Film Reboot Resident Evil Akhirnya Tunjukkan Tampilan Karakter Utamanya

Reboot dari film layar lebar Resident Evil memang sangat dinanti oleh para fans dari seluruh dunia. Bagaimana tidak, harapan untuk melihat semesta Resident Evil yang lebih akurat dengan game-nya di layar lebar tentunya menjadi mimpi dari semua fans Resident Evil.

Kehadiran Welcome to Raccon City, yang merupakan judul baru dari film Resident Evil, memang kini dinanti-nanti oleh para fans. Dan kabar baiknya, Sony merilis beberapa foto resmi dari filmnya lewat IGN yang menunjukkan karakter-karakter ikonik dalam video game-nya.

Credits: Sony Pictures

Ada tiga foto yang dirilis oleh Sony, yang pertama adalah foto dari dua karakter ikonik dari seri Resident Evil 2 yaitu Leon S. Kennedy yang diperankan Avan Jogia dan juga Claire Redfield yang diperankan Kaya Scodelario. Foto tersebut menunjukkan kedua karakter tersebut tengah berada di lorong bawah tanah.

Yang patut diapresiasi adalah baik karakter Leon maupun Claire menggunakan kostum yang sangat mirip dengan yang mereka gunakan dalam game-nya, terutama pada versi remake. Namun, banyak fans yang bertanya-tanya dengan keputusan gaya rambut pada kedua karakter ikonik ini. Apalagi Leon ditampilkan berambut panjang serta berkumis dan memiliki jenggot.

Credits: Sony Pictures

Gambar selanjutnya menampilan Tim Alpha dari S.T.A.R.S yang tengah menyerbu Spencer State Mansion. Dalam foto tersebut terlihat Albert Wesker yang diperankan Tom Hopper (kiri), Richard Aiken (Chad Rook), Jill Valentine (Hannah John-Kamen), dan juga Chris Redfield (Robbie Amell). Para fans juga mempertanyakan foto satu ini karena tim Alpha yang harusnya diisi oleh Barry Burton namun malah digantikan oleh Richard Aiken.

Untuk kostum dari keempat anggota S.T.A.R.S. ini Chris mungkin menjadi yang paling akurat dengan tampilan karakternya di game pertama Resident Evil. Sedangkan ketiga karakter lainnya mengalami perubahan dan juga penyesuaian dengan para pemerannya.

Credits: Sony Pictures

Sedangkan foto terakhir menampilkan salah satu karakter antagonis yang cukup unik yaitu Lisa Trevor, diperankan oleh Marina Mazepa. Karakter ini memang tidak setenar Mr. T ataupun Nemesis. Namun ia menjadi salah satu karakter monster dengan latar cerita yang paling menyedihkan.

Karakter ini juga mendapat penyesuaian yang membuatnya tampil tidak semenakutkan di video game, karena dalam foto tersebut Lisa ditampilkan masih memiliki proporsi layaknya manusia normal. Topeng wajahnya pun terlihat seperti topeng karet. Meskipun tentunya foto tersebut tidak mampu menjadi justifikasi hasil akhirnya nanti.

Lisa Trevor tidak akan menjadi satu-satunya monster yang akan muncul dalam film ini. Karena sang sutradara, Johannes Roberts menjelaskan bahwa dirinya ingin membuat film Resident Evil ini menonjolkan atmosfir seram ketimbang aksinya. Resident Evil: Welcome to Raccoon City ini direncanakan untuk dirilis pada 24 November mendatang.

Netflix Akhirnya Mulai Uji Coba Layanan Gaming

Keinginan Netflix untuk melebarkan sayapnya ke pasar video game kelihatannya terus menunjukkan perkembangan. Kabar terakhirnya, Netflix tengah menjalankan uji coba integrasi layanan game barunya tersebut ke dalam aplikasi mobile-nya.

Hal ini dikabarkan langsung melalui akun Twitter Netflix Geeked beberapa hari lalu. Dalam cuitannya tersebut dijelaskan bahwa uji coba ini dilakukan di Polandia. Sehingga para pengguna Netflix yang mengakses layanannya lewat perangkat Android sudah dapat mengunduh 2 game yang disediakan Netflix, yaitu Stranger Things: 1984 dan Stranger Things 3.

Secara teknis, para pengguna yang akan mengunduh game tersebut tetap diarahkan menuju lama game-nya di Google Play Store namun para pengguna Netflix tersebut tidak akan dikenakan biaya tambahan. Netflix juga menegaskan bahwa game mereka tersebut tidak akan memiliki iklan maupun micro-transaction karena sudah termasuk ke dalam biaya berlangganannya.

Pihak Netflix Geeked juga menjelaskan bahwa mereka masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk beberapa bulan ke depan, namun yang mereka tunjukkan sekarang ini adalah langkah pertama dari target mereka. Netflix memang menjanjikan bahwa layanan game mereka tersebut akan memiliki lebih banyak judul di masa depan.

Uniknya, layanan game mobile ini tidak dapat dicoba oleh para pengguna yang menggunakan platform iOS milik Apple. Netflix memang tidak menjelaskan apa alasan menguji layanan tersebut di satu platform saja, namun tentunya banyak pengguna produk Apple di Polandia yang kecewa karena tidak dapat mencoba langsung layanan ini.

Selain kecewa karena tidak tersedia untuk versi iOS, banyak fans yang jadi mempertanyakan tujuan utama dari layanan game ini karena merasa layanan tersebut hanya berupa link untuk menuju laman game-nya di Google Play Store. Tidak sedikit juga yang khawatir bahwa fitur ini akan menjadi alasan bagi Netflix untuk menaikkan harga berlangganannya di masa depan.

Netflix sebelumnya memang telah menegaskan bahwa biaya berlangganan mereka tidak akan bertambah dengan adanya fitur game ini. Namun para pengamat teknologi memang sedikit skeptis dengan hal tersebut karena Netflix memang harus menginvestasikan banyak sumber daya untuk mengembangkan layanan game ini.

Dream Cycle, Game Terbaru Buatan Kreator Lara Croft

Tomb Raider menjadi salah satu seri game legendaris lewat beragam aksi dan juga cerita petualangan yang ditawarkan sejak 2001. Sang protagonis, Lara Croft juga menjadi salah satu karakter wanita paling ikonik dalam sejarah video game. Maka akan menarik ketika sang kreator asli dari Lara Croft mengumumkan game barunya.

Lewat perhelatan Gamescom 2021 lalu, Toby Gard yang merupakan salah satu kreator original dari seri Tomb Raider akhirnya mengumumkan proyek barunya yang disebut Dream Cycle. Selain judul baru, game ini juga merupakan debut pertama dari studio baru dari Toby Gard yang bernama Cathuria Games.

Toby memperkenalkan Dream Cycle lewat trailer perdana yang kelihatannya mengambil arah yang berlawanan dengan tema Tomb Raider. Bila dalam Tomb Raider petualangan Lara Croft memiliki pendekatan realistis dengan beberapa sentuhan supernatural, Dream Cycle akan mengambil tema fantasi seutuhnya.

Sang protagonis baru bernama Morgan Carter diceritakan terjebak di dalam dimensi lain dengan kehilangan seluruh kekuatan yang ia miliki. Morgan kini harus menjalani petualangan untuk mengembalikan kekuatannya sekaligus menggagalkan rencana jahat dari nenek moyangnya, yang diketahui ternyata juga pelaku yang mencuri kekuatan Morgan.

Dari trailer yang diperlihatkan, aspek lain yang sangat berbeda dari Tomb Raider adalah sudut pandang karakter yang digunakan. Pasalnya, Dream Cycle menggunakan sudut pandang orang pertama, berbeda dengan Tomb Raider yang biasanya menggunakan pandangan orang ketiga.

Perbedaan lainnya adalah Dream Cycle kemungkinan besar akan dikemas sebagai game as a service. Karena menurut halaman Steam-nya, awalnya game ini akan mencakup intro serta bagian pertama dari cerita utamanya. Namun ke depannya, game ini akan mendapat berbagai update konten baru termasuk lanjutan cerita utama, senjata, bioma alam, kekuatan, dan bahkan musuh baru.

Cathuria Studio bahkan mengklaim bahwa meskipun mereka hanya akan merilis bagian pertama dari cerita utama game-nya namun Dream Cycle tetap akan memiliki 10.000 petualangan di satu lokasi, dengan setiap petualangannya membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 30 menit untuk menyelesaikannya.

Dream Cycle akan dirilis pada 7 September 2021 mendatang di Steam. Namun sayang harganya masih belum diumumkan oleh pihak Cathuria Studio.

First Impression Beta Rider Republic: Game Olahraga Ekstrim yang Bebas dan Menyenangkan

Usaha Ubisoft untuk menghidupkan kembali game bergenre olahraga ekstrim memang belum mendapatkan reaksi yang masif. Meskipun begitu ternyata Ubisoft tetap konsisten untuk mengembangkan genre olahraga ekstrim ini. Terlihat setelah 5 tahun merilis Steep, Ubisoft akhirnya merilis game baru serupa namun kini memiliki judul baru yaitu Riders Republic.

Pergantian nama ini kemungkinan besar dilakukan karena pergeseran tema dari yang awalnya berfokus pada ski dan snowboarding kini memiliki porsi besar kepada sepeda dan beragam aktivitas yang dapat dilakukan dengannya. Dan, bisa dibilang itulah hal terbaik yang ditawarkan dalam Riders Republic.

Ubisoft mengadakan sesi beta dari Riders Republic sejak tanggal 26 Agustus kemarin dan, harus diakui, game ini sangat menyenangkan untuk dimainkan karena membawa nostalgia game-game olahraga ekstrim di zaman PS1, sekaligus memiliki banyak potensi untuk menjadi salah satu game populer ketika dirilis nanti.

Dunia kaya dengan grafis ciamik

Salah satu perubahan positif yang dibawa Ubisoft ke dalam Riders Republic adalah membuat dunia open-world yang diusung lebih bervariatif dari Steep yang mayoritas didominasi oleh pegunungan bersalju yang monoton. Dunia taman bermain di Riders Republic memiliki berbagai macam variasi medan mulai dari ngarai dengan tebing-tebing terjalnya, hutan pinus yang lebat, hingga pegunungan bersalju.

Ubisoft benar-benar totalitas dalam menyediakan sebuah taman bermain lengkap yang mampu mengakomodasi keinginan berbagai macam pemain mulai dari melakukan aksi gila hingga sekadar berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan yang telah disediakan. Ubisoft juga menyuntikkan elemen eksplorasi lewat berbagai titik menarik yang bisa didatangi oleh para pemain.

Pilihan olahraga ekstrim yang variatif

Selanjutnya kita membicarakan inti utama dari game ini yaitu pada olahraga ekstrim yang diusung. Di awal, kita telah menyebutkan bahwa hadirnya sepeda ke dalam game ini memang membawa nyawa baru untuk Riders Republic. Akan ada beberapa variasi sepeda yang dapat pemain gunakan mulai sepeda downhill, sepeda balap, hingga sepeda unik seperti sepeda lipat hingga sepeda pengantar es krim yang bisa didapatkan lewat event khusus.

Selain sepeda, pemain juga bisa memilih olahraga ski dan snowboard, yang kurang lebih masih sama dengan apa yang digunakan pada Steep dahulu. Serta yang terakhir adalah wingsuit dan rocketwing, kedua olahraga terakhir ini memungkinkan pemain melayang di atas dunia Riders Republic dengan rocketwing — memungkinkan pemain untuk naik kembali ke atas layaknya jetpack.

Balapan kecepatan tinggi dengan trik-trik gila

Masuk ke dalam gameplay, mayoritas event yang dapat dinikmati berfokus pada trek downhill alias dari atas ke bawah kecuali untuk rocketwing yang memungkinkan jalur balapannya untuk turun dan naik. Dan di sinilah sisi nostalgia terhadap game-game olahraga klasik sangat terasa.

Acungan jempol harus diberikan kepada Ubisoft yang mampu membuat balapan di dalam game ini terasa cepat dan intens. Apalagi dengan kombinasi yang berimbang antara jalanan menurun cepat, belokan tajam, dan lompatan yang memberikan waktu bagi para pemain untuk melakukan trik-trik menakjubkan; yang terasa sangat memuaskan bila berhasil dilakukan.

Namun semua aksi tersebut bukan tanpa resiko. Karena, ketika pemain terjatuh ataupun melewatkan checkpoint maka mereka harus mundur kembali ke momen yang dilalui sebelumnya.

Dan sisi negatifnya adalah para pembalap lain akan terus melaju dan meninggalkan Anda. Hal ini membuat balapan semakin intens karena pemain tahu bahwa satu kesalahan saja memiliki konsekuensi besar yang bisa melemparkan mereka ke urutan belakang.

Bermain bersama maupun sendiri tidak masalah

Ubisoft memang kelihatannya terobsesi untuk membuat game open-world mereka mampu meleburkan antara pengalaman bermain sendiri dan multiplayer. Dan setidaknya mereka akhirnya berhasil menghadirkan pengalaman yang cukup merata baik bagi mereka yang bermain sendiri maupun bersama pemain lainnya dalam game ini.

Karena dunia Riders Republic sejak awal telah dipenuhi dengan pemain yang tersebar di seluruh map. Para ‘pemain’ ini memang hanyalah bot yang gerakannya diambil dari data gerakan pemain lainnya. Sehingga para pemain tersebut memang hanya akan memenuhi dunia menemani pemain. Namun sisi baiknya adalah setidaknya mereka membuat dunianya terasa lebih hidup.

Untuk benar-benar bermain dengan pemain lainnya, para pemain bisa mengikuti event multiplayer ataupun balapan masal yang biasanya diadakan setiap beberapa menit. Namun harus kami peringatkan bahwa seperti game-game multiplayer pada umumnya, event balapan melawan pemain lain ini akan cenderung kacau dan tidak terkontrol.

Karenanya, para pemain harus ekstra bersabar apalagi bila ingin menang dalam lomba tersebut. Selain balapan, pemain juga dapat mengikuti event trik untuk sepeda dan snowboard yang menguji kemampuan para pemain untuk melakukan trik akrobat dengan nilai tertinggi melawan pemain lainnya.

Verdict

Riders Republic adalah impian dari Ubisoft untuk mengembangkan game open-world seperti Forza Horizon untuk olahraga ekstrim. Dan dari beta yang telah kami jajal, Ubisoft bisa dibilang telah mampu memberikan pengalaman yang cukup solid dan menyenangkan.

Dunia yang ditawarkan cukup luas untuk dieksplorasi dan memang didesain untuk mengakomodasi para pemainnya untuk melakukan trik-trik akrobatik. Namun absennya mini-map yang digantikan dengan sistem layaknya kompas memang terkadang membingungkan.

Sayangnya, game ini tidak menyediakan daftar trik dengan kombinasi tombol apa yang bisa dilakukan. Jadi, cukup membingungkan bagi mereka yang baru pertama kali bermain untuk mengeluarkan trik spesifik yang terkadang merupakan misi opsional dalam game-nya.

Meskipun begitu, bila pemain memang mau menginvestasikan waktunya untuk mempelajari trik-trik dan menghafalnya, hal tersebut akan sangat memuaskan, ditambah dengan animasi gerakan dalam game-nya yang cukup luwes dan realistis.

Ubisoft bisa dibilang telah memiliki pondasi yang kuat untuk membuat game ini populer saat dirilis pada 28 Oktober nanti. Namun tugas besar tentunya menanti untuk memasarkan game ini kepada gamer yang lebih luas, karena game ini merupakan seri game baru yang terhitung masih di bawah radar para gamer.

eFootball Pamerkan Gameplay Baru, Tunjukkan Mekanisme yang Lebih Detail

Pasca pengumuman perubahan nama dari seri game sepak bola andalan Konami, dari Pro Evolution Soccer atau PES menjadi eFootball pada Juli lalu, memang muncul sejumlah kekhawatiran dari para fans atas masa depan game ini. Apalagi selain nama, eFootball juga mengubah sistem game tahunannya menjadi free-to-play.

Seakan menjawab semua pertanyaan dari para fans, Konami akhirnya merilis video gameplay baru pada gelaran Gamescom. Dalam video berdurasi hampir 7 menit tersebut Konami cukup blak-blakan memamerkan berbagai hal baru yang akan mereka suntikkan ke dalam eFootball.

Yang pertama tentunya adalah implemetasi engine baru yaitu Unreal Engine 4 yang menggantikan Fox engine. Pergantian engine ini tentu memberikan Konami berbagai keunggulan dari sisi visual maupun mekanis gameplay ketimbang Fox Engine yang telah digunakan sejak PES 2014.

Meskipun begitu, Konami tetap lebih memfokuskan videonya pada perkembangan mekanis gameplay yang akan ditawarkan pada eFootball nantinya. Sebelumnya Konami juga mengatakan akan merombak ulang animasi serta kontrol yang akan digunakan pemain dalam menyerang dan juga bertahan.

Salah satu yang menjadi prioritas Konami kelihatannya ada pada konfrontasi duel satu lawan satu yang sering terjadi di sepak bola. Sistem pengendalian bola kini dibuat lebih luwes untuk memungkinkan penyerang dapat bergerak lebih bebas untuk melewati para bek.

Image credit: Konami

Di sisi lain bek kini juga bisa mengantisipasi serangan baik itu dengan memotong umpan atau bahkan kini berduel fisik dengan penyerang untuk mendapatkan bolanya. Konami juga ikut merombak ulang sistem pelanggaran yang akan menyesuaikan dengan sistem duel baru tersebut.

Selain itu, eFootball juga menjanjikan berbagai update di masa depan termasuk “sharp kick“, kemampuan untuk mengecoh pertahanan yang lebih bebas, tendangan spesial yang nantinya akan memberikan kemampuan khusus untuk mengeksekusi tendangan, umpan, ataupun umpan lambung yang butuh waktu untuk dieksekusi.

Image credit: Konami

Dan yang terakhir adalah Konami menjanjikan adanya implementasi fitur haptic feedback dan adaptive trigger kepada para pemain PlayStation 5 yang memainkan eFootball menggunakan DualSense.

Sayangnya Konami masih belum memiliki tanggal rilis pasti untuk game eFootball ini. Mengingat game-nya kini beralih menjadi game-as-service maka kemungkinan besar game ini tidak akan memiliki fitur lengkap saat dirilis, namun berbagai fitur baru akan disuntikkan sebagai update di masa depan.

Konami menjanjikan bahwa eFootball ini nantinya akan tersedia di hampir semua platform mulai PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan bahkan untuk Android serta iOS.

EA Akhirnya Pastikan Bahwa Skate 4 Juga Akan Masuk ke PC

Kabar gembira bagi para pecinta game olahraga ekstrim di platform PC. Karena akhirnya seri game skateboard populer milik EA, Skate, dikonfirmasi akan masuk juga ke PC. Tentunya hal ini menjadi yang pertama bagi Skate, mengingat ketiga game sebelumnya dirilis eksklusif hanya untuk Playstation 3 dan Xbox 360 saja.

Seri Skate memang telah cukup lama vakum kurang lebih 10 tahun sejak Skate 3 terakhir dirilis pada 2010 lalu. Untungnya pada 2020, EA memberikan kejutan dengan mengumumkan bahwa mereka akan menghidupkan kembali seri ini bersama dengan kreator aslinya yang kini bekerja di studio baru bernama Full Circle.

Satu tahun berlalu tanpa adanya informasi baru, pihak pengembang Skate menegaskan bahwa mereka tengah sibuk mengerjakan game tersebut dan harus melewatkan berbagai event peluncuran seperti EA Play Live 2021 lalu. Namun akhirnya pihak pengembang kini memberikan informasi penting terkait pengembangan game-nya.

Lewat cuitan di akun Twitter-nya, Skate mengonfirmasi bahwa mereka juga akan membawa game baru mereka ke platform PC. Dalam cuitan tersebut, ditampilkan juga rekaman seorang skateboarder yang bermain di jalanan dan melakukan beberapa trik, sebelum akhirnya melakukan kick-flip melewati sebuah monitor tabung kuno yang menampilan animasi logo Skate.

Sayangnya, hanya itu saja yang disampaikan oleh pengembang tersebut. Namun mengingat proyek Skate ini memang baru diumumkan tahun lalu, kelihatannya para pengembang memang masih membutuhkan waktu lebih untuk mempersiapkan game-nya sampai benar-benar siap ditampilkan ke publik.

Di lain tempat, ternyata studio Full Circle telah menunjukkan game, atau setidaknya progres game yang telah mereka kerjakan kepada beberapa orang. Orang-orang terpilih tersebut memberikan reaksi positif terhadap dunia open-world yang diusung dan juga memuji animasi gerakan karakter dalam game-nya saat melakukan trik.

Semua hal tersebut dirangkum ke dalam video berjudul “We’re Working On it” yang dirilis bulan lalu di Youtube. Sayangnya, dalam video tersebut tetap tidak dimunculkan tampilan dari game-nya. Tetapi setidaknya, Studio Full Circle menunjukkan proses motion-capture yang dilakukan untuk membuat animasi bermain skateboard-nya lebih realistis di game barunya ini. Pada akhirya, sepertinya para fans memang harus ekstra bersabar untuk menunggu hingga game-nya dirilis nanti.

DokeV, Game Open World Penuh Warna Baru dari Pearl Abyss

Bagaimana jadinya bila dunia Pokemon bergabung dengan karakter Splatoon, dan ditambah dengan sentuhan budaya Korea? Mungkin DokeV ini adalah jawabannya. Game terbaru dari Pearl Abyss yang diumumkan pada gelaran Gamescom ini langsung menarik perhatian banyak gamer.

Developer dari Black Dessert ini seakan mengambil arah visual yang sangat berlawanan dengan game mereka sebelumnya. Dengan desain karakter kartun namun dunia yang realistis, serta animasi serta efek visual ala anime, membuat DokeV tampil unik dan berbeda dari game-game lainnya.

Lewat trailer terbarunya, DokeV dengan percaya diri menunjukkan gameplay-nya yang ceria namun juga penuh ledakan. Trailer-nya juga mayoritas berfokus kepada sang karakter utama yang menjelajahi dunianya menggunakan skateboard, paraglider, jet ski, dan bahkan mobil mainan. Dunia yang ditawarkan dalam game ini juga cukup bervariasi. Mulai dari perkotaan padat ala kota-kota di Korea hingga pegunungan dan alam liar.

Untuk gameplay-nya, DokeV mengadaptasi premis dari Pokemon yang meminta para pemain untuk mengoleksi mahluk-mahluk bernama Dokebi, mahluk legendaris yang berasal dari mitologi dan cerita rakyat Korea. Dokebi yang berhasil dikoleksi oleh pemain akan memberikat kekuatan unik.

Dalam videonya juga diperlihatkan beberapa variasi seperti serangan palu raksasa, pistol air, walkie talkie, penyedot debu, bola granat, busur pelangi dengan panah yang dapat meledak, hingga topi sulap yang mengeluarkan hujan konfeti. Dari apa yang terlihat di video, para pemain nantinya juga dapat berganti-ganti senjata saat bertempur melawan monster.

Sayangnya, terlepas dari trailer yang sudah cukup meyakinkan tersebut, Pearl Abyss masih dalam tahap pengembangan untuk DokeV. Masih belum ada tanggal rilis pasti dari game ini ataupun platform apa saja yang akan dituju. Pearl Abyss bahkan menjelaskan bahwa konten yang mereka tunjukkan masih dapat berubah selama pengembangan.

Selain itu melihat dari trailer gameplay yang diperlihatkan. Dengan semua visualisasi realistis yang diusung, serta beragam efek visual yang muncul saat melakukan serangan, DokeV sepertinya akan menjadi game dengan kebutuhan hardware yang cukup tinggi. Meski memang, Pearl Abyss juga belum mengumumkan spesifikasi minimumnya untuk PC.

Saints Row Reboot Akhirnya Diumumkan dan Terlihat Lebih Modern

Seperti yang telah kami kabarkan sebelumnya bahwa Saints Row akan mendapatkan reboot pada gelaran Gamescom. Dan kelihatannya Deep Silver memenuhi janjinya dengan menunjukkan cukup banyak hal pada pengumuman perdananya.

Lewat trailer perkenalannnya, Volition langsung memberikan sebuah rasa yang benar-benar berbeda dari Saints Row sebelumnya. Chief Creative Officer dari Volition juga menjelaskan bahwa mereka memang memutuskan untuk membawa kembali seri Saints Row kepada akarnya.

“Jadi, dengan serinya yang kini di-reboot, game-nya akan memiliki cerita yang benar-benar baru. Game ini tidak akan terhubung ke cerita game-game Saints Row yang sebelumnya kami kerjakan,” ungkap Boone.

Perbedaan tersebut memang terlihat jelas di trailer perdananya yang seakan benar-benar berusaha lepas dari keempat seri originalnya. Voilition membangun ulang cerita untuk seri reboot ini dengan karakter-karakter baru. Pemain tetap akan menjadi bos untuk 3rd Street Saints.

Namun latar belakang ceritanya kini diubah dan dibuat lebih modern. Alih-alih menjadi geng kriminal, tim Anda akan memiliki usaha bisnis yang menjurus ke praktek kriminal — semacam perusahaan startup namun terkait dengan banyak hal ilegal.

Karena sudah terlanjur terjun, akhirnya pemain dan juga timnya akan berusaha untuk mengambil alih kontrol kota Santo Ileso dengan melawan geng lain yang menguasai berbagai area seperti Los Panteros, The Idols, dan Marshall.

Karakter yang muncul di game-nya benar-benar baru (Image Credit: Deep Silver)

Selain cerita, karakter-karakter pendukung terutama para letnan sekaligus teman satu tim juga mendapat pembaruan yang tidak terkait sama sekali dengan cerita Saints Row sebelumnya. Desain para karakter pendukungnya pun kini diubah menyesuaikan dengan tema besarnya.

Meskipun mengambil cerita dan karakter-karakter yang tidak terkait, namun Boon mengungkapkan bahwa timnya akan memberikan beberapa referensi dari game-game mereka sebelumnya. Selebihnya game ini akan benar-benar baru dari berbagai aspek.

Saints Row reboot ini direncanakan rilis pada 25 Februari 2022 mendatang untuk berbagai platform seperti PC, PS5, PS4, Xbox Series X|S, dan juga Xbox One.

Modder Fallout: London Kini Direkrut Bethesda

Kemampuan komunitas modder saat ini memang terus menunjukkan perkembangan yang impresif. Beberapa modder bahkan dapat membuat sebuah game baru dari game yang sudah ada, seperti apa yang terjadi pada mod Fallout: London.

Mod ini mengubah hampir seluruh game Fallout 4 menjadi sebuah game Fallout baru yang berlatar di London, Inggris. Dan tidak hanya dunianya saja yang berubah, namun juga cerita baru yang diusung.

Bahkan Bethesda dikabarkan cukup terkesan dengan proyek mod berukuran DLC ini. Sehingga, mereka memutuskan untuk merekrut penulis dari mod Fallout: London ini untuk bergabung. Berita tersebut bahkan diumumkan juga oleh akun Twitter dari Fallout: England.

Dalam cuitan yang berisi screenshot dari postingan panjang di Discord tersebut sang pengembang menjelaskan kepergian Kepala Penulis mereka, Stephanie Zachariadis kini menuju Bethesda. Mereka memberikan dukungan kepada Stephanie dan berharap dirinya mampu memberikan cerita dan misi inovatif yang dilakukannya untuk Fallout: London saat di Bethesda nanti.

“Stephanie telah menjadi pilar penting bagi tim dan telah membantu menciptakan cerita utama yang fantastis dan menarik, sekaligus dialog yang kami rasa akan sangat Anda nikmati, dan kami tahu bahwa dia akan membawa bakat tersebut ke Bethesda dan Todd Howard (salah satu petinggi di Bethesda),” ungkap tim Fallout England.

Pihak pengembang Fallout: London juga menginformasikan kepada para fans untuk tidak perlu khawatir terhadap proses pengembangan mod ini karena Stephanie telah menyelesaikan penuh cerita dari Fallout: London. Sehingga penulis baru yang nantinya akan bergabung pun akan meneruskan sisa pekerjaan Stephanie sebelumnya, tanpa mengubah cerita atau misi yang sudah dibuat.

Fallout: London sendiri masih berada dalam tahap pengembangan, dengan progres yang terus diinformasikan kepada para fans lewat postingan di Twitter maupun video update mereka di YouTube.

Dalam update terakhirnya, mereka menunjukkan perkembangan dari kota London yang akan menjadi tempat bertualang para pemain nanti. Kemudian mereka mengenalkan monster-monster baru yang akan menghuni game-nya.

Begitu juga sistem cuaca baru yang diklaim akan memberi pengalaman baru. Lengkap dengan cuaca baru seperti hujan asam yang dijanjikan akan ditunjukkan pada video update berikutnya. Terakhir, tim Fallout London juga menunjukkan beberapa musik baru yang akan menjadi soundtrack game-nya.

Anti-Cheat Terbaru COD: Warzone Dikabarkan Efektif Menghalau Para Cheater

Permasalahan utama yang lumrah dihadapi oleh game-game free-to-play adalah para cheater yang membuat permainan menjadi tidak menyenangkan. Game battle-royale di universe Call of Duty yaitu Warzone juga tidak lepas dari hal tersebut.

Namun pengembang Raven Software sepertinya kini telah berhasil membuat sistem anti-cheat yang efektif untuk menghalau para hacker dan cheater untuk masuk ke dalam Warzone. Raven dan Activision memang telah berusaha keras mencari cara untuk memerangi para hacker yang jumlahnya terus bertambah dengan cepat.

Dan akhirnya kerja keras tersebut terbayar. Karena, menurut pengakuan dari beberapa orang yang mengaku sebagai hacker dari COD: Warzone, sistem anti-cheat yang baru mampu memblokir hardware dan menghalau para hacker untuk beraksi kembali menggunakan akun baru.

Sistem anti-cheat terbaru ini mulai diimplementasikan mulai 11 Agustus lalu. Hasilnya, ada lebih dari 50.000 akun yang berhasil di-ban. Raven Software juga mengatakan lewat cuitannya di Twitter bahwa mereka mendengarkan komplain para pemain tentang keberadaan para hacker ini dan berjanji akan mengabarkan perkembangan situasinya.

Pengembangan sistem ban-hardware terbaru ini kemungkinan besar adalah hasil dari para streamer besar yang memilih untuk memboikot Warzone karena banyaknya cheater yang berkeliaran. Begitu juga para fans yang ikut mengingatkan bahwa para cheater ini sebelumnya cukup mudah untuk kembali hanya dengan membuat akun baru.

Meskipun sistem anti cheat baru ini terbilang cukup sukses untuk menghalau para cheater, namun tidak sedikit fans yang menganggap bahwa Raven dan Activision terlambat untuk mengimplementasikan sistem ban hardware ini. Pasalnya, sudah terlalu banyak pemain yang beralih dari Warzone termasuk para streamer ternama seperti NICKMERCS, Courage, TimTheTatMan, dll.

Call of Duty Warzone memang dikabarkan telah berhasil tembus 100 juta orang pada bulan April lalu. Namun jumlah tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah cheater yang semakin banyak. Semoga saja dengan sistem anti cheat terbaru yang diimplementasikan ini efektif untuk waktu yang lama sehingga para pemain lama bisa kembali ke Warzone dengan tenang.

Apalagi Warzone baru saja memasuki musim kelimanya pada pertengahan Agustus lalu yang akan membawa berbagai hal baru termasuk Battle Pass, senjata, Perks, dan Gulag baru.