Google Dilaporkan Telah Mengapalkan 5 Juta Headset Cardboard

Di ranah virtual reality, Google Cardboard melambangkan harapan, terutama bagi mereka yang bersemangat menikmati VR tetapi masih ragu untuk mengeluarkan uang ratusan dolar demi produk sekelas Oculus Rift. Perjalanan Cardboard berawal di pengungkapannya dalam Google I/O 2014, dan kira-kira satu setengah tahun setelahnya, produk ini mencetak rekor membanggakan.

Melalui blog resmi, vice president of VR Google Clay Bavor mengumumkan bahwa mereka sukses mengirimkan lebih dari lima juta unit headset virtual reality berbahan kardus tersebut. Angka itu meliputi unit gratis yang dikirimkan ke pelanggan New York Times, edisi terbatas Star Wars, serta versi kolaborasi Google dengan Mattel. Lima juta juga menunjukkan, penetrasi Cardboard ke konsumen awam lebih tinggi dibanding produk smartwatch dan fitness tracker.

Prestasi tim VR Google tak berhenti sampai di sana. Konsumen sudah menginstal aplikasi VR sebanyak 25 juta kali. Via infografis, sang raksasa internet memperlihatkan tiga tahap peningkatan, lima juta dari Juni 2014 ke Februari 2015, lalu bertambah 10 juta lagi di Oktober 2015. Kenaikan paling tinggi terpantau berada di tiga bulan terakhir 2015 dengan 10 juta instalasi. Di Google Play sendiri, terdapat 1.000 lebih app khusus Cardboard.

Google Cardboard 02

Google juga menyingkap lima aplikasi virtual reality terfavorit – berdasarkan jumlah instalasi, rating, serta ulasan dari user. Berikut daftarnya:

  1. Chair in the Room
  2. Vrse
  3. Lamper VR: Firefly Rescue
  4. Caaaaardboard!
  5. Proton Pulse

Terhitung 350.000 jam dihabiskan konsumen buat menonton video VR di YouTube, dan jika dikumpulkan semuanya, ada lebih dari 75.000 foto virtual reality dijepret dari Cardboard Camera. Tentu head-mounted display berkonsep DIY ini bukan hanya berguna di bidang hiburan saja. Para siswa di berbagai belahan dunia turut memanfaatkan Cardboard untuk melakukan studi wisata ‘virtual’ ke 150 lokasi menarik via program Expeditions Pioneer.

Headset Cardboard terdiri atas komponen-komponen sederhana. Spesifikasinya dedesain oleh Google, tetapi tidak ada vendor resmi yang menyediakan device. Daftar pernak-pernik, skema rancangan, dan instruksi perakitan tersaji gratis di website, memungkinkan orang menyusunnya sendiri. Google sempat merilis update desain di Google I/O 2015 sehingga headset kompatibel dengan smartphone berlayar 6-inci.

Alternatif mudahnya, Cardboard bisa Anda beli di BukaLapak atau Tokopedia. Terdapat pula beberapa online store khusus produk VR, seperti VRIndo dan Unomax. Harganya bervariasi, dari puluhan sampai ratusan ribu Rupiah.

 

Sennheiser Topang Virtual Reality Melalui Teknologi Ambeo

Pengenalan open headphone pada konsumen oleh Sennheiser puluhan tahun lalu melambungkan perusahaan Jerman tersebut sebagai brand audio papan atas. Selain tak berhenti mengembangkan produk high fidelity premium, ternyata Sennheiser juga memperlihatkan ketertarikan terhadap ranah yang belakangan mendapatkan perhatian besar: virtual reality.

Berkat kerja keras Oculus VR, Valve dan HTC, sebentar lagi khalayak umum dengan mudah bisa menikmati VR. Dan dari sana, kita bisa menerka, kulitas konten serta keberagaman periferal kendali akan meningkat. Namun bidang reproduksi suara tampaknya merupakan faktor yang kurang memperoleh perhatian. Dan karena alasan itulah, Sennheiser mengembangkan sebuah teknologi ‘3D immersive‘. Diungkap di CES 2016 silam, mereka menamainya Ambeo.

Sennheiser Ambeo adalah solusi yang didesain spesifik buat menopang virtual atau augmented reality, sehingga penyajian suara sama-sama realistisnya dengan elemen visual. CEO Dr. Andreas Sennheiser memberi penjelasan pada Digitial Trends bahwa Ambeo ialah ‘payung’ untuk beberapa tipe konfigurasi audio immersive berbeda. Prosedur diterapkan saat merekam, mixing, ketika memproses suara, serta tentu saja dalam penyuguhan output.

Ambeo memanfaatkan kombinasi teknologi berbeda, misalnya playback 9.1, playback di headphone, kemudian proses perekaman via microphone virtual reality. Ketika head-mounted display virtual reality dirancang buat mengelabui pengelihatan pengguna, seolah-olah mereka berada di tempat lain, Ambeo diramu untuk memperdaya indra pendengaran kita.

Tak cuma suara yang begitu akurat serta menyeluruh, Ambeo sanggup mengangkat detail-detail kecil. Ia sangat efektif buat menyajikan konser musik digital. Di CES, Ambeo dipadukan bersama headphone HD-630VB serta headset Samsung Gear VR. Digital Trends mengaku, penempatan audio di ruang virtual sangat mengagumkan. Ketika kepala digerakkan, ia sanggup melacak arah datangnya suara instrumen musik secara sempurna. Bahkan dari arah belakang.

Namun tentu saja, virtual reality tak bisa lepas dari tema gaming, dan Sennheiser sadar akan hal tersebut. Mereka menggandeng Soulpix dan mengimplementasikannya dalam Eden – demo proof of concept bertenaga Unreal Engine 4. Melalui algoritma khusus, sumber bunyi-bunyian di permainan jadi sangat mudah dideteksi.

Andreas Sennheiser menuturkan, “Engine rendering suara 3D yang Sennheiser gunakan di Eden memungkinkan transisi mulus antara dunia nyata dan audio virtual. Teknologi ini akan menjadi dasar masa depan suara 3D di aplikasi augmented reality.”

Kabar gembiranya, teknologi Ambeo rencananya akan hadir di produk audio tidak lama lagi, diperkirakan tiba tahun ini.

Sumber tambahan: Sennheiser.com.

HTC Umumkan Tanggal Dimulainya Masa Pre-Order Vive

Para antusias virtual reality kini dihadapkan pada pilihan besar: Oculus Rift dengan Facebook di belakangnya, atau Vive yang dikerjakan secara kolaboratif oleh HTC dan Valve. Setelah Oculus menyingkap segala informasi terkait device VR mereka, kali ini giliran HTC buka suara selepas memamerkan developer kit generasi kedua di CES 2016 minggu lalu.

Berbicara pada The Telegraph, CEO Cher Wang mengungkap waktu dimulainya masa pre-order HTC Vive. Sama seperti Rift sebelum dibukanya PO, sang produsen Taiwan itu masih enggan memberi tahu harganya. Besar kemungkinan, fitur dan kapabilitasnya tak jauh berbeda dari Vive Pre yang diproduksi untuk developer. Pertanyaan besarnya ialah, apakah ia akan lebih mahal atau lebih murah dari Rift?

Menakar dari Vive Pre, versi baru tersebut lebih nyaman dikenakan, kompatibel ke berbagai tipe wajah, memiliki ukuan yang lebih kecil namun bisa memuat kacamata, serta dibekali strap yang lebih mantap. Update turut diterapkan pada unit controller serta base station Lighthouse. Fitur kebanggaan HTC dan Valve adalah kamera depan ditambah sistem SteamVR Chaperone.

Berdasarkan data terakhir, headset menyuguhkan sepasang display OLED beresolusi 2160×1200 dipadu refresh rate 90Hz dan mempunyai field of view 110 derajat. Spesifikasi ini setara dengan Oculus Rift. Kelebihan Vive terletak pada fitur tracking, dukungan controller SteamVR dan kompatibilitas ke bermacam-macam gamepad PC.

Sejauh ini HTC dan Valve belum mengumumkan daftar kebutuhan hardware Vive, dan saya ragu headset bisa berjalan optimal di PC berkomponen standard. Rift menuntut kartu grafis GTX 970, dan menghitung secara kasar, kita terlebih dulu perlu menyiapkan sistem senilai kurang lebih US$ 1.500 buat menopang device virtual reality ini.

“Ketika kami mengumumkan Vive sepuluh bulan lalu, kami berambisi untuk mengubah cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia,” ungkap Cher Wang secara tertulis. “Sejak saat itu, Vive telah memperoleh respons sangat positif dari media, pemerhati industri, konsumen serta ratusan partner dan brand yang bekerja sama bersama kami menggodok konten VR. Sudah sangat lama, VR hanyalah sekedar janji.”

Adanya kamera depan dan keinginan HTC mengadopsi tema premium, saya memprediksi bahwa harga Vive kemungkinan tak jauh berbeda dari Rift (walaupun saya berharap asumsi ini keliru). Pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 29 Februari 2016, dan bersama dengan itu, HTC berjanji akan membeberkan segala informasi terkait Vive.

Oculus Rift Terlalu Mahal? OSVR Bisa Menjadi Alternatif Teroptimal Buat Gamer PC

Setelah menunggu selama berbulan-bulan, banyak orang kaget saat mengetahui harga retail Oculus Rift. Kebanyakan dari mereka kecewa karena ternyata ia lebih mahal dari dugaan sebelumnya, apalagi jika dibandingkan dengan versi DK. Tapi di masa kebangkitan virtual reality ini, tersedia sejumlah alternatif yang tidak kalah canggih, jika Anda mencari lebih seksama.

Anda mungkin tidak akan kesulitan menyebutkan beberapa produk head-mounted display VR selain Rift. Vive dan PlayStation VR, semuanya menjanjikan fitur-fitur canggih. Namun familierkah Anda dengan OSVR alias Open Source Virtual Reality? Ia disediakan sebagai wadah untuk membangun ekosistem virtual reality secara terbuka dan kolaboratif. OSVR diprakarsai oleh Razer, diungkap perdana di CES tahun lalu.

OSVR 01

Dengan berpedoman pada prinsip keterbukaan, OSVR membuka pintu lebar-lebar bagi produsen dan developer untuk berpartisipasi. Sejauh ini, ia telah menghimpun nama-nama seperti Intel, Nod, Ubisoft, Gearbox Software, Leap Motion, Jaunt, dan Sensics. Mereka bisa memanfaatkan skematik dan source code secara bebas. Syarat terakhir ialah memiliki headset versi developer, atau istilahnya, OSVR Hacker Dev Kit.

OSVR 03

Selain open source, keunggulan lain OSVR adalah penyuguhan yang simpel dan modular tanpa disertai kesan murah. Desain versi saat ini mengingatkan saya pada Rift DK2, namun developer sudah memperbarui sejumlah aspek: kabel berpangkal dari headset, mengikuti strap atas ke belakang, kemudian menyambung ke modul hardware eksternal. Bagian ini memang sengaja dibuat untuk dicantelkan di celana atau ikat pinggang.

Menurut laporan hands-on Digital Trends, OSVR berhasil menawarkan solusi terhadap masalah efek screen-door, di mana kita dapat melihat titik-titik pixel – disebabkan oleh dekatnya jarak antara mata dan display. Buat menangani hal itu, OSVR memanfaatkan jenis lensa yang lebih baik dipadu teknik difusi screen-level. Hasilnya gambar jadi lebih jelas dan juga lebih responsif. Padahal, Hacker Dev Kit hanya ditopang resolusi 960×1080-pixel per mata (plus refresh rate 120Hz), di bawah Rift dengan 1080×1200. Menariknya lagi, tiap unit OSVR bisa ditenagai oleh rangkaian hardware berbeda – sebuah konsep familier di kalangan gamer PC.

OSVR 04

Mengapa OSVR cocok untuk gamer PC? Melalui rancangan modular, user diberi keleluasaan buat melakukan upgrade komponen internal serta mengkustomisasi hardware – sesuai kekuatan sistem PC. Ia memang tidak mempunyai standard seperti Nvidia VR Ready atau Oculus Ready PC, tapi proses setup ini sangat menyerupai esensi ber-gaming di komputer personal.

Anda sudah bisa memesan OSVR sekarang. Harganya cuma separuh dari Oculus Rift: US$ 300, tersedia di Razer Zone.

Sumber tambahan: Razer Zone.

HTC Upgrade Headset VR Vive Edisi Developer, Perkenalkan Vive Pre

Tak salah jika kita menyebut 2016 sebagai tahun terealisasinya virtual reality. Oculus Rift sudah bisa dipesan, konten-konten semakin matang, dan kompetisi kian memanas. CES 2016 memberikan kita gambaran kecil mengenai potensi industri VR ke depan, dan tak mau kalah dari Oculus VR, salah satu pemain besar di sana mengeluarkan informasi penting terkait produk andalan mereka.

HTC dan Valve mengungkap fase kedua pengembangan head-mounted display Vive: Vive Pre. Meski masih merupakan edisi developer, ia selangkah mendekati versi konsumen. HTC memperbarui segala macam aspek, dari mulai desain, layar, kamera serta rancangan controller wireless. Oh, wujudnya memang sesuai dengan bocoran gambar yang diedarkan user Reddit beberapa minggu silam.

HTC Vive Pre 01

Komponen display dibuat lebih nyaman, stabil, dan ergonomis dibanding model sebelumnya; desain strap juga disempurnakan. Bantalan busa dapat diganti sehingga pas ke berbagai bentuk wajah, dan Vive Pre bisa dikenakan bersama kacamata tanpa masalah. HTC memperbaiki sistem visual serta mempercerah display-nya supaya output gambar lebih jelas, membantu meningkatkan kesan keberadaan kita di dunia virtual.

Kamera baru plus sistem SteamVR Chaperone adalah fitur paling menarik dari Vive Pre, dan bisa jadi merupakan terobosan besar yang HTC bangga-banggakan. Berkatnya, pengguna tidak sepenuhnya terisolasi, tetap dapat melihat kondisi ruang di sekitar kita. Chaperone menampilkan overlay, menandai objek di dunia nyata. Ia menjaga kita agar tidak menabrak tembok atau menendang meja secara tak sengaja ketika asik bermain.

HTC Vive Pre 02

Rancangan controller juga memperoleh perombakan: ujungnya lebih lembut, lebih seimbang, dan bertekstur. Secara keseluruhan lebih nyaman. Tombol trigger dilengkapi fitur dual stage supaya interaksi pada objek lebih mulus, kemudian HTC turut membubuhkan haptic feedback. Baterai controller dapat diisi dengan mencolokkan connector microUSB. Lewat sekali charge, ia aktif selama empat jam. Namun bahkan tanpa controller, base station Lighthouse memungkinkan kita bergerak di ruang virtual tanpa memerlukan joystick.

HTC Vive Pre 03

Sistem virtual realityroom-scale‘ menjadi kemampuan andalan HTC Vive, selama Anda mempunyai cukup ruang. Buat sekarang, kamera baru dimanfaatkan untuk mendukung mode Chaperone. Tapi teknologi di belakangnya menyimpan banyak potensi, memberi medium baru bagi developer third-party dalam berkreasi. Model retail Vive kabarnya akan menyuguhkan display beresolusi 2160×1200 dengan refresh rate 90Hz.

Rencananya, Vive akan diluncurkan secara komersial pada bulan April 2016. Tapi sebelum bulan itu tiba, HTC dan Valve mempunyai agenda untuk memproduksi dan mendistribusikan 7.000 unit versi development ke para developer.

Via PC Advisor. Sumber: HTC.

Video-Video YouTube Unik yang Bisa Anda Nikmati Dengan Headset VR

Industri game merupakan ujung tombak dari perkembangan virtual reality, namun tentu saja para raksasa teknologi tidak mau ketinggalan. Device sekelas Oculus Rift memang menuntut modal yang sangat besar. Kabar baiknya, VR juga dapat diakses ‘rakyat jelata’ berkat solusi DIY sejenis Google Cardboard. Apalagi YouTube telah memutuskan buat ambil andil di ranah itu.

Manuver YouTube di bidang penyajian konten virtual reality dimulai pada awal November 2015 silam. Konten-konten masih menjadi bagian dari 360° videos, namun di-setup agar menyerupai cara manusia melihat – menyuguhkan sensasi kedalaman dan ruang/struktur tiga dimensi berkat penggunaan kedua mata secara bersamaan.

Di artikel ini, saya mengajak Anda menyaksikan sejumlah video virtual reality seru via app YouTube. Tapi sebelum itu, ada perlu menyiapkan headset (atau cardboard), membuka aplikasi video sharing tersebut di perangkat bergerak, lalu masuk ke channel #360Video. Untuk mengaktifkan mode stereoscopic, tinggal tap icon berbentuk headset VR di pojok kanan bawah. Silakan menikmati.

WarCraft: Skies of Azeroth

Sebuah upaya unik Legendary Pictures untuk mempromosikan film WarCraft.

Clash of Clans 360: Experience a Virtual Reality Raid

Supercell mengajak Anda merasakan perspektif berbeda dalam menikmati game strategi mereka.

Just Cause 3: 360° Wingsuit Ride

Dipandu Rico Rodriguez, Anda dipersilakan menjelajahi langit Medici dalam 360 derajat.

Five Night’s At Freddy’s in Real Life! 360 Video

Video live-action dari seri game horor independen ini digarap oleh videographer Devin Graham.

Avicii – Waiting For Love (Jump VR Video)

Waiting for Love ialah salah satu video VR hasil kamera Jump pertama, disutradarai Kurt Hugo Schneider.

Jacobs vs. Quillin | 360 Virtual Reality

Untuk pertama kalinya, pertandingan tinju dapat Anda nikmati dalam vitual reality, di mana Daniel Jacobs memenangkan Battle For Brooklyn.

Get Barreled in Tahiti with Samsung Gear VR, C.J. Hobgood

Mengarungi ombak bersama juara dunia World Surf League C. J. Hobgood tanpa perlu berbasah-basahan.

Wingsuit 360° Experience

Just Cause 3 masih terasa kurang nyata untuk Anda? Bagaimana dengan yang ini?

360° Horror Series

Favorit pribadi saya, memperlihatkan epiknya potensi VR bagi para sineas film horor indie. Episode selanjutnya juga sudah dirilis.

 

Gerbang Pre-Order Oculus Rift Segera Dibuka Besok, Harganya Masih Misterius

Proses distribusi Oculus Rift versi final ke para developer yang dilakukan pada bulan Desember lalu menandai babak baru di ranah head-mounted display VR. Oculus VR telah mengonfirmasi bahwa peluncuran akan dilaksanakan di triwulan pertama tahun 2016, kemudian co-founder Palmer Luckey turut mengungkap kabar, masa pre-order segera dimulai setelah tahun baru.

Sesuai janji sang inventor, tim Oculus mengeluarkan pengumuman di blog resmi, menyatakan bahwa gerbang pemesan Oculus Rift segera dibuka pada jam 8:00 pagi tanggal 6 Januari 2016 Waktu Pasifik di website Oculus.com. Jika dikonversi ke WIB, waktu menunjukkan pukul 23:00 di tanggal yang sama. Menariknya, Oculus VR sama sekali belum memberi info soal harga, namun berjanji akan sharing segala hal krusial di hari Rabu besok.

Besar kemungkinan versi retail Oculus Rift akan dipamerkan pada pengunjung Consumer Electronics Show 2016 yang dilaksanakan di minggu ini di Las Vegas. Tapi jika kebetulan berhalangan hadir, Luckey juga mempunyai agenda untuk membuka sesi Ask Me Anything di Reddit jam 18:00 tanggal 6 Januari (7 Januari pukul 09:00 pagi WIB).

Seperti berita yang dipublikasi beberapa waktu lalu, Oculus VR tampaknya memerlukan tambahan waktu buat menyempurnakan Oculus Touch. Akibatnya, periferal tidak jadi diluncurkan berbarengan dengan headset (dan ada peluang besar dijual terpisah sebagai aksesori pelengkap). Tapi setidaknya, paket penjualan Rift tetap dibundel bersama controller Xbox One.

Di sisi konten, siapapun yang melakukan pre-order, mereka berhak mendapatkan game EVE: Valkyrie dan Lucky’s Tale secara cuma-cuma. Valkyrie adalah spin-off dari permainan MMO EVE Online, menyuguhkan pertempuran pesawat-pesawat ruang angkasa di zona nol gravitasi. Lucky’s Tale sendiri merupakan game platformer lucu untuk keluarga, dispesialiasikan ke device virtual reality, membawa pemain bertualang sebagai rubah bernama Lucky.

Namun sebelum kita menenggelamkan diri dalam euforia VR, satu hal krusial perlu diingat: agar Oculus Rift bekerja optimal, sistem Anda harus didukung hardware-hardware papan atas. Dan Nvidia mengingatkan mayoritas PC belum sanggup menanganinya. Dilaporkan oleh Bloomberg, Nvidia memprediksi hanya ada 13 juta komputer di tahun 2016 yang mampu mendukung perangkat VR.

Bukannya angka tersebut cukup banyak? Tidak juga. Komposisi sistem itu masuk dalam kategori ultra-high-end, jumlahnya kurang dari 1 persen dari total 1,43 miliar PC yang diperkirakan akan digunakan secara global di 2016. Para analis IHS mengestimasi, di akhir tahun ini, pembelian head-mounted display VR berpotensi mencapai tujuh juta unit.

Daftar kebutuhan hardware Rift dapat Anda lihat di tautan ini.

Samsung dan LeBron James Berkolaborasi Hadirkan Konten untuk Gear VR

2016 bakal menjadi tahun yang besar buat virtual reality (VR). Mengapa? Karena semakin banyak pihak yang percaya bahwa teknologi tersebut bisa menjadi medium distribusi konten baru yang efektif sekaligus menarik.

Samsung sebagai pembesut Gear VR adalah salah satu pihak yang mendorong tren tersebut. Sebelum ini, mereka telah memperkenalkan serial film interaktif berjudul Gone. Dan pada tanggal 25 Desember kemarin, mereka kembali menghadirkan kejutan bersama salah satu atlet NBA paling top, LeBron James.

Keduanya berkolaborasi dalam menghadirkan sebuah pengalaman virtual reality berjudul “Striving for Greatness”. Dalam video berdurasi 12 menit tersebut, pengguna Gear VR bisa merasakan bagaimana seorang LeBron James berlatih demi mempersiapkan dirinya di kompetisi NBA musim mendatang – semacam video dokumenter tapi dengan pengalaman yang immersive.

Proyek ini sebenarnya dikembangkan oleh Oculus Studios selaku penyedia teknologi untuk Gear VR, Uninterrupted, dan diarahkan oleh Felix & Paul Studios. Pengguna bisa mengunduhnya lewat aplikasi Samsung Milk VR maupun Oculus Store.

Di saat yang sama, Samsung juga menghadirkan video promosi yang tak kalah menarik yang bisa Anda tonton di bawah ini.

Kalau 2015 saja sudah menjadi saksi konten-konten VR yang sangat apik seperti ini, bagaimana jadinya tahun depan, tepatnya ketika trio VR headset kelas atas – Oculus Rift, PlayStation VR dan HTC Vive – sudah dirilis ke publik.

Sumber: TechCrunch. Sumber gambar: Samsung.

Kabarnya Oculus Rift Versi Retail Sudah Mulai Dikirimkan ke Developer

Pendaratan produk VR untuk konsumen memang sedikit tertunda, namun menyongsong 2016, rivalitas di ranah virtual reality kian memanas. Belum lama tim HTC Vive mengungkap kegembiraan karena berhasil membuat terobosan besar. Hal tersebut sedikit menunda peluncuran Vive, dan dari kabar terkini, Oculus Rift tampaknya kembali menyalip kompetitor utamanya itu.

Di website, tim Oculus VR mengumumkan bahwa terhitung minggu ini, mereka mulai mengirimkan head-mounted display Oculus Rift versi final plus SDK 1.0 ke para developer. Proses distribusi akan dilakukan secara bertahap, Oculus VR berencana mengeluarkannya tiap minggu. Rift SDK 1.0 sendiri memiliki fitur-fitur yang turut hadir di tipe retail, dan produsen memang sengaja membatasi jumlahnya.

Lalu bagaimana dengan Development Kit 2 dan SDK 0.8? Menurut Oculus VR, kombinasi keduanya masih menjadi platform pengembangan awal yang direkomendasikan. SDK 1.0 (dan Rift retail) hanya diperlukan jika permainan berbasis virtual reality tersebut dijadwalkan untuk dirilis di waktu dekat. Oculus turut mengingatkan, seandainya developer mempunyai agenda buat meluncurkan game tapi belum memperoleh hardware, mereka dipersilakan mengunggah versi preview dari aplikasi tersebut lewat submission tool.

Sedikit membahas kembali Oculus Rift, varian konsumen headset VR ini dijanjikan sanggup menyuguhkan kenyamanan, tingkat immersion dan sebuah rasa kehadiran layaknya prototype Crescent Bay. Tentu saja pengembang tak lupa menyempurnakan sejumlah aspek, contohnya sistem pelacak gerakan (tetap optimal sewaktu digunakan sambil berdiri atau duduk), revisi pada desain serta faktor ergonomis.

Oculus VR juga sangat bermurah hati dalam menyuguhkan paket penjualan. Versi retail mendukung penuh sistem operasi Windows 10, dibundel bersama unit controller Xbox One, periferal Oculus Touch, serta permainan EVE: Valkyrie untuk mereka yang melakukan pre-order. Berdasarkan tweet co-founder Palmer Luckey, gerbang pemesanan segera dibuka setelah tahun baru. Ia pun turut mengonfirmasi bahwa target waktu pelepasan tetap di Q1 2016.

Menilik komentar Luckey lebih jauh, Q1 berarti Oculus Rift selambat-lambatnya dapat dibeli konsumen di akhir bulan Maret 2016. Dengan begitu, ia boleh jadi tiba lebih dulu dari HTC Vive.

Mengenai harganya, besar kemungkinan Oculus Rift dibanderol melebihi estimasi sebelumnya di angka US$ 350. Dan itu belum meliputi PC yang sanggup menopang tuntutan olah visual tinggi – setidaknya menyimpan Intel i5-4590, RAM 8GB dan GPU GeForce GTX 970 / AMD 290.

Via PC Gamer & GizMag. Sumber: Oculus.