Terkait Tuduhan Pemerkosaan, Capcom Banned Permanen Pro Player Street Fighter Asal Brasil

Kabar mengejutkan datang dari ranah kompetitif Fighting Games yaitu Street Fighter. Capcom baru saja menerapkan banned permanen dan secara global kepada salah satu pro player Street Fighter asal Brasil, Robson “Robinho” Oliveria di semua event mereka.

Keputusan ini diambil dan dipilih Capcom setelah Robinho dituduh terkait kasus pemerkosaan kepada seorang perempuan. Selain Capcom, organisasi esports Robinho yaitu PATOZ juga resmi melepasnya dari tim.

Capcom juga mengumumkan keputusan ini langsung dari akun Twitter miliknya. Beberapa turnamen Capcom level dunia juga tidak luput dari hukuman untuk Robson.

Capcom mengungkapkan bahwa masalah seperti ini sudah menjadi perhatian mereka. Apalagi kabar Robson “Robinho” Oliveria pada forum-forum luar mengenai keikutsertaannya dalam aksi tidak bertanggung jawab dan tidak terpuji seperti penyerangan seksual.

Memang Capcom mengaku timnya tidak akan menoleransi aksi yang merusak citra pemain profesional namun pemerintah Brasil juga diminta untuk mengadili Robinho dengan ganjaran yang sesuai dengan hukum setempat.

Capcom secara langsung meminta kepada penegak hukum Brasil agar Robinho  diperiksa terkait dugaan pemerkosaan berkelompok terhadap seorang wanita.

https://noticias.maisesports.com.br/wp-content/uploads/2022/01/Street-Fighter-Robinho.jpg
Robson “Robinho” Oliveria. Sumber: Mais Esports

Kasus ini rasanya menjadi sangat berat bagi Robinho, apalagi terdapat sebuah potongan video atas aksi tidak terpujinya. Dikabarkan, Robinho memanfaatkan kesempatan saat sang wanita sedang mabuk dan melakukan aksi pemerkosaan.

Pada cuplikan tersebut juga Robinho kedapatan mengeluarkan kata-kata tidak terpuji seperti pelacur dan lain sebagainya. Berikut di bawah ini bukti cuplikan yang dimuat oleh akun Twitter CruzaderOnline.

Capcom sendiri mengambil aksi tegas setelah melihat cuplikan yang diunggah pada 7 Januari tersebut. Ada banyak turnamen yang akan dilewatkan oleh Robinho seperti Capcom Cup, Capcom Pro Tour, Street Fighter League dan banyak lagi.

Seperti belum selesai, Robinho kembali menelan hukuman oleh organisasi esports miliknya, PATOZ Team. Melalui akun Twitter tim tersebut, Robinho resmi ‘ditendang’ secara tidak terpuji oleh pihak tim.

Di sisi lain, Robinho juga melakukan pembelaan yang dilansir dari wawancara dengan Globo Esports. Dirinya mengatakan bahwa cerita tersebut tidak benar-benar terjadi dan rekaman itu datang dari kata-kata saat live stream.

Namun dengan banyaknya dugaan serta hukuman, bisa dibilang karier Robinho  di ranah esports Street Fighter sudah berakhir. Sungguh disayangkan, mengingat Robinho cukup bertalenta dan bahkan bermain di Capcom Cup VIII pada Februari silam.

Hadir di Mobile Legends, Xavier akan Jadi Mage dengan Serangan Ulti Global

Setelah sebelumnya Moonton menghadirkan Marksman baru yakni Melissa ke dalam Advance Server Mobile Legends, kini giliran Mage baru yang didatangkan bernama Xavier. Xavier akan menjadi Mage di dalam tim yang memiliki gameplay konvensional seperti Valir atau Vexana. Hero Mage ini akan berada di belakang pertahanan tim sembari memberikan damage yang besar.

Perbedaannya adalah pada skill yang dimiliki Xavier. Nantinya Xavier akan berfokus pada memberikan buff kepada dirinya sendiri maupun debuff kepada para musuhnya. Sementara itu skill ultimatenya yang bersifat global dapat menjadi senjata rahasia untuk menghabisi musuhnya dari jarak jauh.

Berikut ini Skill Ability yang dimiliki Xavier:

Sumber Gambar: MLBB

Pasif: Transcendence

Transcendence – Setiap kali serangan skill yang dikeluarkan oleh Xavier mengenai lawannya akan memberikan stack kepada Xavier. Setelah mendapatkan 3 stack, Xavier akan mendapatkan buff dari skill-nya.

Domain – Xavier mempunyai protection domain yang akan memberikan debuff kepada musuh yang di dekatnya berupa pengurangan movement speed.

Skill 1: Infinite Extension

Xavier menembakan Mystic Bullet yang akan memberikan Magic Damage kepada musuh yang terkena.

Skill 2: Mystic Field

Xavier mengeluarkan sebuah barier yang akan membuat musuh melambat jika melewatinya. Sementara itu apabila teman 1 tim yang melewatinya maka akan mendapatkan tambahan movement speed. Mystic Field yang terkena Mystic Bullet akan membuatnya berubah menjadi area lingkaran dari sebelumnya barier.

Ultimate: Drawing Light

Xavier menembakan Mystic Bolt yang bersifat global dan memberikan Magic Damage kepada semua target yang melewatinnya.

Dengan kemampuan ini maka Xavier dapat menjadi alternatif Hero Mage yang yang menarik. Keunggulan Xavier terdapat pada potensi Magic Damage serta serangan global yang dapat dia berikan. Selain itu, Xavier juga dapat memberikan buff maupun debuff yang akan membantu dalam teamfight. Sayangnya, Xavier tidak mempunyai kemampuan mobilitas seperti dash atau blink membuatnya rawan terhadap serangan dari lawannya.

Xavier sangat cocok dikombinasikan dengan hero-hero Tank Fighter yang kokoh berada di depan saat teamfight terjadi. Selain itu, Xavier juga cocok diduetkan dengan support-support bertipe heal ataupun protector.

Bawa 8 Tim Kuat, Tanggal Dimulainya MPL PH Season 9 Resmi Diumumkan

Perjalanan ranah kompetitif Mobile Legends kembali bergulir di awal tahun 2022 dari salah satu regional terkuat yaitu Filipina. Pengumuman dimulainya MPL PH Season 9 datang lebih awal setelah MPL KH Season 2.

Memang ajang MPL wilayah tersebut sangat dinantikan, apalagi statusnya sebagai regional penyumbang juara World Championship dua tahun berturut-turut.

Sumber: Moonton

Dimulainya ajang MPL PH Season 9 diumumkan langsung oleh Moonton. Melalui Facebook fanpage MPL Philippines, disebutkan bahwa ajang tersebut akan dimulai pada 18 Februari mendatang.

Untuk susunan tim masih sama dengan musim sebelumnya mengingat ajang MPL menggunakan sistem franchise. Meski sama, tentu akan banyak keseruan yang hadir layaknya di musim lalu saat Bren Esports tidak lolos ke M3 World Championship.

Delapan Tim di MPL PH Season 9

Seperti ajang MPL pada umumnya, sistem franchise ini akan membantu tim untuk dapat bertanding secara fokus di setiap minggunya. Tidak ada zona degradasi mengingat tim yang berpartisipasi harus mengeluarkan sejumlah uang investasi.

Berikut profil singkat 8 tim yang bertanding di MPL PH Season 9, antara lain:

Blacklist International

Sumber: M3

Bila mendengar MPL PH Season 9 tentunya nama Blacklist International akan sangat difavoritkan. Bagaimana tidak, tim ini bermain sangat dominan selama M3 World Championship berlangsung.

Tim satu ini bisa dibilang menjadi yang terbaik hingga saat ini, apalagi setelah mengalahkan rekan senegaranya di grand final. Sukses di level dunia, Blacklist International juga terkenal sebagai juara di level lokal, seperti pemenang MPL PH Season 7 dan Season 8.

Blacklist International juga dinilai memiliki jajaran roster yang sangat lengkap dan imbang. Namun apakah mereka akan mendominasi MPL PH Season 9? Sepertinya tidak, apalagi setelah absennya Johnmar “OhMyV33nus” Villaluna dan Daneri “Wise” Del Rosario di tim tersebut.

ONIC PH

Sumber: M3 World

Bisa dibilang menjadi rival abadi Blacklist International, tim ONIC PH selalu tersingkir di tangan Wise dan kawan-kawan. Setelah kalah di final M3 World Championship, tentu ONIC PH siap membalaskan dendamnya.

ONIC PH juga dikalahkan Blacklist International di grand final MPL PH Season 8. Rasanya Kairi dan kawan-kawan juga tidak tinggal diam mengingat absennya 2 pemain kunci Blacklist.

Bila menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjadi juara, rasanya MPL PH Season 9 harus menjadi milik ONIC PH. Apalagi tim tersebut belum pernah sekalipun menjadi juara di ranah kompetitif Mobile Legends: Bang Bang.

ECHO PH

Salah satu tim yang dirasa akan menjadi kekuatan tersembunyi di MPL PH Season 9. Beberapa pemain seperti Frediemar “3MarTzy” Serafico, Tristan “Yawi” Cabrera, dan jungler pemenang M2 World, Karl “KarlTzy” Nepomuceno memperkuat tim satu ini.

Nexplay EVOS

EVOS Esports mengembangkan sayapnya di Filipina dengan mengenalkan Nexplay EVOS. Tim tersebut akan bermain dengan kemampuan penuh setelah harus puas berada di posisi empat pada ajang MPL PH Season 8.

Omega Esports

Kekuatan mengejutkan berikutnya adalah Omega Esports, tim yang mampu menduduki peringkat ketiga pada gelaran MPL PH Season 8. Tim tersebut mampu mengalahkan Bren Esports, ECHO, hingga Blacklist pada babak Playoff musim lalu.

RSG PH

Memiliki pemain muda terbaik di musim lalu, John Cedrix Demonkite Caranto rasanya RSG PH masih cukup menakutkan di MPL PH Season 9 dengan beberapa pemain barunya.

Bren Esports

Sumber: Bren Esports

Sebagai juara M2 World, Bren Esports tampil sangat buruk di musim lalu. Bahkan mereka tidak lolos hingga ke babak Playoff. Selain karena sinergi tim, Bren Esports kehilangan beberapa pilar penting, salah satunya KarlTzy.

TNC Pro Team

Terkenal sebagai salah satu tim esports nomor satu di Filipina, namun TNC tidak mampu berbuat banyak di ranah kompetitif Mobile Legends. Tim tersebut menduduki peringkat 8 di musim lalu dan tidak melaju ke Playoff.

Bahkan, tim TNC merombak penuh roster Mobile Legends miliknya, hanya menyisakan Chuu dan Benthings.

Ekspansi Jadi Strategi Kunci Carsome Perluas Ekosistem Penjualan Mobil Bekas di Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil bekas yang berkembang di Indonesia secara bertahap menjadi lebih terstruktur karena ketersediaan persyaratan pembiayaan yang lebih fleksibel, saluran dealer resmi dan terstandarisasi, serta transparansi informasi yang lebih baik. Hal ini juga didukung dengan kehadiran platform dan marketplace online yang menyuguhkan konsep berbeda dalam usaha memaksimalkan potensi pasar.

Salah satu platform jual-beli mobil bekas yang juga sudah tidak asing di dunia  otomotif  adalah Carsome. Mulai masuk ke pasar Indonesia sekitar tahun 2017 dengan model bisnis consumer-to-business (C2B), Carsome menyediakan platform berbasis website untuk masyarakat menjual mobil bekasnya. Selama kurang lebih 4 tahun beroperasi, perusahaan berhasil mencatat sejumlah pencapaian dan  terus berambisi memperluas jangkauan layanannya.

Tim DailySocial mendapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha terkait perjalanan bisnis dan strategi perusahaan ke depannya. Berbicara mengenai industri penjualan mobil bekas, kini lebih menyorot awareness. Delly turut mengungkapkan bahwa konsep e-commerce mobil bekas layaknya Carsome, sebenarnya masih sangat baru baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Itulah mengapa tingkat kesadaran atau awareness dari potential customer masih terbilang rendah.

“Kita masih dalam tahap membangun awareness. Sampai saat ini kita masih optimis, khususnya di Indonesia. Dukungan paling besar datang dari jumlahdari populasinya, pertumbuhan cukup besar di kelas menengah, serta adanya pergeseran referensi dan daya beli terhadap mobil bekas secara umum menunjukkan potensi pasar yang masih besar sekali,” ujarnya.

Strategi ekspansi bisnis

Sepanjang tahun 2021, perusahaan sudah melakukan ekspansi yang cukup agresif, walaupun masih fokus di Jabodetabek. Salah satunya adalah melengkapi ekosistem bisnis dengan membuka segmen B2B2C. Hal ini ditandai dengan pembukaan Experience Center pertama pada bulan Maret 2021 yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda no.1A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Belum lama ini Carsome juga meresmikan lokasi Experience Center baru di daerah Alam Sutera.

Pengalaman yang transparan, tepercaya dan nyaman dalam membeli mobil bekas adalah hal yang sangat krusial bagi konsumen. Lewat layanan CEC, Carsome memastikan bahwa semua mobil yang ditawarkan sudah melewati 175 titik inspeksi. Selain memungkinkan konsumen membeli mobil bekas bergaransi secara aman dan mudah, mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan test drive.

“Setelah mengembangkan bisnis ke segmen B2C, ternyata kita melihat peluang besar. Ke depannya, karena B2C merupakan segmen yang sangat retail, dalam upaya memperluas dan meningkatkan bisnis, kita akan mulai ekspansi ke daerah strategis,” kata Delly.

Ia tidak mengungkapkan secara spesifik daerah mana yang akan dituju selanjutnya, namun hingga saat ini Carsome telah memiliki 35 pusat inspeksi di 9 kota di Indonesia. Di tahun ke-4, perusahaan berhasil memproses transaksi lebih dari 100.000 mobil bekas per tahun dengan total nilai transaksi lebih dari 700 juta Dolar AS, dan diperkuat oleh sekitar 1.000 tim di seluruh cabangnya.

Sebagai negara kepulauan, tantangan dalam ekspansi datang dari berbagai sisi, namun Carsome coba atasi satu-per-satu kendala dengan dukungan teknologi yang mumpuni. Perusahaan mengembangkan aplikasi internal untuk memastikan proses bisnis dapat berjalan lancar, lalu membangun sistem training dan sumber daya manusia yan cukup terpadu. Menurut Delly, hal-hal eksternal yang mungkin harus disikapi, seperti transportasi antar pulau, edukasi konsumen, cara komunikasi di tiap daerah merupakan hal yang membuat bisnis semakin menarik.

Bentuk ekspansi bisnis Carsome yang lain adalah dengan mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Pada Juli 2021, perusahaan mengakuisisi saham ekuitas perusahaan jasa lelang motor dan mobil bekas offline, PT Universal Collection (PT UC). Menurut Delly, akuisisi ini akan membuka akses pemasok PT Universal Collection ke peluang permintaan yang lebih luas. Jika ini berhasil dapat memperluas aksesibilitas mereka ke pasar mobil bekas.

“Kita ingin membangun kemitraan strategis untuk membantu pertumbuhan Carsome dan melayani konsumen lebih banyak. Ke depannya kita masih akan mencari potensi M&A, namun sekarang masih fokus mengembangkan Universal,” tambah Delly.

Seiring dengan pertumbuhan bisnis, investasi ke perusahaan juga terus mengalir. Seolah tidak mau kalah dengan kompetitor terdekatnya, Carsome umumkan pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Putaran ini membawa valuasi perusahaan mencapai $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.

Sama seperti perusahaan rintisan lainnya, status unicorn diberikan ketika mencapai valuasi tertentu. Namun Delly pribadi tidak terlalu memikirkan status. Menurutnya, dukungan investasi pasti sejalan dengan optimisme tim seiring perkembangan perusahaan. Ketika disinggung mengenai rencana IPO, Delly belum mau membeberkan informasi yang lebih detail.

Selain angka pertumbuhan dan partner baru yang mendukung strategi ekspansi Carsome, beberapa milestones juga berhasil dicapai di tahun 2021. Perusahaan juga tengah merintis lembaga pendidikan yang fokus pada otomotif, yaitu Carsome Academy. Ini akan menjadi lembaga pendidikan pertama yang terintegrasi dengan platform car marketplace. Selain itu, perusahaan juga telah mendirikan data center sendiri untuk mendorong operasional bisnis yang lebih efisien, efektif dan data-driven.

Layanan terintegrasi

Carsome memiliki integrasi layanan yang cukup erat dengan berberapa marketplace di luar ekosistem perusahaan, seperti Tokopedia, Blibli, dll. Hal ini didorong oleh pergeseran perilaku konsumen yang semakin beranjak ke platform online dalam berbelanja. Kendaraan seperti mobil, ungkap Delly, bukanlah produk consumer goods, dalam prosesnya, ada banyak tahap yang harus dilalui. Maka dari itu, Carsome ingin membina hubungan baik dengan partner di marketplace lain guna menumbuhkan inovasi dengan cross branding/cross selling.

“Harapannya, semakin banyak orang yang merasakan atau paling tidak mencoba pengalaman membeli mobil offline jadi online. Cukup dengan buka gadget. Hal seperti ini akan merubah cara konsumen berbelanja, ini yang kita dorong penetrasi ke pasar dengan kemitraan dengan marketplace,” ungkap Delly.

Dari segi pembayaran, untuk transaksi secara kredit masih membutuhkan pihak ke-3 penyedia layanan finansial. Maka dari itu, teknologi atau digitalisasi yang diterapkan salah satunya bergantung dengan perusahaan mitra. Jika leasing nya sudah sepenuhnya digital, hal ini akan memudahkan pihak Carsome dalam proses transaksinya.

Langkah-langkah membeli mobil cukup panjang, setengah dari proses tersebut sudah disiapkan oleh Carsome melalui platform digital. Untuk pembayaran tunai, prosesnya akan lebih ringkas, namun ketika masuk ke metode kredit, perusahaan cukup bergantung pada kesiapan pihak ke-3 dalam digitalisasi. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Carsome dalam menjalin kemitraan untuk urusan pembayaran. Saat ini timnya mengakui sudah memiliki sistem informasi yang sangat baik. Proses yang dulu bisa memakan waktu berminggu-minggu, sekarang bisa dalam hitungan hari.

Pandemi sendiri memiliki peran besar dalam digitalisasi. Sebelumnya, butuh waktu nyaris 10 tahun untuk satu platform bisa dikenal oleh publik. Di masa pandemi, angka penetrasi dan pertumbuhan bisa naik 2 kali lipat hanya dalam waktu 1 tahun.

Membangun ketahanan internal

Satu hal penting yang dipelajari perusahaan dari pandemi COVID-19 adalah berubahnya dukungan kesehatan mental dari hal yang “baik untuk dilakukan” menjadi sebuah keharusan dalam suatu bisnis. Tidak mudah untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan saat kita masih bekerja dari rumah. Karena itu, timnya telah mendedikasikan “hari kesehatan mental” dengan kegiatan tertentu untuk individu mau pun tim.

Selain obrolan dan percakapan, perusahaan ingin memperluas dukungan ini menjadi sesuatu yang lebih nyata. Dengan alasan tersebut, timnya menjalin kerja sama dengan platform kesehatan mental, Doctor Anywhere dalam menyediakan Mental Health Self-Assessment Tool bagi para Carsomers untuk menilai diri dan mengenali tanda-tanda kecemasan.

Isu kesehatan mental sudah tidak asing bagi karyawan di seluruh tingkat organisasi. Salah satu pemicunya adalah pandemi yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya untuk pelaku industri otomotif, namun juga yang lain. Pekerja dituntut bisa menyeimbangkan persoalan pribadi dan pekerjaan. Carsome memahami masa2 ini menjadi tantangan untuk individu. Terutama mereka yang bukan hanya bertanggung jawab untuk pribadi namun juga keluarga. Sandwich generation. Ini yang kita sadari, jadi kita punya inisiatif self care month. Untuk membantu anggota keluarga Carsome agar mereka tau bahwa perusahaan peduli pada aspirasi mereka.

“Kami juga paham situasi seperti itu bisa mendorong pegawai bekerja lebih baik, memenuhi kebutuhan mental nya. Hal ini berlaku bagi semua tim Carsome yang tersebar di Jabodetabek dan beberapa wilayah lainnya,” tambah Delly.

Potensi platform jual beli mobil bekas di Indonesia

Dari tahun ke tahun, minat konsumen untuk membeli mobil bekas terus meningkat. Faktor pendukung utamanya sistem pembayaran yang fleksibel dan dealer mobil bekas yang terpercaya, di samping secara harga juga lebih murah. Industri Mobil Bekas di Indonesia disebut telah tumbuh pada CAGR 4,5% berdasarkan nilai transaksi bruto selama periode 2014-2019 dan pada CAGR 2,0% berdasarkan volume penjualan.

Pandemi yang terjadi di awal tahun 2020 sempat memicu perlambatan ekonomi secara keseluruhan, serta perlambatan industri otomotif akibat penurunan daya beli konsumen. Dalam riset berjudul “Indonesia Used Car Market Outlook to 2025″ yang dipublikasi oleh Ken Research, industri mobil bekas diharapkan pulih dari pandemi Covid-19 dan menyaksikan pertumbuhan pada tahun 2025. Meningkatnya permintaan dari kota-kota tingkat-2 untuk mobilitas pribadi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri.

Pada dasarnya, industri ini sangat terfragmentasi dan kompetitif dengan >8.000 dealer beroperasi di pasar. Banyak merek seperti Toyota, Hyundai, Suzuki, Mitsubishi, BMW, dan Mercedes yang juga memiliki program mobil bekas bersertifikat di dalam negeri. Namun dengan kehadiran ragam platform dan marketplace online dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik yang tumbuh terhadap platform online diharapkan akan memaksa dealer untuk memperluas kehadiran mereka secara online. Beberapa pemain seperti OLX Indonesia dan Carro merupakan dua pemain yang terbilang besar di industri ini.

Skema platform jual beli mobil bekas di Indonesia / Ken Research

Belakangan, pemerintah sedang masif mendorong pengembangan mobil listrik atau electric vehicle (EV). Namun, Delly mengungkapkan hal ini tidak akan berdampak negatif pada jalannya bisnis penjualan mobil bekas itu sendiri. Menurutnya, ada manfaat tersendiri yaitu pasokan mobil yang lebih banyak. Bagi mereka yang ingin shifting ke mobil listrik atau mau upgrade, akan menjual mobil mereka, dengan demikian B2C punya opsi lebih banyak.

Di tahun 2021, perusahaan mengklaim berhasil mengubah cara pandang orang dalam membeli mobil bekas.

“Di tahun 2022, tujuan besarnya adalah untuk lebih dekat dengan para konsumen di seluruh Indonesia di mana kita bisa memberi layanan yang bisa dinikmati di seluruh penjuru. Ekspansi akan jadi salah satu kunci kita untuk bisa menjadi platorm yang lebih besar di 2022,” ujar Delly.

Detail Kompetisi VCT Asia Pasifik 2022: Hadirkan Regional Baru

VALORANT memang menjadi salah satu game FPS terfavorit pasca pengumumannya di pertengahan tahun 2020 silam. Kali ini, Riot Games mengumumkan kabar terbaru mengenai VALORANT Champions Tour (VCT) Asia Pasifik (APAC) 2022.

Ada banyak hal yang berbeda di VCT Asia Pasifik tahun ini, salah satunya mengenai jadwal kompetisi, tim, serta format yang disediakan.

Penambahan Regional di VCT Asia Pasifik

Asia Tenggara kedatangan tamu yang cukup kuat dari regional Asia Selatan dan Oseania. Dengan dua kehadiran regional tersebut, maka total akan ada 8 regional yang berpartisipasi di VCT APAC 2022 dengan detail sebagai berikut:

1. Thailand
2. Filipina
3. Indonesia
4. Vietnam
5. Asia Selatan
6. Oseania
7. Singapura/Malaysia
8. Taiwan/Hong Kong

Format Kompetisi VCT APAC 2022

Sumber: Riot Games

Pada musim VCT APAC 2022 sendiri akan dibagi menjadi 3 event global yaitu Masters 1, Masters 2, dan terakhir adalah Champions. Pada tingkat Asia Pasifik nantinya, tim dapat bersaing secara langsung di setiap kompetisi untuk mengamankan tiket ke event global.

Babak kualifikasi akan berjalan cukup sengit dan berbeda di tahun ini, apalagi setelah kedatangan dua regional baru. Berikut detail event untuk kompetisi VCT APAC 2022, seperti:

1. Challengers Lokal: Setiap tim akan berpartisipasi dalam turnamen lokal terlebih dulu guna mengamankan klasemen di urutan Playoffs Regional.

2. Playoffs Regional: Dari setiap tim yang lolos ke Playoffs akan bertanding dengan tujuan meraih Circuit Point. Nantinya tim dengan perolehan yang tinggi akan diundang ke tahap Event Global.

3. Event Global: Turnamen VALORANT di level internasional yang menghadirkan total hadiah besar dengan Circuit Point yang berlimpah.

Alokasi Slot Tim VALORANT

Tentu dengan banyaknya regional yang ikut, alokasi slot dari format kompetisi 20 tim diatur ulang. Berikut alokasi slut menurut regional masing-masing:

– Thailand: 3 Slot
– Filipina: 3 Slot
– Indonesia: 3 Slot
– Vietnam: 3 Slot
– Singapura/Malaysia: 3 Slot
– Taiwan/Hong Kong: 2 Slot
– Asia Selatan: 2 Slot
– Oseania: 1 Slot

Pendaftaran Tim di VCT APAC 2022

Sumber: Riot Games

Untuk para regional yang terdaftar dapat langsung melakukan pendaftaran pada platform yang disediakan Riot Games di sini.

Namun khusus regional Asia Selatan dan Oseania akan dilakukan di website Nodwin Gaming (Asia Selatan) dan Lets Play Live (Oseania).

Selesai mendaftar, setiap perwakilan tim akan diarahkan langsung oleh operator wilayah setempat mengenai informasi seputar Kualifikasi Terbuka.

South Park Siap Hadirkan Game Multiplayer Bersama Studio Question

Serial animasi South Park kembali kedatangan seri video game terbarunya yang dikabarkan membawa sistem multiplayer. Untuk game kali ini datang dari Question, studio independen yang memiliki rekam jejak membuat game sistem First-Person.

Question sendiri sudah melakukan ancang-ancang untuk menjalan proyek game South Park, salah satunya dengan membuka beberapa posisi pekerjaan full-time.

Pada salah satu posisi yang dibuka tertulis, “sebelumnya berpengalaman desain di level multiplayer” yang menjadi indikasi sistem game South Park kali ini.

Sejarah Video Game dari Animasi South Park

Sumber: Steam

South Park merupakan serial animasi terkenal dari Amerika Serikat. Sejak debutnya di tahun 1997, sudah banyak game-game South Park yang dibuat untuk memanjakan para penggemarnya.

Untuk pengembang game sendiri, South Park sudah menggunakan jasa para perusahaan ternama seperti Obsidian Entertainment, Ubisoft, dan berbagai perusahaan game berlisensi.

Pemilihan Question sendiri menjadi pertanyaan, mengingat studio ini baru memiliki dua game yaitu The Magic Circle dan The Blackout Club.

Namun rupanya beberapa karyawan studio Question merupakan figur-figur yang menghadirkan beberapa game dari South Park seperti South Park: The Stick of Truth dan South Park: The Fractured But Whole.

Baik dari game South Park: The Stick of Truth dan South Park: The Fractured But Whole bisa dimainkan di platform Steam (PC) dan PlayStation 4.

Sekilas Tentang Studio Question

https://images.squarespace-cdn.com/content/v1/538e42b7e4b038079b6cfbe8/1588971491908-ZEN4T2BB2WAR05OJ4LM8/TheBlackoutClub_NightPatrol.png?format=1500w
The Blackout Studio. Sumber: Question

Kemunculan studio baru memang bukan hal yang aneh mengingat pasar video game yang sudah sangat luas. Dari karya sendiri Question baru menghadirkan dua game yaitu The Magic Circle dan The Blackout Club.

The Magic Circle sendiri merupakan video game dengan sistem single player yang bercerita tentang seorang pahlawan dari game fantasi yang tidak selesai karena pihak pengembang mengabaikan game tersebut.

Sedangkan The Blackout Club merupakan pusat perbincangan para pecinta game horor sistem first-person di beberapa bulan terakhir. Game satu ini menceritakan seorang remaja yang kedapatan menyaksikan sebuah fenomena misterius di tempat tinggalnya.

Dengan kepercayaan yang diberikan untuk membuat game South Park terbaru, rasanya ini waktu yang tepat bagi studio Question untuk mengembangkan karyanya.

Laporan Hardware Steam Tunjukkan Beberapa Standar Baru bagi Gamer

Selain sebagai platform yang menjual game-game digital, Steam juga menjadi salah satu platform analisa yang mendata banyak aspek dari para gamer yang menggunakan layanannya.

Salah satunya adalah pendataan hardware yang digunakan para gamer untuk PC/laptop gamingnya. Dan Steam juga akan merilis data yang mereka kumpulkan tersebut setiap bulannya dalam laporanSteam Hardware & Software Survey.

Dalam laporan bulan Desember 2021 yang baru dirilis, Steam menunjukkan beberapa data dan juga pergerakan tren yang terjadi pada para gamer dibandingkan 6 bulan sebelumnya.

Image Credit: Steam

Salah satu data yang menarik dalam survei tersebut adalah fakta bahwa persentase pengguna Steam yang menggunakan prosesor quad-core terus menurun sejak Oktober 22021. Sebaliknya, popularitas prosesor enam core atau lebih meningkat hingga hampir 50% dari total pengguna.

Hal ini menunjukkan bahwa para gamer mulai meninggalkan prosesor empat core dan beralih ke prosesor 6 core atau bahkan lebih untuk dapat menangani game-game baru yang lebih berat dari sebelumnya.

Image Credit: Steam

Penurunan masif juga terjadi pada kapasitas RAM pada semua besaran di bawah 16 GB. Sedangkan penggunanaan RAM 16 GB atau lebih kini meningkat meskipun dengan total hanya satu digit persen saja.

Hal ini menunjukkan bahwa ke depannya RAM 16 GB akan menjadi standar baru bagi gaming PC mengingat mayoritas game sekarang memang cukup rakus untuk masalah RAM.

Image Credit: Steam

Statistik yang cukup bervariasi ternyata muncul pada pilihan GPU. Dengan tren bahwa seri mainstream dari NVIDIA dengan kode xx60 dari generasi apapun mengalami peningkatan pengguna.

Bahkan NVIDIA GTX 1060 yang sudah berumur empat tahunan malah mengalami peningkatan kembali setelah sempat turun sejak Agustus 2021 hingga November 2021.

Seri xx60 lain yang mengalami peningkatan antara lain GTX 1660 Super yang naik 0,14%, RTX 2060 yang naik sebesar 0,40%, RTX 3060 Ti sebesar 0,30%, dan juga RTX 3060 yang mengalami peningkatan tertinggi sebesar 0,57%.

Image Credit: Steam

Terakhir untuk masalah sistem operasi atau OS kini mendapat penantang baru yaitu Windows 11 yang baru diumumkan tahun ini dan langsung digunakan sebanyak 10,15% pengguna — membuat semua OS Windows lainnya mengalami penurunan.

Namun hasil tadi juga menunjukkan bahwa tidak sedikit gamer di Steam yang sudah beralih ke Windows 11 dan meninggalkan Windows 10, terlepas dari berbagai sambutan negatif yang diberikan para fans saat Windows 11 diluncurkan pada awal Oktober 2021 lalu.

Pro dan Kontra Game Play-to-Earn dan Keberadaan NFT di Game

Pada Desember 2021, Ubisoft meluncurkan Quartz, platform untuk membeli Digits — playable NFT dari Ubisoft. Dengan begitu, Ubisoft menjadi perusahaan game besar pertama yang mencoba untuk membuat NFT. Namun, keputusan Ubisoft justru disambut dengan protes oleh para gamers.

Ubisoft bukan satu-satunya perusahaan game besar yang tertarik dengan NFT. Di awal tahun 2022, President Square Enix juga mengungkap ketertarikan perusahaan dengan berbagai teknologi baru dalam dunia game, termasuk blockchain dan NFT. Sekali lagi, surat terbuka dari itu disambut dengan protes atau bahkan cemooh dari para gamers. Meskipun begitu, hal ini tidak menghentikan Konami untuk meluncurkan NFT sebagai perayaan dari ulang tahun ke-35 dari seri Castlevania.

Pertanyaannya, apa yang membuat banyak gamers begitu antipati dengan NFT? Dan kenapa perusahaan-perusahaan game tetap tertarik untuk menawarkan NFT walau banyak gamers yang protes?

Serba-Serbi NFT

Sebelum membahas tentang keuntungan dan kerugian dari NFT, mari kita membahas tentang NFT itu sendiri. NFT merupakan singkatan dari Non-Fungible Token (NFT). Secara harfiah, “non-fungible” berarti unik dan tidak bisa digantikan. Sebagai contoh, Bitcoin — atau uang kertas — adalah sesuatu yang “fungible“. Jadi, Anda bisa menukar satu Bitcoin dengan Bitcoin lain dan nilai Bitcoin yang Anda miliki tetap sama. Sama seperti jika Anda menukar uang Rp100 ribu dengan uang Rp100 ribu lainnya. Walau uang yang Anda miliki tidak lagi sama, nilai dari uang itu tidak berubah.

Lain halnya dengan NFT, yang lebih menyerupai collectible atau barang yang diproduksi dalam jumlah terbatas. Misalnya, Anda mengoleksi kartu Yu-Gi-Oh. Kartu 2002 Blue Eyes White Dragon 1st Edition PSA 10 dan 2002 LOB 1st Edition Exodia The Forbidden One PSA 10, keduanya sama-sama kartu Yu-Gi-Oh paling mahal di dunia. Meskipun begitu, keduanya tetaplah kartu yang berbeda, yang punya nilai yang berbeda pula. Contoh lainnya, walau Lamborghini Veneno dan Koenigsegg CCXR Trevita merupakan mobil yang diproduksi dalam jumlah terbatas, keduanya bukanlah mobil yang sama.

Koenigsegg CCXR Trevita. | Sumber: SindoNews

NFT adalah industri yang masih sangat muda. Banyak orang mulai tertarik dengan NFT pada tahun lalu. Meskipun begitu, menurut laporan CNBC, total nilai jual-beli NFT telah mencapai miliaran dollar sejak beberapa tahun lalu. Misalnya, pada 2017, total nilai jual-beli NFT mencapai US$6,2 miliar. Sebagai perbandingan, total penjualan digital art ketika itu hanya mencapai US$1,9 miliar. Data itu diungkap oleh NonFungible, yang melacak data penjualan NFT.

“Saya merasa, karya seni dan barang koleksi kini menjadi komoditas terbesar dari NFT. Karena, barang-barang itu memang memiliki kriteria yang sesuai,” kata Jon McCormack, Professor of Computer Science, Monash University, pada CNBC. “Produk digital bisa ditiru dengan mudah. Memiliki Certificate of Aunthencity menjadi penting, karena ia bisa menjadi bukti bahwa Anda merupakan pemilik yang sah dari sebuah barang digital.”

Dalam satu tahun terakhir, industri NFT juga tumbuh pesat. Menurut analisa dari DappRader — perusahaan yang bertujuan untuk melacak NFT dan aset terdesentralisasi lainnya — pada Q3 2021, volum penjualan NFT naik 38.000%. Meskipun begitu, sebagian ahli khawatir, popularitas NFT yang meroket dengan begitu cepat akan menciptakan gelembung layaknya Dotcom Bubble.

Sebagian ahli khawatir NFT akan menciptakan bubble baru. | Sumber: Flickr

Seiring dengan semakin populernya NFT, semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk ikut serta. Tak terkecuali perusahaan game, seperti Ubisoft dan Square Enix. Sayangnya, keputusan perusahaan game untuk membuat NFT menimbulkan reaksi yang terpolarisasi dari para gamers. Sebagian gamers mendukung keputusan perusahaan game untuk membuat NFT, sementara sebagian yang lain menentang.

Melalui artikel ini, saya mencoba untuk melihat sudut pandang dari kedua kubu; baik orang-orang yang pro pada NFT, maupun orang-orang yang menentang keberadaan NFT, khususnya di bidang game.

Pro dari NFT di Game

Dulu, jika Anda ingin memainkan sebuah game, Anda harus membelinya terlebih dulu. Jadi, dengan mengeluarkan uang dalam jumlah tertentu, seseorang akan bisa mendapatkan pengalaman bermain dari game yang dia beli. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, muncul model bisnis baru. Salah satunya adalah free-to-play. Sesuai namanya, game free-to-play bisa dimainkan dengan gratis. Hanya saja, game free-to-play biasanya memiliki item yang bisa dibeli oleh pemain, baik item kosmetik maupun item powerup.

Dan jangan salah, model bisnis free-to-play terbukti sangat menguntungkan. Mari kita bandingkan Legend of Zelda: Breath of the Wild dengan Genshin Impact. Ketika Genshin Impact diluncurkan, banyak orang yang menganggap game buatan miHoYo itu sebagai “tiruan” dari Breath of the Wild. Sejauh ini, Breath of the Wild telah terjual sebanyak 24,13 juta unit. Di toko digital resmi Nintendo, game tersebut dihargai US$60. Jadi, total pendapatan dari game tersebut adalah US$1,45 miliar. Sebagai perbandingan, dalam waktu satu tahun, pemasukan dari Genshin Impact diperkirakan mencapai US$3,7 miliar.

Walau harus diakui, Genshin Impact juga menggunakan model bisnis gacha — yang menyerupai judi dan bisa mendorong pemainnya untuk menghabiskan jutaan atau bahkan puluhan juta rupiah. Dan model bisnis ini memang menimbulkan kontroversi sendiri, yang pernah kami bahas di sini. Terlepas dari model bisnis yang kontroversial, keberadaan game seperti Genshin Impact menunjukkan bahwa gamers tidak segan-segan untuk menghabiskan uang demi mendapatkan karakter atau item dalam game. Sayangnya, saat ini, tidak peduli berapa banyak uang yang seseorang habiskan untuk membeli item dalam game, item itu akan hilang ketika server game ditutup.

Golden Pharaoh X-Suit. | Sumber: Facebook

Sebagai contoh, jika seseorang membeli skin X-Suit Firaun Emas di PUBG Mobile — yang dihargai Rp32 jutaskin tersebut akan hilang begitu saja jika PUBG Mobile tutup. Nah, di sinilah salah satu keuntungan NFT dalam game. Jika item dalam game dibuat menjadi NFT, maka pemilik akan tetap bisa menyimpan item tersebut dalam bentuk NFT di wallet mereka walau game sudah tutup. Dalam kasus skin X-Suit Firaun Emas yang saya contohkan, pemilik skin akan tetap memiliki versi NFT dari skin tersebut meski PUBG Mobile telah tutup.

Keuntungan lain yang bisa didapat oleh gamers dengan adanya NFT dalam game adalah munculnya model bisnis play-to-earn. Dengan memainkan game play-to-earn, pemain bisa mendapatkan uang, bahkan tanpa harus menjadi pemain profesional. Bagaimana mekanisme game play-to-earn? Sederhananya, pemain akan mendapatkan aset digital ketika bermain game. Aset digital itu bisa ditukar dengan cryptocurrency, yang nantinya, bisa ditukar dengan mata uang tradisional. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca artikel kami tentang blockchain gaming di sini.

Keuntungan NFT untuk Developer Game

Adanya NFT di game tidak hanya bisa menguntungkan pemain, tapi juga kreator game. Salah satu keuntungan untuk developer game adalah potensi sumber pemasukan baru, yaitu biaya transaksi. Jika pemain bisa memperjual-belikan NFT di sebuah game, developer bisa memungut biaya dari setiap transaksi yang pemain lakukan. Dan hal ini bisa menjadi pemasukan baru untuk sang developer.

Keuntungan lain yang bisa didapat oleh developer adalah pemain punya alasan untuk bermain game. Selama ini, biasanya, orang-orang bermain game sebagai pelepas penat. Namun, dengan adanya model bisnis play-to-earn, ada hal lain yang bisa mendorong orang-orang untuk bermain game, yaitu untuk mendapatkan uang. Hal ini sempat dibahas oleh President Square Enix, Yosuke Matsuda, dalam sebuah surat terbuka.

“Baik dalam game online atau game single-player, pada awalnya, hubungan antara gamers dan kreator game adalah hubungan satu arah: kreator seperti kami menciptakan game yang akan dimainkan oleh konsumen,” kata Matsuda. “Sementara itu, blockchain game — yang baru muncul dan kini sedang tumbuh, –dibangun berdasarkan konsep token economy, yang membuka potensi untuk mendorong pertumbuhan industri game yang mandiri dan berkelanjutan.”

Yosuke Matsuda. | Sumber: VG247

Lebih lanjut Matsuda menjelaskan, salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan industri blockchain game adalah keberagaman, baik dalam cara pemain berinteraksi dengan game maupun alasan pemain bermain game. “Perkembangan token economy akan mendorong momentum dari keberagaman ini,” ujarnya. “Contohnya adalah konsep ‘play to earn‘ yang membuat orang-orang menjadi tertarik untuk bermain game.”

Axie Infinity adalah salah satu contoh game dengan model bisnis play-to-earn. Game itu sangat populer di Filipina. Menurut laporan Niko Partners, per April 2021, Axie Infinity telah diunduh sebanyak 70 ribu kali dan sebanyak 29 ribu downloads berasal dari Filipina. Sementara per Oktober 2021, jumlah pemain Axie Infinity di Filipina naik menjadi sekitar 300 ribu orang. Di bulan yang sama, total volum jual-beli di game itu telah menembus US$25 juta. Setiap harinya, total NFT yang terjual di Axie Inifity melebihi 50 ribu tokens.

Axie Infinity menjadi sangat populer di Filipina sehngga pemerintah pun memutuskan untuk mengeluarkan regulasi tentang cryptocurrency yang didapat pemain dari game tersebut. Hal ini menjadi bukti bahwa keberadaan game play-to-earn memang bisa mendorong orang-orang untuk bermain game demi mendapatkan uang. Pada saat yang sama, model play-to-earn juga menciptakan masalah tersendiri, yang saya akan bahas dalam segmen berikut.

Argumen Kontra tentang NFT di Game

Menyertakan NFT dalam game memang memiliki keuntungan tersendiri. Namun, sebagian gamers tampaknya justru tidak suka jika perusahaan game membuat atau berencana untuk memasukkan NFT ke game mereka. Sebagai contoh, ketika Ubisoft meluncurkan platform Quartz — bersamaan dengan tiga NFT pertama mereka — reaksi gamers terpolarisasi.

Sebagian gamers, khususnya yang percaya dengan masa depan blockchain, menganggap bahwa keputusan Ubisoft akan membawa perubahan besar ke industri game. Karena, Ubisoft menjadi publisher game besar pertama yang memutuskan untuk membuat NFT. Di sisi lain, tidak sedikit gamers yang justru mengecam Ubisoft. Buktinya, video peluncuran Quartz — yang sekarang sudah menjadi menjadi video unlistedmendapatkan 40 ribu dislikes dan hanya 1,6 ribu likes.

Ubisoft Quartz dapat protes dari para gamers.

Salah satu hal yang membuat gamers tidak suka dengan potensi adanya NFT dalam game adalah karena keberadaan NFT membuka peluang bagi developer untuk mendorong pemain mengeluarkan uang. Seperti yang disebutkan oleh Economic Times, ketika bermain game, khususnya game AAA, pemain tidak hanya harus mengeluarkan uang, tapi juga menginvestasikan waktunya.

Tentunya, gamers ingin mendapatkan pengalaman bermain yang memuaskan. Dan pengalaman bermain itu bisa berkurang ketika developer masih mengharuskan pemain untuk membeli NFT. Masalah ini serupa dengan keberadaan microtransactions atau lootbox dalam game premium. Sebagai contoh, Star Wars Battlefront II. Game itu dijual dengan harga Rp479 ribu di Steam. Namun, game tersebut masih dipenuhi dengan lootbox dan microtransactions. Dan hal itu ini menuai kontroversi ketika Electronic Arts meluncurkan game tersebut di 2018.

Masalahnya, game NFT dengan model play-to-earn memang didesain sedemikian rupa agar gamers mau melakukan jual-beli dari aset digital yang ada. Alhasil, tujuan pemain untuk bermain tak lagi untuk bersenang-senang, tapi untuk mendapatkan uang. Pada akhirnya, hal ini bisa membuat kepuasan bermain game menjadi berkurang.

Tiga “pendiri” Fame Lady Squad. | Sumber: InputMag

Alasan lain mengapa para gamers tidak suka akan keberadaan NFT dalam game adalah karena banyaknya penipuan di ranah NFT. Jenis penipuan yang ada pun beragam, mulai dari giveaways palsu di Twitter untuk mendapatkan banyak retweets dan followers, tautan berbahaya yang disebarkan agar orang-orang mengklik tautan tersebut, sampai metode rug pull.

Secara sederhana, skema penipuan rug pull adalah ketika developer membawa lari uang investor tanpa menyelesaikan proyek yang mereka janjikan. Salah satu contoh model penipuan rug pull adalah Fame Lady Squad, yang mengklaim sebagai proyek NFT untuk pemberdayaan perempuan. Proyek itu diklaim dibuat oleh tiga perempuan, yaitu Cindy, Andrea, dan Kelda.

Ketiga perempuan itu memiliki avatar yang dibuat ke dalam NFT, yang kemudian bisa dibeli. Secara total, Fame Lady Squad berhasil mengumpulkan hampir US$1,5 juta dari investor dan komunitas sebelum mereka melarikan diri. Dan setelah diselidiki, diketahui bahwa Fame Lady Squad bahkan tidak didalangi oleh tiga perempuan, tapi oleh sekelompok pria asal Rusia, seperti yang dilaporkan oleh InputMag.

Pada awalnya, Evil Ape berjanji akan membuat fighting game, Evolved Apes. Dalam game itu, para pemain akan mengadu kera yang mereka miliki dengan satu sama lain. Pemain yang keluar sebagai pemenang akan mendapatkan Ethereum sebagai hadiah. Untuk bisa bermain, pemain harus membeli NFT dari karakter Evolved Apes, yang dijual di marketplace NFT, OpenSea.

Namun, untuk bisa membangun game Evolved Apes, Evil Ape akan memerlukan biaya. Karena itu, mereka menjual NFT dari karakter di Evolved Apes. Uang itu diklaim akan digunakan untuk biaya pengembangan dan marketing game. Namun, Evil Ape justru membawa kabur uang yang terkumpul — senilai US$2,7 juta — tanpa pernah meluncurkan game yang dijanjikan. Kabar baiknya — jika hal ini bisa disebut kabar baik — pemain yang sudah terlanjur membeli NFT masih dapat menyimpan NFT tersebut.

Evolved Apes. | Sumber: PC Gamer

Masalah penipuan terkait NFT diperburuk oleh fakta bahwa belum ada banyak regulasi yang mengatur teknologi tersebut. Faktanya, Evil APe dilaporkan ke kepolisian di Inggris, yang merupakan markas dari kru Evolved Apes. Dan pihak kepolisian menyebutkan bahwa kasus ini mungkin akan sulit untuk diprotes. Karena, orang-orang yang sudah membeli NFT memang mendapatkan NFT yang mereka inginkan. Sementara masalah janji untuk membuat game yang tidak terpenuhi, pihak kepolisian menyebutkan bahwa game itu memang tidak menjadi bagian dari apa yang pemain beli, seperti dikutip dari PC Gamer.

Dampak Buruk NFT ke Seniman dan Lingkungan

Selain gamers, kelompok yang cenderung menentang NFT adalah digital artists dan aktivis lingkungan. Bagi para digital artists, NFT memang sering disebutkan akan bisa menjadi mata pencaharian baru. Hanya saja, keberadaan NFT juga menimbulkan masalah tersendiri, yaitu membuat pencurian seni menjadi semakin marak. Memang, sebelum keberadaan NFT pun, pencurian karya digital adalah hal yang lumrah. Meskipun begitu, setelah NFT menjadi populer, tidak sedikit orang yang mencuri karya digital orang lain untuk menjadikannya sebagai NFT.

Masalah pencurian karya ini begitu marak sehingga salah satu comic artist dari DC Comics, Liam Sharp, memutuskan untuk menutup akun DevianArt miliknya. Melalui Twitter, dia menjelaskan, dia mengambil langkah drastis itu karena ada banyak karyanya yang dijadikan NFT tanpa izinnya. Seolah hal ini tidak cukup buruk, ketika dia melaporkan masalah ini ke pihak DeviantArt, laporannya justru diacuhkan, seperti yang dilaporkan oleh Futurism.

Sementara bagi aktivis lingkungan, alasan mereka menjadi antipati dengan NFT adalah karena ia memberikan dampak buruk pada lingkungan. Seperti yang disebutkan oleh Wired, marketplace besar untuk menjual NFT — seperti MakersPlace, Nifty Gateway, dan SuperRare — menggunakan Ethereum. Sama seperti Bitcoin, proses penambangan Ethereum memerlukan komputer yang bisa memproses kriptografi kompleks. Dan komputer itu biasanya membutuhkan energi besar.

Sebagai ilustasi, energi yang dihabiskan oleh penambang Bitcoin setiap tahunnya diperkirakan mencapai empat sampai lima terawatt-jam, atau sama seperti listrik yang dihabiskan oleh Hong Kong pada 2017. Sementara itu, daya listrik yang dihabiskan oleh penambang Ethereum setiap tahunnya diperkirakan sama seperti penggunaan listrik Libia. Dan semakin besar listrik yang penambang cryptocurrency habiskan, semakin banyak pula polusi yang dihasilkan.

Penutup

Teknologi baru biasanya menciptakan disrupsi di industri yang sudah ada. Namun, masyarakat cenderung enggan untuk mengadopsi teknologi baru. Sebagai contoh, sekarang, orang-orang sudah terbiasa untuk berbelanja melalui platform e-commerce. Tapi, beberapa tahun lalu, platform e-commerce sibuk untuk melakukan edukasi, meyakinkan konsumen bahwa mereka tidak akan tertipu jika mereka berbelanja secara online.

Saya rasa, hal yang sama juga berlaku untuk NFT. Mengingat betapa barunya industri NFT, tidak heran jika banyak orang yang masih sangat was-was, apalagi karena belum banyak atau bahkan belum ada regulasi yang mengatur tentang industri tersebut. Kabar baiknya, industri NFT masih terus berevolusi. Jadi, tidak tertutup kemungkinan, masalah-masalah yang muncul saat ini bisa diselesaikan di masa depan.

Satu hal yang harus diingat, tidak semua teknologi baru akan diadopsi secara massal. Tidak peduli seberapa besar hype dari teknologi baru, terkadang, teknologi itu memang hanya bisa menargetkan pasar niche. Salah satu contohnya adalah teknologi mixed reality. Jadi, walau industri NFT memang tengah menarik perhatian saat ini, tidak ada jaminan bahwa industri itu akan bertahan atau menjadi mainstream di masa depan. Saya rasa, hal ini akan tergantung pada pelaku industri NFT itu sendiri.

Sumber header: Pixabay

Sejumlah Kejuaraan Esports Racing yang akan Digelar di Tahun 2022

Memasuki tahun 2022, banyak turnamen esports yang akan digelar di tahun yang baru ini, khususnya racing esports. Situasi pandemi saat ini, tidak menghalangi pengadaan kejuaraan balapan, yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Berikut ini beberapa event racing esport yang sudah terkonfirmasi bakal dilaksanakan di tahun ini:

eNASCAR Coca-Cola iRacing Series

sumber: NASCAR

Turnamen yang diselenggarakan oleh iRacing ini akan memasuki musim ke-12 mereka. Turnamen yang menjadi salah satu seri premier sim racing milik iRacing ini merupakan salah satu yang paling lama keberadaannya. Kompetisi ini akan menghadirkan 40 pembalap sim racing ternama dari seluruh dunia.

Mereka akan berkompetisi melewati 20 sirkuit, untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$300 ribu (Rp 4,2 miliar). Pembalap yang berhasil menduduki peringkat teratas akan membawa pulang US$100 ribu (Rp 1,4 miliar). Turnamen ini akan disiarkan langsung melalui Twitch, YouTube, dan Facebook.

Porsche TAG Heuer Esports Supercup

sumber: iRacing

Masih dari iRacing, turnamen ini akan melanjutkan musim keempatnya di tahun ini. Setelah menggunakan prosedur kualifikasi yang baru, 35 pembalap terbaik dunia akan bertarung pada tur global, yang dimulai pada bulan Januari. Total hadiah yang diperebutkan mencapai US$200 ribu (Rp 2,8 miliar).

Juara bertahan tahun lalu, Joshua K. Rogers, bakal absen di turnamen ini, menjadikan peluang bagi pembalap lain untuk memperebutkan kemenangan di turnamen ini.

VERSUS ULTRA

sumber: versusultra.gg

Kompetisi balapan unik, VERSUS ULTRA, dipastikan berlangsung tahun ini. Veloce dan Codemasters akan bekerja sama mewujudkan liga racing esport dengan sistem multi-title ini. Selain itu, format yang dipakai di turnamen ini adalah pertandingan antar tim, dengan pilihan mobil yang bervariasi. Nantinya akan ada enam tim yang akan diumumkan.

Saat berita ini ditulis, penyelenggara belum mengumumkan tanggal pertandingan, maupun siapa saja peserta yang berpartisipasi.

Esports Racing World Cup

sumber: VCO

Esports Racing World Cup atau ERWC, adalah kejuaraan balapan yang diusung oleh Virtual Competition Organisation (VCO). Turnamen ini bakal digelar mulai dari tanggal 21-30 Januari 2022, dengan tiga platform sim, dan diikuti oleh 30 tim organisasi dari seluruh dunia.

Untuk hadiahnya, VCO berencana untuk mengadakan fundraising, dengan mengundang komunitas untuk berpartisipasi, sebelum kompetisi dimulai. VCO akan memberikan US$ 50 ribu (Rp 715 miliar) sebagai base prizepool.

ADAC GT Masters Esports Championship

sumber: Raceroom

Salah satu turnamen terbesar, ADAC GT Masters Esports Championship, akan kembali lagi di tahun ini. Turnamen ini akan dimulai pada bulan Februari, yang dihadiri oleh para pembalap terkenal dari seluruh dunia. Total hadiah akan mencapai €70,000 (Rp 1,1 miliar) dengan dua belas kali balapan di enam musim.

Penggunaan OPPO A95 Dalam Mendukung Kegiatan Sehari-hari

OPPO A95 dibekali sejumlah fitur yang dapat memudahkan berbagai kegiatan sehari-hari di era new normal. Mulai dari pekerjaan, belajar mengajar, content creation, hingga sebagai pusat hiburan.

Kemajuan teknologi smartphone, didorong beragam inovasi baru, membuat OPPO dapat menjejalkan fitur yang sangat komplet di smartphone kelas menengahnya. Beberapa diantaranya sebagai berikut.

Bekerja dan Belajar dengan FlexDrop

Untuk mendukung produktivitas penggunanya, OPPO A95 tak hanya dibekali hardware mumpuni tetapi juga sistem operasi yang stabil. Ia ditenagai chipset Snapdragon 662 dengan RAM 8GB yang bisa ditambah secara virtual 5GB berkat teknologi memory expansion.

Berkat ColorOS 11.1 berbasis Android 11, OPPO A95 menawarkan pengalaman multitasking yang lebih baik dengan fitur FlexDrop yang sangat membantu dalam berkerja dan belajar. Pengguna tak hanya memungkinkan membuka dua aplikasi bersamaan secara berdampingan, tetapi juga dapat membuka aplikasi dalam mode mini window dan floating window yang fleksibel dapat digeser-geser posisinya serta dikecilkan.

Dukungan kapasitas penyimpanan internal yang lapang 128GB memberi kenyamanan dalam menginstal berbagai aplikasi yang dibutuhkan. Sementara, baterai jumbo 5.000 mAh dengan 33W Flash memastikan sanggup digunakan seharian.

OPPO A95 Sebagai Pusat Hiburan

Selain alat yang powerful untuk mendukung produktivitas, smartphone juga dapat berperan sebagai pusat hiburan. Pengalaman multimedia premium pun mampu dihadirkan oleh OPPO A95, salah satunya berkat penggunaan panel AMOLED yang memanjakan mata.

Layar AMOLED tersebut membentang luas 6,43 inci ditopang resolusi tinggi FHD+ (409 ppi) dalam aspek rasio 20:9. Apakah itu bermain game atau menonton film dijamin puas, OPPO A95 juga telah mengantongi sertifikasi Widevine L1 dan dilengkapi fitur All-day AI Eye Care untuk melindungi kesehatan mata penggunanya.

Content Creation

Tiga unit kamera tersemat di bagian belakang OPPO A95 untuk memenuhi kebutuhan content creation. Kamera utamanya sudah menggunakan sensor 1/2.0 inci beresolusi 48 MP 0.8 µm dengan lensa wide 26mm ber-aperture f/1.7.

Dengan metode Quad Bayer, secara default kamera utama OPPO A95 menghasilkan foto 12 MP dengan ukuran per piksel lebih besar yakni 1.6 µm. Ditambah dukungan fitur AI Scene Enhancement, membuatnya dapat diandalkan dalam segala kondisi pencahayaan.

Di samping kamera utama, OPPO A95 memiliki kamera 2MP f/2.4 sebagai depth sensor yang dipakai untuk menghasilkan bokeh yang rapi dan meningkatkan efek filter, serta 2MP f/2.4 untuk bidikan macro. Sementara, kamera depannya adalah 16 MP f/2.4.

Perekam videonya mendukung hingga resolusi 1080p 30 fps dan hasil videonya bisa langsung diedit di aplikasi edit video bawaan bernama SoLoop. Tanpa perlu proses editing yang rumit, Anda dapat merangkai video yang layak untuk dibagian ke media sosial.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.