Lebih Kecil dari Bola Ping Pong, NeoEye Siap Rekam Video 360 Derajat

Meski trennya sedang mencuat tinggi, virtual reality (VR) masih belum bisa dibilang benar-benar matang. Penghambat utamanya adalah soal konten yang masih tergolong terbatas. Namun coba bayangkan seandainya semua smartphone dibekali kamera 360 derajat, pastinya jumlah konten yang bisa dinikmati menggunakan VR headset akan meningkat pesat.

Well, itulah premis yang ditawarkan oleh perangkat mungil bernama NeoEye ini. Diameternya tidak sampai 3 cm, lebih kecil daripada bola ping pong. Pun begitu, ia siap mengubah hampir semua smartphone Android menjadi kamera 360 derajat.

Menurut pengembangnya, Etron Technology, NeoEye adalah kamera 360 derajat termungil sejauh ini. Cara penggunaannya sangatlah sederhana: cukup tancapkan ia ke port micro USB milik smartphone, buka aplikasi pendampingnya, dan video 360 derajat dengan efek stereoscopic pun siap direkam.

Selesai merekam, Anda pun bisa langsung menyimak hasilnya menggunakan Google Cardboard maupun VR headset lainnya. Atau kalau ingin pamer ke publik, pengguna tinggal mengunggahnya ke YouTube atau Facebook.

NeoEye rencananya akan mulai dipasarkan sebelum libur Natal tahun ini. Harganya masih belum dipastikan, namun Etron bertekad untuk membanderolnya di bawah $200. Awal tahun depan, Etron berencana untuk merilis NeoEye versi perangkat iOS.

Sumber: Pocket-lint dan Business Wire.

Rivet Suguhkan Konser Musik Virtual Reality untuk Perangkat Mobile

Menjamurnya tren livestreaming pada dasarnya dapat memudahkan akses konsumen menuju konser musik. Jadi ketimbang harus mampir ke venue dan berdesak-desakan dengan pengunjung lain demi menyoraki musisi idolanya, live streaming memungkinkan kita untuk menikmatinya dari mana saja dan di saat yang sama selama ada koneksi internet.

Tentunya kesan yang didapat tidak sebanding dengan menghadiri konser secara langsung. Namun seandainya live streaming tersebut disajikan dalam virtual reality, paling tidak pengguna bisa merasa seakan-akan sedang berada di venue yang sebenarnya.

Itulah premis yang ditawarkan oleh Rivet, sebuah startup asal AS yang bermisi menyajikan konser musik dalam wujud video 360 derajat maupun virtual reality bagi pengguna perangkat mobile. Mereka kini selangkah lebih dekat dengan targetnya setelah meluncurkan aplikasi Rivet Music untuk iOS.

Pengguna bisa melihat-lihat katalog konser musik yang disediakan oleh Rivet pada aplikasi, baik rekaman maupun yang sedang disiarkan secara live. Sejauh ini Rivet baru menayangkan gig dari Blue Note Jazz Club di New York City yang cukup legendaris. Nantinya, ada kemungkinan Rivet bisa memperluas jangkauan dan menayangkan konser musik VR dari tempat lain.

Video 360 derajat bisa dinikmati langsung dari iPhone atau iPad, atau pengguna juga bisa menyelipkan iPhone ke dalam headset Cardboard guna menambah kesan immersive. Dalam tiap konser terdapat sample video sehingga pengguna bisa meninjaunya terlebih dulu sebelum membeli konten secara keseluruhan via in-app purchase.

Saat ini Rivet Music sudah bisa diunduh di App Store secara cuma-cuma. Versi Android-nya dikabarkan akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: CNET.

Dilengkapi 8 Kamera, Vuze Siap Rekam Video 360 Derajat dalam Resolusi 4K

Kalau Anda merasa VR headset seperti Oculus Rift dan HTC Vive itu mahal, ketahuilah bahwa harga kamera VR bisa jauh lebih mahal lagi, apalagi kalau kita berbicara tentang kamera VR yang ditujukan buat kaum profesional seperti Nokia Ozo dan Lytro Immerge.

Untuk konsumen secara luas, di pasaran memang sudah ada sejumlah kamera VR atau kamera 360 derajat yang berharga terjangkau. Pun demikian, mayoritas memang belum bisa menyajikan kualitas gambar yang berkesan mengingat seringkali hanya ada sepasang sensor yang digunakan.

Ada harga ada rupa, namun apakah itu berarti opsi kita terbatas pada kamera VR dengan harga selangit saja? Tidak, karena ada alternatif lain bernama Vuze. Malahan, selain video 360 derajat, kamera ini juga sanggup menghasilkan efek tiga dimensi yang menarik.

Vuze datang bersama sebuah tripod yang juga bisa difungsikan sebagai tongsis / HumanEyes
Vuze datang bersama sebuah tripod yang juga bisa difungsikan sebagai tongsis / HumanEyes

Vuze dikembangkan oleh perusahaan asal Israel, HumanEyes. Wujudnya pipih, ringkas sekaligus minimalis, dengan dimensi 12 x 12 x 3 cm. Sepintas, ia tampak seperti icon aplikasi jika dilihat dari atas. Di tiap-tiap sisinya bernaung sepasang kamera, masing-masing dengan resolusi full-HD. Jadi ketika delapan kamera tersebut digabungkan, terciptalah video VR beresolusi 4K.

Permukaan atasnya hanya dihuni oleh dua tombol, yaitu tombol On/Off dan tombol Record, sehingga pengoperasiannya tidak jauh lebih sulit dari kamera saku. Selagi merekam, pengguna bisa melihat preview-nya lewat aplikasi smartphone.

Vuze datang bersama sebuah tripod unik yang juga dapat difungsikan sebagai tongsis. Pihak pengembangnya juga tidak lupa menyertakan software Vuze Studio yang bertugas untuk menyelesaikan proses stitching video menjadi sebuah video VR 3D yang menarik dan siap ditonton menggunakan VR headset apapun.

Pre-order Vuze saat ini telah dibuka di angka $799, sudah mencakup tripod dan software yang telah disebutkan tadi, plus sebuah VR headset untuk digunakan bersama smartphone pengguna.

Sumber: PR Newswire.

Disney Garap Konten VR Menggunakan Kamera Nokia Ozo

Tahun kemarin, kita sudah melihat kamera virtual reality buatan Nokia yang secara spesifik ditujukan untuk kebutuhan profesional. Ambisi tersebut rupanya telah terpenuhi. Baru-baru ini, Disney menandatangani kerja sama dengan Nokia guna memanfaatkan kamera bernama Ozo tersebut dalam memproduksi beragam konten VR.

Sebagai sosok ternama di dunia hiburan, tentunya Disney paham bagaimana tren VR sedang mencuat dengan pesat, dan mereka pun harus bergerak cepat kalau tidak mau kehilangan momentum. Ozo sepertinya merupakan pilihan yang tepat, mengingat salah satu keunggulan kamera ini adalah kemampuan me-render video 360 derajat secara real-time.

Apakah ini berarti Disney bakal memproduksi film VR? Mungkin tidak dalam waktu dekat. Untuk sekarang, Ozo akan dipakai Disney untuk menggarap konten pelengkap bagi film-film produksinya, contohnya adalah video red carpet dan wawancara pemeran dalam 360 derajat dari film The Jungle Book yang akan tayang dalam waktu dekat.

Dengan adanya kerja sama ini, posisi VR sebagai format baru dalam konteks hiburan pun semakin mantap, apalagi kalau kita bicara nama sebesar Disney, yang notabene merupakan pemilik franchise Star Wars. Bicara soal Star Wars, jangan kaget kalau ke depannya bakal beredar video-video – mungkin trailer, interview atau konten eksklusif lainnya – dalam virtual reality.

Sumber: Nokia via Engadget.

YouTube Kini Mendukung Live Streaming Video 360 Derajat dan Spatial Audio

Setelah sekitar setahun lebih menghadirkan dukungan terhadap video 360 derajat, YouTube kini sudah siap untuk memulai babak baru dalam tren video: live streaming video 360 derajat, menyuguhkan pengalaman immersive di saat suatu momen sedang berlangsung.

Dukungan ini sekaligus menjadi persembahan YouTube bagi para penggemar musik yang tidak bisa menghadiri event Coachella yang tengah berlangsung hingga 24 April mendatang. Sebelum-sebelumnya, YouTube sudah menyiarkan ajang tahunan tersebut secara live. Namun tahun ini, tepatnya pada akhir pekan nanti, performance dari sejumlah artis terpilih akan disiarkan secara live dan dalam sudut pandang 360 derajat.

Secara teori, perpaduan live video dan kesan immersive yang ditawarkan video 360 derajat akan membawa kita seakan-akan sedang berada dan menjalani momen tersebut, meski pada nyatanya kita sedang bersantai di kediaman dengan headset Gear VR atau Google Cardboard terpasang di kepala.

Di saat yang sama, Google turut memperkenalkan dukungan atas spatial audio, yang pada dasarnya merupakan cara penyuguhan audio secara tiga dimensi, dimana kita bisa mengenali dari titik mana suara berasal dan separasi tiap-tiap instrumen akan jadi lebih terasa.

YouTube mengklaim bahwa timnya telah bekerja sama dengan banyak pihak supaya berbagai software dari perusahaan macam VideoStitch dan Two Big Ears bisa kompatibel dengan platform YouTube. Gampangnya, semakin banyak software yang didukung, semakin banyak pula live video 360 derajat dengan spatial audio yang bisa kita nikmati.

Sebagai perkenalan, YouTube telah menyiapkan playlist khusus “Immersive Videos With Spatial Audio” yang berisikan video-video 360 derajat dengan spatial audio. Salah satu contohnya bisa Anda nikmati di bawah ini.

Sumber: YouTube Blog.

Orah 4i Siap Merekam Video 360 Derajat dan Menyiarkannya Secara Langsung

Sampai sejauh ini, proses menciptakan video VR masih sama: rekam menggunakan kamera 360 derajat, tunggu software-nya menyelesaikan tahap stitching, baru video siap dibagikan. Apapun kamera yang dipakai, bisa Ricoh Theta atau Samsung Gear 360 yang berukuran compact, atau malah yang dirancang untuk golongan profesional seperti GoPro Odyssey, Nokia Ozo dan Lytro Immerge; ketiga langkah di atas masih merupakan bagian dari prosesnya.

Namun sekarang perusahaan bernama VideoStitch ingin menawarkan sesuatu yang tergolong baru, yakni livestreaming video VR. Untuk mewujudkan misi tersebut, mereka memperkenalkan Orah 4i, didapuk sebagai kamera 360 derajat pertama di dunia yang sanggup menyiarkan hasil rekamannya secara langsung.

Fisik Orah terbilang kecil, dengan bobot hanya sekitar setengah kilogram. Rangka aluminium membungkus empat lensa fisheye f/2.0 beserta empat sensor Sony Exmor. Hadir pula empat buah mikrofon untuk menciptakan audio ambisonic, yang berarti suara yang terdengar adalah yang berasal dari sudut Anda menonton video jadinya.

Orah 4i

Video 360 derajat yang dihasilkan punya resolusi 4K. Namun untuk bisa menyiarkan hasilnya secara langsung, Orah harus dihubungkan ke unit tambahan bernama Stitch Box menggunakan kabel Ethernet.

Stitch Box pada dasarnya merupakan unit komputer yang dibekali prosesor Intel, kartu grafis Nvidia dan SSD berkapasitas 120 GB. Tugasnya apalagi kalau bukan menyelesaikan proses stitching video 360 derajat dengan cepat, sehingga akhirnya bisa disiarkan hanya dalam jarak 30 detik setelah perekaman berlangsung.

Stitch Box ini membutuhkan pasokan daya sendiri. Hal ini tentu saja membuat solusi yang ditawarkan VideoStitch ini jadi kurang portable. Pun demikian, pengguna juga bisa menyambungkan Stitch Box ke sebuah battery pack supaya mudah dibawa-bawa berpergian.

Orah 4i

Terlepas dari itu, Orah 4i dan Stitch Box ini benar-benar akan memudahkan proses membuat dan berbagi video VR. Pengguna hanya perlu menyambungkan smartphone yang telah dilengkapi aplikasi pendamping, lalu memakainya untuk menyiarkan hasil rekaman ke berbagai media sosial.

Harga jual Orah 4i sendiri tidak murah, karena pada dasarnya konsumen akan mendapatkan sebuah kamera 360 derajat beserta unit komputer terpisah. VideoStitch mematoknya di angka $3.595, namun selama masa pre-order, pemesan bisa mendapat potongan 50 persen.

Sumber: TheNextWeb dan Engadget.

Jaunt Ajak Anda Mengeksplorasi Dunia Lewat Serial Video VR Sinematik

Salah satu fungsi utama teknologi virtual reality adalah ‘membawa’ pengguna menuju ke lokasi-lokasi yang sangat sulit atau malah mustahil dikunjungi di kenyataan. Misi ini bisa dicapai dengan ekosistem konten yang luas, dimana pengguna akhirnya bisa mengeksplorasi banyak lokasi eksotis secara immersive. Pertanyaannya, apakah kontennya sudah ada?

Sejauh ini baik Google Cardboard maupun Samsung Gear VR sudah menawarkan konten serupa dalam jumlah yang cukup. Namun sebuah studio VR bernama Jaunt tampaknya ingin memberikan sesuatu yang lebih. Bekerja sama dengan biro pariwisata Mountain Travel Sobek, mereka ingin menciptakan deretan video VR sinematik guna memberikan kesan bertualang yang realistis.

Buah kolaborasi mereka yang pertama adalah video VR yang mengambil setting di Pegunungan Andes di Peru. Dalam video tersebut, pengguna akan diajak bertualang menikmati indahnya panorama di sekitar Gunung Salkantay hingga akhirnya tiba di situs bersejarah Machu Picchu.

Mountain Travel Sobek sendiri sudah menawarkan tur menuju ke lokasi ini selama lebih dari 40 tahun, jadi bisa dipastikan pengguna tak akan kelewatan satu titik pun yang menarik untuk dikunjungi. Video ini akan tersedia di aplikasi Jaunt yang dapat diunduh di App Store, Google Play atau Gear VR Store, dan Jaunt pun sudah berencana merilis aplikasinya untuk Oculus Rift, HTC Vive maupun PlayStation VR ke depannya.

Pengguna tidak diwajibkan memiliki VR headset untuk bisa menikmati tur virtual 360 derajat ini – video bisa langsung ditonton lewat smartphone – akan tetapi tentu saja pengalamannya akan lebih mengesankan ketika ditonton menggunakan Google Cardboard atau Gear VR. Kalau masih penasaran, simak trailer video VR sinematik yang ditawarkan Jaunt di bawah ini.

Sumber: Engadget. Gambar header: Machu Picchu via Pixabay.

Simak Aksi Agent 47 di Hitman dalam Video 360 Derajat

Menyambut seri teranyar Hitman yang baru dirilis pada tanggal 11 Maret kemarin di PC, PS4 dan Xbox One, developer IO Interactive dan publisher Square Enix rupanya sudah menyiapkan kejutan menarik untuk memikat perhatian para gamer. Lewat channel YouTube resmi Hitman, mereka merilis sebuah video 360 derajat yang menampilkan level pertama seri Hitman terbaru ini secara menyeluruh.

Game ini sendiri merupakan seri keenam dari seluruh game Hitman yang sudah dirilis. Alur ceritanya mengambil dari event setelah Hitman: Absolution, dimana Agent 47 kembali hadir sebagai pembunuh bayaran berdarah dingin yang siap membungkam targetnya dengan beragam cara.

Dalam video ini, semuanya ditampilkan dalam resolusi 4K 60 fps dengan detail yang mempesona. Penonton bisa mengeksplorasi lokasi pagelaran busana yang bertempat di Palais de Walewska, Paris sekaligus mengintip misteri di belakang panggung selama acara berlangsung – Anda bahkan bisa menyasikan dari sudut pandang sang model yang berjalan di atas catwalk.

Pada dasarnya Anda tak perlu meragukan kualitas grafik yang ditawarkan seri terbaru Hitman, seperti yang bisa dilihat dari video 360 derajat ini. Untuk mendapatkan totalitas dari pengalaman immersive ini, Anda bisa menontonnya menggunakan Gear VR atau Google Cardboard.

Meski ditujukan sebagai alat promosi, video 360 derajat ini tentunya juga bisa memberikan garis besar terkait seluas apa tiap-tiap level yang ditawarkan seri terbaru Hitman. Kalau cermat, mungkin Anda juga bisa menemukan titik-titik terbaik untuk menyembunyikan mayat saat nanti mulai memainkan game-nya.

Sumber: DualShockers. Sumber gambar: Hitman.

Gandeng Kreator Shaun the Sheep, Google Hadirkan Video 360 Derajat Interaktif ke YouTube

Bulan kemarin, YouTube secara resmi menghadirkan dukungan virtual reality pada YouTube. Tapi itu saja rupanya belum bisa memenuhi hasrat Google terhadap kecanggihan VR. Baru-baru ini, mereka membawa Google Spotlight Stories ke YouTube.

Spotlight Stories sendiri pada dasarnya merupakan format video 360 derajat yang interaktif. Dikembangkan oleh divisi Google ATAP (Advanced Technology and Projects), misi Spotlight Stories adalah mengubah smartphone menjadi jendela menuju sebuah cerita yang terjadi di sekeliling pengguna.

Spotlight Stories pertama yang mampir ke YouTube adalah “Special Delivery”, bertepatan dengan perayaan Natal yang sudah tinggal hitungan hari. Film pendek ini digarap oleh Aardman Animations, yang amat terkenal berkat seri “Wallace and Gromit” dan “Shaun the Sheep”.

Lalu apa beda Spotlight Stories dengan video 360 derajat biasa? Menurut Google, pengalaman interaktifnya dapat membuka 10 subplot, 3 cara untuk melihat ending, dan lebih dari 60 momen dimana Anda bisa mengikuti cerita dengan cara yang berbeda.

Intinya, Anda diminta untuk menggerak-gerakkan smartphone guna berfokus pada bagian tertentu dalam video. Mengingat akan ada banyak sekali yang terjadi dalam satu kesempatan, tampaknya video ini tidak cukup hanya ditonton sekali.

Selama Anda punya perangkat Android yang masuk dalam daftar ini, Anda bisa menikmati pengalaman interaktif yang ditawarkan Spotlight Stories, seperti mengintip ke sebuah jendela, membuntuti karakter yang berbeda, serta mendengarkan suara tiga dimensi.

Supaya semuanya kebagian jatah, Google juga menghadirkan versi 360 derajat standar yang bisa dinikmati oleh perangkat lainnya, termasuk di web. Dan tentu saja, semuanya tak akan lengkap tanpa dukungan Google Cardboard.

Tonton juga video pembuatannya di bawah ini:

Sumber: YouTube Blog dan TheNextWeb.

Facebook Perluas Dukungan Video 360 Derajat ke iOS dan Samsung Gear VR

Bulan September kemarin, Facebook mencoba menawarkan hal yang benar-benar baru buat para penggunanya, yakni video 360 derajat. Idenya adalah, pengguna bisa menikmati video dari sudut manapun yang ia mau hanya dengan menggerak-gerakkan jari atau kursor mouse-nya, tanpa harus mengandalkan perangkat VR headset.

Kini, dengan semakin banyaknya konten video 360 derajat yang tersebar di Facebook, dukungan atas platform lain pun menjadi suatu keharusan. Yup, mulai hari ini, video 360 derajat di Facebook juga bisa dinikmati oleh pengguna perangkat iOS, baik itu iPhone, iPad maupun iPod Touch.

Bersamaan dengan itu, Facebook rupanya juga menghadirkan dukungan terhadap perangkat Samsung Gear VR. Seperti yang kita tahu, Gear VR sendiri menjalankan teknologi rancangan Oculus, yang tidak lain merupakan salah satu anak kesayangan Facebook. Jadi sekarang pengguna smartphone Samsung punya makin banyak alternatif untuk menikmati video 360 derajat, bisa langsung melalui aplikasi Facebook atau dengan bantuan Gear VR sehingga pengalaman bisa terasa lebih immersive.

Facebook 360 Video iOS

Selanjutnya, guna mendukung pihak pembuat konten, Facebook juga meluncurkan situs khusus 360video.fb.com. Situs ini ditujukan sebagai sumber inspirasi bagi para kreator video 360 derajat. Namun di saat yang sama, juga bisa menjadi sumber video 360 derajat terkurasi buat para konsumen.

Ke depannya, kita bakal melihat lebih banyak lagi video 360 derajat di Facebook. Pasalnya, mereka juga berkolaborasi dengan sejumlah pabrikan kamera 360 derajat untuk mengintegrasikan fitur sharing ke Facebook semudah mungkin.

Terakhir dan yang tak kalah penting adalah iklan berformat video 360 derajat. Anda boleh kesal dengan interupsi iklan, tapi jika disampaikan dalam wujud video 360 derajat, hasilnya bisa benar-benar memikat. Salah satu yang menurut saya sangat menghibur adalah kreasi Nescafe yang sejatinya merupakan sebuah video klip musik dengan seluruh personel tampil secara bersamaan di lokasi yang berbeda-beda.

Sumber: Facebook.