).

TrueConnect 2 memanfaatkan kontrol sentuh, jadi jangan tertipu oleh bulatan bertuliskan “RHA” yang kelihatan seperti tombol yang dapat ditekan itu. Secara keseluruhan, perangkat ini bisa kita anggap sebagai AirPods dengan penampilan yang lebih sleek, meski harus diakui charging case-nya kelihatan sangat bongsor jika dibandingkan dengan charging case milik AirPods.

RHA TrueConnect 2

Namun tentu ada hal positif yang bisa diambil dari charging case berukuran besar itu. Di atas kertas, daya tahan baterai TrueConnect 2 terbilang jempolan, sekaligus meningkat jauh dibanding pendahulunya. Dalam sekali pengisian, ia bisa tahan sampai 9 jam penggunaan, sedangkan charging case-nya dapat menyuplai 35 jam daya ekstra (total 44 jam). Fitur quick charging (10 menit untuk daya pemakaian selama 1 jam) tentu juga tersedia.

Selain lebih irit baterai, TrueConnect 2 juga didesain untuk menghasilkan profil suara yang berbeda meski diameter driver-nya sama-sama 6 mm. Kalau dibandingkan dengan pendahulunya, RHA bilang TrueConnect 2 punya volume yang lebih keras, dan mikrofonnya (sekarang ada dua unit) juga bisa menangkap suara pengguna secara lebih jernih. Terakhir, RHA juga mengaku sudah menyempurnakan kestabilan konektivitas Bluetooth 5.0 pada TrueConnect 2.

RHA saat ini telah memasarkan TrueConnect 2 seharga $150, banderol yang sama persis seperti sebelumnya, dan yang tergolong cukup terjangkau untuk kategori TWS premium. Meski demikian, perlu diingat bahwa perangkat ini sama sekali tidak dibekali active noise cancelling (ANC) dan hanya mengandalkan isolasi suara secara pasif dari eartip silikonnya – yang selalu tersedia dalam berbagai macam ukuran sesuai tradisi RHA.

Sumber: Engadget.

Berkolaborasi dengan Disney, OPPO Luncurkan TWS Enco W11 Disney and Pixar’s Toy Story Edition

OPPO mengumumkan true wireless stereo (TWS) Enco W11 dan kolaborasinya dengan Disney, tepatnya dengan Disney and Pixar. Pixar sendiri merupakan studio animasi komputer Amerika Serikat yang berpusat di Emeryville, California, yang juga dikenal memproduksi film animasi Toy Story.

oppo-luncurkan-tws-enco-w11-disney-and-pixars-toy-story-edition-3

Ini adalah kali ke empat kami berkolaborasi dengan Disney. Tahun sebelumnya kami meluncurkan perangkat Reno2 F Nebula Green Disney Special Edition, A9 2020 Disney Special Bundling dan juga pada awal tahun dengan perangkat Reno2 Year of The Mouse Limited Edition,” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.

Pada kemitraan terdahulu, kami mengangkat tema tahun 2020 sebagai tahun tikus logam, maka dari itu kolaborasi tersebut kami mengambil karakter Mickey Mouse. Kini kami kembali melanjutkan kemitraan dengan mengambil tema besar “Be A Greater You” yang sekaligus menandai 25 tahun perjalanan Disney and Pixar melalui salah satu kisah paling ikonik, Toy Story,” tambah Aryo.

Kolaborasi OPPO Indonesia dengan Disney and Pixar’s Toy Story ini hanya berlaku khusus untuk pasar Indonesia. Dengan menghadirkan perangkat OPPO Enco W11 Disney and Pixar’s Toy Story Edition.

oppo-luncurkan-tws-enco-w11-disney-and-pixars-toy-story-edition-2

Beberapa keunggulan TWS terbaru OPPO ini antara lain memiliki daya tahan baterai selama 20 jam. Dengan perhitungan earbud-nya sanggup bertahan 5 jam dalam sekali charge dan case-nya bisa mengisi daya earbud hingga 15 jam sekali charge. Bila baterai case-nya habis, bisa diisi lewat port USB Type-C.

Jadi nggak perlu khawatir kehabisan daya, karena begitu TWS ini disimpan ke dalam case akan otomatis mengisi daya. Bila baterai earbud benar-benar habis, cukup charging 15 menit akan memberikan waktu satu jam untuk mendengarkan musik.

Enco W11 juga sudah dilengkapi dengan sertifikasi rating IP55 untuk ketahanan terhadap air dan debu. Koneksinya menggunakan Bluetooth versi 5.0 dan mendukung codec AAC/SBC. Proses pairing-nya mudah, saat pertama kali menghubungkan – cari OPPO Enco W11 di pengaturan Bluetooth. Setelah itu, TWS akan otomatis terhubung tiap kali perangkat diambil dari case.

Selain itu, Enco W11 mendukung touch control. Di mana cukup tap untuk play/pause musik yang sedang kita mainkan. Double tap untuk menjawab panggilan telepon, touch dan hold sisi kiri untuk mengurangi volume dan sisi kanan untuk menambah volume suara.

Kemudian double-tap earbud sisi kiri untuk beralih ke lagu sebelumnya dan sisi kanan untuk mengganti ke lagu berikutnya. Serta, triple-tap untuk mengaktifkan voice assistant. Soal kualitas, dengan speaker 8mm titanium-plated dynamic driver maka suaranya seharusnya cukup baik, OPPO bilang Enco W11 punya bass yang powerful.

Hal yang mengejutkan saya adalah harganya, OPPO menjual TWS Enco W11 Disney and Pixar’s Toy Story Edition ini dengan harga Rp599.000. Tak sampai disitu, OPPO memberikan kesempatan kepada konsumen yang melakukan pembelian perangkat A series mulai dari A12, A31, A52 dan A92 untuk mendapatkan Enco W11 Disney and Pixar’s Toy Story Edition secara cuma-cuma.

Setiap pembelian perangkat OPPO A12, A31, A52 dan A92 baik secara daring maupun luring, konsumen dapat mengisi data diri dan IMEI perangkat A-series yang dibeli melalui tautan oppomobile.id. Setiap minggunya, selama periode 10-30 Juni 2020, OPPO akan melakukan pengundian untuk memilih 30 konsumen beruntung yang akan mendapatkan edisi spesial Enco W11 Disney and Pixar’s Toy Story Edition. Selain itu, dalam beberapa pekan mendatang, OPPO juga akan mengumumkan kehadiran kolaborasi edisi terbatas OPPO A92 Disney and Pixar’s Toy Story Special Bundling.

TWS Jabra Elite 75t Diluncurkan, Dibuat untuk Pas di Lubang Kuping

Tren mendengar musik dengan menggunakan perangkat True Wireless Stereo memang meningkat akhir-akhir ini. Hal tersebut juga ditandai dengan munculnya berbagai merek yang menawarkan TWS, baik dari pemain musik mau pun dari vendor IoT. Semua itu bakal memudahkan pengguna untuk mendengarkan musik pada kegiatan apa pun.

Salah satu yang mengeluarkan TWS adalah Jabra. Jabra selama ini dikenal dengan perangkat bluetooth handsfree untuk menerima dan melakukan panggilan suara. Ternyata, selama ini Jabra juga mengeluarkan TWS yang selain bisa untuk menjadi sebuah hands free, bisa juga untuk mendengarkan musik.

Jabra 75T - Launch

Jabra pun mengadakan acara peluncuran yang diadakan pada tanggal 5 Februari 2020 dan bertempat di M Bloc Jakarta. TWS yang diluncurkan kali ini memiliki nama Jabra Elite 75t. Lalu apa keunggulannya?

Jabra mengatakan bahwa masalah dari semua perangkat TWS adalah fit. Bentuk TWS yang pas akan membuat suara tidak akan keluar. Hal ini pun juga sering saya alami pada saat menggunakan TWS, selalu saja perangkatnya sedikit tergeser keluar sehingga suara bas akan menghilang.

Jabra Elite 75t menggunakan earbuds yang pas di telinga serta dapat menutupi keseluruhan lubangnya. Hal tersebut, menurut  Louis Sudarso, Country Sales Manager, Consumer Jabra Indonesia sudah menjadi penelitian dari Jabra yang memiliki pengalaman selama 150 tahun ini. Selain itu, Jabra Elite 75t juga memiliki empat buat microphone sehingga mampu membuat suara lebih jernih saat melakukan panggilan.

Jabra 75T - Buds

Microphone tersebut juga memiliki fungsi sebagai feature voice pass through. Hal ini akan membuat suara di sekitar akan masuk di speaker TWS ini. Hal tersebut tentu akan membuat lebih aware terhadap lingkungan sekitar.

Jabra Elite 75t juga memiliki daya tahan baterai yang lebih lama. Baterai pada earbuds tersebut mampu bertahan sampai 7,5 jam dan bahkan bisa sampai 28 jam dengan melakukan isi ulang melalui casing-nya. Untuk mengisi ulang casing-nya, Jabra Elite 75t menggunakan interface USB-C.

Jabra Elite 75T

Jabra Elite 75t dijual dengan harga Rp. 2,59 juta. Untuk pre-order dapat dilakukan pada toko online Blibli. Perangkat ini tersedia dalam dua pilihan warna, yaitu Gold Beige dan Titanium Black.

 

Memang benar-benar Fit!

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, masalah pada saat pengujian sebuah TWS memang terletak pada kenyamanannya. Sebuah TWS yang tidak pas menutupi kuping, memang akan kehilangan kualitas suaranya, terutama pada sisi bas. Jabra Elite 75t ternyata tidak memiliki masalah ini.

Jabra Elite 75t memang menggunakan karet pada earbuds yang menutupi lubang kuping. Hasilnya, seluruh suara yang dihasilkan oleh driver tidak akan keluar dan masuk ke gendang telinga kita. Hal ini tentu saja tidak akan membuat suaranya menjadi lebih buruk.

Jabra 75T - Experience

Lalu bagaimana dengan kualitas suaranya? Saat mendengarkan musik-musik kesukaan saya, suara yang dihasilkan memang bukan yang terbaik pada kelas harga tersebut. Entah apakah perangkat ini membutuhkan sesi burn-in  yang lebih lama lagi atau hal lainnya, suaranya tidak terlalu jernih.

Bas yang dihasilkan juga kurang “nendang”. Selain itu, suara penyanyi juga terdengar lebih dominan dari musiknya. Sayang memang, waktu yang diberikan tidak terlalu lama sehingga belum bisa mendengarkan beberapa lagu lainnya.

Hal lain yang sering digunakan oleh orang Indonesia saat memakai TWS adalah bermain game. Tentunya, game FPS seperti Call of Duty Mobile saya coba pada saat sesi experience. Dan tepat seperti dugaan saya, TWS yang menggunakan cip dari Qualcomm ini masih memiliki delay. Jadi, TWS ini kurang cocok untuk game-game first person shooter.

Saya berharap Jabra segera mengirimkan TWS ini ke meja pengujian DailySocial. Jadi, saya bisa melakukan pengujian lebih lanjut pada Elite 75t ini.

[Review] Realme Buds Air: Latensi Rendah, Cocok untuk Musik dan Bermain Game

Dewasa ini, perangkat pendengar musik pribadi memang sudah umum dimiliki. Dari yang memiliki kabel sampai yang benar-benar tanpa kabel. Tren seperti ini juga dibarengi dengan kemudahan voice command dari sebuah smartphone yang mudah untuk mencari informasi tanpa mengetik. Dan hal tersebut saat ini masuk dalam kategori AIoT (AI dan IoT) di mana seseorang bisa mengakses musik dan memerintah perangkat dengan satu perangkat lainnya.

Melihat perangkat seperti ini bakal menjadi tren, tentu saja para vendor berlomba-lomba untuk mengeluarkan perangkat tersebut. Salah satunya adalah realme yang selama ini dikenal dengan perangkat smartphone terjangkaunya. Realme baru-baru ini mengeluarkan perangkat yang dinamakan Buds Air, sebuah earphone True Wireless Stereo (TWS).

Realme Buds Air - Earbuds

Masalah utama dalam sebuah perangkat TWS adalah delay yang terjadi sehingga tidak cocok digunakan dalam bermain game. Saat kita menembak dalam sebuah game, suara yang dihasilkan baru terdengar sekitar satu detik kemudian. Hal ini tentu mengesalkan pada saat kita ingin mendengar suara langkah musuh dengan tepat.

Realme pun menjanjikan bahwa hal tersebut sudah tidak akan bermasalah pada Buds Air. Dengan Gaming Mode, membuat latensi suara menjadi lebih kecil sehingga terasa tidak ada lag. Hal tersebut terjadi berkat cip yang dimiliki oleh realme yang bernama R1.

Realme Buds Air - Shell

Spesifikasi dari realme Buds Air adalah sebagai berikut

Bobot 4,2 gram per earbuds, 42,3 gram case
Chipset R1 Headphone Chip
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀12 mm dynamic
Dimensi 51,3 x 45,3 x 25,3 mm (case)
Kapasitas Baterai 400 mah (case)

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme Buds Air

Realme Buds Air - Kabel USB-C

Desain

Well, terus terang saja, model  yang dianut oleh realme pertama kali dipopulerkan oleh Apple. Sisi buruknya, Buds Air akan selamanya dicap menjadi “tiruan” Apple Airpods. Sisi baiknya? Pengguna akan mudah menemukan aksesoris murah yang kompatibel dengan realme Buds Air.

Bahan dari realme Buds Air memang cukup kokoh. Walaupun terbuat dari plastik polikarbonat, tidak membuat case dan buds nya terasa ringkih seperti beberapa TWS yang banyak dijual di Indonesia.

Realme Buds Air - Button

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang sayangnya tidak bisa diubah fungsinya. Ada beberapa fungsi yang bisa dilakukan pada sensor sentuh ini. Salah satunya adalah gaming mode yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol sentuh selama 3 detik sampai berbunyi suara mobil.

Pada charging case-nya sendiri, terdapat baterai yang cukup besar yang bisa mengisi baterai pada earbuds-nya secara cepat. Pada bagian belakangnya terdapat konektor untuk melakukan wireless charging. Di sisi depannya, terdapat sebuah tombol pairing yang cukup mudah untuk menyambungkan pada perangkat bluetooth lainnya. Charging case ini sendiri menggunakan USB-C untuk diisi baterainya.

Realme Buds Air - USB-C

Satu hal yang disayangkan adalah TWS ini tidak memiliki aplikasi untuk mengontrol fungsi serta menampilkan status baterai. Hal ini juga berarti bahwa tidak ada ruang perbaikan mau pun penambahan fungsi karena tidak ada fasilitas pembaruan firmware.

Pengalaman Menggunakan

Lagi-lagi, saya tidak akan bosan mengingatkan bahwa model TWS seperti ini tidak cocok untuk semua orang. Saya sendiri merupakan salah satu orang yang kupingnya tidak pas, karena setelah menaruh di kuping, earbuds nya sendiri akan sedikit bergeser keluar, sehingga suaranya tidak akan sepenuhnya masuk ke lubang kuping.

Hal ini tentu saja berimbas pada suara bas yang dikeluarkan. Realme sendiri menjanjikan pengalaman bas yang cukup berdentum. Hal tersebut memang tidak salah, asalkan suara terisolasi masuk semua ke lubang kuping. Hal tersebut membutuhkan sedikit modifikasi agar menjaga posisi earbuds pada saat terpasang di kuping.

Realme Buds Air - Sensor

Pengujian kali ini saya menggunakan file-file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Walaupun belum merupakan lossless compression, namun suaranya sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC.

Jika realme Buds Air ada pada posisi yang “seharusnya”, Anda bisa mendengarkan sebuah pengalaman audio yang cukup baik. Bass dengan dentuman yang baik bisa terdengar dengan baik. Kanal mid dan high juga terdengar dengan jelas namun suaranya tidak menusuk. Suara yang dihasilkan juga cukup jelas dan crisp.

Akan tetapi, suara bass tersebut akan berkurang dan bahkan nyaris tidak terdengar pada saat Buds Air meleset keluar yang membuat suara dari luar masuk. Dengan tidak ada isolasi suara, menaikkan volume saja tidak akan menolong. Jadi, bagi Anda yang kupingnya tidak pas dengan realme Buds Air, bisa melakukan modifikasi atau membeli earcase tambahan.

Saya juga mencoba bermain game dengan menggunakan realme Buds Air. Tentunya hal ini untuk mencoba seberapa baik Game Mode yang ada untuk mengurangi latensi. Pada saat bermain game FPS, saya masih merasakan adanya delay pada suara yang dikeluarkan oleh Buds Air. Hal ini diperparah pada saat bermain game pada perangkat Android seperti LifeAfter, di mana delay suaranya masih bisa dirasakan.

realme Buds Air - wireless charging

Deteksi sensor yang ada pada Buds Air juga sering kali terlambat. Seperti pada saat earbud diambil dari kuping, musik akan menjadi pause dalam sekitar 1-2 detik. Padahal pada beberapa produk saingan, musik akan berhenti dalam waktu kurang dari 1 detik. Kadang malah musik tidak berhenti sama sekali pada saat kita meletakkan kedua earbuds di meja, walau posisi sensor mengarah ke atas. Hal ini tentu akan membuat baterai menjadi boros.

Saya dapat menggunakan perangkat ini dalam waktu sekitar 3 jam lebih, dari 100% sampai mati. Hal ini tentu saja bisa diperpanjang dengan melakukan pengisian baterai pada case-nya. Realme menjanjikan pengalaman sampai 17 jam sampai baterai pada case-nya habis.

Pengisian baterai pada case-nya juga cukup baik dan memiliki alternatif. Saya berhasil melakukan isi ulang dengan menggunakan power bank yang memiliki fungsi wireless charging. Hal ini tentu saja membuat kompatibilitas realme Buds Air terhadap perangkat wireless charging lebih luas.

Verdict

Untuk masuk dalam pasar audio yang sudah banyak didominasi oleh para pemain lama, tentu saja kualitas suara harus baik. Dengan model TWS yang lagi menjadi tren, kualitas suara memang harus paling maksimal. Hal tersebut pun dapat dirasakan pada produk realme Buds Air yang selama ini hanya bermain pada pasar smartphone.

Suara yang dihasilkan oleh realme Buds Air memang bisa dibilang baik. Suara bass yang baik diikuti dengan semua kanal yang ada. Suaranya pun juga cukup clear untuk sebuah TWS. Namun tentu saja, semua akan berlaku apabila penempatan earbuds-nya benar dan tidak bergeser keluar sehingga ada celah untuk suara dari luar masuk.

Pada beberapa game, TWS ini memang bisa disamakan dengan earphone kabel yang tidak memiliki latensi tinggi. Namun, pengalaman saya menunjukkan beberapa game di smartphone tidak sinkron antara gerakan dan suara. Hal ini tentu masih menjadi PR dari realme.

Realme menjual TWS Buds Air dengan harga (bocoran) Rp. 899.000. Harga tersebut tentu saja cukup terjangkau untuk TWS dengan model seperti ini dan memiliki suara yang bisa dibilang “benar”. Suaranya pun juga lebih baik dari Buds Wireless yang sebelumnya diluncurkan oleh realme.

Jadi, tertarik untuk membelinya?

Sparks

  • Daya tahan baterai cukup baik
  • Suara cukup bagus
  • Touch Button
  • Mode Game
  • Ringan
  • Mendukung wireless charging dengan baik

Slacks

  • Masih ada delay yang cukup terasa pada beberapa game
  • Tidak ada kendali volume pada earbud
  • Tidak ada aplikasi

 

Realme Perkenalkan True Wireless Stereo Pertamanya, Buds Air: Bakal Ramaikan Pasar AIoT di Indonesia

Selama ini, realme dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai merek smartphone yang memiliki harga terjangkau. Akan tetapi, ternyata realme memiliki rencana berbeda, di mana mereka ingin memasarkan perangkat selain smartphone. Realme pun berencana untuk mengeluarkan perangkat AIoT (AI dan IoT) dan menjualnya di pasar Indonesia.

realme Buds Air - Palson Yi

Perangkat AIoT yang bakal dijual oleh realme di Indonesia dimulai dari audio. Realme berencana untuk meluncurkan sebuah earphone True Wireless Stereo pertama mereka yang pada tanggal 7 Januari 2020 diluncurkan di Tiongkok. Nama dari TWS tersebut adalah realme Buds Air.

Dailysocial pun diundang pada acara yang diadakan pada Brizola Resto pada tanggal 6 Januari 2020 yang lalu. Realme memang menunjukkan keseriusannya untuk memasukkan perangkat AIoT ke Indonesia. Dan realme Buds Air menjadi yang pertama. Buds Air dianggap sebagai IoT karena kemampuannya mengendalikan Google Assistant pada perangkat smartphone sehingga bisa mendapatkan informasi dan menjalankan aplikasi via suara.

realme Buds Air

Fitur yang ada pada realme Buds Air adalah super low latency. Dengan fitur ini, pengguna bisa memakai Buds Air untuk bermain game karena suaranya tidak akan telat. Biasanya TWS akan memiliki delay yang cukup tinggi sehingga adegan pada game dan suara selalu tidak sinkron.

Realme Buds Air dilengkapi dengan teknologi dual mikrofon ENC (Environment Noise Cancelling) untuk membuat suara akan tetap jelas terdengar bahkan di lingkungan yang bising selama panggilan. Untuk mengisi daya realme Buds Air, case-nya dapat mengisi dengan wireless charging pad 10W atau melalui pengisi daya USB-C.

realme Buds Air - wireless charging

Realme Buds Air menggunakan driver suara 12 mm yang cukup besar. Hal ini membuatnya memiliki suara yang cukup baik pada kanal low, mid, dan high. Selain itu, TWS ini juga menggunakan tempat yang cukup ringkas dan ringan. Realme Buds Air hadir dalam tiga warna, yaitu kuning, hitam dan putih. Rencananya TWS ini akan diluncurkan pada tanggal 15 Januari 2020.

realme Buds Air - Wireless Charging Pad

Dailysocial juga memiliki rencana untuk menghadirkan review dari realme Buds Air. Oleh karena itu, tunggu saja kehadiran artikelnya.