Perubahan Kedua UU ITE Atur Sejumlah Ketentuan Baru

Perubahan kedua Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) telah diteken Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2024. Namanya berubah menjadi UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sebagaimana dimuat di laman JDIH Setneg, UU ITE 2024 ini mengungkap tiga alasan atas revisi kedua ini. Pertama, sebagian masyarakat mengaku keberatan terhadap beberapa ketentuan pidana. Misalnya, Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 28 ayat 21 yang sudah beberapa kali diajukan ke Mahkamah Konstitusi untuk Uji Materi.

Kedua, perubahan pertama, yakni UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dianggap belum dapat menuntaskan masalah. Ketiga, sejumlah pasal dinilai multitafsir sehingga subjek yang seharusnya bukan menjadi target, bisa terkena sasaran.

Perubahan versi 2024

Menurut laman JIDH Kemenko Maritim, UU ITE 2024 memuat tujuh (7) pasal baru meliputi Pasal 13A, 16A, 16B, 18A, 27A, 27B, dan 40A. Beberapa di antaranya mendapat respons positif karena mengatur penggunaan tanda tangan elektronik termasuk perlindungan anak.

Pasal 13 diubah; mengakui penggunaan tanda tangan elektronik. Dijelaskan dalam Pasal 13A, Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSE) dapat menyelenggarakan layanan berupa:

  1. Tanda Tangan Elektronik
  2. Segel elektronik
  3. Penanda waktu elektronik
  4. Layanan pengiriman elektronik tercatat
  5. Autentikasi situs web
  6. Preservasi Tanda Tangan Elektronik dan/ atau segel elektronik
  7. Identitas digital; dan/ atau 
  8. layanan lain yang menggunakan Sertifikat Elektronik. 

Pasal 17 ayat (1) diubah; di antara ayat 2 dan ayat 3 disisipkan ayat 2a.

  1. Ayat 1 memuat Penyelenggaraan Transaksi Elektronik dapat dilakukan dalam lingkup publik atau privat.
  2. Ayat 2 memuat pihak yang melakukan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib beriktikad baik dalam melakukan interaksi dan/ atau pertukaran Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik selama transaksi berlangsung.
  3. Ayat 2a memuat Transaksi Elektronik yang memiliki risiko tinggi bagi para pihak menggunakan Tanda Tangan Elektronik yang diamankan dengan Sertifikat Elektronik.

Pasal 16 dan Pasal 17 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 16A dan Pasal 16B terkait pelindungan anak, mencakup mekanisme verifikasi pengguna anak dan mekanisme pelaporan.

  1. Dalam Pasal 16A ayat 1, PSE memberikan pelindungan bagi anak yang menggunakan atau mengakses Sistem Elektronik.
  2. Dalam Pasal 16A ayat 2, Pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelindungan terhadap hak anak sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai penggunaan produk, layanan, dan fitur yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh PSE.
  3. Dalam Pasal 16B ayat 1, pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16A dikenai sanksi administratif.
  4. Dalam Pasal 16B ayat 2, sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa (a) teguran tertulis, (b) denda administratif, (c) penghentian sementara, dan/ atau (d) pemutusan akses.

Reaksi negatif

Perubahan kedua UU ITE menuai reaksi keras masyarakat. Menurut pakar demokrasi digital dan pendiri SAFEnet Damar Juniarto, revisi kedua ini tidak menjawab akar permasalahan mengapa UU ITE perlu direvisi sejak awal. Hal ini karena pasal-pasal terkait pencemaran nama baik, ujaran kebencian, dan ancaman masih tetap ada meski telah diubah serupa dengan pasal KUHP Nomor 1 Tahun 2023.

“Padahal, Presiden Jokowi sebelumnya menyatakan akan meminta legislatif untuk merevisi UU ITE jika menimbulkan ketidakadilan. Alih-alih menghapusnya, Komisi 1 DPR dan Kominfo justru tetap mempertahankan pasal-pasal bermasalah tersebut. Ini bisa mengancam kebebasan berekspresi dan memicu potensi kriminalisasi,” kritik Damar dalam laman LinkedIn-nya.

Ia menyebut beberapa tambahan pasal dan ayat baru yang berpotensi memicu masalah, di antaranya (1) Pasal 27B tentang ancaman pencemaran nama baik, (2) Pasal 28 ayat 3 tentang disinformasi yang menimbulkan kerusuhan, dan tambahan ayat 1 dalam Pasal 43 yang memuat pemberian kewenangan kepada Pejabat Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan sensor online, take down, dan penghapusan akun media sosial, penutupan rekening bank, dan lainnya.

“Dari sini, saya cenderung menilai bahwa kita masih perlu setidaknya masih perlu setidaknya satu kali merevisi UU ITE untuk menyelesaikan permasalahan ketidakadilan di dalamnya.”

WasteX Ingin Alihkan Limbah Organik Jadi Biochar Guna Mitigasi Perubahan Iklim

Sebuah laporan menyebutkan, secara global sebanyak 3,5 miliar ton limbah pertanian yang dibuang, dibakar, atau dijual dengan harga murah. Limbah tersebut sebenarnya dapat diolah jadi komoditas yang memiliki nilai ekonomi. WasteX mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan pendekatan baru dengan biochar.

Startup yang dirintis oleh Pawel Kuznicki ini merupakan perusahaan pertama di bawah Wavemaker Impact (WMi), venture builder khusus impact milik Wavemaker Partners. Dalam tulisan sebelumnya, DailySocial.id menuliskan secara rinci mengenai WMi.

Rekam jejak Kuznicki pernah memegang berbagai posisi, mulai dari konsultan, venture builder, hingga pengusaha. Ia bergabung dengan WMi sebagai bentuk kontribusinya dalam membantu mitigasi perubahan iklim.

Kepada DailySocial.id, Kuznicki menceritakan proses pendirian WasteX bersama WMi memakan waktu cukup lama, namun komprehensif. Mereka sama-sama mengidentifikasi terlebih dulu berbagai permasalahan dan peluang di Asia Tenggara untuk mencari satu permasalahan yang secara potensial memiliki dampak paling besar, baik dari segi finansial maupun dalam pengurangan emisi karbon.

Dari beberapa ide yang terkumpul, ada benang berah yang dapat ditarik bahwa ternyata ada peluang yang belum dimanfaatkan dalam rantai nilai (value chain) pengolahan industri pertanian, dari sisi hulu (petani/peternak) dan hilir (industri pengolahan hasil pertanian).

“Dari sinilah lahir ide untuk mendirikan WasteX. Kami mencoba mengidentifikasi bagaimana WasteX dapat menciptakan nilai tambah yang besar bagi produsen pertanian dan peternakan baik dalam bentuk manfaat operasional, ekonomi (pendapatan), maupun lingkungan (membantu mitigasi perubahan iklim). Jawabannya adalah menyediakan suatu solusi terpadu untuk mengolah limbah pertanian menjadi biochar,” ujar dia.

Apa itu biochar

Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas (pyrolysis). Bentuknya seperti arang, namun punya banyak kegunaan dan dapat menyimpan karbon dengan aman (>70% karbon setelah pirolisis).

Biochar bukan pupuk, tetapi berfungsi sebagai pembenah tanah. Potensi penggunaan biochar sangat besar mengingat bahan bakunya sangat melimpah, seperti tempurung kelapa, sekam padi, kulit buah kakao, tempurung kelapa sawit, tongkol jagung, dan bahan organik sejenis lainnya.

Ada tiga manfaat dari menggunakan biochar:

  1. Peningkatan kualitas tanah: bila ditambahkan ke tanah dapat meningkatkan pH tanah, kadar air, dan retensi unsur hara; dapat meningkatkan hasil panen sebesar 10%-20%;
  2. Suplemen pakan ternak: bila ditambahkan ke pakan ternak mampu meningkatkan kesehatan hewan, efisiensi pakan dan iklim kandang ternak;
  3. Aditif semen: ditambahkan ke semen untuk meningkatkan kekuatan tekan, sifat insulasi termal, dan waktu pengerasan saat digunakan dalam beton.

Selain WasteX, startup lain yakni Neutura juga bermain dengan memproduksi biochar sebagai hasil akhir pengelolaan limbah.

Model bisnis WasteX

Dari segudang potensi yang ditawarkan biochar, selama ini implementasinya di lapangan masih minim karena mahalnya harga alat dan risiko penerapan biochar. Peternak/petani perlu menginvestasikan sejumlah besar uang, dan sumber biomassa berkualitas tinggi terbatas. Informasi umum mengenai biochar dan manfaatnya juga masih kurang.

WasteX memosisikan dirinya sebagai penyedia solusi biochar yang menyeluruh, dimulai dengan peralatan modular berskala kecil yang dapat mengubah biomassa apa pun menjadi biochar. Pengguna dapat menggunakan biochar tersebut atau menjualnya ke pelanggan lain.

Serta, menyediakan insentif kredit karbon kepada produsen pertanian (klien). Dalam hal ini, WasteX memfasilitasi penawaran/penjualan kredit karbon kepada pembeli/atau investor.

Mesin biochar WasteX / WasteX

Target pengguna WasteX cukup luas, di antaranya: petani tanaman pangan, peternak unggas, pabrik penggilingan mandiri, perusahaan pertanian terpadu, produsen pupuk, perusahaan bahan konstruksi, penyaringan air, dan pengelolaan limbah.

Alat biochar yang diproduksi WasteX disebutkan ramah pengguna karena sudah dibuat otomatis. Dengan menggunakan aplikasi WasteX, pengguna dapat mencatat produksi biochar mereka dan menerima rekomendasi khusus mengenai cara menggunakan biochar.

WasteX menjual alat tersebut seharga $4.950, angka ini disebutkan harga kompetitif. Lantaran, keuntungan bersih bagi pengguna diestimasi mencapai dua kali lipat dari nilai investasi dalam satu tahun.

“Saat ini kami bekerja sama dengan manufaktur lokal di Filipina dan Indonesia untuk memproduksi mesin penghasil biochar, dengan begitu kami dapat meminimalisir biaya overhead dan lebih responsif terhadap permintaan pasar lokal baik di Filipina maupun Indonesia.”

Menurutnya, ada beberapa nilai tambah yang diberikan WasteX, yakni:

  • Memanfaatkan limbah biomassa pertanian/peternakan
  • Menghemat biaya produksi/operasional (contoh: pupuk dan media litter atau bedding untuk peternakan)
  • Meningkatkan pendapatan dari hasil produksi dan operasional yang lebih baik (contoh: hasil panen lebih tinggi atau angka kematian ternak lebih rendah)
  • Pendapatan tambahan melalui insentif kredit karbon
  • Pemanfaatan panas buang dari carbonizer (mesin penghasil biochar).

Sebagai perusahaan yang berfokus pada mitigasi perubahan iklim, berikut solusi yang ditawarkan WasteX kepada produsen/pelaku pertanian dapat memberikan dampak lingkungan yang luas sekaligus manfaat ekonomi:

  • Setiap satu ton biochar yang dihasilkan setara dengan pengurangan karbon sebesar 1.5 ton CO2 (net)
  • Satu unit carbonizer dapat menghasilkan hingga 100 ton biochar per tahun atau setara dengan pengurangan 150 ton CO2 ekuivalen. Alat ini cocok digunakan di peternakan skala menengah/besar atau di penggilingan skala kecil.
  • Jaminan kredit karbon sebesar $50 kepada klien untuk setiap ton biochar yang diproduksi dan diaplikasikan, atau setara dengan $5,000 per unit alat per tahun.
  • Selain manfaat ekonomi dari kredit karbon, pemanfaatan biochar di sektor pertanian dan peternakan juga memberikan manfaat operasional, antara lain meningkatkan hasil panen (20-50%), penghematan pemakaian pupuk (hingga 40%), penurunan angka kematian hewan ternak (hingga 25%), dan lainnya.

Jajaran investor

Sebagai portofolio di bawah WMi, WasteX telah mengantongi pendanaan sebesar $525 ribu. Kemudian, penggalangan berikutnya diperoleh dari Norinchukin Innovation Fund sebesar $250 ribu pada Maret 2023. Norichukin adalah CVC milik The Norinchukin Bank, salah satu bank pertanian asal Jepang terbesar di dunia.

Sejak berdiri, dengan berkantor pusat di Singapura, perusahaan telah meluncurkan uji coba dengan produsen, peternakan, dan platform teknologi pertanian di Filipina, Indonesia, dan Thailand di bidang penggilingan padi, jagung, tebu, unggas, singkong, dan kakao. Mengawali tahun 2024 ini, perusahaan berencana untuk membangun fasilitas biochar skala besar pertama dengan pabrik jagung di Indonesia.

Pengembangan alat WasteX kini sudah memasuki versi 2.2, diklaim memiliki performa dan harga paling optimal di pasar carbonizer (mesin penghasil biochar). Serta, didukung dengan dikantonginya sertifikat-sertifikat pendukungnya.

“Fokus utama kami saat ini adalah memastikan keberhasilan implementasi project dengan setiap klien sehingga project yang dikembangkan akan dapat memberikan manfaat maksimal kepada semua klien,” pungkasnya.

Langkah Mudah Menjual eBook di Shopee

Dunia pemasaran dan perdagangan semakin mengalami transformasi, terutama dengan berkembangnya platform-platform digital yang memberikan peluang kepada pelaku bisnis untuk menjangkau konsumen secara lebih efisien. Salah satu wadah yang menarik perhatian adalah Shopee, sebuah marketplace yang telah melampaui batasan konvensional sebagai tempat transaksi produk.

Shopee tidak hanya menjadi ajang bagi penjual pakaian, elektronik, dan berbagai barang konsumsi, tetapi juga membuka pintu untuk penjual produk digital, seperti pulsa, paket data, dan tentu saja, eBook.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Shopee dapat menjadi wadah yang efektif untuk menjual eBook.

Kenapa Memilih Marketplace untuk Menjual eBook?

Marketplace, seperti Shopee, memiliki basis pengguna yang besar. Dengan berbagai kategori produk, Anda dapat menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk mereka yang secara aktif mencari konten digital.

Karenanya, marketplace seperti Shopee menjadi pilihan cerdas bagi Anda yang hobi membuat karya tertulis seperti eBook atau menjual ulang eBook milih penulis lain. Namun, penting untuk diperhatikan tentang izin menjual eBook agar Anda tidak melanggar hak cipta.

Menggunakan Shopee sebagai marketplace untuk menjual eBook memiliki sejumlah keuntungan signifikan. Fitur pemasaran terintegrasi, seperti promosi dan diskon, membantu meningkatkan visibilitas produk. Selain itu, analisis kinerja dan laporan yang disediakan oleh Shopee menjadi alat berharga untuk memahami tren dan meningkatkan strategi pemasaran.

Cara Menjual eBook di Shopee

  • Buka website khusus seller Shopee atau gunakan aplikasi Shopee untuk mendaftar sebagai penjual. Ikuti langkah-langkah pendaftaran dan pastikan akun Anda sudah aktif.
  • Jika Anda menjual eBook milik orang lain, pastikan untuk mendapatkan izin resmi dan memastikan tidak melanggar hak cipta. Beberapa penulis mungkin memerlukan biaya pendaftaran sebagai agen distributor resmi.
  • Setelah akun aktif, unggah eBook yang ingin Anda jual ke akun Shopee Anda. Pastikan untuk memilih format yang didukung dan menyimpan versi digital dengan aman.
  • Sertakan foto eBook yang menarik dan deskripsi yang informatif. Tambahkan ringkasan untuk menarik minat pembeli, serta syarat dan ketentuan jika ada aturan khusus yang perlu diketahui.
  • Karena eBook merupakan produk digital yang tidak memerlukan pengiriman fisik, pastikan untuk mengaktifkan fitur “Termasuk Ongkos Kirim”. Hal ini akan memastikan bahwa calon pembeli tidak akan dikenai biaya pengiriman tambahan.
  • Tetapkan harga yang kompetitif untuk menarik pembeli potensial. Pertimbangkan nilai konten eBook, biaya yang dikeluarkan untuk izin, dan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi penetapan harga. Jika ada promo atau diskon khusus, aktifkan fitur diskon yang disediakan oleh Shopee untuk menarik pembeli.
  • Terakhir, pastikan Anda memilih kategori yang sesuai untuk menghindari pembatasan akun oleh Shopee. Masukkan produk pada kategori “Tiket, Voucher & Layanan”.

Dengan demikian, menjual eBook di Shopee bukan hanya sekadar ekspansi ke ranah digital, tetapi juga merupakan strategi cerdas untuk memanfaatkan potensi pasar yang semakin terbuka lebar.

Dengan fitur-fitur canggih yang ditawarkan Shopee, Anda dapat dengan mudah mengelola dan memasarkan karya tulis kepada jutaan pengguna di seluruh dunia.

Panduan Memilih Format File eBook dan Jenis-Jenisnya

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, kita telah menyaksikan pergeseran besar dalam cara kita mendekati dunia literasi. eBook, atau buku elektronik, telah menemukan tempat istimewa dalam hati para pembaca di era digital ini.

Mari kita telaah mengapa ebook begitu diminati oleh pembaca modern, sebelum membahas jenis format ebook yang harus dipertimbangkan sebelum mempublikasikan karya kita.

Mengapa eBook Begitu Diminati oleh Pembaca?

eBook menarik minat pembaca modern karena beberapa alasan utama. Pertama, portabilitas menjadi keunggulan yang tak terbantahkan. Buku elektronik dapat dengan mudah dibawa ke mana-mana tanpa perlu membawa beban fisik buku-buku tebal. Ini memberikan kemudahan akses ke berbagai koleksi literatur tanpa membebani pembaca dengan beban fisik yang berat.

Selain itu, fitur interaktif dalam beberapa format eBook menambah dimensi baru dalam pengalaman membaca. Kemudahan akses juga menjadi daya tarik lainnya. Pembaca dapat mengunduh eBook secara instan tanpa harus menunggu pengiriman fisik atau pergi ke toko buku. Dengan ketersediaan instan ini, pembaca dapat langsung menikmati bacaan pilihan mereka kapan saja dan di mana saja. Aspek ramah lingkungan juga menjadi pertimbangan penting karena eBook membantu mengurangi kebutuhan akan kertas dan proses pencetakan.

Jenis Format File eBook

Berikut beberapa opsi format file eBook yang dapat Anda pilih:

EPUB (Electronic Publication)

EPUB adalah format file eBook yang sangat populer dan umum digunakan. Disebut sebagai standar terbuka, EPUB mendukung berbagai perangkat dan platform seperti e-reader, tablet, dan smartphone. Kelebihannya termasuk kemampuan penyesuaian ukuran teks dan tata letak, membuatnya fleksibel untuk berbagai perangkat.

PDF (Portable Document Format)

PDF adalah format file yang umum digunakan untuk dokumen digital, termasuk eBook. Format ini mempertahankan tata letak yang konsisten pada berbagai perangkat, dan dapat mencakup gambar, grafik, dan elemen multimedia.

PDB

Awalnya dikembangkan untuk perangkat Palm PDA, format PDB telah berkembang menjadi format umum untuk eBook. Meskipun telah digantikan oleh format lain, beberapa eBook mungkin masih menggunakan format ini.

AZW (Amazon Word)

AZW adalah format file eBook eksklusif yang dikembangkan oleh Amazon untuk perangkat Kindle mereka. Meskipun memiliki kesamaan dengan format MOBI, AZW memberikan lebih banyak kontrol kepada penerbit dan penulis terkait tata letak dan desain. Namun, format ini hanya diperuntukkan bagi Anda yang akan mempublikasikan karya di Amazon.

MOBI (Mobipocket)

Format MOBI juga dikembangkan oleh Mobipocket dan digunakan secara luas di perangkat Kindle. Meskipun bersifat khusus untuk perangkat Kindle, MOBI memiliki tingkat kompatibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan AZW, sehingga dapat dibaca di beberapa perangkat lain.

Cara Memilih Format eBook yang Tepat

  • Pertimbangkan perangkat apa yang paling sering digunakan oleh target audiens Anda.
  • Jika Anda menginginkan kontrol lebih besar atas tata letak dan desain, PDF atau AZW bisa menjadi pilihan yang baik. EPUB juga memiliki opsi penyesuaian yang baik.
  • Jika eBook Anda berisi elemen multimedia seperti audio atau video, pastikan format yang Anda pilih mendukung fitur-fitur ini.
  • Pertimbangkan penggunaan teknologi Digital Rights Management (DRM) untuk melindungi konten dari pembajakan jika eBook Anda melibatkan hak cipta yang tinggi.
  • Jika Anda berencana untuk mendistribusikan eBook secara luas di berbagai platform, EPUB seringkali menjadi pilihan terbaik karena kompatibilitasnya yang luas.
  • Pertimbangkan biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing format. Beberapa format mungkin lebih mahal atau lebih rumit dalam proses produksi.

Memilih format yang tepat adalah langkah kunci dalam memastikan bahwa eBook Anda dapat diakses oleh target audiens dan memberikan pengalaman membaca yang optimal. Dengan pemahaman yang baik tentang macam-macam format, Anda dapat membuat keputusan untuk menentukan format yang paling sesuai dengan target audiens Anda.

Komponen Penghitungan Biaya dan Harga dalam Bisnis Ekspor

Dalam era globalisasi ini, aktivitas ekspor menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bagi pelaku bisnis yang terlibat dalam kegiatan ekspor, menghitung biaya dan harga produk yang akan diekspor menjadi hal yang krusial. Proses ini melibatkan berbagai aspek, termasuk biaya produksi, distribusi, dan berbagai pungutan yang dapat memengaruhi profitabilitas.

Dirangkum dari laman UKM Indonesia, berikut beberapa biaya yang perlu diperhitungkan dalam ekspor:

Biaya HPP (Harga Pokok Produksi)

Biaya produksi melibatkan semua elemen yang diperlukan untuk menghasilkan produk, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Penghitungan yang akurat dari HPP memberikan dasar untuk penetapan harga yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pasar.

Biaya Pengemasan Produk

Biaya ini mencakup semua aspek pengemasan produk, termasuk bahan kemasan dan proses pengemasan. Kemasan yang baik tidak hanya melindungi produk tetapi juga menciptakan kesan positif pada konsumen dan menjadi identitas produk Anda.

Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)

Terjadi saat menggunakan layanan bank untuk transaksi ekspor. Biaya ini melibatkan penggunaan metode pembayaran seperti T/T, L/C, dan CAD, yang dapat membawa biaya tambahan tergantung pada layanan yang diberikan oleh bank.

Biaya Transportasi dari Gudang ke Pelabuhan (Trucking)

Trucking mencakup biaya pengiriman barang dari gudang produksi menuju pelabuhan pengiriman. Ini termasuk biaya bahan bakar, ongkos pengemudi, dan biaya terkait lainnya.

Biaya Forwarder

Jika menggunakan jasa forwarder, biaya ini mencakup pengurusan transportasi dari gudang hingga pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor, dan koordinasi pengiriman barang.

Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor

Biaya ini berkaitan dengan persiapan dan pengurusan dokumen yang diperlukan untuk proses ekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Terminal Handling Charge (THC)

THC adalah biaya yang dibayarkan ke otoritas pelabuhan untuk penanganan barang di pelabuhan. Ini meliputi kegiatan seperti bongkar muat barang dari kapal.

Biaya Bea Keluar

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang kepabeanan yang dikenakan pada barang ekspor tertentu. Diperlukan pemahaman mendalam mengenai regulasi dan jenis barang yang terkena bea keluar.

Biaya Komisi Agen Penjualan (Broker)

Biaya ini muncul jika Anda menggunakan jasa agen penjualan atau broker untuk membantu dalam menjual produk ke pasar internasional. Ini bisa berupa komisi atau honorarium.

Biaya Pengiriman (Freight)

Biaya freight mencakup biaya pengiriman produk dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di negara tujuan. Ini tergantung pada jarak dan cara pengiriman barang.

Biaya Asuransi

Melibatkan asuransi pengiriman dan pembayaran yang mencakup risiko selama pengiriman produk dan risiko terkait pembayaran transaksi.

Biaya Pergudangan

Penghitungan ini melibatkan biaya sewa gudang atau biaya penyusutan gudang, tergantung pada apakah gudang disewa atau dimiliki.

Biaya Operasional Lainnya

Biaya-biaya lain yang mencakup sewa kantor, listrik, telepon, internet, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya yang diperlukan dalam proses ekspor.

Biaya Bunga dan Pajak

Biaya ini terkait dengan bunga dan pajak yang harus dibayarkan jika terdapat tanggungan hutang dari pinjaman bisnis yang digunakan untuk mendukung operasional ekspor.

Pentingnya menguasai penghitungan harga dan biaya untuk ekspor tak hanya sebatas manajemen operasional, tetapi juga menjadi dasar yang kokoh untuk mengelola risiko finansial. Penghitungan biaya yang akurat membantu mencegah kerugian finansial dan menjaga stabilitas perusahaan di pasar internasional.

Artopologi Kawinkan Seni dan Blockchain untuk Utilisasi dan Keaslian Karya

Nyatanya, kolaborasi antara seni dan teknologi telah lama dipraktikkan. Sejumlah kelompok seni di Indonesia bereksperimen kreasi dengan menggabungkan elemen new media art, sains, dan teknologi. Tak cuma perihal kreasi, teknologi juga mulai dimanfaatkan sebagai akses alternatif bagi pegiat dan penikmat karya seni.

Platform marketplace menjadi pendekatan yang paling memungkinkan untuk memperkenalkan karya seni rupa, tak hanya melalui galeri, pameran, atau art commission. Artopologi adalah salah satu platform serupa di Indonesia dengan mengadopsi teknologi blockchain sebagai nilai tambahnya.

  • Artopologi didirikan oleh Intan Wibisono (CEO) pada 2022; seorang penikmat karya seni rupa yang sebelumnya berkarier lama sebagai praktisi komunikasi yang sempat bekerja di Bukalapak dan Edelman.
  • Mengembangkan platform pasar seni rupa yang terkurasi dan terhubung dengan blockchain; memperjualbelikan produk lukisan, patung, dan instalasi seni yang disertai dengan sertifikasi digital.
  • Memperoleh pendanaan pra-awal dari Ideosource dengan nominal yang tidak disebutkan pada Oktober 2022.

Dalam wawancara dengan DailySocial.id, Intan mengaku mulai menggali lebih dalam soal pemanfaatan dan potensi nilai blockchain dan produk turunannya ketika tengah booming saat pandemi. Proof of Concept (POC) pertamanya diperkenalkan di ajang Indo NFT Festiverse.

“Ternyata POC kami berhasil, kami dapat pelajaran-pelajaran baru. Lalu, kami mulai serius menggarap platform Artopologi, kami lakukan observasi dan testing juga,” ucap Intan.

Blockchain dalam jejak karya dan keaslian

Dalam paparannya, Intan menilai bahwa karya seni rupa perlu akses ke pasar mainstream, di mana mungkin selama ini terbatas pada galeri atau pameran. Sementara, jumlah galeri yang ada belum mampu menangkap semua potensi. Berdasarkan laporan OPUS di 2020, subsektor seni rupa tercatat menyumbang PDB nasional sebesar Rp2,238 triliun pada 2017.

Selain itu, ia menyebut disrupsi di industri kesenian belum semasif sektor lain dan prosesnya pun cukup kompleks. Kompleksitas ini mengacu pada aspek logistik, terutama bicara soal distribusi penjualan karya seni rupa yang bentuknya beragam. Penanganannya berbeda dengan barang yang umum dijual di marketplace.

Dari pemetaan masalah ini, Artopologi berupaya memberi akses alternatif ke pasar yang lebih luas dan nilai tambah dengan blockchain untuk terlibat dalam jejak karya dan keaslian karya—tantangan lainnya yang sering terjadi di industri seni. “Kami mengombinasikan marketplace dan blockchain karena concern kami tidak cuma soal jual-beli karya, tetapi juga aspek jejak karya dan keaslian untuk melindungi seniman dalam jangka panjang.”

Artopologi menggunakan jaringan blockchain Polygon di dalam platformnya. Untuk memperoleh sertifikat digital dari karya yang dibeli, pengguna harus memiliki crypto wallet terlebih dahulu.

Pengguna dapat mengeksplorasi berbagai bentuk karya seni rupa di platform ini, mulai dari lukisan, ilustrasi, patung, fotografi, hingga instalasi.

Proses kurasi dan penanganan produk

Ada tiga layanan pada platform Artopologi, yaitu penjualan karya seni rupa berbentuk fisik, penjualan karya seni rupa dengan sertifikat digital (blockchain-based), dan database untuk rekam jejak karya dan seniman. Segmen pasarnya adalah B2C (pembelian maupun sewa yang ditangani oleh art handler) dan B2B (menangani kebutuhan pemilik brand dengan melibatkan karya seni yang ditangani art advisor).

Intan menegaskan bahwa ia tidak membatasi karya seni yang ingin diperjualbelikan di platform Artopologi. Namun, ia menempatkan kurator dalam prosesnya sebagai verifikator. “Kami harus punya tanggung jawab untuk menjaga kredibilitas dan nilai dari karya seni yang ada di Artopologi. Makanya, kami memverifikasi rekam jejak dan portofolio seniman.”

Sertifikat keaslian pada instalasi seni / Sumber: Artopologi

Salah satu karya fisik di Artopologi yang berbasis blockchain adalah instalasi seni dari limbah besi bernama ARTificial Ree. Instalasi ini dibuat oleh Yayasan Terumbu Rupa yang digagas oleh seniman Teguh Ostenrik; telah dibeli oleh sejumlah kolektor dan ditempatkan di laut Bali Utara.

Merefleksi penurunan industri Web3 di dunia, Intan mengaku situasi ini tidak begitu berdampak terhadap bisnisnya. Namun, bagi segmen retail, situasi tersebut bisa berdampak pada awareness dan menurunnya kepercayaan publik. Industri Web3 dituntut agar lebih rasional.

“Kami merilis [produk] sesuai kebutuhan pasar sehingga tahun ini kami akan banyak fokus pada revenue traction. Tujuan kami adalah bisa profitable dan scalable dalam jangka panjang. Apalagi, tahun lalu kami sempat banyak lakukan test pasar untuk capai product-market fit,” tuturnya.

Intan juga belum mempertimbangkan untuk menggalang pendanaan baru. Targetnya saat ini adalah mengejar profitabilitas untuk membuktikan bahwa model bisnisnya dapat diperluas.

Sebelumnya, Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) memproyeksikan bahwa NFT akan memainkan peran penting terhadap pengembangan ekosistem industri kreatif, terutama di sektor seni. Sejumlah seniman, kreator, dan korporasi mulai memanfaatkan NFT untuk mengutilisasi dan momentiasi karyanya.

Berdasarkan laporan “Statista Digital Economy Compass 2022“, terdapat 1,25 juta pengguna NFT di Indonesia, juga negara terbesar ke-8 di dunia. Di posisi pertama ada Thailand dengan 5,65 juta pengguna.

Cetak Laba Pada Tahun Ketiga, Youtap Bersiap Dominasi Solusi SaaS untuk Semua Skala Bisnis

Berkat pandemi dan faktor global lainnya, founder startup kini dituntut untuk kembali fokus pada fundamental bisnis. Sama seperti perusahaan pada umumnya yang berorientasi pada keberlanjutan dengan mencetak laba. Semakin telat memperbaikinya, semakin berat pula tanggung jawab mereka terutama ke investor.

Walau berbentuk startup, Youtap Indonesia (PT Mitra Digital Sukses) lebih beruntung dari startup kebanyakan. Karena berada di bawah induk konglomerasi Salim Group, mereka sedari awal sudah diarahkan membangun fundamental yang tepat agar menjadi perusahaan yang berkelanjutan.

Pantauan intens tersebut membuat Youtap dapat mencetak laba pada September 2023, hampir tiga tahun setelah pertama kali berdiri pada Februari 2020.

“Shareholder kita cukup berpengalaman di dunia ritel dan secara profil, setiap buat perusahaan [di bawahnya] untuk jangka panjang dan harus sustain. Dari awal sudah diperhitungkan antara cost dan revenue yang akan didapat. Ini approach yang bagus karena valuasi akan mengikuti pada akhirnya,” ucap CEO Youtap Indonesia Herman Susanto dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Dia melanjutkan, “Walau shareholder pakai cara lama, tapi kita implement di dunia baru [startup]. Ini berat di awal-awal jadi memaksa kita untuk ke arah yang lebih baik. Lebih wise dalam menggunakan uang, setiap spending harus benar-benar bawa sesuatu [margin] buat perusahaan.”

Herman tidak bersedia merinci lebih jauh dengan angka detil. Menurutnya, kontribusi ketiga produk di atas berimbang karena saling terintegrasi satu lain.

“Margin dari supply chain itu tipis, jadi kita main volume [transaksi]. Lalu [margin] di-cover oleh biaya berlangganan POS, pemasukan MDR (merchant discount rate) dari pembayaran non-tunai, dari enterprise juga ada service fee yang kita kenakan. Itu semua bantu kita mengejar revenue yang dibutuhkan untuk running company ini.”

Sebagai startup SaaS, Youtap memiliki tiga solusi yang mampu mewadahi seluruh skala bisnis go digital, mulai dari enterprise sampai UMKM, di antaranya:

  1. Agregator pembayaran non-tunai;
  2. Aplikasi POS (Youtap POS): mencatat pembukuan, analisa penjualan, pengelolaan inventori;
  3. Rantai pasok (Youtap BOS): platform B2B marketplace yang menghubungkan penyuplai dengan pengusaha untuk belanja grosir.

Menurut data terakhir, sebanyak lebih dari 300 penyuplai lokal hingga nasional yang bergabung di Youtap BOS. Beberapa namanya seperti: Sosro, Indomarco Adi Prima, Campina, BreadLife, Sari Roti, Dima, Diamond Fair – Bintaro, dan Best Meat. Adapun jumlah merchant Youtap disebutkan ada lebih dari 500 ribu penguna yang tersebar di 510 kota di Indonesia, terdiri dari merchant UMKM dan enterprise. Salah satu merchant enterprise Youtap adalah McDonald’s Indonesia.

Youtap Indonesia merupakan sebuah perusahaan teknologi joint venture antara PT Graha Kencana Maju, PT Kreasi Sentosa Makmur, dan Youtap Mobile Money Asia Private Limited yang berasal dari Auckland, New Zealand.

Herman mengungkapkan, selain pantauan yang intens, Youtap mampu mencetak laba dalam waktu yang singkat berkat dukungan teknologi inti milik Youtap Global. Perusahaan tidak perlu membangun teknologi dari nol dan dapat lebih cepat masuk ke pasar. Hal ini sedikit berbeda dengan startup kebanyakan.

Walau demikian, teknologi yang terus berkembang membuat perusahaan harus adaptif. Saat ini ada tim teknologi yang khusus direkrut untuk mengembangkan solusi sesuai kebutuhan merchant di sini. “Secara core system [Youtap Global] ada yang sama, tapi layanan di sekitar core system banyak yang beda dan banyak yang kita sesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia.”

Belanja Stok Youtap / Youtap

Tumbuh organik

Menurut Herman, sedari awal Youtap didorong Salim Group sebagai perusahaan independen yang tidak mengandalkan pasar captive untuk menjalankan bisnisnya. Terlihat dari mayoritas pengguna bisnisnya datang dari non-captive, malah baru perkuat dengan grup pada pertengahan tahun lalu untuk solusi rantai pasok bersama PT Indomarco Adi Prima, distributor produk-produk sembako keluaran produk Indofood.

Mindset yang ditanamkan di jajaran manajemen Youtap adalah mereka harus mampu mencetak pendapatan walaupun kecil. Hal ini diterjemahkan langsung ke dalam semua aspek organisasi dan operasional.

Solusi pertamanya, aggregator pembayaran non-tunai, sudah menetapkan biaya MDR hingga akhirnya Bank Indonesia memberlakukan standarisasi besaran MDR yang dapat dikutip oleh issuer, sebesar 0,7% untuk transaksi reguler yang terdiri dari usaha kecil, menengah, dan besar.

“Memang dari awal sudah di-amplify [oleh shareholder] untuk mencetak revenue stream. Semua line of traction kita sudah ada margin. Walau kecil, tapi harus komitmen bahwa harus ada revenue stream agar bisnis tetap sehat.”

Strategi organik juga diterapkan penuh dalam setiap kampanye pemasarannya. Perusahaan selalu mengajak mitra, baik dari perusahaan keuangan (bank/e-wallet) dan penyuplai untuk membuat program bersama.

“Susahnya jadi perusahaan tech itu jadi penengah, bukan pemilik seluruh bisnis. Misal, kita berhasil jual Indomie ke merchant, kita dapat sebagian kecil margin, tapi margin besarnya buat yang punya produknya. Makanya kita harus hati-hati buat program [marketing] yang enggak burn money, main di level of margin yang kita dapat.”

Walau berorientasi pada keberlanjutan usaha, Youtap diamanatkan untuk membantu UMKM. Oleh karenanya, aplikasi Youtap POS dapat digunakan secara gratis untuk semua kalangan usaha. Fitur-fitur seperti: kasir, QRIS, analisa pintar, riwayat transaksi, e-menu, dan sebagainya dapat mereka digunakan. Hanya saja, untuk fitur-fitur yang lebih kompleks dan perlu personalisasi diharuskan berlangganan terlebih dahulu.

“Rasio pengguna free dan berbayar cukup baik. Dari total pengguna, sekitar 20% adalah berbayar. Kita charge kompetitif, ada bulanan dan tahunan. [..] Setelah puas dengan POS subscription, kita fulfil kebutuhan mereka dengan penuhi stock. Ini kekuatan yang kita jual ke supplier, mereka bisa jual produk yang relevan ke merchant secara lebih tepat.”

Keuntungan dari menanamkan mindset ini begitu terasa ketika pandemi terjadi. Di saat banyak perusahaan akhirnya harus merelakan karyawannya, Herman mengaku Youtap tidak perlu mengambil langkah ekstrem tersebut. “Kita lebih ekstra hati-hati, stream down beberapa investasi yang cost-nya enggak bisa diukur.”

Struktur organisasi Youtap tergolong ramping dibandingkan kebanyakan startup lain. Tim inti hampir mencapai 80 orang dengan kantor pusat di Jakarta Pusat. Sementara tim lapangan, direkrut secara outsource, jumlahnya sekitar 200 orang.

Untuk mendorong bisnis, kini Youtap bekerja sama dengan perusahaan sales force yang memiliki ratusan tenaga penjual dan individu yang memiliki jaringan besar, bergabung dalam program kemitraan. “Kemitraan ini jadi mitra sales Youtap yang menjual seluruh produk kami. Ada insentif yang diberikan untuk mereka.”

Perkuat rantai pasok

Sepanjang tahun ini, Youtap akan meluncurkan inisiatif-inisiatif baru dalam rangka mendongkrak kontribusi dari lini rantai pasoknya. Beberapa yang akan diumumkan adalah paket usaha untuk permudah orang menjadi pengusaha baru. Barang-barangnya akan disuplai langsung oleh penyuplai yang sudah bekerja sama dengan Youtap.

Contohnya, paket usaha jualan roti siap makan dan buat roti bakar yang disuplai oleh Sari Roti, anak usaha dari Salim Group juga. Dengan penyuplai non-grup juga ada, seperti paket usaha ayam goreng, warung tegal, es krim, dan sebagainya.

“Kita bisa menjual produk-produk supplier yang relevan dengan kebutuhan merchant. Ekspektasi kita besar di sini, tapi memang untuk membangunnya butuh waktu. Supply chain ini juga terjadi pricing war yang dikontrol oleh trader. Ini harus kita hadapi. Tapi karena setengah merchant kita itu F&B, sensitive price-nya lebih sedikit dari toko kelontong.”

Terkait hal ini, Youtap segera merilis produk pembiayaan paylater bekerja sama dengan perbankan. Nantinya para merchant dapat menggunakan limit kredit yang disetujui untuk membeli stok dari penyuplai. Selama ini, karena tidak ada pencatatan yang rapi, usaha kecil tidak bisa mengambil pinjaman dari bank untuk mendukung usahanya.

“Nanti merchant yang bisa pakai ini hanya yang kita tahu [rekam historis] lewat aplikasi POS yang mereka pakai.”

Sejauh ini, Youtap masih didukung pemegang saham utamanya. Herman mengaku sejumlah investor eksternal mulai mendekati Youtap, namun belum mendapat restu. Kilahnya belum ada urgensi yang mengharuskan Youtap menggalang pendanaan.

“Belum ada rencana [external funding] tapi sudah dibicarakan dan shareholder juga sudah aware soal ini. Mungkin akan lebih mencari strategic value, tidak cuma kapitalnya saja,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Memanfaatkan Fitur Unggulan Instagram untuk Riset Produk Terlaris

Dalam era digital yang terus berkembang, Instagram telah menjadi platform yang tak terbantahkan bagi para pengusaha dan pelaku bisnis. Menjual produk secara online melalui Instagram bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah opsi penting dalam memenangkan persaingan pasar online.

Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif, Instagram menyediakan peluang besar untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan penjualan. Namun, mencari tahu produk apa yang paling diminati oleh audiens bisa menjadi tantangan tersendiri.

Berikut langkah-langkah dan strategi untuk melakukan riset produk yang efektif di Instagram.

Gunakan Fitur Instagram Insights

Fitur Instagram Insights adalah senjata para pelaku bisnis dalam memahami perilaku pengguna. Fitur ini memberikan wawasan mendalam terkait performa akun, audiens, dan konten yang diunggah.

Dengan mengeksplorasi data seperti jumlah pengikut, demografi, dan interaksi, Anda dapat menilai sejauh mana produk Anda mendapatkan respons positif. Perhatikan data tentang produk mana yang paling diminati oleh pengikut Anda. Kemudian, gunakan wawasan tersebut untuk merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.

Pencarian Hashtag Relevan

Pencarian hashtag relevan adalah langkah penting dalam riset produk di Instagram. Identifikasi hashtag yang paling relevan dengan produk Anda dan telusuri konten yang menggunakan hashtag tersebut.

Hal ini tidak hanya membantu Anda memahami tren terkini di industri Anda, tetapi juga memungkinkan Anda untuk melihat produk serupa yang telah sukses. Dengan mengeksplorasi konten-konten terpopuler di bawah hashtag tertentu, Anda dapat menilai sejauh mana produk Anda dapat bersaing dan menarik perhatian audiens.

Pencarian Menggunakan Filter Lokasi

Filter lokasi menjadi alat yang sangat berguna dalam riset produk di Instagram. Jika target pasar Anda memiliki lokasi atau geografi tertentu, Anda dapat menggunakan filter lokasi untuk menyelidiki produk yang sedang tren di wilayah tersebut.

Ini membantu Anda memahami preferensi konsumen setempat, mengidentifikasi pesaing di wilayah tersebut, dan merancang strategi pemasaran yang lebih terarah.

Polling di Instagram Story

Instagram Story memberikan fitur polling yang dapat Anda manfaatkan untuk langsung berinteraksi dengan pengikut Anda. Gunakan fitur ini untuk membuat polling terkait produk atau ide kreatif yang ingin Anda uji.

Respon dari polling dapat memberikan gambaran yang jelas tentang preferensi pengguna dan membantu Anda menyesuaikan atau mengembangkan produk dengan lebih baik sesuai dengan kebutuhan pasar.

Instagram Reels

Instagram Reels memberikan ruang kreatif bagi pengguna untuk memamerkan karya terbaik mereka melalui video pendek yang menghibur. Metode riset produk ini memberikan peluang untuk dengan cepat menemukan produk paling populer.

Dengan menelusuri beragam konten kreatif di Reels, Anda dapat menilai respons audiens terhadap produk sejenis atau menemukan tren baru yang mungkin sedang berkembang. Sebagai alat yang dinamis, Instagram Reels tidak hanya menjadi wadah ekspresi kreatif, tetapi juga sumber inspirasi berharga dalam merancang strategi pemasaran produk Anda.

Dengan memahami cara riset produk terlaris di Instagram, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang lebih meyakinkan dalam mengembangkan dan memasarkan produk. Berfokus pada tren, menganalisis statistik, dan memanfaatkan fitur-fitur khusus Instagram dapat menjadi kunci sukses dalam merancang dan memasarkan produk yang diminati oleh audiens.

Peluang Meraih Penghasilan Sebagai Agen Pulsa, Bagaimana Caranya?

Dalam era digital ini, peluang bisnis semakin berkembang pesat, termasuk di dalamnya bisnis pulsa. Menjadi agen pulsa adalah salah satu cara yang dapat diambil oleh individu yang ingin menghasilkan pendapatan tambahan dengan modal yang relatif terjangkau. Dengan pertumbuhan penggunaan ponsel yang terus meningkat, menjadi agen pulsa bisa menjadi langkah pintar untuk meraih tambahan finansial.

Sebelum memulai sebagai agen pulsa, penting untuk memahami konsep dasar dari bisnis ini. Agen pulsa adalah perantara yang menyediakan layanan pengisian pulsa untuk konsumen. Mereka membeli pulsa dari distributor atau operator seluler dengan harga grosir dan menjualnya kembali kepada konsumen dengan harga eceran.

Potensi Penghasilan Tambahan dari Agen Pulsa

Potensi penghasilan tambahan dalam bisnis menjadi agen pulsa bisa menjadi tambahan yang menjanjikan. Selain mendapatkan keuntungan dari selisih harga antara pembelian pulsa dari distributor dan penjualan kepada konsumen, terdapat berbagai peluang untuk meningkatkan pendapatan.

Diversifikasi produk menjadi kunci, dimana penyediaan layanan tambahan seperti penjualan token listrik, voucher game online, atau bahkan pembayaran tagihan dapat menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan. Melalui layanan tambahan ini, agen pulsa dapat menarik pelanggan yang lebih luas dan meningkatkan omset bisnisnya. Selain itu, menjalin kemitraan dengan bisnis lain, seperti toko kelontong atau minimarket, juga dapat membuka pintu untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui penjualan pulsa di tempat-tempat tersebut.

Program pemasaran afiliasi, program kemitraan, dan bonus dari merekrut anggota baru menjadi langkah strategis untuk meningkatkan penghasilan dan memberikan motivasi tambahan bagi agen pulsa yang ingin meraih tambahan finansial.

Cara Menjadi Agen Pulsa

Pilih Distributor Pulsa Terpercaya

Sebelum memulai perjalanan sebagai agen pulsa, lakukan penelitian menyeluruh tentang distributor pulsa yang ada di pasar. Pilihlah distributor yang telah terbukti memiliki reputasi yang baik, menyediakan harga yang kompetitif, dan memiliki sistem yang dapat diandalkan.

Bacalah ulasan pelanggan atau bergabung dengan komunitas bisnis online untuk mendapatkan umpan balik tentang distributor yang mungkin Anda pertimbangkan.

Daftar dan Modal

Proses pendaftaran merupakan langkah selanjutnya setelah Anda memilih distributor yang tepat. Setelah menyelesaikan pendaftaran, Anda bisa melakukan Top Up saldo awal sebagai modal.

Riset Harga Pasar

Sebagai langkah tambahan, lakukan riset harga pasar untuk memahami struktur harga yang berlaku di wilayah Anda. Analisis ini akan membantu Anda menetapkan harga jual yang kompetitif dan menarik bagi pelanggan potensial. Perhatikan harga pulsa reguler, paket data, dan layanan tambahan yang mungkin Anda tawarkan.

Promosi dan Pemasaran

Mulailah mempromosikan layanan pulsa Anda. Gunakan strategi pemasaran yang kreatif, seperti berbagi brosur di lingkungan sekitar, memanfaatkan media sosial, atau membuat situs web sederhana untuk memperluas jangkauan. Tawarkan promo menarik untuk menarik perhatian pelanggan potensial.

Diversifikasi Produk dan Layanan

Agar bisnis tetap menarik, pertimbangkan untuk menyediakan produk dan layanan tambahan, seperti token listrik, voucher game, atau pembayaran tagihan. Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan tetapi juga memperluas basis pelanggan Anda.

Menjadi agen pulsa tidak hanya tentang penjualan pulsa semata, tetapi juga membuka peluang penghasilan tambahan yang beragam.  Jadi, tunggu apalagi? Dapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi agen pulsa sekarang juga!

Wavemaker Impact dan Tesis 100×100, Formulasi Percepat Lahirnya Startup Berdampak

Meningkatnya krisis iklim global membuat Asia Tenggara menghadapi kerentanan yang lebih besar, terutama terhadap kenaikan permukaan air laut. Studi menunjukkan bahwa lebih dari 100 juta orang, atau 15% dari populasi di kawasan ini, menghuni daerah yang diperkirakan akan berada di bawah air pada tahun 2050.

Di sisi lain, kawasan ini juga menawarkan beberapa habitat alami dan wastafel karbon terbesar di dunia, seperti hutan hujan yang luas di Papua dan Kalimantan, depositoal lahan gambut yang signifikan di Indonesia, dan beberapa cadangan bakau terbesar di dunia.

Sebanyak 50% dari emisi kawasan ini berasal dari produksi pangan dan perubahan penggunaan lahan, terutama ditandai oleh pertanian petani kecil, maka dari itu solusi lokal sangat penting. Semangat ini yang ingin diteruskan oleh Wavemaker Impact, bagian dari VC asal Asia Tenggara Wavemaker Partners, yang didirikan pada 2021.

DailySocial.id berkesempatan untuk berbincang lebih jauh dengan Founding Partner Wavemaker Impact Marie Cheong secara tertulis.

Tesis 100×100

Cheong menuturkan Wavemaker Impact (WMi) merupakan bagian dari strategi Wavemaker Partners yang sedang bertransisi dari dana kelolaan strategi tunggal ke multi-strategi. WMi berfokus pada teknologi iklim dan pengembangan usaha yang diklaim telah menarik berbagai LP dan dana kelolaan berdampak memiliki proses dan struktur investasi yang berbeda dengan dana kelolaan di Wavemaker Partners.

“Kedua strategi ini berkontribusi pada visi Wavemaker untuk menjadi VC tahap awal yang paling tepercaya di Asia Tenggara dan misinya untuk berinvestasi pada wirausahawan terbaik di kawasan ini, serta memimpin komunitas terpercaya untuk membantu mereka sukses dan memberikan dampak positif pada dunia,” ucapnya.

Dia melanjutkan, misi yang diemban WMi adalah membangun portofolio perusahaan teknologi iklim yang dapat mengurangi 10% anggaran karbon global. Untuk itu, pihaknya bermitra dengan wirausahawan berpengalaman untuk membuat konsep dan berinvestasi di 100×100 perusahaan – perusahaan yang skalabel dengan kemampuan mengurangi 100 juta ton setara karbon dioksida dan menghasilkan bisnis dengan pendapatan sebesar $100 juta.

Tim WMi / WMi

Ia dan tim berfokus pada inovasi model bisnis – mengembangkan insentif yang mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan yang tersedia secara komersial atau mengubah perilaku. Setiap bisnis yang dibangun diamanatkan untuk meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya bagi pelanggan melalui teknologi ramah lingkungan.

“Karena kami tidak fokus pada risiko teknologi, perusahaan-perusahaan ini memiliki kemampuan untuk mencapai skala dalam jangka waktu dana VC yang umumnya 10 tahun. Dengan demikian, kami menargetkan pengembalian 3-5x untuk LP kami,” ucap Cheong.

Proses yang dilakukan WMi, sebagai venture builder, dimulai dengan mencari pengusaha berpengalaman yang terdorong untuk memecahkan masalah besar secara mendesak dan meluncurkan bisnis baru yang berdampak. Setiap pendiri dalam portofolio WMi sebelumnya telah terbukti memiliki rekam jejak exit yang berhasil. Dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mereka tahu cara menciptakan nilai, membangun tim, mengembangkan produk, membangun jaringan pelanggan, dan meningkatkan modal.

Setelah orang tersebut menunjukkan komitmennya untuk bekerja sama, WMi akan menyediakan tim yang terdiri dari tiga venture builders untuk bekerja bersama dengan sang pendiri selama tiga hingga enam bulan untuk menemukan peluang 100×100 yang sesuai dengan ambisi dan keahlian mereka.

Telah disusun pula pedomannya, dimulai dengan menemukan founder-problem fit: sebuah ruang permasalahan yang cukup besar dari sudut pandang ‘pasar total yang dapat diatasi’ dari sudut pandang karbon dan nilai (dalam dolar) yang ingin ditangani oleh para pendiri.

Cara ini merupakan hasil diskusi dengan 80-200 pelanggan potensial, pakar di bidang ini, dan mitra ekosistem untuk mencari wawasan dan insentif yang menghubungkan kantong nilai karbon dan dolar.

“Setelah memiliki [playbook], kami mengembangkan model bisnis dan mengujinya di pasar. Pada titik ini kami yakin bahwa ini adalah peluang 100×100 dan yang lebih penting, sang pendiri bersemangat membangun bisnisnya. WMi berinvestasi dan sang pendiri meluncurkan perusahaannya. Kami bekerja dengan para pendiri secara individual, bukan secara kelompok.”

Dicontohkan, kemitraan dengan salah satu pengusaha Indonesia, Benny Batara, untuk meluncurkan BumiBaru yang memulihkan lahan terdegradasi di Indonesia dengan mengubahnya menjadi kawasan pertanian yang menguntungkan.

Karena berfokus pada inovasi model bisnis dibandingkan teknologi mendalam, lewat tesis 100×100 ini para pendiri tidak perlu memiliki latar belakang bidang tersebut atau keahlian di bidang tertentu. Sebaliknya, WMi melihat bagaimana mereka dapat mengatasi inefisiensi pasar melalui penerapan teknologi ramah lingkungan.

Misalnya, salah satu portfolionya, Rize, merupakan perusahaan patungan antara Temasek, Breakthrough Energy Ventures, dan GenZero. Rize melakukan dekarbonisasi budidaya padi -pendorong emisi pertanian terbesar kedua secara global− dengan menawarkan input yang lebih murah (pupuk, benih, dan lainnya) demi menciptakan insentif bagi petani untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan.

Portofolio lainnya, Helios, berambisi ingin mempercepat penerapan energi surya untuk perumahan, melalui penciptaan hipotek tenaga surya pertama di Asia Tenggara. Helios memberikan pelanggan akses terhadap hipotek yang lebih murah dengan memasang panel surya di atap rumah mereka.

Tutup fund pertama

Pada Desember 2023, WMi mengumumkan telah mengumpulkan fund pertama sebesar $60 juta. Raihan ini disebutkan melampaui target awal sebesar $25 juta. Modal tambahan ini akan memungkinkan perusahaan untuk memperluas portofolio perusahaannya dan terus melakukan investasi lanjutan pada usaha dengan kinerja terbaik hingga putaran pendanaan Seri B.

LP yang bergabung dalam fund ini, yakni United States Development Finance Corporation (DFC), British International Investment (BII), dan Triple Jump / DGGF, Beacon Capital, lengan ventura KBank, dan Autodesk Foundation, perusahaan filantropi Autodesk Inc.,

Hingga saat ini, WMi telah meluncurkan dan berinvestasi di enam perusahaan, ada tambahan empat lainnya sedang dalam pengembangan, serta dalam proses meluncurkan perusahaan pertamanya di India dan Australia. Portofolionya saat ini meliputi:

  • Agros – platform pertanian berkelanjutan untuk petani hortikultura
  • WasteX – perusahaan teknologi biochar terdistribusi yang menyerap emisi limbah pertanian
  • Rize – sebuah platform bagi petani untuk mengurangi emisi metana dalam budidaya padi
  • Helios – perusahaan hipotek tenaga surya residensial pertama di Asia Tenggara
  • BumiBaru – perusahaan pembalikan lahan terdegradasi di Indonesia
  • RegenX – platform pertanian regeneratif yang berfokus pada komoditas tanaman seperti kopi dan kakao

Portofolio awal WMi telah mengumpulkan pendanaan dari investor terkemuka, seperti Norinchukin Bank, Schneider Electric, dan Gaia Impact Fund, sementara sebagian besar portofolionya bersiap untuk mengumpulkan putaran Seed dan Seri A selama 12 bulan ke depan.

“Kami fokus berinvestasi pada para pendiri yang telah melalui proses venture build bersama kami.”

Cheong berpendapat startup berdampak di Asia Tenggara masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga sebagian besar mereka berfokus pada skalabilitas komersial dengan dampak sebagai pertimbangan sekunder atau dampak dengan pertumbuhan yang lebih lambat.

Hanya saja, ada beberapa pengecualian, seperti eFishery di Indonesia yang telah memberikan dampak luar biasa terhadap penghidupan para petani ikan di Indonesia sembari membangun unicorn dari agritech.

“Tesis kami adalah membangun startup yang sangat skalabel dan memiliki dampak signifikan terhadap iklim adalah hal yang mungkin dilakukan,” pungkas dia.