Microsoft Tertarik untuk Beli WB Interactive?

Microsoft dikabarkan tertarik untuk membeli divisi gaming dari Warner Bros., menurut laporan The Information, mengutip 2 orang yang mengaku tahu tentang hal ini. Warner Bros. Interactive Entertainment alias WB Interactive, yang saat ini ada di bawah naungan perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat AT&T, merupakan publisher dari seri Batman: Arkham, Middle-Earth: Shadow of Mordor, Mortal Kombat, The Witcher 3: Wild Hunt, dan banyak game Lego serta Harry Potter.

Dikabarkan, alasan Microsoft tertarik untuk membeli WB Interactive adalah karena mereka hendak meluncurkan Xbox versi yang lebih murah sebagai alternatif dari Xbox Series X, menurut laporan Yahoo Finance. Pada akhir Juni 2020, dokumen Microsoft bocor ke internet. Dokumen itu berisi rencana Microsoft untuk merilis konsol Xbox dengan harga lebih murah yang dinamai Xbox Series S.

Saat ini, AT&T memang tengah mencoba untuk menjual aset-aset mereka demi membayar utang sebesar SU$154 miliar. Selain Microsoft, ada beberapa perusahaan lain yang dikabarkan tertarik untuk membeli WB Interactive, seperti Take Two Interactive, Electronic Arts, dan Activision Blizzard. Bulan lalu, AT&T disebutkan akan menjual WB Interactive senilai US$4 miliar.

microsoft beli WB interactive
IP Mortal Kombat akan menjadi bagian dari akuisisi NetherRealm Studios . | Sumber: Steam

Perusahaan manapun yang akhirnya mengakuisisi WB Interactive juga akan mendapatkan beberapa studio game di bawah naungan divisi tersebut, seperti Avalanche Software, Monolith Production, NetherRealm Studios, Rocksteady Studios, TT Games, dan berbagai studio WB Games lainnya. Dan akuisisi NetherRealm juga mencakup pembelian IP Mortal Kombat.

Namun, membeli WB Interactive bukan berarti sebuah perusahaan akan mendapatkan hak atas karakter seperti Batman atau Harry Potter. Nantinya, jika mereka ingin menggunakan karakter-karakter tersebut dalam game mereka, mereka tetap harus mendapatkan izin lisensi dari pemilik IP tersebut.

Satu hal yang pasti, jika Mcirosoft memang membeli WB Interactive, maka hal ini akan membuat jumlah developer Xbox Game Studios meroket, menurut laporan IGN. Sebelum ini, Microsoft juga telah mengakuisisi beberapa developer ternama seperti Ninja THeory, Obsidian, Double Fine, dan lain sebagainya.

Tahun ini, persaingan antara Sony dan Microsoft kembali memanas. Pasalnya, keduanya akan meluncurkan konsol next-gen pada tahun ini. Selain berlomba-lomba dalam membuat konsol berperforma tinggi, baik Sony dan Microsoft juga akan bersaing dalam menyediakan game eksklusif untuk konsol mereka. Faktanya, Microsoft akan memamerkan beberapa game untuk Xbox Series X pada akhir Juli mendatang. Jadi, tidak heran jika Microsoft tertarik untuk membeli WB Interactive.

Sumber header: Steam

Bocoran Info Indikasikan Tengah Digarapnya Game Open World Harry Potter

Kesuksesan buku dan film Harry Potter mendorong ekspansi franchise ini ke bentuk hiburan lain, misalnya drama panggung lewat The Cursed Child, dibuatnya seri ‘prekuel’ Fantastic Beast, hingga dibukanya taman bermain The Wizarding World. Harry Potter juga berkali-kali diadopsi ke video game: ada delapan permainan tie-in film serta tak kurang dari enam judul spin-off.

Sebagai upaya untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada ranah produksi game Harry Potter, Warner Bros. Interactive mendirikan Portkey Games di tahun 2017. Kiprah tim publisher ini dimulai beberapa bulan silam melalui peluncuran Harry Potter: Hogwarts Mystery di perangkat bergerak. Dan bersama Niantic, Portkey Games berencana untuk merilis permainan augmented reality mobile  Harry Potter: Wizards Unite.

Dalam pengumumannya tahun lalu, Warner Bros. juga menyingkap agenda untuk menggarap permainan Harry Potter di console. Perusahaan itu memang tak banyak membahasnya, tapi sebuah bocoran info baru mengindikasikan ke arah mana game tersebut dikembangkan dan siapa yang dipercayakan buat mengerjakannya. Laporan itu datang dari pengguna Reddit yang diperkuat oleh rekaman video.

Sang narasumber menjelaskan bahwa Warner Bros. menunjuk developer Avalanche Software untuk menciptakan permainan action-role playing berformula open world yang mengambil latar belakang dunia Harry Potter. Status video sudah dinonaktifkan atas permintaan Warner Bros., namun mereka yang telah menyaksikannya menyampaikan bagaimana game diisi oleh sejumlah hal familier: penyihir, tongkat sihir, troll dan goblin, serta lokasi-lokasi seperti Hogwarts dan Diagon Alley.

Game kabarnya di-setting pada abad ke-19, sebelum petualangan Harry Potter dimulai. Tokoh utamanya adalah seorang pemuda yang bergabung di sekolah sihir Hogwarts di tahun kelima berkat kekuatan unik yang dimilikinya. Game disuguhkan dalam perspektif orang ketiga dan berdasarkan videonya, juga mempersilakan kita menciptakan serta mengustomisasi penampilan karakter.

Selain itu, game turut menghidangkan pernak-pernik khas RPG, misalnya sistem crafting ramuan dan kesempatan mempelajari jenis sihir baru. Selanjunya, Anda dipersilakan memilih salah satu dari empat asrama di Hogwarts, membangun pertemanan, hingga menentukan baik-buruknya karakter. Sang tokoh utama bisa diarahkan menjadi jenis penyihir tertentu – developer sudah menyiapkan delapan opsi.

Perlu diketahui bahwa meski namanya mirip, Avalanche Software berbeda dari Avalanche Studios. Avalanche Software adalah tim yang bertanggung jawab dalam pembuatan seri Disney Infinity, sedangkan Avalanche Studios ialah developer dari Just Cause. Informasi dan bocoran video terkait game Harry Potter ini sendiri terlihat cukup autentik, namun eksistensinya sama sekali belum dikonfirmasi oleh Warner Bros. Interactive Entertainment.

Via Polygon. Header: Pottermore.

Selain Wizards Unite, Warner Bros. Juga Garap Game Harry Potter Untuk Console

Enam tahun sudah berlalu sejak Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 tayang di layar lebar. Untuk memelihara ketertarikan fans terhadap franchise hiburan terbesar di dunia itu, dibangunlah website digital publishing sekaligus eCommerce Pottermore, dan baru saja, Warner Bros. mengumumkan kerja sama dengan Niantic Labs buat menciptakan game Harry Potter berbasis AR.

Dan kabar gembira buat penggemar tak berhenti sampai di sana. Lewat situs Pottermore, Warner Bros. Interactive Entertainment juga mengumumkan proyek penggarapan permainan Harry Potter di console. Dan menariknya lagi, mereka tak hanya berniat mengembangkan satu atau dua judul saja, tapi menyajikannya secara bersambung. Permainan-permainan ini nantinya akan diluncurkan di console serta perangkat mobile.

Untuk menunjang agenda mereka itu, Warner Bros. Interactive Entertainment turut meresmikan label baru bernama Portkey Games, diberi tugas mengawasi (dan mungkin mengelola) peluncuran game-game bertema dunia Harry Potter. Kata Portkey terdengar familier? Itu karena di jagat sihir J.K. Rowling ini, Portkey adalah objek yang bisa membawa Anda ke suatu lokasi cukup dengan menyentuhnya.

Informasi terkait permainan anyar Harry Potter masih sangat minim. Warner Bros. hanya bilang bahwa game-game tersebut akan mengajak Anda berkenalan dengan tokoh-tokoh baru serta bertemu karakter-karakter klasik. Kata sang publisher, momen itu ‘bisa terjadi di periode berbeda dalam hidup sang tokoh’, mengindikasikan latar belakang era yang bervariasi. Game boleh jadi merupakan prekuel, sekuel, atau di-setting saat tujuh buku (atau delapan film-nya) sedang berlangsung.

President of Warner Bros. Interactive Entertainment David Haddad mengungkapkan kegembiraannya terkait pengumuman ini, “Dengan berdirinya Portkey Games, kami merasa bersemangat buat memenuhi permintaan para penggemar yang menginginkan lebih banyak permainan berbasis Dunia Sihir J.K. Rowling. Saat ini, kami berkolaborasi bersama para kreator bertalenta untuk menciptakan game berkonsep ‘player-generated stories‘.”

Player-generated stories adalah salah satu bentuk dari konsep konten user-generated. Beberapa game yang mengusungnya adalah Star Trek Online, Second Life dan EverQuest 2, sehingga ada kemungkinan permainan anyar tersebut adalah game MMO. Saya pribadi lebih mengharapkan permainan single-player sandbox yang mempersilakan pemain menciptakan karakter custom-nya sendiri.

Sejak 2001, publisher berbeda telah mengadopsi Harry Potter ke medium hiburan video game, namun mayoritas dari mereka ialah tie-in film, dan sisanya merupakan versi Lego. Belum ada dari mereka yang betul-betul mengesankan, kecuali mungkin Quidditch World Cup.

Developer Pokémon Go Kembangkan Game Harry Potter Baru, Wizards Unite

Satu tahun lebih setelah perilisan game  Pokémon berbasis augmented reality pertama di mobile yang sempat jadi fenomeda global, dapur Niantic Labs tampak kembali sibuk. Minggu lalu, developer mengakusisi tim Evertoon untuk membantu membangun platform sosial di permainan Pokémon Go serta Ingress. Dan baru saja, Niantic mengungkap proyek besar mereka selanjutnya.

Di pertengahan tahun lalu, terdengar rumor yang menyatakan bahwa Niantic sedang mengembangkan versi Harry Potter dari Pokémon Go – diperkuat oleh informasi salah seorang developer yang mengaku Niantic sudah memperoleh hak pembuatan app franchise populer itu. Tak lama, developer segera membantahnya. Namun ternyata, kabar tersebut benar adanya. Niantic memang tengah menggarap permainan mobile Harry Potter.

Dikonfirmasi oleh sang CEO John Hanke sendiri, Niantic Labs mengumumkan Harry Potter: Wizards Unit, game mobile AR yang mengambil latar belakang dunia sihir kreasi penulis J.K. Rowling. Penyingkapan ini memang sangat menggembirakan fans novel dan filmnya, terutama Anda para muggle yang tidak berkesempatan mengenakan Sorting Hat dan belajar di Hogwarts.

Via blog Niantic, John Hanke menyebutkan sejumlah aspek dari gameplay Wizards Unite. Dalam permainan ini, gamer bisa mempelajari mantra, menjelajahi dunia sihir ‘sesungguhnya’ yang bersembunyi di kota atau lingkungan tempat tinggal Anda, mencoba menundukkan makhluk-makhluk legenda, serta mengalahkan musuh-musuh berbahaya bersama kawan-kawan.

Warner Bros. Interactive Entertainment menyingkap detail mengenai gameplay Wizards Unite lebih banyak di situs Pottermore. Berbekal smartphone, Anda dapat melakukan petualangan baru, membangun karier sebagai penyihir, berburu artefak-artefak misterius, bahkan bisa bertemu dengan tokoh-tokoh ikonis di jagat Harry Potter.

Pengumuman ini juga menandai dimulainya kerja sama antara Niantic Labs, publisher Warner Bros. Interactive Entertainment, dan tim pengembang WB Games San Francisco. Harry Potter: Wizards Unite rencananya dibangun di atas Niantic Platform, yang memungkinkan developer memanfaatkan teknologi ‘mutakhir’ dan membubuhkan mekanisme-mekanisme gameplay baru.

“Lewat permainan ini, kami memberikan kesempatan bagi para fans buat menikmati jagat imajinatif ciptaan J.K. Rowling melalui cara yang immersive,” kata David Haddad selaku president of Warner Bros. Interactive Entertainment. “Kami merasa gembira bisa memperoleh dukungan dari Niantic di bidang AR dalam mengembangkan dunia sihir yang dapat dijelajahi pemain setiap hari.”

Informasi lebih lanjut tentang Harry Potter: Wizards Unit akan disingkap di tahun 2018.

Sebelum Membeli, Simak Dulu Pendapat Reviewer Mengenai Middle-earth: Shadow of War

Middle-earth: Shadow of Mordor merupakan kejutan tak terduga di tahun 2014 sekaligus bukti bahwa tak selamanya game adaptasi dari film berakhir mengecewakan. Permainan dibekali fitur unik bernama Nemesis System, menyuguhkan sensasi perburuan musuh yang seru dan dinamis. Fitur ini kabarnya disempurnakan lagi dalam sekuelnya, Shadow of War, bersama dengan update pada grafis dan sistem pertempuran.

Shadow of War memang baru akan dirilis pada tanggal 10 Oktober nanti, tapi media-media yang sudah mencobanya telah memublikasikan review mereka. Jika Anda kebetulan punya rencana untuk membelinya, sebaiknya Anda menyimak rangkuman ulasan ini lebih dulu

Mari kita mulai dari review dengan skor terendah: 7/10 dari GameSpot. Salah satu hal yang paling di kritik Justin Haywald ialah store, tempat Anda bisa menukarkan uang sungguhan buat membeli loot box. Bagian ini tidak perlu ada dan malah menodai penyajian konten permainan yang sebetulnya sangat menyenangkan dan mengagumkan, karena hanya di Shadow of War Anda bisa merasakan kisah berbeda di jagat Middle-earth.

Andy Kelly dari PC Gamer memberikan nilai hampir serupa GameSpot, hanya 7,3. Menurutnya, potensi Shadow of War buat bersinar ditutupi oleh sejumlah masalah: terlalu banyak menu memenuhi layar, terlalu banyak fitur-fitur setengah matang, lalu bagian map ‘dikotori’ beragam icon hingga sulit untuk menikmati ceritanya. PC Gamer mengerti developer ingin membuat Shadow of War lebih besar, tapi lebih besar belum tentu lebih baik.

Respons yang lebih positif diungkapkan oleh IGN. Reviewer membandingkan game ini dengan Batman: Arkham City. Shadow of War terasa lebih besar serta ambisius, dan IGN memuji bagaimana Monolith mengekspansi Nemesis System sehingga karakter-karakter sekunder lebih menonjol serta membuat pertempuran jadi tak terlupakan. IGN menyodorkan skor 90 dan meminta Anda untuk mengabaikan microtransaction-nya.

GamesRadar juga punya pendapat senada dan menghadiahkan nilai 4,5/5 bintang. Bagi sang pengulas, Middle-earth: Shadow of War menghidangkan pengalaman bermain yang masif dan kaya. Dunia permainan diisi oleh lokasi-lokasi yang bervariasi, lalu bertarung melawan anak buah Sauron selalu terasa menyenangkan. Reviewer menjumpai sensasi Assassin’s Creed di sana, menyajikan menara-menara untuk dipanjat serta item-item buat Anda koleksi.

Dalam ulasan dengan skor 7,5, Polygon mengakui bahwa Shadow of War adalah game yang luar biasa, terutama pada ambisi developer memastikannya kaya akan konten dan pada aspek kompleksitasnya. Namun permainan juga terasa berantakan. Polygon menjelaskan, luapan konten membuat mereka kewalahan dan kelelahan. Kemudian, ketidaksempurnaan pada sejumlah fitur menyebabkan sekuel ini terkesan belum matang.

Di situs agregat review  OpenCritic, Middle-earth: Shadow of Mordor memperoleh skor rata-rata sementara 84.

Shadow of War Tampilkan Sisi Kelam Dari Dunia Fantasi Kreasi JRR Tolkien

Berakhirnya petualangan ‘Sembilan Pembawa Cincin’ dan hancurnya Sauron tidak menghentikan orang untuk menggali dunia fantasi Middle-earth lebih dalam. Selain trilogi film The Hobbit, Tolkien Estate belum lama ini juga melepas novel Beren and Luthien, mengisahkan dua karakter yang menjadi fokus di salah satu bab di buku The Silmarillion.

Dunia fantasi kreasi JRR Tolkien itu juga sering diadaptasi ke medium video game, dan di sana, developer bisa lebih leluasa berkarya. Lewat Middle-earth: Shadow of Mordor, Warner Bros. Interactive Entertainment mencoba mengisi kekosongan antara The Hobbit dan trilogi The Lord of the Rings dengan kisah balas dendam. Dan di sekuelnya, Shadow of War, tim pengembang mengekspos sisi kelam dunia itu lebih jauh lagi.

Seperti game sebelumnya, Shadow of War akan kembali mempertemukan Anda dengan tokoh-tokoh legendaris di Middle-earth (misalnya Gollum dan Sauron di Shadow of Mordor). Dan di permainan baru itu, Talion dan Celebrimbor akan berhadapan dengan satu karakter berbahaya yang sempat mengancam nyawa Sam dan Frodo dalam perjalanan mereka menghancurkan One Ring: Shelob.

Menariknya, Shelob di Middle-earth: Shadow of War tidak sekedar diperlihatkan sebagai laba-laba raksasa menakutkan. Lewat trailer, Warner Bros. menampilkan sisi berbeda dari Shelob, dimunculkan dalam wujud wanita. Dari keterangan publisher, Shelob akan memegang peranan penting di permainan, namun pertanyaannya, apakah ia betul-betul bisa dipercaya?

Shadow of War lagi-lagi menyuguhkan formula open-world, dan Anda akan kembali bermain sebagai Talion dalam perjalanannya menghentikan Sauron. Di petualangannya itu, Talion ditemani oleh ruh bangsawan elf Celebrimbor – sosok yang bertanggungjawab menciptakan tiga Elven Ring of Power. Celebrimbor tewas di tangan Sauron, namun ia menolak buat beristirahat dengan damai sebelum sang penguasa kegelapan berhasil dikalahkan.

Di sana, Monolith menyempurnakan dan mengekspansi sistem Nemesis, memungkinkan Talion mengumpulkan pasukan yang terdiri dari orc, troll dan Uruk-hai. Sebagai Talion, Anda dapat berinteraksi dengan mereka, dan karena sistem tersebut didesain non-linear, pengalaman Shadow of War jadi berbeda-beda bagi tiap pemain. Tim developer juga memodifikasi gameplay hack and slash tradisional, memadukannya bersama elemen role-playing.

Middle-earth: Shadow of War rencananya akan dirilis pada tanggal 10 Oktober 2017 di PC, Xbox One dan PlayStation 4 secara bersamaan. Warner Bros. menyediakan empat edisi, yaitu standar, Silver, Gold dan Mithril. Game sudah dapat di-pre-order.

Injustice 2 Teruskan Kisah Tirani Sang Manusia Baja

Tak seperti game fighting lain, Injustice: Gods Among Us berhasil menarik perhatian dua fanbase berbeda. Permainan ini digarap oleh tim asuhan co-creator Mortal Kombat, Ed Boon, namun mengangkat latar belakang jagat fiksi DC Comics. Dan meskipun gamer dipertemukan dengan karakter-karakter superhero dan villain kesayangan, Injustice menghidangkan alur cerita yang orisinal.

Gods Among Us mengangkat tema yang kelam, mengisahkan ‘kejatuhan’ Superman setelah ia dikelabui Joker hingga secara tak sadar menyebabkan kematian jutaan orang, Lois Lane dan anaknya yang belum lahir. Dampaknya sangat buruk bagi moral sang Manusia Baja. Demi mencegah hal ini terjadi lagi, Superman menunjuk dirinya sebagai pemimpin Bumi, menjaga keamanan lewat rezim otoriter. Tak setuju dengan cara itu, Batman memulai pemberontakan.

Injustice 2 1

Injustice pertama selesai dengan berhasil ditaklukkannya Superman, namun kisahnya masih belum usai. Lewat blog PlayStation, NetherRealm Studios menyingkap detail lebih lanjut dari Injustice 2 sembari memublikasikan story trailer pertamanya, yaitu sebuah video berjudul The Lines Are Redrawn. Silakan Anda simak di bawah:

Sesudah berhasil menundukkan Man of Steel, Batman malah mendapatkan perlawanan dari banyak pihak dan kawan-kawannya mulai berguguran. Anak buah Superman masih lolos dari jerat hukum, dan sebuah grup baru bernama The Society muncul dan mengancam kedamaian dunia. Lalu di tengah-tengah kekacauan tersebut, Brainiac hadir memperkeruh keadaan. Batman harus mengumpulkan sekutu baru untuk menghadapi ancaman-ancaman ini.

Bagi NetherRealm, menciptakan narasi Injustice 2 merupakan salah satu bagian paling menarik sekaligus menantang dari pengembangan game. Permainan pertama beserta komik tie-in-nya memberikan developer berbagai ide buat meramu cerita selanjutnya, misalnya mengembangkan kisah Flash dan Harley Quinn, sekaligus berperan sebagai landasan adaptasi tokoh-tokoh baru di Injustice 2 seperti Supergirl serta Blue Beetle.

Injustice 2 2

Tapi meskipun pertempuran antara Superman dan Batman tetap menjadi sorotan utamanya, NetherRealm tak ingin struktur cerita di game pertamanya terulang lagi, dan ini merupakan hal yang sangat sulit.

Injustice 2 3

Setidaknya ada 24 karakter yang dikonfirmasi hadir di Injustice 2, kabarnya jumlah hero dan villain di sana akan lebih banyak dari sebelumnya: Aquaman, Atrocitus, Bane, Batman, Brainiac, Blue Beetle, Darkseid, Deadshot, Flash, Green Lantern, Gorilla Grodd, Harley Quinn, Poison Ivy, Power Girl, Reverse-Flash, Robin, Supergirl, Superman dan Wonder Woman.

Injustice 2 akan dirilis di tanggal 16 Mei nanti, tersedia di platform PlayStation 4, Xbox One, serta iOS dan Android.

Siap Tinggalkan Early Access, Lego Worlds Akan Tersedia di Bulan Februari 2017

Komparasi antara Lego dengan Minecraft memang sulit dihindari karena keduanya mengusung konsep hampir serupa di mana pemain dipersilakan menyusun objek berbasis balok. Minecraft merupakan fenomena di ranah gaming; terjual ratusan juta kopi, menggoda Microsoft membeli IP-nya, serta mendorong satu publisher terkemuka dunia menggarap pesaingnya.

Di bulan Juni tahun lalu, Warner Bros. Interactive Entertainment mengumumkan Lego Worlds, sebuah game sandbox yang menawarkan pemain kebebasan membangun konstruksi berbekal balok-balok mainan kesayangan Anda. Seperti Minecraft, Lego Worlds juga mengusung sistem procedurally generated. Artinya, Anda tidak akan melihat ujung dunia permainan karena konten akan berkembang terus-menerus.

Warner Bros. memercayai tim Traveller’s Tales buat menggarapnya, yaitu studio asal Inggris yang bertanggung jawab dalam pengembangan belasan game Lego – dari mulai Star Wars sampai Harry Potter. Tapi berbeda dari kreasi mereka sebelumnya, Lego Worlds tidak mempunyai elemen cerita serta campaign. Dan bersamaan dengan pengumuman tersebut, Traveller’s Tales turut memulai program early access versi beta di Steam.

Mendekati akhir tahun, publisher dan pengembang akhirnya menginformasikan bahwa Lego Worlds sudah siap keluar dari tahap early access, dan akan meluncur di platform PC, Xbox One serta PlayStation 4 pada tanggal 14 Februari 2017.

Membangun dan eksplorasi merupakan dua pilar utama Lego Worlds. Di sana, Anda bisa berpetualang dalam dunia open world yang seluruhnya terbuat dari blok Lego. Pemain dapat saling sharing kreasi mereka atau menciptakan objek bersama-sama. Traveller’s Tale tak lupa melengkapi game dengan sejumlah fitur unik, misalnya: berbeda dari Minecraft, Anda tak perlu lagi menaruh balok satu per satu lewat tampilan first-person. Developer telah menyediakan tool ala Microsoft Paint untuk menyederhanakan proses membangun.

Lego Worlds juga memungkinkan Anda mengendarai berbagai alat transportasi, seperti pesawat ruang angkasa, mobil, sampai mengendarai naga, dan Anda dipersilakan untuk memodifikasi semuanya. Pemain bisa menikmati Lego Worlds sendiri, secara split-screen, dan terdapat pula mode multiplayer online.

“Lego Worlds memperluas franchise video game Lego kami dengan pengalaman baru yang bersandar pada serunya membangun balok-balok Lego secara fisik,” kata presiden Warner Bros. Interactive Entertainment David Haddad via Eurogamer. “Traveller’s Tales berhasil menciptakan sebuah dunia digital yang luas, dipadu humor khas Lego favorit para penggemarnya.”

Sumber: Venture Beat.

Batman: Arkham Knight Versi PC Siap Diluncurkan Kembali

Bagi gamer PC, hari peluncuran Batman: Akham Knight di bulan Juni silam berubah dari momen yang sangat dinanti menjadi pengalaman buruk. Developer seakan-akan terburu-buru dalam merampungkan Arkham Knight. Game tersebut tersuguh setengah matang, dinodai kendala teknis dan masalah performa, memaksa publisher menarik kembali penjualannya. Continue reading Batman: Arkham Knight Versi PC Siap Diluncurkan Kembali

Performa Game Bermasalah, Perilisan Batman: Arkham Knight Versi PC Ditangguhkan

Seharusnya minggu ini menjadi momen menyenangkan bagi mereka yang menanti Batman: Arkham Knight. Ia merupakan salah satu judul terbesar di 2015, dan impresi pers terhadap versi PlayStation 4-nya terbilang baik. Sayangnya entah bagaimana, Arkham Knight di PC ternyata sangat berantakan. Mayoritas gamer melaporkan bug dan buruknya performa permainan. Continue reading Performa Game Bermasalah, Perilisan Batman: Arkham Knight Versi PC Ditangguhkan