XL Tunai Kini Bisa Digunakan untuk Bayar Iuran BPJS Kesehatan

XL Axiata mencoba terus memperluas cakupan platform mobile wallet-ya, XL Tunai. Selain kemudahan untuk pembelian barang melalui sejumlah layanan e-commerce, mulai tanggal 24 Mei ini XL Tunai bisa digunakan untuk membayar iuran BPJS Kesehatan, salah satu program jaminan kesehatan yang makin luas digunakan masyarakat.

VP Digital Services Business XL Rafael Jeffry A. Sani dalam siaran persnya mengatakan, “Dengan e-money XL Tunai kami ingin ikut serta memberikan kemudahan kepada pelanggan dan masyarakat yang memerlukan sarana pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Karena layanan XL Tunai bisa diakses melalui ponsel, maka pelanggan menjadi semakin mudah jika membayar iuran BPJS. Pembayaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja sebelum jatuh tempo.”

Pelanggan XL Tunai bisa mengakses menu *123*120#, kemudian di menu pembayaran nomor 3, pilih menu Asuransi & BPJS Kesehatan nomor 6, selanjutnya isi dengan nomor Kartu BPJS, lalu pilih jumlah bulan pembayaran dan konfirmasi dengan PIN XL Tunai. Setiap transaksi pembayaran akan disertai SMS Notifikasi dari nomor 120 sebagai bukti pembayaran.

Penambahan fasilitas ini seharusnya membuat XL Tunai semakin bermanfaat bagi masyarakat kebanyakan, yang mungkin tidak sehari-hari melakukan transaksi di berbagai layanan e-commerce. Sebelumnya XL Tunai secara regional bisa digunakan untuk membayar PBB di Yogyakarta dan membayar pajak kendaraan bermotor di Nusa Tenggara Barat.

XL Tunai yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 kini mengklaim telah memiliki 1,7 juta pelanggan. Dengan penetrasi pengguna jaringan seluler lebih besar ketimbang pengguna bank, XL dan beberapa layanan seluler mencoba menjadi alternatif sarana pembayaran yang memudahkan masyarakat membayar berbagai kebutuhannya.

Akuisisi Groupon Indonesia, KFit Membutuhkan Kendaraan Memasuki Pasar Indonesia

Dalam situasi yang bisa dibilang tidak diprediksikan sebelumnya, layanan berlangganan kegiatan fitness dan kesehatan KFit mengumumkan proses akuisisi terhadap Groupon Indonesia. Dengan nilai yang tidak disebutkan, Groupon Indonesia akan menjadi anak perusahaan KFit, sementara Groupon Inc akan menjadi salah satu pemegang saham KFit. Akuisisi direncanakan akan selesai kuartal ketiga 2016 dan KFit memastikan tidak ada perubahan langsung terhadap bisnis Groupon Indonesia saat ini.

KFit yang berpusat di Malaysia didirikan oleh Joel Neoh, yang seperti diingatkan Tech In Asia, sempat lama malang melintang sebagai eksekutif Groupon di Asia. Selain di Malaysia, KFit beroperasi di Singapura, Australia, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. KFit hingga saat ini belum memiliki bisnis di Indonesia.

Masuklah Groupon Indonesia. Akuisisi terhadap layanan daily deals Disdus di tahun 2011 adalah titik tolak masuknya Groupon di Indonesia. Sempat mengalami masa keemasan di tahun 2011-2012, bisnis deals tidak pernah mencapai kondisi awal dan performanya terus menurun. Sebagai perbandingan, Ensogo yang merupakan pesaing Groupon di Asia Tenggara sudah memecat separuh pegawainya awal tahun ini (dari 600 orang menjadi 300 orang) karena performa bisnis sepanjang 2015 yang kurang bagus.

Neoh, dengan pengalamannya di Groupon, melihat Groupon Indonesia sebagai kendaraan yang tepat bagi KFit untuk memasuki pasar Indonesia.

Neoh mengatakan, “Kombinasi kehadiran Groupon Indonesia yang sudah mapan dan pengalaman KFit dalam membangun platform mobile-first akan mendorong kami dalam pasar perdagangan lokal dengan pertumbuhan tinggi.”

“Sementara KFit akan terus fokus ke layanan kesehatan dan fitness, akuisisi ini merepresentasikan arah strategi bagi kami untuk meningkatkan dan memperluas tawaran yang kami berikan. Dalam jangka panjang, akuisisi ini akan menyediakan platform yang kuat untuk pertumbuhan [pasar] di Asia Tenggara,” lanjutnya.

Meskipun sudah melewati masa puncaknya, Groupon Indonesia masih memiliki lebih dari 1 juta pelanggan (melalui email) dan bekerja sama dengan lebih dari 15.000 penjual.

Basis pelanggan inilah yang dipercaya bisa membantu KFit memasuki pasar Indonesia. Paket promosi yang ditawarkan KFit di segmen kesehatan dan kecantikan sangat cocok dengan profil konsumen Groupon Indonesia. Bahkan kalau kita melihat ke situs Groupon Indonesia sekarang, layanan fitness seperti Gold’s Gym dan Celebrity Fitness termasuk paket yang di-feature di halaman depan.

Hal lain yang menjadi faktor akuisisi ini adalah ketersediaan entitas badan hukum yang memudahkan KFit untuk beroperasi di Indonesia. Seperti kita ketahui, pemerintah saat ini sedang mendorong peraturan yang rencananya akan memperketat pendirian layanan OTT. KFit bisa mengurangi masalah di area ini dengan mengakuisisi layanan yang sudah jelas badan hukum dan perpajakannya di Indonesia.

Di sisi pemasaran, tak bisa dielakkan bahwa langkah akuisisi ini strategis untuk mempercepat perkenalan KFit di Indonesia. Di sisi lain, masuknya KFit ke segmen e-commerce dan deals adalah hal baru dan bisa menjadi tanda tanya bagi strategi KFit ke depannya. Besar kemungkinan nantinya Groupon Indonesia akan dibawa ke fokus mobile, seperti halnya tren e-commerce yang kini dijalankan Carousell, Lyke, atau Shopee.

Setidaknya, Groupon memiliki optimisme bahwa bisnisnya di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan layanan e-commerce yang kini jauh lebih keras gaungnya.

“Kami percaya bahwa tim KFit memiliki komposisi yang tepat untuk membawa bisnis [Groupon] di Indonesia ke level yang lebih baik, karena Joel adalah pemimpin yang hebat untuk Groupon Asia Pasifik di masa lalu. Kami berharap bisa melihat perusahaan bertumbuh dan bersemangat untuk menjadi pemegang saham strategis KFit,” ujar Presiden Groupon Asia Pasifik Michel Piestun.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tak Bisa Lepas dari Teknologi

Di bulan November tahun lalu, saya diundang Sandiaga Uno dalam sebuah acara perkenalan pengurus Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Sebagai perwakilan media teknologi, saya terkejut tentang relevansi acara ini terhadap situasi teknologi di Indonesia. Ternyata Sandiaga menggandeng Shinta Dhanuwardoyo, yang sudah kenal di berbagai acara teknologi, untuk memegang Bidang Informasi dan Komunikasi dan berusaha merangkul teknologi untuk memajukan para pedagang tradisional. Terlepas dari isu politik sebagai bakal calon Gubernur DKI, saya melihat langkah yang diambil Sandiaga ada di jalan yang tepat.

Kenapa teknologi? Di zaman e-commerce dan teknologi on-demand seperti saat ini, kita tak bisa menafikkan fakta bahwa cara-cara tradisional tidak bisa menjadi satu-satunya cara mengembangkan pasar. Teknologi, khususnya e-commerce, menjadi sarana UKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Hal yang tak jauh berbeda dialami oleh pedagang di pasar-pasar tradisional.

Saya termasuk orang yang secara teratur dua kali sebulan mampir ke sebuah pasar tradisional untuk membeli bahan makanan rumah tangga. Dibanding pasar modern, seperti pasar swalayan, meskipun suasana pasar tradisional tidak sebersih dan senyaman pasar modern, ia menjanjikan bahan makanan segar dengan harga yang kompetitif.

Trade off-nya, saya harus datang pagi-pagi benar supaya bisa mendapatkan produk terbaik dan berkendara selama sekian menit (termasuk bersusah payah mencari tempat parkir kendaraan) untuk menjangkaunya. Seandainya ada cara yang lebih mudah untuk mendapatkan produk-produk ini dengan meminimalisasi dua isu tersebut, saya menyambutnya dengan tangan terbuka.

Hadirlah Groceria. Groceria, yang sudah pernah kami bahas tahun lalu, berusaha menghubungkan pedagang tradisional dan konsumen dengan konsep serupa Go-Mart atau Happyfresh. Bermula dari Surabaya, Groceria kini sudah merambah Jakarta yang diawali dengan pengakomodasian konsumen di sekitar Pasar Fatmawati. Groceria juga merupakan mitra APPSI dalam kampanye ini.

Contoh kasus yang lain adalah Limakilo, yang baru saja memperoleh pendanaan. Mereka mencoba menjadi fasilitator jaminan fair price antara petani dan konsumen. Mereka memotong rantai distribusi sehingga petani memperoleh harga jual produk pertanian yang lebih baik, sementara konsumen mendapatkan harga beli yang tidak habis-habisan di-mark up distributor.

Groceria dan Limakilo, dengan segala keterbatasan sarana logistik yang dimilikinya saat ini, mencoba memberdayakan petani dan pedagang tradisional untuk mempertahankan konsumen dan menjangkau konsumen baru.

Implementasi di sektor lain

Groceria dan Limakilo merupakan salah satu contoh bahwa teknologi bisa membantu (atau malah mematikan) bisnis-bisnis tradisional. Pertentangan antara pengemudi taksi dengan mitra Go-Jek, Uber, Grab; mulai menjamurnya berbagai layanan on-demand, dari laundry sampai perbaikan mesin AC; sampai hadirnya layanan yang mencoba membantu petani dan nelayan meningkatkan produktivitasnya adalah pengejawantahan teknologi sebagai solusi nyata.

Go-Jek, dengan segala cemoohan pemanfaatan pendanaan asing untuk memastikan bisnisnya tetap berjalan, suka atau tidak suka sudah menjadi katalisator untuk mengubah budaya kita. Budaya mencari layanan transportasi, budaya membeli makanan, budaya membeli berbagai barang kebutuhan. Bisa kah kita membayangkan hidup di kota-kota besar di Indonesia tanpa Go-Jek?

Para pedagang, petani, nelayan, atau pengemudi tidak memiliki kemampuan untuk mendorong penggunaan teknologi. Mereka bergantung pada penggiat industri untuk menjadi motor penggeraknya.

Kita tak bisa lepas dari perkembangan teknologi, begitu pula mereka-mereka ini. Inilah yang diharapkan lahir dari sebuah startup teknologi. Penggiat teknologi menjadi fasilitator, katalisator, sekaligus eksekutor agar mereka tetap relevan di zaman modern.

Application Information Will Show Up Here

 

Kelase Peroleh Bantuan dari Microsoft dalam Skema Affordable Access Initiative

Microsoft, dalam skema Affordable Access Initiative, memberikan bantuan dana dan perangkat lunak kepada 12 bisnis di berbagai negara, terutama negara berkembang, untuk membantu mengembangkan layanan dan meningkatkan akses ke jaringan internet yang lebih terjangkau. Di Indonesia, platform media sosial pembelajaran Kelase adalah satu-satunya startup yang terlibat dalam program ini.

Affordable Access Initiative adalah komitmen Microsoft dalam bentuk dana dan perangkat BizSpark untuk meningkatkan ketersediaan layanan broadband internet yang terjangkau, kemitraan komersial yang baru, dan peningkatan program filantropi. Meski jumlah dana yang diberikan tidak disebutkan, Microsoft sudah memastikan nilai komitmen program ini mencapai $1 miliar.

EVP Business Development Microsoft Peggy Johnson dalam rilisnya mengatakan, “Dengan lebih dari separuh populasi dunia kesulitan mengakses internet, konektivitas adalah tantangan global yang membutuhkan penyelesaian masalah secara kreatif. Menggunakan teknologi yang sudah tersedia dan bermitra dengan pengusaha lokal yang mengerti kebutuhan komunitasnya, kami berharap menciptakan solusi yang berkelanjutan, yang tidak hanya memberi dampak sekarang tapi juga di tahun-tahun selanjutnya.”

Selain Kelase, platform konektivitas Filipina Wi-Fi Interactive Network dan solusi perangkat keras India Zaya Learning Labs adalah perusahaan Asia yang dipilih Microsoft sebagai penerima skema program ini. Selain solusi aplikasi, perangkat keras, dan konektivitas, terdapat pula kategori solusi daya.

Bagi Kelase sendiri, kemitraan global seperti ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya mereka juga terlibat sebagai salah satu pendukung Internet.org di Indonesia yang digagas Facebook.

Application Information Will Show Up Here

Limakilo Umumkan Perolehan Pendanaan dari East Ventures

Limakilo, startup yang ingin memotong rantai distribusi komoditas pertanian, mengumumkan perolehan pendanaan dari East Ventures dengan nilai yang tidak disebutkan. Perolehan pendanaan akan digunakan untuk menjalin kemitraan dengan lebih banyak petani dan melakukan ekspansi pasar ke luar Jakarta. Saat ini mereka mengaku telah bekerja sama dengan lebih dari 15 petani di Brebes, Bandung, dan Yogyakarta.

Limakilo, yang didirikan oleh empat orang, memulai usahanya dengan mencoba memotong rantai distribusi bawang merah sebagai hasil kemenangan di sebuah acara hackathon. Mereka mencoba mengumpulkan dana, secara crowdfunding, untuk mengambil bawang merah langsung ke Brebes yang kemudian didistribusikan langsung ke konsumen. Kini mereka juga menyediakan pembelian langsung ke petani untuk produk-produk sayur mayur, cabai merah, dan beras merah.

Co-Founder Limakilo Walesa Danto dalam pernyataannya mengatakan selama ini rantai distribusi yang panjang telah membuat harga bawang merah membumbung 80% dari petani ke konsumen, tanpa petani bisa menikmatinya secara langsung. Menteri Perdagangan Tom Lembong berharap Limakilo bisa membantu memecahkan permasalahan ini dengan target kenaikan pendapatan di petani hingga 15% dan penurunan harga yang harus dibayar konsumen hingga 15%.

Dengan pendanaan ini, Limakilo berharap bisa bekerja sama dengan lebih banyak petani dan berekspansi ke luar Jakarta. Mereka akan bermitra dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) dan melakukan pelatihan aplikasi kepada petani yang tergabung di mitra gapoktan.

Model bisnis social enterpreneurship berbasis pertanian yang digalang Limakilo memang menarik dan memberikan dampak nyata ke masyarakat. Meskipun demikian, mereka masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah di sisi teknis untuk memastikan sistem yang dikembangkan lebih handal. Pun aplikasi Android yang sempat dikembangkan tahun lalu masih belum ada pembaruannya.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca terhadap investasi ini mengatakan, “Sejalan dengan visi dan focus East Ventures untuk berinvestasi di kategori agriculture technology dan pertanian, tim Limakilo juga membuktikan kalau ada juga peserta Hackathon yang bisa menjadi bisnis yang sustainable and investible.”

Application Information Will Show Up Here

Deals@DS Minggu Ini (20 Mei 2016)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi pembaca terdaftar dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Layanan Nebeng UberPOOL Hadir di Jakarta

Uber hari ini resmi mengumumkan ketersediaan UberPOOL di Jakarta. UberPOOL adalah layanan nebeng yang memungkinkan konsumen bersama-sama memanfaatkan mobil yang tujuannya searah. Bisa dibilang ini adalah konsep ride sharing yang sesungguhnya. Menggunakan UberPOOL, konsumen bisa memilih bergabung dengan 1-2 orang lain atau mendapatkan mobil sendiri yang bisa dibagi hingga 4 orang.

Informasi soal kehadiran UberPOOL sudah diinfokan oleh General Manager Uber di Asia Tenggara Mike Brown beberapa waktu sebelumnya. Permasalahan UberPOOL di Indonesia adalah keterbatasan penggunaan kartu kredit yang memudahkan pembayaran secara elektronik. UberPOOL sendiri akhirnya diluncurkan di Jakarta sementara ini hanya mengakomodasi pembayaran menggunakan kartu kredit.

Cara penggunaan UberPOOL tak jauh berbeda dengan penggunaan moda kendaraan yang lain. Perbedaannya adalah antara memilih bergabung dengan 1-2 orang yang lain atau mendapatkan mobil sendiri jika Anda beramai-ramai.

Seandainya Anda memilih berbagi dan ternyata tidak ada penumpang lain di rute Anda, konsumen tetap hanya membayar porsi UberPOOL-nya (yang seharusnya lebih murah ketimbang menggunakan UberX).

UberPOOL menjadi solusi baru Uber, setelah UberMOTOR, untuk berekspansi di Indonesia setelah Uber dan Grab untuk sementara waktu tidak diperbolehkan menambah armada hingga urusan perpajakan dan bentuk usaha tetapnya selesai.

Kehadiran UberPOOL, yang serupa Nebengers dan GrabHitch (yang juga bakal segera tersedia di Jakarta), diharapkan bisa membantu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalanan Jakarta yang makin padat. Uber menyebutkan saat ini terdapat 6,000 kendaraan baru dan 25,7 juta perjalanan memenuhi jalanan Jakarta setiap harinya.

Application Information Will Show Up Here

Mencari Jawara Mobile Wallet Indonesia

Sudah sejak dua-tiga tahun terakhir, mobile wallet menjadi salah satu alternatif metode pembayaran online. Bank, operator telekomunikasi, layanan payment gateway berlomba-lomba menjadi penyedia mobile wallet yang menjadi sarana mempermudah belanja online bagi masyarakat Indonesia yang hanya 4-5%-nya yang memiliki kartu kredit. Belum ada pemenang utama, meskipun layanan seperti Mandiri E-Cash atau Telkomsel T-Cash berani mengklaim sudah memiliki jutaan anggota terdaftar. Yang saya soroti kali ini adalah meluasnya penggunaan Go-Pay, sebuah sarana mobile wallet yang bisa menjadi mobile wallet “juara” di bidangnya.

Sebelum kita membahas soal Go-Pay, mari kita tengok kondisi mobile wallet di Amerika Serikat. Di negara tempat kartu debit bisa digunakan sebagai alat pembayaran online dan kartu kredit adalah benda lazim, jaringan kedai kopi terbesar Starbucks menjadi jawara mobile wallet dengan 25% dari total transaksinya di Amerika Serikat sepanjang Q2 2016 dilakukan melalui layanan Mobile Order & Pay. Secara valuasi, nilai yang dikelola mobile wallet ini mencapai miliaran dollar.

Mengapa Starbucks bisa sukses di kancah mobile? Menggunakan Mobile Order & Pay, konsumen bisa memesan dan membayar kopi yang diinginkan tanpa perlu antre. Setelah dibayar, kita tinggal datang ke kedai kopi untuk mengambil pesanan. Selain itu Starbucks memberikan insentif loyalty reward sehingga konsumen yang sering menggunakan layanan ini bisa memperoleh minuman gratis yang lebih cepat.

Menggunakan aplikasi mobile wallet, konsumen Starbucks tidak perlu lagi mengantre untuk membeli kopi
Menggunakan aplikasi mobile wallet, konsumen Starbucks tidak perlu lagi mengantre untuk membeli kopi

Tentu saja ada faktor X yang membuat kesuksesan Starbucks sulit ditiru layanan lainnya. Meminum kopi adalah salah satu budaya Amerika Serikat dan Starbucks adalah layanan kedai kopi dengan jaringan terbesar. Tanpa embel-embel reward macam-macam, masyarakat di sana akan suka rela menggunakannya demi bisa mem-bypass antrean.

Kehadiran Go-Pay

Di Indonesia, Go-Jek telah tumbuh menjadi layanan on-demand terluas. Dari pemesanan layanan transportasi, pemesanan makanan, pembelian grocery, sampai pembelian tiket bioskop bisa dilakukan menggunakan layanan ini. Masyarakat mulai nyaman dengan kehadiran Go-Jek yang membantunya memenuhi berbagai kebutuhan.

Hadirnya Go-Pay, dahulu bernama Go-Jek Credit, tidaklah berjalan mulus. Dulu mobile wallet Go-Jek ini hanya menggunakan satu rekening bank tertentu, tidak bersifat real time, dan harus melakukan konfirmasi ulang untuk setiap transfer. Prosesnya cukup panjang.

Kini Go-Pay didesain lebih handal dengan kerja sama dengan 3 jaringan bank terbesar (BCA, Mandiri, dan BRI) menggunakan virtual account sehingga proses transfer berjalan secara real time.

Dibandingkan Mandiri E-Cash atau Telkomsel T-Cash, pengguna terdaftar Go-Pay mungkin belum sebanyak pengguna dua layanan tersebut. Meskipun demikian, seperti halnya mobile wallet Starbucks, ada faktor kebiasaan berbelanja sehari-hari yang membuat Go-Pay memiliki keunggulan.

Tidak setiap saat kita menggunakan Mandiri E-Cash atau Telkomsel T-Cash karena mereka tidak memiliki suatu layanan yang dipakai sehari-hari. Go-Jek, di lain pihak, punya banyak dan terus berkembang (misalnya Go-Auto yang kabarnya segera hadir). Jika seseorang memiliki modal 100 ribu Rupiah untuk dimasukkan ke dalam sebuah layanan mobile wallet, besar kemungkinan ia akan merasa lebih berguna jika dimasukkan ke dalam Go-Pay dibandingkan layanan mobile wallet lainnya.

Go-Jek sendiri saat ini sedang menggenjot adopsi Go-Pay di antara konsumennya dengan memberikan sejumlah promo diskon untuk konsumen yang membayar menggunakan Go-Pay. Pun Go-Pay kini menjadi sumber pembayaran eksklusif untuk mereka yang ingin membayar tiket bioskop CGV Blitz melalui Go-Tix.

Tantangan Go-Pay

Berbeda dengan mobile wallet Starbucks, Go-Pay memiliki kelemahan. Layanan Go-Jek sangat bergantung pada kehandalan mitra pengemudinya, tetapi pembayaran Go-Pay ke mitranya tidak bisa dilakukan secara real time. Pengemudi harus nombokin dulu transaksi yang dilakukan melalui Go-Pay lalu meminta reimbursement ke pihak Go-Jek. Sayangnya proses pencairannya tidak selalu berjalan mulus.

Beberapa perbincangan di grup komunitas pengemudi Go-Jek di Facebook yang kami amati mengeluhkan lambatnya pencairan dana untuk transaksi yang menggunakan Go-Pay. Jika manajemen tidak cepat tanggap untuk mengatasi hal ini, bukan tidak mungkin ke depannya bakal ada kondisi “mogok” atau menolak mengambil suatu order jika pembayaran dilakukan menggunakan Go-Pay, padahal Go-Pay diciptakan untuk mengurangi penggunaan tunai dan memudahkan skema pembayaran untuk semua pihak. Hal ini harus terus dicermati oleh pihak manajemen.

Menurut saya, Go-Pay memiliki potensi besar menjadi jawara mobile wallet di Indonesia karena mereka memenuhi poin-poin resep sukses Starbucks di area yang sama, tetapi pihak manajemen Go-Jek harus terus memantau bagaimana proses pemanfaatan Go-Pay berjalan seamless dan memuaskan untuk semua pihak, baik konsumen maupun mitra pengemudi, yang menjadi penyokong kesuksesan Go-Jek sejauh ini.

Application Information Will Show Up Here

Menyikapi Pembentukan Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia

Akhir pekan lalu, 12 VC teknologi, sejumlah VC konvensional, dan sejumlah startup bergabung membentuk Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo). Presiden Direktur Astra Mitra Ventura Jefri R. Sirait terpilih menjadi Ketua, sedangkan Managing Partner Mountain Kejora Ventures Sebastian Togelang menjadi Sekretaris Jenderal.

Disebutkan Amvesindo dibentuk untuk menghimpun para pelaku industri modal ventura dan membantu pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyusun kebijakan dan program pemerintah terutama yang berkaitan dengan industri modal ventura di Indonesia.

Bergabungnya sejumlah VC teknologi di dalam asosiasi ini bukan tanpa maksud. Mereka sedang bekerja sama dengan OJK untuk menggolkan peraturan yang memudahkan pendirian VC, dengan modal awal hanya 1 miliar Rupiah, untuk fokus berinvestasi di bidang teknologi.

Wakil Ketua Amvesindo Donald Wihardja, yang juga Partner Convergence Ventures, dalam rilisnya mengatakan, “OJK, dengan input dari kami, sedang menggodok POJK [Peraturan OJK] PMV [Perusahaan Modal Ventura] Micro yang fokus untuk Tech Start-up. Seperti Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan IKNB II Pak Dumoly Pardede ceritakan sebelumnya, PMV Tech Startup ini rencananya bisa didirikan dengan hanya 1 miliar [Rupiah] saja sehingga dapat mengundang lebih banyak manager VC dan investor-investor lokal dan internasional untuk mau menyalurkan dana mereka untuk mendukung Tech Start-up di Indonesia. Beliau mengharapkan 20% dari 1000 sampai 2000 triliun Rupiah dana hasil program amnesti dapat disalurkan ke Tech Startup menggunakan skema PMV Tech Startup ini.”

Tercatat Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, CyberAgent Ventures, East Ventures, Fenox Venture Capital, Ideosource, Kejora Ventures, MDI Ventures, Skystar Capital, SMDV, Sovereign’s Capital, dan Venturra menjadi VC teknologi yang bergabung dalam asosiasi ini.

Pertentangan dua kubu

Sebelumnya sudah ada Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) yang menaungi lembaga modal ventura Indonesia. Perbedaan konsep antara modal ventura konvensional dan VC teknologi membuat keduanya seperti tak bisa jalan bersama.

Ketua AMVI Andi Buchari, yang juga CEO Bahana Ventura, di suatu kesempatan wawancara menyebutkan modal ventura belum siap mendanai startup. Ia menyebutkan modal ventura (konvensional) lebih menyukai skema bagi hasil, tidak memiliki nafas panjang (untuk menunggu hasil investasi membuahkan), dan mayoritas sumber pendanaan berasal dari perbankan.

Tiga hal di atas jelas bertentangan dengan semangat VC teknologi yang berkiblat pada Silicon Valley. Dengan sumber pendanaan dari investor perorangan dan institusi, VC teknologi harus memiliki nafas panjang, karena startup tidak bisa langsung memberikan hasil (pendapatan). Oleh karena itu skema kepemilikan saham adalah hal yang paling logis dan umum diterapkan.

Amvesindo tidak melulu soal investor. Kehadiran startup, baik fintech maupun non-fintech, dalam keanggotaan Amvesindo disebutkan Jefri kepada DailySocial untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kebutuhan startup dan bagaimana investor modal ventura mampu membantu memenuhi kebutuhan ini. Sedikit banyak ada irisan antara Amvesindo dan FinTech Indonesia, terutama dalam hal keanggotaan dan kemitraan dengan regulator seperti OJK, tetapi FinTech Indonesia jelas hanya fokus di satu sektor sedangkan Amvesindo lebih luas.

Amvesindo, dengan dukungan OJK, kini cukup di atas angin karena OJK kini terus-menerus memberi sorotan untuk startup teknologi. Meskipun demikian, kami berharap pendirian Amvesindo tidak hanya lahir karena pertentangan pendapat dan ideologi, tetapi benar-benar karena semangat bersama-sama membangun ekosistem startup di Indonesia.

Deals@DS Minggu Ini (13 Mei 2016)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi pembaca terdaftar dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.