Sony Luncurkan WF-1000XM4 di Indonesia, TWS Premium dengan Noise Cancelling dan Berfitur Melimpah

True wireless earbuds atau biasa disingkat TWS merupakan perangkat yang wajib dimiliki oleh pengguna smartphone. Karena menurut saya, pertama penggunaannya praktis dan kedua sangat fungsional ideal digunakan untuk segala aktivitas.

Selain untuk menikmati musik, saya biasanya mengenakan TWS untuk mendengarkan podcast. Buat saya, hal ini sebuah terobosan karena memungkinkan saya tetap dapat belajar atau memperbarui informasi di tengah kesibukan bekerja.

Bicara soal TWS, ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan rentang harga bervariasi, Anda bisa memilih sesuai budget. Namun bila yang Anda butuhkan adalah TWS premium dengan noise cancelling terdepan dalam industri, TWS terbaru Sony mungkin yang Anda cari.

Ya, hari ini Sony telah meluncurkan perangkat TWS terbarunya WF-1000XM4 di Indonesia. Headphone nirkabel dengan noise cancelling yang lebih kuat ini dibanderol dengan harga Rp3.999.000.

Tersedia di Tanah Air pada bulan Agustus 2021 dalam opsi warna hitam dan silver, pemesanan secara pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 1 hingga 25 Juli 2021 di seluruh Sony Authorized Dealer baik online maupun offline. Konsumen akan mendapatkan special bundling berupa pengisi daya nirkabel jika melakukan pembelian dalam masa pre-order.

Headphone selalu menjadi sahabat yang setia dalam menemani kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, bepergian, bersantai dan masih banyak lagi. Ditambah lagi, di masa pandemi yang menerapkan work from home, masyarakat sering melakukan meeting seharian secara virtual. Untuk menunjang kegiatan masyarakat, Sony menghadirkan headphone WF-1000XM4 dengan noise cancelling terdepan di industri,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Headphone WF-1000XM4 didukung dengan Integrated Processor V1, mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda, desain baru pada unit driver 6mm, mode Automatic Wind Noise Reduction, serta peningkatan kualitas pada fitur-fitur lainnya, sehingga cocok digunakan saat work from home. Headphone WF-1000XM4 diharapkan dapat menjadi sahabat setia yang selalu menemani pengguna dalam menjalani hari-hari yang produktif,” tambahnya.

Dibanding pendahulunya, WF-1000XM4 telah didesain ulang dan 10% lebih kecil tanpa mengorbankan kualitas suara atau masa pakai baterai. Bobotnya juga lebih ringan dengan tempat pengisi daya berukuran 40% lebih kecil.

Bodi earbud-nya dilengkapi sertifikasi IPX4, untuk ketahanan terhadap percikan air dan keringat. Serta, memiliki fitur pengaturan kontrol sentuh yang intuitif untuk mengontrol dengan cepat seperti mengaktifkan noise cancellation, ambient sound, mode quick attention atau sekadar melewati, menjeda, dan memutar lagu.

Untuk ketahanan baterainya, WF-1000XM4 dapat digunakan seharian selama 24 jam yang terdiri dari 8 jam dari headphone dan tambahan 16 jam lagi dari tempat pengisian daya. Bila TWS kehabisan baterai, berkat fitur pengisian daya cepat, cukup mengisi 5 menit  dapat memberikan waktu putar musik hingga 60 menit.

Saat tempat pengisian daya turun di bawah 30%, aplikasi Sony Headphones Connect di smartphone akan mengingatkan pengguna untuk mengisi ulang. Karena didukung teknologi pengisian daya nirkabel Qi, kita dapat mengisi daya headphone dan tempat pengisian daya menggunakan fitur berbagi baterai dengan smartphone berteknologi Qi.

Kunci utama TWS WF-1000XM4 ialah Integrated Processor V1 dengan desain baru yang meningkatkan kemampuan noise cancellation secara signifikan, chip baru ini mengintegrasikan prosesor ANC dan SoC Bluetooth. Memiliki sirkuit konversi Digital ke Analog baru, amplifier, dan DSEE Extreme (Digital Sound Enhancement Engine) yang meningkatkan kualitas berkas musik digital yang terkompresi secara real time dan menggunakan Edge-AI untuk mereproduksi frekuensi yang hilang.

Lebih lanjut, WF-1000XM4 didukung dengan mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda. Unit driver 6mm punya desain baru dengan peningkatan 20% pada volume magnet. Peningkatan volume magnet dan diafragma yang sesuai akan memberikan peningkatan kinerja dalam frekuensi rendah.

WF-1000XM4 juga sudah dilengkapi LDAC, teknologi coding audio Sony. LDAC mengirimkan data tiga kali lebih banyak (pada kecepatan transfer maksimum 990 kbps) dari audio Bluetooth konvensional, sehingga memungkinkan pengguna menikmati konten Audio Resolusi Tinggi semirip mungkin dengan headphone kabel.

Meski noise cancelling merupakan fitur yang sangat inovatif, tetapi pada praktiknya pengguna harus memanfaatkannya secara bijak. Oleh sebab itu, Sony telah menyematkan serangkaian fitur cerdas untuk kenyamanan dan sekaligus keamanan.

Mulai dari Speak-to-Chat yang memungkinkan pengguna melakukan percakapan singkat tanpa melepas earbud. Berkat Precise Voice Pickup Technology, pengguna WF-1000XM4 dipastikan mendapatkan pengalaman panggilan hands-free lebih baik.

Kemudian ada mode ‘Quick Attention’ yang memungkinkan pengguna untuk mendengarkan pengumuman atau berbicara singkat. Pengguna dapat mengaktifkan mode ini dengan meletakkan jari di atas earbud kiri untuk langsung menurunkan volume dan membiarkan suara sekitar masuk.

Lalu, ada Adaptive Sound Control yang mendeteksi keberadaan dan aktivitas pengguna. Misalnya bepergian, berjalan atau menunggu, lalu menyesuaikan pengaturan suara sekitar untuk pengalaman mendengarkan yang ideal.

Selain itu, WF-1000XM4 mendukung fitur Fast Pair baru dari Google. Dalam satu ketukan, WF-1000XM4 memungkinkan koneksi Bluetooth yang cepat dengan perangkat Android dan memungkinkan menemukan lokasi TWS. Bagi pengguna laptop, WF-1000XM4 juga dilengkapi dengan Microsoft Swift Pair yang memudahkan untuk terhubung dengan perangkat Windows 10.

[Review] 1MORE Dual Driver ANC Pro: Suara Bagus dengan ANC melalui Bluetooth dan Kabel

Mendengarkan musik sambil berolah raga maupun bekerja mungkin sudah menjadi kebiasaan setiap orang saat ini. Apalagi saat sedang melakukan perjalanan ke kantor cukup membosankan sehingga hiburan seperti musik cukup dibutuhkan. Namun mencari sebuah in-ear monitor (IEM) yang nyaman memang tidak mudah, apalagi memiliki Active Noise Cancelling. Nah, produsen asal Tiongkok yang benama 1More sepertinya memiliki solusinya saat ini.

1More sendiri didirikan oleh tiga orang mantan orang besar di Foxconn. Nama besar Xiaomi disebut sebagai salah satu investor dari 1More. 1More memiliki tujuan untuk mengubah persepsi bahwa produk buatan Tiongkok itu murah dan berkualitas rendah.

1More Dual Driver ANC Pro

Saat ini, saya kedatangan sebuah wireless earphone dengan nama 1More Dual Driver ANC Pro. Wireless earphone ini sendiri menggunakan model neckband dan bisa menggunakan dua buah koneksi, yaitu bluetooth dan kabel serta memiliki earpiece dengan model in ear. IEM ini juga memiliki dua buah speaker pada setiap earpiece yang akan memisahkan antara kanal low dengan mid dan high.

1More Dual Driver ANC Pro memiliki spesifikasi sebagai berikut

Berat 44.6 gram
Impendansi 32 Ω
Versi Bluetooth / Codec 5.0 / SBC, AAC, LDAC
Ukuran Driver ø13.6mm
Rating IPX5
Kapasitas Baterai 160 mAh

Kata Pro pada nama IEM ini menandakan adanya dukungan LDAC dan sertifikasi audio resolusi tinggi. LDAC dari Sony sendiri mampu mentransfer data musik hingga 990 Kbps, sehingga kualitas lagu yang didengar (seharusnya) akan lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan SBC atau AAC. Untuk non Pro sendiri sepertinya tidak dijual di Indonesia oleh EraSpace.

Unboxing

Inilah isi dari paket penjualan 1More Dual Driver ANC Pro

1More Dual Driver ANC Pro - Unbox

Desain

1More Dual Driver ANC Pro menggunakan bahan berjenis karet pada kabelnya dan neckband-nya. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet kalungnya sendiri juga lentur dan lembut serta tahan terhadap kerusakan akibat terkena keringat.

1More Dual Driver ANC Pro - Tombol

Panel kontrol yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro ada pada sisi sebelah kiri. Pada panel tersebut di sisi sebelah dalam terdapat beberapa tombol seperti volume naik dan turun, Play/Pause, dan microphone. Di sisi atasnya bisa ditemukan power dan dua tombol ANC. Pada panel yang sama juga bisa ditemukan port USB-C yang tertutup oleh cover yang terbuat dari plastik polikarbonat.

Pada bagian belakang kedua earpiece terdapat magnet yang dapat menarik cukup kuat. Pada saat kedua earpiece tertempel, akan membuat musik yang sedang dimainkan akan terhenti serta memutuskan hubungan bluetooth-nya. Hal ini tentu saja sangat membantu jika kita tidak ingin repot mematikan musik dengan mengeluarkan smartphone dari kantung.

1More Dual Driver ANC Pro - USB-C

1More juga sudah memiliki aplikasi pendukung. Pada saat pengujian, saya langsung ditawari untuk melakukan update firmware. Hal ini tentu saja membuat penggunaan earphone bluetooth ini menjadi lebih nyaman. Pengguna juga bisa mendapatkan fitur baru atau bug fix langsung dari produsen.

Pengalaman Menggunakan: LDAC Memang Berbeda

Saat membuka paket penjualannya pertama kali, saya cukup terkesan dengan packaging dari 1More. Sangat terlihat sekali bahwa mereka mendesain semuanya dengan premium. Saat mengangkat tempat earphone-nya, 1More juga memberikan tiga pasang earbuds dengan ukuran yang berbeda dan ditempatkan dengan cukup premium.

Saat pertama kali saya melakukan pairing, bluetooth pada smartphone saya langsung mendeteksi dengan baik. Setelah kedua perangkat tersambung, ternyata secara default, keduanya terkoneksi dengan codec LDAC. Biasanya, saya harus menyalakan dari SBC ke AAC terlebih dahulu.

1More Dual Driver ANC Pro - Buds

Sebagai informasi saja, LDAC bisa mentransfer data hingga 990 kbps. Namun untuk mendapatkan bitrate tersebut, pada perangkat Android harus terlebih dahulu ditingkatkan pada mode developer. Jika tidak, biasanya Android akan terpasang pada bitrate 660 kbps. Codec lainnya akan melakukan transfer data sekitar 320 kbps.

Saya pun langsung berinisiatif untuk melakukan burn-in pada earphone ini. Setelah memainkan beberapa file, saya melakukan instalasi aplikasi 1More Music dari Google Play. Ternyata, aplikasi ini memiliki fitur Burn-In otomatis tersendiri sehingga memudahkan penggunanya untuk membuat driver-nya lebih lentur. Tentu saja saya menggunakan fitur ini untuk melakukan burn-in dalam beberapa jam.

1More Dual Driver ANC Pro - Burn In

Saya menggunakan file FLAC untuk menguji 1More Dual Driver ANC Pro. Selain itu, saya juga menggunakan Spotify agar bisa membedakan antara FLAC dan OGG dengan baik dengan menggunakan codec LDAC. Dan ternyata, saya bisa mendengar perbedaannya dengan cukup jelas.

Terus terang, ini adalah perangkat LDAC pertama yang saya uji. Sebelumnya, saya hanya bisa merasakan codec SBC dan AAC pada sebuah wireless headphone/earphone. Setiap lagu yang saya dengarkan pada 1More Dual Driver ANC Pro memberikan detail suara yang sangat baik. Bahkan ada detail suara yang baru saya ketahui pada beberapa lagu yang hampir tiap hari saya dengarkan dengan menggunakan 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro - in ear

Untuk bassnya sendiri, pada volume yang tidak penuh juga terasa “nendang” dan mendalam. Untuk frekuensi mid, suara vokal dari penyanyi juga terasa lebih tajam dan jelas. Frekuensi tingginya juga terdengar dengan baik dan jelas. Saya juga merasa nyaman saat mendengarkan musik-musik akustik 1More Dual Driver ANC Pro.

Suara saat mendengarkan melalui bluetooth dan kabel USB-C ke audio ternyata cukup berbeda. Suara yang dikeluarkan melalui kabelnya tidak setajam melalui LDAC. Jelek? Tidak! Semua itu tergantung masing-masing orang yang mendengarkannya. Hanya saja, tingkat bass dan treble yang ada sedikit menurun dan akan menghilangkan delay.

1More Dual Driver ANC Pro - USB Audio 3.5mm

Berbicara mengenai delay, tentu tidak terlepas dengan penggunaannya untuk bermain game. Saat menggunakan bluetooth, jeda antara aksi dan suara memang cukup terasa. Hal tersebut memang dapat ditanggulangi dengan menggunakan kabel USB-C ke audio. Detail suara yang ada memang membuatnya menjadi IEM gaming yang sangat baik.

Fungsi tombol yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro cukup responsif saat ditekan. Pengguna nantinya akan kerap tertukar antara tombol untuk volume dan ANC. Perlu diperhatikan bahwa tombol Play/Pause tidak akan bekerja saat 1More Dual Driver ANC Pro terkoneksi melalui kabel. Tombol ini sendiri bisa berfungsi sebagai pemanggil Google Assistant pada perangkat Android.

1More Dual Driver ANC Pro - Settings

Active Noise Cancelling juga menarik pada 1More Dual Driver ANC Pro. Ada tiga mode ANC pada IEM ini, yaitu mild, strong, dan wind. Mode terakhir khusus digunakan pada saat lingkungan sekitar sedang berhembus angin yang cukup kencang dan sedang menggunakan microphone. Dua mode untuk speaker-nya, yaitu mild dan strong, dapat menghalau suara dari luar dengan lumayan baik. Namun, jangan berharap bahwa semua suara tidak akan terdengar sama sekali.

Baterai pada 1More Dual Driver ANC Pro memiliki kapasitas 160 mAh. Pengujian kali ini hanya menggunakan mode bluetooth secara panjang dengan codec LDAC. Saya mendapatkan total penggunaan sekitar kurang dari 8 jam. Angka ini tentu saja cukup baik untuk digunakan dalam satu hari.

Verdict

Pasar AIoT saat ini sedang gencar-gencarnya diperlihatkan oleh para produsen. Hal tersebut tentu saja termasuk dalam perangkat suara seperti wireless headphone. Hal tersebut dikarenakan kita bisa mengendalikan perangkat lain melalui perintah suara sekaligus mendengarkan musik. Hal tersebut termasuk 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro sendiri merupakan sebuah wireless in ear monitor yang memiliki fungsi lengkap. Mendukung LDAC untuk menghantarkan suara dengan lebih baik dan juga memiliki kemampuan untuk terkoneksi melalui kabel. Dengan menggunakan interface USB-C, membuatnya mudah untuk diisi ulang karena kabelnya sudah umum digunakan saat ini.

Suara yang dihasilkan terdengar sangat baik di telinga saya. Semua frekuensi terdengar dengan baik dan jelas hampir tanpa kekurangan. Saya juga bisa mendapatkan sedikit ketengangan dengan menggunakan Active Noise Cancelling yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro dijual dengan harga Rp. 1.499.000 dan saat ini sudah tersedia untuk pasar Indonesia. Dengan harga tersebut, Anda akan mendapatkan berbagai fitur yang lengkap, sekali lagi termasuk LDAC, ANC, WNC, dan koneksi kabel serta suara yang bagus. Jadi, harga tersebut masih bisa dibilang terjangkau.

Sparks

  • LDAC dengan suara yang sangat baik di segala sisi
  • Bisa terkoneksi melalui kabel
  • WNC yang membuat microphone tidak berisik
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang
  • IPX5 tahan terhadap air dan keringat

Slacks

  • ANC tidak 100% menghalau suara
  • Tombol cukup membingungkan

 

Headphone Wireless Sony WH-1000XM4 Kini Sudah Tersedia di Indonesia

Hanya seminggu setelah diluncurkan di panggung internasional, Sony WH-1000XM4 kini langsung tersedia secara resmi di tanah air. Sony mematok harga Rp 4.999.000 untuk headphone wireless terbarunya tersebut, lebih terjangkau daripada kurs rupiahnya ($350 = ± Rp 5,2 juta).

Namun yang lebih menarik adalah, banderolnya ini satu juta rupiah lebih murah daripada harga pendahulunya saat diluncurkan di Indonesia dua tahun lalu. Sebagai suksesor, 1000XM4 tentu menawarkan sejumlah pembaruan, meski memang penyempurnaan-penyempurnaannya ini tidak terlihat secara kasat mata.

Peningkatan yang paling terasa adalah seputar kinerja noise cancelling-nya. Prosesor khusus QN1 kembali digunakan, tapi sekarang juga sudah ditandemkan dengan chip Bluetooth lain pada 1000XM4. Chip tambahan ini diklaim mampu menganalisa musik dan suara di sekitar pengguna sebanyak 700 kali per detik, dan hasil akhirnya adalah pemblokiran suara yang lebih efektif.

Perwakilan Sony Indonesia bilang, 1000XM4 mampu meredam suara pesawat terbang hingga 15% lebih baik, atau 20% lebih efektif untuk sumber-sumber kebisingan lain yang konsumen jumpai sehari-hari. Singkatnya, 1000XM3 sebenarnya sudah sangat cekatan dalam mengeliminasi suara-suara pengganggu di sekitar, dan 1000XM4 malah lebih jago lagi.

Saat saya tanyakan mengenai kualitas suaranya – apakah identik dengan pendahulunya – pihak Sony Indonesia mengiyakan mengingat unit driver yang terdapat pada kedua perangkat memang sama. Kendati demikian, Sony yakin masih ada sedikit peningkatan yang bakal konsumen rasakan berkat penggantian versi Bluetooth (dari 4.2 menjadi 5.0 pada 1000XM4).

Sayang berhubung acara peluncurannya diselenggarakan secara online, saya tidak punya kesempatan untuk mendengar langsung suara yang dihasilkan headphone ini seperti apa.

Fitur-fitur pintar yang sudah ada sebelumnya kini turut disempurnakan, semisal fitur Adaptive Sound Control. Pada 1000XM4, fitur ini juga bisa mengingat-ingat lokasi yang sering pengguna kunjungi, sehingga saat pengguna datang ke tempat itu lagi di kemudian hari, perangkat bisa langsung mengatur tingkatan kinerja noise cancelling-nya secara otomatis sesuai kebutuhan di tiap lokasi.

Jadi saat berada di stasiun MRT misalnya, karakteristik kinerja noise cancelling-nya akan langsung disesuaikan sehingga dapat memblokir semua suara di sekitar kecuali suara pengumuman. Juga unik adalah fitur baru bernama Speak-to-Chat, yang akan menghentikan jalannya musik secara otomatis ketika pengguna sedang berbicara, sehingga ia bisa berbincang sebentar dengan orang lain tanpa perlu melepaskan headphone.

Tentu saja fitur ini bisa dimatikan jika tidak perlu, atau jika pengguna ternyata hobi bernyanyi sendiri selagi mendengarkan lagu-lagu favoritnya. Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Sony WH-1000XM4 memiliki daya tahan baterai hingga 30 jam dalam sekali charge, serta turut mendukung fitur pengisian daya cepat – 10 menit charging cukup untuk pemakaian selama 5 jam.

Melihat pandemi yang tak kunjung berakhir, sebagian dari kita mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa Sony harus berusaha menghadirkan 1000XM4 dengan cepat ke tanah air. Toh konsumennya masih harus sebisa mungkin mendekam di kediaman sendiri-sendiri, sehingga sebagian besar mungkin belum membutuhkan headphone dengan fitur noise cancelling sebagai salah satu gadget andalan selagi berada di tempat umum.

Well, Sony justru optimis produk seperti 1000XM4 masih punya tempat di hati konsumen selama pandemi. Mereka pada dasarnya ingin bilang kalau noise cancelling masih sangat relevan meski kita semua sedang bekerja dari rumah. Kalau Anda setiap harinya harus bekerja sambil mendengarkan teriakan dua orang anak seperti saya, Anda semestinya bakal langsung paham dengan maksud Sony.

Bagi yang tertarik, Sony sudah menerima pre-order 1000XM4, dan jika Anda memesannya sebelum 24 Agustus, Anda akan menerima bonus berupa speaker Bluetooth Sony SRS-XB01 senilai Rp 499.000 (selama persediaannya masih ada). Pilihan warnanya sendiri ada dua, yakni hitam atau silver.

Google Meet Kedatangan Fitur Noise Cancelling Berbasis AI

Bekerja dari rumah itu tidak mudah. Saya berani bilang demikian setelah merasakannya sendiri selama lebih dari 5 tahun, dan yang paling sulit adalah ketika hendak mengikuti sesi video conference.

Anak saya ada dua, dan mengikuti sesi video conference tanpa ada suara dari mereka (teriakan dan tangisan) yang bocor nyaris mustahil, kecuali mic saya mute atau sesi berlangsung di saat mereka sedang tidur. Beruntung selama menjalani meeting, saya memang tidak perlu banyak berbicara, sehingga mikrofon bisa selalu saya mute.

Buat yang perlu banyak berbicara, ini bisa menjadi problem. Suara-suara di sekitar mereka, entah itu suara TV, suara vacuum cleaner, suara bor, atau mungkin suara kantong jajanan yang diremas-remas, semuanya akan ikut terdengar oleh seluruh partisipan meeting. Solusi yang dibutuhkan adalah fitur noise cancelling atau denoiser, dan ini yang tengah Google persiapkan untuk layanan video conference mereka, Google Meet.

Teaser fitur ini sempat Google tunjukkan di bulan April, namun sekarang, seiring dengan peluncurannya yang dilakukan secara bertahap, Google sudah siap untuk mendemonstrasikannya. Berikut adalah demonstrasi dari Serge Lachapelle selaku pimpinan tim yang mengembangkan fiturnya, saat diwawancara oleh VentureBeat.

Seperti yang bisa kita lihat, fitur berbasis AI ini sangat efektif dalam meredam berbagai macam suara yang bukan omongan. Pasca peluncurannya, fitur noise cancelling ini akan aktif secara default, akan tetapi pengguna bebas menonaktifkannya jika memang perlu.

Dalam wawancaranya, Serge lanjut menjelaskan bahwa fitur ini sebenarnya sudah mereka kembangkan sejak tahun 2017. AI yang bersangkutan mereka latih dengan segudang rekaman sesi video conference mereka sendiri, ditambah deretan video YouTube di mana terdapat banyak orang berbicara.

Tujuannya adalah supaya AI bisa membedakan mana suara yang mengganggu, mana yang berasal dari mulut manusia. Sejauh ini fiturnya terbilang sudah cukup efektif, namun beberapa jenis suara masih sulit untuk dikategorikan sebagai pengganggu, seperti misalnya teriakan seseorang. Seperti halnya fitur berbasis AI lain, fitur denoiser ini bakal semakin sempurna seiring berjalannya waktu.

Fitur ini kabarnya sekarang sudah tersedia di Google Meet versi web, tapi belum diketahui kapan bakal menyusul ke versi Android dan iOS-nya. Google bukan satu-satunya yang menerapkan fitur noise cancelling berbasis AI pada layanan video conference. Microsoft pun turut mengimplementasikan langkah yang serupa pada Microsoft Teams.

Sumber: VentureBeat.

Discord Luncurkan Fitur untuk Mengeliminasi Suara Sekitar yang Mengganggu

Ada saja kendala selama bekerja/belajar dari rumah. Yang paling umum biasanya adalah perkara koneksi internet, tapi yang tidak kalah mengganggu sebenarnya adalah kebisingan di sekitar, terutama saat kita sedang dalam sesi video conference atau sebatas menelepon.

Entah itu suara seseorang membanting pintu, suara vacuum cleaner atau pengering rambut, suara anak kecil menangis, ada banyak faktor yang menjadikan rumah sendiri kurang ideal untuk bekerja atau belajar. Namun apa daya, kita harus tetap melaksanakannya sampai pandemi benar-benar berakhir.

Sebagai platform komunikasi yang popularitasnya membeludak belakangan ini, Discord mencoba menawarkan solusi dalam bentuk fitur Noise Suppression. Fitur ini Discord kembangkan bersama Krisp, startup ahli di bidang noise cancelling, yang teknologinya dapat diintegrasikan ke banyak platform.

Discord Noise Suppression

Di Discord versi desktop, fitur Noise Suppression ini sudah tersedia meski masih berstatus beta (versi mobile-nya akan menyusul). Untuk mengaktifkannya, pengguna bisa masuk ke menu App Settings, lalu pilih opsi “Voice and Video” > “Advanced” > “Noise Suppression”.

Setelah diaktifkan, suara-suara di sekitar pengguna seperti suara vacuum cleaner itu tadi akan langsung dieliminasi, sehingga yang terdengar oleh lawan bicara hanyalah suara sang pengguna itu sendiri.

Discord bilang fitur ini paling efektif ketika di sekitar ada banyak suara yang bukan berasal dari manusia. Kalau memang sekitar pengguna sudah cukup hening, matikan saja fitur ini. Faktor lain, seperti misalnya mikrofon yang dipakai, tentu tetap memegang peran yang lebih penting.

Sumber: Digital Trends dan Discord.

Active Noise Cancelling Tidak Selamanya Harus Menjadi Fitur Premium

Dari sekian banyak true wireless earphone yang diumumkan di ajang CES bulan Januari lalu, salah satu yang paling mencuri perhatian adalah JLab Go Air. Bagaimana tidak, di saat earphone lain dijual seharga $150 atau bahkan lebih, Go Air dibanderol tidak lebih dari $30.

Pastinya ada yang harus dipangkas agar harganya bisa semurah itu, dan salah satu fitur yang absen dari perangkat tersebut adalah active noise cancelling (ANC). Di titik ini, ANC pada dasarnya bisa dianggap sebagai fitur standar untuk true wireless earphone kelas premium, namun ke depannya itu bisa berubah berkat inovasi terbaru Qualcomm.

Produsen asal AS itu mengumumkan dua chip Bluetooth baru yang didedikasikan untuk true wireless earphone: QCC514x untuk yang kasta premium, dan QCC304x untuk yang kelas entry-level. Keduanya sama-sama mengunggulkan fitur ANC terintegrasi, tidak ketinggalan pula mode transparan yang memungkinkan pengguna untuk mendengar suara dari luar ketika dibutuhkan.

Istimewanya, Qualcomm bilang efisiensi daya kedua chip ini lebih bagus daripada generasi sebelumnya, yang berarti daya tahan baterai perangkat bisa ditingkatkan, bahkan meski noise cancelling terus aktif. Selain ANC terintegrasi, fitur andalan berikutnya adalah TrueWireless Mirroring.

Qualcomm QCC514x dan QCC304x

Fitur ini sejatinya dirancang untuk mewujudkan koneksi yang lebih stabil, serta mewujudkan transisi yang mulus ketika pengguna melepas salah satu unit earpiece. Berkat fitur ini, kedua unit earpiece tak akan muncul sebagai dua perangkat yang terpisah pada daftar perangkat Bluetooth yang terhubung ke smartphone.

Perbedaan utama QCC514x dan QCC304x adalah terkait integrasi voice assistant. Keduanya sama-sama memungkinkan voice assistant untuk dipanggil secara lisan, akan tetapi khusus untuk QCC304x, pengguna harus menekan tombol pada perangkat terlebih dulu sebelum mengucapkan “OK Google” atau “Hey Siri”.

Semoga saja ke depannya semakin banyak true wireless earphone berharga terjangkau yang menggunakan chip Qualcomm QCC304x. Menekan tombol setiap kali hendak memanggil Siri atau Google Assistant semestinya bukan perkara besar, yang lebih penting adalah active noise cancelling tanpa harus membayar terlalu mahal.

Sumber: The Verge dan Qualcomm.

Bose Buka Store ke-9 di Mall Pasific Place Jakarta, Tawarkan Bose Experience

Perusahaan teknologi audio Bose baru saja membuka store terbaru mereka di Mall Pasific Place lantai 2, Jakarta pada Senin 17 Februari 2020. Kehadiran Bose di Pasific Place menandai peresmian gerai Bose yang ke-9 di Indonesia dan sekaligus merayakan genap 30 tahun kehadiran Bose di Indonesia sejak tahun 1990.

Saat ini store Bose sudah berada di wilayah Jabodetabek, Surabaya, dan Bali. Selain di Pasific Place, di Jakarta sendiri store Bose bisa dijumpai di Plaza Senayan, Grand Indonesia, Central Park, PIK Evenue, dan Summarecon Serpong. Rencananya tahun 2020 ini, Bose akan melakukan ekspansi gerai di kota-kota besar lainnya di Indonesia, kemungkinan besar akan dibuka di luar Jakarta bahkan di luar pulau Jawa.

Andre Gunawan, CEO/Director PT Prima Audio Indonesia
Andre Gunawan, CEO/Director PT Prima Audio Indonesia

Penambahan gerai baru Bose ini merupakan wujud komitmen Bose dalam menyediakan perangkat audio berkualitas kepada masyarakat yang lebih luas dan mempermudah customer kami di wilayah Jakarta Pusat dan Selatan, khususnya di kawanan SCBD untuk mendapatkan Bose Experience,” ungkap Andre Gunawan, CEO/Director PT Prima Audio Indonesia selaku distributor tunggal Bose di Indonesia.

Secara demografis, Pasific Place sendiri merupakan mall kelas A yang sesuai dengan target customer Bose di Indonesia. Selain menyasar target konsumen kelas A dan A Plus, mereka juga mengatakan mulai menyasar generasi millennial. Bisa terlihat dari produknya yang berwarna-warni dan Bose juga turut membidik pasar dalam kategori olahraga.

Tentu saja, harga perangkat Dose yang tergolong cukup premium – sangat wajar bila masyarakat Indonesia cenderung menginginkan experience terlebih dahulu sebelum membeli teknologi berkualitas tinggi. Nah hal yang istimewa dari store Bose di Mall Pasific Place, selain menampilkan produk-produk unggulan Bose yang bisa langsung dicoba – juga terdapat “demo room“. Di mana calon pembeli dapat menikmati home theater bertajuk “Bose Experience“.

DSCF1804

Tidak ada perangkat yang benar-benar baru yang diluncurkan oleh Bose pada pembukaan store di Mall Pasific Place. Namun kalian bisa coba produk-produk Bose unggulan antara lain Bose Noise Cancelling Headphones 700, Bose Portable Home Speaker yang nantinya terintegrasi dengan Google Assistant, 650 Home Entertainment System, Bose Soundbar 700, hingga audio sunglasses.

Target konsumen Bose sendiri adalah para pecinta audio berkualitas tinggi. Sebagai informasi, Bose merupakan salah satu market leader dalam teknologi noise cancelling untuk headphone, memiliki smart speaker atau wireless speaker serta juga teknologi soundbar dan 5.1 speaker-nya diklaim merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Untuk di Indonesia, pasar offline akan mendominasi di Indonesia karena karateristik customer Bose biasanya mereka sebelum beli ingin diyakinkan dulu dengan produknya. Itu sebabnya Bose akan terus menghadirkan toko dan terus melakukan ekspansi membuka toko lainnya di Indonesia. Meski begitu, bagi yang ingin membelinya secara online – toko Bose official store juga tersedia disejumlah e-commerce.

 

Fiio Luncurkan Headphone dan Portable Amplifier Wireless Kelas Hi-Fi

Fiio meluncurkan dua perangkat audio wireless baru yang menarik. Yang pertama adalah headphone Bluetooth bernama Fiio EH3 NC, dan seperti yang sudah bisa ditebak dari namanya, perangkat ini mengemas active noise cancelling (ANC) sebagai salah satu fitur unggulannya.

Fiio bilang sistem ANC yang diusung sekelas dengan yang terdapat pada headphone kelas atas. Kemampuannya mengeliminasi suara luar ini diwujudkan oleh empat buah mikrofon yang bertugas menangkap suara ambient, sebelum akhirnya suara tersebut dibuat sirna oleh chip DSP (digital signal processing) terpisah.

Fiio EH3 NC

Kualitas suaranya sendiri dijamin oleh sepasang driver yang berukuran sedikit lebih besar daripada biasanya (45 mm). Desain driver yang mengandalkan diaphragm dua sisi berlapis titanium ini diyakini mampu menyajikan bass yang menendang. Hal ini turut didukung oleh fakta bahwa EH3 NC telah mengantongi sertifikasi Hi-Res Audio dan Hi-Res Audio Wireless.

Wireless? Ya, Fiio dengan bangga menyebut bahwa headphone noise cancelling pertamanya ini mengemas chip Bluetooth 5.0 unggulan Qualcomm, CSR8675. Codec yang didukung pun beragam, mulai dari aptX, aptX Low Latency, aptX-HD, sampai SBC dan LDAC. Juga mengesankan adalah daya tahan baterainya: hingga 50 jam pemakaian, atau hingga 30 jam kalau ANC-nya terus diaktifkan.

Fiio BTR5

Perangkat yang kedua adalah Fiio BTR5, portable amplifier sekaligus DAC (digital-to-analog converter) yang juga dibekali konektivitas Bluetooth 5.0 dari chip Qualcomm CSR8675 yang sama. Codec yang didukung pun identik, dan perangkat ini mampu memproses file audio dengan resolusi maksimum 24-bit/96kHz meski sedang tersambung via Bluetooth.

Sambungkan sebagai DAC biasa via USB-C, maka resolusi yang didukung bisa mencapai angka 384kHz sekaligus format native DSD. Untuk memantau formatnya, BTR5 mengemas layar OLED kecil yang dapat menampilkan beragam indikator, termasuk indikator baterainya, yang diklaim tahan sampai 9 jam penggunaan.

Di Singapura, kedua perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga S$329 (Fiio EH3 NC) dan S$179 (Fiio BTR5).

Sony Umumkan Truly Wireless Headphones WF-1000XM3 dengan Noise Cancelling

Beberapa aktivitas ber-smartphone seperti mendengarkan musik, menonton video, hingga bermain game, tentunya membutuhkan kualitas audio yang baik untuk memperoleh experience yang optimal. Seiring dengan berkembangnya teknologi, cara-cara baru hadir bagi yang ingin melakukan aktivitas tersebut di mana saja kapan saja.

Satu diantaranya lewat inovasi perangkat truly wireless headphones. Bertepatan dengan hari jadi Walkman yang sekarang sudah berusia 40 tahun, Sony telah memperkenalkan generasi baru dari truly wireless headphones lini 1000X-nya ke Indonesia yakni WF-1000XM3 yang dilengkapi fitur noise cancelling.

Sony-7

Sony WF-1000XM3 menggunakan chip HD Noise Cancelling Processor QN1e dan teknologi Dual Noise Sensor untuk menangkap dan menghilangkan kebisingan, sehingga fokus Anda hanyalah pada musik. Chip tersebut menghasilkan 24-bit audio signal processing dan DAC dengan amplifier sehingga Anda dapat menikmati musik kelas premium. Fitur Digital Sound Enhancement Engine HX (DSEE HX) juga akan meningkatkan kualitas musik digital yang telah dikompres termasuk format MP3.

Sony WF-1000XM3 tersedia di Indonesia mulai tanggal 26 Juli 2019 dengan harga Rp3.499.000. Menurut kalian seberapa penting perangkat truly wireless headphones ini?

Hands-on Sony WF-1000XM3

Sony-3

Belakangan paket penjualan smartphone baru, belum tentu dilengkapi earphone bawaan dan kalaupun ada kualitasnya bisa dibilang ‘seadanya’. Selain itu, keberadaan jack audio 3.5mm di smartphone juga perlahan-lahan mulai menghilang. Faktor tersebutlah yang membuat perangkat truly wireless headphones semakin diminati.

Menurut survei yang dilakukan oleh internal Sony, mereka yang tertarik dengan perangkat truly wireless headphones juga karena kebutuhan fashion dan untuk digunakan saat bepergian menggunakan transportasi publik seperti misalnya KRL dan MRT. Singkatnya, kita juga membutuhkan konektivitas yang stabil, baterai yang lebih tahan lama, latency yang rendah.

Lewat headphone WF-1000XM3 ini Sony berupaya memenuhi kebutuhan tersebut. Pada acara peluncurannya, ada sesi experience di mana saya berkesempatan mencobanya langsung di MRT.

Sony-4

Charging case ialah solusi pintar dari Sony untuk menyuguhkan daya tahan baterai yang lama. Sony WF-1000XM3 mampu menyuguhkan enam jam pemakaian dengan fitur noise cancelling aktif dan 24 jam dengan charging case. Bila noise cancelling tidak digunakan, bisa bertahan delapan jam dan hingga 32 jam berkat charging case.

Proses pairing ke smartphone cukup mudah, perangkat ini memiliki konektivitas Bluetooth versi terbaru 5.0. Saat mulai mencobanya, lagi-lagi saya dibuatnya terkesan – fitur noise cancelling ini benar-benar ‘mengerikan’. Suara orang-orang dan hiruk-pikuk lingkungan tiba-tiba senyap.

Sony-5

Tentu saja, fitur noise cancelling yang bekerja sangat baik ini juga menuntut kesadaran diri yang tinggi. Sony juga telah membekalinya dengan touch control dan mode Quick Attention untuk berkomunikasi tanpa harus melepas earbud.

Cukup letakkan jari di atas panel sentuh pada earbud sebelah kiri untuk menurunkan volume lagu dan mendengar suara ambien untuk dapat mendengar orang bicara.

Sony-2

Dari percobaan singkat, kesan awal saya cukup baik – banyak sekali peningkatan yang dilakukan oleh Sony. Dibanderol Rp3,5 juta, perangkat ini memang tidak tergolong premium. Balik lagi ke kebutuhan Anda, yang pasti Sony WF-1000XM3 juga dirancang untuk fashion statement.

Lewat Sony WF-1000XM3, Sony Bawa Kepiawaian Noise Cancelling-nya ke Ranah True Wireless Earphone

Bicara soal teknologi noise cancelling, banyak reviewer dan konsumen yang percaya Bose masih merupakan rajanya. Namun belakangan pabrikan lain mulai mengejar, salah satunya Sony, yang tahun lalu sempat menuai banyak pujian dari reviewer berkat headphone noise cancelling-nya, WH-1000XM3.

Sekarang, Sony mencoba menghadirkan teknologi yang sama ke segmen true wireless earphone. Perangkat terbarunya, Sony WF-1000XM3, datang membawa chip noise cancelling QN1e yang diklaim mampu memblokir lebih banyak suara di hampir semua frekuensi, tapi di saat yang sama tidak terlalu menguras banyak energi.

Sony WF-1000XM3

Chip ini juga mencakup sebuah DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier dengan kapabilitas pengolahan audio beresolusi 24-bit. Juga sangat besar pengaruhnya adalah penggunaan chip Bluetooth 5.0, yang tak hanya menjanjikan koneksi yang lebih stabil, tapi juga memungkinkan transmisi suara ke earpiece kiri dan kanan secara simultan.

Ini sangat berbeda dari true wireless earphone generasi sebelumnya, di mana yang tersambung ke smartphone hanyalah earpiece kirinya, sebelum akhirnya sinyalnya diteruskan ke earpiece kanan. Cara kerja seperti ini sering kali berujung pada koneksi yang mudah putus.

Sony WF-1000XM3

WF-1000XM3 mengandalkan dynamic driver berdiameter 6,1 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 6 jam pemakaian (8 jam kalau tanpa noise cancelling), sedangkan charging case-nya sendiri siap menyuplai hingga 18 jam daya tahan ekstra.

Fitur fast charging turut tersedia; cukup selipkan perangkat ke dalam charging case-nya selama 10 menit, maka ia siap digunakan selama 90 menit ke depan. Fitur pendukung lainnya mencakup Quick Attention, di mana pengguna dapat menempelkan jarinya ke earpiece sebelah kiri untuk seketika itu juga menurunkan volume dan membiarkan suara dari luar masuk.

Ini berarti WF-1000XM3 mengemas sensor kapasitif pada permukaan earpiece-nya, sehingga pengguna bisa memanfaatkan gesture sentuh untuk mengoperasikannya, termasuk halnya memanggil Google Assistant di ponsel. Tidak ketinggalan juga adalah fitur Wearing Detection, yang akan menghentikan jalannya musik secara otomatis ketika pengguna melepas salah satu earpiece, kemudian memutarnya kembali saat earpiece sudah dipasang lagi.

Sony WF-1000XM3

Semua ini dikemas dalam desain yang cukup elegan, berbentuk seperti kapsul dengan pilihan warna hitam atau putih. Sony pun tidak lupa akan aspek kenyamanan; tepat di belakang eartip terdapat tonjolan berlapis karet yang akan membantu mencegah perangkat mudah terlepas dari telinga.

Sony berencana memasarkan WF-1000XM3 mulai bulan Agustus mendatang seharga $230. Cukup mahal untuk ukuran true wireless earphone, bahkan sedikit lebih mahal ketimbang AirPods generasi terbaru.

Sumber: Engadget dan Sony.