Ambisi Zoomcar Pimpin Pasar “Car-Sharing” Marketplace di Indonesia

Industri rental mobil di Indonesia sempat terpuruk di kala pandemi. Pasalnya, kebanyakan bisnis rental mobil cukup bergantung pada kegiatan pariwisata. Meskipun belum sepenuhnya pulih, sektor pariwisata kembali ke fase pertumbuhannya dan menunjukkan permintaan yang kuat untuk layanan penyewaan mobil.

Didirikan pada 2013, Zoomcar merupakan pionir platform car-sharing marketplace di India. Di 2021, perusahaan mengumumkan rencana ekspansinya ke pasar Indonesia dan Vietnam. Pada April 2022, Zoomcar resmi memperkenalkan layanannya di Indonesia serta telah menyiapkan dana sebesar $25 juta atau sekitar Rp366 miliar untuk melancarkan ekspansi bisnisnya.

Di akhir 2022, perusahaan memperkuat komitmennya untuk menggarap pasar Indonesia dengan menunjuk Delly Nugraha sebagai Country Head Zoomcar Indonesia. Sebelum bergabung dengan Zoomcar, Delly memiliki ragam pengalaman dalam operasional perusahaan teknologi di Indonesia seperti Qraved, Gojek, Carsome, dan airasia Super App.

Delly mengungkapkan Zoomcar tengah berada di puncak transformasi dalam mobilitas pribadi. Ia juga sangat bersemangat untuk membantu perusahaan mencapai level baru bersama tim. Tim DailySocial.id diberi kesempatan untuk mewawancarai lebih lanjut Delly Nugraha terkait rencana bisnis Zoomcar di Indonesia serta melihat peluang di sektor ini ke depannya.

Target dan potensi pasar

Di India, Zoomcar disebut telah memimpin pasar car-sharing marketplace dengan memfasilitasi total 20.000 kendaraan roda empat, serta memberdayakan pemilik aset untuk berbagi mobil demi mendapat penghasilan pasif tambahan. Perusahaan yang berbasis di Bengaluru ini telah mempekerjakan lebih dari 300 orang dan beroperasi di 50 kota di seluruh India, Indonesia, Vietnam, dan Mesir.

Seperti yang telah dikatakan oleh Co-Founder dan CEO Zoomcar Greg Moran, Indonesia akan menjadi fokus utama selanjutnya secara khusus karena pasarnya sangat besar dan baru dengan ukuran serta jangkauan yang luas. Saat ini, 90 persen bisnis Zoomcar berasal dari India. Perusahaan telah memproses lebih dari tujuh juta transaksi di negara ini sejak awal. Ia mengaku perusahaan telah mengalami pertumbuhan 6,5 kali selama empat kuartal terakhir.

Disinggung mengenai target ekspansi, Delly mengungkapkan adanya kesamaan kultur dan pasar dengan Indonesia terkait layanan rental mobil. Kawasan ini memiliki tingkat kepemilikan kendaraan yang rendah, sementara populasi yang cukup besar dan semakin bertumbuh. Selain itu, kebutuhan untuk mobilitas yang lebih kolektif (dalam jumlah besar) semakin meningkat.

Dengan model bisnis C2C, perusahaan berharap dapat mengubah kapasitas kendaraan menganggur dengan menyewakan mobil pribadi agar bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Tidak hanya menawarkan penghasilan tambahan, Zoomcar juga dapat dijadikan sebagai alternatif mengurangi kemacetan jalan dan polusi di daerah perkotaan.

Di Indonesia, Zoomcar sendiri baru beroperasi di kawasan Jabodetabek. Saat ini, Delly mengungkapkan bahwa sudah ada lebih dari 1.000 mobil yang didaftarkan serta ratusan host aktif di area ini. Ia juga mengaku bahwa timnya tengah berusaha meng-crack pasar ini sebelum nantinya memperluas layanan ke kota-kota besar lainnya, bahkan tier dua dan tiga.

Dalam menjalankan bisnis ini, Zoomcar tidak sendiri, pemain lain yang juga menawarkan layanan serupa termasuk Trevo, yakni memberdayakan host untuk mendapatkan uang melalui kendaraan mereka dengan mencocokkan sesama orang yang membutuhkan tumpangan pribadi. Selain itu, beberapa platform yang juga sudah beroperasi di Indonesia seperti Hipcar dan Sharecar.

Ada tiga proposisi nilai yang menjadi diferensiasi Zoomcar dengan pemain lainnya. Pertama, perusahaan menawarkan simplicity melalui teknologi keyless yang memungkinkan transaksi tanpa tatap muka antara host dan guest (penyewa mobil). Lalu, dari sisi security, dengan pemasangan alat monitor untuk menjamin keselamatan dan keamanan mobil saat dikendarai.

Zoomcar juga menawarkan harga yang lebih bersaing dan tanpa deposit untuk para penyewa. Di samping itu, para host akan mendapat keuntungan dari sisi pemeliharaan mobil dan kemudahan akses. Untuk saat ini, mobil yang bisa didaftarkan adalah kendaraan yang sudah mengadopsi sistem immobilizer atau dirancang menggunakan sistem enkripsi elektronik yang lebih aman.

Dalam menjalankan layanannya di Indonesia, Zoomcar juga tengah menggencarkan kolaborasi. Delly mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki fokus di empat vertikal. Pertama, di bidang otomotif. Belum lama ini perusahaan juga telah mengumumkan kerja sama dengan OTO dalam rangka akuisisi pengguna.

Kedua, di bidang lifestyle, salah satunya dengan Blibli. Ketiga, kerja sama dengan institusi finansial atau banking untuk memfasilitasi pembayaran dalam platform. Terakhir, juga membuka peluang kolaborasi dengan media untuk awareness produk.

Rencana IPO

Dalam wawancara bersama DailySocial, Delly menegaskan rencana Zoomcar untuk segera melantai di bursa melalui jalur SPAC. Perusahaan akan melakukan aksi merger dengan Innovative International Acquisition Corp.

Aksi korporasi ini bertujuan untuk mengakselerasi pengembangan teknologi serta mendukung ekspansi di Zoomcar. Nilai transaksi perusahaan secara gabungan yang akan berganti nama menjadi Zoomcar Holdings ini diperkirakan mencapai $456 juta.

“Kita sudah memimpin di pasar India. Salah satu cara untuk melakukan ekspansi dan akselerasi bisnis adalah melalui IPO. Haparapannya, dari listing tersebut kami bisa dapat dana segar yang bisa digunakan untuk melanjutkan investasi pada pertumbuhan bisnis di existing dan extension market,” tambah Delly.

Sejak didirikan pada 2013, Zoomcar telah menggalang dana sebanyak dua kali. Di awal 2018, perusahaan berhasil menggalang dana sekitar $40 juta yang dipimpin oleh perusahaan manufaktur mobil India Mahindra & Mahindra. Tahun lalu, Zoomcar meraih $92 juta sebagai modal untuk pengembangan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

Zoomcar Alokasikan Dana 366 Miliar Rupiah untuk Kembangkan Bisnis “Car Sharing” di Indonesia

Zoomcar, platform car-sharing marketplace asal India, mengumumkan kemitraan dengan OTO, startup end-to-end solusi otomotif, dalam rangka akuisisi pengguna (host) OTO. Para host nantinya dapat memanfaatkan tambahan pendapatan dengan mendaftarkan kendaraan roda empatnya di platform Zoomcar.

Zoomcar sendiri resmi masuk ke Indonesia pada Maret 2022, setelah memimpin pasar sewa mobil di India pada 2013. Di sini, Zoomcar menunjuk Tessa Karina sebagai Marketing Head yang bertanggung jawab untuk mengembangkan bisnis.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan (12/8), pengguna OTO bisa mendapatkan tambahan pendapatan hingga Rp10 juta per bulan jika mendaftarkan kendaraannya di Zoomcar. Para pengguna yang memenuhi persyaratan (guest) dapat memesan mobil-mobil tersebut untuk kepentingannya.

Untuk menjadi host di Zoomcar, pengguna cukup mendaftarkan diri untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan mobil selama proses onboarding. Pemeriksaan ini bersifat komplimen dan tidak dipungut biaya. Setelah itu, mobil dipasangi dengan alat monitor untuk menjamin keselamatan dan keamanan mobil dengan memantau perilaku pengemudi saat mengemudikan kendaraannya.

Setelah proses pemasangan alat monitor selesai, mobil sudah terdaftar di dalam platform dan host bisa mendapat tambahan pendapatan segera setelah mobilnya sukses di-booking. Zoomcar akan mengkreditkan pendapatannya ke rekening bank host.

Melalui model bisnis ini, Zoomcar berusaha mengubah kapasitas kendaraan menganggur dengan menyewakan mobil pribadi agar bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Selain menyediakan income tambahan, Zoomcar juga dapat dijadikan sebagai alternatif mengurangi kemacetan jalan dan polusi di daerah perkotaan.

Marketing Head Zoomcar Indonesia Tessa Karina menyampaikan, kemitraan strategis ini tidak hanya akan menguntungkan Zoomcar dan OTO, tapi pada saat bersamaan juga akan memberikan kemudahan akses bagi host-host Zoomcar di masa yang akan datang.

“Saya merasa yakin bahwa kemitraan dengan salah satu dealer mobil terbesar di Indonesia ini akan semakin menopang bisnis kami dan juga menguntungkan pelanggan kami,” kata dia.

President Director & Group CEO OTO Gaurav Gupta menambahkan, kemitraan kedua perusahaan ini adalah bentuk konkret dalam memberikan solusi untuk pengguna kendaraan yang ingin mendapatkan pendapatan secara langsung. Di samping itu, apa yang ditawarkan OTO selama ini juga sejalan dengan program yang diberikan Zoomcar karena memudahkan penyewa kendaraan di Indonesia.

“Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan warna baru pada industri otomotif Tanah Air, serta kesempatan bisnis baru bagi masyarakat khususnya pengguna mobil.”

Alokasikan dana 366 miliar Rupiah

Komitmen Zoomcar untuk mengembangkan pasar di Indonesia terbukti cukup serius. Perusahaan menyiapkan dana sebesar $25 juta (sebesar 366 miliar Rupiah) siap dikucurkan untuk ekspansi bisnis. Sebelumnya, perusahaan meraih pendanaan melalui private placement senilai $92 juta yang dipimpin oleh SternAegis Ventures dan partisipasi dari pengelola dana dan investor institusional terkemuka di dunia.

Dana segar tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis Zoomcar di India, beberapa pasar di Asia, serta kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Juga, memperkuat teknologi IoT, machine learning, visi komputer, dan Zoomcar Mobility Services, solusi mobilitas untuk bisnis berbasis SaaS, yang ditujukan pada produsen suku cadang orisinal dan perusahaan perusahaan. Keseluruhan investasi tersebut didorong demi meningkatkan pengalaman pengguna.

Disebutkan saat ini perusahaan memiliki lebih dari 20 ribu mobil terdaftar di seluruh negara operasionalnya. Zoomcar dengan solusi baru yang sedikit berbeda dapat memberikan angin segar untuk para pemilik mobil. Mereka bersaing dengan Share Car (ASSA), Movic & TRAC (Grup Astra), yang merupakan petahana di industri otomotif, juga level startup seperti Trevo. Nama-nama tersebut belum menghitung Grab yang kini sediakan solusi rental mobil di dalam aplikasinya.

Di Indonesia sendiri, bisnis car marketplace berkembang dengan baik dengan model bisnis C2B2C. Beberapa platform yang telah melayani pasar ini di antaranya Carsome, Carro, Moladin, OLX Autos, OTO, sampai dengan yang paling baru ada Broom. Selain memberikan platform, mereka juga bertindak untuk membeli dan menjual mobil bekas langsung dari/ke pelanggan.

Di industri jual-beli kendaraan bekas memang masih ada sejumlah tantangan klasik yang dihadapi pelakunya. Mulai dari fragmentasi pasar, transparansi harga, inventarisasi produk, sistem inspeksi, sampai dengan kemudahan dalam pembiayaan. Setiap bermain berlomba-lomba untuk menyajikan solusi terbaik dalam menyelesaikan isu tersebut.

OTO sejauh ini memiliki solusi otomotif menyeluruh, tak hanya listing jual-beli mobil dan motor, juga sediakan inspeksi kendaraan, portal informasi, dan solusi keuangan. OTO tak hanya beroperasi di Indonesia saja, tapi sudah di 26 negara lainnya. Perusahaan ini merupakan entitas dari Girnar Software Pvt Ltd yang membawahi Cardekho, Zigwheels dan Gaadi, portal otomotif terbesar di India.

OTO juga telah meluncurkan app Android dan iOS di bawah satu app bersama untuk 27 negara, yaitu aplikasi “Oto”, menawarkan pengalaman baru dalam pencarian kendaraan roda empat dan roda dua lewat aplikasi.

Application Information Will Show Up Here