Konten Gaming Semakin Diminati, YouTube Gaet LazarBeam, Muselk, dan Valkyrae

Sepanjang 2019, sebanyak 35 juta orang mengunggah video game YouTube, menjadikan tahun lalu sebagai “tahun terbaik”, ungkap platform video di bawah Google tersebut. Di tengah persaingan platform live streaming konten video game, YouTube membanggakan fakta bahwa kebanyakan kreator konten game biasanya juga mengunggah video mereka ke YouTube setelah melakukan streaming.

“Setiap kreator konten gaming, tidak peduli di platform apa mereka menyiarkan siaran langsung, adalah kreator konten gaming di YouTube, dan kami bangga bisa menyajikan konten-konten terbaik di dunia,” kata Ryan Wyatt, Head of Gaming, YouTube, menurut laporan 9to5Google. Dia optimistis, tahun 2020 akan menjadi lebih baik dari 2019, terutama karena mereka telah mendapatkan kontrak eksklusif dengan tiga kreator konten game ternama, yaitu Lannan “LazarBeam” Eacott, Elliott “Muselk” Watkins, dan Rachell “Valkyrae” Hofstetter. Secara total, ketiganya memiliki 21 juta subscribers di YouTube.

LazarBeam mulai membuat konten pada 2015. Sifatnya yang rendah hati dan humoris membuatnya digemari dengan banyak orang. Pada 2018, dia mulai membuat konten Fortnite. Dengan cepat, channel miliknya tumbuh pesat. Sejak saat itu, dia menjadi salah satu kreator terbesar dengan jumlah subscriber mencapai 12,3 juta orang. Belum lama ini, dia mulai melakukan streaming di YouTube dengan tujuan untuk menunjukkan sisi lain dari dirinya.

Sementara itu, Muselk mengaku bahwa dia telah suka bermain game sejak dia masih kecil. Pada awalnya, dia hanya membuat video YouTube di sela-sela kegiatannya sebagai mahasiswa hukum. Namun, seiring dengan pertumbuhan channel YouTube miliknya, dia memutuskan untuk fokus membuat konten digital. Sekarang, dia telah memiliki 8 juta subscriber. Dia juga merupakan salah satu pemilik Click Management, badan manajemen talenta untuk kreator konten gaming. Bersama WME, Click Management menjadi perantara untuk kontrak eksklusif yang didapat LazarBeam dan Muselk.

Rachell "Valkyrae" Hofstetter. | Sumber: Business Insider
Rachell “Valkyrae” Hofstetter. | Sumber: Business Insider

Kreator ketiga yang setuju untuk menjalin kerja sama eksklusif dengan YouTube adalah Valkyrae. Dia adalah kreator Fortnite perempuan yang sebelumnya juga membuat konten dari game-game lain seperti The Witcher 3, Hearthstone, dan Dark Souls. Dia merupakan anggota perempuan pertama dari organisasi esports 100 Thieves. Selain konten Fortnite, Valkyrae juga dikenal karena dia sering melakukan kolaborasi dengan kreator lain, membuat vlog, dan mengadakan siaran langsung untuk didonasikan ke badan amal seperti Gamers Outreach Foundation.

Ini bukan kali pertama YouTube Gaming menawarkan kontrak eksklusif pada streamer Twitch. Sebelum ini, anak perusahaan Google itu juga telah menjalin kerja sama dengan Jack “CouRage” Dunlop. Sementara layanan streaming dari Microsoft, Mixer, berhasil mendapatkan perjanjian eksklusif dengan Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek. Menurut Doron Nir, CEO platform streaming StreamElements, yang selalu merilis laporan keadaan pasar platform streaming setiap kuartal, ini menunjukkan bahwa konten merupakan prioritas utama bagi para penyedia layanan streaming.

“Memiliki banyak streamer yang populer, ini adalah cara paling efektif untuk menarik penonton, kreator, dan merek,” ungkap Nir pada The Washington Post. “Ke depan, hal yang harus diperhatikan perusahaan adalah komitmen jangka panjang pada top talent dan kerja sama dengan developer aplikasi untuk memastikan bahwa para influencer mereka dapat mendapatkan tool terbaik untuk membuat konten terbaik sehingga mereka bisa melakukan monetisasi dengan tanpa masalah.”

Twitch Adakan Turnamen Uno Berhadiah Rp275 Juta

Game esports yang populer biasanya mengadu dua tim atau dua orang, seperti Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, atau Player Unknown’s Battleground. Namun, Twitch, yang masih menjadi layanan streaming nomor satu, justru memutuskan untuk mengadakan turnamen Uno. Tidak tanggung-tanggung, hadiah yang mereka siapkan mencapai US$20 ribu (sekitar Rp275 juta). Turnamen ini diikuti oleh 16 streamer populer di Twitch, seperti Turner “Tfue” Tenney yang biasa bermain Fortnite, veteran esports Kat Gunn, pemain Hearthstone Jeffrey “TrumpSC” Shih, dan pemain profesional Magic the Gthering Jim Davis.

Enam belas peserta dari turnamen ini akan dibagi ke dalam dua grup. Pemain yang keluar sebagai juara dari grupnya mendapatkan US$2 ribu (sekitar Rp27,5 juta) sementara pemain yang berhasil menjuarai turnamen ini akan mendapatkan US$4 ribu (sekitar Rp45 juta).

Memang, Uno adalah game kartu yang sangat dipengaruhi oleh keberuntungan para pemainnya. Namun, sama seperti Poker, Uno juga memiliki strategi yang bisa pemain gunakan. Dalam turnamen yang diadakan oleh Twitch, para pemain juga saling mengobrol melalui Discord, sehingga mereka bisa mencoba untuk membaca kartu pemain lain. Mengingat hadiah yang ditawarkan cukup besar, maka permainan Uno antara para streamer ini menjadi cukup intens, lapor Polygon.

Uno juga memiliki strategi tersendiri. | Sumber: HypeBeast
Uno juga memiliki strategi tersendiri. | Sumber: HypeBeast

Pertandingan Uno antara para streamer ini merupakan bagian dari Twitch Rivals. Perusahaan penyedia layanan streaming milik Amazon ini menyebutkan bahwa Twitch Rivals merupakan sekumpulan pertandingan yang ditujukan untuk para streamer dan penonton Twitch. Tahun ini, mereka berencana untuk membuat berbagai turnamen dengan hadiah mencapai “jutaan dollar”.

Keputusan Twitch untuk memilih Uno sebagai game yang akan diadu bukannya tak beralasan. Tahun lalu, untuk beberapa waktu, Uno sempat lebih populer daripada Fortnite di Twitch. Alasannya karena patch terbaru yang diluncurkan oleh Epic Games menyebabkan perubahan drastis pada Fortntie. Ini membuat para pemain profesional kesulitan untuk berlatih. Sebagai bentuk protes, mereka memutuskan untuk bermain game lain. Tyler “Ninja” Blevins adalah salah satu streamer yang memutuskan untuk bermain UNO. Inilah alasan mengapa Uno bisa menjadi lebih populer dari Fortnite untuk beberapa waktu, menurut laporan Esports Junkie.

Walau Penonton Mixer Meningkat, Twitch Masih Merajai Pasar

Bisnis streaming memang sedang menjadi buah bibir belakangan. Berkat hal tersebut, Ninja bisa menerima pemasukan tahunan lebih besar dibanding dengan pemain bola liga Inggris. Tak hanya dari sisi para talentanya, platform yang menjadi wadah streamer juga mengalami kenaikan besar di tahun 2019 ini.

Salah satu sorotan yang menarik adalah, peningkatan jumlah hours watched dari platform Mixer. Tahun 2019, Mixer memang terlihat sedang berusaha keras menantang bos besar platform streaming di barat, yaitu Twitch. Terlihat mereka menggunakan strategi agresif, lewat tindakan akuisisi dua talenta streamer paling panas tahun ini, Shroud dan Ninja.

Kehadiran Ninja memang terbukti meningkatkan jumlah streamer dan konten yang disiarkan. Tapi, apakah ini artinya Mixer sudah berhasil menyaingi Twitch? Mengutip data yang dilangsir oleh StreamElements dan Arsenal.gg, ternyata angka total jam ditonton Mixer masih sangat kerdil jika dibandingkan dengan Twitch.

Sumber: StreamElement
Sumber: StreamElement

Mixer hanya menerima proporsi sebesar 3% dari total market share hours watched platform streaming besar di dunia. Twitch sebagai yang terbesar mendapat proporsi 73%, disusul Youtube Gaming sebesar 21%, dan Facebook Gaming yang juga cuma 3%.

Namun demikian semua platform streaming ternyata sedang mengalami pertumbuhan secara year-on-year dari 2018 ke 2019. Walau demikian, Facebook Gaming dan Mixer jadi dua platform stream dengan pertumbuhan terbesar.

Menariknya, angka pertumbuhan total jam ditonton Mixer terbilang lebih kecil jika dibanding Facebook Gaming. Mixer tumbuh 149%, dari 142.223.690 total jam ditonton pada tahun 2018, menjadi 353.777.685 di tahun 2019. Sementara Facebook Gaming tumbuh dengan signifikan 210% dari 114.754.621 jam ditonton di tahun 2018, menjadi 356.242.965 jam ditonton pada tahun 2019.

Sumber: StreamElement
Sumber: StreamElement

StreamElements mengatakan, bahwa pertumbuhan signifikan yang dialami Mixer terjadi karena beberapa hal. Akusisi talenta streamer papan atas adalah satu hal. Namun selain itu peningkatan ini juga melibatkan faktor lain seperti teknologi dengan fitur menarik, pendekatan berlapis dalam membangun komunitas, ditambah dukungan platform terhadap komunitas pihak ketiga yang memungkinkan sang streamer bisa hidup lewat melakukan apa yang dia suka.

Walau menjadi ujung tombak, namun talenta bukanlah segalanya dalam persaingan platform streaming ini. Shroud, yang juga pindah ke Mixer, sempat mengatakan bahwa Mixer punya komunitas yang lebih baik dibanding dengan Twitch. Selain dari itu, Mixer juga hadir dengan fitur-fitur mutakhir yang bisa membuat penontonnya betah. Protokol Faster Than Light contohnya, yang mengutamakan optimasi latency dan kegiatan interaktif dalam proses pengembangan Mixer.

Tahun depan, pertarungan platform streaming sepertinya belum akan berhenti. Pertumbuhannya juga belum, karena penontonnya mungkin akan bertambah seiring dengan semakin majunya teknologi. Pertanyaannya? Akankah ada platform streaming yang mampu menggeser Twitch dari singasananya?

Sumber header: Unpause.Asia

Jumlah Penonton Game Awards Melebihi Penonton Oscar

Setiap akhir tahun, Game Awards menjadi ajang untuk memberikan penghargaan pada game-game terbaik yang diluncurkan dalam satu tahun terakhir. Game Awards sendiri berhasil memecahkan rekor jumlah penonton. Tahun ini, viewership dari Game Awards mencapai 45 juta orang, naik 72 persen dari tahun lalu. Satu hal yang menarik, ini berarti, jumlah penonton Game Awards melebihi penonton Oscars/Academy Awards, yang hanya mencapai 29,6 juta orang.

Menurut Video Game Analyst, Niko Partners, Daniel Ahmad, pada puncaknya, jumlah concurrent viewers Game Awards mencapai 7,5 juta orang. Sementara jumlah orang yang ikut serta dalam pemungutan suara mencapai 15,5 juta orang, naik 50 persen dari tahun lalu. Game Awards tahun ini disiarkan di lebih dari 50 platform online, termasuk Twitch, YouTube, dan Twitter.

Kali ini, Twitch, yang dikenal sebagai platform live streaming untuk gamer, memberikan kontribusi yang lebih besar dari tahun lalu. Tahun ini, ada 4.700 streamer Twitch yang menyiarkan Game Awards untuk audiens mereka. Sebagai perbandingan, tahun lalu, hanya ada 3.300 orang yang menyiarkan streaming Game Awards. Sementara dari segi penonton, secara total, concurrent viewers dari Twitch mencapai 1,3 juta orang, naik dari 1,1 juta orang pada tahun 2018.

Game Awards pertama kali diadakan pada 2014. Ketika itu, jumlah penonton Game Awards hanya mencapai 1,9 juta orang. Seiring dengan semakin populernya game, jumlah penonton dari ajang penghargaan untuk game ini terus naik. Anda bisa melihat kenaikan jumlah penonton dari tahun ke tahun pada grafik di bawah.

Sumber data: IGN
Sumber data: IGN

“Kami bersukur dan senang dengan pertumbuhan The Game Awards selama enam tahun belakangan,” kata Geoff Keighley, kreator dan produser The Game Awards, seperti dikutip dari Fox Business. “Hasil yang mengagumkan ini menunjukkan bahwa industri gaming terus berkembang, menjangkau audiens baru di seluruh dunia, dan angka ini memperkuat kepercayaan kami untuk menyiarkan ajang ini secara live di lebih dari 50 platform digital.”

Seperti namanya, Game Awards memberikan berbagai penghargaan pada game-game yang dirilis dalam satu tahun belakangan. Tahun ini, gelar Game of the Year jatuh ke Sekiro: Shadows Die Twice. Selain itu, seperti yang disebutkan oleh IGN, Game Awards juga menjadi ajang bagi para pelaku industri game untuk mengumumkan kabar terbaru. Misalnya, dalam Game Awards tahun ini, Microsoft memamerkan desain konsol Xbox baru sementara Telltale Games mengumumkan keberadaan The Wolf Among Us 2.

Sumber header: The Verge

Twitch Tanda Tangani Kontrak Eksklusif dengan DrLupo, LIRIK, dan TimTheTatman

Twitch menandatangani kontrak eksklusif dengan tiga streamer ternama, yaitu Ben “DrLupo” Lupo, Saqib “LIRIK” Zahid, dan Timothy “TimTheTatman” Betar. Melalui perjanjian ini, ketiga streamer tersebut akan melakukan streaming eksklusif di Twitch selama beberapa tahun ke depan. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari kontrak eksklusif ini.  Konsultan esports Rod Breslau memperkirakan, kontrak ini bernilai jutaan dollar per tahunnya.

Satu hal yang pasti, kontrak tersebut akan membantu Twitch untuk mempertahankan posisi mereka sebagai platform live streaming terpopuler. Lupo dan Betar telah menyiarkan konten di Twitch sejak 2012, sementara Zahid mulai melakukan streaming pada 2011. Secara total, ketiganya memiliki lebih dari 10 juta pengikut di Twitch. Menurut laporan The Washington Post, selama menjadi streamer di Twitch, ketiga streamer ini telah mendapatkan 550 juta view di Twitch.

“Kami senang karena DrLupo, LIRIK, dan TimTheTatman akan tetap setia pada Twitch,” kata Mike Aragon, Senior VP of Content and Partnerships, Twitch, menurut laporan The Verge. “Mereka adalah pemain dan rekan yang hebat, dan masing-masing dari mereka memiliki gaya streaming yang unik yang benar-benar disukai oleh para fans mereka. Sejauh ini, mereka telah mendapatkan berbagai pencapaian, dan kami senang dapat bekerja sama dengan mereka sehingga mereka bisa melanjutkan kesuksesan mereka di masa depan.”

DrLupo, TimTheTatman, Ninja, dan CouRage. | Sumber: Twitter
DrLupo, TimTheTatman, Ninja, dan CouRage. | Sumber: Twitter

Sebelum kabar ini diumumkan, para penonton Betar sempat bercanda bahwa dia akan pindah ke Mixer. Tampaknya, Twitch menyadari bahwa  menjadi platform streaming terbesar tak menjami para streamer akan setia pada mereka. Dengan menjalin kerja sama jangka panjang, Twitch bisa memastikan beberapa top streamer mereka tak berpindah ke platform lain.

Sebelum ini, ada beberapa streamer yang menjadi populer di Twitch sebelum pindah ke platform streaming lain. Misalnya, Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek yang pindah ke Mixer, platform streaming milik Microsoft, Jack “CouRage” Dunlop yang mendapatkan kontrak eksklusif dengan YouTube Gaming, atau Gonzalo “ZeRo” Barrios yang pindah ke Facebook Gaming. Grzesiek mengaku bahwa jumlah penontonnya sekarang tak sebanyak ketika dia masih ada di Twitch, tapi dia tidak menyesali keputusannya karena dia merasa, komunitas Mixer lebih baik dari penonton di Twitch.

Seiring dengan semakin populernya esports, persaingan antara platform streaming juga semakin ketat. Dan Microsoft memiliki alasan tersendiri mengapa mereka berkeras untuk bertahan di industri gaming dan esports. Kabar baik untuk para streamer, kini mereka dapat memilih layanan streaming yang mereka gunakan.

Dapat Kontrak Eksklusif dengan Facebook, Gonzalo “ZeRo” Barrios Pergi dari Twitch

Gonzalo “ZeRo” Barrios, streamer yang pernah menjadi salah satu pemain Super Smash Bros. terbaik, memutuskan untuk berhenti menyiarkan siaran langsung di Twitch setelah mendapatkan kontrak eksklusif dengan Facebook. Selama ini, dia telah mendapatkan 520 ribu pengikut di Twitch dan 820 ribu subscriber di YouTube. Dengan perjanjian eksklusif dengan Facebook, Barrios akan berhenti melakukan siaran langsung di Twitch. Sebagai gantinya, dia akan melakukan siaran langsung di Facebook. Namun, dia akan tetap mengunggah videonya di YouTube.

Menurut situs statistik TwitchTracker, Barrios duduk di peringkat 272 dalam daftar streamer dengan pengikut terbanyak. Ketika dia melakukan siaran langsung, biasanya dia mendapatkan sekitar 2.000 concurent viewers. Sebelum menjadi streamer, Barrios pernah menjadi top player di Super Smash Bros. Brawl. Dia berhasil memenangkan 56 turnamen secara berturut-turut. Dia masih memegang gelar pemain terbaik menurut Panda Global Top 100 Rankings untuk Smash di Wii U bahkan setelah dia mengundurkan diri, menurut laporan ESPN.

Sumber: Twitter
Sumber: Twitter

Meskipun pemain esports profesional identik dengan reputasi muda, kaya, dan berbakat, ada beberapa hal yang harus dikorbankan oleh seseorang jika mereka mau menjadi pemain esports profesional yang sukses. Menurut pengalaman Barrios, salah satu masalah yang dia hadapi adalah komunitas yang tidak suportif. Inilah yang mendorongnya untuk berhenti sebagai pemain profesional dan fokus pada karirnya sebagai streamer.

Barrios menjadi streamer terbaru yang memutuskan untuk keluar dari Twitch. Sebelum ini, sejumlah streamer ternama juga telah pindah dari Twitch dan bergabung dengan platform streaming lainnya, seperti Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek yang bergabung dengan Mixer milik Microsoft atau Jack “CouRage” Dunlop yang keluar dari Twitch setelah mendapatkan kontrak eksklusif dengan YouTube Gaming.

Di tengah pesatnya perkembangan esports, perusahaan-perusahaan teknologi raksasa berlomba-lomba untuk menjadi platform streaming terpopuler. Dari segi jumlah jumlah jam video ditonton, Twitch dari Amazon masih menjadi nomor satu, menguasai 75,6 persen total jam ditonton pada Q3 2019, menurut StreamElements. Microsoft berusaha untuk menyaingi Twitch dengan membuat kontrak eksklusif dengan sejumlah streamer ternama. Sejauh ini, Mixer berhasil menambahkan jumlah streamer, tapi tidak begitu dengan jumlah penonton. Meskipun begitu, Microsoft punya alasan mengapa mereka tetap berkeras untuk bertahan di industri gaming dan esports.

Sumber header: Redbull

Mengapa Microsoft Berkeras Bertahan di Industri Gaming?

Sejak diluncurkan, Microsoft telah menjual sekitar 42,9 juta unit Xbox One. Sebagai perbandingan, total penjualan Sony PlayStation 4 mencapai 98,4 juta unit, lebih dari dua kali lipat dari penjualan konsol Xbox One, menurut data dari VGChartz. Namun, itu tak membuat Microsoft menutup divisi gaming mereka. Padahal selama ini, mereka tidak segan untuk menghentikan proyek yang memang tidak menguntungkan, seperti Windows Phone dan aplikasi musik Groove. Di industri gaming, mereka justru meluncurkan layanan cloud gaming bernama xCloud. Ini menunjukkan kekukuhan tekad Microsoft untuk tetap bersaing di industri gaming, walau sebagian besar produk mereka ditujukan untuk korporasi.

Industri game berkembang dengan pesat. Tahun ini, nilai industri game diperkirakan mencapai US$152,1 miliar. Menurut channel analisa perusahaan teknologi, TechAltar, salah satu hal yang membuat game menjadi semakin populer adalah karena semakin banyak game yang bisa dimainkan bersama. Beberapa game yang sangat populer saat ini, seperti Fortnite dan Player Unknown’s Battleground, sejak awal dikembangkan dengan tujuan untuk menjadi tempat sosialisasi bagi para pemainnya. Selain itu, semakin banyak orang yang tertarik untuk menonton konten game, seperti pertandingan esports. Sementara di masa depan, cloud gaming diduga akan menjadi tren, memungkinkan para gamer untuk memainkan game dari perangkat apapun selama mereka bisa memiliki jaringan internet yang memadai.

Ke depan, game akan berjalan di atas cloud. Dan Microsoft berharap, layanan cloud mereka akan menjadi tulang punggung untuk berbagai layanan terkait game, mulai dari platform streaming game sampai cloud gaming. Pada awalnya, Microsoft dikenal sebagai pembuat sistem operasi Windows. Namun, sejak Satya Nadella ditunjuk sebagai CEO Microsoft pada Februari 2014, strategi Microsoft berubah dan menjadi fokus pada cloud. Pada Q 4 2019, pendapatan Microsoft mencapai US$33,7 miliar. Dari tiga segmen bisnis Microsoft, divisi Intelligent Cloud — yang mencakup Azure — menjadi penyumbang pendapatan paling besar dengan kontribusi US$11,4 miliar.

Alasan lain mengapa Microsoft tak mau mundur dari industri gaming adalah game kemungkinan akan mendorong perkembangan teknologi cloud. Selama ini, game memang selalu menjadi pendorong kemajuan teknologi, membuat PC dan perangkat mobile menjadi semakin powerful karena tuntutan grafik game yang sangat berat. Mengingat cloud gaming diperkirakan akan menjadi tren berikutnya dalam industri gaming, tak tertutup kemungkinan, ini akan mendorong Microsoft — dan perusahaan penyedia cloud lain — untuk mengembangkan teknologi cloud agar menjadi lebih baik lagi.

Sumber: The Verge
Sumber: The Verge

Sekarang, telah ada beberapa perusahaan yang meluncurkan platform gaming, seperti Google dengan Stadia, Microsoft dengan xCloud, atau Skyegrid dan Emago dari Indonesia. Namun, untuk bisa bermain di platform gaming, Anda akan membutuhkan koneksi internet dengan kecepatan tinggi. Menurut Android Authority, layanan Google Stadia memakan 7GB untuk memainkan game dengan resolusi 720p atau 1080p selama satu jam. Jika seorang gamer ingin memainkan game dengan resolusi 4K, mereka bisa memerlukan hingga 25GB per jam. Agar gamer dapat bermain dengan lancar ketika mereka menggunakan cloud gaming, maka mereka membutuhkan infrastruktur cloud yang jauh lebih memadai dari yang ada saat ini.

Saat ini, strategi Microsoft terkait industri gaming cukup sederhana. Mereka memiliki platform streaming konten game bernama Mixer. Mereka juga mengakuisisi sejumlah studio game sehingga mereka dapat membuat game eksklusif untuk platform mereka, yaitu Xbox. Terakhir, mereka membuat platform cloud gaming, xCloud. Sayangnya, Twitch milik Amazon masih mendominasi pasar platform streaming. Salah satu strategi Microsoft untuk memperkenalkan Mixer adalah dengan membuat perjanjian eksklusif dengan sejumlah streamer ternama seperti Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek.

Microsoft bukan satu-satunya perusahaan teknologi raksasa yang tertarik dengan industri gaming. Amazon dan Google juga memiliki strategi serupa dengan Microsoft untuk menguasai pasar gaming. Amazon memiliki Twitch sebagai platform streaming sementara GOogle memiliki YouTube Gaming. Baik Amazon dan Google juga memiliki sejumlah studio game. Google bahkan telah memperkenalkan layanan cloud gaming mereka, Stadia Games. Walau Amazon belum memperkenalkan layanan cloud gaming buatan mereka, mereka dikabarkan tengah mengembangkan layanan cloud gaming sendiri.

Sekarang, Amazon menguasai pasar platform streaming dengan Twitch. Mereka juga dianggap sebagai penyedia cloud terbesar berkat Amazon Web Services. Namun, satu hal yang dimiliki Microsoft tapi tak dimiliki oleh Amazon adalah konsol. Microsoft bisa memanfaatkan Xbox untuk mendorong pemilik Xbox berpindah ke layanan cloud gaming dengan membiarkan mereka melakukan streaming via konsol mereka. Satu hal lain yang dimiliki oleh Microsoft tapi tak dipunyai Amazon adalah sekumpulan game buatan mereka sendiri, yang bisa masukkan ke layanan cloud gaming mereka. Meskipun begitu, sekarang, masih terlalu cepat untuk menyatakan bahwa Microsoft akan dapat menang melawan Amazon dan Google.

Shroud: Mixer Punya Komunitas yang Lebih Baik dari Twitch

Esports telah menjadi industri dengan nilai lebih dari US$1 miliar. Semakin banyak perusahaan endemik dan non-endemik yang tertarik untuk masuk ke ranah esports sebagai sponsor. Jumlah investor di bidang esports juga terus bertambah, yang dianggap sebagai salah satu tanda bahwa industri ini telah menjadi semakin matang. Satu hal yang menarik banyak perusahaan untuk menjadi sponsor adalah penonton esports yang relatif muda.

Inilah mengapa beberapa organisasi esports besar tidak hanya fokus pada memenangkan turnamen, tapi juga dalam membuat konten untuk ditayangkan di platform live streaming dan media sosial. Salah satunya adalah EVOS Esports yang belum lama ini mendapatkan kucuran dana sebesar US$4,4 juta (sekitar Rp61 miliar) yang ditujukan untuk mengembangkan divisi influencer mereka. Tentu saja, tak semua influencer menjadi bagian dari organisasi esports. Contohnya Michael “Shroud” Grzesiek, yang sempat menjadi pemain profesional di bawah Cloud9 sebelum memutuskan untuk pensiun dan menjadi streamer.

Sama seperti kebanyakan streamer, Shroud memulai karirnya di Twitch. Namun, pada akhir Oktober 2019, Shroud mengumumkan keputusannya untuk pindah ke Mixer, platform live streaming milik Microsoft. Saat ini, dari segi viewership, Twitch masih mendominasi. Karena itu, tidak heran jika setelah pindah ke Mixer, jumlah view yang didapatkan oleh Shroud menurun drastis. Meskipun begitu, ketika ditanya oleh penontonnya dalam sesi streaming, Shroud mengaku tidak menyesali keputusannya untuk pindah ke Mixer. Menurutnya, komunitas Mixer lebih baik daripada penonton di Twitch.

“Saya suka komunitas di sini,” kata Shroud, dikutip dari Dexerto. “Orang-orang di sini adalah komunitas utama saya. Seseorang tidak akan menonton konten saya di Mixer jika mereka adalah orang kurang ajar. Orang-orang itu tetap di Twitch, melakukan apa yang mereka senang lakukan, tapi orang-orang yang baik dan suportif mengikuti saya ke Mixer. Saya senang saya bisa tahu siapa fans saya yang setia.” Dia lalu melanjutkan, “Tentu saja, ada orang-orang yang tidak menonton konten saya di Mixer karena mereka memang tidak mau, walau mereka tetap bisa menikmati konten saya, dan mereka mungkin sesekali tetap menonton streaming saya. Pada dasarnya, apa yang saya ingin bilang adalah komunitas di sini lebih baik.”

Shroud bukanlah satu-satunya streamer yang memutuskan untuk pindah dari Twitch. Pada Agustus, Tyler “Ninja” Blevins juga mengumumkan kepindahannya ke Mixer. Selain itu, Soleil “EwOk” Wheeler dari FaZe Clan juga melakukan hal yang sama. Sementara Jack “CouRage” Dunlop memutuskan untuk pindah ke YouTube Gaming setelah mendapatkan kontrak eksklusif.

Sumber header: Twitter

10 Game Terpopuler di Twitch Saat Ini

Walau tak terlalu populer di Indonesia, Twitch masih menjadi platform streaming nomor satu di dunia. Setiap bulan, para penonton Twitch bisa menghabiskan waktu hingga ratusan juta jam untuk menonton para gamer profesional saling bertanding atau menonton streamer. Channel paling populer Twitch bisa mendapatkan penghasilan hingga puluhan ribu dollar dari sponsor, donasi dari penonton, atau biaya berlangganan. Biasanya, channel paling populer di Twitch hanya fokus pada sejumlah game yang memang sedang populer. Meskipun begitu, game-game yang paling sering ditonton di Twitch biasanya berubah.

Inilah 10 game yang paling populer di Twitch, menurut laporan dari Business Insider.

1. League of Legends, total jam ditonton: 125,65 juta jam
Tahun ini, Riot merayakan ulang tahun League of Legends yang ke-10. Salah satu cara Riot untuk merayakan hal ini adalah dengan memamerkan beberapa adaptasi dari League of Legends, mulai dari fighting game, card game, sampai mobile game. League of Legends World Championship juga baru selesai dengan FunPlus Phoenix sebagai juara. Pada Oktober, jumlah penonton League of Legends naik 62 persen jika dibandingkan dengan September. Memang, Riot menjalankan LWC dengan format sedemikian rupa sehingga jumlah penonton bisa terus stabil sepanjang turnamen.

2. Fortnite, total jam ditonton: 79,1 juta jam
Epic Games meluncurkan Fortnite pada 2017. Meskipun game ini bukan game battle royale pertama, tapi ia dengan cepat menjadi populer. Pada Oktober 2019, Epic merilis update besar-besaran pertama, “Chapter 2”. Berkat update ini, jumlah viewership untuk Fortnite di Twitch naik 31 persen pada Oktober jika dibandingkan dengan jumlah viewership pada September. Sekarang, Fortnite memang masih menjadi salah satu game yang paling ditonton, tapi ia sempat merosot ke posisi empat pada pada September.

Sumber: Epic Games
Sumber: Epic Games

3. Just Chatting, total jam ditonton: 68,4 juta jam
Pada Agustus 2019, memang mulai terlihat tren semakin populernya fitur Just Chatting. Seperti namanya, dalam sesi Just Chatting, biasanya streamer sekadar mengobrol dengan para penonton atau menunjukkan kehidupan mereka di dunia nyata. Terkadang, streamer juga bisa menggunakan sesi Just Chatting untuk membuka diskusi tentang sebuah kejadian yang ramai dibicarakan.

4. Counter-Strike: Global Offensive, total jam ditonton: 44,77 juta jam
CS:GO diluncurkan pada 2013. Meskipun game ini sudah cukup tua, CS:GO masih cukup digemari. Belum lama ini, CS:GO bahkan mencetak rekor baru dalam jumlah rata-rata pemain. Meski jumlah pemain CS:GO sempat mengalami penurunan, Valve berhasil membuat game ini kembali diminati dengan membuatnya menjadi game gratis pada 2018. Mengingat CS:GO juga memiliki berbagai turnamen esports, tidak heran jika game ini menjadi salah satu game yang paling sering ditonton di Twitch.

5. Grand Theft Auto V, total jam ditonton: 36,89 juta jam
Sejak diluncurkan pada 2013, Grand Theft Auto V berhasil menjadi salah satu game paling laris dengan penjualan mencapai 115 juta copy. Gameplay yang memungkinkan para pemain untuk melakukan apapun yang mereka inginkan juga membuat game ini menarik untuk ditonton.

Sumber: Steam
Sumber: Steam

6. World of Warcraft, total jam ditonton: 36 juta jam
Pada September 2019, World of Warcraft menjadi game terpopuler di Twitch berkat “WoW Classic”, yang menampilkan gameplay game ini pada 2006. Peluncuran WoW Classic ditonton oleh lebih dari satu juta orang pada saat bersamaan. Popularitas game ini juga sempat naik karena perayaan ulang tahun franchise World of Warcraft yang ke-15.

7. Dota 2, total jam ditonton: 30 juta jam
Dota 2 adalah salah satu game PC paling populer dengan jutaan pemain. Selain itu, Dota 2 juga memiliki berbagai turnamen esports dengan The International sebagai turnamen tahunan paling bergengsi. Karena itu, setiap bulan, cukup banyak penonton Twitch yang menonton konten Dota 2.

8. Apex Legends, total jam ditonton: 26,6 juta jam
Apex Legends dari EA adalah salah satu game paling populer tahun ini. Game ini juga masih bisa menarik perhatian penonton Twitch beberapa bulan setelah ia dirilis. Sama seperti Fortnite, Apex Legends merupakan game battle royale. Biasanya, satu match akan berlangsung selama sekitar 20 menit. Ini memudahkan penonton untuk mencerna konten yang disajikan.

Apex Legends - Art 2
Sumber: EA

9. FIFA 20, total jam ditonton: 26,6 juta jam
Dirilis September 2019, FIFA 20 adalah game terbaru dari seri FIFA. Biasanya, para penonton di Twitch tertarik untuk menonton para pemain FIFA profesional saling bertanding dengan satu sama lain. Di Indonesia, FIFA adalah salah satu game esports yang paling dikenal. Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki sejumlah atlet esports yang bertanding FIFA, seperti Eggsy dari RRQ yang memenangkan IGL FIFA 19 FUT pada Agustus lalu.

10. Call of Duty: Modern Warfare, total jam ditonton: 2,69 juta jam
Jika dibandingkan dengan sembilan game lainnya, total jam ditonton dari Call of Duty: Modern Warfare memang jauh lebih sedikit. Tidak heran, karena game ini baru diluncurkan pada akhir Oktober. Meskipun begitu, para penonton Twitch tertarik untuk menonton konten game Call of Duty terbaru ini untuk melihat gameplay dari game tersebut.

Dapatkan Kontrak Eksklusif dengan YouTube, Jack “CouRage” Dunlop Tinggalkan Twitch

Twitch kembali kehilangan streamer ternama. Jack “CouRage” Dunlop baru saja mengumumkan bahwa dia akan menyiarkan videonya secara eksklusif di YouTube. Dia mengumumkan keputusannya ini melalui Twitter. Belakangan, memang semakin banyak kreator konten yang memutuskan untuk pindah dari Twitch, seperti Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek. Secara total, dua pria tersebut memiliki lebih dari 21 juta pengikut di Twitch. Walau tak sebanyak dua streamer tersebut, jumlah fans Dunlop cukup banyak. Di Twitch, dia memiliki 2,1 juta pengikut sementara di YouTube dia memiliki 1,87 juta subscriber.

“Saya senang saya bisa memperkuat hubungan dengan penonton saya di YouTube dan memanfaatkan platform YouTube untuk melakukan kolaborasi dengan kreator lain,” kata Dunlop dalam pernyataan resmi, dikutip dari The Verge. “Perjanjian dengan YouTube memungkinkan saya untuk membuat konten lebih banyak dan mendekatkan diri dengan fans saya secara real-time.” Dunlop mengumumkan keputusannya ini melalui sebuah video pendek. Dalam video itu, bersama Matt “Nadeshot” Haag dan Rachel “Valkyrae” Hoftstetter, Dunlop menegaskan bahwa dia masih akan menjadi bagian dari organisasi esports 100 Thieves.

Menurut laporan Variety, Dunlop mulai menjadi streamer setelah dia keluar dari Major League Gaming pada Maret 2018. Sejak saat itu, dia telah mendapatkan 37 juta stream view dan 271 juta video view. Dia merupakan konten kreator di 100 Thieves, organisasi esports yang memiliki tim di Fortnite, League of Legends, dan Call of Duty. Sebagai konten kreator, dia biasanya menyiarkan sesi ketika dia sedang bermain Fortnite. Saat ini, dia belum menjelaskan video seperti apa yang akan dia buat untuk YouTube. Namun, tampaknya, dia tidak akan sekadar menyiarkan video saat dia bermain game. “Saya tak mau stagnan dan merasa seolah-olah saya bekerja di sebuah kantor,” kata Dunlop dalam video, dikutip dari Kotaku.

Sebagai platform streaming, YouTube memang kalah pamor jika dibandingkan dengan Twitch, setidaknya di kancah internasional. Namun, biasanya, konten yang disiarkan di Twitch juga akan diunggah ke YouTube. Karena itu, YouTube masih tetap mendapatkan untung. Tapi sekarang, tampaknya mereka mulai mengubah strategi mereka dengan merekrut sejumlah konten kreator secara eksklusif. Selain Dunlop, streamer Fortnite Lachlan Power juga akan secara eksklusif melakukan siaran langsung di YouTube. Keputusan YouTube untuk mengubah strategi ini menunjukkan bahwa mereka juga ingin berjaya sebagai platform streaming.

Sumber: Kotaku
Sumber: Kotaku

Di tengah perkembangan esports, berbagai platform streaming bersaing untuk menjadi nomor satu. Jika melihat jumlah total jam ditonton, Twitch masih menjadi platform streaming nomor satu, walau di Indonesia, Twitch justru tak terlalu dikenal. Setelah Blevins pindah ke Mixer, semakin banyak kreator konten yang tertarik membuat channel di platform buatan Microsoft tersebut. Sayangnya, hal ini tidak diikuti dengan pertambahan total view. Meskipun begitu, fakta bahwa semakin banyak streamer yang pindah dari Twitch menunjukkan, platform streaming seperti Mixer dan YouTube, berani menawarkan kontrak yang lebih menguntungkan streamer, seperti yang disebutkan oleh Dot Esports. Sebelum ini, Blevins berkata bahwa alasan dia pindah ke Mixer adalah karena Twitch sangat membatasi para kreatornya untuk mengembangkan merek mereka. Selain itu, dia juga menganggap, chatroom Twitch bermasalah.