Mampukah PC Anda Menjalankan Far Cry New Dawn di Resolusi 4K?

Menyusul Fallout 76 dan Rage 2, Ubisoft akhirnya mencoba mengangkat tema pasca-kiamat di video game-nya. Tapi mereka tidak melakukannya lewat franchise baru, melainkan melalui seri yang sudah lama menjadi andalan sang publisher: Far Cry. Diumumkan di acara The Game Awards 2018, Far Cry New Dawn ialah spin-off sekaligus sekuel langsung dari permainan Far Cry kelima.

Berdasarkan informasi dari Ubisoft Montreal, formula New Dawn masih meneruskan pendahulunya. Game action-adventure ini disuguhkan dalam perspektif orang pertama, mempersilakan pemain untuk menjelajahi dunianya yang terbuka luas dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Seperti biasa, ada banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan di sana selain merebut suatu lokasi dari tangan musuh, misalnya berburu.

Seperti Far Cry 5, New Dawn kembali mengambil latar belakang Hope County, sebuah daerah fiktif di negara bagian Montana. Namun tempat ini telah berubah drastis semenjak ledakan nuklir di akhir cerita Far Cry 5. Kesamaan dua game juga diperlihatkan oleh hadirnya lagi sistem Guns/Fangs for Hire, yang memungkinkan kita merekrut pasukan atau mendapat bantuan dari hewan peliharaan, serta kebebasan untuk menentukan sendiri karakter utama permainan.

Far Cry New Dawn rencananya akan dirilis bulan depan, tepatnya pada tanggal 15 Februari 2019 di Windows, PlayStation 4 dan Xbox One. Versi PC sudah pasti menyajikan grafis tercantik dan juga didukung oleh resolusi 4K. Tapi syaratnya, sistem PC Anda harus mampu menanganinya. Dan inilah daftar kebutuhan hardware PC buat menjalankan New Dawn:

 

Minimal

  • OS: Windows 7 SP1, Windows 8.1, Windows 10 (64-bit)
  • Prosesor: Intel Core i5 2400 3,1GHz atau AMD FX 6350 3,9GHz
  • RAM: 8GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 670 (2GB) atau AMD Radeon R9 270X (2GB)
  • Resolusi: 720p
  • Preset video: Low
  • DirectX: June 2010 Redistributable
  • Suara: Sound card yang kompatibel dengan DirectX 9.0c plus driver terbaru
  • Hard drive: 30 GB
  • Periferal: Keyboard, mouse, headset yang didukung Windows

 

Rekomendasi

  • OS: Windows 7 SP1, Windows 8.1, Windows 10 (64-bit)
  • Prosesor: Intel Core i7-4790 3,6GHz atau AMD Ryzen 5 1600 3,2GHz
  • RAM: 8GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 970 (4GB) atau AMD Radeon R9 290X (4GB)
  • Resolusi: 1080p
  • Preset video: High
  • DirectX: June 2010 Redistributable
  • Suara: Sound card yang kompatibel dengan DirectX 9.0c plus driver terbaru
  • Hard drive: 30 GB
  • Periferal: Keyboard, mouse, headset yang didukung Windows

 

Konfigurasi 4K 30FPS

  • OS: Windows 10 (64-bit)
  • Prosesor: Intel Core i7-6700 3,4GHz atau AMD Ryzen 5 1600X 3,6GHz atau setara
  • RAM: 16GB
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 1070 (8GB) atau AMD RX Vega 56 (8GB)
  • Resolusi: 2160p
  • Preset video: High
  • DirectX: June 2010 Redistributable
  • Suara: Sound card yang kompatibel dengan DirectX 9.0c plus driver terbaru
  • Hard drive: 30 GB
  • Periferal: Keyboard, mouse, headset yang didukung Windows

 

Konfigurasi 4K 60FPS

  • OS: Windows 10 (64-bit)
  • Prosesor: Intel Core i7-6700K 4,0GHz atau AMD Ryzen 7 1700X 3,4 GHz atau setara
  • RAM: 16GB
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 1080 SLI (8GB) atau AMD RX Vega 56 CFX (8GB) atau yang lebih baik
  • Resolusi: 2160p
  • Preset video: High
  • DirectX: June 2010 Redistributable
  • Suara: Sound card yang kompatibel dengan DirectX 9.0c plus driver terbaru
  • Hard drive: 30 GB
  • Periferal: Keyboard, mouse, headset yang didukung Windows

Fitur Baru Assassin’s Creed Origins Mempersilakan Anda ‘Meretas’ Permainan

Walaupun bukan yang terbaik, Assassin’s Creed Origins merupakan satu dari sedikit game yang sukses menyajikan pengalaman berpetualang di era Mesir Kuno secara apik. Komitmen Ubisoft untuk memperkaya konten pasca-rilis juga perlu diapresiasi. Selain meluncurkan dua DLC premium besar, sang developer telah merilis mode edukatif hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun.

Dan minggu lalu, Ubisoft Montreal kembali melepas satu lagi add-on unik, kali ini dikhususkan untuk para penikmat Assassin’s Creed Origins di Windows PC. Melalui patch ke versi 1.5, mereka memperkenalkan fitur baru bernama Animus Control Panel. Sederhananya, ACP mempersilakan gamer mengatur sendiri pengalaman bermain Assassin’s Creed Unity dengan cara meretas permainan.

Animus Control Panel memberikan gamer paling awam kesempatan buat merasakan pengalaman menjadi modder tanpa adanya resiko merusak permainan. ACP dapat diakses dari opsi sub-menu Play atau di menu Uplay (tekan Shift + F2). Ia memungkinkan kita mengubah tokoh utama, kemampuan fisik mereka, bahkan mengubah hubungan antar-faksi yang ada di era itu – misalnya tentara Ptolemy, pemberontak dan bandit.

ACP bekerja dengan file save yang sudah ada. Jangan cemas Anda merusak progres di sana karena game akan membuat duplikatnya. Setelah itu, Anda tinggal mengutak-atik setting dan menerapkannya. Tentu saja modifikasi tersebut dapat mengubah keseimbangan dunia game dan boleh jadi mengakibatkan efek samping tak terduga. Namun perlu diingat: Anda merupakan penguasa Animus Control Panel. Dan jika berantakan, pemain bisa mengembalikan semuanya ke setting awal.

Fitur ini menyajikan banyak opsi kustomisasi dalam kolom berbeda. Beberapa contohnya meliputi pengaturan tingkat efektivitas serangan, kecepatan berlari, hingga mengubah lamanya perputaran siang dan malam. Ubisoft turut menyediakan preset seperti ‘god mode‘, mode super-sulit yang mewajibkan stealth, serta mode yang membuat dunianya kacau. Saat game tengah berjalan, Anda bisa bermain sebagai karakter selain Bayek.

Produser Jose Araiza menjelaskan bahwa Animus Control Panel dirancang buat memenuhi tipe pemain Assassin’s Creed Origins yang berbeda. Beberapa gamer mungkin merasa permainan ini terlalu lambat dan ingin memberinya bumbu ‘arcade‘; lalu untuk orang seperti saya yang merasa nightmare terlalu mudah, kita dapat mendongrak tingkat kesulitannya lebih jauh lagi.

Animus Control Panel tersaji gratis melalui patch terlepas dari apakah Anda membeli season pass atau tidak. Buat saya, kehadirannya memperpanjang umur permainan, memanggil kembali mereka yang sudah menamatkan Assassin’s Creed Origins untuk menikmatinya lagi dengan ‘rasa’ berbeda.

[Game Playlist] Assassin’s Creed Origins Simpan Begitu Banyak Potensi Edukasi

Ada banyak permainan yang mengangkat tema atau terinspirasi dari kejadian bersejarah, namun mungkin tak ada yang menyajikannya seunik Assassin’s Creed. Dalam meramu seri ini, Ubisoft memadukan elemen sejarah bersama latar belakang sci-fi, lalu mengemasnya sebagai permainan action-adventure open world yang mudah dinikmati oleh semua kalangan gamer.

Para penggemar terberatnya mungkin akan berargumen bahwa Assassin’s Creed II dan Assassin’s Creed IV: Black Flag merupakan game terbaik di franchise ini. Namun meski saya tidak terlalu mengikutinya, saya tidak akan sungkan-sungkan merekomendasikan Assassin’s Creed Origins bagi Anda yang menyukai sejarah kebudayaan kuno, khususnya di wilayah Mesir pada era Ptolemaic (tahun 49-47 sebelum Masehi).

ACO 7

Bahkan jika tidak terlalu familier dengan periode ini, Origins berpeluang untuk memukau Anda lewat aspek visual dan konten. Tak hanya Ubisoft berhasil menciptakan dunia yang indah, daratan kuno itu juga dihuni oleh ekosistem yang benar-benar hidup: pusat kota dan pasar terlihat begitu sibuk, orang-orang tampak fokus pada aktivitasnya. Lalu saat mengunjungi alam liar, tak jarang Anda akan menyaksikan kawanan macan tutul memburu kelompok rusa.

ACO 8

ACO 13

Ubisoft Montreal menjelaskan bahwa riset yang dilakukan untuk membangun dunia tersebut menghabiskan waktu bertahun-tahun. Mereka mengombinasikan beragam metode penelitian, dari mulai mempelajari ensiklopedia, buku, film, hingga merekrut pakar sejarah Mesir ke dalam tim pengembangan. Tetapi sudah pasti developer punya ketentuan yang harus dipenuhi: mereka ingin karakter-karakter penting seperti Cleopatra dan Caesar muncul di sana.

ACO 10

ACO 6

Satu hal yang saya sangat apresiasi adalah kepiawaian Ubisoft merekonstruksi bangunan-bangunan bersejarah seperti Piramida hingga kota Alexandria. Tiap bangunan dibuat ulang dengan begitu indah dan realistis, sehingga betul-betul membawa Anda kembali ke era kuno. Di Alexandria misalnya, kota ini terbagi dalam distrik berbeda, ada yang dihuni oleh penduduk Mesir asli dan juga warga Yunani. Lalu jika Anda tidak terlalu buru-buru, silakan nikmati pertunjukan drama di amphitheatre.

ACO 14

ACO 12

Beberapa aspek di sana juga segera memicu saya untuk mencari tahu lebih jauh: Siapa itu Ptolemy XIII yang membuat Mesir jadi berantakan? Apa sebetulnya peran Medjay? Kemudian apa latar belakang dibangunnya Piramida di Giza? Area Giza sendiri merupakan salah satu wilayah paling ikonis di game, dan Anda tentu saja dipersilakan menjelajahi isi Piramid hingga menguak rahasia Sphinx.

ACO 5

ACO 4

Ubisoft berhasil melebur elemen fakta dengan fiksi begitu mulus sehingga eksplorasi terasa mengagumkan. Bahkan walaupun Anda tahu Piramida tersebut tidak dihuni oleh manusia (kecuali beberapa jasad yang bersemayam di sana), ancaman kutukan Firaun di hieroglyph dalam ruang yang cuma diterangi cahaya obor terasa menakutkan.

ACO 11

ACO 2

Dilihat dari aspek gameplay, desain permainan (bukan ‘desain dunia game’) Assassin’s Creed Origins memang belum menyamai kelas judul open world besar lain seperti The Witcher 3. Untuk berjelajah, Anda harus menyelesaikan sesi intro terlebih dahulu, lalu tiap area juga baru nyaman dijelajahi jika Bayek – tokoh utama game ini – telah mencapai level tertentu. Hal tersebut membatasi proses eksplorasi.

ACO 3

ACO 9

Namun kekurangan ini tak jadi masalah besar jika edukasi menjadi perhatian utama Anda. Di bulan September lalu, Ubisoft sempat mengungkap rencana untuk membubuhkan mode pembelajaran di Assassin’s Creed Origins, berjudul Discovery Tour. Mode ini sama sekali tidak menyajikan pertempuran, gunanya ialah mengubah permainan jadi satu museum hidup yang interaktif. Di sana Anda bisa mengkaji beragam ilmu seperti proses mumifikasi hingga riwayat hidup Cleopatra.

ACO 1

Discovery Tour rencananya akan dibagikan secara gratis untuk seluruh pemilik Assassin’s Creed Origins, atau dapat dibeli terpisah via Steam atau Uplay seharga US$ 20, akan meluncur pada tanggal 20 Februari 2018.

Di DLC Far Cry 5, Anda Akan Berhadapan Dengan Zombie, Laba-Laba Planet Mars, dan Pasukan Viet Cong

Far Cry merupakan bukti kepiawaian Ubisoft dalam memasukkan potongan alam ke video game. Seri ini membawa pemain ke tengah-tengah konflik di benua Afrika, pulau tropis di samudra Pasifik, hingga menjelajahi Himalaya. Di game kelimanya, sang developer menciptakan daerah fiktif bernama Hope County yang berada di Montana, Amerika.

Meskipun latar belakang cerita Far Cry umumnya mengangkat tema yang cukup serius, developer memang pernah mengimplementasikan arahan komedi di spin-off seri ini, bisa kita lihat dari eksistensi Far Cry 3: Blood Dragon. Dan berdasarkan informasi dari Ubisoft, pendekatan seperti ini tampaknya juga dihadirkan lagi ke Far Cry 5.

Di situsnya, sang publisher asal Perancis itu menyingkap informasi mengenai Season Pass Far Cry 5. Dengan membelinya, Ubisoft menjanjikan tiga petualangan baru yang benar-benar unik: aksi menumpas mayat hidup, berlaga di perang Vietnam, hingga mengajak Anda ke planet Mars buat menghadapi serbuan alien laba-laba. Semua konten ini dihidangkan melalui tiga DLC berbeda, yaitu Dead Living Zombies, Hours of Darkness dan Lost on Mars.

Far Cry 5 Season Pass

Menariknya lagi, pemilik akses Season Pass juga dapat kembali bertualang dan bertempur melawan kelompok perompak yang dipimpin oleh Vaas Montenegro di Far Cry 3, kali ini game dihidangkan untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Far Cry 3 ‘Classic Edition’ juga akan dijual terpisah empat minggu setelah Far Cry 5 dirilis. Itu berarti pemilik Season Pass bisa memainkannya lebih dulu.

Buat sekarang, belum diketahui kapan Dead Living Zombies, Hours of Darkness dan Lost on Mars akan dilepas, namun berdasarkan penyajian DLC di game-game Ubisoft sebelumnya, kemungkinan besar peluncuran mereka dilangsungkan secara bertahap.

Ada dua cara untuk memperoleh Season Pass Far Cry 5: pertama adalah membelinya ketika tersedia, atau Anda bisa mendapatkannya dengan memesan Gold Edition. Versi premium ini sudah dibundel bersama segala add-on, Season Pass serta bonus-bonus tambahan. Saat ini, Anda telah dipersilakan buat melakukan pre-order. Game rencananya akan dirilis di PC, Xbox One dan PlayStation 4 pada tanggal 27 Maret nanti.

Bersamaan dengan penyingkapan detail Season Pass ini, Ubisoft juga memublikasikan trailer baru, kali in difokuskan pada aspek cerita. Khusus bagi Anda yang berniat menikmati Far Cry 5 di Windows, pastikan dulu PC Anda telah memenuhi daftar kebutuhan hardware.

Far Cry 5 Gold Edition dibanderol di kisaran yang sama seperti versi ‘gold‘ Assassin’s Creed Origins: Rp 1 juta. Sangat mahal. Satu-satunya cara buat mendapatkannya di harga lebih rendah ialah dengan menunggu Steam Sale. Itulah yang saya lakukan buat mendapatkan Origins Gold Edition.

Tersedia Opsi 4K, Tapi Sanggupkah PC Anda Menjalankan Far Cry 5?

Dengan memegang franchise-franchise blockbuster seperti Assassin’s Creed, Tom Clancy dan Far Cry, Ubisoft merupakan salah satu pengembang game open world paling produktif. Setelah pelepasan Assassin’s Creed Origins yang cukup sukses, kini perhatian gamer tertuju pada permainan shooter terbaru garapan tim Ubisoft Montreal yang akan tiba sebentar lagi, Far Cry 5.

Permainan akan kembali menghidangkan gameplay khas seri Far Cry, mengedepankan aspek penjelajahan di dunia yang terbuka luas, dan menyajikan perspektif orang pertama. Namun ada satu aspek berbeda yang membuat game kelima ini lebih unik: untuk pertama kalinya Anda dipersilakan menciptakan karakter dari nol, termasuk memilih gender, warna kulit dan mengustomisasi penampilannya.

Tertarik? Jangan buru-buru mem-pre-order. Sebelum terbawa suasana, pastikan dulu PC Anda mampu menjalankannya, terutama jika Anda ingin menikmati Far Cry 5 versi Windows. Lewat blog resmi, Ubisoft mengumumkan daftar kebutuhan hardware Far Cry 5 dari mulai minimal, rekomendasi, hingga konfigurasi buat menjalankan game di 4K. Silakan simak detailnya di bawah.

 

Minimal, memungkinkan game berjalan di resolusi 720p dengan preset visual low:

  • Sistem operasi: Windows 7 SP1, Windows 8.1, Windows 10 64-bit
  • Prosesor: Intel Core i5-2400 3,1GHz atau AMD FX-6300 3,5GHz atau setara
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 670 atau AMD Radeon R9 270 (menyimpan VRAM 2GB dengan Shader Model 5.0)
  • Memori RAM: 8GB

 

Rekomendasi, permainan menyajikan resolusi 1080p di setting high:

  • Sistem operasi: Windows 7 SP1, Windows 8.1, Windows 10 64-bit
  • Prosesor: Intel Core i7-4770 3,4GHz atau AMD Ryzen 5 1600 3,2GHz atau sekelas
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD Radeon R9 290X (dengan VRAM 4GB, Shader Model 5.0)
  • Memori RAM: 8GB

 

Konfigurasi resolusi 4K (2160p) di 30-frame rate per detik, dengan preset high:

  • Sistem operasi: Windows 10 64-bit
  • Prosesor: Intel Core i7-6700 3,4GHz atau AMD Ryzen 5 1600X 3,6GHz atau setara
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX atau AMD RX Vega 56 (VRAM 4GB, Shader Model 5.0)
  • Memori RAM: 16GB

 

Untuk menyuguhkan 4K dengan 60-frame rate per detik di setting high sampai ultra:

  • Sistem operasi: Windows 10 64-bit
  • Prosesor: Intel Core i7-6700K 4GHz atau AMD Ryzen 5 1700X 3,4GHz atau yang lebih baik
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 1080 SLI atau AMD RX Vega 56 CFX (VRAM 8 GB, Shader Model 5.0)
  • Memori RAM: 16GB

 

Berikut adalah daftar kartu grafis yang didukung Far Cry 5:

Nvidia: GeForce GTX670, GeForce GTX760, GeForce GTX950, GeForce GTX1050, serta varian yang lebih canggih.

AMD: Radeon R9 270, Radeon R7 370, Radeon RX 460 dan versi yang lebih high-end, serta semua model Radeon Vega.

Far Cry 5 akan dirilis pada tanggal 27 Maret 2018 secara serempak di PC, PlayStation 4 dan Xbox One.

Far Cry 5 1

Tidak muluk-muluk, saya sudah cukup bahagia jika game ini bisa berjalan mulus di full-HD dengan opsi visual ultra. Secara pribadi, saya lebih suka memperoleh ratusan frame rate per detik via panel dengan refresh rate tinggi, khususnya buat permainan-permainan first-person shooter.

Update Assassin’s Creed Origins Disiapkan Untuk Menyongsong DLC Baru

Ditakar dari aspek kompleksitas dan desain gameplay, Assassin’s Creed Origins mungkin masih belum melampaui canggihnya The Witcher 3 atau Horizon Zero Dawn. Namun ada alasan kuat mengapa DailySocial memasukkannya dalam daftar permainan open world terbaik di 2017: Ubisoft Montreal berhasil menciptakan kembali era Mesir Kuno dengan akurat dan begitu indah.

Untuk memperkaya isi permainan pasca-rilis, Ubisoft punya rencana untuk melepas setidaknya dua downloadable content: The Hidden Ones dan The Curse of the Pharaohs, masing-masing dirilis di bulan ini dan Maret besok. Dan demi mempersiapkan pendaratan The Hidden Ones, developer mengumumkan agenda peluncuran update 1.2.0, jatuh di hari ini tanggal 16 Januari 2018.

Waktu pelepasan patch memang sedikit lebih lambat di Indonesia. Saat artikel ini ditulis, proses update masih belum berlangsung, kemungkinan akan dimulai sebentar lagi. Ada tiga hal yang dibawa oleh patch 1.20. Selain persiapan kehadiran DLC, Ubisoft juga menambahkan quest baru bertajuk Incoming Threat, serta memperbanyak jenis konten Heka Chest (diperoleh dengan membelinya dari Nomad’s Bazaar).

Patch sebesar 1,2 sampai 3GB ini tentu menyimpan beragam perbaikan dan penyempurnaan gameplay. Nanti, Anda bisa menjual kembali pakaian yang dibeli di Weaver, dapat melihat wilayah Sinai dan Valley of Kings di Peta Dunia, lalu akan ada tombol untuk menyembunyikan atau memunculkan item di menu Gear. Sejumlah aktivitas memperoleh penyesuaian tingkat kesulitan, lalu transisi di quest juga dibuat lebih sinematik.

Di sisi teknis, Ubisoft berjanji game akan berjalan lebih stabil lagi serta menumpas sejumlah bug besar – misalnya infinite loading, masalah freezing di Windows 7, serta hang dengan tampilan hitam. Selain itu, beberapa bug juga sudah diketahui developer, meliputi kandang yang dapat terbuka sendiri, objek yang bisa ditembus oleh karakter, hingga suara percakapan yang terus terdengar meskipun tokoh tersebut tewas.

Daftar lengkap dari konten patch 1.20 Assassin’s Creed Origins bisa Anda baca di tautan ini.

The Hidden Ones di-setting beberapa tahun setelah kisah di Origins usai. Di sana, Bayek akan berpetualang ke wilayah Sinai dan terlibat dalam konflik antara pasukan Romawi dengan tentara pemberontak. DLC ini merupakan penerus cerita persaudaraan Hidden Ones, yaitu para pendahulu dari Orde Assassin. Hidden Ones didirikan oleh sang tokoh protagonis Medjay Bayek dan istrinya, Aya dengan memastikan orang bisa hidup bebas.

Sesudah itu, DLC The Curse of the Pharaohs akan membawa Bayek ke Thebes dan Valley of the Kings untuk memecahkan misteri. Add-on ini didesain untuk mengeksplorasi mitos Mesir Kuno lebih jauh lagi.

Apakah Watch Dogs 2 Lebih Baik Dari Game Pertamanya?

Tepat di tanggal 15 November ini, Ubisoft merilis Watch Dogs 2 di Xbox One dan PlayStation 4, segera disusul versi PC-nya dua minggu lagi. Permainan action open world ini menyuguhkan beragam perubahan serta penyempurnaan pada gameplay. Jika Anda sedang menimbang-nimbang untuk membeli Watch Dogs 2, beberapa media sudah memublikasikan ulasan-ulasan mereka.

Tentu saja pertanyaan mayoritas gamer adalah, apakah Watch Dogs 2 lebih baik dari permainan pertamanya? Memang ada sedikit kendala teknis di awal pelepasannya, tapi Anda tak perlu cemas, sejauh ini Watch Dogs 2 memperoleh respons positif dari para reviewer.

Zack Furniss dari Destructoid menyodorkan skor 8.5 buatnya. Ia memuji keputusan Ubisoft untuk tidak hanya fokus pada kuantitas konten, tapi juga memberikan kebebasan bagi pemain dalam menikmatinya. Walaupun mengangkat tema yang serius, jalan ceritanya lebih ringan, lebih mengesankan, dan lebih menyenangkan. Destructoid menyukai presentasi unik dari tiap karakter game, dan kini reviewer tidak sabar menanti permainan ketiga di seri ini.

Menariknya, IGN ialah salah satu media yang memberikan nilai paling rendah, hanya 6.5 di artikel review-in-progress mereka. IGN memuji bervariasinya misi, elemen puzzle serta banyaknya aktivitas (dari mulai balapan hingga jadi supir ala Uber); sayangnya kendala teknis menyebabkan hampir seluruh mode multiplayer Watch Dogs 2 tidak bisa diakses. Sang pengulas mengeluhkan hal ini, dan menyarankan Anda baru membeli game setelah developer memperbaikinya.

Apresiasi tertinggi diungkapkan oleh Cheat Code Central dengan skor 4.9/5.0. Reviewer Jenni Lada bilang ia menyukai Marcus dan kawan-kawannya, lalu menurutnya, cerita permainan mewakilkan masalah di dunia nyata dan membuat para pemain jadi berpikir. Di segi gameplay, Watch Dogs 2 menawarkan keleluasaan menjelajahi kota San Francisco, membebaskan Anda mengerjakan beragam aktivitas dan side quest, atau silakan fokus menyelesaikan narasi utamanya.

Polygon menjelaskan, Watch Dogs 2 mengisahkan bagaimana rasanya jadi pemuda yang marah pada sistem, dan merasa yakin bahwa Anda sedang melakukan hal terbaik. Permainan ini penuh energi dengan fitur hacking yang lebih pintar. Jalan ceritanya berada di titik seimbang antara tema serius dan konyol. Meski begitu, Polygon berpendapat bahwa perbaikan pada sejumlah aspek permainan belum bisa mengeluarkan seluruh potensinya. Watch Dogs 2 mendapatkan nilai 8 dari mereka.

Skor 4.5/5 dari Hardcore Gamer merupakan salah satu yang paling tinggi. Bagi reviewer Chris Shive, Watch Dogs 2 menyajikan apa yang seharusnya disajikan oleh sekuel, yaitu tetap menghidangkan aspek andalannya sembari menyempurnakan kekurangan di game sebelumnya. Dalam Watch Dogs 2, Ubisoft berhasil menemukan formula yang membuat Grand Theft Auto V begitu epik namun tak lupa diperkaya ide-ide baru sehingga petualangan Marcus Holloway terasa menyegarkan.

Di situs agregat review  OpenCritic, Watch Dogs 2 berhasil memperoleh skor sementara 84.

Apa yang Membuat Watch Dogs 2 Berbeda Dari Game Sebelumnya?

Seperti pendahulunya, ada sejumlah elemen yang kembali diangkat Ubisoft Montreal dalam sekuel Watch Dogs: tema hacking melawan pihak otoriter dan bumbu stealth di genre action, berlatar berlakang versi fiksi dari kota sesungguhnya, kali ini developer memilih San Francisco. Namun sejak trailer perdana diungkap, kita mulai melihat ada sejumlah keunikan di Watch Dogs 2.

Hal tersebut turut dikemukakan oleh Eurogamer setelah diperkenankan menjajal sejumput konten Watch Dogs 2. Permainan kini tidak menghambat Anda berpetualang. Tak ada lagi menara-menara yang harus diretas agar pemain dapat mengakses seluruh teknologi hacking. Memang bukan pendekatan baru, tapi merupakan lompatan besar untuk sebuah game open-world garapan Ubisoft – membedakannya dari Watch Dogs pertama, seri Far Cry, serta Asassin’s Creed.

Untuk menghidangkan progres, Watch Dogs 2 mengusung sistem poin XP ala game role-playing dengan sedikit twist. Penyajiannya mirip fitur follower di sosial media, bisa Anda peroleh dengan mengerjakan berbagai aktivitas, misalnya membeli celana baru atau mencorat-coret poster individu yang tidak disukai publik. Metode ini akan mendorong pemain buat terus berjelajah tanpa membuat game jadi terasa asing. Bahkan sejak permainan dimulai, Anda dipersilakan melupakan main story dan melakukan eksplorasi.

Fokus narasi Watch Dogs 2 adalah seorang pemuda bernama Marcus Holloway. Dari awal, Ubisoft memang bermaksud mengedepankan kesan ‘good guy‘, berbeda dari karakter-karakter Grand Theft Auto atau bahkan tokoh utama Watch Dogs pertama, Aiden Pearce. Jika Pearce digambarkan sebagai seorang tukang pukul yang tidak ragu-ragu menodongkan pistol otomatisnya, Holloway akan memilih pendekatan ‘lebih bersahabat’ dalam menyelesaikan masalah.

Buat bertarung jarak dekat, Marcus menggunakan senjata tumpul buatannya sendiri, yaitu bola biliar yang diikatkan ke kabel. Ia juga diberikan akses ke banyak sekali gadget, memperkecil peluang terjadinya insden berdarah. Beberapa contohnya ialah, mainan mobil remote control yang dapat bertransformasi dan meretas, serta drone untuk mengintai dari udara sekaligus perangkat ber-selfie.

Di sesi uji coba Eurogamer, Ubisoft memang tidak mau menyingkap bagian terbaik Watch Dogs 2, hanya membiarkan sang tester menikmati misi-misi awal seperti mencuri mobil yang bisa berbicara ala Knight Rider di kawasan Hollywood, meretas crane untuk membuat graffiti di billboard, sampai mengelabui miliarder licik buat menyumbangkan uangnya ke lembaga amal.

Watch Dogs 2 rencananya akan meluncur di console Xbox One dan PlayStation pada tanggal 15 November, disusul versi PC-nya di tanggal 29 November 2016.

Watch Dogs 2 Resmi Diumumkan, Perkenalkan Tokoh Baru dan Bawa Anda ke San Francisco

Ubisoft memperkenalkan sekuel dari permainan open world mereka lewat event live stream kemarin. Sayang sekali, publisher gagal memberi kejutan karena trailer-nya malah bocor di Twitch. Tapi tentu saja, baru lewat pengumuman resmi itulah Ubisoft mengungkap segala hal terkait Watch Dogs 2. Game mengusung formula serupa, dengan sejumlah modifikasi.

Kisah Aiden Pearce berakhir di Watch Dogs pertama. Penerusnya ini memperkenalkan tokoh protagonis baru bernama Marcus Holloway. Seperti Pearce, ia adalah seorang peretas, namun petualangannya di game bukan didorong oleh balas dendam. Holloway dituduh atas kejahatan yang tidak ia lakukan. Tema hacking dipadu elemen stealth akan kembali jadi sorotan di Watch Dogs 2.

Banyak gamer mengkritisi karakeristik Pearce, dan di judul baru ini, Ubisoft mencoba membuat sang tokoh utama jadi lebih mudah disukai. Marcus Holloway adalah seorang pemuda yang lucu dan memesona, sekaligus individu idealis. Ia bermaksud mengembalikan kebebasan yang direnggut karena implementasi sistem pengawasan ctOS 2.0 (kependekan dari Central Operating System).

Versi kedua Central Operating System dipasang di San Francisco dan di kota inilah kita akan bermain. ctOS 2.0 ialah gambaran lanjut dari pengembangan Internet of Things, di mana perusahaan dapat melacak dan memperjualbelikan informasi mengenai Anda, dan organisasi kriminal bisa mudah mengawasi gerak-gerik kita. Di sana, Marcus tidak berjuang sendiri, ia ditemani oleh komunitas DedSec yang juga ingin mengakhiri penyalahgunaan ctOS 2.0.

Watch Dogs 2 1
Kegiatan hacking jadi lebih leluasa di Watch Dogs 2.

Dari sisi gameplay, Anda tidak perlu lagi harus meng-unlock ‘tower‘ agar bisa meretas objek-objek di satu area. Wilayah San Francisco terbuka bebas begitu permainan dimulai, dan gamer dapat segera mengeksplorasinya (saya berharap Ubisoft kembali menyajikan misteri pembunuhan berantai). Developer menjanjikan variasi di antara daerah di kota tersebut, dari mulai Silicon Valley, jalan-jalan sibuk San Francisco, sampai pemandangan cantik Marin County.

Prosedur hacking juga diperluas. Di Watch Dogs 2, Anda dapat meretas perangkat elektronik sampai kendaraan. Tak puas dengan cuma mengubah-ubah lampu lalu lintas? Kini kita bisa meledakkan mesin mobil, bahkan mengambil alih setir dan mengontrolnya dari jauh. Developer mencoba mendorong Anda buat bermain secara kreatif menggunakan fitur-fitur yang telah disediakan.

Kabar baiknya, Watch Dogs 2 akan hadir di tahun ini, tepatnya pada tanggal 15 November untuk PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Ubisoft menyediakan tiga versi: Standard, Deluxe serta Gold Edition berisi Season Pass.

Rekaman presentasi penyingkapan Watch Dogs 2 bisa Anda saksikan di bawah.

Sumber: Blog PlayStation.

Jelang Peluncurannya, Open Beta Game Rainbow Six Siege Segera Dibuka (Updated)

Update: Ubisoft melepas info baru, menyatakan bahwa mereka dihadang masalah lambatnya proses matchmaking dan kendala sambungan di seluruh platform. Akhirnya, developer memutuskan buat menunda pembukaan open beta, masih menerapkan status closed beta pada Rainbow Six Siege. Ubisoft berjanji untuk memberikan kabar secepatnya.

Berita sebelumnya: Meski momentum sedikit melambat setelah pelepasan Fallout 4 dan Battlefront, bisa dipastikan serbuan judul-judul game besar di akhir tahun ini belum berakhir. Publisher Ubisoft berencana meluncurkan penerus salah satu franchise hiburan andalan mereka di penghujung 2015: Rainbow Six Siege. Dan ada kabar gembira buat gamer yang sedang menantinya.

Tampaknya open beta menjadi tren di ranah game-game blocksbuster, dan Tom Clancy’s Rainbow Six Siege bukan perkecualian. Setelah pengungkapan kabar mengenainya beberapa waktu lalu, Ubisoft kembali mengingatkan bahwa periode beta akan segera berlangsung; dan para pemilik platform PC, Xbox One serta PlayStation 4 dipersilakan berpartisipasi. Dan Anda sudah dapat mengunduhnya sekarang juga.

Kata ‘siege‘ memang dimaksudkan untuk merepresentasikan gameplay. Permainan mengadu dua tim berisi masing-masing lima pemain, satu mempunyai misi bertahan, dan yang lainnya akan menyerang. Keduanya diberikan waktu dan peralatan buat menyiapkan rencana serta pertahanan. Skenario tersebut digilir secara dinamis, mendorong para penyerang untuk bertahan atau sebaliknya.

Rainbow Six Siege Beta 02

Di versi ini, Anda bisa bermain dengan pilihan 14 operator dan lima ‘reserve‘ dari lima tim anti-teroris elit dunia, yaitu SWAT, Special Air Service (Inggris), GSG-9 (Jerman), Spetsnaz (Rusia), dan GIGN (Perancis). Siege beta menawarkan tiga map (di waktu siang dan malam), dengan tiga opsi mode – PVP 5v5 Bomb dan Secure Area, serta satu sampai lima player di PVE Disarm Bomb.

Khususnya buat console, Ubisoft menjelaskan bahwa Rainbow Six Siege berjalan di resolusi 1080p di PlayStation 4 dan 900p di Xbox One. Di PC, resolusi game ‘berada di antara 720p sampai 1080p tergantung konfigurasi’. Dengan begitu, kemungkinan besar tidak ada dukungan 4K. Ubisoft juga sudah merilis daftar kebutuhan hardware, dan menariknya, Siege tidak menuntut spesifikasi terlalu tinggi – pastikan saja ada ruang kosong sebesar 30GB di hard drive.

Cara berpartisipasi dalam open beta sangat simpel. Di Xbox One, Anda cukup membuka ‘Games’ dan mencari ‘Tom Clancy’s Rainbow Six Siege Open Beta’. Keyword tersebut juga berlaku di PlayStation 4 via PlayStation Store. Untuk PC, beta tersaji lewat client Uplay. Ia tidak muncul di My Games, Anda harus navigasi ke bagian Free Games.

Masa beta Rainbow Six Siege digelar dari tanggal 25 November sampai hari Minggu 29 November 2015 besok. Versi retailnya sendiri akan dirilis pada tanggal 1 Desember.

Sumber: Ubi.com & FAQ.