Don’t Click

Wah! Barusan fenomena “Don’t Click” ini menghebohkan dunia per-Twitteran. Bayangkan, jutaan pengguna Twitter tertipu dengan viral message Don’t Click ini dengan rate kecepatan 2071 korban baru dalam 1 menit. Hampir semua orang dalam timeline saya terkena virus ini. Ya sebenarnya kata ‘virus’ ini hanya dalam konteks penyebaran diri yang sangat cepat, dan untungnya tidak menimbulkan dampak negatif selain mempermalukan diri sendiri LOL.

Nampaknya ada pengguna yang sedang iseng mencoba-coba kekuatan penyebaran informasi di Twitter, dan ternyata hasilnya memuaskan. Untung isinya hanyalah penyebaran teks biasa, bayangkan kalau isinya ternyata adalah iklan atau lebih buruk lagi : SPAM. Wah, bisa banyak sekali korban yang berjatuhan dan nampaknya dari Twitter sendiri tidak bisa melakukan banyak hal untuk mencegahnya.

Celah keamanan ini disebabkan kurangnya authentifikasi pengguna yang bisa di-hijack cookie Twitternya oleh spammer menggunakan javascript. Untuk lebih jelasnya mungkin nanti Toni Navinot bisa berkomentar.

785 korban baru hanya berselang beberapa detik saja.

Implementasi Twitter OAuth Sudah Dimulai

Hari ini Twitter secara diam-diam merilis Twitter OAuth untuk konsumsi beberapa developer dalam status private Beta. Apakah Twitter OAuth ini? Twitter OAuth adalah sebuah sistem autentifikasi/pengenalan user Twitter untuk menggunakan layanan berbasis Twitter. Contoh mudah, jika anda menggunakan layanan seperti Ping.fm atau HelloTXT atau Twitter-apps apapun maka anda harus memasukkan identitas/kredensial Twitter anda (user/password). Nah, Twitter OAuth dikembangkan untuk mencegah penggunaan user/password Twitter di tempat lain. Mengingat beberapa kejadian tidak enak yang berhubungan dengan account twitter, maka sepertinya langkah ini merupakan langkah yang tepat untuk menjamin keamanan pengguna.

Sejauh ini sudah ada kurang lebih 150 pengembang yang diberikan akses untuk berpartisipasi dalam pengembangan Twitter OAuth ini. Para pengembang ini nantinya akan mengembangkan aplikasi – aplikasi berbasis Twitter OAuth ini seperti yang terlihat di halaman khusus Twitter OAuth. Di halaman inilah para pengembang juga dapat me-review aplikasi Twitter mereka.

Para khalayak Twitter-pun menyambut hal ini dengan respons positif, karena semoga dengan adanya OAuth ini, pengguna tidak perlu lagi memberikan username/password Twitter mereka ke situs manapun.Hal

Rumor lain menyeruak seputar TweetDeck yang direncanakan dirilis besok. Ada tiga kemungkinan, pertama TweetDeck belum mengaplikasikan OAuth ini dan akan menunda rilisnya hingga diimplementasikan, atau kedua TweetDeck sudah mengaplikasikan OAuth dan menjadi aplikasi Twitter pertama yang menggunakannya. Dan kemungkinan ketiga, TweetDeck belum mengaplikasikannya namun tetap nekat untuk merilisnya besok dan tentunya akan mengecewakan *lumayan* banyak pihak.

sumber:readwriteweb

Video : Find The Right Investor

Untuk membuat startup memang tidaklah mudah. Dari segi teknis saya yakin bahwa sumber daya yang jenius dengan ide-ide yang sangat kreatif. Namun apa iya sampai disitu? Tidak mungkin dipungkiri bahwa sisi bisnis juga harus diperhitungkan, karena funding juga merupakan salah satu kunci agar startup bisa bertahan. Continue reading Video : Find The Right Investor

Facebook Incar Pasar Mobile

Facebook, situs jejaring sosial terbesar di dunia ini sedang berusaha mengembangkan layanan mobile-nya untuk mendukung handset seperti Nokia, Apple, dan tentunya BlackBerry dengan menjaring beberapa rekanan penyedia layanan wireless dan produsen telepon genggam. Mengingat fakta bahwa 13% pengunjung Facebook masuk menggunakan perangkat mobile, maka hal ini merupakan strategi yang sangat masuk akal.

Sampai saat ini Facebook sudah mengembangkan aplikasi Facebook untuk iPhone dan Blackberry, yang memungkinkan pengguna mengirimkan update status dan pesan ke rekan2 mereka di Facebook. Dan sekarang Facebook berusaha untuk membawa penggunanya “lebih dekat” via perangkat mobile dengan mengijinkan penggunanya untuk menggabungkan nomor telepon di daftar kontak dengan rekan-rekannya di Facebook.

Tidak hanya Facebook, namun para pengembang perangkat juga mendukung, misalnya perangkat INQ1 (UK only) yang sudah menampilkan foto profile facebook ketika seorang kontak menelpon tentunya jika sudah disesuaikan dengan daftar kontak.

Facebook saat ini juga sedang berdiskusi dengan Nokia untuk memasukkan aplikasi Facebook secara default ke dalam handphone besutan produsen telepon genggam terbesar di dunia itu. Jejaring terbesar di dunia bekerja sama dengan produsen handphone terbesar di dunia, kombinasi yang mantap dan mematikan! Tentu saja strategi ideal ini dijalankan Facebook untuk menarik lebih banyak pengguna, dan hal ini tentu saja menguak pertanyaan lama yang masih menyelimuti Facebook dan beberapa situs jejaring sosial lainnya : How do you convert traffic and community into revenue?

Gosip yang tersebar di Twitter dan beberapa situs berita lainnya adalah Twitter dan Facebook akan men-charge account atas nama organisasi terutama organisasi komersil. Twitter mungkin akan menghadapi sedikit kesulitan menerapkan strategi ini karena sudah banyak perusahaan komersil seperti Dell, Zappos, dan Yahoo yang sudah menggunakan Twitter secara gratis. Namun Facebook kemungkinan tidak akan mendapat banyak masalah menerapkan strategi ini karena pada terms & condition miliknya, organisasi/perusahaan/komersil tidak boleh mendaftar di Facebook dan Facebook hanya menerima pendaftaran untuk individual.

sumber : bloomberg

Info tidak penting

Ngomong2 soal mobile, DailySocial juga sudah memiliki versi mobile lho, anda sudah mencobanya? ๐Ÿ˜€

Silahkan coba akses dailysocial.net melalui perangkat/browser mobile anda ๐Ÿ™‚

Cast Lokal : Viva Konten Lokal!!

Posting ini saya dedikasikan untuk para cast-ers sejati dari ranah nasional yang beberapa juga kebetulan ada rekan-rekan seperjuangan dengan saya. Dengan misi yang kurang lebih sama, memajukan konten lokal untuk konsumsi lokal ๐Ÿ˜‰ Continue reading Cast Lokal : Viva Konten Lokal!!

Adobe Luncurkan Kembali Marketplace Untuk Aplikasi Air

Beberapa waktu lalu, Adobe meluncurkan versi terbaru dari Adobe Air Marketplace. Situs ini adalah sebuah portal untuk aplikasi berbasis Adobe Air, baik untuk pengembang/programmer dan juga pengguna akhir. Di situs ini anda dapat melihat koleksi aplikasi AIR yang sudah di-approve oleh Adobe.

Meskipun dinamakan marketplace, ternyata di situs ini semua aplikasi yang dipajang bersifat gratis untuk didownload, dan hanya beberapa yang berupa trial/shareware. Adobe juga sudah memperbaiki fitur pencarian, dan menambahkan RSS feed dan “email a friend” yang mempermudah developer untuk berbagi informasi mengenai sebuah aplikasi. Developer juga diijinkan untuk memberikan review dan berkomentar terhadap sebuah aplikasi, memberikan rating dan feedback langsung ke developer dari sebuah aplikasi. Developer juga bisa membuat halaman profile sendiri yang mengelola aplikasi yang mereka submit ke Adobe Marketplace. Sampai beberapa hari yang lalu, Adobe mengumukan bahwa Adobe Air sudah didownload sebanyak 100 juta kali.

Setelah dirilis pertama kali, Adobe Air Marketplaceย  mendapatkan feedback yang sangat banyak dari pengguna dan kemudian diimplementasikan pada versi terbaru ini. Perubahan yang terjadi antara lain dari design dan fitur. Namun sayangnya konsep community tidak terlalu bagus diterapkan disini. Kata “marketplace” yang seharusnya lebih menjunjung tinggi asas interaktivitas antar anggota komunitas justru tidak ditemukan. RefreshingApps, situs yang mengusung konsep serupa (koleksi AIR-apps) justru lebih baik menerapkan hal ini dengan menampilkan review dari pengguna yang menjadi rekomendasi bagi pengguna yang lain.

sumber:
http://www.techworld.com.au/article/276175/adobe_revamps_online_marketplace_air_apps
http://www.flashmagazine.com/news/detail/adobe_air_marketplace_updated/

Gramedia Buka Toko Online (lagi?)

Grup Kompas-Gramedia meluncurkan toko buku online miliknya di bawah bendera Toko Buku Gramedia. Situs e-commerce yang diberi nama GramediaShop ini berisi daftar buku-buku yang dijual di toko buku Gramedia, dan bisa dipesan secara online. Situs yang diluncurkan sejak akhir Januari 2009 lalu ini telah memiliki koleksi 10.000 buku yang dapat dipesan dari mana saja di seluruh dunia. Produk yang ditawarkan berupa buku-buku keluaran penerbit dari grup Kompas-Gramedia sendiri seperti Gramedia Pustaka Utama, Elexmedia Komputindo, Grasindo, Kepustakaan Populer Gramedia, dan direncanakan ke depannya untuk Penerbit Buku Kompas, dan M&C.

Cara penggunaan fasilitas pembelian buku online ini kurang lebih sama dengan situs ecommerce serupa lainnya, yaitu melakukan registrasi terlebih dahulu, baru dapat berbelanja di situs tersebut.

GramediaShop memang merupakan pemain baru di bidang penjualan buku online jika dibandingkan dengan KutuKutuBuku, namun dengan modal yang dimiliki bukan tidak mungkin akan menjadi kompetitor yang berat. Strategi KKB untuk bekerjasama dengan KumpulBlogger beberapa waktu lalu memang merupakan strategi pemasaran yang tepat untuk mengundang traffic dan juga menguntungkan untuk para blogger, sebuah strategi yang kemungkinan tidak akan diambil oleh GramediaShop mengingat GramediaShop sudah tidak membutuhkan banyak biaya untuk promosi. Nama yang sudah besar, dari sebuah grup media terbesar sepertinya cukup untuk membawa nama GramediaShop dan mendatangkan pengunjung, dan akhirnya mendatangkan revenue. Meskipun sebenarnya tidak mutlak seperti itu sih.

Memang membawa nama yang sudah besar menjadi keuntungan tersendiri bagi GramediaShop, namun jika KKB mampu keluar dengan strategi pemasaran yang tepat (dan bertubi-tubi) sangatlah mungkin untuk bisa menjadi kompetitor yang berat untuk GramediaShop. Untuk saat ini, kalihatannya eksekusi dari strategi KKB+KumpulBlogger masih belum berjalan maksimal dan masih cenderung “nanggung”, namun menurut Kukuh TW dari kumpulBlogger kerjasama KKB+KumpulBlogger belum selesai sampai disitu. Kita tunggu tanggal mainnya ๐Ÿ˜‰

**UPDATE**

ternyata sebelumnya sudah GramediaOnline.com! Nah, sekarang saya bertanya-tanya kenapa Kompas-Gramedia merilis GramediaShop ketika mereka sudah memiliki GramediaOnline? Saya pikir keduanya merupakan produk yang berbeda, meskipun dengan konsep yang sama. Apakah mungkin ini hanya sekedar re-branding saja? Atau jangan-jangan GramediaOnline telah gagal dan harus digantikan oleh GramediaShop? Dan kenapa saya mulai berbicara seperti Navinot?!?!??

hat-tip:Windy Reriansari & Niwatory

Facebook dan Flickr Rilis Fitur Baru

Dua raksasa jejaring sosial, Facebook dan Flickr hari ini merilis fitur baru di masing-masing situsnya. Facebook yang telah mengeluarkan buzz dari sebulan lalu akhirnya merilis fitur “Like” mirip seperti Friendfeed. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mem-favoritkan (like) sebuah konten News Feed di Facebook. Bahkan sampai-sampai Mashable mengklaim bahwa Facebook makin lama makin mirip dengan Friendfeed.

Facebook seems to get more similar to FriendFeed every day.

Dan seperti Friendfeed, Facebook juga sudah mengijinkan pengguna mengimpor konten dari layanan pihak ketiga seperti Google Reader, YouTube, dan Flickr dan meninggalkan komentar konten tersebut.

gambar:mashable
gambar:mashable

Flickr-pun tak mau ketinggalan dalam perang fitur ini, hari ini Flickr merilis fitur “Nearby” yang berbasis pada geotagging foto-foto yang diupload di Flickr. Flickr juga mengumumkan bahwa sudah ada 100 juta foto yang di-geotagged di Flickr, dan mulai minggu ini pengguna dapat melihat foto-foto yang diambil berdekatan dengan lokasi foto tertentu (melalui geotagging). Flickr juga mengijinkan pengembang pihak ketiga untuk mencari foto didalam lokasi radius tertentu.

gambar:readwriteweb
gambar:readwriteweb

Untuk mengakses fitur nearby ini, anda cukup menambahkan ‘/nearby’ di url foto tertentu dan akan langsung menampilkan peta berisi foto-foto yang di-tag di daerah yang berdekatan. Agak merepotkan memang, akan jauh lebih friendly kalau diberikan link “Nearby photos” begitu.

Microsoft Siapkan Situs Untuk MyPhone

Rumor yang berhembus kencang mengenai layanan sinkronisasi untuk perangkat mobile keluaran Microsoft nampaknya akan jadi kenyataan. Layanan dengan codename Skybox ini sudah membooking sebuah halaman di situs Microsoft dan di halaman tersebut terpampang nama “My Phone“, agak-agak mirip dengan iPhone(???). Meskipun sebenarnya Microsoft masih berkelit bahwa My Phone bukanlah sebuah telepon genggam seperti yang dikira banyak orang.

Microsoft mengklaim bahwa MyPhone adalah sebuah layanan untuk penyimpanan data dan sinkronisasi via web (online). Pengguna perangkat yang terinstall Microsoft Windows Mobile 6 keatas dapat menggunakannya sebagai online storage space dan data di storage ini dapat diakses di perangkat mobile, PC, dan ke perangkat lain yang juga menggunakan MWM6. Pengguna akan diberikan storage sebesar 200MB, dan kelebihannya akan dihapus. Ya memang menyebalkan jika hanya diberikan space 200MB, USB Flash Disk saya saja besarnya 1GB apa iya 200MB mampu menampung semua?

Keseriusan Microsoft untuk mengembangkan layanan berbasis cloud ini juga makin memperkokoh kedudukan Microsoft Windows Mobile di pasar OS untuk Mobile yang diperkirakan akan kalah oleh pesaingnnya seperti Symbian yang terus berinovasi.

Follow Yahoo di Twitter

Nampaknya Yahoo tidak bisa memalingkan muka dari Twitter, tidak seperti Google yang seperti menampik kepopuleran Twitter dan menolak bekerjasama. Twitter sebagai sebuah media baru yang sedang populer ini rupanya turut dimanfaatkan juga oleh Yahoo untuk memperluas jaringan informasinya. Account @yahoo di Twitter-pun dipakai sebagai “markas” utama di Twitter. Dibawah manajemen @yahoo, terdapat banyak sumber-sumber informasi yang spesifik yang bisa dinikmati pengguna Twitter yang mem-follow @yahoo, antara lain @yahoo_directory, @yahoosearchdata, @yahoomovies, @yahoo_sports, @YahooNews, @yahoonews_odd, @Yahoogames, @YahooBuzz, @yahoomessenger, @ymailblog, @yahoogroups, @delicious, @OneConnect, @YahooGeo, @YahooResearch, @ydn (Yahoo! Developer Network), @YUILibrary, dan @ysearchFE.

Langkah ini menarik untuk diikuti, mengingat Google sebagai salah satu raksasa dan juga kompetitor (calon rekanan??) dari Yahoo yang menunjukkan ketidak-tertarikannya akan Twitter dengan membangun platform microbloggingnya sendiri dengan mengakuisisi Jaiku. Selain itu Google juga menolak untuk mengembangkan pencarian untuk microblogging, yang akhirnya diambil oleh Twingly. Untuk alasan kenapa Google menolak bekerjasama dengan Twitter memang belum ada pernyataan resmi, dan kita hanya bisa berspekulasi saja. Ada yang mengatakan bahwa Google sedang mempersiapkan platform untuk Jaiku, ada yang mengatakan Google menganggap serius persaingan dengan Twitter, ada yang bilang karena karena account @google sudah terlanjur diambil (LOL) dan sebagainya.

Sebuah hal yang pasti, langkah Yahoo untuk masuk ke Twitter (mungkin karena Yahoo tidak mengembangkan microblogging – cmiiw) merupakan strategi untuk menjangkau lebih banyak pembaca /pengguna di Twitter. Langkah yang sama yang dilakukan oleh Antara, Detik, Jikustik, SheilaOn7, dkk namun sayangnya kurang diperkenalkan ke pengguna berbahasa Indonesia jadi justru jadi kurang efektif. Betul? ๐Ÿ˜€