Huawei Perkenalkan TalkBand B3, Gelang Pintar Generasi Ketiganya

Bersamaan dengan smartphone flagship P9 dan P9 Plus, Huawei tidak lupa memperkenalkan perangkat gelang pintar generasi ketiganya, TalkBand B3. Ia masih mempertahankan ciri khas yang diusung kedua pendahulunya, yakni bagian tengah yang bisa dilepas dan dijadikan headset Bluetooth.

Headset ini dikunci oleh magnet. Untuk melepasnya, pengguna tinggal menekan tombol di bagian sisi TalkBand. Menurut Huawei, kualitas suaranya kini lebih baik, mampu menghasilkan volume 25 persen lebih keras serta fitur noise cancelling-nya 80 persen lebih efektif.

Layar melengkung merupakan aspek khas lain dari Huawei TalkBand B3. Layar sentuh ini memakai panel PMOLED beresolusi 80 x 128 pixel dan telah mendukung berbagai gesture. Butuh info ramalan cuaca dengan cepat? Semuanya bisa dipantau lewat layar ini.

Huawei TalkBand B3

TalkBand B3 mengusung fitur activity dan sleep tracking yang sederhana, namun bisa berlangsung secara otomatis. Ia akan mendeteksi jenis aktivitas fisik yang dilakukan dengan sendirinya, sedangkan progress-nya bisa dipantau lewat aplikasi pendampingnya yang tersedia di Android maupun iOS.

Semua ini dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus elegan. Ada tiga model strap yang ditawarkan: Active (silikon), Classic (kulit) dan Elite (logam). Kecuali yang varian Classic, sisanya siap Anda ajak berbasah-basahan dengan sertifikasi IP57. Baterainya sendiri bisa bertahan hingga tiga sampai empat hari.

Sejauh ini Huawei belum memaparkan jadwal perilisan TalkBand B3, akan tetapi banderol harga tiap-tiap modelnya adalah sebagai berikut: Active $192, Classic $227 dan Elite $284.

Sumber: PhoneArena dan Huawei.

Nex Band Ialah Activity Tracker Sekaligus Pusat Kontrol Berbagai Perangkat dan Layanan

Beberapa tahun yang lalu, perangkat wearable yang bisa memonitor jumlah langkah kaki sekaligus kalori yang terbakar mungkin terlihat sebagai inovasi yang begitu revolusioner. Namun di tahun 2016 ini, semua itu sudah menjadi mainstream. Maka dari itu, seandainya ada pabrikan baru yang ingin terjun ke bidang ini, mereka harus bisa muncul dengan ide baru untuk memikat perhatian konsumen.

Itulah yang coba dilakukan oleh perusahaan asal Kanada, Mighty Cast. Mereka baru saja memperkenalkan produk perdananya, yakni Nex Band, sebuah activity tracker berdesain modular yang dilengkapi kemampuan mengontrol berbagai perangkat atau layanan.

Secara default, Nex bertindak sebagai teman beraktivitas Anda. Namun kelebihan utama Nex terletak pada aspek kustomisasi yang begitu luas, memungkinkan pengguna untuk memprogramnya dengan mudah, dengan tujuan akhir menjadikannya sebagai pusat kontrol dari berbagai perangkat maupun layanan di era Internet of Things (IoT) ini.

Nex Band

Nex datang bersama lima blok modular yang disebut dengan istilah Mod. Masing-masing Mod ini punya fungsi yang berbeda-beda, tergantung bagaimana pengguna memprogramnya menggunakan aplikasi pendamping di smartphone, atau dengan memanfaatkan platform If This Then That (IFTTT) yang menyimpan banyak ‘resep’ fungsi perangkat pintar.

Jadi misalnya, satu blok bisa diprogram untuk mengontrol musik di Spotify. Kemudian blok kedua untuk menyala-matikan bohlam Philips Hue, blok ketiga untuk membuka pintu garasi, blok keempat untuk mengaktifkan shutter kamera ponsel dan seterusnya. Potensinya sangat luas, apalagi didukung oleh database yang dimiliki IFTTT.

Contoh lain dari penggunaan Nex adalah sebagai gaming controller untuk smartphone atau tablet. Kelima bloknya bisa diprogram sehingga pengguna dapat memakainya seperti sebuah gamepad yang dilengkapi lima tombol berbeda.

Nex Band

Masing-masing Mod ini disertai LED yang dapat bersinar dalam berbagai warna. Dipadukan semuanya, Nex dapat berpenjar dalam pola warna tertentu untuk mengindikasikan notifikasi yang berbeda, mulai dari pesan teks, panggilan telepon, email sampai reminder.

Mighty Cast juga melihat konsep modular Nex ini sebagai jaminan masa depan perangkat besutannya. Mereka sudah punya banyak rencana untuk memaksimalkan fungsionalitas Nex. Satu yang paling menarik adalah konsep Mod sebagai sensor, bisa berupa sensor laju jantung, sensor kualitas udara, thermometer, atau bahkan chip NFC untuk keperluan pembayaran elektronik.

Semua ini diserahkan ke komunitas kreatif sekaligus developer untuk menguliknya secara bebas, hingga akhirnya muncul dengan ide-ide jenius yang bisa diterapkan pada Nex Band. Kita sebagai konsumen hanya perlu menunggu kehadirannya, dan mengingat sistemnya modular, kita pun tak perlu membeli perangkat baru untuk mendapat fungsionalitas ekstra.

Nex Band

Fisik Nex Band sendiri jauh dari kata cantik, apalagi jika dibandingkan dengan tracker besutan Jawbone dan sejenisnya. Strap-nya terbuat dari bahan polycarbonate. Ia tahan air dan keringat, sedangkan baterainya bisa bertahan hingga tiga hari untuk satu kali charge.

Nex Band saat ini sudah menjalani tahap produksi, dan pemasaran akan segera dimulai setelah kampanyenya di Indiegogo berakhir. Konsumen yang tertarik bisa melakukan pre-order seharga $89. Ia ditawarkan dalam dua pilihan warna: hitam atau putih.

Via: Wareable.

Rompi Sepeda RoadwareZ Dilengkapi Lampu Sein Otomatis

Rompi sepeda yang kita kenal selama ini selalu dilengkapi warna-warna yang mencolok yang bisa menyala di kondisi gelap. Hal ini dimaksudkan untuk aspek keselamatan, dimana para pengguna jalan lainnya bisa mengetahui keberadaan sang pesepeda, dan kecelakaan pun bisa terhindari.

Namun sebuah startup bernama RoadwareZ sepertinya punya ide yang lebih menarik akan sebuah rompi sepeda, yakni dengan memadukannya bersama sebuah aplikasi smartphone dan fitur unik seperti lampu sein otomatis.

Yup, rompi sepeda rancangan RoadwareZ ini dibekali deretan LED di bagian dada dan punggung yang akan menyala layaknya lampu sein kendaraan bermotor. Hebatnya, LED ini bekerja secara otomatis, mengikuti rute navigasi yang telah ditetapkan di smartphone. Jadi saat pengguna hendak menikung, LED-nya akan menyala dengan sendirinya. Demikian pula saat pengguna memelan, dimana LED akan menyala merah sebagai indikatornya.

RoadwareZ

Lampu sein ini juga bisa diaktifkan secara manual menggunakan perintah suara. RoadwareZ telah melengkapi rompi buatannya dengan sebuah mikrofon, memungkinkan pengguna untuk memberi instruksi singkat seperti “left turn” atau “right turn“, dan lampu sein akan menyala sesuai dengan permintaan.

RoadwareZ akan ditawarkan dalam dua varian: Basic dan Pro. Versi Pro-nya mengemas fitur yang lebih lengkap seperti misalnya sepasang kamera pada bagian depan dan belakang rompi, bertujuan untuk mengabadikan perjalanan Anda tanpa harus menancapkan action cam di setang sepeda. Kedua varian sama-sama ditenagai baterai rechargeable.

RoadwareZ

Di saat yang sama, pihak RoadwareZ juga bakal menawarkan layanan darurat yang bisa ditebus dengan biaya berlangganan. Premisnya simpel: saat rompi mendeteksi pengguna terjatuh, aplikasi pendampingnya akan mengirim pesan secara otomatis ke orang pertama yang tercatat dalam daftar kontak darurat, lalu berlanjut ke orang kedua dan seterusnya jikalau belum ada yang merespon.

Rompi gowes pintar ini rencananya akan dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Sayang belum ada informasi perkiraan banderol harganya.

Sumber: Digital Trends.

Teknologi Bertemu Fashion, Michael Kors Umumkan Smartwatch Android Wear Pertamanya

Dewasa ini, anggapan bahwa smartwatch merupakan titik temu antara industri teknologi dan fashion sudah tidak perlu diragukan lagi. Terbukti dari bertambah banyaknya brand fashion yang ikut meramaikan pasar smartwatch, seperti yang terbaru yaitu Michael Kors, yang merupakan bagian dari Fossil Group yang baru-baru ini juga mengumumkan dua smartwatch baru.

Di ajang Baselworld 2016, merek produk fashion kenamaan asal New York tersebut mengungkap smartwatch Android Wear pertamanya, Michael Kors Access. Sebelum ini, pabrikan jam tangan asal AS, Nixon, juga sempat memamerkan smartwatch perdananya, The Mission.

Belum banyak detail yang diberikan oleh Michael Kors terkait smartwatch debutannya ini, namun bisa dipastikan ia menjalankan sistem operasi Android Wear dan mengemas layar sentuh. Bentuk layarnya tidak murni membulat, melainkan ada sedikit bagian bawah yang ‘terpotong’, mirip seperti desain Moto 360.

Access akan ditawarkan dalam dua varian yang berbeda berdasarkan jenis kelamin konsumennya. Varian untuk perempuan mengusung desain yang tampak glamor, dengan warna emas dan aksen batu permata pada bagian strap-nya. Di sisi lain, varian untuk laki-laki tampak lebih sporty dengan bezel yang sedikit lebih besar dan strap berbahan silikon.

Kendati demikian, Michael Kors juga akan menawarkan opsi kustomisasi bagi mereka yang berniat meminang Access, termasuk bermacam pilihan strap yang bisa dilepas-pasang dengan mudah, baik yang terbuat dari material kulit maupun silikon. Melengkapi semua itu adalah rangkaian watch face eksklusif dari tim desainer Michael Kors yang disesuaikan dengan tema glamor dan sporty.

Soal ketersediaan, Michael Kors berencana memasarkan Access mulai musim semi mendatang seharga $395.


Sumber: Wareable dan Business Wire.

Tissot Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Tissot Smart-Touch

Tidak butuh waktu lama bagi pabrikan jam tangan asal Swiss untuk ikut meramaikan pasar smartwatch. Setelah Tag Heuer, kini giliran Tissot yang memperkenalkan smartwatch perdananya, Tissot Smart-Touch.

Namun berbeda dari Tag Heuer Connected yang menjalankan sistem operasi Android Wear, Tissot Smart-Touch pada dasarnya merupakan arloji analog dengan display digital terintegrasi dan fungsi pintar berbasis koneksi dengan smartphone. Wujudnya hampir identik dengan lini Tissot T-Touch, dengan casing berdiameter 45 mm yang terbuat dari bahan titanium dan bezel berbahan keramik.

Fitur yang ditawarkan Smart-Touch tidak begitu banyak, namun esensial. Utamanya adalah fitur navigasi berbasis fungsi GPS pada smartphone. Jadi setelah disambungkan dengan smartphone, petunjuk arah akan ditampilkan lewat perpaduan dial analog, fungsi kompas, dan display digital milik Smart Touch.

Tissot Smart-Touch accessories

Di saat yang sama, ada dua fitur lain yang bisa dinikmati dari Smart-Touch dengan memanfaatkan dua aksesori terpisah. Yang pertama adalah sebuah weather station bertenaga surya yang akan meneruskan informasi kondisi cuaca ke layar Smart-Touch. Yang kedua adalah semacam Bluetooth tracker sehingga pengguna bisa mencari lokasi suatu objek miliknya menggunakan smartwatch ini.

Selebihnya, ia masih merupakan jam tangan Tissot yang akan menarik perhatian para pencinta arloji analog tradisional. Baterainya bisa bertahan hingga satu tahun tanpa perlu di-charge sama sekali, dan Tissot memastikan ia akan tetap bermanfaat meski sedang tidak dihubungkan dengan smartphone.

Terkait harga, Tissot menempatkan Smart-Touch di kelas Tag Heuer Connected dengan banderol $1.100 sampai $1.200. Sayang belum ada kepastian mengenai jadwal perilisannya.

Sumber: Engadget dan A Blog to Watch.

Smartwatch Perdana Nixon Bisa Menyelam Hingga Kedalaman 100 Meter

Meramaikan pagelaran jam tangan terakbar Baselworld 2016 yang tengah dihelat di Swiss, pabrikan arloji asal AS Nixon memperkenalkan smartwatch Android Wear perdananya. Didapuk The Mission, ia dirancang sebagai salah satu smartwatch dengan fisik terkokoh yang pernah ada.

Klaim tersebut tidak mengada-ada, Nixon The Mission merupakan smartwatch Android Wear dengan ketahanan air yang paling fenomenal sejauh ini. Ia sanggup diajak menyelam hingga kedalaman 100 meter, dan jika melihat fisiknya, The Mission tampak amat gahar.

Bodinya terbuat dari perpaduan material polycarbonate dan stainless steel. Layar AMOLED-nya yang membulat dilapisi oleh kaca Gorila Glass sebagai proteksi ekstra. Bahkan strap berbahan silikonnya punya lapisan ganda guna memberikan keseimbangan antara kenyamanan dan ketangguhan fisik.

Nixon The Mission

Prestasi lain yang diusung The Mission adalah, ia merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengusung chipset teranyar Qualcomm, Snapdragon Wear 2100.. Chipset ini dipastikan lebih hemat daya ketimbang Snapdragon 400. Sayang Nixon tidak mengungkapkan seberapa awet baterai milik smartwatch debutannya.

Dari segi software, tentu saja The Mission menjalankan sistem operasi Android Wear, dengan pilihan watch face eksklusif yang menyerupai lini jam tangan analog besutan Nixon. Namun Nixon juga telah bermitra dengan Surfline, Snocountry dan Trace untuk mengintegrasikan aplikasi activity tracking versinya sendiri. Hal ini, ditambah dengan ketangguhan fisiknya, menjadikan The Mission sangat ideal bagi para surfer maupun snowboarder.

Sejauh ini belum ada kepastian soal banderol harga maupun jadwal rilisnya. Nantinya Nixon bakal menawarkan konsumen dengan opsi kustomisasi The Mission yang beragam, mulai dari tipe finish casing, warna bezel sampai strap-nya.

Sumber: Nixon via Wareable.

Fossil Umumkan Dua Smartwatch Android Wear Baru, Q Wander dan Q Marshall

Setelah merilis smartwatch perdananya, Q Founder, menjelang akhir tahun lalu, Fossil kini kembali mengumumkan dua smartwatch Android Wear anyar: Q Wander dan Q Marshall. Keduanya ditujukan bagi pengguna yang seleranya kurang cocok dengan desain Q Founder.

Perbedaan paling mencolok yang diusung Q Wander dan Q Marshal dari pendahulunya adalah ukurannya yang lebih kecil. Q Wander memiliki diameter 46 mm, dengan fisik yang terkesan feminim berkat case berwarna emas dan strap kulit yang bisa dilepas-pasang. Di sisi lain, Q Marshal lebih maskulin berkat case 46 mm yang kokoh berwarna navy blue dan strap kulit bermodel vintage.

Spesifikasi keduanya tidak jauh berbeda dari Q Founder. Baik Q Wander dan Q Marshal mengemas layar sentuh membulat dan dukungan perintah suara. Pun demikian, keduanya akan ditemani oleh wireless charger yang berukuran lebih ramping ketimbang milik Q Founder.

Belum ada informasi terkait jadwal pemasaran kedua smartwatch anyar Fossil ini, namun dipastikan harganya akan dimulai di angka $275 untuk masing-masing model, tergantung konfigurasi case dan strap yang dipilih.

Fossil Q Motion dan Smart Analog Watch

Fossil Q Motion

Bersamaan dengan Q Wander dan Q Marshal, Fossil turut memperkenalkan activity tracker baru bernama Q Motion. Melihat wujudnya, perangkat ini sangat mirip seperti Misfit Ray. Hal ini tidak mengejutkan mengingat Fossil memang telah mengakuisisi Misfit pada bulan November tahun lalu.

Secara fungsi ia pun sangat mirip dengan Misfit Ray, menawarkan fitur tracking yang sederhana sekaligus meneruskan notifikasi dan mengontrol jalannya musik di smartphone. Ia ditenagai oleh baterai kancing standar dengan daya tahan hingga sekitar enam bulan dan sanggup dibawa menyelam hingga kedalaman 50 meter.

Banderol harga Q Motion cukup terjangkau, hanya $95 saja. Fossil akan mulai memasarkannya pada musim panas mendatang bersama dengan sejumlah strap opsional.

Fossil Smart Analog Watch

Fossil tidak lupa mengumumkan lini Smart Analog Watch yang akan ditawarkan dalam berbagai model mulai musim semi mendatang. Lini ini pada dasarnya merupakan jam tangan analog standar yang dilengkapi kemampuan pintar seperti memonitor aktivitas dan notifikasi via getaran.

Semua produk ini pada dasarnya merupakan langkah Fossil dalam mewujudkan misinya untuk merilis 100 perangkat wearable di tahun 2016, mulai dari smartwatch Android Wear, activity tracker sampai jam tangan analog dengan fungsi-fungsi pintar.

Sumber: The Verge dan Fossil.

Aplikasi Pear Sports Maksimalkan Peran Samsung Gear S2 Sebagai Teman Beraktivitas Fisik

Tidak bisa dipungkiri, Samsung Gear S2 merupakan salah satu smartwatch dengan desain dan spesifikasi terbaik saat ini. Namun terlepas dari itu, tidak sedikit konsumen yang meragukan kekayaan ekosistem aplikasinya. Maklum, Gear S2 bukannya menjalankan Android Wear, melainkan Tizen OS yang masih tergolong baru.

Namun kalau melihat keunggulan yang ditawarkan, utamanya adalah pengoperasian menggunakan bezel memutarnya, anggapan tersebut bisa dipastikan akan berubah secara perlahan. Sejumlah pengembang aplikasi ternama sudah menanggapi kehadiran Gear S2 dengan serius, dan yang terbaru adalah Pear Sports.

Pear Sports sudah cukup lama mengembangkan aplikasi fitness dengan fokus pada pengalaman audio interaktif dan panduan berlatih yang bisa dipersonalisasi. Fitur-fitur tersebut kini sudah bisa dinikmati oleh pengguna Gear S2, meski pengguna masih diwajibkan untuk menyambungkan smartwatch ke smartphone-nya masing-masing guna mengaktifkan semua fiturnya.

Aplikasi Pear Sports untuk Gear S2 akan menampilkan berbagai data metrik yang dikumpulkan selama beraktivitas, yang dapat dinavigasikan menggunakan bezel memutar Gear S2. Pengguna juga bisa mengukur intensitas latihannya berkat integrasi aplikasi dengan fungsi heart-rate monitoring milik Gear S2.

Pear Sports turut menyediakan sederet program berlatih yang dirancang dan dikurasi oleh instruktur-instruktur fitness ternama maupun atlet Olimpiade. Fitur ini membutuhkan biaya berlangganan, akan tetapi pengguna Gear S2 bisa mendapatkan bonus akses gratis selama tiga bulan.

Buat pengguna Gear S2 yang ingin berfokus pada kebugaran tubuhnya, Anda bisa mengunduh aplikasi Pear Sports langsung dari Samsung Galaxy Apps store atau Gear Apps store.

Sumber: Wareable.

[Review] Activity Tracker Runtastic Moment Elite

Dibandingkan nama-nama seperti Fitbit dan Jawbone, Runtastic mungkin merupakan brand kesekian yang Anda pertimbangkan saat mencari activity tracker. Tapi sejak diperkenalkan, Runtastic pelan-pelan memupuk reputasi dengan app, hardware, serta layanan analisis data. Setelah merilis Orbit, produsen asal Austria ini mengusung konsep baru dalam produk terbarunya.

Di akhir triwulan ketiga 2015, Runtastic resmi menyingkap Moment, wearable device kedua mereka. Keluarga Moment terdiri atas tiga model, yaitu Basic, Classic serta Elite. Dan saya diberi kesempatan buat menguji model terakhir itu. Berdasarkan deskripsi tim desainernya, Moment Elite diperuntukkan bagi konsumen yang peduli terhadap fashion.

Berwujud arloji analog, Moment menyimpan teknologi Orbit di dalam. Ia dapat memonitor aktivitas kita; menghitung langkah, jarak, jumlah kalori yang terbakar, dan lama waktu tidur. Runtastic turut menjanjikan desain atraktif serta nyaman dikenakan.

Artikel ulasan ini sengaja dibuat untuk mengulik apakah klaim tersebut benar adanya, atau masih banyak hal yang perlu Runtastic perbaiki.

Bundle

Bundel Moment Elite cukup sederhana. Selain unit fitness tracker, terdapat buku petunjuk, obeng, dan empat baut ekstra. Runstastic menyediakan panduan untuk mengganti baterai coin-cell-nya, sanggup bertahan selama enam bulan.

Runtastic Moment Elite 23

Runtastic Moment Elite 22

Runtastic Moment Elite 21

Starting up

Untuk mulai menggunakan Moment Elite, Anda perlu mengunduh aplikasi Runtastic Me di smartphone dan jangan lupa mengaktifkan Bluetooth. Runtastic telah menciptakan banyak app di Android dan iOS, tetapi untuk setup, Moment membutuhkan Runtastic Me. Langkah-langkah di sana cukup jelas, dan saya memutuskan buat log-in via Facebook. Ketika proses sinkronisasi berlangsung, Anda diminta menekan tombol selama tiga detik.

Runtastic Moment Elite 01

Ketika tracker dan smartphone tersambung, jarum jam serta menit secara otomatis segera bergerak menyesuaikan dengan waktu di handset.

Design

Bagi saya, Runtastic Moment Elite adalah fitness tracker untuk konsumen yang belum bisa berpisah dengan jam tangan tradisional. Segala aspek (positif dan negatif) sebuah arloji ada semua di sana. Penampilannya ‘adaptif’, orang lain tak akan mengira Anda sedang menggunakan wearable. Rancangannya tidak terlalu mewah buat dipakai sehari-hari, namun cukup elok saat Anda membawanya ke acara-acara resmi.

Runtastic Moment Elite 07

Runtastic Moment Elite 13

Moment Elite didominasi warna hitam, pada tubuh maupun strap. Saya menyukai perpaduan kesan simpel dan sporty-nya. Produsen mengombinasikan case stainless steel, kaca mineral anti-baret dan strap kain berlapis kulit di sisi dalam. Bagian free loop/ring mengsung material kain serupa, sayangnya serat-serta di sana terlihat berbulu dan terurai. Akan lebih rapi (dan lebih kuat) seandainya ia diganti kulit.

Runtastic Moment Elite 15

Runtastic Moment Elite 10

Runtastic Moment Elite 09

Tak seperti smartband/activity tracker bertubuh karet, Moment Elite terasa berat dan besar. Case baja anti-karatnya mempunyai diameter 46mm dan berketebalan hampir 15mm di area tertinggi. Dengan memanfaatkan timbangan saku, bobot Moment Elite mendekati 80-gram (79,6g). Jangan khawatir buat memakainya saat mandi atau berenang di kolam, Moment tahan air hingga kedalaman 100-meter.

Runtastic Moment Elite 17

Runtastic Moment Elite 11

Runtastic Moment Elite 16

Terdapat angka-angka dan lingkaran petunjuk di dial utama. Di sisi teratas, ada tulisan MI dan KM berwarna merah. Saat Anda memulai aktivitas di app (Runstastic Pro, dibahas lebih rinci di segmen aplikasi) jarum akan berputar untuk menunjukkan jarak. Dial lebih kecil dengan sebuah jarum berada di bawah, menunjukkan angka 0 sampai 100. Ia adalah indikator target harian Anda. Agar memudahkan kita melihatnya, semua jarum dibekali lapisan glow in the dark.

Runtastic Moment Elite 06

Runtastic Moment Elite 25

Comfortable?

Sayang sekali, penampilan menyerupai penunjuk waktu timeless berdampak pada faktor kenyamanan fitness tracker. Anda mungkin bisa mentolerir berat dan ukuran Moment Elite, namun saya melihat masalah pada strap. Bagian terdekat dari engsel sangat tebal, dan sangat sulit tertekuk secara alami. Asumsi saya, ia lebih pas dikenakan oleh orang-orang berpergelangan tangan besar. Di tangan kecil saya, Moment Elite selalu timpang ke satu sisi.

Runtastic Moment Elite 19

Awalnya saya kira strap akan melemas jika Moment Elite dipakai terus-menerus, tapi hingga sekarang ia masih saja kaku.

Runtastic Moment Elite 12

Faktor ini perlu diperhatikan jika Runtastic ingin pengguna memakai Moment tiap saat. Dan bukan cuma tak nyaman dan keras sewaktu dikenakan tidur (opini diperkuat keluhan istri), device seringkali mengganggu aktivitas kerja, apalagi saya harus mengetik seharian. Akhirnya, saya terpaksa menggeletakkannya di atas meja.

Functionality

Walaupun mempunyai fitur-fitur yang telah disebutkan sebelumnya, Moment Elite masih beberapa level di bawah smartwatch. Ia hanya berperan sebagai activity tracker, tidak menyalurkan notifikasi dari smartphone. Jantung dari kapabilitas Moment terletak pada accelerometer build-in. Ia melacak gerakan berdasarkan gerakan tangan, namun tanpa GPS, Moment lebih mengandalkan perhitungan matematis.

(EDIT: Setelah dicek lebih jauh, fitur notifikasi tersembunyi di menu Wearable dan harus mendapatkan persetujuan akses dari pemilik handset. Missed call, WhatsApp dan Line bisa bekerja; namun beberapa notifikasi memang tidak muncul, contohnya Facebook Messenger dan SMS.)

Runtastic Moment Elite 02

Cuma ada satu tombol fisik pada tracker, umumnya Anda gunakan saat ingin tidur serta bangun. Metodenya manual, sekedar berbaring tetap terhitung tidur; padahal Fitbit, Jawbone dan Misfit sudah beralih ke sistem deteksi otomatis. Hampir seluruh fungsinya diakses dengan menggunakan app Runtastic Me: dari mulai setting berat dan tinggi badan, sampai menyetel silent alarm buat membangunkan atau mengingatkan Anda untuk bergerak (disertai LED merah di area angka 9).

Runtastic Moment Elite 14

Proses sinkronisasi data (download serta kalkulasi) dari Moment Elite ke handset berjalan sedikit lambat. Kadang kala, saya harus menutup app dan mematikan Bluetooth agar aplikasi segera me-refresh info.

Application

Runtastic Me adalah basis dari Moment Elite. Interface-nya sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka yang belum pernah sekalipun mengoperasikannya. Di sana Anda dapat langsung melihat jumlah langkah, durasi aktivitas, total pembakaran kalori, jarak tempuh dan lama waktu tidur. Aplikasi juga bisa tersambung ke Apple Health dan Google Fit, jadi data tetap tercatat seandainya Anda lupa membawa Moment.

Runtastic Moment Elite 24

Di sisi aplikasi, keluhan terbesar saya tujukan pada Premium Membership. Di versi gratisnya, fitur-fitur terbaik app Runtastic terkunci; misalnya advanced goals, analisis, dan penyimpanan data tak terbatas. Untuk membukanya, Anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp 120 ribu per bulan atau paket Rp 600 ribu selama setahun. Padahal activity tracker lain menyuguhkan fungsi serupa tanpa menuntut biaya tambahan.

Ingat fitur ‘memulai aktivitas’ yang saya sampaikan sebelumnya? Ia cuma bisa diakses dengan memanfaatkan app Runtastic Pro (dijual Rp 50 ribu). Penyajian ini, ditambah lagi Premium Membership Runtastic Me memang membingungkan.

Verdict

Agar bisa unggul di ranah kompetisi activity tracker, Runtastic perlu menyempurnakan banyak hal dalam Moment Elite. Idealnya, produk seelok ini harus didukung teknologi baru tanpa mengorbankan faktor kenyamanan. Meskipun kita boleh bilang penampilan dan desain merupakan masalah selera, namun kendala utamanya ialah app serta fungsi yang terasa tersegmentasi.

Terlepas dari itu saya melihat bahwa Moment ditargetkan pada jenis konsumen baru; bukan para pelari atau atlet kawakan, melainkan mereka yang ingin lebih aktif dan hidup sehat, tapi tetap tampil gaya ketika berolahraga. Singkat kata, Moment Elite ialah arloji berfitur activity tracker, bukan kombinasi seimbang antara keduanya.

Tentu saja, tak seperti fitness tracker ‘standar’, Runtastic Moment Elite bukanlah device yang murah. Sudah tersedia di Indonesia, Moment Elite dijajakan di kisaran harga Rp 2,9 juta.

Runtastic Moment Elite 05

Dengan Mengenakan Dreem, Tidur Anda Bisa Lebih Berkualitas

Hampir semua orang pernah mengalami susah tidur. Masalah ini cukup normal, terjadi secara sementara, biasanya disebabkan oleh stres ataupun faktor eksternal. Namun jika berkepanjangan, ia dapat memengaruhi keseharian kita. Di antara banyak alternatif solusi gangguan tidur, Rythm memiliki jalan keluar paling canggih: wearable device bernama Dreem.

Dreem merupakan kreasi pertama tim spesialis neurotechnology asal kota Paris dan San Francisco itu. Ia adalah sebuah headband yang dirancang untuk meningkatkan kualitas tidur. Selain memonitor tidur seperti perangkat sejenis, Dreem mengusung teknik stimulasi suara, membantu pengguna cepat terlelap serta menjaganya tidur nyenyak. Di level ‘deep sleep‘ inilah proses peremajaan tubuh berjalan optimal – perbaikan sel dan daya ingat, serta penyembuhan.

Dreem 02

Headband tidak menutup semua permukaan kepala, sengaja dedesain agar ringan dan nyaman. Band di sisi teratas ialah satu-satunya bagian yang kaku, berisi semua komponen elektronik Dreem – dilapisi memory foam demi memastikan ia pas dengan berbagai tipe kepala. Kepada Digital Trends, founder Rythm Hugo Mercier menyampaikan bahwa Anda akan ‘segera lupa sedang mengenakan Dreem setelah sepuluh menit’.

Teknologi canggih racikan Rythm ditaruh di area kening Dreem. Developer memanfaatkan rangkaian sensor EEG dan accelerometer yang dipadukan ke komponen fleksibel sebagai cara membaca sinyal ketika Anda beristirahat di malam hari. Data mentah itu dikumpulkan ke database, kemudian diproses serta dianalisis. Hasilnya bisa dilihat melalui aplikasi mobile, menyajikan informasi jelas serta mudah dimengerti.

Dreem 01

Aplikasikasi mobile tersebut sama pentingnya dengan Dreem, memungkinkan smartphone tersambung secara wireless ke headband. Transfer data dilakukan via Wi-Fi dan koneksi USB. Meski cara kerja perangkat cukup kompleks, konsumen tetap disuguhkan interface yang simpel. Dreem bisa langsung diaktifkan cukup lewat beberapa kali tap pada layar sentuh.

Tentu Anda bisa menyetel alarm, namun headset juga bekerja secara real-time untuk membangunkan user dengan lembut dan efisien. REM (rapid eye movement) serta fase tidur paling nyenyak berdampak besar pada performa fisik dan kognitif manusia. Tahapan ini biasanya berlangsung di ujung malam. Dreem menggunakan audio khusus untuk menarik pengguna pelan-pelan keluar dari REM, sehingga Anda tidak merasa pusing ketika bangun.

Saat ini, Rythm sedang menghimpun tester dalam program beta Dreem First dengan target 500 user. Sesudah masa uji coba rampung, headset Dreem rencananya akan diluncurkan ke publik di awal tahun 2017.

Sumber: Rythm.co.