5 Inovasi Startup Internet of Things di Indonesia yang Layak untuk Disimak

Tren Internet of Things di Indonesia bertumbuh sehat. Kendati pertumbuhan di sektor consumer masih belum begitu memuaskan, pemanfaatan di ranah industri tampak menunjukkan keseriusan. Efisiensi perputaran roda bisnis dalam tubuh perusahaan adalah satu alasan kuat yang mendasarinya.

Ditinjau secara umum, ekosistem IoT di Indonesia setidaknya telah unjuk gigi dengan beberapa jagoan inovasi yang berpotensi besar untuk menjadi lebih besar; inilah lima inisiasi di antaranya.

HARA

HARA adalah produk IoT yang dikembangkan untuk menangani permasalahan di sektor pertanian dan pangan. Produk dari Dattabot ini disiapkan untuk menanggulangi masalah potensi lahan, optimasi pertanian, dan mencegah pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Fitur utama dari produk berbasis blockchain ini antara lain ialah aplikasi smartphone untuk mengambil data, web-based analytic, dan prediksi hasil panen yang disertai rekomendasi untuk para petani (misalnya, pupuk seperti apa yang perlu digunakan). Blockchain yang terdesentralisasi dinilai dapat menciptakan dampak sosial. Dattabot memulai dari sektor pangan dan pertanian, berikutnya menjalar ke sektor lainnya yang paling berdampak bagi masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan hiburan.

Qlue

Salah satu cita-cita startup pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat ini adalah ingin berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT, khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Disampaikan oleh CEO Qlue Rama Raditya, bahwa saat ini sudah mulai terdesain beberapa inisiatif IoT untuk smart city, misalnya pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air pollution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

Spekun

Telkomsel bekerja sama dengan Banopolis mengembangkan bike sharing pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi NB-IoT lewat aplikasi Spekun. Bike sharing adalah sebuah konsep layanan peminjaman sepeda kepada publik dalam jangka waktu tertentu dari satu titik lokasi ke titik lokasi lainnya. Teknologi yang diterapkan pada ekosistem sepeda kuning (Spekun) di kampus UI Depok tersebut adalah peminjaman sepeda berbasis aplikasi smartphone, dengan didampingi penyediaan tiang atau dock parkir berbasis radio-frequency identification (RFID) sehingga sepeda hanya bisa diparkirkan pada dock parkir tersebut.

Upaya Telkomsel menciptakan dalam menciptakan gebrakan tidak sebatas di Spekun saja; Telkomsel juga menunjukkan keseriusannya dengan menyelenggarakan program Telkomsel Innovation Center (TINC) dengan Forum IoT sebagai bagian dari payung besarnya, dan semua developer, startup, maupun orang-orang yang punya ketertarikan lebih di bidang IoT dapat secara gratis mengikuti kegiatan convention dan exhibition pada hari Kamis, 26 Juli 2018.

eFishery

eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun. Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global. Bekerja sama dengan TINC, eFishery akan mengeksplorasi pemanfaatan modul NarrowBand IoT (NB-IoT) untuk konektivitas yang lebih efektif. Hal ini sejalan dengan ekspansi pasar dengan model bisnis yang lebih matang dan validasi pasar baru akan memanfaatkan kompetensi dan jaringan konsumen luas Telkomsel. Sedikit informasi, Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah juga akan mengisi kelas di TINC 2018 Forum IoT.

Nodeflux

Nodeflux adalah platform dengan kemampuan komputasi terdistribusi dan juga kemampuan menyebarkan “brain”, komputasi dan kecerdasan buatan secara scalable. Di sini “brain” yang dimaksud dapat digunakan untuk implementasi pada pengolahan seperti Big Data, IoT dan Machine Learning.

Memadukan antara teknologi Artificial Intelligence, Machine Learning dan Deep Learning di area Computer Vision, Nodeflux dianggap dapat diimplementasikan untuk beberapa sektor bisnis, seperti pemantauan persediaan barang di sektor retail dan pengelolaan sistem parkir pada bisnis properti.

Lima produk dan startup di atas adalah contoh karya unggulan kreator Indonesia di bidang IoT. Sejalan dengan ekosistem yang mulai terbentuk mendewasa dan masih banyak ruang yang bisa diisi dari aspek bisnis dan pemasaran, kreator IoT perlu lebih banyak menunjukkan tajinya dalam mengembangkan produk IoT.

Anda yang menyukai inovasi, teknologi, dan segala hal yang beririsan di antara keduanya, dapat mengikuti working class di TINC 2018 dengan insight dari pelaku industri teknologi dan IoT. Pemanfaatan platform IoT akan dipaparkan detail oleh dari pakar dari IBM dan Microsoft, dan implementasi bisnis IoT akan dijelaskan oleh Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah. Anda juga dapat mengikut kelas praktikal mengenai pengembangan produk di kelas Device Makers IoT.

TINC 2018 akan berlangsung di Balai Kartini, pada hari Kamis, 26 Juli 2018. Pendaftaran untuk setiap kelas gratis dan terbatas. Info mengenai kelas-kelas yang bisa diikuti dan cara mendaftar bisa diakses di dly.social/tinc2018.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari kegiatan Telkomsel Innovation Center IoT Forum 2018.

Sisi Lain Menambang Bitcoin

Mata uang kripto atau cryptocurrency sejauh ini terlihat berhasil mencuri pandangan masyarakat. Menurut laporan Cryptocurrency Survey 2017 dari DailySocial, lebih dari 54% responden punya pemahaman mengenai cryptocurrency, dan 78.71% dari mereka telah mengenali Bitcoin sebagai nilai tukar. Angka ini mewakili bagaimana pandangan masyarakat Indonesia pada umumnya terhadap cryptocurrency, yang disinyalir akan terus terjadi pengembangan karena adanya penambangan atau bitcoin mining.

Mining, sesuai namanya, pada dasarnya ialah proses penambangan untuk mendapatkan “koin” dari cryptocurrency. Secara prinsip serupa tambang emas ataupun tembaga, namun secara teknis tentu berbeda; cryptocurrency mining dilakukan dengan cara miner yang menjaga transaksi dari pengguna cryptocurrency. Penambang Bitcoin biasanya menggunakan perangkat lunak khusus untuk memecahkan algoritma matematika, dan mendapat Bitcoin sebagai imbalannya.

Menjadi Bitcoin miner terdengar banyak keuntungannya. Uniknya, masih merujuk pada hasil survei DailySocial, hampir setengah dari total responden (48.38%) ternyata sama sekali belum tahu mengenai Bitcoin mining maupun penambangan mata uang kripto lainnya.

Edukasi diperlukan di titik ini agar Bitcoin dan jenis cryptocurrency lainnya dapat terus berkembang dengan lahirnya koin-koin baru yang dihasilkan para miner. Tak hanya itu, kualitas perangkat keras juga butuh perhatian lebih untuk menjaga transaksi dari para pengguna cryptocurrency—dan lahan pekerjaan para miner pun terus terjaga.

Hardware yang Tepat untuk Tambang Uang

Banyak yang tidak mengetahui bahwa ada sejumlah besar energi yang diperlukan untuk mendukung algoritma dalam proses penambangan Bitcoin. Energi yang diperlukan untuk mengaktifkan Bitcoin—dan jenis aplikasi blockchain lainnya—adalah energi intensif.

Beberapa studi mengatakan bahwa konsumsi energi seluruh jaringan Bitcoin telah tumbuh pada tingkat 25 persen dalam satu bulan. Menurut Ilmuwan 3M, Laura Nereng, penambangan Bitcoin membutuhkan banyak energi pada 2020, seperti digunakan orang-orang di seluruh dunia pada tahun 2017. Studi lain menunjukkan, listrik yang digunakan dalam satu transaksi Bitcoin dapat menghasilkan listrik selama satu bulan.

Agar keberlanjutan bisnis tetap bertahan dan kelangkaan energi diminimalisasi dengan baik, penambangan Bitcoin memerlukan pemanfaatan teknologi yang dapat menjaga data center bertahan suhu terbaik.

“Teknologi pendingin termasuk hal yang penting dalam penambangan Bitcoin, karena seberapa besar energi yang ada berhubungan dengan bagaimana proses Bitcoin mining. Proses ini menggunakan jumlah energi yang tergolong besar, karena itu permintaan terhadap teknologi pendingin semakin banyak. Inovasi harus mengambil alih semua proses ini agar efisiensi meningkat,” tutur Laura.

Ilmuwan di 3M telah mengembangkan pendekatan baru dalam teknologi pendingin, yakni metode “open-bath immersion cooling” atau “passive two-phase immersion cooling”. Phil Tuma, Apps Development Specialist di 3M menjelaskan cara kerjanya. Pendekatan ini yang dapat dilihat di produk 3M™ Novec™ 1230 Fire Protection Fluid, yang memungkinkan para pengguna data center untuk menjaga asetnya dari risiko kecelakaan, termasuk satu di antaranya kebakaran.

bitcoin mining

“Proses pendinginan terjadi di sebuah bak yang dijaga dalam tekanan udara tertentu, menggunakan beberapa sistem kontrol,” terang Phil. “Karena menggunakan tekanan udara tertentu, maka mereka dapat membukanya kapanpun jika ada kebutuhan perbaikan atau pemeliharaan khusus; Anda dapat melepas satu server di saat server lain tengah beroperasi.”

Kolaborasi, Blockchain dan Sistem Pendingin

Solusi sistem pendingin data center telah terbukti menjadi ide inovatif. Ke depannya, teknologi liquid immersion cooling ini perlu diperhitungkan sebagai cara untuk memperbesar potensi data center. Menilik teknologi desentralisasi yang belakangan ramai—blockchain— diperbincangkan, kehadiran teknologi pendingin dapat membantu mendorong efisiensi energi dan optimalisasi kolaborasi teknologi blockchain.

Laura mengatakan penggunaan energi dari proses mining hanya akan terus meningkat seiring dengan terus berkembangnya teknologi Bitcoin. “Blockchain, teknologi yang memungkinkan penambangan Bitcoin, akan terus diterapkan di berbagai segmen industri dan komersial untuk manfaat yang akan dihasilkannya,” katanya. “Energi akan dibutuhkan untuk pemrosesan data.”

Kolaborasi lain diperlukan juga bila menyoal pengembangan teknologi pendingin ini. Sulit membayangkan jika inovasi pendingin semacam ini bekerja sendiri dan 3M akan senantiasa menjaga di saat perusahaan elektronik lainnya menyiapkan elemen-elemen lain yang memperkuat data center. Kolaborasilah yang memungkinkan semangat #DiscoverScience terwujud dalam pengembangan teknologi-teknologi yang membawa manfaat besar bagi masyarakat. Untuk semua itu, inovasi dan rasa ingin tahu adalah bahan bakar utamanya, seperti pengembangan-pengembangan yang ada di sini.

Disclosure: Artikel ini adalah sponsored content yang didukung oleh 3M.

Logo_3M

Mengupas Perspektif Teknik Artificial Intelligence dari Berbagai Industri di kumparan Academy

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu konsep yang dinilai akan mendorong efek bola salju pada tren produk teknologi ke depannya. AI pada dasarnya, menurut Richard E. Bellman, merupakan sistem automasi dari proses yang memerlukan pemikiran yang direfleksikan dalam teknologi. Penerapannya dapat terjadi di berbagai sektor dan serangkaian proses bisnis, mulai dari penentuan keputusan hingga pemecahan masalah.

kumparan Academy membahas mengupas tuntas Aplikasi AI di berbagai industri ini dikupas tuntas dalam kegiatan kumparan Academy pada hari Senin (23/04) di Yogyakarta, bekerja sama dengan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada (UGM) dan didukung oleh DailySocial.id.

Setelah membawa pembahasan “Deep Learning vs Conventional Machine Learning from Technical Perspective” di Jakarta, kumparan Academy kembali berbagi wawasan yang masih beririsan dengan algoritma deep learning dan machine learning dalam skala yang lebih makro, yakni Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.

Pemahaman secara umum dijelaskan oleh Dessi Puji Letari, Ph.D sebagai Chief Speech Scientist Prosa.ai—sebuah startup yang mengembangkan teknologi text dan speech recognition. “Salah satu parameter AI adalah komunikasi, sehingga speech recognition menjadi sangat signifikan,” ujar Dessi.

AI di industri dibahas dari sudut pandang praktikal dan teknis oleh Chief Data & Product kumparan Thomas Diong dalam perspektif media, Kepala Lab Sistem Cerdas FMIP UGM dari perspektif bioinformatika, dan Co-Founder Konvergen.ai Lintang Sutawika yang mewakili pengembang produk AI.

Di bidang media, salah satu yang telah diterapkan di kumparan saat ini adalah big data. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang harus dikelola dan diproses sebagai sebuah industri media. Terlebih kumparan juga menerapkan konsep User Generated Content (UGC). “Pondasi big data di kumparan terdiri dari beberapa komponen. Mulai dari sistem untuk tracking, data warehouse, lalu dilanjutkan otomasi proses yang dilakukan oleh algoritma pintar yang diterapkan dalam sistem,” jelas Thomas.

Berbeda dengan bioinformatika yang pada dasarnya gabungan antara ilmu biologi dan informatika. Biologi menyediakan data dan dari informatika memprosesnya. “Bioinformatic data obtained from DNA to Cell Function, terdiri dari DNA Squencer, Animo Acid Squence, Protein, 3D Structure, Protein Function, Protein Function sampai Cell Activity,” ujar Afi.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari kumparan Academy Yogyakarta.

Tiga Masalah Kepemilikan Rumah yang Dialami Smart Community

Mencari dan membeli rumah memerlukan pertimbangan yang begitu masak. Rumah adalah entitas yang tidak akan dihuni dalam kurun bulanan atau setahun dua tahun saja. Dari sudut pandang calon pembeli, pengalaman membeli rumah saat ini sudah begitu dimudahkan, terutama ketika sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sudah mendapat dukungan dari teknologi dan digitalisasi di era dot com.

Kenyataannya, tidak banyak dari mereka yang sudah terbantu dengan digitalisasi mengakhiri proses pencariannya ke proses pembelian secara online. Data dari National Association Realtors (NAR) dan Google menunjukkan, 90% dari para calon pembeli rumah melakukan pencarian secara online, namun tidak sampai 10%-nya merasakan pengalaman digital mortgage.

Generasi milenial dan smart community mencari pemecahan dari masalah-masalah ini yang mengganggu mereka mengakses pembelian dan kepemilikan rumah.

1. User Experience yang Bertele-tele

Proses kepemilikan rumah sudah pasti melibatkan dokumen di dalamnya, dengan tumpukan file pinjaman yang bisa mencapai ratusan halaman. Bagi para calon debitur, proses yang memerlukan pengisian lusinan formulir dan dokumen-dokumen lainnya yang harus diberikan ke kreditur. Tidak heran metode seperti ini butuh harian, bahkan mingguan, untuk sampai ke tahap closing.

Selayaknya produk-produk fintech yang menjamur, mobile-first experience mungkin menjadi salah satu poin yang bisa memanjakan dan menarik perhatian pengguna, lebih spesifiknya adalah mereka yang termasuk generasi milenial dan smart community.

2. Birokrasi Rumit dan Panjang

Sedikit banyak menyambung poin sebelumnya, birokrasi ini juga erat kaitannya dengan waktu yang perlu ditempuh oleh calon debitur—dengan profil kelahiran tahun 1980-an akhir dan 1990-an—untuk sampai pengajuan pinjamannya disetujui. Ya, proses ini yang mau tidak mau harus dirasakan di tengah era digital; saat kita sudah terbiasa membeli dan menerima barang melalui e-commerce di hari yang sama.

3. Transparansi

Sulit bagi calon kreditur untuk mendapatkan akses mengenai informasi status pengajuan pinjaman dan informasi yang berkaitan dengannya. Kondisi demikian membuat peminjam bergantung pada orang-orang yang mengelola pinjaman mereka untuk mendapatkan status update dan info dokumen-dokumen yang diperlukan. Dampaknya, loan officer akan melakukan serangkaian panggilan telepon dan pengiriman email dengan tujuan untuk memberi kepastian pada calon kreditur.

Industri KPR hari ini tengah mencari inovasi teknologi sebagai solusinya. Transformasi dari proses yang sekarang sedang dialami untuk menjadi tahapan-tahapan lebih cepat dan tepat adalah yang tengah digelorakan. Bank BTN, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan amanah oleh pemerintah untuk program 1 juta rumah, telah memulai pola pikir ini.

Saat ini, mereka butuh bantuan IT developer dan startup-startup Tanah Air untuk mengembangkan produk yang dapat membantu akses ke pembelian properti, kemudahan pembayaran, serta produk teknologi yang memberi kemudahan di sektor perumahan, pendidikan (kampus perguruan tinggi), dan tata kelola kota.

Jika kamu adalah IT developer dan startup yang dapat membantu salah satu (atau bahkan semua) pengembangan di atas, sekarang adalah waktunya kamu memberikan solusi nyata dan kontribusi luas bagi masyarakat dari product development yang kamu lakukan.

Tak hanya itu. Sekarang juga adalah waktunya kamu meraih total hadiah uang tunai hingga 100 juta rupiah, tiket ‘sekolah’ di Sillicon Valley, dan mengikuti accelerator program di Plug and Play Indonesia.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Bank BTN.

Pemanfaatan Teknologi untuk Sektor Logistik

Proses pengelolaan logistik berperan sentral bagi keberlangsungan bisnis sebuah usaha—atau bahkan bagi kehidupan manusia umumnya. Kegiatan ini secara strategis mengatur pengadaan bahan melalui jaringan pemasarannya dengan cara tertentu, sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan. Belum lagi dengan tren gaya hidup yang instan di zaman sekarang, kecenderungan konsumen dalam mendapatkan sesuatu secara cepat memberi efek nyata bagi bisnis.

Sayangnya, di atas kertas, kebutuhan akan pengelolaan logistik tadi belum seimbang dengan kualitasnya. Logistic Performance Index (LPI) dari World Bank menyebutkan bahwa Indonesia justru mengalami penurunan

dari yang sebelumnya berperingkat 53 (2014) menjadi peringkat 63 (2016), yang umumnya disebabkan oleh persoalan efektivitas dan efisiensi pengiriman barang.

Hal ini yang kemudian ditangkap oleh startup dan pengembang teknologi sebagai satu kesempatan untuk memutar balik keadaan kualitas logistik. Fakta ini dapat terlihat dari kemunculan produk-produk teknologi yang berupaya memudahkan pengelolaan logistik, seperti nama-nama berikut ini.

GO-SEND dan GO-BOX

Sebagai raksasa on-demand di Indonesia, GO-JEK terus membuka ruang untuk memenuhi kebutuhan antar-jemput di Indonesia. Di samping transportasi, GO-JEK juga menjadi startup logistik dengan menawarkan solusi melalui GO-SEND dan GO-BOX, khususnya untuk pengiriman di dalam kota.

startup jasa

GO-SEND merupakan layanan kurir sepeda motor yang memungkinkan pengguna untuk meminta pengemudi GO-JEK mengantarkan barang ke lokasi tertentu. Sejumlah e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak sudah memanfaatkannya untuk distribusi barang yang dijual. Sedangkan untuk barang-barang yang tidak dapat diantarkan oleh sepeda motor, GO-JEK menghadirkan GO-BOX yang dapat dipesan dengan beberapa jenis mobil seperti mobil pickup dan truk engkel boks.

Shipper

Shipper menawarkan layanan yang lebih sederhana namun dapat membantu pengguna mengambil keputusan lebih cepat. Shipper hadir sebagai layanan agregator yang menghubungkan pengguna dengan perusahaan logistik yang tersedia.

Porter logistik

Platform yang telah bekerja sama dengan sekitar empat belas perusahaan logistik ini memiliki fitur untuk membandingkan harga dari beberapa perusahaan logistik tadi, dan meminta kurir Shipper untuk menjemput barang.

NEXTfleet

NEXTfleet adalah layanan Internet of Things (IoT) yang dihadirkan untuk proses rantai distribusi dari mulai perencanaan, penjadwalan, penugasan tim, hingga pemantauan armada secara real-time. Layanan rilisan Indosat Ooredoo Business ini menggunakan perangkat digital mulai dari aplikasi berbasis desktop hingga mobile yang dapat diintegrasikan dengan perangkat IoT, dengan visi untuk memangkas biaya operasi dan mendorong produktivitas pengelolaan logistik.

NEXTfleet secara umum menawarkan fitur dashboard untuk manager armada, driver, dan pelanggan. Fitur ini dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna dan dapat memantau distribusi secara aktual. Driver juga dapat melakukan aktivitas distribusi multi lokasi, atau dengan kata lain dapat mengantar-jemput barang ke beberapa tujuan.

Layanan semacam ini disinyalir dapat memangkas biaya operasional (seperti biaya bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan), karena aktivitas distribusi lebih terencana dan produktivitas armada pun lebih optimal.

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Indosat.

Begini Prinsip Smart Home untuk Redefinisi Gaya Hidup Sehat Modern

Ide hunian sehat tak jarang hanya menjadi bahasan di atas kertas. Keinginan untuk menciptakan suasana rumah eco-friendly berlabel smart home seringkali berfokus pada konsep Internet of Things, di mana perangkat yang ada di genggaman penghuni rumah dapat terintegrasi dengan perangkat-perangkat yang mendukung kehidupan berumah tangga, seperti mengendalikan vaccuum cleaner hanya melalui sentuhan di layar smartphone dan menyalakan AC via WiFi.

Pemikiran seperti ini juga bisa jadi didukung oleh pemanfaatan mobile apps yang didasari oleh kesadaran kaum urban tentang gaya hidup sehat, seperti layanan startup yang memungkinkan siapapun pengguna smartphone untuk chatting dengan dokter dan mencari informasi tentang kesehatan mereka—dan juga tindakannya—secara cepat.

Konsep semacam itu terlihat meredefinisi gaya hidup sehat modern, yang mana mungkin saja pola hidup sehat seperti berolahraga dan makan sayur-mayur hijau sudah terpenuhi, sehingga mereka yang mengadopsi kultur ini memilih untuk mendefinisikan ulang dan membuat gaya hidup sehat menjadi naik beberapa level secara kualitas.

Kemajuan itu penting, walaupun kita tetap perlu ingat yang lebih mendasar dari integrasi dari semua teknologi itu adalah apakah konsep smart home sehat yang kamu pikirkan sudah membawa pengalaman yang lebih baik dari sisi kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar (?).

Mendukung kesehatan tubuh

Pintar sebaiknya juga ditopang dengan gaya hidup yang mendukung kesehatan tubuh. Sudah seharusnya kemajuan teknologi dari smart home mendukung kesehatan penghuni rumah.

Contoh dasar dari pengaplikasian smart home yang berfokus pada kesehatan adalah teknologi AG Clean, sebuah teknologi yang menjamin anti-bakteri lebih kuat sehingga menjaga kebersihan makanan serta minuman dalam lemari es. Konsep ini secara cerdas memungkinkan sebuah lemari pendingin dapat mengurangi aroma tajam yang berasal dari

ikan dan sayur secara signifikan dengan sistem double deodorizing. Panasonic adalah perusahaan teknologi yang sudah mengadopsi teknologi ini, termasuk di dalam mesin cuci rilisannya.

Untuk pendingin di dalam ruangan, Panasonic mengembangkan teknologi nanoe-G pada AC yang dianggap dapat membantu program gaya hidup sehat masyarakat urban di rumah mereka, yang secara jelasnya mampu menonaktifkan bakteri, virus dan jamur hingga 99%, dapat menghilangkan bau yang menempel, serta menjaga kelembaban kulit agar tetap sehat.

Kenyamanan dalam menggunakan teknologi

Yang membuat konsep smart home dapat menjadi nyaman bagi penggunanya adalah gagasan dalam meningkatkan pengalaman dalam menggunakan produk teknologi. Hal ini juga sebenarnya masih berkaitan dengan bahasan sebelumnya mengenai kesehatan.

Panasonic juga mengembangkan teknologi Prime Fresh Freezing, di mana pembekuan makanan hanya mencapai titik sekitar -3°C, sehingga yang membeku hanya permukaan makanannya saja dan nutrisi serta rasanya masih terjaga. Inilah pengalaman yang satu tingkat lebih tinggi bagi kenyamanan penghuni rumah, sekaligus membawa manfaat positif dari aspek kesehatan.

Prime Fresh Freezing juga mampu menjaga tekstur dan mengurangi penyebaran aroma tajam dari makanan.

Atau dalam urusan rumah tangga yang berkaitan dengan kebersihan sandang, kenyamanan juga dapat dirasakan dari teknologi yang juga diterapkan Panasonic dalam mesin cucinya, yakni Active Foam, di mana daya cucinya yang maksimal disinyalir dapat mengangkat kotoran pada pakaian, mempercepat proses pencucian, dan aliran air yang berpadu dengan perputaran deterjen menghasilkan busa yang lembut dan padat.

Jadi, membangun ‘rumah pintar’ itu bukan semata mengenai Internet of Things atau segala sesuatu yang terhubung. Dua hal di atas lebih penting untuk diterapkan terlebih dahulu sebagai dasar dalam membangun smart home, misalnya bisa dimulai dengan menggunakan perangkat rumah tangga yang nyaman dan sehat yang dikembangkan Panasonic. Baru setelahnya, kamu bisa mempersiapkan penerapan smart home di Indonesia yang lebih komprehensif dan terotomasi maksimal.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Panasonic.

Cara mengambil foto bokeh dengan smartphone dual camera

Foto bokeh menghiasi media sosial. Banyak yang menggandrungi kehadiran gaya foto dengan background blur ini, seiring dengan tren kemunculan smartphone dual camera dengan harga terjangkau, seperti misalnya Xiaomi Mi A1.

Ya, foto bokeh kini bukan hanya milik kamera digital. Kamera smartphone adalah jagoan baru dalam dunia fotografi untuk jepret momen dengan cara yang lebih instan namun tetap berkelas. Bagi kamu sudah memiliki dual camera di smartphone-mu dan ingin mendapatkan bokeh yang memukau, cobalah cara membuat foto bokeh berikut ini.

1. Memilih background

Oke, ketika objek akan difoto, pastinya kita bisa menentukan mana bagian yang menjadi background-nya. Background adalah bagian belakang atau latar dari sebuah gambar. Yang dimaksud memilih background adalah ‘membagi’ secara jelas mana antara background dan foreground.

smartphone dengan kamera bokeh

Caranya adalah dengan memilih background dengan kedalaman gambar yang tinggi (gambarnya jauh dari kamera) dan tidak rumit secara visual. Hal ini untuk memudahkan algoritma di dalam kamera yang bekerja untuk menentukan fokus.

2. Perhatikan jarak objek

“Lebih dekat, lebih baik.” Inilah prinsip yang harus dianut oleh fotografer smartphone untuk mendapatkan bokeh, dalam kaitannya dengan objek. Semakin dekat jarak objek dengan kamera—ditambah dukungan pilihan background yang tepat—semakin baik blur yang akan kamu dapatkan.

hp kamera bokeh murah

Sedikit tambahan, pinggiran objek yang tegas dapat membantu bokeh yang cantik. Rambut yang acak-acakan adalah contoh border yang kurang baik karena dapat merusak blur.

3. Cahaya = yang utama

Bagaimana pun konsep dan gaya fotonya, cahaya adalah elemen esensial dari fotografi. Untuk foto bokeh, pastikan cahaya cukup menerangi subjek dan hindari latar belakang yang lebih ‘nyata’ ketimbang objeknya.

kamera bokeh adalah

Itulah secara prinsip tips-tips dari cara membuat bokeh dengan dual camera dari smartphone. Jika berbicara teknis, setting-an dari dual camera juga dapat menentukan hasilnya. Misalnya pada dual camera Xiaomi Mi A1 yang menggunakan 12MP lensa wide-angle (dengan ukuran sensor kamera sebesar 1.25μm), dan 12MP lensa telephoto.

Kamu cukup membuka aplikasi kamera di smartphone dengan full metal body ini, tap pada ikon “manusia”, ketika ikon berwarna biru, kunci fokusnya, dan klik untuk mengabadikan momen. Simpel, ‘kan?

Oh iya, tips-tips di atas bisa kamu coba dengan spesifikasi Mi A1 hanya dengan banderol Rp 2.999.000 (dengan memori sebesar 4GB + 64GB) lho!

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Xiaomi.

Peran di Startup dan Karakter Smartphone

Seiring berkembangnya teknologi dan pertumbuhan pasar digital di Indonesia, bekerja di perusahaan startup semakin diminati. Sudah banyak nama-nama ‘perusahaan rintisan’ yang sukses atau berpeluang menjadi besar. Startup dapat membekali Anda dengan keterampilan, pengalaman, pengetahuan, serta koneksi untuk memulai bisnis. Anda mempelajari hal yang diperlukan untuk menjadi “bos” dari pekerjaan Anda sendiri.

Nah, bekerja di perusahaan yang dinamis, dengan kultur yang erat dengan suasana kreatif, dan fleksibel, tentu memerlukan device yang tepat menunjang pekerjaan. Dari banyaknya peran pekerjaan yang ada di startup, umumnya dibagi menjadi tiga peran utama; mulai dari Hipster, Hacker, dan Hustler.

Tiga karakter di startup ini memiliki gaya yang berbeda, dan smartphone dari Nokia punya karakter yang mendukung peran-peran tersebut. Siapa mereka dan smartphone jenis apa yang cocok untuk mereka?

Hipster

Membuat sebuah desain yang mampu menyampaikan informasi sesuai dengan apa yang ingin di dalam bentuk visual adalah tugas utama seorang desainer. Gambar berupa ilustrasi vector, typhography, dan termasuk stok foto adalah bahan dasar untuk para hipster ini menyampaikan pesan dan memanjakan mata pengguna secara visual.

Berbicara dari prosesnya, kreativitas dari seorang hipster diawali dari ideation process atau pengembangan gagasan baru dalam merancang konten visual. Dalam tahap ini, desainer perlu memperkaya referensi, tidak hanya di depan layar laptop, tapi di mana pun. Ya, di mana pun.

Nokia-3-PhonesForRealLife

Karena itu, hipster perlu smartphone dengan otak yang dapat diandalkan untuk proses ideation yang tidak dapat disepelekan. Prosesor 1.3GHz quad-core MediaTek 6737 yang dikombinasikan dengan RAM 2GB agaknya cukup untuk membantu para hipster browsing wawasan baru dalam desain, khususnya dengan gambar HD yang sekarang bertebaran di jagat internet.

Hacker

Dinamika dari kebutuhan pasar menuntut pengembangan produk yang cepat dan terukur. Fakta ini perlu disambut oleh sebuah perusahaan startup dengan menyiapkan sumber daya manusia andal di sektor IT, dan seorang IT developer tak pelak perlu dukungan device yang andal pula.

Dengan demikian, peran hacker artinya tidak hanya memerlukan laptop dengan daya tahan tinggi, namun juga smartphone yang siap menghadapi rangkaian kegiatan harian yang harus dikerjakan secara multitasking. Product testing dan kolaborasi rutin di Trello atau Asana harus didasari spesifikasi mumpuni dari otak smartphone, seperti halnya Nokia 5 dengan prosesor Qualcomm® Snapdragon™ 430 dan sistem operasi Android Nougat.

SmartphonesForLife_Nokia5_2560x1440px 1

Prosesor tersebut dipercaya dapat menopang kebutuhan untuk berkolaborasi, khususnya dengan hacker, dalam posisi mobile, yang mana mendukung kecepatan download hingga 150 Mbps dan upload hingga 75 Mbps.

GPU bernama Adreno 505 turut disematkan di dalam prosesor dan Nokia 5, yang memberikan sajian visual yang lebih memanjakan pandangan mata, sehingga para hacker pun dapat secara akurat melihat produk yang dikembangkannya di smartphone.

Hustler

Inilah peran yang menjadi garda terdepan dalam laju bisnis startup. Hustler adalah julukan bagi mereka yang berada di tim business development. Sesuai namanya, peran ini adalah untuk mereka yang “agresif” dan tangguh dalam memutar roda perusahaan. Agresivitas tersebut mesti diperkuat dengan device yang kokoh pula.

Hustler adalah orang yang mengembangkan startup dari aspek bisnis.

Dari desain bodinya saja, terlihat bahwa Nokia 6 adalah smartphone yang tepat untuk para hustler. Materi metal yang membaluti tubuh Nokia 6 terasa nyaman di genggaman dan terlihat begitu elegan. Tampak depan, tubuh metal ini dijejali Corning® Gorilla® Glass yang membuat umur layar lebih panjang, apalagi melihat segudang aktivitas dari seorang hustler.

Dan jangan lupa, smartphone dengan kekuatan 3 GB RAM ini mampu bertahan lama dengan kegiatan bisnis yang padat dengan daya tahan baterai hingga 3000 mAH. Jadi, para hustler mestinya tidak usah risau lagi jika harus marathon meeting seharian, bahkan jika itu memerlukan perjalanan ke luar kota/negeri.

Setiap peran punya karakter masing-masing, begitu pula dalam bisnis. Startup, dengan segala dinamikanya, memperlihatkan karakter tersebut dengan lebih menonjol. Disadari atau tidak, smartphone, seperti Nokia 3, 5, dan 6, dapat mendukung kekuatan dari setiap peran.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Nokia.

Pilihan Deposito di Era Digital

Tren deposito dianggap tengah menurun. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan bahwa hingga awal 2018, suku bunga deposito (dan suku bunga global) akan mengalami penurunan. Padahal, sebagai produk keuangan, deposito yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu ini termasuk mencuri perhatian di kalangan masyarakat. Bagi sebagian kalangan, deposito dinilai memiliki rerata keuntungan yang relatif stabil dibandingkan dengan produk lainnya seperti saham atau emas.

Sejalan digitalisasi di dunia perbankan, para deposan (nasabah deposito) kini dapat menggunakan deposito baik dengan cara konvensional maupun merambah ke arah online. Produk investasi berupa deposito banyak dinilai memiliki rerata keuntungan yang relatif stabil dibanding produk lainnya seperti saham, emas dan obligasi pemerintah.

Mulai mengadopsi sistem online

Pada era digital, pengguna internet kini semakin mudah dalam menemukan informasi atau menggunakan layanan perbankan. Termasuk juga yang berkaitan dengan deposito.

Banyak cara untuk memiliki deposito dengan mulai memanfaatkan basis digital dengan komputer, smartphone, atau perangkat lain yang terhubung dengan internet. Misalnya, DeposiGO dari Bank DBS Indonesia yang memanfaatkan cara pendaftaran online.

Merujuk pada program tersebut, calon nasabah cukup mengisi formulir di situs bank dan nantinya nasabah akan dihubungi lebih lanjut oleh petugas bank. Langkah ini tentu memudahkan proses pembuatan deposito tersebut, sebab proses antrean nasabah di kantor cabang sudah tereliminasi.

deposito online bank

Proses pendaftaran deposito online seperti ini terbilang memperlancar nasabah, karena dengan mengisi formulir pendaftaran secara online, dan nantinya pihak bank akan secara aktif melakukan menghubungi nasabah mengenai penempatan dalam prosesnya.

Pemanfaatan deposito konvensional dan “semi online” hanyalah soal preferensi. Jika belum memahami benar mengenai jenis deposito yang tersedia, sebaiknya nasabah mengakses situs atau menghubungi staf bank terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut sebelum melakukan penempatan deposito. Sebab pada era digital, berbagai cara investasi tersedia agar memudahkan nasabah dalam mendapatkan keuntungan yang lebih meluas.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh DBS.