TWS Sony WF-SP800N Resmi Hadir di Indonesia

Bagi konsumen yang sedang mengincar TWS baru di kelas premium, Sony Indonesia baru saja memulai pemasaran perangkat WF-SP800N yang mereka umumkan pertama kali sekitar dua bulan lalu. Dengan banderol resmi Rp 2,6 juta, ia tentu merupakan alternatif yang lebih terjangkau ketimbang TWS flagship Sony, WF-1000XM3.

Selain lebih murah, WF-SP800N juga diposisikan sebagai pendamping kegiatan berolahraga. Itu dikarenakan ia turut dilengkapi semacam penyangga empuk – bisa dilepas jika perlu dan tersedia dalam dua dimensi yang berbeda – yang akan memantapkan posisinya selagi dipasangkan ke telinga. Desain serupa sebenarnya sudah diterapkan oleh pendahulunya, akan tetapi WF-SP800N jauh lebih unggul soal ketahanan air.

Berbekal sertifikasi IP55, keringat maupun cipratan air sama sekali bukan masalah baginya. Usai melangsungkan sesi olahraga berat, pengguna bahkan bisa mencucinya jika mau. Kebetulan topik sanitasi sedang hangat-hangatnya di tengah pandemi, dan fakta bahwa TWS ini bisa dicuci semestinya dapat menjadi nilai jual ekstra.

Sony WF-SP800N

Perihal konektivitas, Sony mengklaim WF-SP800N tidak kalah dari si flagship. Pasalnya, chip Bluetooth 5.0 dan desain antena yang dipakai memang sama persis, yang terbukti mampu menjamin koneksi tetap stabil dalam bermacam kondisi.

Berhubung target pasar perangkat ini adalah mereka yang rajin berolahraga, mode ambient alias mode transparan tentu hadir sebagai standar. Pengguna bisa memilih untuk mengaktifkannya setiap saat, yang berarti suara di sekitar akan selalu terdengar (cocok untuk kegiatan berlari), atau mengaktifkannya secara manual dengan meletakkan ujung jari di sisi luar earphone. Ya, perangkat ini memang dilengkapi panel sentuh pada sisi luarnya.

Sebaliknya, buat yang benar-benar tidak ingin diganggu, semisal ketika sedang berada di dalam gym, perangkat juga dibekali teknologi noise cancelling. Konsumen tak perlu khawatir baterainya bocor akibat noise cancelling, sebab ia diklaim masih bisa beroperasi selama 9 jam nonstop (13 jam kalau noise cancelling-nya dimatikan).

Charging case-nya sendiri siap mengisi ulang perangkat hingga penuh sebanyak satu kali. Jadi total 18 jam dengan noise cancelling, atau 26 jam tanpa noise cancelling. Quick charging turut tersedia; pengisian selama 10 menit sudah cukup untuk menenagai perangkat selama 1 jam pemakaian tanpa noise cancelling.

Kalau ditanya apa perbedaan utama di antara WF-SP800N dan WF-1000XM3, jawaban termudahnya adalah dukungan format audio Hi-Res, yang rupanya absen pada WF-SP800N. Kalau itu yang Anda cari, maka tidak ada pilihan yang lebih tepat daripada WF-1000XM3. Namun kalau itu bukan perkara penting, WF-SP800N tentunya bisa menjadi alternatif untuk menghemat sekitar Rp 900 ribu.

Konsumen yang tertarik sudah bisa melakukan pre-order Sony WF-SP800N seharga Rp 2.599.000 di official store Sony Indonesia, baik online maupun offline, mulai 14 Juli – 2 Agustus 2020.

Lewat Sony WF-1000XM3, Sony Bawa Kepiawaian Noise Cancelling-nya ke Ranah True Wireless Earphone

Bicara soal teknologi noise cancelling, banyak reviewer dan konsumen yang percaya Bose masih merupakan rajanya. Namun belakangan pabrikan lain mulai mengejar, salah satunya Sony, yang tahun lalu sempat menuai banyak pujian dari reviewer berkat headphone noise cancelling-nya, WH-1000XM3.

Sekarang, Sony mencoba menghadirkan teknologi yang sama ke segmen true wireless earphone. Perangkat terbarunya, Sony WF-1000XM3, datang membawa chip noise cancelling QN1e yang diklaim mampu memblokir lebih banyak suara di hampir semua frekuensi, tapi di saat yang sama tidak terlalu menguras banyak energi.

Sony WF-1000XM3

Chip ini juga mencakup sebuah DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier dengan kapabilitas pengolahan audio beresolusi 24-bit. Juga sangat besar pengaruhnya adalah penggunaan chip Bluetooth 5.0, yang tak hanya menjanjikan koneksi yang lebih stabil, tapi juga memungkinkan transmisi suara ke earpiece kiri dan kanan secara simultan.

Ini sangat berbeda dari true wireless earphone generasi sebelumnya, di mana yang tersambung ke smartphone hanyalah earpiece kirinya, sebelum akhirnya sinyalnya diteruskan ke earpiece kanan. Cara kerja seperti ini sering kali berujung pada koneksi yang mudah putus.

Sony WF-1000XM3

WF-1000XM3 mengandalkan dynamic driver berdiameter 6,1 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 6 jam pemakaian (8 jam kalau tanpa noise cancelling), sedangkan charging case-nya sendiri siap menyuplai hingga 18 jam daya tahan ekstra.

Fitur fast charging turut tersedia; cukup selipkan perangkat ke dalam charging case-nya selama 10 menit, maka ia siap digunakan selama 90 menit ke depan. Fitur pendukung lainnya mencakup Quick Attention, di mana pengguna dapat menempelkan jarinya ke earpiece sebelah kiri untuk seketika itu juga menurunkan volume dan membiarkan suara dari luar masuk.

Ini berarti WF-1000XM3 mengemas sensor kapasitif pada permukaan earpiece-nya, sehingga pengguna bisa memanfaatkan gesture sentuh untuk mengoperasikannya, termasuk halnya memanggil Google Assistant di ponsel. Tidak ketinggalan juga adalah fitur Wearing Detection, yang akan menghentikan jalannya musik secara otomatis ketika pengguna melepas salah satu earpiece, kemudian memutarnya kembali saat earpiece sudah dipasang lagi.

Sony WF-1000XM3

Semua ini dikemas dalam desain yang cukup elegan, berbentuk seperti kapsul dengan pilihan warna hitam atau putih. Sony pun tidak lupa akan aspek kenyamanan; tepat di belakang eartip terdapat tonjolan berlapis karet yang akan membantu mencegah perangkat mudah terlepas dari telinga.

Sony berencana memasarkan WF-1000XM3 mulai bulan Agustus mendatang seharga $230. Cukup mahal untuk ukuran true wireless earphone, bahkan sedikit lebih mahal ketimbang AirPods generasi terbaru.

Sumber: Engadget dan Sony.

Audio-Technica Luncurkan Dua Headphone dan Satu Earphone Noise Cancelling

Sejauh ini setidaknya sudah ada dua brand yang menjadi pihak dominan di segmen headphone noise cancelling, yaitu Sony dan Bose. Sekarang, giliran Audio-Technica yang mencoba mengusik dominasi keduanya lewat dua headphone dan satu earphone noise cancelling yang mereka perkenalkan di ajang CES 2019.

Headphone yang pertama adalah model flagship ATH-ANC900BT. Desainnya minimalis dan mengarah ke elegan, cocok buat para pebisnis yang rutin bepergian via jalur udara. Di balik wujud simpelnya, bernaung driver 40 mm yang mendukung codec aptX maupun AAC, sedangkan konektivitasnya sudah mengandalkan Bluetooth 5.0.

Audio-Technica ATH-ANC900BT

Penggunaan Bluetooth 5.0 memungkinkan daya tahan baterainya untuk mencapai angka 35 jam dalam satu kali pengisian, dan ini dalam posisi wireless beserta noise cancelling aktif. Noise cancelling-nya sendiri tersedia dalam tiga mode yang berbeda, namun pengguna juga bisa mengatur intensitasnya secara manual melalui aplikasi pendamping di ponsel.

Pengoperasiannya mengandalkan kontrol sentuh pada sisi luar earcup. Pengguna juga dapat menutup earcup sebelah kiri dengan telapak tangannya selama dua detik untuk mengaktifkan mode ambient, sehingga mereka dapat mendengar suara dari sekitarnya tanpa perlu melepas headphone.

Audio-Technica ATH-ANC500BT

Headphone yang kedua adalah ATH-ANC500BT. Penampilannya sepintas mirip, akan tetapi ini disiapkan sebagai model entry level. Perbedaan paling utamanya adalah absennya dukungan codec aptX maupun AAC, serta konektivitas Bluetooth 4.2. Otomatis baterainya tidak seawet kakaknya, cuma bisa bertahan selama 20 jam dalam satu kali charge.

Audio-Technica tidak banyak bicara mengenai kinerja noise cancelling-nya, tapi saya menduga pasti lebih inferior ketimbang ANC900BT tadi. Terlepas dari itu, headphone ini masih cocok dibawa bepergian berkat kemampuannya untuk dilipat rata, lagi-lagi sama seperti kakaknya.

Audio-Technica ATH-ANC100BT

Terakhir, ada earphone ATH-ANC100BT bagi yang kurang suka dengan model over-ear. Tubuh ringkasnya mengemas driver 12 mm, sedangkan daya tahan baterainya diklaim mencapai angka 12 jam.

Sayangnya, berhubung ia juga dikategorikan sebagai entry level, tidak ada dukungan codec aptX maupun AAC, dan lagi-lagi konektivitas yang digunakan masih Bluetooth 4.2.

Ketiga perangkat ini bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang. Harganya adalah sebagai berikut:

  • Audio-Technica ATH-ANC900BT $300
  • Audio-Technica ATH-ANC500BT $100
  • Audio-Technica ATH-ANC100BT $100

Sumber: Audio-Technica.

 

Plantronics BackBeat Fit 3100 Adalah True Wireless Earphone-nya Para Pencinta Olahraga

Tidak semua true wireless earphone diciptakan sama. Bagi Plantronics, yang menjadi prioritas adalah peran perangkat sebagai teman olahraga. Berangkat dari filosofi tersebut, lahirlah Plantronics BackBeat Fit 3100, atau yang bisa disebut sebagai AirPods-nya para pencinta olahraga.

Berbekal earhook yang fleksibel, BackBeat Fit 3100 dirancang supaya bisa tetap terpasang dengan baik di telinga, tidak peduli seaktif apa penggunanya bergerak. Guyuran hujan maupun keringat sama sekali bukan masalah baginya, mengingat ia masuk ke kategori sport earphone dan telah mengantongi sertifikasi IP57.

Plantronics BackBeat Fit 3100

Juga unik adalah fitur Always Aware, yang diklaim mampu memblokir suara luar secara selektif. Jadi suara-suara yang dianggap penting seperti klakson kendaraan atau gonggongan anjing akan tetap terdengar meski musik tengah diputar, sedangkan sisanya yang kurang penting akan diblokir sebisa mungkin.

Dalam satu kali pengisian, BackBeat Fit 300 bisa beroperasi sampai lima jam pemakaian, dan charging case-nya bisa menyuplai 10 jam daya ekstra. Fitur fast charging pun turut tersedia; charging selama 15 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama 1 jam.

Plantronics BackBeat Fit 2100 / Plantronics
Plantronics BackBeat Fit 2100 / Plantronics

Anda kurang suka true wireless earphone atas alasan tertentu? Jangan khawatir, Plantronics sudah menyiapkan alternatifnya, yaitu BackBeat Fit 2100. Perangkat ini juga menawarkan fitur Always Aware yang sama, akan tetapi desainnya mengadopsi gaya neckband yang fleksibel. Daya tahan baterainya sedikit lebih awet di angka 7 jam.

Plantronics BackBeat Fit 350 / Plantronics
Plantronics BackBeat Fit 350 / Plantronics

Neckband juga bukan selera Anda? Ada BackBeat Fit 350 yang menganut desain earphone wireless tradisional dengan seuntai kabel yang menghubungkan kedua earpiece. Ia tak dilengkapi fitur Always Aware, akan tetapi fisiknya masih tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5, dan baterainya bisa bertahan sampai 6 jam dalam satu kali pengisian.

Plantronics BackBeat Go 410 / Plantronics
Plantronics BackBeat Go 410 / Plantronics

Di luar kategori sport, ada BackBeat Go 410 yang menekankan fitur active noise cancelling (ANC). Di dalam masing-masing earpiece-nya tertanam driver 10 mm, dan sama seperti BackBeat Fit 3100 maupun 2100, ia sudah menggunakan konektivitas Bluetooth 5.0. Baterainya sendiri bisa bertahan sampai 8 jam (12 jam tanpa ANC) dalam satu kali charge.

Plantronics BackBeat Go 810 / Plantronics
Plantronics BackBeat Go 810 / Plantronics

Terakhir, ada BackBeat Go 810 yang juga menawarkan fitur ANC, tapi dalam wujud headphone dengan earcup berukuran besar (over-ear). Performanya ditunjang oleh driver 40 mm dan Bluetooth 5.0, sedangkan baterainya diklaim dapat bertahan hingga 22 jam (28 jam tanpa ANC).

Kelima earphone dan headphone wireless ini sekarang sudah dipasarkan. Harganya di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:

Sumber: SlashGear dan Plantronics.

Pakai Konektor Lightning, Earphone Ini Suguhkan Noise Cancelling Tanpa Perlu Di-charge

Kalau belum mencoba, Anda mungkin tidak tertarik dengan headphone atau earphone berteknologi noise cancelling. Namun sekali mencoba, dijamin Anda akan langsung kepincut dan tidak bisa melupakannya.

Akan tetapi yang kerap menjadi masalah, headphone noise cancelling harus diganti atau diisi ulang baterainya waktu demi waktu, bahkan termasuk yang menggunakan kabel sekalipun. Belum lagi harganya yang mahal juga menjadi alasan lain mengapa konsumen lebih memilih headphone biasa.

Hal ini tidak berlaku buat Thunder. Thunder merupakan earphone noise cancelling yang cukup istimewa. Pasalnya, ia sama sekali tidak perlu Anda ganti atau isi ulang baterainya. Kok bisa? Well, ia tidak menggunakan konektor 3,5 mm seperti biasanya, melainkan konektor Lightning milik perangkat iOS.

Hal ini berarti iPhone atau iPad penggunalah yang menjadi penyuplai daya untuk Thunder. Pun demikian, pengembang Thunder memastikan konsumsi dayanya tidak lebih dari 0,9 persen per jam dengan posisi noise cancelling menyala.

Penggunaan konektor Lightning juga berperan terhadap kualitas suaranya. Hal ini disebabkan sinyal yang diteruskan dari iPhone atau iPad masih berupa sinyal digital, dan chip khusus milik Thunder kemudian akan mengambil alih tugas untuk mengolahnya menjadi sinyal analog yang bisa didengar oleh telinga pengguna.

Thunder dilengkapi dua remote; satu untuk volume, satu lagi untuk mengaktifkan noise cancelling atau Aware Mode / BeSound
Thunder dilengkapi dua remote; satu untuk volume, satu lagi untuk mengaktifkan noise cancelling atau Aware Mode / BeSound

Seberapa efektif teknologi noise cancelling yang diusung Thunder? Menurut pengembangnya, Thunder siap meredam suara luar antara 22 – 43 desibel di frekuensi 100 – 3.000 Hz. Di saat yang sama, Thunder turut mengemas fitur bernama Aware Mode yang memungkinkan pengguna untuk menikmati musik sekaligus mendengar suara-suara di sekitarnya. Fitur ini bisa diaktifkan dengan satu sentuhan pada remote milik Thunder.

Tentunya alasan lain yang membuat Thunder terdengar menarik adalah rumor bahwa iPhone 7 bakal hadir tanpa jack audio 3,5 mm. Seandainya benar, headphone atau earphone berkonektor Lightning seperti Thunder ini pasti akan menjadi alternatif pilihan di samping yang berteknologi wireless, apalagi didukung oleh teknologi noise cancelling.

Buat yang tertarik, Thunder saat ini ditawarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo seharga $149, separuh dari harga retail-nya. Pilihan warna yang tersedia adalah silver dan hitam, sama-sama dengan aksen krom.