Fokus Emedis Menjadi Platform E-Commerce B2B Khusus Alat Kesehatan

Setelah menjalankan bisnisnya selama 1 tahun, marketplace B2B untuk alat kesehatan pertama di Indonesia Emedis hari ini meresmikan kerja sama strategisnya dengan asosiasi dan lembaga industri kesehatan ternama di Indonesia.

Kepada media Managing Director Emedis Cakra Putra mengungkapkan, kerja sama strategis dilakukan dengan tiga mitra, di antaranya adalah Promkop IDI, PKFI (Perhimpunan Klinik Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan) dan ARSINU (Pengurus Pusat Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama). Kemitraan ini diharapkan bisa memperluas layanan dan menambah jumlah pengguna dari Emedis saat ini.

“Untuk saat ini kemitraan dengan partner strategis tersebut kami batasi kepada lembaga dan asosiasi kesehatan yang berkualitas dan ternama, agar Emedis bisa memberikan layanan yang menyeluruh kepada pengguna dan vendor,” kata Cakra.

Saat ini Emedis telah memiliki 5000 lebih jaringan pembeli, 150 lebih jumlah distributor utama, 300 lebih merek terdaftar dan lebih dari 25 ribu produk resmi.

“Untuk memberikan alat kesehatan yang berkualitas, Emedis melakukan kurasi yang ketat kepada vendor yang kebanyakan adalah distributor utama. Sehingga kualitas barang bisa dijamin terbaik,” kata Cakra.

Kepastian pembayaran untuk vendor dan produk terpilih

Dengan sistem dan mekanisme yang diterapkan, kehadiran Emedis bukan hanya membantu rumah sakit, klinik hingga pihak terkait lainnya dalam mendapatkan alat kesehatan yang dibutuhkan, namun juga memberikan kepastian kepada vendor pembayaran yang langsung diterima. Berbeda dengan marketplace lainnya, Emedis menjamin semua produknya lebih berkualitas dan sesuai dengan standar dari alat kesehatan yang resmi.

“Dengan sistem procurement dari Emedis, kami menjamin pembayaran kepada vendor secara langsung dengan bantuan dari institusi finansial mitra dari Emedis. Sehingga vendor bisa langsung mendapatkan pembayaran dengan cepat setelah pembeli melakukan transaksi,” kata Director Strategic & Commerce Partnership Michael Yovies.

Selain itu pembeli juga bisa memanfaatkan pilihan pembayaran beragam yang tersedia di Emedis, mulai dari pembayaran tunai, bank transfer, cicilan kartu kredit dan lainnya. Semua bersifat transparan sehingga bisa dimonitor oleh pihak yang terkait.

Produk yang disediakan di Emedis terbagi menjadi dua kategori, yaitu durable seperti mesin alat kesehatan dan disposable yaitu alat kesehatan yang ringan dan digunakan secara rutin. Dari kategori tersebut, yang paling banyak dikonsumsi oleh pembeli adalah alat kesehatan yang disposable.

Saat ini situs Emedis yang masih dalam versi beta, sudah bisa diakses dan melayani ke seluruh wilayah di Indonesia. Untuk memudahkan pembeli dalam hal pengiriman, Emedis menjalin kemitraan dengan logistik pihak ketiga. Hingga kini Emedis telah memiliki ratusan distributor alat kesehatan dan telah memiliki puluhan rumah sakit dari berbagai level yang telah memanfaatkan layanan Emedis.

Menjalankan bisnis secara bootstrapping dan belum berniat melakukan fundraising

Selama 1 tahun terakhir selain memberikan edukasi kepada target pengguna dan vendor, Emedis mengklaim telah mendapatkan profit. Masih menjalankan bisnis secara bootstrapping, Emedis belum berniat untuk melakukan fundraising namun tidak menutup adanya kesempatan jika bertemu dengan investor yang tepat.

Selanjutnya Emedis memiliki rencana untuk menambah jumlah vendor, rumah sakit dan pengguna untuk bisa memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh Emedis.

Ayo Kita Gali Data Gaming di Steam Menggunakan Steam Spy

Berbekal tool Steam Survey dan Stats yang di-update berkala, kita bisa melihat komposisi hardware milik sesama pengguna serta jumlah pemain dalam Steam. Tapi Valve sendiri tak pernah mengungkap data rinci tentang seberapa banyak penjualan game di sana. Jika Anda benar-benar ingin tahu, blogger dan podcaster bernama Sergey Galyonkin punya solusinya. Continue reading Ayo Kita Gali Data Gaming di Steam Menggunakan Steam Spy

Tahun Baru, Steam Cetak Rekor Baru Pula

Liburan akhir tahun kemarin seharusnya menjadi saat menyenangkan bagi pemilik home console dari Microsoft dan Sony. Sayang sekali layanan PlayStation Network dan Xbox Live mengalami gangguan justru di waktu paling penting, ketika Natal dan Tahun Baru. Namun hal serupa sama sekali tidak terjadi pada Steam, ia malah mencetak sebuah rekor baru. Continue reading Tahun Baru, Steam Cetak Rekor Baru Pula

Total Pengguna Instagram Kalahkan Twitter

Instagram sudah melangkah jauh sekali dari semenjak Kevin Systrom dan Mike Krieger meluncurkan jejaring sosial khusus sharing foto dan video itu pertama kali di tahun 2010. Ia kini telah menjadi milik Facebook setelah sang raksasa mengakuisisinya senilai US$ 1 miliar. Tapi tak disangka, perkembangannya mampu menyusul sosial media lain, termasuk Facebook. Continue reading Total Pengguna Instagram Kalahkan Twitter

[Startup Wednesday] Cara Menentukan “Market” yang Potensial

Saya Suzuki dari CyberAgent Ventures (CAV) Indonesia. Kali ini saya mau berbagi tentang bagaimana CAV menentukan market yang potensial, yaitu market yang harus dipilih oleh para entrepreneurs. Untuk hal ini, baik B2C service maupun B2B service, yang paling penting untuk diingat adalah berdiri di sudut pandang user lalu berpikirlah: Apakah market di kategori itu ada?

Continue reading [Startup Wednesday] Cara Menentukan “Market” yang Potensial

Layanan Messenger LINE Tembus Angka 60 Juta Pengguna

NHN Jepang mengumumkan bahwa saat ini jumlah pengguna terdaftar layanan messenger populer LINE sudah mencapai lebih dari 60 juta orang. Saat ini LINE sedang fokus dalam usahanya berekspansi ke pasar-pasar baru di luar Jepang dan telah tersedia di 230 negara. Angka ini sungguh luar biasa karena di awal tahun 2012, jumlah pengguna layanan ini baru mencapai 20 jutaan pengguna, artinya terjadi pertumbuhan hingga 3 kali lipat dalam jangka waktu kurang dari sembilan bulan.

Continue reading Layanan Messenger LINE Tembus Angka 60 Juta Pengguna

Pengguna Memang dan Harus Mengeluh

Artikel berseri tentang User Experience (UX) ini ditulis oleh Qonita Shahab, peneliti UX yang pernah bekerja di bidang TI. Ketertarikannya akan musik dan fotografi membantunya dalam mendesain prototipe sistem interaktif. Sejak mulai melakukan penelitian di bidang teknologi persuasif, Qonita belajar banyak tentang psikologi sosial dan penggunaan komunal atas teknologi. Anda bisa follow akun Twitter-nya di @uxqonita.

Pernahkah Anda mendengar tentang seruan seperti ini, “Stop complaining about Facebook’s changes, it’s free for God sake!”? Apakah Anda pernah dicap sebagai tukang mengeluh hanya dengan berbicara tentang hal ini? Saya ada di antara mereka yang berbicara tentang itu, tapi saya tidak peduli dengan label tukang keluh. Lagi pula, apa yang saya lakukan adalah memberi mereka (Facebook) masukan yang berharga.

Selain itu, saya juga tidak setuju kalau Facebook adalah sebuah layanan gratis. Tentu saja secara finansial kita tidak membayar apapun ke Facebook, namun pendekatan ini telah dijalankan secara praktis dalam waktu yang terlalu lama: memberikan akses gratis ke produk (sebagian dari produk tersebut) untuk memperkecil hambatan bagi pengguna dalam mengadopsi produk. Kita mungkin bertanya-tanya, sampai kapan Facebook tetap menjadi layanan gratis? Akankah di masa depan Facebook tiba-tiba menerapkan biaya atas layanan mereka?

Continue reading Pengguna Memang dan Harus Mengeluh

Users Do and Have to Complain

The series of User Experience (UX) posts is brought to you by Qonita Shahab, a researcher in UX who used to work in IT. Her interest in music and photography helps her in designing interactive system prototypes. Since she started research in the field of persuasive technology, Qonita studied more about social psychology and the communal use of technology. Follow her on Twitter @uxqonita.

Have you heard of “Stop complaining about Facebook’s changes, it’s free for God sake!”? Have you been labeled as whiner just by talking about it? I’m among those who talked about it, but I didn’t buy the whiner label. After all, what I did was giving them valuable inputs.

Besides, I also don’t agree that Facebook is free. Of course financially we don’t pay anything to Facebook, but this approach has been in practice for too long: giving free access to a product (of parts of it) lowers the barrier to adopt the product. We may wonder, until when will Facebook keep being free? Will in the future Facebook suddenly charge us something?

Continue reading Users Do and Have to Complain

HootSuite will hold Meetup in Jakarta and Bandung

As written on DailySocial, HootSuite starts to pay attention to Indonesian users and plans to hold meetups. Now, the information about the meetup, as called HootUp announced and will be held in Jakarta and Bandung.

The HootUp for Jakarta will be held in Emax Semanggi, Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 No. 52 Jakarta – 12930, on October 18th 2011 at 7:30pm to 20:30pm.

While in Bandung will be held at Hummingbird Eatery, Jln. Progo No.14 Bandung on October 19th 2011. This event will start at 6:30pm to 20:30pm. This event is for free and open for public. There will be free dinner for the first 15 participants in Bandung.

The registration for the event in Jakarta is available here and for event in Bandung here. The event in Jakarta will present Aswin Utomo. I also will present to share the knowledge about HootSuite in Bandung. I am personally using this Canadian social media dashboard. I choose the pro facility because of some reasons. One of them is the analytics facility.

Continue reading HootSuite will hold Meetup in Jakarta and Bandung

Bistip.com Gets More Positive Response and Keep Improving Its Features

Do you still remember BisTip.com? This web-based courier service that provides facilities for those who wish to entrust their items or have items entrusted to them for delivery purposes for a fee, keeps improving and got many positive response.

Based on my simple observation, at least from my Twitter account timeline, several friends who didn’t know or were not interested in using this service start to use or introduce this service on their timeline. Some of my friends are quite active on Twitter, they might be influencers for other users.

It seems that now BisTip starts to be broadly recognized and keep getting positive response. One of their “product” is the Bistipes which is the figure of the BisTip brand to whom you can entrust your item for free, is an interesting facility for the new users.

Usually users can get money from the boarding out service (based on the deal), with Bistipes, people can get free of charge service. But Bistipes will go only to some route that announced before and can be varied. Bistipes has done the route to Singapore and now is on the route from Sydney to Jakarta.

Continue reading Bistip.com Gets More Positive Response and Keep Improving Its Features